Secara konsisten aku masih berlatih sendiri di Abdul Gym selama beberapa hari ini. Sejak bang Abdul tahu bahwa Sherly itu pacarku, dia tidak lagi banyak bicara tentang Sherly. Kuperhatikan gerak gerik bang Abdul yang sedang sibuk mengetik pesan di hape nya, timbul rasa curigaku apakah dia sedang chat dengan Sherly. Kubuka aplikasi pantauanku yang terkoneksi dengan WA Sherly ternyata bang Abdul kembali sedang mendekati Sherly lewat Whtapp.
Sherly memang sudah terlanjut kecewa dengan bang Abdul karena memberikan janji kosong ingin membeli rumah yang dipasarkan Sherly. Biarpun Sherly kecewa, bukan berarti Sherly tidak bisa didekati. Umumnya cewek Tionghoa pasti akan menutup diri jika didekati cowo pribumi. Kalaupun mau ngobrol itupun hanya sebatas ada kepentingan, seperti menawarkan sesuatu atau butuh bantuan. Lebih dari itu, buat cowok pribumi jangan berharap terlalu banyak. Namun rayuan bang Abdul cukup pamungkas untuk mengiring Sherly untuk kembali menjalin komunikasi dengannya.
Walaupun aku tahu bang Abdul ingin mendekati Sherly, aku tetap menjalin pertemanan dengan bang Abdul tanpa mempersoalkan urusan pribadiku. Begitu pula dengan Bang Abdul yang juga menganggapku sebagai kawan. Dalam obrolanku dengan bang Abdul kadang dia menunjukkan foto-foto keberhasilannya. Dulu bang Abdul pernah menjadi seorang petinju nasional, namun gagal ditengah jalan akibat terjerat kasus perkelahian sampai lawannya mengalami luka dalam kritis. Kasus ini menyeretnya masuk penjara selama 5 tahun. Setelah keluar dari penjara dia mendapat warisan dari orangtua nya yang sudah meninggal lalu buka Abdul Gym.
Kulihat foto-foto masa lalunya dari hapenya, pada saat bang Abdul lengah ku unduh aplikasi pemantau dari sebuah website otomatis terpasang ke dalam hapenya tanpa sepengetahuannya. Hebatnya aplikasi ini, sifatnya tersembunyi ke dalam sistemnya jadi tidak akan ketahuan terpasang saat kukembalikan hapenya. Saat ngobrol dengan bang Abdul, ikut juga bergabung bang Tigor menyusul bang Zaki. Pengalaman mereka menyetubuhi Sherly sangat berkesan dan mereka kepengen mencicipi amoy-amoy lain. Mendengar topik obrolan tentang amoy-amoy, rupanya menarik om Jarot dan om Umar ikutan bergabung.
"Zaaall... gimana caranya agar banyak cewek-cewek cina kayak Sherly gitu mau ngegym ke sini....?? tanya bang Tigor.
"Iya Zaaall..biar kita-kita makin semangat latihannyaaa...." sambung bang Zaki.
"Kalo ada janda cina juga gak apa dekk.... om lagi mau cari istri janda nih..." tambah om Jarot.
"Payah bang kalo mau ajak cewek cina main ke sini... jual-jual mahal semuaaa.... yang bekas pake kayak janda aja susah diajak... apalagi yang amoy perawan, hampir gak mungkin itu banggg...." komentar bang Umar.
"Betul juga kata kau bang... tapi emang ada amoy yang masih perawan..?! tanya bang Abdul.
"Amoy-amoy itu jarang bisa dapat yang perawan banggg... soalnya amoy itu doyan ngentot banggg..." kataku.
"Masa sih..?! pengalaman om sampai usia segini...kalo kita ajak ngentot koq pada sombong gak mau terbuka sama kita-kita...." ucap bang Jarot.
"Siapa bilang banggg.... buktinya kemaren Sherly mau diajak ngentot sama kita orang... hehehehe....!!! girang bang Tigor.
"Betul itu banggg... harus tanya bos Abdul gimana cara ajak amoy biar mau dientot sama kita...yang gadis aja bisa diajak ngentot apalagi yang janda bang.... pasti gampang buat si bos...." ucap bang Zaki.
"Yang benar saja banggg... gimana caranya biar bisa dapat encik-encik janda... ajari saya caranya bosss...!!! om Jarot penasaran.
"Aku juga mau dong kalo begitu... hehehehe....!! sambung om Umar.
"Waduh... kau kan udah punya binik di rumah....!!! tembak bang Jarot
"Bosan bang sama binik... pengen cobain yang putih-putih... hehehe...jadi gimana caranya bos..." ucap mesum om Umar lalu bertanya ke bang Abdul.
"Ya sebenarnya saya juga gak tahu gimana caranya ajak cewek-cewek cina itu main ke sini... kemaren itu kan si Izal yang pertama aajak Sherly ke sini..." jelas bang Abdul.
"Begini saja bang-bang om-om... menurut ku kita gak bisa ajak tuh cewek-cewek cina main ke sini... saran ku kita yang jemput bola ke pangkalan mereka dulu.. nanti baru pelan-pelan ajak ke sini..." saranku.
"Usul yang bagus tuh... saya setuju dengan apa kata Izal...!!! ujar bang Zaki dan yang lain juga pada setuju.
Mumpung waktu masih siang, mereka semua kuajak nge-gym di hotel Dewata, tempat olahraga rekan-rekan kerja Sherly yang mayoritas anggotanya orang chinese. Kebetulan hari ini juga jadwal biasa mereka ngumpul untuk aerobik. Kami berangkat menggunakan dua mobil menuju ke TKP.
Sesampai di area gym hotel, para lelaki pribumi ini pada melotot melihat wanita-wanita cina yang berolahraga dengan pakaian olahraga seksi mereka, kecuali bang Abdul yang tampak lebih tenang tanpa terlalu terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
"Zaaalll... kalian sudah sampai..?! tiba-tiba Sherly baru saja tiba menyamperin aku dari belakang.
