𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟔𝟖 ~ 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝟒: 𝐑𝐈𝐳𝐚𝐥 𝐀𝐧𝐚𝐤 𝐊𝐞𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚

 


 "Ada apa dengan matanya Maaa....? Koq keliatannya sembab kayak abis nangis...? Trus kantung mata Mama koq gelap banget....??

Gak apa-apa koq.. semalam Mama susah tidur, jadi mungkin ini akibat kurang tidur Senn..." jawab Mama lesu. Hari ini Mama kelihatan tidak bersemangat seperti kemaran. Kalau berdasarkan pantauan kameraku, Mama semalaman memang kurang tidur akibat menangis. Mama harus mencoba merelakan Pak Hafiz untuk pergi mengejar tante LieFen yang adalah saudara Papa.

"Masa sih Maa...?? Pasti Mama menangis..." tudingku.

"Gak koq Sennn... Mama baik-baik saja...."

"Maafin aku kalau sudah bikin Mama sedih.." kataku.

"Bukan salah lu koq Sennn.... beneran bukan..." ucap Mama.

"Terus salah siapa...? ini pertanyaan menjebak dariku.

"Hmm.. bukan salah siapa-siapa juga..." jawab Mama

"Berarti beneran ada yang salah sampai bikin Mama menangis.... ayo dong ceritain ke aku... dulu kan Mama suka curhat sama aku...koq sekarang Mama jadi tertutup sama aku..." desakku. Setelah Mama terdiam sejenak baru dia mau cerita.

"Mungkin semua ini salahku... Mama terlalu terbawa perasaan hingga membuat aku menyakiti diri sendiri..." ucap Mama sedih.

"Maksudnya apa Maaa...?? Siapa yang bikin Mama terbawa perasaan..? Apakah Pak Hafiz...??

"Hmmm... iya Sennn.... Mama yang terlalu hanyut dalam perasaan suka dengan dia.... Mama benar-benar gak tahu diri..harusnya Mama tahu kalau sudah bersuami tidak mungkin bisa menjalin hubungan dengan lelaki lain... ini salahku sendiri.... hiks...hiksss...."

"jangan salahkan diri sendiri Maaa... Mama bisa terbawa perasaan karena Mama sebenarnya sedang kesepian.... Mama butuh seseorang yang menemani...." ujarku.

"Bener katamu Sennn... Mama butuh seseorang untuk berbagi... Mama cepek hidup sendirian di kamar.. tidak tahu mau bicara sama siapa... tadinya Mama gak mau juga cerita perasaan ini ke elu Senn... tapi karena Mama kesepian pengen cerita makanya Mama ceritain biar hati Mama merasa lega..." tegas Mama.

"Kalau kesepian...Gimana kalau Mama pergi mencari Papa...?! tawarku

"Lu kayak gak tahu sifat Papa mu... selalu suka menyalahkan Mama... kalau bicara pasti selalu bertengkar... lagipula di sini siapa yang merawat kalian... pergi menyusul Papa ke luar kota bukan solusi yang baik Sennn....." alasan Mama.

"Ehm.. Papa yang mana nih Maaa....?? Yang di luar kota kan bukan Papa kandungku..." sindirku.

"Sennn... lu kan gak punya Papa kandung lagi... anggap saja Papamu yang di luar kota...." ucap Mama

"Siapa bilang aku udah gak punya Papa kandung.... Papa kandungku ada di dalam kota ini koq...." kataku.

"Bicara apa lu Sennn... Mama kan udah pernah bilang sama lu... Papa kandung lu udah meninggal akibat kecelakaan Bus...." ucap Mama.

"Tapi dia selamat Maaaa.... bang anwar selamat dari kecelakaan... dia masih hidup...." ucapku.

"jangan bicara mengada-ada... Papa kandung lu udah tiada..."

"Coba Mama liat hape ku... ini kan Papa Kandungku...??? ku tunjukkan foto bang Anwar kepada Mama bahkan sekalian kukirimkan ke WA Mama.

"Rasanya mirip sih... tapi fotonya gelap banget gak jelas keliatan wajahnya... mungkin lu salah orang...."

"Gak mungkin salah Maaa.... ini orang namanya bang Anwar... kalau Mama gak yakin gimana kalau besok kita jumpai dia untuk memastikan..." tawarku.

