𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟔𝟗 ~ 𝐃𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐚𝐦𝐚

 


Pov: Edisen/ Rizal

"Yuk berangkat...!!! ajak Mama berangkat menemui bang Anwar.

"Semangat banget Maaa.... udah rindu mau ketemu mantan pacar ya...?? sindirku

"Koq gitu sih... Mama kan udah janji sama lu jadi harus ditepati..." tegas Mama.

Setelah Papa berangkat ke gudang bersama ci Elena, aku membawa Mama mengendarai mobil berangkat menuju ke rumah kontrakan bang Anwar.

"Maaa... nanti kalau papa nanya kita bilang ke mana..?? Tanyaku

"Bilang aja Mama mau menemui teman lama Mama di kota..." usul Mama

"Kalo bilang ketemu mantan pacar kira-kira Papa marah gak ya...?

"Jangan cari perkara Senn....!!!

"Ngomong bang Anwar itu orangnya gimana sih...?? Tanyaku serius.

"Hmm... bang Anwar tuh orangnya jenaka... suka melucu orangnya...enak diajak ngobrol...terus dia seorang pekerja keras dan ringan tangan..."

Trus...teruss...???

"Terusss dia orangnya sangat perhatian dan sangat rela berkorban demi orang yang dicintainya..." tambah Mama terkenang masa lalu.

Sepanjang perjalanan Mama banyak menceritakan kenangan manisnya bersama bang Anwar. Memasuki pinggiran kota, Mama balik bertanya padaku bagaimana aku bisa bertemu dengan bang Anwar. Kuceritakan kronologinya yang bermula dari aku bertemu om Syamsul. Mama baru tahu bahwa dulu bang Anwar pernah bekerja dengan om Syamsul.

Kuberitahu Mama juga bahwa bang Syamsul hendak mengajak bang Anwar bekerjasama untuk menjalankan proyek perumahan baru Royal Orchard Village yang memiliki prospek yang cerah. Sayangnya bang Anwar menolak tawaran om Syamsul tanpa alasan yang jelas.

Aku berterus terang bahwa kondisi kehidupan bang Anwar sangat memprihatinkan. Sebagai seorang anak tentu sangat mendambakan orangtuanya memiliki kehidupan yang lebih baik, olah sebab itu aku meminta Mama untuk mendorong bang Anwar agar menerima tawaran om Syamsul.

Akhirnya kami sampai di rumah kontrakan kecil bang Anwar yang terletak di pinggiran kota dekat rel kereta api. Pintu rumahnya terbuka tapi pintu pagar kayunya tertutup, kemungkinan bang Anwar sedang ada di rumah.

"Selamat siang Pak Anwar... !!!" panggilku dari luar. Beberapa kali aku memanggil akhirnya di dalam sebuah pintu kamar terbuka dan keluarlah bang Anwar yang rambutnya acak-acakan keliatan baru bangun tidur menemui kami di luar pagar rumahnya.

"Aling...?!?! ucap bang Anwar tidak percaya akan apa yang dilihatnya.

"banggg..." balas Mama tersenyum simpul pada bang Anwar. Anehnya kenapa Mama keliatan tenang-tenang saja, padahal tadinya aku berpikir akan muncul adegan sinetron yang penuh air mata kebahagiaan dan perasan terharu. Tapi ini tidak sesuai ekspektasiku.

"Oh mari silakan masuk Linggg.... maaf rumah abang kotor dan berantakan...." dengan perasaan sungkan bang Anwar mempersilakan kami masuk ke rumah kontrakannya yang kecil dan kumuh. Bahkan kami dipersilakan hanya duduk di lantai.

"Gimana kabarmu Linggg...?? tanya bang Anwar canggung.

"Aku baik banggg...." balas Mama singkat.

"Bagus kalau kabar Aling baik... abang turut bahagia..." ucap bang Anwar kikuk.

"Abang sendiri gimana kabarnya...?? tanya Mama datar.

"Gimana ya..?! Ya begini saja... seperti yang Aling lihat..." balas bang Anwar sungkan menjawab.