"Loh Sherrr... koq lu tahu kami mau ke sini...?? tanyaku.
"Iya tahu... tadi dikabari sama bang Abdul..." katanya memicu sedikit rasa curigaku.
"Baru nyampe non.... dari mana saja tadi...?! Dari pagi abang kirim pesan tapi ga dibalas...." Bang Abdul menyapa Sherly
"Gw lagi sibuk banggg...di kantor ada meeting dengan bos jadi gak bisa balas pesan abang...." jelas Sherly lalu berlatih seperti biasanya.
Di sana, para pria pribumi memang kecil kemungkinan bisa mendekati para wanita chinese yang sangat jutek judes. Pengalaman yang mereka rasakan sudah pernah kurasakan sebelumnya, diabaikan dicuekin dan dianggap tidak setara. Tidak tahu mereka merasa atau tidak, sebagai orang yang pernah hidup di keluarga Chinese kaya, aku paham tatapan mereka yang memandang rendah para lelaki pribumi. Sementara mereka sedang mencoba mencari perhatian wanita chinese, bang Abdul mencoba mendekat pada Sherly namun tidak berani bertindak jauh, hanya sebatas ngobrol.
Dari ruang sebelah, masuk segerombolan encik-encik baru saja menyelesaikan latihan aerobik. Di antara mereka yang ku kenal ada tante Alin, Vera, dan tante MeiCen mantan istri papa dan di situ ada ikut tante LieFen, adik sepupu dari Papa ternyata selama ini kerja di kantor Sherly. Kelas senam Aerobik kebanyakan diikuti oleh encik-encik yang berusia 30 - 40 tahunan. Sedangkan Gym lebih banyak amoy usia 20 an seperti Sherly dan itupun mereka hanya angkat beban ringan dan trackmill lari dan bersepeda.
Sikap jutek para tante-tante cina itu saat melihatku seakan aku tidak dikenal dan akupun tidak perlu menyapa mereka dengan sikap sombong begitu. Mereka berkumpul di area sudut ruang tunggu yang bisa menghadap ke area gym Kucuri dengar pembicaraan mereka, rupanya mereka sedang mengosip Sherly.
"Eh, lu liat ga... ada laki pribumi yang lagi dekati si Sherly tuhh..." pria yang dimaksud mereka itu bang Abdul yang sedang mendekati Sherly.
"Ihh.. mana mau Sherly mau sama laki pribumi muka hancur begitu..."
"Siapa bilang Sherly gak mau... coba kalian liat, Sherly aja senyum-senyum diajak ngomong sama itu pribumi...."
"Iya juga yaa... pasti Sherly udah dipelet sama laki pribumi itu..."
"Wahh jangan sampai deh... bikin malu aja kalau Sherly mau sama tuh laki pribumi...."
"Hei..kalian gak boleh begitu... apa salahnya kalau si Sherly mau sama laki pribumi... ?? bela tante MeiCen.
"Iyaaa dehh Cennn.... kalau lu udah ngomong begitu kami gak bisa jawab apa-apa... soalnya lu kan binik simpanannya Pak Syamsul... hahahahaha....!!! ledek yang lain membuat tante MeiCen tersudutkan.
"Biarin... yang penting hidupku bahagia.... apa urusannya sama kalian...?! balas tante MeiCen.
"Jelas lu bahagia Cenn... kontolnya sih bos kan gede banget... hahahaha...!!! ledek tante LieFen.
"Betul kata lu... paling tidak lebih gede daripada punya Afuk...." balas tante MeiCen dengan sikap sombongnya.
"Cieee...cieee.... ingat mantan suami nih yeee....!!! ledek tante LieFen.
"Ohhh... mantan suami ci MeiCen kan kakak sepupu lu kan Fennn...?! tanya tante Vera.
"Benerrr... tapi aku udah lama gak akur sama dia... ko Afuk itu orangnya arogan sekali... malas aku ngomong sama dia...." ujar tante LieFen kesal.
"Untung lu tahu gimana sikap Afuk itu... untung aku udah cerai sama dia daripada menderita kayak si AiLing itu... dipikir-pikir kasihan Ailing hidup berlama-lama dengan Afuk...." ucap tante MeiCen.
Mulut encik-encik itu sungguh tidak bisa dibendung. Mulai dari gosipan Sherly sampai Mamaku pun terbawa dalam gosip mereka. Encik-encik kalau sudah gosip, apa saja bisa mereka gosipin, hanya tante Alin yang kelihatan dari tadi kurang merespon, banyak diam dan melamun. Puas gosipin orang, merekapun meninggalkan ruang tunggu itu.
"Zaaall... aku udah selesai nih, mau mandi bersih-bersih di kamar lantai atas... lu mau ikut..?! tawar Sherly mengajakku ke kamar president suite khusus karyawan om Syamsul.
"Ikut donggg... sekalian ajak bang Abdul sama teman-temannya yang lain...." saranku. Namun disana hanya ada bang Abdul, bang Tigor dan bang Zaki. Om Jarot dan om umar tidak jelas pergi kemana, sudah dihubungi tapi tidak dijawab. Terpaksa hanya kami yang ikut Sherly ke kamar atas menggunakan lift khusus tamu eksekutif yang hanya dapat diakses dengan kartu khusus pula.
Sesampai di kamar president suite itu, ternyata tante-tante itu juga sedang berkumpul di sana. Yang paling bikin kaget adalah, tante-tante itu semua hanya berbalut handuk putih menanti giliran menggunakan kamar mandi karena saat itu tante Alin sedang mandi. Kata mereka, tante Alin kalau mandi itu suka berlama-lama.
Walaupun tante-tante hanya mengenakan handuk menunggu giliran mandi, tanpa merasa malu dengan kehadiran pria-pria pribumi di sana. Malah tante Vera mempersilakan mereka duduk di sofa ruang tamunya. Sherly memperkenalkan para pria itu satu per satu.
