𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 - 𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟑𝟓 | 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐂𝐢𝐞𝐥𝐥𝐨

 


Untuk beberapa saat, tubuh semok Citra tak berhenti menggelepar. Bergetar-getar tanpa bisa ia kendalikan. Kakinya menendang-nendang kedepan sembari membenamkan kepala Ciello dalam-dalam ketengah selangkangannya.


"Huuooohhh... Saayaaangg... Ooohhh... Ooohhh... Ooohhh... Enak sekali jilatan lidahmuu... Ooohh... Eeennaaaakkk.... " Lenguh Citra lantang.

Hingga akhirnya, gelijang-gelijang itupun mulai mereda. Nafasnya mulai terkontrol dan tubuhnya melemas.

"Mama... Maaa... Mamaaa..." Suara Ciello terdengar lirih, seolah tersumpal oleh sesuatu yang menyekat tenggorokannya. "Maaa.. Mamaa... "
"AAASSTAAGAAA...." Kaget Citra begitu tersadar jika kepala Ciello masih terbenam diselangkangannya. Jepitan kaki Citra yang begitu kuat, membuat wajah Ciello memerah. Buru-buru, Citra melemaskan otot kakinya, dan segera membuka lebar jepitan pahanya

"Ppphhuuuuaaaaahhhh...." Lega Ciello yang akhirnya bisa bernafas kembali, "Huuaaahhh... Haaahh... Haaahh... Haaahh..."
"Waaaduuuhh.. Maafin Mama ya Sayang... Mama kelepasan...." Ucap Citra sambil mengusap wajah Ciello yang belepotan akan lendir orgasmenya.
"Mama pengen ngebunuh Ciello ya...?" Omel Ciello, "Mama udah nggak sayang ama Ciello lagi ya...?"

"Maaf Sayaaang... Maaf... Mama nggak sengajaa..." Ucap Citra lagi sembari mengecupi wajah putra kandungnya. "Maaf bener-bener ngerasa enaakk... Hehehe..."
"Enak sih enak Maaa.. Tapi masa sampe ngebekep mulut Ciello pake memek...."
"Hihihihi... Habisan... Lidah kamu enak banget Sayang... Bikin mama sampe lupa kalo kamu masih ngejimekin memek Mama..." Jelas Citra sambil memeluk kepala Ciello dan membenamkannya kebelahan payudaranya yang besar. "Tapi... Kalo kamu beneran mau mati.... Kok kontol kamu makin keras gitu sih Sayang...?" Iseng Citra yang dengan sengaja menggapai batang kemaluan Ciello yang masih menjulang tinggi di selangkangannya.

"Eehh.. Ini..." Bingung Ciello mencari alasan.
"Hihihihi... Nggak berasa ya... Anak Mama yang cowok ini udah begitu gedhe..." Ucap Citra dengan tangan yang kembali mengurut penis Ciello pelan.
"Uuuuhhh... Mama.... Pinter banget deh ngambil hati anaknya.... Uuuhhh.. Terus Maaa...."
"Hihihi... Iya dooong.... Harus ituuhh..." Jawab Citra sambil kembali mengecup Ciello. Namun kali ini ia mengecup tepat di bibir tebalnya.

"Eh Sayang...." Potong Citra.
"Ssshhh... Ya Maa...?"
"Papa semalem bilang... Kalo kamu sedang melakukan hal yang seru ya bareng Clara...? Tanya Citra sambil terus mengocok penis Ciello pelan.

"Eeehh...?"

"Hehehehe... Gausah kaget gitu Sayang... Biasa ajalaaah.... Mama nggak marah kok..." Jelas Citra dengan nada tenang, "Emang itu beneran Sayang...?"
"Nnggg... I... Iya Maa..."

"Wooww... Jadi gimana rasanya...?" Tanya Citra lagi
"Rasa apanya Maa...?"
"Ya rasa gituannya...." Sambung Citra lagi.
"Nnggg... Rasanyaaa...." Bingung Ciello harus berkata apa.

"Iiihhhssss... Kamu tuh ya... Bikin Mama iri deh..."
"Iri...? Kok malah Iri Maa...?"
"Ya iri... Iri karena Clara udah ngerasain kontol besarmu ini Sayang.... " Ucap Citra mendorong tubuh putranya mundur hingga ia rebahan dilantai kamar mandi. Setelah itu, Citra segera berjongkok tepat diselangkangan Ciello sambil terus mengocok penis besar Ciello dengan tangan lembutnya.

"Eeehh... Oooohhh.. Mama..." Lenguh Ciello keenakan.
"Pasti ini kontol enak banget kalo diisep-isep... HAP..."