"Gak bisa Sennn... nanti sore Papa pulang dari luar kota... kita gak bisa kemana-mana... sebaiknya jangan cari kerjaan... tidak mungkin itu bang Anwar...foto itu cuma orang yang mirip saja...." tolak Mama

Sore harinya, Papa beneran pulang dari luar kota dan membawa sesuatu buat kami semua dan aku dibelikan i-pad terbaru. Sepanjang obrolan makan malam, Mama tidak banyak bersuara kebanyakan memilih diam. Kebanyakan hanya Papa ngobrol dengan ci Elena dan ci Ayen yang membahas soal perkembangan bisnis oli. Terlihat Mama masih tampak murung di tengah berkumpul seluruh anggota keluarga.

Malam hari aku memantau kondisi dalam kamar orangtua ku dari layar hape ku. Mama sedang sendiri bermain hape di ranjang, sedangkan Papa masih di ruang tamu menonton siaran berita. Satu jam kemudian, Papa masuk ke kamar sedangkan Mama sudah bersiap ingin tidur. Setelah Papa naik ke ranjang, Papa mendekati Mama yang posisi tidurnya membelakangi Papa. Dari belakang tangan Papa memeluk Mama di balik selimut.

"Hmm.. jangan Fukk....Aku lagi capek...." tolak Mama.

"Ayo laa.... kita kan sudah lama gak gituan..." ajak Papa

"Tapi aku sedang capek Fukk... besok-besok saja yaaa...." tolak Mama lagi.

"Lu kan seharian di rumah capek apa sihhh....?? tanya Papa

"Ngurus rumah tangga lu pikir gak capek apa...." balas Mama

"Manja kali lu Linggg.... baru ngurus rumah aja lu bilang cepek...." ujar Papa

"Lu coba kerjai sendiri loo.... biar lu tahu gimana rasanya...." ucap Mama mulai ngambek.

"Lu bicara apa sihhh....?? Itu memang kerja lu sebagai istri... suami itu cari uang bukan cari kerjaan di dapur....!!! " balas Papa kesal.

"Suami juga harus tahu kesusahan istri... bukan cuma sibuk cari uang...!!!" balas Mama

"Susah apa lu Ling...?! Kurang apa lagi hidup lu....?!?! Belum puas lu tinggal di sini...?? ucap Papa makin kesal.

"Jadi lu mau apa Fukkk...??!

"Sudah..!!! Jangan banyak capak luu... cepat buka saja baju luu... aku lagi pengen....!! ucap Papa memaksa.

Mama pasrah membiarkan Papa mengerayangi tubuhnya, hingga menelanjangi dirinya. Dengan terbawa nafsu dan kemarahan, Papa mengenjot Mama dengan semangat yang mengebu-gebu.

"Aaaahh...aaahhh...aaaahhh....!!! desah Papa melepaskan birahinya sedangkan Mama menoleh ke arah lain tidak mau melihat wajah Papa.

Tidak sampai 5 menit, "Aaaaaaggghhh......Cukuppp ... aku sudah puasss....!!! Baru segitu aja sudah dibilang capek...!!! ucap Papa setelah ejakulasi sedangkan Mama kembali tidur dengan posisi membelakangi Papa.

Pantauanku terus berlanjut setiap hari. Di malam berikutnya, Papa sudah tidak minta jatah lagi. Sejak malam perpisahan dengan Pak Hafiz, keceriaan Mama telah hilang. Wajahnya sering cemberut. Seterusnya malam berganti malam, Mama semakin uring-uringan di atas ranjang. Suatu malam setelah Papa tidur aku melihat Mama malam-malam keluar kamar. Kutunggu sekitar 15 menit, Mama masih belum kembali ke kamarnya. Kuganti ke chanel lain, tidak kelihatan Mama di mana. Karena penasaran, aku keluar dari kamarku mencari dimana keberadaan Mama.