"Ci.. Sherly kenalin yaaa... mereka ini calon pembeli aku... yang ini namanya bang Abdul... kalau yang ini bang Tigor dan ini bang Zaki...." Sherly beralasan mereka calon pembeli, padahal jelas bang Abdul sudah tidak berniat untuk membeli rumah ke Sherly. Tapi inilah namanya gengsi seorang amoy di depan temannya yang merasa malu kalau punya teman cowok pribumi.
"Salam kenal cicik-cicik semuaaa....!!! ucap bang Tigor sungkan berhadapan dengan para wanita Tionghoa yang hanya berbalut handuk yang kelihatan bening-bening. Makin sungkan sikap bang Tigor, makin jutek encik-encik ini. Dari semua tante-tante itu, untung ada tante Vera yang sedikit lebih supel mencoba berbasa basi dengan para pria pribumi ini. Para pria ini sangat terbuka untuk ngobrol, tapi encik-encik masih agak jual mahal.
"Heii... kalian jangan diam gitu donggg... ngobrol kek sama mereka..." ajak tante Vera dengan bahasa dialek.Tante-tante yang lain pada terdiam.
"Gak berani ah... takut aku liat badan mereka yang gede banget... bisa diperkosa ntar sama mereka... mending diam ajaa...." ucap tante LieFen.
"Dasar lu Fennn... siapa tahu burungnya juga besar kan lu dibikin puas sama mereka... hehehe...!!! ledek tante Vera.
"Sok tahu lu... dari mana lu liat kalau burungnya gede...??? tanya tante LieFen.
"Betul kata lu Verrr... itu memang kelebihan laki pribumi... kelamin mereka biasanya gede-gede Fenn...." jelas tante MeiCen.
"Nah.. kalau ci MeiCen yang bilang aku percaya dehh..." ucap tante LieFen.
"Kalau gitu coba kita buktiin kalo bener punya mereka memang besar-besar.... berani gak lu orang...?! tantang LieFen dan semua tante-tante setuju aja.
Tante-tante udah pada mulai usil terhadap para pria pribumi. Mereka bingung bagaimana harus memulai menunjukkan keusilan mereka. Awalnya tante Vera memulai pembicaraan bertanya berapa lama mereka berlatih untuk besarin badan hingga jadi kekar seperti yang sekarang ini. Para pria itupun menceritakan pengalaman mereka dengan bersemangat. Sangat jarang pria-pria seperti mereka ini bisa ngobrol dekat dengan tante-tante cina begini. Tante-tante itu pada mulai sengol-sengolan siku saling memberi kode.
"Banggg... karena kita semua sudah dewasa, kami pengen nanya nih..... apa benar kalau penis laki pribumi itu memang besar-besar ya...?? tanya tante Vera.
"Hehehe... kalau itu memang benar ciii... emang ci Vera mau liat punya kami...?! tantang bang Tigor.
"Idihh... emang kalian berani...?! tante Vera tantang balik
"Siapa takut... kami sih berani aja.... kalian yang nanti ketakutan kalau lihat punya kami... hehehe...!!! ucap bang Zaki.
"Kalau memang kalian itu jantan harus pegang ucapannya... coba tunjukkin..!!!! tantang tante LieFen.
Dengan percaya diri bang Tigor yang pertama menurunkan celananya lalu mengeluarkan torpedonya. Para tante -tante itu tertawa menutup mulut menyaksikan kontol pribumi yang setengah ereksi itu.
"Terusss... yang satu lagi mana..?! tantang tante LieFen.
"Ayooo Zaakkk... cepat lu tunjukin kontol lu...!!! suruh bang Tigor. Dengan yakin, bang Zaki juga mengeluarkan torpedonya yang ukurannya tidak jauh berbeda dengan punya bang Tigor. Para tante-tante cina itu makin tertawa tak tertahankan.
"Terus abang yang satu lagi mana penisnya...?! tanya tante MeiCen.
"Maaf ci... saya gak mau terlibat.. cukup mereka saja..." tegas bang Abdul dan tante-tante pada terdiam.
"Ihh... sombong bener "fankui" yang satu ini..." ucap tante MeiCen dalam bahasa dialek.
Tiba- tiba,
"Ciikk... Sherly mandi dulu yaaa... mumpung kalian masih asyik ngobrol di sini...!! ucap Sherly segera menggunakan kamar mandi untuk bersih-bersih. Rupanya tante Alin sudah selesai mandi dan rambutnya pun sudah dikeringkan tapi masih berbalut handuk.
"Itam banget kontolnya banggg.... hahahahaa...!!! ledek tante Vera dan tante yang lain ikutan tertawa dengan nakal.
"Baru tahu ya ci... kontol orang kami ini memang besar dan hitam... sekarang gantian dong buka punya kalian... kami mau liat yang putih-putih...hehehe" pinta bang Zaki.
"Hmmm... mau gak yaaa...?! ucap tante LieFen godain dua lelaki pribumi yang mukanya sudah pengen alias mupeng.
"Dasar laki pribumi genittt.... kasiihh deeehhh.... hehehehe...." ucap tante Vera.
"TUNGGU DULU....!!! sanggah tante MeiCen.
"Tunggu apa lagi ci MeiCenn...?! Lu gak pengen ngerasain yang hitam besar ini...?? tanya tante Vera.
"Aku muak sama laki pribumi yang satu itu... tolong suruh dia menjauh dari sini... gak usah gabung sama kita... dasar pribumi sombong....!!! bentak tante MeiCen kesal dengan penolakan bang Abdul.
"Udah dehhh... biarin aja dia di situ... toh dia gak ganggu kita... gak usah peduli sama tuh orangg...." ucap tante Vera menenangkan suasana.
Ekspresi wajah bang Abdul tampak dongkol namun dia tetap diam menahan amarahnya demi temannya bisa ngentot dengan tante-tante yang sudah terbawa nafsu ini. Bang Abdul menyingkir dari mereka, dan berdiri di teras menikmati pemandangan kota tampak dari gedung tinggi.