Tanpa aba-aba sama sekali, Citra langsung melahap kepala penis Ciello. Menjilati sambil mengilik-kilik lubang kencingnya dengan ujung lidahnya yang lembut.

" Slurruuupp... Slurruuupp... Sluurrppp... HAAAPP.. HAAEEMM.... Slurruuupp... Slurruuupp..."
"Ooohhh... Maaamaaaaaa... Huuuuoooohhhh.... Enak sekali isepan lidahmu Maaaa...."

Ciello tak pernah mengira jika oral seks akan berasa senikmat ini. Terlebih, orang pertama yang benar-benar memberikan sensasi seks oral pertamanya adalah ibu kandungnya. Wanita yang sering menjadi bahan masturbasi setiap malam. Bahkan ketika tangan Citra mengamit kedua tangan Ciello untuk mempermainkan payudara besarnya, semakin membuat putra kandung Citra itu makin bernafsu kepadanya.

Untuk sepersekian detik pikiran Ciello kembali ke saat penisnya 'terpeleset masuk' ke celah vagina ibu kandungnya beberapa waktu lalu.

Rasanya nikmatnya seolah menjadi tak seberapa jika dibandingan dengan hisapan mulut ibunya sekarang. Bahkan jika mau dikata, hisapan mulut ibunya lebih mirip seperti hisapan pantat Clara ketika sedang menyedot batang penisnya. Benar-benar membuatnya mabuk kepayang.

"Hihihihi... Puas-puasin aja ya Sayang... " Ucap Citra begitu meletakkan kedua telapak tangan Ciello untuk menangkupkan di payudaranya yang menggelantung bebas, "Nikmatin tetek Mama sepuasmu sambil merasakan hisapan mulut Mama.... Juuuhh....HAAAPP... Sluuurrpp... Slurrpp..."
"Ooohh.. Mamaaaa...."

Mendapat hisapan mulut Citra, kedutan di penis Ciello semakin menjadi-jadi. Urat syarafnya menjadi begitu peka menerima semua perlakuan mulut lembut ibu kandungnya. Membuat orgasmenya mendekat begitu cepat.

"Ooohhh.. Mamaaaaa.... Ciello nggak kuat lagi Maaa...." Lenguh Ciello kelojotan dengan tangan yang tak henti-hentinya meremas kedua payudara Citra, "Oooohhh... Mulut Mama berasa begitu nikmat Maaa.... Ooohhh... Eeennnaaaakkkk...."
"Hihihihi... Kamu suka Sayang...? Sluuurrppp.... Juuuhh...."
"Huuooohh... Suka banget Maaa...."

Melihat tubuh Ciello mulai menggelijang kesana kemari, membuat Citra semakin bersemangat memberi hisapan terbaiknya pada batang penis putra kandungnya. Berulangkali Citra menyedot kuat-kuat kepala penis Ciello sambil memutar-mutar batang penisnya. Ia juga kadang menggesekkan mulut penis Ciello pada bagian lidahnya yang kasar sehingga membuat bulu kuduk di sekujur tubuh Ciello merinding.

"Hooo... Ooohhh... Maaaa... Ooohhh... Mamaaaaa... Isepan mulut Mama bener-bener enak Maaa... Bikin kontol Ciello makin berasa nggak karu-karuaaannn...." Erang Ciello sambil kelojotan keenakan.
"Sluuurrpppp... Sluuurrpppp... Hihihihi... Kalo kamu suka... Nikmatin aja Sayang..."
"Hoooohhhh... Maaa... Ciello udah nggak tahan lagi Maaa... Ciello mau keluaaar..."
"Hihihiihi... Masa baru diisep-isep gini aja udah ngga tahan Sayang...?" Goda Citra yang makin beringas melahap penis Ciello. Memasukkan seluruh batang penis putranya dalam-dalam kerongga mulutnya.

"GAAAAAAAAGGG... GAAAGGG... GAAAGGG... Puaaahhhh...." Usaha Citra ketika mencoba menelan penis Ciello, "Kontol kamu panjang bener Sayang... Jadi bikin mulut Mama kesusahan buat nelen semuanya... Juuuhh....HAAAPP.... GAAAAAGGG... GAAAAAGGG..." Sambung Citra sambil tersenyum genit kearah Ciello.

Melihat kebinalan Citra dalam melahap batang penisnya, membuat Ciello benar-benar merasa seperti di surga. Hisapan dan jilatan yang begitu nikmat, membuat putra kandung Citra itu tak mampu lagi menahan gejolak orgasmenya yang sudah semakin dekat. Ditambah melihat tubuh telanjang Citra yang terpampang jelas dihadapannya, menjadikan imajinasinya seolah terwujud nyata.

Hingga tak lama kemudian, tubuh Ciello bergetar hebat. Seiring meluncurnya gelombang panas orgasme ke ujung mulut penisnya.