"Abang juga baik-baik saja...masih sehat..." tambahnya dengan kepala tertunduk.

Suasana percakapan Mama dengan bang Anwar begitu kaku dan dingin. Seakan mereka baru saja kenal. Bang Anwar bersikap sungkan dan Mama juga jaga image. Ntah apa yang terjadi dengan mereka. Kenapa sikap bang Anwar tidak seperti yang Mama.

Benarkah bang Anwar ini Papa kandungku?! Kenapa setelah bertemu dengan Mama, mereka seakan tidak saling kenal. Ada apa dengan mereka ?! tanya batinku.

"Bagaimana kabar ko Afuk suaminya...??" Tanya Bang Anwar mungkin sekadar basa-basi biar ada topik pembicaraan.

"Suamiku baik bang..." jawab Mama singkat

"Pasti ko Afuk makin sukses dan Aling ikut bahagia..." ucap Bang Anwar dan Mama hanya menganggukan kepala saja.

"Abang sendiri kerja apa...? Tanya Mama.

"Kerjaan Abang gak menentu Ling... kadang ada kadang ga ada... sekarang ini lagi gak ada kerja..." jelas bang Anwar minder.

"Apakah abang udah berusaha untuk dapat kerja..?? Tanya Mama.

"Sudah Linggg... tapi ya beginilah nasib abang... lagi gak ada kerja..." pasrah bang Anwar.

"Kemaren itu om ada ditawari kerja sama Pak Syamsul... kenapa om tolak...? Kutimpali percakapan mereka.

"Oh ya.. adek ini yang kemaren itu datang bersama Pak Syamsul bukan...?! Om lagi bermasalah dengan Pak Syamsul jadi om tolak tawarannya..." jawabnya.

"Kalau boleh tahu apa masalahnya...?? Tanyaku penasaran.

"Ini masalah pribadiku dengam Pak Syamsul...om gak bisa ceritakan dengam orang luar..." jawabnya.

"Bang... dia ini anakku.. bolehkah abang ceritakan saja... aku jamin dia gak akan bocorkan ke siapapun..." tegas Mama.

"Oh begitu ya.. baiklah Ling...abang beritahu masalahnya..."

"Dulu Pak Syamsul itu bos abang... semua proyek besarnya pasti dipercayakan pada abang, bisa dibilang abang ini orang kepercayaannya dab abang pun percaya sekali dengannya... "

"Suatu kali Abang dikenalkan dengan seorang wanita yang adalah karyawannya sendiri, katanya wanita ini didesak orangtuanya yang sudah lanjut usia untuk cepat punya suami. Pak Syamsul minta abang segera menikahi wanita itu. Karena abang lihat wanita itu bisa dibilang cantik dan penurut, maka abang turuti saran Pak Syamsul. Bahkan seluruh biaya perkawinan ditanggung olehnya."

".Setelah 7 bulan menikah abang baru tahu, tidak menyangka kalau ternyata Pak Syamsul itu seorang bajingan. Wanita itu ternyata sudah dihamili oleh Pak Syamsul dan dia minta abang yang bertanggungjawab dengan menikahi wanita itu..karena abang tidak terima perlakuan Pak Syamsul, abang putuskan untuk putuh hubungan kerja. Wanita yang sudah abang nikahi itupun mengaku sebenarnya gak cinta sama abang karena abang miskin. Setelah abang ceraikan dia, abang dapat kabar bahwa wanita itu diambil Pak Syamsul menjadi istri simpanannya. Karena abang merasa dibohongi Pak Syamsul, maka kemaren sewaktu ditawari kerjaan abang tolak. Abang tidak lagi percaya dengannya." Ungkap Bang Anwar menceritakan masa lalu nya yang kelam selama hampir setengah jam.

"Menurut aku sih Abang gak perlu takut untuk terima tawaran Pak Syamsul. Yang penting tetap jaga hubungan hanya sebatas kerja. Untuk tawaran yang lain diluar itu yang harus abang tolak..." saran Mama.