Pesta birahi segera di mulai. Para tante-tante cina ini mulai beraksi menunjukkan betapa binalnya mereka. Dengan gerak gerik yang amat sensual satu per satu dari mereka melepaskan handuk yang membalut tubuhnya. Mata Bang Tigor dan bang Zaki melotot menyaksikan keindahan tubuh para encik-encik bahenol yang binal. Satu per satu mereka jongkok di depan dua lelaki pribumi, berebutan kontol. Mereka kelihatan sudah kompak dalam berbagi kontol. Meskipun berebutan, mereka masih bisa saling memberi kesempatan untuk yang lainnya untuk menjilati kontol pribumi yang kini sudah berdiri tegak sempurna.
Di sana, tante Vera sedang menjilati kontol bang Tigor dan tante LieFen sedang menggenggam kontol bang Zaki. Di tengah ada tante MeiCen yang kepalanya menoleh kiri kanan bergantian menjilati kontol kedua lelaki pribumi, memberi kesempatan temannya menikmati lebih dulu.
"Zaaall cepat buka celana lu...kita jangan mau kalah sama mereka...." ajak tante Alin hendak menurunkan celanaku.
"Ohhh jangann... tante gak gabung saja sama mereka...?! aku menolak karena tidak mau kejadian sebelumnya terulang lagi.
"Ngak zaaalll... tante lebih suka kontol lu Zaaalll... sini buka sayangggg... tante jilati kontol lu kayak mereka itu...." ucap tante Alin menurunkan paksa celanaku sampai kontolku mencuat keluar dari celana dalamku.
"Aaaaahh taaannn... pelan dulu isapnyaaa.... koq bernafsu bangett...?! tanyaku.
"Tante udah gak tahan sayanggg... gemes banget liat kontolmu Zaaalll... besar banget gak kalah koq sama punya mereka itu...mmhhhh....mmmmhhhhh....aaahhhh....!!! ucapnya sambil menyepong kelaminku.
"Aaahhh enakkk bangett tannn....aaahhh...tante pinter isap kontol....aaahhh...!!! pujiku.
"Elu suka kontolnya diisap sama tante...?! Srrruuppp...srruuupp....!!! tanya tante Alin nakal.
"Sukaa tanteee... suka bangett tante Alinnn.. aaahhh...!!!
"Zaaall... jangan panggil tante Alinn lagi... nama tante Alicia jadi panggil aja tante Cia sayanggg... ini panggilan khusus hanya Izal yang boleh panggil aku dengan nama panggilan itu... ok sayangg..?!
"Ok tante Cia... makasih sudah mengistimewakan aku tannn...." rasanya tante Alin, maksudku tante Alicia ini sudah tergila-gila denganku. Dia kelihatan sangat haus kontolku. Sangkin bersemangatnya, handuk tante Alicia terlepas jatuh ke pahanya dan terlihat puting payudaranya yang bentuknya bulat besar.
Sementara kontolku disepong tante Alicia dengan ganas. Para tante yang lain mulai berganti posisi. Mereka semua berbaur saling jilat menjilati di atas sofa ruang tamu. Bahkan sesama wanitapun saling menjilat titik-titik sensitif mereka diiringi tertawa terkekeh di sela-sela aksi mereka. Tangan bang tigor dan bang Zaki ini bebas meraba menyentuh meremas tubuh para encik-encik bening itu.
Tante Alicia mengakhiri sepongannya berdiri mengajakku berciuman dengan panasnya. Kuladeni kemauan tante. Mulut kami berpagutan smbil berpelukan bagai kekasih yang lama tidak bertemu kini melepas rindu. Tanganku mulai usil, kuselipkan jariku kedalam celana dalam tante.
"Ssshhh...Aaahh..!!! tante mendesis.
"Memek tante udah basahhh... hehe..." bisikku.
"Setiap kali ingat kontol Izal... tante selalu basahh sayanggg...." balasnya dengan bisikan.
"Oh ya..?! Pengen Izal masukin kontol pribumi yaaa...?
"Pengen bangett sayanggg... kalau bisa jangan dilepas lagi selamanya...."
"Dasar tantee....binal banget lu tann...." ledekku.
"Zaaalll... kami tante-tante cina memang begitu Zaalll... lu liat mereka semua, kami ini punya nafsu yang besarrr..." bisik tante menunjuk ke tante MeiCen dan tante yang lain.
"Sama tann... kami orang pribumi juga punya nafsu gede... jadi kalian cocok dientot sama orang kami tann.... hehehe..." ujarku.
"Bisa jadi sayanggg... makanya aku selalu rindu sama kontol pribumi lu sayanggg... ooohhh sayangggg....cepat lu masukin sayanggg.... vagina tante udah gak tahannn nihh...." ucap tante memelas pengen segera kutusuk memeknya.
"Eeehhh... bentar tanteee... Izal kepengen pipis dulu... biar nanti masukin lebih nyaman...." kuhentikan sejenak karena sudah sesak pipis dari tadi.
"Jangan lama ya sayangggg... tante udah gak tahan nih... tante gabung sebentar dengan mereka... lu cepat selesaikan pipis lu di toilet abis tuh kembali entot tante..." desak tante Alicia.
Bergegas aku menuju ke toilet.
"Aaaaahh aaaahhhh... hentikannnn bangggg....jangan terusinnn aaahhh...aahhhh....!!! terdengar suara desahan Sherly bergaung dari kamar mandi diiringi semburan pancuran air shower.
"Kenapa berhenti non... lu takut ada pacar lu di luar... itu pacar lu Rizal lagi ngentot sama tuh encik yang namanya Alicia kalau gak salah.... jadi cewek jangan bodoh, kalau pacar lu ngentot sama orang.. lu juga boleh ngentot sama abanggg.... sini non sayangggg....uuuhh basahhh memek lu sayangggg... " itu suara bang Abdul.