"Ohhh... Ngentooottt... Maaa... Ciello udah nggak tahan lagi Maaa... Ciello mau keluaaaarrrr...."

CROT CROOT CROOOCOOT.... CROOT... CROOOTTT....

Semburan lendir panas, langsung keluar dari ujung penis Ciello dan masuk memenuhi rongga mulut Citra. Tubuhnya kelojotan, merasakan kedut nikmat orgasmenya.

"Hanyak hanget hejuhmu Hayang...." Ucap Citra dengan mulut terbuka, memamerkan benih kejantanan putra kandungnya dengan menggenangi rongga mulutnya.
"Oooohhh.. Mamaaaaa... Uuuhh... Mama Seksi banget...." Erang Ciello yang begitu takjub melihat tingkah ibu kandungnya.
"Masa sih Hayang....? GLEK GLEK.... SLUUURRRPP.... CUP CUPPP..." Balas Citra sambil menegup semua lendir Ciello hingga habis, "GLEK...GLEK....Aaaaaahhhhh....."

"Woooowwww... Mama nelen semua pejuh Cillo...?"

"Hihihi... Iya Sayang.... Sluuuurrrppp... Cuuuppp...." Ucap Citra yang terus menjilat dan mengecup kepala penis Ciello, "Mama suka rasa pejuhmu Sayang...."
"Uuuuhhh... Suka rasa pejuh ya Maaa...?" Takjub Ciello, "Berarti kalo Mama ngisep kontol Papa... Mama juga suka nelen pejuhnya...?"
"Hihihihi.. Hiya...." Tawa Citra renyah dengan tangan yang tak henti-hentinya memeras sisa sperma dari batang penis putra kandungnya.

"Oooohhhh Mamaaa..." Erang Ciello antara ngilu dan keenakan. Terlebih karena Citra terus menerus menyucup mulut penisnya dengan kuat.
"Hihihi....Cuuuupppp... Cuuuuppp....Pejuh kamu... Rasanya bener-bener enak Sayang..." Ucap Citra dengan mulut dan dagu yang belepotan oleh sperma Ciello, "Bener-bener Mirip banget ama rasa pejuh Papa kamu...."

"Mama bener-bener seksi Maa..." Puji Ciello, "Bener-bener nakal..."
"Hihihi....Nakal kaya bintang bokep ya Sayang..."
"Iya... Bintang bokep kegemaran Ciello...."
"Hhmmm.. Makasih ya Sayang..." Ucap Citra yang kemudian bangkit dari selangkangan Ciello. "Kamu bener-bener anak kesayangan Mama..."
"Iya Maama Cantikkuu.... Ciello juga terima kasih udah dibolehin buat ngerasain gimana rasanya memek sempit Mama ini...." Balas Ciello sambil mencolek vagina Citra yang masih membanjir basah, "Yah walaupun cuman ngejimek... Tapi paling nggak... Ciello udah bisa tahu gimana rasanya jadi Papa ketika sedang bermain 69 ama Mama...."

"Hihihi... Ciello jadi Papa...." Ulang Citra dengan senyum mengembang lebar, "Ya kalo Ciello jadi Papa... Bisa habis memek Mama kamu maen-maenin mulu..."
"Hehehe... Yaaa itu pun kalo Mama ngeboleh khan Maaa..."

"Tapi kalo Mama beneran ngebolehin gimana...?" Goda Citra sambil melirik kearah penis Ciello yang sudah kembali menegang, "Emang kamu mau apain Mama...?"
"Beneran Maa...? Mama mau...?"
"Hmmm.... Mau nggak ya...?" Goda Citra sambil mengusap vaginanya
"Ciello pengen bisa seperti Papa Maa..."

"Seperti Papa...?"

"Iya... Pengen bisa ngentotin memek Mama sepuas-puasnya...."
"Aaaawww... Ngentotin memek Mama ini Sayang...?"
"IYA MAA... Boleh ya Maaa... Boleh Yaaaa.....?"
"Hmmmm... Nggak aaahh... Ngeriii..." Kata Citra sambil bergidik.

"Looohhh...? Kok ngeri Maa..?" Heran Ciello menatap wajah ibu kandungnya.
"Seperinya... Bakalan sobek Sayang... Memek Mama kalo dientot ama kontol besar kamu itu..." Senyum Citra sambil terus mengusap liang vaginanya, "Urat-uratnya... Sereeemmm...."
"Nnngggg... Khan belom dicoba Maaa...." Jawab Ciello yang terus menatap vagina Citra lekat-lekat, "Kita coba dulu yuk Maa... Pasti memek Mama bisa dimasukin kontol Ciello deh..."