"Tapi abang terlanjut sakit hati dibikin oleh Pak Syamsul... abang takut ditipu lagi olehnya... abang kenal sekali dengan Pak Syamsul, dia orang yang sangat cerdik.. kita harus hati-hati padanya.. terus Pak Syamsul itu paling suka main wanita.. hampir rata-rata karyawannya pernah disetubuhinya.." ungkap Bang Anwar.

"Sudahlah bang... tidak usah pedulikan urusan lain selain kerja.. pokoknya abang kerja dan terima uangnya... itu sudah cukup.. masa lalu biarkan saja berlalu... yang penting abang harus bangkit dari keadaan abang yang sekarang ini...!! Mama menyemangati.

"Abang cuma hidup sebatang kara.. asal ada kerja sedikit dan uang sedikit sudah cukup untuk hidup..." Bang Anwar pesimis sekali. Beda sekali karakternya dengan yang diceritakan Mama di mobil.

"Bang... sekarang abang sudah berubah...dulu abang gak begini... dulu abang seorang yang bersemangat kerja...dulu abang rajin...kanapa sekarang abang jadi berubah 180 derajat...bukan bang Anwar yang kukenal dulu..." ucap Mama kesal.

"Linggg... jangan marah dongg... abang sudah tidak punya siapa-siapa lagi.. kalau Aling sampai marah maka abang akan kehilangan Aling lagi..." Bang Anwar memelas.

"Buat apa aku marah bangg... semua itu pilihan abang... aku gak berhak ikut campur soalnya aku bukan siapa-siapa nya abang..." ucap Mama ketus.

"Dalam hati abang yang terdalam hanya ada Aling... salah besar kalau Aling bilang bukan siapa-siapanya abang...!! Ucap bang Anwar menyakinkan.

"Kalau Aling ada di hati abang...kenapa abang tidak mencariku... aling kira abang sudah tiada karena kecelakaan bus... di mana Abang selama ini...hah..?? Di mana ??? Ucap Mama emosional.

"Maaf Linggg... abang memang tidak kemana-mana..abang sadar diri setelah tidak bekerja.. abang tidak punya apa-apa lagi untuk membahagiakan Aling... mungkin hidup Aling lebih bahagia bila bersama kho Afuk...abang cuma seorang lelaki pengangguran..." ngaku Bang Anwar.

"Pecundang kamu banggg....!!! Aku benci sama abang... PERMISI..!!! bentak Mama lalu berdiri mau pulang.

"Sebentar Linggg... abang mohon jangan pergi dulu.. !!! Pinta Bang Anwar

"Maaf bang... suamiku akan segera pulang kerumah..aku harus sampai ke rumah sebelum suamiku pulang... permisi..!!!

"Iya Linggg... tapi kapan lagi kita bisa jumpa...?? Tanya Bang Anwar.

"Buat apa jumpa?! Tanya Mama ketus

"Abang bahagia bisa berjumpa denganmu Linggg...." jawab bang Anwar

"Bahagia itu hak abang tapi Jangan ganggu kebahagianku...." tegas Mama.

"Apakah hidup Aling sudah bahagia di sana...?? Tanya Bang Anwar. Mama terdiam lalu menjawab:

Ya Bang...Aku Bahagia...!!!!

Segera Mama masuk ke mobil lalu kami pun beranjak dari rumah bang Anwar.

"Mama koq galak banget sama bang Anwar...?? Tanyaku kesal sambil mengendarai mobil.

"Maaf Sennn.... Mama kecewa dengan bang Anwar... dia bukan seperti bang Anwar yang Mama kenal dulu...!! Jawab Mama kesal juga.

"Justru aku berharap Mama bisa mendorong banh Anwar untuk bangkit.. tapi Mama malah membuatnya semakin tertekan...." kataku.

"Maaf Sennnn.... Mama gak bisa penuhi permintaanmu..." ucap Mama.

"Apakah Mama gak rindu pada bang Anwar...?? Tanyaku serius. Mama terdiam.

"Gakk...!! Buat apa rindu..?? Jawab Mama singkat sambil melamun.