"Benarkaaahh kataa abanggg...?! hhmmm...mmmhhh...."
Mendadak suara semburan air berhenti. Rasanya mereka sudah menyelesaikan mandi mereka.
"Sini abang bantu mengusap badan non Sherly pake handuk...." ucap bang Abdul.
"Abang sayang sama non Sherly.... jadi abang tidak mau membohongi wanita yang abang sukai... justru abang mau bikin dia nyaman dan puas.... sini non jangan menolak kenikmatan yang abang berikan pada lu...." rayu bang Abdul
Mendadak Sherly terdiam tanpa berkata apapun, lama kelamaan kedengaran suara desahan Sherly.
"Oooohhhh...ooohhh banggg... ssshhhhh aaaahhhhh...gellii bangett banngg.....shhhh....!!
"Tapi enakkk kan sayanggg itilnya abang mainkan... memek non sampai keluar lendir nya...."
"Aahhh....aaahhh...aaabang pinter bangett bikin Sherly basahhh....aaahhh...!!! Tubuh aku udah kering... tapi yang dalam situ jangan dibikin basah lagi dong bang..."
"Itu tanda abang sayang sama non Sherly..... ini kontol abang buat non Sherly... monggo digosok non..."
"Keras banget kontolnya bangggg.... hitam bengettt tuhh...."
"Kontol begini favorit amoy-amoy non... pasti non Sherly suka kena kontol abanggg...."
Duh rasanya kebelet banget pengen buat air kecil. Dari luar pura-pura kujerit. Sherrr lu udah belum mandinya...? Gw mau pipis nihh...!!! pura-pura aku gak tahu di dalam ada orang lain.
"Waduh non gimana nih.. pacar lu mau masuk tuh..." mereka gak nyadar kalau suara mereka terdengar olehku.
"Biarin aja banggg... biar si Izal tahu gimana rasanya kalau pacarnya dipake sama orang....kita pindah ke kamar aja...." tegas Sherly.
"Sini abang gendong no Sherly ke kamarrr...hehehe..." ucap bang Abdul mesum
"Aaahhh.. awas jatuh lo bangggg...hahahaha...." jerit Sherly
Dari dalam kamar mandi Sherly keluar digendong bang Abdul, tubuh keduanya berbalut handuk mendapati aku sedang menunggu di luar kamar mandi tanpa celana. Mereka berdua acuh tak acuh melirik sejenak padaku. Dalam gendongan Bang Abdul, Sherly diciumnya langsung melangkah menuju ke kamar. Percumbuan panas terus berlanjut sampai Sherly dibaringkan di ranjang. Mereka saling menarik handuk lawannya hingga keduanya telanjang bulat siap bersenggama.
Kuabaikan dulu mereka sampai kulepaskan sesak pipisku lalu kembali menyaksikan persetubuhan Sherly dengan bang Abdul. Tubuh Sherly yang putih mulus dicumbui bang Abdul sedikit demi sedikit. Tidak kusangka, seorang lelaki pribumi berperawakan preman dengan tato tercetak di bisep dan badan besarnya bisa memperlakukan pasangannya dengan cumbuan lembut tanpa terburu-buru. Begitu pula Sherly seorang cewek keturunan Tionghoa yang putih mulus begitu menikmati cumbuan lelaki pribumi berkulit gelap yang muka kasar. Dapat kusimpulkan jika wanita cina sudah dikuasai nafsu, dia tidak peduli siapa lelaki yang mengauli tubuhnya. Setiap inci tubuhnya butuh sentuhan cumbuan nikmat seorang lelaki.
Dari luar kedengaran suara desahan para tante yang saling bersahut-sahutan disetubuhi oleh dua lelaki pribumi. Astaga aku melupakan tante Alicia yang menungguku. Kucari tante Alicia di ruang tamu, ternyata tante sedang digenjot oleh bang Zaki sambil ditemani tante LieFen. Di dekat sana, tubuh bang Tigor sedang ditunggangi tante MeiCen ditemani tante Vera.
"Ting tong...!!! tiba-tiba ada bunyi bel, menghentikan semua aktifitas di ruang tamu. Mungkin pada tahu kena gerebek. Aku segera kepintu dan mengintip ke luar lewat lubang kecil pintu. Oh ternyata itu om Jarot dan om Umar. Langsung kubuka pintu sempat membuat mereka semua ketakutan.
"Tenang tante...!!! ini teman kami yang datang....silakan lanjutkan...." kataku.
"Aaaahh...aaahhh....!!! kembali bang Tigor dan bang Zaki melanjutkan aktivitas mereka. Tante Alicia dan MeiCen kembali mendesah nikmat.
"Waahh...waaahhh... sudah pada ngentot rupanya....!!! sahut om Umar dengan ekspresi mesumnya.
"Eh.. siapa bapak berdua ini...?! kami gak kenall...!!! tanya tante Vera hendak didekati om Umar. Sedangkan om Jarot hendak mendekati tante LieFen, kebetulan kedua tante ini sedang menunggu giliran.
"Hehehe... sini ncikk... nanti sambil ngentot sambil kenalan saja..." ucap om Umar tanpa sungkan menyentuh tubuh tante Vera yang sudah kebakaran nafsu. Dalam suasana penuh aura birahi ini, Tante Vera dan LieFen tidak mampu menolak tubuh mereka didekati dan dijamah lelaki pribumi yang belum mereka kenal, meskipun sebenarnya mereka tampak ragu.
"Mulus sekali tubuh wanita cinaaa.... beda kali sama tubuh binik aku.. gak semulus ini lagi....ckckckck..." ucap om Umar pelan-pelan menyentuh lengan tante Vera.
"Oh.. bapak sudah beristri yaaa... sama dong...aku juga udah bersuami..." ucap tante Vera yang sifat memang lebih terbuka dan blak-blakan.
"Beruntung kali lakik nya punya binik secantik ini... sayang kali kalau tubuh semulus ini pasti jarang dibelai sama lakiknya..." duga om Umar.
