Pov : Linda / Ai Ling
Selama seminggu lamanya aku tinggal di kampung sebelah tinggal di rumah Pak Dulah, akhirnya aku bisa pulang ke rumahku sendiri. Tidak bisa kupungkiri bahwa aku bukan wanita kampung yang mampu tinggal di rumah kumuh dan kotor. Jauh lebih nyaman tinggal di rumah sendiri karena lebih luas dan besar bagai rumah villa di tengah kampung.
Niat dalam hati bahwa setiba di rumah aku ingin beristirahat panjang melepas kelelahan, siapa sangka setiba di rumah ada yang tidak beres dengan suasana yang kacau berantakan. Sekelompok orang telah menggunakan rumahku untuk berpesta saat aku tinggal di kampung sebelah.
Dengan langkah mengendap aku memeriksa kamar tamu lebih dulu. Kubuka pintu sedikit melihat ke dalam kamar, ternyata di sana ada dua lelaki yang sedang tertidur tanpa pakaian dengan ranjang yang sangat berantakan dan yang satu lagi tidur di lantai hanya mengenakan celana dalam. Tidak bisa kulihat wajah kedua lelaki itu karena wajahnya membelakangi pintu. Aku tidak berani berbuat apa-apa, dan kulanjutkan memeriksa ke kamar yang lain.
Melewati kamar mandi ada suara cipratan air, seseorang yang tidak kuketahui sedang mandi. Kuteruskan penelusuranku ke kamar Elena yang masih di lantai dasar. Kubuka pelan-pelan pintunya sedikit untuk mengintip ke dalam. Di atas ranjang Ayen sedang berciuman panas dengan bang Zulman dengan posisi tiduran dan ada seorang lagi pria telanjang sedang tidur di lantai itu si Ujang.
"Maaaa...!!! Sudah pulang...?! dari belakang Elena memanggiku. Ternyata Elena baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit menutupi tubuhnya.
"Naaa..!!! Apa yang kalian lakukan di rumah..?! tanyaku marah. Suaraku kedengaran sampai ke kamar membuat Ayen dan Zulman menghentikan akitfitas mereka di ranjang.
"Sorry Maaa... semalam kami ngumpul di rumah jadi kami bersenang-senang karena malam minggu.
"Ya tapi koq sampai berantakan gitu...?! Aku gak suka rumah sampai kalian bikin berantakan begitu..!!! tegas ku dengan sedikit amarah.
"Tenang cik..!! Pokoknya nanti kami bereskan semua.... tolong jangan ganggu kami dulu..." ucap bang Zulman lalu lanjut membaringkan Ayen dan memberikan ciuman bertubi-tubi padanya.
"Baik Maaa... nanti aku yang akan bertanggungjawab membersihkan rumah... Mama istirahat saja dulu di kamar...ok?! ucap Elena dengan perasaan bersalah.
"Aku gak mau tahu ya... kalian yang bikin kalian yang bereskan... aku lagi capek mau tidur dulu... sebelum aku bangun rumah sudah harus bersih...!! tegasku lalu naik ke kamarku yang di lantai atas.
"Beres Maaa...." ucap Elena menunduk.
"Oh ya..?! Mana Erika..? tanyaku
"Erika dan anaknya sedang ditemani Asen ke rumah mama kandungku..." jawab Elena.
"Terus kalau Velin ke mana ?? tanyaku lagi.
"Velin semalam ada pulang sebentar... abis itu dia dibawa keluar sama temannya..."jawab Elena.
"Teman yang mana..? tanyaku lagi
"Gak jelas yang mana Ma... yang aku kenal ya si Rizki anaknya Pak Faiz sama teman-temannya..." jelas Elena.
"Cowok semua temannya...? tanyaku.
"Kuperhatian dalam mereka semua yang bawa sepeda motor ada juga beberapa cewe-cewe yang dibonceng cowok-cowoknya.... tidak tahu pergi kemana... Velin semalam ku tanya juga gak mau jawab dia pergi kemana..." jelas Elena.
"Ya sudahlah....nanti aku nelpon aja...pokoknya kalian bereskan rumah dulu sebelum aku bangun..." tegasku.
Memang selama di kampung sebelah aku tidak bisa tidur nyenyak. Mungkin karena bukan kamarku dan juga tempat tidurnya sangat kumuh dan kotor. Sangat tidak nyaman membaringkan tubuhku yang terbiasa hidup bersih. Kamar tidur dan ranjangku masih yang terbaik untuk tempat mengistirahatkan fisikku yang sudah kelelahan selama kurang lebih seminggu. Kelelahan ini bukan hanya masalah tempat tidur, tetapi selama di kampung sebelah aku melayani dua lelaki pribumi yang kurang lebih sama perkasanya.
Jam dinding sudah hampir pukul satu siang. Rasa lapar telah membangunkan ku dari tidur. Kuturun ke ruang makan mencari apa yang bisa ku masak dan makan sambil memeriksa keadaan rumahku yang tadinya berantakan.
Lumayan rapi walaupun tidak serapi yang kuharapkan. Tidak kupermasalahkan lagi, nanti aku sendiri yang mengatur supaya lebih bersih dan rapi menurut standarku. Suasana rumah amat sepi, sepertinya mereka semua sudah meninggalkan rumah dan tinggal aku sendirian di rumah.
Untuk memastikan aku memeriksa ke kamar Elena dan ternyata benar. Tidak ada siapapun di dalamnya, cuma kamarnya masih berbau rokok dan ada bau aneh yang tidak bisa kujelaskan. Di atas meja rias ada sebuah kamera digital mahal milik Ayen. Memang Ayen ini seorang penggemar dunia photografer. Sebenarnya aku juga suka melihat foto-foto pemandangan yang indah. Penasaran dengan foto kamera maka ku bukan hasil jebretan Ayen.
"Astaga..!!! setelah kubuka ternyata isinya foto-foto persetubuhan mereka semalam. Benar-benar gila pesta pora mereka semalam. Ternyata semua montir bang Faiz ngumpul di rumahku. Elena dan Ayen jadi bulan-bulanan semua montir-montir bang Faiz. Ada juga video rekaman cukup panjang, di sana Elena dan Ayen disetubuhi para montor secara bergilir. Di kamera terlihat ada 6 lelaki, kalau tadi pagi aku ketemu dengan 4 lelaki, kemungkinan yang dua sudah duluan cabut dari rumahku.
Dari video itu Elena dan Ayen benar-benar kelihatan wanita murahan dibikin semua lelaki pribumi. Mereka dikeroyok para lelaki pribumi lalu disodorkan penis-penis mereka yang hitam besar itu. Mereka bukan hanya digilir, tapi disetubuhi rame-rame sambil tertawa-tawa dari atas dan bawah oleh para lelaki pribumi. Kalian sungguh wanita Tionghoa yang rendahan, tudingku dalam hati. Tapi biarlah Elena dan Ayen begitu, yang penting mereka tidak persoalan diperlakukan begitu oleh montir-montir itu. Lagipula aku lihat mereka menikmati sekali disetubuhi dengan cara begitu.
Apa peduliku dengan Elena, toh dia bukan anak kandungku. Yang penting jangan sampai Velin yang diperlakukan begitu. Kalaupun Velin mau pacaran dengan lelaki pribumi, aku sih tidak masalah asalkan jangan direndahkan sampai segitunya. Semoga Didit pacarnya bisa melindungi Velin. Tapi pagi tadi koq Elena bilang Velin diajak keluar sama Rizki sih?! Koq bukan sama Didit?! Apa mungkin Elena salah kenal?! Tapi gak mungkin juga, karena dibilang anaknya Pak Faiz. Ada yang aneh. Tadi juga aku sudah menghubungi Velin, katanya dia tidak lagi nginap di rumah Didit. Terakhir ini dia seringnya nginap di rumah Fitri. Menurutku itu jauh lebih baik.