"Mama emang gak pengen hidup bersama bang Anwar karena miskin...??

Mama terdiam.

"Gakk...!! Mama gak mau hidup dengan seorang pecundang... bukan takut miskin..." tegas Mama

"Ada gak kemungkinan Mama hidup bersama dengan bang Anwar...?? tanyaku

"Sennn... hari ini Mama bersedia menemui bang Anwar hanya sebatas memenuhi janji.... lu jadi jangan berharap terlalu jauh.... lu fokus nyetir mobil saja.. jangan tanya Mama yang aneh-aneh... " marah Mama, dan sepanjang perjalanan sampai pulang ke rumah, raut wajah Mama murung dan terus melamun.

Sikap Mama yang murung itu terus terbawa sampai malam, dampaknya membawa pertengkaran dengan Papa. Terjadi pertangkaran hebat di kamar Mama sampai-sampai Mama beberapa kali di tampar Papa akibat Mama melawan Papa. Mama sungguh tidak bahagia tinggal bersama Papa, meskipun semua fasilitas diberikan.

Sesungguhnya Mama sangat tertekan berhadapan dengan Papa yang arogan dan suka berkata dan bertindak kasar. Papa sebagai orang keturunan chinese yang masih kolot berpandangan bahwa suami itu menghasilkan banyak uang untuk keluarga, maka istri itu harus nurut kalau sudah dipenuhi kebutuhannya. Kalau Mama murung begitu buat Papa itu sebuah penghinaan, seakan suami gagal memenuhi kebutuhan istri sampai murung begitu. Kalau sampai dilihat orang atau anak-anak nanti reputasi suami atau papa yang rusak. Itu yang menjadi alasan dasar pertengkaran Papa dan Mama di kamar.

Sedangkan dari pihak Mama, tidak mungkin menceritakan tentang keadaan bang Anwar kepada Papa yang membuat dia murung sepanjang malam. Sebagai Istri keturunan chinese yang terbawa ajaran leluhur, bahwa istri harus menjaga nama baik keluarga dan suami agar bisa keharuman nama keluarga dan suami mendatangkan rezeki bila dipandang baik oleh masyarakat. Buat Mama ini sebuah tekanan budaya sehingga dia tidak bisa menjadi diri apa adanya.

Sepanjang malam ini, maki-makian Papa yang terus ditelan Mama sebelum dia mengakhiri harinya dan beristirahat di ranjang. Kasihan sekali dirimu Ma..!! Andai aku bisa berbuat sesuatu untukmu.

.......

Tiga hari berlalu sejak Mama bertemu dengan bang Anwar. Selama tiga hari ini akupun tidak berani menyinggung soal bang Anwar agar suasana hati Mama tidak semakin murung. Kalau tidak Mama bisa dipukul Papa lagi.

Malam ini aku minta izin untuk pergi menemui Sherly karena sudah seminggu lebih aku tidak bertemu pacarku. Tapi Papa tidak mengizinkanku pergi apalagi harus mengendari Mobil tanpa SIM-A. Sebaliknya Mama mendukung hubunganku dengan Sherly dan mengizinkan aku pergi.

"Lu ini ibu macem apa...?? Sudah malam masih membiarkan anak lu bawa mobil sendiri tanpa SIM... kalau ada apa-apa nanti gimana...??? marah Papa

"Asen itu sudah besar Fukkk... dia sudah 17 tahun seharusnya memang sudah usia punya SIM... jadi biarkan saja dia belajar mandiri.... tidak boleh dikekang terus kayak anak-anak... lagian Asen sudah pinter mengendari mobil..." alasan Mama.

"DIAM KAU...!!! "Lu gak berhak menggurui suami lu... anak kalau tidak diatur ketat nanti besar jadi sembarangan.... gak bisa berhasil jadi orang...!!! tegas Papa dengan pandangannya soal mendidik anak.

"Gak Paaaa.... justru apa yang benar itu yang dikatakan Mama... biarkan aku menemukan jalanku sendiri..." aku menyela pembicaraan Papa.

