"TING TOOONG.... TING TOOONG.... TING TOOONG TING TOOONG…”
CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... "
" TING TOOONG TING TOOONG...."
“Om … Sepertinya ada orang di pintu depan tuh..." Bisik Karnia lirih sambil meminta Mike supaya berhenti sejenak. Guna menghentikan sejenak tusukan batang penis besarnya di vagina keponakannya.
“Ooohhh….. Ssshhh…. Biarin aja aahh.... Lagi nanggung…” Ucap Mike cuek sambil terus menggoyang-goyangkan pinggulnya. Menyetubuhi liang kewanitaan keponakannya, “Ayo Sayang… Goyang pinggulmu lagi… Terima sodokan kontol Om di memek sempitmu itu …”
PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK...
Suara pinggul Mike terus membombardir selangkangan keponakannya tanpa henti
“Heeehh… Bentaran Om… Aku mau liat dulu … Jangan-jangan itu Ayah atau Mama...?".
“Wuaaaduh...? Masa sih...? Bisa gawat nih Sayang … Kalo Mama atau Ayah kamu pulang…” Khawatir Mike yang pada akhirnya sedikit mengendurkan kecepatan goyangan pinggulnya.
“Khawatirnya aja sih.... Ngggggg....“ Gumam Karnia sambil melirik jam dinding yang ada disalah satu sudut ruangan rumahnya, “Eh tapi kayaknya nggak mungkin yah Om... Khan sekarang baru jam tiga...”
“Iya... Biasanya orangtua kamu khan pulangnya agak maleman... Kalo gitu…? Itu siapa ya...?" Bingung Mike sambil terlihat berpikir.
“Aku intip bentaran deh Om... “
“Kalo kamu ngintip… Berarti Om nggak bisa ngentotin memek kamu dong…? Uuuhh.. Uhhh....” Sodok Mike yang lagi-lagi mempercepat adukan batang penisnya
“Iiiihhhsss Om.. Ssshhh.... Bentaran doang kok… Ooohhh...”
“Biarin ajalaaahh Sayang.. “ Saran Mike, “Kalo dia bosen… Ntar juga lama-lama berhenti sendiri…”
“Ayolah Ommmm … Aku intip bentaran aja… “ Ucap Karnia bersikukuh sambil mencoba menurunkan tubuh langsingnya dari gendongan Mike. “Oohh.... Om… Turunin aku dulu dong..." Pinta Karnia yang masih kesulitan melepaskan diri dari gendongan Mike.
“Aaaahhh… Tamu yang ngeganggu banget …” Gerutu Mike yang mau tak mau pada akhirnya mengendurkan tangannya dan membiarkan tubuh Karnia merosot kebawah.
"Ssshhh... Bentaran ajaj kok Om... Aku cuman mau liat kedepan bentaran..." Ucap Karnia yang begitu berhasil menapakkan kakinya kelantai, langsung mendorong pinggul Mike. Supaya vaginanya terlepas dari tusuhan batang penisnya.
"Yaudah sana buruan… Tapi jangan lama-lama ya Sayang... Kontol Om masih pengen ngaduk-aduk memek berjembutmu yang lebat ini..."
"TING TOOONG.... TING TOOONG.... TING TOOONG TING TOOONG..."
CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... "
"TING TOOONG.... TING TOOONG.... TING TOOONG TING TOOONG... TING TOOONG.... "
"Iya Iyaaaaaa Omku Gaaanteeennggg.... Aku bakalan cepet kok.... " Senyum Karnia sembari mengusap rambut dan dahi Mike dengan penuh kasih sayang.
"Hhhhhhh.... Dasar tamu nggak tahu waktu... Orang lagi enak-enaknya ngentotin memek keponakan... Eeehhh... Malah ngeganggu aja..." Kesal Mike sambil terus-terusan menggerutu.
"TING TOOONG.... TING TOOONG.... TING TOOONG... TING TOOONG... TING TOOONG...."
"CEKLEKK....CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... CEKLEKK...."
"DOK DOK DOK... DOK DOK DOK...."
"Udah ah Ooom... Lepasin aku dulu... Tamunya udah makin nggak sabaran tuh..." Pinta Karnia lagi.
Dengan berat hati, Mike pun membiarkan vagina Karnia terlepas dari tusukan batang penisnya.
PLLOOOPP... SSEEERRR...
Suara penis Mike ketika tercabut dari dalam vagina Karnia. Disusul oleh gumpalan-gumpalan sperma yang langsung mengalir turun ke paha bagian dalam milik keponakannya.
"Uuuhhhsss.... Oooommm.... Pejuh Om banyak banget... " Ucap Karnia sambil menadahi lelehan sperma milik ayah Clara itu dengan tangannya, " Ck... Ck... Ck... Langsung luber dari memek aku Omm... "
"Hehehe... Lap pake tissu dulu aja Sayang..." Sahut Mike memberikan saran.