Ah, sepi sekali sendirian di rumah membuat malam rasanya lambat sekali berlalu. Aku duduk santai sendiri dan melamun di ruang tamu. Andai aku masih di kampung sebelah, aku pasti akan mengajak Lasri untuk ngobrol. Sekarang aku sudah pulang ke rumahku yang nyaman, tapi yang aku rasakan justru kesepian. Tinggal di kampung sebelah ternyata ada baiknya juga.
Tok...tok....tok.....!!! Cik Alinggg...!!!
MET9P9E_t.jpeg
Rasanya gak percaya ada suara Mas Jaka yang memanggil dari luar. Seharusnya jam segini, dia sudah pulang ke rumahnya di kampung sebelah. Jujur hatiku senang sekali, di saat aku kesepian begini, mas Jaka datang ke rumahku. Sepintas aku bercermin dari pantulan lemari kaca dan memperhatikan penampilanku saat ini. Seperti biasanya aku di rumah, jika sudah bersiap untuk tidur aku selalu mengenakan pakaian lingerie yang seksi dan nyaman sebatas paha. Warna lingerie ku hitam jadi terlihat kulit tubuhku putih kontras. Tali berenda yang tipis mengantung di kedua bahuku dan sebagian bentuk payudaraku kelihatan jelas karena longgarnya. Karena aku masih belum masuk ke kamar, aku masih mengenakan kimono satu style menutupi bahuku agar tidak dingin, namun sengaja talinya tidak kuikat agar kelihatan payudaraku yang menggoda selera setiap lelaki. Malam ini lelaki yang bakal tergoda itu Mas Jaka.
Setelah merasa percaya diri, dengan bergegas aku membukakan pintu dengan perlahan.
"Waaw..!!! Malam cik Alingggg... cantik sekali lu malam ini...!! Mata Mas Jaka melotot kaget melihat penampilanku.
"Malam juga mas... koq bisa datang ke rumah..?? tanyaku dengan rasa penasaran bercampur senang.
"Hehehe... lihat mas bawa siapa lagi..." ucapnya.
"Malam ncik seksi.. kami semua sudah rindu sama elu cikkk.....hehehehe....!!! dari samping tiba-tiba bermunculan 4 lelaki lain yang semuanya kutahu para preman pasar. Salah satunya yang paling kukenal adalah bang Ucok yang barusan menyapaku. Daun pintuku yang tadinya kubuka sedikit dilebarkan salah satu dari mereka. Mata mereka semua melotot tubuhku, ekspresi wajah mereka sangat mesum terhadapku. Dengan spontan kututupi tubuhku dengan piyama.
"ow...owww.... tetek putih mulus gitu koq ditutupi sayanggg.... kita-kita sudah pengen kenyot tetek elu cikkk.... hahahahaha....!!! mereka semua menertawai aku.
"Ayo kawan.... kita puas-puasin di dalam saja....!!! bang Ucok mengajak semuanya masuk kedalam.
"Ehh... kalian mau apa masuk ke rumahku...?! mereka memaksa masuk dan tidak bisa kuhalangi.
"Cik Alinggg... rupanya lu bohong sama mas... lu bilang lu gak pernah diapa-apain sama kawan-kawan mas ini... ternyata lu sudah pernah dientot sama mereka kan..?! masi gak ngaku lu..!!! bentak mas Jaka.
Aku terdiam gak tahu menjawab apa. Kutatap dengan takut wajah sangar preman-preman ini baru kusadari ada seorang di antara mereka yang rasanya ku kenal. Sosoknya agak berkulit gelap, kurus tinggi berambut acak-acakan. Kuperhatikan dengan lebih seksama ternyata memang ku kenal itu bang Zaki, seorang penjual sayur keliling yang sering mampir di rumahku. Selama ini aku sudah berlangganan dengannya.
"Bang Zaki...?! Aku gak salah kenal bukan..?? tanyaku.
"Betul cikk Linda...cicik gak salah kenal... tapi aku yang salah kenal..." jawabnya.
"Apanya yang salah... namaku memang Linda banggg..." kataku.
"Aku salah menilai cik Linda...aku pikir selama ini cik Linda wanita cina yang terhormat tapi ternyata cik Linda itu bispak rupanya....alias bisa dipake..."
"HAHAHAHAHAHA...!!! Hahahaha...!! semua tertawa mendengar pernyataan bang Zaki.
"Udah Linggg.... ngaku aja kalau lu memang keturunan amoy bispakkk... udah sering dientot sama kawan-kawan mas... !!! desak Mas Jaka
"Iya... iyaaa... kalau sudah tahu ya sudah... terus kalian mau apa...!? tanyaku bingung melihat mas Jaka dan semua preman pasar ini sedang mendekat padaku.
"Banggg... kita masa ditanya mau apa..?! hehehe..." kata salah seorang dari mereka yang tidak kuketahui namanya.
"Jadi teringat masa kita perkosa cewek-cewek cina waktu tahun 98 itu banggg... masih ingat kalian semua...!? tanya mas Jaka.
"Waduh Mas... malam ini kita ke sini mau ulangi masa-masa itu mas.....tapi ingat !! jangan kalian ambil barang dari rumah ini... kita kesini cuma buat ngentot...." tegas bang Ucok lalu menghadapku dan berkata "jadi cikk... kita orang mau perkosa elu... terus lu mau apa...??"
"Jangannnn...!!! Jangan perkosa aku... cepat kalian keluar dari rumahku...!!! bentakku.
"Sok suci lu cikkk... lu udah berkali-kali abang entot masih berlagak kayak perawan... babi lu cikkk...!!! balas bang Ucok. Sekilas dia menoleh ke pintu luar yang masih terbuka sejak mereka memaksa masuk.
"Oi bang Kopral... kau tutup dulu pintu itu biar gak ada yang lihat kita ngentot di rumah ini.... cepattt..." perintah bang Ucok pada salah seorang anggotanya yang tidak kukenal.
"SIAPPP PAK...!!! balas si kopral dengan suara lantang. Kebetulan dia juga pakai pakaian bermotif tentara.
Kembali bang Ucok menatapku, "Oh ya ncik.... mas Jaka sudah bilang kalau lu sudah beberapa dientot sama dia... jadi apa salahnya malam ini sekali lagi kita semua entot lu rame-rame... pasti rasanya mantap cikk...hahahahaha....!!!
Naluriku merasakan kalau saat ini mereka semua telah terbakar nafsu. Rasanya aku bakalan diperkosa oleh kelima lelaki pribumi ini. Aku didesak mereka sampai terduduk di sofa ruang tamu di antara Bang Ucok dan Mas Jaka. Sedangkan dua pria berdiri di depanku untuk menghadangku agar tidak bisa melarikan diri. Satu lagi pria yang disebut Kopral itu berdiri di pintu rumah berjaga-jaga.
"Oh ya ncikk.. mana putri lu yang mantan pacar anak si ketua Imron...?? Kalau gak salah namanya Pelin ya...??! ucap bang Ucok teringat sama Velin.
"Apa kata abang...?! Mantan pacar..?! tanyaku.
"Ncik ngak tahu ya kalau putri lu itu sudah putus sama anak Ketua.... coba Janggg... lu kasi tahu dulu sama ncik cantik ini..." ucap bang Ucok.
"Cikk.. kemaren malam kita orang entot rame-rame tuh anak-anak SMA termasuk anak lu amoy Velin...hehehe..." kata Ujang, baru aku teringat namanya.
Tiba-tiba bang Ucok menoleh si Kopral, "Oi Kopral... kau ngapain berdiri di sini..?! Kau jaga dulu pintu luar jangan sampai ada yang masuk....!!! perintah bang Ucok membuat si Kopral agak kaget.