"Berani sekali lu memotong Papa yang lagi bicara... LU MAKIN MIRIP MAMA LU...!!! DASAR ANAK TIDAK BERGUNA...!! Masih muda sudah gak sopan, udah besar mau jadi sampah masyarakat ya...??! marah Papa.

"Sudah Sennnn.... cepat lu pergi saja temui dia... nanti Mama bicara sama Papa...." bisik Mama.

"Tapi Maaaa.. nanti Mama dimarahi Papa..." kataku.

"Gak usah kuatir... Mama sudah biasa di bentak Papa... lu pergi sana.. cepat sana...!!! Mama mendesakku pergi keluar rumah. Ketika Papa hendak mengejarku, tapi dihalangi Mama sehingga aku dengan bergegas berangkat meninggalkan rumah dengan mobil. Dari kaca spion kulihat Mama menahan Papa yang ingin berlari keluar mengejarku. Pasti sehabis itu Mama akan digempur habis-habisan oleh Papa. Terimakasih buat pengorbananmu Maa.. Rizal sayang Mama.." jerit batinku.

Setelah aku menempuh perjalanan yang agak jauh keluar kampung, aku berhenti sejenak di tepi jalan tanpa keluar dari mobil memantau keadaan rumah dengan hape ku.

Gila benar perbuatan Papa, sangkin terbawa amarah Mama ditampar dan dipukul dengan kayu. Tadinya aku mau pulang untuk menyelamatkan Mama, tapi untung ada ci Elena dan ci Ayen yang menahan tangan Papa. Aku menunggu sampai pertengkaran di rumah mereda lalu melanjutkan perjalanan. Malam itu Papa dan Mama pisah kamar, Mama tidur di kamar sedangkan Papa tidur di kamar tamu. Setelah semuanya bubar setelah satu jam lebih percekcokan rumah tangga, aku kembali mengendarai mobil menuju ke rumah Sherly.

Melihat waktu sudah hampir pukul sebelas lebih saat masuk ke area perumahan Sherly. Sesampai di depan rumah Sherly, aku kesal dengan sebuah mobil yang parkir di depan pagar pintu besi tempat aku hendak parkir mobilku. Terpaksa aku parkir agak jauh dan harus berjalan kaki menuju rumah Sherly.

Sherly mempercayakan padaku kunci rumahnya dan aku dibolehkan datang kapan saja. Kumasuki saja rumah Sherly untuk membuat kejutan padanya atas kedatanganku. Aku melangkah masuk ke ruang tamu belum terlihat Sherly.

"Aaaahh hentttikannn koo... aaaahhh....hentttikannn aku gakkk mauuu......aaaahhh....aaaaahhh.....!!!! kedengaran suara Sherly dari kamarnya.

"Diammm lu Sherrr.... pokoknyaaa lu harus puaskan gw malam inii...." suara seorang cowok yang tidak kukenal.

"Aaaaahhh...cuuukuuupp koo....aaaahhh...cukuppp kita gak boleh lagii...aaaahhh....aaaahh...!! bener ini suara desahan Sherly, dengan siapa dia di dalam kamar.

Kubuka pintu kamarnya, kedapatan olehku Sherly sedang disodok oleh seorang cowok chinese. Posisi Sherly sedang nungging menghadap dinding dan dari belakang cowok chinese itu menyodoknya. Mereka berdua masih telanjang bagian bawah. Begitu aku membuka pintu menyadari kehadiranku, keduanya serentak menoleh ke arahku.

"Seeeennn... sejak kapan lu nyampe...? ucap Sherly.

"Lepaskan kooo.... ada oranggg lepaskan akuuu....!!! Sherly berontak pada cowok itu tapi cowok itu tidak mau melepaskannya.

"Heii..!! Siapa dia Sherrr.....?! Siapaa bocill ini hah...?! Jangan-jangann dia pacar yang lu bilang padaku itu yaaa....??? tidak ku sangka masih bocil rupanya pacar lu.... hahahahaha...!! ledek cowok itu sambil terus menyodok Sherly.