"Hiya Om... " Timpal Karnia yang kemudian mengambil beberapa helai tissu dan mengelap bibir vaginanya perlahan. Setelah itu, ia mengenakan jubah mandinya yang teronggok dilantai dan melangkahkan kakinya ke pintu depan.
"TING TOOONG.... TING TOOONG.... TING TOOONG TING TOOONG... "TING TOOONG.... TING TOOONG.... TING TOOONG.... "
"CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... "
"DOK DOK DOK... DOK DOK DOK...."
"Karniaaaa.....? Kaarrr....? Karniaaaa...?"
Samar samar, Karnia seperti mendengar suara wanita memanggil-manggil namanya.
"Karniaaa....? Uuuuhhh.... Lama bener nih anak.... Lagi ngapain sih didalam....? Kaarniaaa..."
Dan benar. Begitu Karnia mengintip dari balik tirai jendela, ia mendapati jika wanita tak sabaran yang sedari tadi menggedor-gedor pintu rumahnya itu adalah Clara.
Tanpa membuka pintu, Karnia buru-buru lari. Kembali kehalaman belakang, tempat ia dan Mike tak lama tadi bersetubuh.
"Om Mike.... Itu Clara Om..." Bisik Karnia yang terdengar sedikit panik
"Haaa? Clara...?" Ucap Mike tak kalah herannya, "Mau ngapain dia kesini...?"
"Nggggg.... Aku juga nggak tahu Om..." Balas Karnia sambil mengangkat kedua bahunya.
"Biasanya khan kalo anak Om kesini... Dia pasti ngabarin kamu khan...?" Tanya Mike
"Hiya Om... Tapi tumben-tumbenan dia nggak ngabarin..."
"Hhmm...." Mike menengadahkan kepalanya menatap langit-langit, seolah sedang berpikir keras, "Usir aja dia Sayang..."
"Haaa...? Usir...?" Heran Karnia.
"Iya... Usir... Suruh Clara pergi dari sini..."
"Tapi... Ngggg..."
"Khan kita harus menuntaskan birahi kita yang sempet tertunda tadi Sayang..." Ucap Mike sambil merogoh vagina Karnia yang masih saja basah karena sisa-sisa lelehan spermanya.
"Kalo Claranya nggak mau...?" Tanya Karnia tak percaya diri.
"Hmmm... Kalo ngga.... Bilang aja... Kamu mau pergi kerumah cowok kamu..." Ucap Mike memberikan titik terang, "Clara khan kalo denger kamu nyeritain tentang cowok kamu.... Dia bakalan langsung ilfil..."
"Nggggg.... Bener juga ya...? Hihihihi.... Ide Om bener-bener cemerlang deh... Hihihi..."
"Hehehe... Yaudah... Om sembunyi di kamar ayah kamu aja yaa..."
"Oke Ommm... Siiippp...." Tutup Karnia sambil tersenyum lebar.
"CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... CEKKKLEEEKKKK... "
"DOK DOK DOK... DOK DOK DOK...."
"DOK DOK DOK... DOK DOK DOK...."
"Kaarrr....? Karniaaaa...?"
CEKREK... CEEKREEKK... KLEEKK..
Suara kunci terbuka yang disusul dengan suara gagang pintu.
"Karnia....." Serbu Clara masuk begitu pintu rumah Karnia terbuka.
"Loohh? Ehhh...? Clara....? Ada apa...? Kok kamu keliatan heboh banget gitu...?" Tanya Karnia sambil pura-pura mengeringkan
"Papa aku ada disini nggak Say...?" Tanya Clara sambil celingukan.
"Nnggg... Sebentar-sebentar...? Kok kamu nyari Papa kamu kesini Say...? Emang kenapa...?"
Tanpa menjawab pertanyaan sepupunya sedikitpun, Clara langsung menghambur masuk kedalam rumah Karnia
"Piiii.....? Paapiii...? " Teriak Clara memanggil ayah kandungnya.
"Claraa.... Kamu kenapa sih...?" Tanya Karnia lagi, "Papa kamu nggak ada disini Sayaang... Dia kalo jam segini bukannya ada dikantor....?"
Mendengar jawaban Karnia, Clara langsung melengos kearah sepupunya itu. Matanya menatap tajam, penuh rasa curiga.
"Kalo Papa aku dikantor... Aku nggak bakalan nyari-nyari dia sampe seperti ini Say..." Jawab Clara ketus.
"Kamu udah nyoba nelpon dia...?"
"Udah belasan.... Bahkan puluhan kali..." Sodor Clara yanmemperlihatkan layar handphonenya yang masih memperlihatkan nada sambung ke wajah Karnia.
"Mungkin dia masih meeting kali Say...?"
"Semula aku juga mikir gitu... Makanya aku tadi main kekantor Papa..." Jelas Clara dengan masih menatap Karnia tajam, "Dan begitu aku sampai kantor.... Ternyata... Papa aku nggak ada disitu...."