"SIAPP LAKSANAKAN PAK...!!! balas si Kopral dengan tegas. Rasanya ada yang janggal dengan gelagat si kopral.
"Trus gimana lanjutannya Janggg...? ucap bang Ucok kembali fokus padaku.
"Semalam kami ngumpul di rumah Rizki anak si bos bengkel sama anak-anak SMA laki perempuan... si Didit anak pak ketua juga ikutan... katanya dia sudah bosan sama anak cicik Aling... jadi kesempatan kami entot rame-reme tuh Velin si amoy...hahahaha..." jelas Ujang.
"Berapa orang kalian semalam? Terus anak-anak SMA yang lain gimana...?? tanya Mas Jaka penasaran
"Semalam kami ngumpul hampir 11 orang... ceweknya ada 5 semua anak SMA, kalo cowok ada 6 orang semua anak SMA kecuali aku sama Didit.. cuma Velin yang kita entot rame-rame...kita paling doyan entot amoy sampe jerit-jerit... hehehehe...." jelas Ujang.
"Duh sayang kali anak cik Aling gak di rumah... pengen juga aku rasakan memek cina anaknya... pasti rasanya enak kalau dientot kayak mamanya...." ucap Mas Jaka
"Udah mas... pokoknya kita entot dulu yang ada didepan kita ini... lain kali kita cari cara biar anaknya kita entot rame-rame.." ucap Bang Ucok.
"Jangaaaaann bangggg... jangann kalian sakiti anakku....jangan kalian apa-apakan dia....!!! bentakku.
Apa jadinya kalau putriku beneran diperkosa oleh semua preman ini. Memang sebelumnya aku dan Velin memang telah pernah disetubuhi oleh bang Ucok dan temannya. Malam itu, nafsu telah membutakan hatiku saat kejadian. Sejujurnya setelah kejadian, hatiku sakit mengingat anak kandungku disetubuhi dengan brutal oleh lelaki kasar seperti mereka ini. Sejak itu aku berjanji pada diriku sendiri tidak mau membiarkan putriku dinodai apalagi disakiti oleh lelaki tidak bertanggungjawab. Jangan sampai kejadian memalukan itu terulang kembali.
"Ckckckckck....tenang cikk... kami gak akan sakit anak lu... kita bakal bikin anak lu enak pake kontol-kontol pribumi kami..." ucap bang Ucok sinis.
"Jangaaannn pokoknya jangan ganggu anakku....!!! bentakku.
"Gak usah marah-marah cik...yang penting lu turuti kemauan kami malam ini..." ucap bang Ucok.
"Kalian mau apa..?! tanyaku sembari tanganku di dada menarik kimonoku agar semakin kencang menutupi tubuhku.
"Hahahaha... ncik...ncikk....pura-pura bodoh lu ncik... sudah jelas abang mau ngentot.... ayooo sayanggg... dibuka bajunya biar abang lihat tubuh lu yang putih mulus ini...." Bang Ucok mengenggam pergelangan tanganku dan menarik agar aku tanganku melepaskan kimonoku. Dari sisi lain, Mas Jaka merangkul tubuhku ikut membantu bang Ucok agar aku melepas genggaman pada kimonoku.
"Ayo Linda... dilepas saja bajunya....jangan melawan kami..." desak Mas Jaka memcoba menarik tanganku agar aku berhenti menarik kimonoku. Namun semakin dipaksa aku semakin kuat melawan agar jangan sampai mereka dengan mudah membuka pakaian tidurku. Kedua kakiku aku angkat agar mereka semakin kesulitan melepaskan pakaian tidurku.
"Jangan sampai kami bertindak kasar Linn... turunkan kaki lu... lepaskan tangannya...." ucap Mas Jaka.
"Lepasinnn tangan kalian.....lu berdua memang orang kasar....lepaskannnnn....!!! kataku sambil menendang-nendang semakin membuat mereka kewalahan.
"Baiklah kalau lu masih melawan.. kami berdua memang orang kasar... tapi masih ada yang lebih kasar dari kami berdua...." kata bang Ucok menghentikan perlakuannya padaku begitu pula dengan Mas Jaka.
"Hei Koprall.... cepat kau telanjangi ini betina... abang sudah gak sabar pengen ngentot....!!! perintah bang Ucok ke si Kopral yang sedang berjaga di dekat pintu rumah.
"SIAPP LAKSANAKAN...!!!! jawab si Kopral dengan tegas dan menghentakkan kakinya. Aneh sekali dengan sikap lelaki yang dipanggil mereka Kopral ini.
Si Kopral melangkah mendekatiku dengan semangat 45, sementara bang Ucok dan Mas Jaka memberikan ruang pada si Kopral untuk menghampiriku. Postur tubuhnya memang kelihatan tegap layaknya seorang prajurt.
Kutatap matanya yang besar lalu bertanya padanya: " Abang mau apa...??"
"Plaaakkk...!!! Plaaaakkk...!!! aku ditamparnya dua kali. Dengan cepat pakaianku ditarik paksa hingga koyak sebagaian tanpa sempat kutipis. "Sreeeetttt.....sreeeeetttt...." Belum berhenti sampai di situ, komonoku lanjut dikoyak hingga terpisah menjadi dua potong.
"Jangaaannn bangggg.... jangannnn..... Sreeeeeetttt.....sssretttttt....!!!!
Setelah komonoku terlepas dari tubuhku, kini lingerieku yang halus ikut dikoyaknya dengan paksa. Benar-benar lelaki yang kasarnya bukan main. Tangannya amat kuat, dengan mudah pakaian tidurku yang berbahan satin dikoyak hingga berkeping-keping.
Kini aku nyaris telanjang dan hanya mengenakan celana dalam g-stringku yang satu warna dengan lingerie ku.
"Cukup..!!! perintah bang Ucok menahan perbuatan si Kopral
"Siap Pakkk..!!! balas si Kopral menghentikan aksinya padaku.
"Gimana ncikk... siapa lebih kasar...?! Kami berdua apa Kopral Gatot....?! kenalkan anggota abang yang satu ini... Pak Gatot ini mantan tentara berpangkat Kopral.... gara-gara kedapatan pake narkoba dia dipecat lalu masuk penjara 10 tahun... begitu bebas Pak Gatot gabung dengan kelompok kita...hahahhaha....!!! jelas bang Ucok.
"Hei Kopral.... kerja lu selesai... cepat kau pergi balik jaga pintu...!!! perintah bang Ucok
"SIAPP PAKKK....!!! balas Pak Gatot
"Tapiii ncik... abang kasi tahu ya.... si Gatot ini ada gila-gila nya...***ra-gara pengen jadi tentara tapi gak kesampaian.....HAHAHAHAHAHA......" tambah bang Ucok berbisik pada telingaku diakhiri dengan tertawa yang meledek Pak Gatot. Memang kelihatan dari ekspresi wajahnya Pak Gatot tampak seorang yang tidak waras akibat stress berat.
Di kala aku memperhatikan percakapan Bang Ucok dengan Pak Gatot "Ahhhh... lepasin akuuu massss....aaahhh....!!! tiba-tiba Mas Jaka menerkamku dan mencumbui tubuhku.
"Lindaaaaa....mas sudah gak tahannn... kita ulangi masa-masa indah kita di kampung mas...cuuuppp...cuuupp...." ajak Mas Jaka.
"Sialan lu massss.... masa indah apaaan....kenapa mas bawa preman-preman ini ke rumah aku.... apa ini yang mas sebut indahhh....lepasin akuuu....!!!! kutolak ajakkan mas Jaka. Awalnya aku memang berharap dapat mengulang percintaan seperti di dalam lumbung sayur kemaren, tapi hanya berdua tanpa para preman ini. Niatku sudah kuurungkan.