"Sialan kau koo....!!! aku mendorong tubuh cowok itu hingga aksinya terhentikan. Tidak senang dengan perlakukan, dia mendekatiku lalu menonjok mukaku sekali lalu mendorongku jatuh ke lantai. Akibat perbuatannya aku sampai terpental karena badannya lebih besar dariku dan tenaganya juga kuat.

Aku coba bangkit untuk melawan, tapi malah aku ditendang hingga terpental sekali lagi. Aku benar-benar bukan tandingannya. "Dasar bocil tak tahu diri.... berani melawan gw loo....!!!

"Hentikan Justin...!! Hentikann...!!!! Jangan sakiti dia....!!! jerit Sherly.

"Hahahahaha... serius ini pacar looo Sherrr...?! Anak bloon pacar lu Sherrrr...!!! Kayaknya masih anak sekolahannn.... bocah ingusannn....HAHAHAHAHA...!!!! cowok yang disebut Justin itu terus menghinaku. Karena merasa tidak bisa terima ucapannya, aku mencoba untuk bangkit melawan.

"Sudah Sennn... jangan berkelahi lagiii...!!! Jangan melukai dirimu Sennn...." ucap Sherly.

"Hahahahaha... Sherrr dia ini Chinese atau pribumi sihhh...?? Koq mukanya muka pribumi tapi bisa ngomong bahasa cina... jago juga diaaa...." ledek Justin.

"Diam lu koo... kagak usah rasis jadi orang....!!! bentakku.

"Anjingggg kauuu.... berani melawannn lu sama gw...." ucap Justin hendak maju menghajarku tapi ditarik oleh Sherly.

"Lepassskan aku Sherrr.... biarkan aku kasi pelajaran ke pacar bocill lu itu.... !!!

"Hentikannnn....!!! Lepaskan dia.... kuikuti kemauan lu....!! Bentak Sherly

"Siapa dia Sherrr....??? tanyaku

"Dia mantan gw Zaaall...!! Cepat lu tunggu gw dulu di luar... ok?! Ucap Sherly.

"Tunggu... bukan itu kemauan gw Sherr.. gw mau tuh bocil duduk di lantai liatin gw ngentot sama elu.... hehehehe...." perintah Justin.

"Lu apa-apaan sih...??! bentak Sherly

"Loh?! tapi lu yang bilang sendiri mau ikuti kemauan gw... gitu gw sebutin kemauan gw kenapa lu nolak...?! balas Justin

"Gw keberatan kalau kemauan lo yang aneh begitu..." ucap Sherly kesal.

"Atau lu mau gw hajar tuh bocil sampai babak belur baru lu nyesel gak mau ikuti kemauan gw..." ancam Justin.

"Sialan lo Tiinn.... mending lu hajar aja gw sampe lu puas... dasar gak punya otak luu...!!! bentak Sherly

"Biarin Sherrr... gw disini aja jagain lu biar gak disakitin sama dia..." tegasku.

"Hahahaha... sok mau jadi pahlawan... emang kalau gw mau sakiti nih cewek lu bisa apa...?! ancam Justin.

"Paling tidak gw gak pernah takut hadapi elu ko meskipun gw babak belur....!!! balasku.

"Besar juga nyali tuh bocil... ok deh... liatin gw ngentot sama cewek lonte high class ini... hehehehe....." ucapnya sinis.

"Jaga mulut lu.... aarrrggghhh...!!! belum sempat Sherly bicara, Justin menarik tangan tangan Sherly lalu mendorongnya hingga jatuh terlungkup di ranjang. Malam itu Sherly mengenakan gaun tidur yang longgar sehingga dengan mudah Justin menelanjangi Sherly dengan menarik gaun tidurnya kebawah hingga melewati kedua kakinya. Sherly memeng tidak mengenakan beha dan sejak aku masuk ke kamarnya mereka sama-sama sudah tidak pakai celana dalam. Dengan santai Justin melepaskan pakaiannya. Kini keduanya sudah telanjang dan Justin menindih Sherly dari belakang.