"Hmmm....aaahhh....aaaaahhh.....hmmmm....!!! itu suara desah Mama, setelah kucari ternyata suara itu berasal dari kamar mandi bawah. Kupanjat sedikit mengintip dari jendela kecil ventilasi ternyata Mama sedang colmek di kamar mandi. Dia duduk di sisi bak mandi dengan satu kaki terangkat membuka lebar selangkangannya, dan memainkan jarinya dalam vaginanya. Sementara tangannya yang lain meremas payudaranya sendiri. Kasihan sekali Mama yang sedang membutuhkan penyaluran birahi tapi diabaikan oleh Papa. Aaaaaaahhhhh.....aaaahhhhhh...!!! Setelah Mama puas, Mamapun kembali ke kamarnya.

Pagi harinya suasana rumah sangat sepi. Papa sudah berangkat ke gudang bersama ci Elena dan ci Ayen. Sedangkan ci Velin nginap di rumah nenek selama liburan sekolah. Tinggal aku dan Mama yang ada di rumah. Itupun Mama kebanyakan di dalam kamar setelah mengerjakan rutinitas kerjaan rumah tangga.

Kupantau Mama yang sedang di dalam kamar ternyata Mama sedang menangis sendiri. Sebagai anak, aku tidak mungkin tinggal diam. Kuhampiri Mama ke kamarnya, kuketuk pintu kamar Mama dan Mama membuka pintu kamarnya. Kulihat mata sayu Mama setelah mengusap air matanya.

"Mama kenapa maaa.....??? Mama menangis ya...?? tanyaku.

"Gak koq Sennn... Mama baik-baik saja...." ucap Mama dengan isak tangisnya sambil berjalan masuk ke dalam. Akupun mengikuti Mama dan duduk di tepi ranjang bersama Mama.

"Udah jelas Mama menangis masih bilang baik-baik.... ada apa sih Maaa....??? tanyaku.

"Mama gak tahu harus bagaimana Sennn...." jawab Mama singkat.

"Bagaimana apanya Maaa....?? tanyaku bingung dengan jawaban Mama.

"Mama sudah lihat dengan seksama foto yang lu kirim... maka tahu itu foto bang Anwar... satu sisi Mama pengen ketemu dia... tapi di sisi lain Mama tidak seharusnya menemui dia...." jawab Mama.

"Loh... kenapa gak mau bertemu dengan bang Anwar...?? Apa salahnya..?? tanyaku.

"Hubungan Mama terhadap Mas Hafiz baru saja memberi Mama pelajaran kalau seharusnya Mama tidak perlu terlalu menaruh perasaan padanya.... Jadi apa gunanya aku bertemu bang Anwar...? Emangnya setelah ketemu mau apa...?? Sekarang Mama masih punya suami lo Sennn... Mama juga seharusnya tidak perlu menaruh perasaan Mama terhadap bang Anwar... biarlah itu hanya menjadi masa lalu dan tidak perlu mengulang kesalahan yang sama....!!! tegas Mama dalam kesedihannya.

Tiba-tiba Mama yang mengenakan daster berdiri menghadapku. Mama melepaskan dasternya, ternyata Mama tidak memakin bra dan celana dalam. Kini Mama telanjang bulat berdiri di hadapanku.

"Mama mau apa Maaaa....?? tanyaku terkejut.

"Sejak lu bilang ketemu dengan bang Anwar, Mama sering melihat foto yang lu kirim ke WA mama... tiap malam Mama membayangkan masa-masa dimana Mama bersetubuh dengan bang Anwar.. kepuasan yang tidak bisa Mama dapatkan dari suami Mama..." ucap Mama sambil jongkok didepanku lalu mempelorotkan celana dan kolorku. Kontolku yang masih setengah berdiri digenggam Mama dan dikocok-kocok hingga berdiri sempurna. Mama naik ke atasku dan mengarahkan kontolku kedalam memeknya yang ternyata sudah basah.

"Aaaaaaaaaaaaahhhhh Seeennnn....!!! Kontol lu mirip sekali dengan punya bang Anwarrrr.... ssssshhh.....aaaahhh....ssshhhh....aaahhhh.....!!! rintih Mama mulai bergoyang mengosok kontolku dengan memeknya yang seret. Rasa digenjot Mama memang nikmat. Aku yakin Pak Hafiz sudah merasakan sensasi ini sehingga tidak heran dia sampai jatuh cinta dengan Mama. Wajah oriental Mama yang penuh birahi sangat menggoda setiap lelaki yang sedang bersetubuh dengannya. Lelaki manapun akan semakin terangsang gairahnya bila melihat wajah liar Mama yang terbakar oleh nafsunya. Mama memang mempunyai gejolak nafsu amat besar yang selalu butuh tempat untuk disalurkan. Lelaki lemah seperti Papa tidak akan sanggup memuaskan Mama yang selalu minta dipuaskan.