"Mas ini orang yang setia kawan Linnn... ada barang enak selalu mas bagi-bagi dengan kawan mas..." kata mas Jaka
"Emangnya aku ini mas anggap barang... bisa dibagi-bagi segala....?! kataku makin kesal
"Lu memang bukan barang Linn... tapi lu ini pelacur cina murahan incaran orang kami ini Linnn....ayo lu layani kami semua kayak waktu lu layani mas tengah malam di lumbung sayur.... hehehehe...." balas Mas Jaka.
"Bangsat lu massss..... pribumi bajingannn...!!! balasku dengan makian.
"Plaaaakkk!!! lagi-lagi pipiku ditampar keras, kali ini oleh mas Jaka.
"Hahaha... rasain lu Lingggg.... jaga mulut lu... mau dikasi enak malah menghina kami.... !!! ledek bang Ucok.
"Masss.... ini lonte cina kita kita kasi pelajaran saja dalam kamar itu..." saran Pak Ucok.
"Lepaskannn akuuu massss.... lepaaaassss....!! salah satu tanganku ditarik paksa oleh mas Jaka agar berjalan menuju ke kamar tamu. Namun aku melawan tidak mau berjalan mengikuti langkahnya. Dari belakang tiba-tiba tangan bang Ucok melingkari perutku lalu mengangkat tubuhku sehingga telapak kakiku tidak lagi menginjak lantai. Tubuhku diangkat olehnya, kakiku menendang-nendang tanpa bisa melawan.
Sesampai di kamar tamu itu, ternyata di atas ranjangnya sangat berserakan mainan dan perlengkapan bayi milik Jeje. Sejak kamar tamu ini ditempati Erika, aku sudah tidak pernah masuk ke dalamnya.
"Sejak kapan lu punya anak bayi Linn...?? tanya Mas Jaka
"Lepaskannnn akuuu.....sakitttt tahuuu...lepasiiiinnnn...!!! aku meronta-ronta memberontak tidak kusangka berhasil lepas dari tangan mas Ucok saat dia lengah.
Dengan cepat aku berlari keluar dari kamar tamu itu. Di luar ada dua pria yang hendak menangkapku. Kucoba menghindari kedua pria ini dan menemukan cela untuk lari dari mereka. Dengan tanpa pakaian tidak mungkin aku bisa keluar rumah. Dalam kondisi terdesak begini kuputuskan untuk lari kekamarku yang ada di lantai atas untuk bersembunyi.
Kumasuki kamarku dan dengan cepat menutup pintu lalu mengunci rapat-rapat agar mereka tidak bisa masuk ke dalam.
"Tokkk...tookk....tokkkk...!!! mereka mengetuk pintu kamar ku dari luar.
"Lingggg.... buka pintunya..!!!! panggil bang Ucok sembari mengetuk pintu.
"PERGI KALIAN...!!! KELUAR DARI RUMAHKU...!!! aku menjerit dari dalam kamarku. Kuharap mereka menyerah dan segera pergi dari rumahku.
"Prrraaammm....praaaaammmm...brakkk...braaakkk....!!!! pintu kamarku berhasil didobrak oleh Pak Gatot yang berotot tegap. Aku berlari ke sudut ruang kamarku mengambil jarak terjauh dari pintu kamarku. Kugunakan kedua tanganku untuk menutupi area payudaraku. Aku duduk di lantai dengan kaki ditekuk agar pahaku menutupi tubuh telanjangku.
"Kerja bagussss bang Kopral...!!! puji bang Ucok.
"Sekarang kau jaga di luar... biar aku dan mas Jaka yang pertama ngentot sama pelacur cina ini... setelah kami puas kalian akan kebagian...." tambah bang Ucok.
"SIAP BANG...!!! jawab Pak Gatot.
"Waaaahhh...!!! Kamar lu ternyata bagus Linnn..." puji mas Jaka.
"Cocok kali buat ngentot masss.... apalagi sama si Aling ini... hahahahaha...!!! ujar bang Ucok.
"Ayo kita garap si ncik Linda ini sama-sama bangggg...." ajak mas Jaka, keduanya melangkah mendekat padaku.
"Kali ini lu sudah gak bisa menghindar Linnn....buat apa lu melawan kami... memek lu sudah pernah dientot sama kami kenapa masi sok kayak masih perawan..." ucap mas Jaka.
"Aku gak sudi diperlakukan begini sama kalian....buatku ini pemaksaan.... ini pemerkosaan...!!! bentakku.
"Babi kau Linggg...!!! pelacur tapi sok jual mahal pulak... lu orang memang cocoknya diperkosa... gak lu gak anak lu... semua kalian memang harus dikena kontol kampung biar tahu rasa....!!! tegas bang Ucok.
"Jangan bawa-bawa anak ku... !!! Kalian sudah janji gak akan ganggu anakku lagi...!! balasku.
"Oh baiklahh... asalkan lu mau layani kami berdua sampai puasss... anak lu si pelin tidak kami ganggu lagi... lagipula abang lebih suka ngentot sama ncik-ncik cina daripada bocah sekolahan kayak anak lu... ncik-ncik cina itu lebih jago ngentot...." ucap bang Ucok.
"Betul kali itu banggg.... saya sudah buktikan ini betina hebat soal ngentot...." tambah mas Jaka.
Kini aku tepat dihadapan kedua lelaki pribumi yang hendak menyetubuhiku. Mereka berdua melepaskan pakaian mereka sampai telanjang dihadapanku. Kuberanikan diri untuk menatap keatas, tampak kedua penis lelaki kampung yang bentuknya tidak jauh berbeda, berwarna coklat gelap dan besar mengarah padaku. Dalam situasi ini aku tidak dapat menghindar lagi.
"Berdiri sayangggg... cepat kau berdiriii.... lu gak bisa lari dari kami... sebaiknya lu ikuti kemauan kami... cepat lu berdiriii...!!! ucap mas Jaka.
Dengan perlahan aku berdiri sambil kedua tanganku menutupi payudara. Bagian bawahku masih mengenakan celana dalam. Mas Jaka menarikku ke dekatnya dan mengarahkan pandanganku pada cermin besar meja riasku yang tidak jauh dari posisi berdiriku.
"Lingggg...Linggg..... lu coba bercermin... lihat dirimu baik-baikk..." ucap Mas Jaka mencengkram daguku kearah cermin.
Kulihat diriku dalam cermin. Di belakangku berdiri mas Jaka yang sudah telanjang, terasa penisnya menyentuh punggungku. Lebih ke belakang lagi ada bang Ucok yang sedang mengenggam dan memainkan penisnya sendiri tersenyum mesum padaku saat sekilas kulirik wajahnya.
"Lepaskan tangannya Linnn....mas mau lihat tetek luu..." dari belakang mas Jaka seakan memelukku dan melepaskan tanganku yang menutup payudaraku. Dengan cepat Mas Jaka meremas payudaraku dengan kuatnya. Putingku diplintir sesekali dipijit jemarinya.
"Aaaahhh... sakit masss.... jangan kuat-kuat dongggg...." kuat sekali putingku dicubitnya. Leherku dan telingaku dijilati Mas Jaka dari belakang. Sambil memejamkan mata kurasakan antara sakit dan geli bercampur aduk. "Hmmmm.....mmmmmm....."
Tidak kusadari bang Ucok sudah ada di depanku jongkok menurunkan celana dalamku. Salah satu kakiku diangkat dan ditaruh di bahunya. Wajahnya tepat berhadapan dengan selangkanganku. Vaginaku yang berbulu terpampang jelas di depan wajahnya.
"Aaaaarrrggghhh....ssshhhhh......aaaaaahhhh....ssssshhh.....!!!! aku mengerang. Di bawah situ bang Ucok menghisap menjilati membenamkan wajahnya ke dalam selangkanganku. Sejujurnya tidak bisa kutahan rasa nikmat yang diberikan lelaki preman ini.