Disingkapkan rambut Sherly yang lembut ke samping lalu pelan-pelan ciumnya tubuh belakang Sherly yang mulus itu dari pundak perlahan turun ke punggung dan terus menjalar ke pinggul dan ke pantatnya. Sherly tampak menahan geli atas perbuatan Justin terhadapnya. Bongkahan pantat Sherly diremas-remas hingga puas lalu tubuh Sherly dibalikkannya.

Kedua bukit kembar Sherly yang masih terlihat kencang itu dilahapnya dengan bringas sambil di remas sama seperti dia meremas pantatnya.

"Mmmm....ssshhh...mmmm...!!! Sherly merintih saat putingnya disedot Justin dengan kuat. Sementara itu tangan Justin mengelus-elus memek Sherly hingga tubuhnya meliuk-liuk gak karuan. Kini Justin fokus memperhatikan memek Sherly dan memainkan jarinya di sana.

"Aaahhh Kooo.... pake kondom dulu koo....kondomnya ada di laciku..." ucap Sherly.

"Tidakkk... malam ini gw gak mau pake kondom... kalau lu sampe hamil itu urusan lu..." ujar Justin.

"Oi Cilll...gw beritahu loo... ini memek mahal, kalo lu gak punya duit 10 jutaan lu gak bisa nikmati memek begini.... hehehehe...." ucap Justin

"Apa maksud loo..?? tanyaku.

"Ini memek selalu jadi incaran orang-orang kalian... kalau lu bisa nikmati memek ini berarti lu termasuk cowok beruntung... yang bego itu Sherly mau aja dientot sama cowok pribumi kayak lu itu...." ujar Justin.

"Diamm lu Koo.... jaga bicaramu...!!! timpal Sherly ingin bangkit tapi di dorong Justin hingga terpental dan terbaring kembali di ranjang. Aaarrrghh...!!! Sherly memalingkan wajahnya kearahku. Matanya tapak sayu menatap padaku.

"Gw bicara fakta Sherr... berapa banyak laki pribumi kayak tuh bocil yang pengen ngerasain memek elu tapi gak punya duit... hehehee....!!! ujar Justin. Sherly terdiam dan kami saling bertemu pandang.

"Aaaaaaahhhhh.....!!! Sherly mendesah di saat Justin menancapkan kontolnya kedalam memeknya. Kami masih saling bertemu pandang tidak ingin terputus. Perlahan matanya berubah menjadi tatapan binal.

"Aaaahhh tidak semua lelaki bisa menikmati memek begini... hanya kontol orang berkelas yang bisa merasakan memek Sherly... Dasar Lonte Berkelas....aaahhh....aaaahhh....!! Justin mulai memberikan penetrasi pada Sherly.

Sherly masih menatapku dengan tatapan tajam meskipun kepalanya terkayang-kayang mengikuti irama hentakan Justin yang mengenjot di bawahnya.

Akhirnya Sherly melepaskan tatapannya dariku dan menatap pada wajah Justin. Mulai detik itu, rasa cemburuku mulai bangkit. Dari pandanganku Justin dan Sherly memang pasangan yang sangat ideal. Justin seorang pria tionghoa berwajah ganteng bagai aktor muda mandarin, sangat serasi dengan Sherly seorang wanita muda yang cantik dari negeri tiongkok. Keduanya sama-sama keturunan Tionghoa, sehingga tubuh mereka sama-sama putih khas cina sedang mengadu birahi di atas ranjang.

Dari cara mereka bersetubuh, kelihatan sekali mereka sudah sangat sehati bagai pasangan dari negeri khayangan sedang mamadu cinta. Seakan keduanya sudah saling mengerti keinginan pasangannya dan tidak terlihat canggung. Hal ini kupastikan karena mereka bercinta dengan banyak posisi dan gaya. Saat ganti gaya, Sherly dapat dengan mudah menyesuaikan dengan keinginan Justin. Keduanya mudah bekerjasama mendapatkan posisinya yang nyaman buat mereka mengadu kelamin. Aku yakin Sherly dan Justin sudah sering melakukan persetubuhan selama pacaran.