Tubuh Mama yang masih putih mulus terawat membuat bukan hanya lelaki sebayanya, lelaki yang lebih muda seperti akupun akan terpikat oleh keindahan tubuh Mama. Ah Mama, goyanganmu yang binal sungguh membangkitkan nafsu kelelakianku, engkau memang wanita dambaan setiap lelaki.

"Aaaaaahhh... bangggg..... banggg Anwarrrr.... nikmattt bangggg.....!!! erang Mama mejamkan mata memanggil nama Bang Anwar. Mama sedang membayangkan dirinya bersetubuh dengan Bang Anwar.

"Aaaahhh bangggg....aku rindu pada mu bangggg.... aaahhh....aaaahhhhh....!!!! goyangan pinggul Mama semakin kencang, "AAAAARRRRGGGHHHH......!!!!" hingga Mama mencapai puncak birahi yang selalu didambakannya selama ini.

"Aaaaaahhhh....abanggggg sayangggg.....nikmatttt bangggg....aaaahhhh....!!! erang Mama manja memeluk tubuhku dengan nafas tersengal-sengal.

"Maaaaa... ayo kita ketemu dengan bang Anwarrrr..." tawarku dan Mama tidak menjawab untuk beberapa saat. Mungkin dia sedang berpikir sesuatu yang berat.

"Tidak Sennnn....!!! jawab Mama dan aku heran kenapa Mama menolak.

"Kenapa Maaaa....???

"Banggg Anwar pasti sudah punya istri... Mama tidak mau mengganggu rumah tangga orang...." ucap Mama dengan intonasi datar.

"Gak Maaaaa.... yang aku dengar saat ini bang Anwar sudah cerai dengan istrinya... dan sekarang dia tinggal sendirian di rumah kontrakan...." jelasku dan Mama terdiam sejenak.

"Tidak Sennn... kalau bang Anwar tidak beristri lagi... kenapa dia tidak datang mencariku... pasti dia sudah tidak mencintai Mama lagii...." jawab Mama seakan putus harapan. Akupun mulai putus asa untuk mempertemukan Mama dengan bang Anwar.

"Maaaaa....!!!

"Bolehkah Mama bertemu dengan bang Anwar demi aku...?? Aku ingin melihat Mama bertemu Papa kandungku...meski hanya sekali saja... apakah seumur hidupku aku tidak punya kesempatan merasakan kehadiran Papa kandung.....?? tega sekali Mama padaku...." kataku hampir putus asa.

"Hiksss....hiksss.... maafin Mama sayanggggg.... maafin Mamaaa yang terlalu egois...." tangis Mama memelukku erat dengan tubuh telanjangnya.

"Gak apa Maaaa... aku berusaha mengerti perasaan Mama..." ucapku

"Baiklah Sennn... besok siang saja ya kita cari Papa kandungmu...." janji Mama.

"Terimakasih Maaaa.... "

"Maaaa... aku belum keluar nih... Mama masih kuatt... ??? Tanyaku.

"Aduh kasihan lu... sini sayanggg lu di atas genjot Mama..." ajak Mama berbalik posisi pindah ke bawahku.

"Ayooo sayangggg... tunjukkan kejantanan lu kayak Papa kandung mu.... " Mama menyemangati.

"Aaaaahhhh.....bagusss sayangggg.... terus Sennn..... aaaahhhh....nikmat sayanggggg...... !!! Desah Mama saat kugenjot dengan batangku.

"Aaahhhhh... penis lu enakkk sekalii sayanggg.... aaaaahhh.... aaaahhh..... andai Mama punya suami punya penis enak begini... aaaaahhh....aaaahhhh.....!!! Celoteh Mama.

"Udahhh Maaaa.... jangan banyak omong... nikmati aja..... aaahhh....aaahhh... memek Mama juga enakkkk.... pantes banyak laki pribumi kampung sini buka ngentot mama... aaahhh....aahhh...!! ledekku.