"Jakkk...ini memek sudah basah minta dientot... ayo kita angkat ke ranjang..." ucap bang Ucok. Kupasrahkan tubuhku ditidurkan terlentang di atas ranjangku yang lebar dan nyaman.
"Aku pake dulu memeknya... kontolku udah nagih sama memeknya...." tambah bang Ucok naik keatas ranjangku.
"Beres bangggg.... aku pake lobang yang atas...hehehe..." balas mas Jaka.
Bang Ucok melebarkan pahaku dan menusukkan penisnya kedalam vaginaku, di saat yang sama dari sampingku mas Jaka menyodorkan penisnya ke mulutku.
"Hmmmm...hhhmmmm.....mmmmm...."mereka menghujam-hujamkan penisnya mereka yang panjang sekaligus di vagina dan mulutku.
"Anjinggggg... sudah lama abang pengen merasakan memek cina lu Lingggg....tapi lu selalu menghindari dari abanggg.... malam ini memek lu buat abanggg....aaaahhh...aaahhh...!!! ucap bang Ucok
"Isappp Linddd....isappp yang dalammm....aaahhh.....!!! perintah mas Jaka.
"Uhukkk...uhukkkk..***kkk bisa masss.... kepanjangan punya massss....uhukkk....!!!
"Payahhh lu Linddd.... percuma pelacur tapi ga becus isap kontol...!!! kesal mas Jaka.
"Sudah mau nembak belommm bangggg....?? tanya mas Jaka.
"Belum Jakkk... memek enak gini gak mau cepat-cepat...aaahhh....aaaahhh....!! jawab bang Ucok
"Sialan kau bangggg... yang cepat entotnya...!!! ucap mas Jaka.
Tiba-tiba bang Ucok berganti posisi dan kini aku di atas tubuhnya. Hatiku senang karena ini posisi favoritku yang kutahu woman on top. Tidak lama kugoyangkan pinggulku, kedua tangan bang Ucok melingkari punggungku sehingga dada kami saling menempel.
"Jakkk.... itu ada satu lubang lagiii... cepat lu entot lubang buritnya...!!! kata bang Ucok. Mendengar apa katanya, aku terkejut.
"Jangannn...jangaaaannnn..... !!! aku menolak maksudnya.
"Wahhh... betul juga kata abanggg....hahahahha....!!! ucap mas Jaka. Aku ingin melepaskan diri dari dekapan bang Ucok, tapi tangannya terlalu kuat memeluk pinggulku. Mas Jaka naik ke atas ranjang. Dari belakang mas Jaka mencoba menusukkan penisnya yang panjang ke dalam lubang pantatku.
"AAAAAARRRRRHHHHH........!!! aku menjerit kesakitan saat penis mas Jaka melasak ke dalam lubang anusku. Rasa sakitnya berbeda karena dua penis pribumi yang besar panjang masuk sekaligus kedalam lubang sekangkanganku. Kini tubuhku terhimpit di antara dua lelaki pribumi yang sedang memuaskan kelamin mereka ke dalamku.
"AAAAAHHHH......AAAAAHHH..... AAAAHHH...hentikannn...sakittt bangggg....aaaahhh....!!! aku terus mengerang kesakitan kemasukan dua kejantanan lelaki secara bersamaan untuk pertama kali.
"Diammm lu....!! Lonte cina kayak lu ini memang pantas diperlakukan begini.... uuuhhh...uhhhh....!!! bentak bang Ucok yang posisinya di bawahku. Dia mencoba mencium bibirku tapi wajahku berpaling darinya. Perasaanku kesal diperlakukan begini oleh mereka. Tubuhku sungguh tersiksa antara sakit bercampur nikmat menyatu dalam selangkanganku. Meskipun rasa sakit melandaku, cairan wanitaku terkuras tanpa bisa ditahan.
Ranjangku berguncang hebat, suara pegas ranjangku terdengar jelas di telingaku. Genjotan dua lelaki pribumi ini sungguh kuat saling menghantam tubuhku. Sempat vaginaku mengalami beberapa kali orgasme. Hingga akhirnya bang Ucok duluan ejakulasi dalam rahimku. Beberapa saat setelah itu menyusul mas Jaka ejakulasi dalam lubang anusku.
"Aaaaarrr...!!! Enak banggg.. aaahhh...aaahhh...!!! ucap mas Jaka.
"Memek cina pasti enak kalo digenjot rame-rame gini..." ujar bang Ucok.
"Sialan kaliannn....!!! maki ku dengan nafas tersengal-sengal.
"Diam lu... tugas lu masih belum selesai..." balas bang Ucok.
"Apa maksud abang...?! tanyaku.
"Oiii..!!! Cepat kalian masuk sini entot ini cicik....!!! panggil bang Ucok. Satu per satu pria lain masuk dalam kamarku. Bersamaan bang Ujang dan bang Zaki masuk ke dalam, disusul terakhir Pak Gatot.
Bertiga sekaligus mereka naik ke atas ranjangku dalam keadaan sudah telanjang. Tubuhku masih terbaring lemas dikelilingi tiga pria yang siap mengauliku. Satu per satu tangan mereka meraba-raba setiap bagian tubuhku. Sedangkan bang Ucok dan mas Jaka duduk di lantai menyaksikan kami.
Aku sungguh tidak berdaya lagi. Tubuhku seakan menjadi boneka mainan yang bebas disentuh. Aku hanya memejamkan mataku dan berharap ini segera berakhir.
Dalam kegelapan pejaman mataku, kedua payudaraku dimainkan diisap diremas dijilat penuh nafsu secara bersamaan. Cumbuan demi cumbuan mendarat pada setiap inci kulit tubuhku. Vaginaku pun diobok-obok salah seorang dari mereka sesekali dijilati. Tubuhku hanya pasrah dan kejang-kejang merasakan serangan nikmat dari sentuhan pria-pria yang bebas mengerayangi tubuhku.
Kurasakan ada penis yang menusuk ke dalam rongga vaginaku.
"Aaahhh....memeknya gak kalah nikmat dari memek putrinyaaa....aaaahhh....aaaaahhhh....!!! ternyata itu Ujang yang lebih dulu mengenjotku. Bersamaan dengan itu payudaraku masih dikerumuni kepala dua pria lainnya.
"Aaahhh Bangggg.... lu apakan putrikuu...aaahh...aaahhh...!! tanyaku
"Sama kayak sekarang ini cikkk.... kuentot sampe puassss...abis memek putrinya enakk kayak mamaknya.....aaahhh...aaahhh..." jawabnya.
"Kurang ajar sekali lu sama putri aku..." kataku.
"Bukan cuma aku cikkk.... semua cowok-cowok satu komplotan sudah pernah ngentot sama putri lu cikkk... jadi jangan cuma salahkan aku...." jelasnya.
"Masa sihhh...?!
"Betull cikkk... biasanya habis kerja PR mereka sering ngentot rame-rame... bukan cuma putri lu yang kena entot... cewe-cewe SMA sekelas lain juga kita entot...tapi putri lu yang banyak jadi incaran... aaaaahhhh....enakkk kalii...aaaahhh...." jelasnya sampai muncrat. Bang Ujang sudah selesai menuntaskan nafsunya padaku.
"Oii..!! Lama kali kalian... ngentotnya langsung main berdua aja....!!! suruh bang Ucok.
"Zakkk... kau mainkan mulutnya terus Pak Kopral kau tusuk buritnya...!!! atur bang Ucok.
"SIAPP PAKKK...!!! balas Pak Gatot.