"Masa sih !? emang kalau tubuh bisa mulus itu karena jarang dibelai...bukan karena perawatan.... berarti tubuh istri bapak gak mulus itu gara-gara bapak sering belai istrinya dong...?!
"Betul Buu... hampir setiap malam bapak selalu ajak istri ngentot sampai dia puas... istri yang puas biasanya lebih bahagia Bu... andai ibu ini jadi istri bapak pasti setiap malam bapak ajak ngentot... soalnya mengoda sekali tubuh ibu ini.... siapa sih namanya...?!
"Aku Vera Pakkk... kalau bapak siapa namanya...?!
"Nama bapak Umar... bapak sudah beristri tapi bapak tidak puas bercinta dengan istri bapak... bapak yakin Bu Vera pasti bisa berikan kepuasan yang sudah lama bapak dambakan... lagipula kita sama-sama sudah punya pasangan... jadi gak usah ragu kalau mau ngentot... beda kalau masih perawan..." jelas om Umar.
"Yang ragu aku atau bapak sihh... bapak sendiri aja belum lepasin pakaiannya...." tantang tante Vera. Om Umar dengan bergegas melepas seluruh pakaiannya hingga dibantu tante Vera.
Sementara bang Jarot tidak terlalu mau banyak bicara, dia dengan terburu nafsu mencumbui tante LieFen tanpa ampun. Tante LieFen tampak kewalahan menghadapi om Jarot yang melancarkan cumbuan bertubi-tubi. Kelihatan sekali om Jarot sudah lama tidak menyetubuhi wanita apalagi didepannya ada wanita keturunan yang sudah tidak berbusana membuat om Jarot tidak sanggup lagi menahan nafsu yang lama terpendam.
Suasana pesta seks antaras semakin meriah. Kini semua tante-tante sudah punya pasangan tengah mengadu birahi. Ruang tamu itu dipenuhi suara desahan om dan tante yang saling berkejar-kejaran. Ini pertama sekali aku menyaksikan pesta seks dimana tante-tante cina yang gengsi itu kini digenjot sampai keenakan oleh para pejantan lelaki berkulit gelap. Tidak ada lagi kemunafikan, tidak ada lagi perbedaan, tidak ada lagi penolakan. Semua saling membutuhkan untuk saling memuaskan satu sama lain. Pemandangan ini sangat membangkitkan nafsuku. Puas rasanya melihat encik-encik sombong itu disetubuhi kawan-kawan aku yang pribumi. Pemandangan ini sangat membangkitkan nafsuku.
Saat aku butuh penyaluran nafsu, cewek pertama yang terlintas dalam otakku tentu saja Sherly pacarku. Namun saat ini dia sedang memadu birahi bersama lelaki yang bernama Abdul.
"Aaaahhh.... uuuhhh... enakk sekali goyangann Sherly bikin abang makin sayang sama lu.... aaahhh...aaahhhh...!!! rayu bang Abdul membuat Sherly makin bersemangat.
Di kamar mereka sedang melakukan penetrasi dimana bang Abdul duduk di tepi ranjang memangku Sherly yang bergoyang diatasnya. Sementara itu Sherly bergoyang, payudaranya yang bergoncang hebat dilahap bang Abdul secara bergantian.
Tiba-tiba tangan bang Abdul bergeser ke pantat Sherly lalu mengangkat tubuh Sherly. Kaki Sherly secara spontan melingkar di pinggul bang Abdul. Bang Abdul dengan kekuatannya menghentak-hentakkan tubuh Sherly agar kontolnya keluar masuk dari memeknya. "Aaaarrghhh.....abangggg.... kuatt bangettt...aaarrhhh...!! Sherly mengerang hebat yang setahuku Sherly memang menyukai cara bercinta dengan posisi digendong.
"Abang dapat kekuatan ini dari cintaa abang sama Sherly... enakkk bukannn...?! rayu bang Abdul
"Ennnaakkk banggg.. Sherly suka cara bercinta beginii...oooohhh...ooohhh...uuuhhh...!!!
Cukup lama ketahanan bang Abdul menyodok memek Sherly dengan posisi berdiri. Pelan-pelan langkah bang Abdul ke arah jendela yang menghadap ke langit. Setelah itu Sherly diturunkan dan disuruh nungging dengan kaki berdiri di lantai dan tangan menyentuh ke kaca jendela. Bang Abdul ingin menyodok memek Sherly dari belakang.
"Sherly... lu lihat langit itu tinggi bukan...?! abang akan berikan Sherly kenikmatan yang setinggi langit itu...Sherly mau..?!?! tanya bang Abdul sambil mengusap punggung mulus Sherly.
"Nggg...!!!" Sherly anggukkan kepala tanda dia mau. "Ouuuhh...!!! erang Sherly saat bang Abdul menusuk kontolnya dari belakang ke dalam memek Sherly. Peneterasi dimulai. "Plokk..plokk...plokk....!!! kedengaran suara tepukan pertemuan antara pantat Sherly dengan paha Abdul. Makin lama tempo sodokan bang Abdul makin kencang membuat seluruh tubuh Sherly bergetar.
Setelah itu mereka hendak berganti posisi lagi, saat mereka mau kembali bercinta di ranjang, mereka menyadari aku telah ada di dalam kamar sedang berdiri menatap aksi mereka.
"Zaaalll... lu udah selesai bercinta dengan ci Alin...?? tanya Sherly. Belum sempatku jawab, "Kalau gw sana bang Abdul sih belum selesai... lu tunggu dulu yaa....!!! sambung Sherly.
Bang Abdul disuruh Sherly untuk berbaring, agar Sherly naik keatasnya untuk posisi woman on top. Ada yang berbeda dengan Sherly sebelum dan setelah menyadari kehadiranku. Sebelumnya goyangan Sherly masih berirama dan lembut tampak sangat anggun. Tapi setelah dia menyadari kehadiraku, Sherly keliatan lebih liar bercinta dengan bang Abdul didepanku. Goyangannya tidak teratur dan berapi-api seperti pelacur murahan yang terbawa nafsu tak terkendali. Goyangannya keliatan sangat emosional.