"Termasukk lu kann Sennn.... aaahhh...aaahhh...." balas Mama tersenyum meledakku sambil mendesah nikmat oleh ulah kontolku.

"Jadii Mama akui aku cowok pribumi kannn Maaaa....." ucapku

"Di keluarga ini lu memang paling unikkk sayanggg..... kulit lu gak putih kayak kami... burung lu juga besar banget bikin sesak punya Mama... terus panjang nya kayak mau nyentuh rahim, beda sekali dengan punya suami Mama.... lu itu bener-benar anakkk pribumii kesayangannn Mama Sennnn.....aaahhh...enakkkk punyaaaa lu sayangggg.....aaaahhh.....!!!

"Kalooo aku anak pribumiii.... jangannn pangggill nama yang diberii suami Mama donggg..... panggill aku Rizaaalll.... ahhh Maaaaa....memek Mama nyedott kontol Izaaallll.....uhhh..uuhhh...!!!

"Aaaahhh yaaaahhhhh Izaalll sayanggggg.... Mama mauuu keluarrr laggggiii aaaahhh....aaaahhhh.....lu udahhh belommm....?!!

"Belomm Maaaa... bentarrr lagggiiii Maaaaa....aaahh...aaahh....!!!

"Lu kuat bangett sayangggg....aaahhh....aaaahhh...cepetannn donggg Mama gak kuat lagggiii.....!!!! Ucap Mama mengeleng- gelengkan kepalanya menahan ujung klimaksnya.

"Iyaaaa Maaaaa.....Izalll usahakannn....aaahhh....aaahhhh.....tahnnn sebentarrr....!!! Kugenjot Mama makin cepat supaya aku segera ejakulasi.

"Aaaaaaaahhhh...!!! Mama gakkk tahan lagiii....Aaaaahhhhh...aaahhhh.....!!! Bukannya aku yang ejakulasi, malah Mama yang keluar duluan sampai sekujur tubuh Mama kejang-kejang.

"Aaaaaahhh sayangggg..... lu udah keluar belom...?? tanya Mama nafasnya tersengal-sengal.

"Belum Maaaa... belummm...." jawabku singkat.

"Aduuuuhh sayangggg.... kuat banget kamunyaaa.... Mama udah gak kuat sayangggg..." ucap Mama kelelahan.

"Sebentar lagii mau nyampeee... biar cepat nyampeee Izalll tusuk lubang anus Mama yaaaa.... Izal belum pernah soalnyaaa....." pintaku.

"Jangannnn sayangggg.... pasti gak muaaat... soalnya punya lu terlalu besarrrr..... jangaaannn sayangggg....!!! Mama terkejut mendengar permintaanku. Tapi aku tidak peduli dengan penolakan Mama lagi. Kubalik tubuh Mama dengan paksa lalu kusuruh Mama nungging.

"Cepat Mama nungginggg....!! perintahku.

"Aduhhh sayanggg.... ternyata lu berani kasar sama Mama... jangannnn sayangggg....!!! tolak Mama tapi kupegang kuat pinggang Mama dengan kedua tanganku lalu kutarik agar pantatnya nungging.

"Tolong sayannggg jangannn di situuu... jangaaannnnn....!!!

Kulebarkan lipatan pantat Mama agar keliatan lubang anusnya, kemudian kulasakkan kontolku pelan-pelan agar menembus lubang itu.

"AAAARRRRGGGGHHHH.....sakittt sayanggg...sssshhh....sssshhh....aaaahhhhh ampunnnn ..***kkk muasss.....aaaaarrrrgh sakiittt sayangggg.......AAAARRRGGGH...!!! jeritan Mama sambil mengeleng kepala saat detik-detik kontolku melasak masuk ke lubang anusnya sampai kandas.

"Ooohhh sayaaanngggg....lu kasarrr sekalii.....bener-benar anak Fankui..." maki Mama memakai kata Fankui alias pribumi. Kata dialek yang biasa kami gunakan untuk memanggil orang pribumi. Buat aku yang mengerti bahasa itu terkesan kasar dalam pendengaranku.