"Nggg.. Dicoba....? Sekarang....?"
"Iya Maa... Yuk...." Ajak Ciello yang kemudian menarik turun tubuh Citra kelantai.

"Hahahaha... Ciello- Ciello... Udah aahh... Udah... Hahaha... Mama cuman becanda... Hahaha...." Tawa Citra terbahak-bahak, "Kamu tuh ya... Muka memek banget sih...? Nggak boleh dijanjiin sedikit ya...?"
"Huuuu... Padahal Papa udah ngebolehin tuh...." Celetuk Ciello pelan.
"Ngebolehin apa...?"

"Ya ngebolehin maen-maen ama Mama ama Clara..." Jelas Ciello.

Tak merespon kalimat Ciello, Citra hanya menatap wajah lesu putranya. Dengan senyum mengembang, ia kembali mengusap rambut Ciello dan memeluknya erat dibelahan pauyudaranya

"Jadiiii.... Semalam Kamu dan Clara.... Sudah....?" Tanya Citra terus mendekap kepala Ciello

Karena kecewa karena ucapan Citra barusan, Ciello sengaja tak menjawab pertanyaan Citra. Ia hanya menganggukan kepalanya pelan.

"Karena ketika ngelihat Mama ama Papa selalu keenakan ketika ngelakuin... itu..." Ucap Ciello ragu.
"Ngentot...?" Potong Citra.
"Iya... Makanya Ciello ama Clara jadi penasaran..."

"Lalu kamu ambil perawan adik kamu...?" Tanya Citra lagi.
"Engga Maa... Ciello nggak berani...?"
"Lalu...? "
"Ya Ciello cuman ngocokin kontol Ciello ke tetek Clara aja Maa..." Ucap Ciello sedikit berbohong. Ia tak ingin kesenangan barunya bersama Clara berakhir karena diketahui oleh ibu kandungnya.
"Bener cuman itu aja...?"

"Nggg... Ama... Ngobel-ngobel lubang anusnya Clara aja sih Maaa..."

"ASTAGAAAA.... Nak...?" Kaget Citra, "Ngobel anus Clara....?"

"Iya...Emang Kenapa Maa...?"
"Tapi... Adek kamu... Nggg.... Nggak sampe...? Kamu sodomi khan....?" Selidik Citra lebih lanjut.

"Hhmmm.... " Jawab Ciello sambil sedikit berpikir, "Sebenernya siihhh...."
"Sebenernya gimana....?"
"Hhhmmm... Sebenernyaa....." Seolah menikmatin rasa penasaran Citra, Ciello jadi sengaja ingin mempermainkan ibu kandungnya itu.

"Ciello... Jawab Sayang...." Cecar Citra, "Kamu apain aja anus adik kamu...?"
"Hmmm.... Ciello bakal jawab pertanyaan Mama.... Kalo Mama mau ngabulin satu permintaan Ciello...."
"Satu permintaan...?"
"Iya... Cuman satu aja kok Maa..."

"Nggg... Selama kamu nggak pengen ngentotin memek Mama.... Mungkin... Mama bisa ngabulin permintaan kamu Sayang..."
"Yaaaahhh... Mamaaaa..." Seru Ciello dengan nada kecewa.
"Looohhh...? Kenapa...?"
"Justru itu yang pengen Ciello minta dari Mama.... Ciello pengen ngerasain jepitan memek Mama..."
"Aaahh.. Jangan ngaco Sayang..." Jawab Citra cepat-cepat, "Mama nggak mungkin ngabulin permintaan ngawur kamu..."
"Kok ngawur sih Maa...?"

"Ya ngawurlah... Mama khan ibu kandungmu Sayang.... Dan Mama juga milik Papa seutuhnya..." Jelas Citra sambil terus melirik batang penis Ciello yang masih mengangguk-angguk dengan gagahnya. Batinnya sedikit bimbang, antara ingin mengabulkan permintaan Ciello dan mempertahankan kehormatan dirinya sebagai seorang orangtua.

"Yaudah kalo Mama nggak mau... Biar Ciello minta ama Papa aja.." Ucap Ciello sambil beranjak bangun dari posisi duduknya
"Minta apa....?"
"Ya minta ijinlah ama Papa... "
"Ijin...?"

"Iya... Ciello mau minta ijin ke Papa buat ngentotin Mama..." Jawab Ciello santai sambil berjalan keluar kamar mandi, "Toh... Kalo rahasia-rahasia Papa Ciello sebarin ke Mama... Papa pasti bakal ngebolehin Ciello buat nyodok-nyodokin kontol Ciello ke memek sempit Mama itu..."

"Haahh....?" Jawab Citra dengan nada penasaran,"Rahasia Papa apaan Sayang...?"

Bersambung


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com