"Aaaahhh...aaaahhh....mmmhhhh......mmmmhhhh....aaaaahhh.....!!! desahannya makin berisik gak terkendali. Sepertinya dia sengaja ingin memancing emosiku atau ingin membangkitkan rasa cemburuku.
Tidak lama setelah Sherly bergoyang hebat diatas tubuh Bang Abdul, tubuhnya membungkuk mengajak bang Abdul untuk berciuman. Mereka saling melumat bibir dan lidah mereka saling berputar-putar di dalam rongga mulut mereka. Sungguh bangkit rasa kesal dan cemburuku sekaligus nafsu biadabku.
Kulihat bongkahan pantat mulus Sherly sedang bergoncang. Disela himpitan dua bongkahan daging itu, terbuka lebar lubang anus yang berwarna merah muda seakan memanggil kontolku.
Dengan cepat aku naik keatas ranjang lalu mengarahkan kontolku ke lubang bool Sherly.
"Zaaalll...!! apa yang lu lakukan...?! Sherly terkejut menyadari aku dibelakangnya.
"Sini lubang bool lu Sherrr... biar lu juga rasakan dua kontol sekalian...!!! ucapku sambil memaksakan kontolku melasak masuk ke dalam lubang anusnya yang sempit.
"Aaaarrrgghhh...!!! Jangaaan Zaaaalll.....sakitttt...!!! erang Sherly kesakitan saat detik-detik kontolku menembus lubang anusnya.
"ADUUHH..!!! SAKITTT...!!! Stooppp Zaaalll..!!! Memang lubang anus Sherly sangat sempit sehingga sulit ditembus kontolku yang besar. Semakin kupaksa semakin keras teriakan kesakitan Sherly.
"Zaall...zalll... jangann dipaksakan....awas robek... harus pake pelumas baru bisa masukin....!!! ucap bang Abdul dan kuikuti sarannya. Kata Sherly di lemari ada disimpan sebotol pelumas untuk alat bantu seks. Kuambil pelumas itu dan kuoleskan ke kontolku yang besar. Ini pertama kali aku gunakan barang begini.
Kembali aku naik ke atas ranjang untuk meluncurkan kontolku yang terlihat gagah mengkilap oleh pelumas ke dalam lubang pantat Sherly. Pelan-pelan kucoba sekali lagi, ternyata kontolku lebih mudah menerobos lubang anus Sherly hingga kandas. Lubang bool Sherly benar-benar sempit mengapit kontolku. Sensasinya sungguh nikmat tak terkatakan.
"Urrrghhh...!!! Gimana rasanya kontolku Sherrrr...!!!?? tanyaku
"Shhhh....aaahhh....ssshhh...aaaahhh...Zaaaalll....punyaa lu kebesarannn Zaaaalll....rasanya masih agak sakit...!!! Sherly mendesis menahan perih.
"Gak apa Sherrr... nanti lama-lama juga nikmatt... tahan dulu sedikit sayanggg...." ucap bang Abdul menenangkan Sherly.
"Sumpahh... lubang bool lu enak banget Sherrrr... aaahhh...gilaaa....nikmattt bangettt...!!!
"Dekk Izaalll... ayo kita bikin Sherly merasakan puncak kenikmatan yang didambakan setiap wanita...." ajak bang Abdul.
Awalnya tubuh Sherly masih terasa kaku karena beradaptasi dengan dua kontol yang menghantam kedua lubang selangkangannya. Aku dan bang Abdul sebagai pejantan juga berusaha beradaptasi dalam penetrasi ganda ini. Hingga akhirnya penetrasi ganda ini dapat berjalan sinergi. Kontolku dan bang Abdul dapat bergantian keluar masuk ke dalam lubangnya dengan irama secara harmonis. Begitu pula dengan tubuh Sherly yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan gesekan dua kontol yang beriringan melasak lubang selangkangannya. Kulirik ke cermin tampak tubuh putih mulus Sherly dihimpit oleh tubuhku dan bang Abdul yang lebih besar dari tubuh Sherly. Tubuh Sherly meliuk-liuk di antara himpitan tubuh kami. Tatapan mata Sherly yang sayu dan mulutnya sedikit terbuka, sebuah ekspresi wajah Sherly yang tampak agak kewalahan tapi juga menikmati sensasi nikmat yang diberikan dua lelaki bertubuh gelap kami.
Salah satu tanganku menarik rambut Sherly yang lembut, dan kusodorkan jariku ke mulut Sherly. Jariku menyentuh rongga mulutnya bahkan lidahnya bergerak menjilati jariku. Di bawah tangan bang Abdul yang bertato itu memegang paha Sherly. Payudara Sherly menempel erat mengesek ke dada bidang bang Abdul yang agak berbulu. Salah satu jemari Sherly meremas rambut bang Abdul yang ikal dan satu lagi meremas sprai ranjang.
Kata orang, amoy itu kalau digenjot suaranya sangat berisik, menuruku itu benar. Terdengar suara berisik khas rintihan Sherly, kadang mendesah, mendesis, sesekali menjerit semakin membangkitkan gairah kami untuk terus mengenjot amoy yang cantik bukan main ini. Sebagai lelaki pribumi, ada kepuasan tersendiri mendengar desahan amoy dan aku yakin bang Abdul juga merasakan hal yang sama dan sependapat denganku.
Suasana tubuh kami semakin panas melampai suhu dinginnya AC di kamar. Keringat kami mengucur hebat dan saling bercampur. Tubuh Sherly meski berkeringat tapi tetap tercium wangi mungkin efek parfum yang dipakainya. Sebaliknya tercium bau keringat bang Abdul yang menurutku aromanya tidak nyaman, anehnya Sherly tidak mempersoalkan bau tajam itu, bahkan tubuhnya semakin erat menempel di tubuh bang Abdul.