"Mama...koq Mama rasis banget sebut-sebut aku Fankui....?! Rasaain kontol Fankui yang Mama ejak itu....uuuhh...uuuhhh....uuuhhh...!! ucapku dengan sinis pada Mama dengan perasaan sedikit tersinggung.

"Aaaah aaaahhh.... Mama memang rasis tapi cuma berani rasis sama lu ajaaaaa.....aaaahhh....aaahhhh....!!!

"Aaaarrrrggghhhh...!!! Sakitttt sayangggg....aaaarrrggghhh....!!!! Mama merintih kesakitan saat kusodok dengan sentakan sekuat tenagaku. Rasis nya Mama membuatku semakin terbawa emosi ingin menusuk pantat Mama dengan kasar.

"Enakkk kontol Fankui Maaa.....??? Uuuuhhh....uuuhhh....!!! sindirku sembari terus menyodok pantat Mama.

"Aaaarrrgghh...Sakiittt sayanggggg.... pelan-pelaaannn dongggg....aaaaahhh...aaaahhhh....!!!

"Baiklahhh Maaaaa.... kalau begini gimana rasanya...?! kupelankan sodokanku dengan ritme yang stabil.

"Plok...plok...plokk...." terdengar suara tepukan perutku dan pantat Mama.

"Plookk...plookk....plokkkk....prooottt...prrroottt....."

"Aaaahhh...ssshhhh.....aaahhh...ssshhh....aaahhh....aaahhh...hhmmm....mmmm...!!! Perlahan intonasi suara Mama melemah dari erangan menjadi desahan.

"Jujur cara lu main beneran kasar kayak Fankui sayangg.... lu kayak cuma numpang lahir di rahim Mama tapi asli lu anak pribumi... aaahhh...aaahhh.... sumpahhh mulai hari ini Mama gak mau lagi panggil lu Asen...!!! ucap Mama.

"Bagusss Maaaa....bagussss....akupun lebih senang dipanggil Rizall... rasainnn kontol pribumi Izalll...uuuhhh....uuuhhh....!!! ucapku semakin garang menyodok bool Mama.

Gairahku hampir mencapai puncak dan tidak lagi peduli dengan apa yang diucapkan Mama. Kubiarkan saja Mama bergumam sendiri. Kini kedua tanganku memegang pinggang Mama, berkonsentrasi menyodok Mama sedapat-dapatnya agar birahiku dapat tuntas tersalurkan.

Aaaaahhh....aaaahhhh....aaaahh... !!! Mama sudah mulai terbiasa dengan kontolku melasak dalam rongga anusnya. Malah kurasakan bulatan pantat Mama malah melawan arah sodokanku.

Aaaaaarrhhhggg Maaaaa..... !! Kontolku memuntahkan sperma kedalam lubang anus Mama sampai penuh hingga meleleh keluar.

"Hanget banget mani lu Zaaalll...." ucap Mama tapi tidak kurespon karena aku masih ngos-ngosan pasca ejakulasi.

Zaaalll.. mama merasa lu makin matang dalam bercinta.... kelak wanita yang lu nikahi pasti bahagia punya suami yang perkasa kayak Izall...." ujar Mama.

"Maaaaa... karena Mama sudah terbuka sama Izal dan menyanggupi permintaanku... aku juga mau terbuka sama Mama kalau aku sebenarnya sudah punya pacar... " aku mengaku.

"Pacar lu si Fitri kan... teman Velin yang berjilbab itu..." dugaan Mama.

"Oh bukan Maaa... aku udah putus sama Fitri... sekarang aku jalan sama cewek yang namanya Sherly..." ucapku.

"Sherly..?!?! Orang suku apa dia ?? Pribumi atau Tionghoa Zalll....??? Tanya Mama penasaran.

"Dia Tionghoa Maaaa.... nih foto nya...." kutunjukkan foto Sherly dari Hape ku.

"Wah....cantik sekali pacar lu....Beruntung sekali Sherly ini bisa pacaran sama kamu Zalll.....Mama turut senang kelak punya menantu yang cantik begini...hehehe..." ledek Mama.

"Oalah Maaa... jauh bener ngomong nya sampe menantu segala... aku pacaran sama Sherly aja belum ampe sebulan...hahahaha....!!

"Zallll... kenapa lu milih pacar yang Tionghoa..bukannya yang pribumi...??? Tanya Mama.