Aku diminta nungging, dari belakang Pak Gatot menyodok penisnya ke dalam lubang anusku. Aaaahhh..!!! Memang penis Pak Gatot rasanya sedikit lebih tebal dari punya mas Jaka. Tidak terlalu sakit lagi rasanya karena rongga anusku sudah beradaptasi dengan penis. Tanpa menunggu, Pak Gatot langsung menyentakkan penisnya dengan kuat ke pantatku. Seluruh tubuhku berguncang hebat.
Dari depan bang Zaki menyodorkan penisnya ke mulutku. Tangannya memengang kepalaku agar penisnya keluar masuk dari mulutku.
"Sejak pertama aku lihat cicik... aku sudah pengen ngentot sama cicik tapi gak kesampaian... akhirnya sekarang aku bisa menikmati tubuh indah lu cikk.... selama ini aku cuma bisa ngocok sendiri membayangkan tubuh cicik yang seksi kuentot... ahhhh...aaaahhh... tidak disangka cicik jago isap kontol....aaahhh..." celoteh bang Zaki.
"Pelannn dulu ciiikk.... berhenti duluuu...aku belum mau keluarrrr....." bang Zaki menahan kepalaku.
Tidak berapa lama, Pak Gatot ejakulasi di lubang pantatku. Banyak sekali spermanya.
"Sini memeknya ciikkk....!!! aku dibaringkan kembali ke ranjang dan segera bang Zaki memasukkan kontolnya ke dalam vaginaku. Dengan kecepatan tinggi dia mengenjotku, dan tidak seberapa lama penisnya menyemburkan spermanya yang hangat ke dalamku. Ah gila, sprei ranjangku jadi basah penuh dengan bercak-bercak sperma di mana-mana. Banyak sekali sperma yang dikeluarkan para pria pribumi ini.
Tubuhku lelah sekali habis disetubuhi bergilir. Para pria yang tertawa puas itu pun keluar dari kamarku, turun ke bawah setelah mengenakan pakaian mereka. Sedangkan aku dibiarkan terkulai lemas tak berdaya.
Setelah kubaringkan diriku sejenak sampai tenagaku terhimpun, aku mengenakan penutup tubuh kimono yang lain dan menyusul mereka ke bawah.
"Loh Mas..?! yang lain pada kemana...? Di ruang tamu tinggal mas Jaka yang duduk sendiri dengan wajah murung.
"Sudah pergi Lind..." jawabnya singkat.
"Terus ?! mas koq masih di sini..?! tanyaku.
"Tadinya aku juga mau pulang... tapi malas udah..." jawabnya tanggung.
"Ini sudah lewat tengah malam... seharusnya mas sudah boleh pulang... Lasri sudah menunggu di rumah..."
"Persetan dengan Lasri..!!! kata mas Jaka terbawa amarah.
"Kalian ada apa sihh....?
"Lasri lebih senang kalau mas gak usah pulang.... barusan mas dapat pesan dari anakku yang sulung.... Lasri lagi gak di kamar... tengah malam diam-diam dia ke rumah Pak Dulah.... jadi buat apa mas pulang...." jelas mas Jaka dan aku diam gak berani menjawab apapun.
"Betul juga...mungkin mas sebaiknya cepat pulang.... begitu sampai di rumah Pak Dulah, mas bawa pisau biar kubunuh mereka berdua di tempat...!!! tiba-tiba kemarahan mas Jaka memuncak dan berniat ingin pulang. Gawat !! ini tidak boleh terjadi. Aku harus menenangkan mas Jaka, jangan sampai terjadi pertumpahan darah.
"Tunggu dulu mas...!!! ku tarik tangan mas Jaka agar langkahnya terhenti meninggalkan rumahku.
"Mas harus bergegas mumpung sekarang Lasri masih di rumah Pak Dulah...." ucap mas Jaka.
"Malam ini mas nginap aja dulu di rumah aku...." ajakku.
"Tapi ini gak bisa dibiarkan Linddd... istriku sedang dientot sama tetanggaku... masa mas diam aja.... sudah!!! biarkan mas selesaikan masalah rumah tangga mas...!!! tekad mas Jaka masih kuat ingin pulang. Bagaimanapun juga aku harus menahannya di sini.
Kutarik tangannya dan kumasukkan ke balik kimonoku agar telapak tangannya menyentuh salah satu payudaraku. Kutekan kedalam tangannya agar bulatan payudaraku menempel erat di telapak tangannya.
"Massss... tolong temani aku lagi....jangan pulang duluu....ada sesuatu yang ingin kutunjukkan pada Mas....." ucapku pelan dan langkah mas Jaka pun terhenti.
"Aaahhhh...aaaahhhh...remas massss....remassss...." aku memberikan desahan sembari menggerakkan tangan Mas Jaka mengelus-elus payudaraku. Kuberanikan diri semakin mendekat padanya dan tanganku meraba kelaminnya dari luar celananya. Ketika kuremas kelaminnya yang makin mengembang, tangan mas Jaka membalasku dengan meremas payudaraku.
Aku jongkok dihadapannya dan melepaskan celana mas Jaka. Kukeluarkan penisnya yang panjang lalu kumasukkan ke dalam mulutku.
"Aaaaaahhh Lindddd... aaaahhhh.....aaahhh.....!!! mas Jaka menikmati permainan mulutku. Tangannya menyentuh rambut dan kepalaku. Sekarang penis mas Jaka sudah mengeras mencapai panjangnya yang maksimal. Namun kuhentikan permainan mulutku sampai di sana.
"Mas... tubuhku kotor banget... aku mau mandi dulu... mas mau ikutan...?!
Aku berjalan menuju ke kamar mandi sambil melepaskan kimonoku dan jatuh ke lantai. Tubuhku langsung bugil disaksikan oleh mas Jaka berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi hanya kututup tapi meninggalkan sedikit cela agar memungkinkan mas Jaka masuk ke dalam.
Sebelum mas Jaka menyusul, sebaiknya aku pipis dulu di kloset. Belum selesai air seni kukeluarkan semua, mas Jaka dalam keadaan telanjang sudah masuk melihatku yang sedang pipis.
"Enak kencing nya Lind...??" Tanyanya.
"Tunggu dulu mas... pipisku banyakk..." jawabku. Rasanya gak nyaman kalau diperhatikan orang waktu sedang pipis apalagi pria.
"Mau beool sekalian... ?! Sambung mas Jaka.
"Ihh..jorok banget kamu masss.....!! Ucapannya benar-bener gak nyaman buatku. Dengan bergegasku tuntaskan pipisku dan segera kusiram.
"Sini Linddd... isap kontol masss.... mas belum puas nihhh....!! Perintah mas Jaka.
Kembali aku jongkok didepannya dan mengisap penisnya. Tiba-tiba, syurrr.....!! Air seni mas Jaka menyembur ke wajahku.
"Ihhh.... apaan sih mas ini... jorok bangetttt.... koq kencing di sini....??? tanyaku kesal.
"Mas udah gak tahan Linddd.....mas pengen kencing tapi mau nya dimuka lu kencingnya... "
"Sialan lu masss.... mas gak sopan sekali sama aku...."
"Linddd... lu yang mengajak mas ke sini... jadi salah lu sendiri... liat muka lu mas jadi pengen kencingi..."
"Bau banget pipisnya masss....!!
Segera aku cuci muka pakai sabun agar bersih dari air seni mas Jaka yang bau.
Kubersihkan seluruh tubuhku sekalian tanpa peduli kehadiran mas Jaka.
Dari belakang mas Jaka memelukku lalu membantuku menyabuni dan menggosok punggungku yang tidak terjangkau tanganku.
Tangan bebas bergerilya ke seluruh sudut tubuhku bahkan sampai di selangkanganku.
"Sabuni aku Linddd.... " pinta mas Jaka. Tanpa menjawab, dengan terpaksa kusabuni tubuh mas Jaka dengan seadanya. Karena sebenarnya aku masih kesal dengan perbuatannya tadi.