Kami bertiga terus berpacu dengan nafsu yang menguasai tubuh kami. Kini nafas kami mulai tidak beraturan. Ini gejala kami sudah hampir mencapai puncak kenikmatan, terutama Sherly. Nafas bang Abdul mulai berat dengan suara mengerang.
"Aahhh...aahhh..banggg.. Sherly udh gak tahannn... aahh...pengennn keluarrr... !!! Ucap Sherly mengeleng-geleng kepala sembari dientot dari belakangnya.
"Abangg juga ampir nyampe sayangggg...aaahh..tahaann bentarrr lagiii... aahhh...!!! Balas bang Abdul.
Mendengar ucapan mereka tampaknya aku harus mempercepat sodokanku agar aku lebih cepat mencapai klimaks. Biasanya aku cukup kuat bertahan dalam peneterasi. Akan tetapi himpitan rongga anus Sherly cukup rapat membuatku kontolku terasa lebih nikmat sampai ke ubun-ubun dan bisa lebih cepat ejakulasi.
"Aaaarrhgggg..!! Zaaaaalll !!! Kasarrr bangat luuu....!! Jerit Sherly saat kupercepat tempo sedokanku.
"Kaliann udah mau keluarr... sedangkan aku masih kuat bertahan... terpaksa aku percepat biar keluarnya barengan....!!! Tegasku agak kesal dengan mereka.
Sherly dan bang Abdul terdiam tanpa bisa beralasan apapun saat kuhantamkan kontolku dengan kuat sampai tubuh mereka berdua tersentak-sentak. Sherly hanya bisa mengerang semakin keras menahan rasa nyeri dan nikmat bercampur jadi satu di area selangkangannya.
Ahhhhhhhhh....!!! Sherrrlyyyy gaaaakk kuattt laggiii... Aaaaaahhh....!!! Semburan cinta Sherly begitu terasa kuat dan hangat membanjiri kelamin kami.
Crrrotttt....crrrotttt....crrrooottt....!!! Begitu pula dengan muntahan sperma bang Abdul turut menambah semarak puncak kenikmatan ini.
Akupun mengejar ketertinggalanku hingga akhirnya spermaku muncrat ke dalam lubang anus Sherly hingga tertumpah keluar.
Bertiga kami terkapar kelelahan terutama Sherly, setelah bersama menggapai puncak kenikmatan seksual dalam persetubuhan bertiga ini.
Dengan nafas ngos-ngosan kami berbaring sejajar di atas ranjang dan Sherly berada di tengah.
"Gimana Sher rasanya... apakah kamu puass..?? Tanya bang Abdul.
"Puas banggg... puas banget rasanyaaa..." ucap Sherly dengan nafas masih berat.
Tenaga kami mulai pulih dan mulai mengenakan kembali pakaian kami. Waktu sudah cukup malam dan aku pulang ke rumah Sherly ikut mobilnya. Sedangkan bang Abdul terpaksa harus menunggu bang Tigor dan yang lainnya yang masih ngobrol akrab dengan tante-tante pasca pesta seks.
"Sher... kenapa lu bisa sampai ngentot sama bang Abdul.. ?? Tanyaku selama di perjalanan.
"Emang salah kalo gw main sama bang Abdul...?? Tanyanya kembali.
"Bukan nya salah sih... emang lu gak peduli kalau gw ampe cemburu liat lu ngentot sama dia...??
"Peduli amat yang penting gw nyaman... lagipula lu sendiri juga main sama ci Alin... ??
Kuakui bahwa aku harus belajar dari bang Abdul dalam memperlakukan wanita di atas ranjang. Buatku bang Abdul mulai mengancam hubunganku dengan Sherly. Kehadiran bang Abdul membuatku merasa tersaingi. Bagaimanapun juga aku harus berhati-hati dan tetap mempertahankan Sherly gimanapun caranya.
"Memang tante Alin itu ada ngajakin gw main sama dia... tapi gw gak mau main sama dia... " terpaksa aku bohong sedikit agar keliatan benar.
"Masa sih.. ?? Tadi gw liat lu udah gak pake celana...?!
"Kan gw udah bilang.. tante Alin itu ada ajakin gw main sama dia...tapi gw tolak pake cara halus bilang mau ke kamar mandi....abis itu gw gak balik lagi ke dia...." jelasku.
"Tadinya gw memang sengaja mau ngebales lu.. soalnya kata bang Abdul kalau lu lagi ngewe sama ci Alin... tapi lu jangan salah kan gw juga dong.. kan semua ini gara-gara lu ajakin mereka ke kamar itu..." Sherly membela diri. Memang kata orang wanita selalu benar dan kenyataannya begitu. Wanita tidak mau disalahkan. Apalagi usia Sherly di atasku, so pasti egonya lebih tinggi, lebih baik aku memilih diam.
Sesampai dirumah Sherly, aku kasihan melihat caranya berjalan. Dia bilang kalau selangkangan nya perih akibat digenjot dua kelamin pria sekaligus.
Meskipun di rumah Sherly berpenampilan seksi dan sekali lagi menggodaku, namun aku mengurung nafsuku untuk mengaulinya lagi. Kubiarkan dia beristirahat setelah pertempuran sengit dua lawan satu. Dan aku sendiripun sudah mengantuk dan kami melewati malam ini hanya dengan tidur bareng.
Keesokan paginya kulihat hape ku ternyata sudah lowbat. Setelah kuaktifkan kembali ternyata ada "telepon tak terjawab" dari Mama sampai berkali-kali. Kuperiksa pesan WA ada pesan masuk dari Mama yang berisi tentang kabar yang mengejutkanku. Pesan itu berisi "Papa masuk rumah sakit".
Bagaimana bisa Papa masuk rumah sakit ?
Bagaimana kondisi Papa saat ini dan Papa sakit apa ??