"Aku sih maunya nyari pacar yang mirip sama Mama... mirip cantiknya... mirip pinter masak... juga mirip besar banget nafsunya... hehehehe...."

"Dasar lu....!!! Wanita Tionghoa memang naturnya punya nafsu besar...... kalo gitu berarti lu udah pernah tidur sama dia dongg...?? Tanya Mama.

"Pernah dong Maaaa.... cewek yang cantiknya mirip Mama gak tahan kalau gak diapa-apain...hahahaha...!!

"Dasar genit lu Zalll...!! Ucap Mama sembari aku dicubit: "Aduh Maaa... sakittt tahuu...!!! Jeritku.

Shhh...!! Udah Zaaalll.... cepatan kita bersih-bersih...udah sore nih... bentar lagi Papa udah mau pulang...." ucap Mama bergegas membenahi diri dan tempat tidur yang berantakan setelah persetubuhan kami.

Aku segera pergi Mandi di kamar mandi lantai atas karena yang paling dekat dengan kamar ku maupun kamar Mama.

"Tok....tokk...Zaaalll...!!! Mama mengetuk pintu kamar mandiku. Karena aku sudah telanjang, kubuka sedikit mengintip keluar untuk bicara sama Mama.

"Lu udah belom mandinya...?? Cepatan dongg... keburu Papa pulang... Mama masih mau mandi..." sahut Mama di depan pintu kamar mandiku.

"Mandi aja di kamar mandi bawah..." saranku.

"Saluran kamar mandi yang di bawah sedang tumpat... sementara gak bisa dipakai sampai nanti Papa pulang mau perbaiki katanya..."

"Tunggu sebentar deh Maa...."

"Aduhhh...laki-laki mandi koq lama sekali... ngapain aja dalam kamar mandi... Mama mandi di sini saja biar keburu sebelum Papa pulang..." Mama mendesak masuk ke dalam kamar Mandi dengan hanya membalut tubuhnya dengan handuk.

Setelah Mama di dalam kamar mandi bersamaku, tanpa ragu Mama melepaskan handuk di depanku.

"Kenapa lu liatin Mama kayak gak pernah lihat tubuh Mama aja...??? Tanya Mama heran.

"Gak Maaa... Izal selalu kagum dengan keindahan tubuh Mama... tidak heran banyak om-om yang tergila-gila dengan pesona Mama..." pujiku.

"Sudah Zaaalll jangan godain Mama terusss... cepatan Mandi kita sudah gak keburu... sini Mama bantuin lu bersihin badan..." Mama mengambil sabun dan aku membiarkan Mama menyabuni seluruh bagian tubuhku dalam keadaan telanjang bulat.

"Zaaall... saran Mama ada baiknya lu ikut nge-gym biar tubuh lu makin besar dan berisi..." usul Mama Saat Mama menyabuni bagian pinggungku.

"Males ikut yang gituan...bikin capek badan aja... enakan santai di rumah main hape... hehehe...." kataku menolak usul Mama karena pada dasarnya aku gak suka olahraga.

Mama lanjut mengosok badanku lalu tangannya tiba di penisku dan mama agak berlama-lama mengosok penisku di bawa sana.

"Indah sekali alat kelamin lu Zaaalll.... bentuk kepalanya besar dan ukurannya panjang banget....baru kali ini Mama melihat penismu dengan jelas..." ucap Mama menghayati dan mengosok penisku dengan sabun.

"Udah Maa... jangan liatin kontolku sampe melamun gitu donggg... bikin aku gak tahan Maaaa...." ucapku.

"Mama tahu koqqq... udah keras gitu kontol lu...." biar ga tahan tapi kita gak boleh berlama-lama...." Mama tersadar lalu dengan cepat menyiram tubuhku yang penuh sabun.

Setelah bersih, dengan bergegas Mama menyabuni tubuhnya sendiri. Mama menolak tawaranku mengosok tubuhnya karena kami harus buru-buru mandi sebelum semua orang pulang.

Semoga Mama tidak lupa dengan janjinya akan bertemu dengan Papa kandungku besok hari.

Bagaimana ya respon Mama dan bang Anwar saat ketemuan nanti ?
Apakah mereka akan saling melepas rindu ?

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com