Dibalik rasa cemburuku, tersimpan rasa kagumku pada Sherly. Dia seorang wanita yang mampu mengekspresikan gairahnya yang besar mirip mamaku. Ini yang memicu rasa penasaranku bagaimana ekspresi Sherly saat disetubuhi oleh orang lain sekalipun dalam hati terselubung rasa cemburu terus membara.

Kini mereka berganti posisi lagi, kali ini Sherly pengen naik ke atas, dan Justin langsung paham dan membiarkan Sherly mengekspresikan birahinya. Sherly melirik sejenak padaku lalu pejamkan matanya.

Nah.. ekspresi wajah ini yang masih membuatku penasaran. Sherly seakan sedang membayangkan sesuatu yang membuat gairahnya semakin memuncak. Wajahnya binal mencerminkan betapa dahsyatnya gejolak nafsu membara dalam tubuhnya. Dipejamkan matanya sambil mengigit bibirnya. Tubuhnya bergoncang-goncang bagai naik perahu di tengah lautan birahi. Sherly sedang berfantasi.

Tiba-tiba Justin bangkit lalu mengangkat tubuh Sherly dan menyandarkan tubuh Sherly ke dinding agar mengurangi beban berat. Mereka bercinta dengan posisi berdiri. Posisi bersetubuh sambil berdiri yang paling menjadi favoritku dalam persetubuhan tapi belum mampu kupraktikkan. Pemandangan ini sungguh membuatku iri sekaligus kesal karena ketidakmampuanku melakukan apa yang sedang dilakukan Justin terhadap pacarku.

Sherly bukan wanita yang pasif saat bercinta. Dalam posisi digendong, Sherly ikut aktif mengoyangkan tubuhnya. Lama kelamaan daya tahan tangan Justin ikut terkuras menahan beban Sherly. Justin menidurkan Sherly ke atas ranjang kembali memberikan penetrasi dengan tempo cepat karena nafsu keduanya hampir memuncak.

"Aaaahhh...aaaaahhh.....ooouhhh...oooohhhh.....hmmmmm....!!! desahan mereka bersahut-sahutan. Berdua mereka saling mengais puncak birahi dengan lawan mainnya, hingga mereka sama-sama mencapai orgasme dalam waktu yang nyaris berdekatan.

Justin kelihatan bangga dengan persetubuhannya dengan Sherly. Memang kuakui dia berhasil membuat Sherly klimaks. Dengan arogan dia bangkit dari ranjang, sedangkan Sherly masih terbaring dalam posisi menyamping.

Justin mengenakan pakaiannya. Dia mengambil tas kecilnya dari lantai dan mengeluarkan segepok uang 100 ribu lalu diletakkan di atas ranjang. Perkiraanku jumlah uang yang diberikan Justin sekitar sepuluh juta.

"Hei Amoy lonte....gw sudah puas malam ini.. ambil bayaran luuu...!!! ucap Justin merendahkan.

"Bajingan lu kooo...!!! Bawa kembali duit looo....!!! bentak Sherly, tangan menyingkirkan segepok uang yang di berikan Justin hingga berceceran di lantai kamarnya.

"Gak usah pura-pura jual mahal lu Sherrr... memang sudah nasib lu jadi lonte.. biarpun kelas atas kalau lonte tetap lonte... hahahahahahaha....!!! ujar Justin dan beranjak dari kamar Sherly. Terdengar suara mobil starter mobil yang terparkir di depan pintu pagar, ternyata itu bukan mobil tetangga tetapi mobil Justin.


Siapa Justin sebenarnya ? Kalau bener Justin itu mantan pacar Sherly kenapa Sherly mau putus dengannya dan memilih pacaran denganku ? Bukankah dalam segala hal Justin lebih baik dariku.

Melihat Sherly yang terkulai lemas, jadi teringat Mama. Bagaimana keadaan Mama setelah pertengkarannya dengan Papa ? Apakah tidak ada harapan untuk menyatukan Mama dengan bang Anwar ?

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com