Sembari aku menyabuni Mas Jaka, dia menggayung air lalu menyirami tubuhku yang penuh busa sabun. Baru disiram beberapa kali, aku merebut gayung dari tangan mas Jaka dan menyirami tubuhnya supaya cepat selesai.
"Kenapa buru-buru sekali sayanggg....?? Elu marah sama mas...? tanyanya sembari membiarkan tubuhnya kusirami air.
"Kenapa diam Lind...? Mas Jaka merebut kembali gayung yang kupegang dan dilempar ke dalam bak air. Mas Jaka memegang kepalaku sambil menatap pada wajahku.
"Mas lelaki berengsekk...!!!! kupukul-pukul dada mas Jaka dengan kedua tanganku secara bergantian.
"Apanya brengsek...?! Lu gak senang mas kencingi...??? tanyanya.
"Mas tidak pernah bisa menghargai martabat wanita... gak heran mbak Lasri sampai mau selingkuh..." tegasku.
"Emang gimana caranya menghargai wanita...? tanyanya.
"Gak usah jauh-jauh deh... tadi ngapain mas ajak itu preman-preman pasar datang ke rumahku....? Emang mas senang aku diperkosa rame-rame sama mereka...??? tanyaku tegas. Mas Jaka terdiam sejenak.
"Tadinya aku udah senang liat mas mau datang kerumahku... tapi gak tahunya mas ngajak bang Ucok dan teman-temannya.... terus mas pun ikut-ikutan seakan mau memperkosa aku... hiks...hikssss...." mas Jaka masi terdiam gak bisa menjawab.
"Kalau sikap mas begini... sebagai wanita aku bisa mengerti kenapa mbak Lasri bisa selingkuh sama Pak Dulah... dia lebih dihargai oleh Pak Dulah daripada mas sebagai suaminya...." kataku.
"Sok tahu lu Lind... emang lu pernah liat Lasri sama Pak Dulah...? Mas Jaka sentimen.
"Pernah..!!! Aku lihat langsung mbak Lasri bersetubuh dengan Pak Dulah... kenyataannya Lasri orgasme berkali-kali dibikin sama Pak Dulah...." jelasku.
"Terus terang Pak Dulah sangat pengalaman memuaskan wanita... aku sendiri sudah beberapa kali bersetubuh dengannya..." tambahku.
"Linddd... lu jangan menguji kesabaranku... sudah kuurungkan niatku untuk membunuh mereka...." ucap Mas Jaka kesal.
"Massss..!!! Mas sendiri jangan egois selalu merasa benar... wanita kalau selingkuh itu karena suaminya gagal membahagiakan dirinya..." tegasku
"Jadi maksudmu Mas gagal membahagiakan Lasri...?! Mas Jaka menundukkan kepalanya.
"Ya jelas laaa.... kalo gak aku yakin Lasri gak akan selingkuh.... kegagalan mas adalah mas gak bisa menghargai wanita padahal Lasri itu wanita yang hebat dan sangat bisa diandalkan...."
"Gak Linddd... Lasri tidak sehebat dirimu..."
"Gimana gak hebat coba... .mas seharusnya lebih menghargai Lasri sebagai seorang wanita sekaligus istri... dia sanggup membantu Mas mengerjakan pekerjaan mencocok tanam di ladang... aku aja gak sanggup melakukan semua itu masss.."
"Linda... lu lebih hebat dalam memuaskan Mas dibandingkan Lasri.... Linda selalu siap dientot kapan saja... beda dengan Lasri yang kapan saja selalu nolak... alasannya selalu capek segala...."
"Mas aku ini wanita jadi aku tahu kalau itu cuma alasan Lasri... sebenarnya Lasri males bersetubuh dengan Mas karena mas gak pernah menghargai dirinya.... mas terlalu kasar terhadapnya seakan dia itu cuma pemuas nafsu mas....wanita mana yang pengen bercinta dengan pria yang mencintai dan menghargai dirinya...." sepertinya omelanku sudah terlalu panjang membuat mas Jaka tertunduk diam. Kali ini dia tidak lagi berdalih.
"Maafin aku Linddd...." ucapan ini membuatku kaget. Sejak kapan orang seegois Mas Jaka bisa mengucapkan kata Maaf.
"Mas memang bukan lelaki yang baik...mas cuma seorang lelaki kampung yang kasar... mas gak becus menjadi seorang lelaki seperti yang lu bilang... mas gak ngerti gimana namanya menghargai wanita... mas orang yang tidak berguna..." ucap Mas Jaka dengan rasa penyesalan.
"Maafin mas tadi sudah menyakiti kamu Lindd bersama bang Ucok dan kawan-kawan..." tambahnya.
Tidak kusangka omelanku telah menyinggung perasaan Mas Jaka. Tadinya Mas Jaka yang kukenal seorang yang kasar dan egois, ternyata bisa menjadi rendah diri begitu akibat ucapanku. Sekarang aku yang menyesali atas apa yang telah kuucapkan.
Setelah kami hening beberapa saat, aku yang lebih dulu memulai pembicaraan karena didorong rasa bersalahku.
"Masss... maafin aku juga yaaa....ternyata mas gak seburuk yang kubayangkan selama ini... dibalik sifat kasar mas ternyata mas hatinya rapuh...." ucapku lembut
"Tahu dari mana lu Linddd....?? tanyanya
"Aku gak menyangka mas bisa ucapin kata maaf.... mas juga bisa menyesali kesalahan mas selama ini...."
"Linddd..." panggilnya.
"Apa masss...??
"Andaikan saja istriku sebaik dirimu...."
"Mas... Lasri istri yang baik masss.... aku gak sanggup seperti Lasri membantu mas bercocok taman di ladang...."
"Mas gak perlu dibantu bercocok tanam di ladang.... mas butuh kepuasan birahi Linddd... apakah mas salah mendambakan punya istri seperti kamu Lind...??
"Hmmm... gak salah mas... tapi hanya untuk malam ini saja yaaa....sini mas biarkan aku melayani mas malam ini..." sekali lagi aku mengosok penisnya yang sudah tegak sejak tadi.
"Aaaahhhh...enak Lindddd....mas berharap yang mengisap kontol mas itu istri mas.... aaaahhh....."
"Kan sudah aku bilang... hanya malam ini anggap lah aku sebagai Lasri....srrruuuppp....sruuuppp...." ucapku sembari mengisap penis mas Jaka.
"Tidak Linddd.... kamu bukan Lasri... kamu itu Lindaaaa....aaaahhh....aaaahhh...." ucapnya menikmati permainan mulutku.
"Massssss.... gantian donggg...jilati punyaku..." pintaku.
"Sini memek lu Linddd biar mas jilat...." gantian mas Jaka jongkok dibawah ku dan kuangkat salah kakiku agar mas Jaka menjilati vaginaku dari bawah.
"Memeknya sudah bersih wangi Lindddd.... hmmmm.....hhmmmm.....cuuuppp...ccuuuuppp....."
"Ohhh masss.... terusss masssss....ooohhhh...sssshhhh.....terussss.....!!! Sungguh nikmat dijilat mas Jaka.
"Nunggung sayangggg...biar mas entot memek dari belakang...." pintanya. Aku menghadap dan tanganku menyentuh ke dinding. Dari belakang Mas Jaka menusuk penisnya kedalam lubang vaginaku.
"Enakkk memek lu Lindddd....aaahhh.." ucap Mas Jaka.
"aaahhh...aaahhhh... massss... mulai saat ini jangan panggil aku Linda lagi.... panggil saja aku Aling..." pintaku sembari dientot dari belakang.
"Uhhh....uuhhh....Kenapa begitu...Aling artinya apa ??? tanyanya.
"Aaahhh...aaaahh....karena aku ini keturunan cina....seperti kata mas keturunan pelacurrr...aaaahh...aaahhh...enakkk masss....terusinnn....!!! jawabku.
"Emang lu gak marah lagi dibilang keturunan pelacurrr...???
"Aaaahh massss.... yang pentingg tahu waktunyaaaa....aaahhh...aaahhh...."
"Baiklah Lingggg.... mas akan entot lu kayak pelacurrrr.....uuuhhh...uuhhhhh....!!! Mas Jaka makin cepat menyodokku memekku dari belakang. Ini salah satu posisi yang kusukai.
"Lakukan sesukamu massss.... puaskan Alingggg...aaaahhh....aaahhhh...enak sekali kontol mu massss..."
"Suka kamu sama kontol kampung Lingggg....???
"Sukaaaa masss aaaahhh...sukaaaahhh....aaahhh....aaahhh...."
"Massss aku mau keluarrrr massss...***k tahannn lagiii...aaahh...aaaahhh...."
"Tahan sebentar lagi Lingggg.... mas belummm sayangggg....aaahhh...aaaahhh....!!
"Cepatt masssss.....Aaaahhh....aaaahhhh......masssss....!!!! aku orgasme hebat.
"Lu keluar ya Linggg....??
"Iyaaaa masssss.... gak tahan masssss.....aaahhh...aaahhh...." kataku dengan nafas tersengal-sengal dan mas Jaka menghentikan sodokannya.
"Massss... jangan kecewa masss... makasih mas memberiku waktu rehat... yuk kita lanjut di kamarku...." ajaku. Bersama kami keluar dari kamar mandi kembali masuk ke dalam kamarku. Kami bersama-sama duduk di tepi ranjangku.
"Karena mas ada dikamarku... malam ini kuanggap mas ini suamiku...." candaku.
"Kalo gitu mas bole panggil Mama donggg....?? balasnya.
"Boleh... kalo gitu Aling panggil mas Papi dong yaaaa... hahahaha...." balasku terhadap candaanya.
"Maaaa... Papi pengen bercocok taman di memek Mama nihh..."
"Tunggu bentar... memek Mama sudah basah nihh.... coba Papa cicipi lendir Mama...." kucolek sedikit lubang vaginaku dengan jariku lalu kusodorkan jariku yang terkena lendirku ke mulut mas Jaka.
"Gimana cita rasanya Paaaa...? tanyaku iseng.
"Asin guruh Maaaa.... baunya enakkk Maaaaa....." ucap Mas Jaka dengan wajah bodohnya.
"Ayooo Paaaa..... masukin benih Papa ke dalam memek Mama...." Aku naik ke tengah ranjang dan melebarkan selangkanganku.
"Mama nakal sekalii... sini Papi kasi benih memeknya biar Mama buntinggg..." Mas Jaka naik menyusulku ke tengah ranjang menusuk penisnya ke dalam lubang kelaminku.
"Aaaahhhh Paaaaa.... siapaaa takutttt....minta benihnya yang banyaaakk Paaaaa....aaahhh...aaaahhh...aaaaahhh...!!!
"Papii kuat sekaliiii....aaaahhh....lebihh kencanggg Paaaaa.....aaahhh...aaaahhh....!!!
Kepercayaan diri Mas Jaka telah kembali. Kini sifat kasar khas lelaki pribumi telah kembali. Sembari mengenjotku, tangannya meremas buah dadaku dengan kuat seperti waktu di lumbung sayur.
"Paaaaa... Mama pengen diatas Papa.... balik dongggg....!!! pintaku dan kini kami berganti posisi. Aku bergoyang bagai kuda betina yang binal diatas tubuh hitam mas Jaka. Tangan mas Jaka menopang kedua bukit kembarku yang bergoncang hebat. Goyangan kami benar-benar seirama bagai pasangan suami istri yang saling mencintai. Suara desahan kami bersahut-sahutan menikmati setiap sensasi nikmat tiada tara di atas ranjang kamarku.
"Maaaaa.... massss keluarinnn benih masss di dalam yaaaaa.....aaahhhh...aaaahhh...."
"Massssuukiinn yangg banyakkk Paaaahhh... Mamaaaa udah mau nyampeeee...aaaahhh....aaaahhh....."
"Papahhh jugaaaa.....aaahhh.....aaaaaahhh..... sama-samaaaa keluarrr yaaaaa....."
"Paaaaaaaahhhhhhhhh............aaaahhhhh.....aaaahhhh.........Maaaaahhhh......"kami keluar bersamaan dalam jarak beberapa detik saja. Tubuhku kujatuhkan ke atas dadanya.
"Hebat sekali kamu Maaaaahhh.....!!! "Papaaahh juga hebatttt....!!! Kami saling berpelukan erat bagai pasutri sampai nafas kami benar-benar kembali normal.
"Udahan ya Masss main-main Papa Mama nyaaaa....ingat mas masih punya anak istri di rumah...." kataku.
"Iya Linggggg....tapi mas gak akan bisa melupakan permainan Aling...." balas mas Jaka.
"Ingat kata aku... mas harus hargai mbak Lasri... jangan selalu anggap diri paling benar... sadar gak sih kalau kita ini sebenarnya lagi selingkuh..." tegasku dan mas Jaka terdiam.
"Kalau mas aja bisa selingkuh maka jangan salahkan Lasri kalau dia selingkuh sama Pak Dulah... bukankah ini adil namanya...."
"Iya Linggggg..... lain kali kita boleh selingkuh lagi yaaaa...."
"Emang mas mau... selingkuh sama wanita cina....???
"Mas kan udah bilang... mas paling senang sama yang wanita cina....pinter ngentot, jadi enak kalau diajak selingkuh....hahahaha..."
"Dasar nakal lu masssss.....hmmmm.....aku pikir-pikir dulu yaaa....hehehe...."
"Mikir apa lagi Lingggg....?
"Ada dehhh...!!!!
Setelah kami cukup beristirahat, akhirnya Mas Jaka mohon pamit pulang dari rumahku. Waktu itu hari masih subuh. Bergegas mas Jaka berangkat pulang ke kampung sebelah mengendarai mobil truknya.
Antara percaya gak percaya, ternyata barusan para lelaki yang menyetubuhiku malam ini adalah mantan pemerkosa 98. Kalau pengakuan mereka memeng benar adanya, tiada pernah kusangka aku bertemu para mantan pemerkosaan. Salah satunya pemerkosa itu Mas Jaka, lelaki yang terakhir sempat tidur seranjang denganku bahkan aku mendapat kepuasan darinya. Aku jadi teringat kejadian dulu Mama dan ciciku sempat menjadi korban pemerkosaan para lelaki pribumi yang kejam.
Entah bagaimana keadaan mereka sekarang. Mungkin sudah waktunya aku harus pulang ke rumah orangtuaku yang hanya tinggal Mama. Saat ini Mama tinggal berdua bersama ciciku cie LieYen yang memutuskan untuk tidak mau menikah akibat trauma pemerkosaan yang dialaminya. Kabarnya adikku SiauMei diam-diam sudah menikah tanpa undangan. Sebagai cici aku harus mengetahui kebenarannya.
Salah satu aib dalam keluargaku sebenarnya aku masih punya satu adik laki-laki. Sayangnya adikku dianggap anak haram karena hasil hubungan pemerkosaan. Sejak lahir dia langsung diberikan kepada tetangga yang gak punya anak.
Tapi dalam waktu dekat ini aku tidak bisa berangkat ke rumah orang tuaku karena Asen sedang tidak ada di rumah.
Keesokan harinya, aku menghubungi Asen yang katanya sedang pergi bersama Erika.
"Halo Senn.... lu sedang di mana ?
"Ngapain lu di sana...?
"Kapan kamu pulang....??