"Hmmmm... Kemana ya kira-kira Papa kamu berada...?" Tanya Karnia pura-pura bingung.
"Makanya aku kesini..." Jawab Clara singkat.
"Tapi... Papa kamu nggak ada disini Say..."
Buru-buru, Clara mengutak-atik handphonenya. Dan sambil tersenyum, gadis mungil itu memperlihatkan layar handphonenya ke Karnia.
"Ini history telephone kantor Papa aku..." Ucap Clara
"Ngggg... Aku nggak ngerti...."
"Coba lihat deh... Nomor telephone yang ada di history telephon kantor Papa aku itu... Nomor hape siapa...?" Tanya Clara penuh selidik.
"Aaahhh Siaaalll....!!!" Batin Karnia. "Clara ternyata pintar..."
"Nggg... Itu...." Bingung Karnia.
"Nomor hape kamu khan Say...?""
"I... Iya sih...."
"Aku yakin... Kalo history telephone Papa yang penuh dengan nomor hape kamu tuh ada maksudnya..." Sambung Clara penuh rasa percaya diri, "Makanya aku langsung kesini..."
"Tapi beneran deh Say... Papa kamu nggak ada disini..." Bohong Karnia.
"Kalo Papa ngga ada disini... Kamu nggak bakalan selama ini ngebuka pintu rumahmu Say... " Ucap Clara dengan nada ketus
"Nggg... Tadi... Aku nggak denger suara bel Say... Khan aku sedang mandi..." Jelas Karnia mencoba meyakinkan Clara.
"Iya aku tahu... Emang tadi kamu sedang mandi... Mandi keringat birahi...." Celetuk Clara singkat sambil terus menatap wajah Karnia yang semakin memerah.
"Huusshh... Claraaa... Jangan ngaco aaahh..."
Buru-buru, Clara lebih mendekatkan wajahnya kearah Karnia. Secara bergantian, ditatapnya kedua mata sepupunya itu dalam-dalam.
"Kamu... Nngebohongin aku ya...?" Tanya Clara dingin.
"Nggg... Ngebohongin kamu gimana sih...?" Jawab Karnia yang mulai gugup dibuatnya. Tak pernah sekalipun ia mendapati sosok Clara yang begitu menakutkan seperti itu. Perlahan, Karnia mengambil satu langkah mundur.
"Kalo kamu nggak bohong... Kamu nggak usah takut seperti itu Say..." Sindir Clara.
"Aku nggak bohong Claraku Saaayaaanngg..." Jelas Karnia mencoba mematahkan tebakan Clara, "Aku cuman heran aja dengan sikap anehmu ini..."
" Hhhff.... Hhhff.... Hhhff.... "
Tiba -tiba, Clara bertingkah seperti anjing pelacak. Mengendus-endus ke segala arah, termasuk mengendus ke tubuh Karnia dari atas sampai bawah..
"Eehhh...? Kamu mau ngapain Say...?" Kaget Karnia sambil mengambil langkah mundur lagi.
"Ayolah Karniaaaa.. Kamu nggak usah bohong sama aku deh..." Cecar Clara terus.
"Bohong...? bohong gimana sih...?" Bohong Karnia tak kalah sengitnya.
"Karnia Sayang... Aku tuh tahu udah kenal kamu dari kita sama-sama kecil... Dan aku tahu gelagatmu kalo sedang ngelakuin hal yang nggak jujur dibelakang aku..."
"Sumpah deh... Aku bener-bener nggak tahu maksud kamu...?"
"Begini ya... Aku coba jelasin semuanya ke kamu.... Lonte Papiku yang BODOH..."
BREETT...
Tiba-tiba, Clara menarik jubah mandi Karnia dengan paksa. Sehingga membuat Karnia tak mampu menutupi tubuh telanjangnya yang putih mulus
"Di sekujur badan kamu... Itu tercium aroma parfum Papa aku Say... " Ucap Clara pelan tapi tajam.
" Hhhff.... Hhhff.... Hhhff.... " Lagi-lagi, Clara maju. Mencoba mengendusi tubuh telanjang Karnia lebih lanjut, "Di wajahmu... Di lehermu.... Ditetek kecilmu... Semua kecium parfum Papa aku..."
"Eehh...? Masa sih...?"
"Lalu... Dipaha ama betis kamu... Masih ada lelehan lendir yang masih basah... " Tunjuk Clara dengan dagunya, "Itu lelehan pejuh Papa aku khan...?"
"Ehh... Ini mah sabun Say..."
"Hihihi... Sabun kok anyir gini... " Colek Clara kearah paha dalam sepupunya, "Aku hafal benget kali Saaayyy... Aroma pejuh Papa aku sendiri...."
"Ehh... Iya ya...?"
"Ya Iyalaaahh... " Yakin Clara, "Papa aku tadi... Pasti muncratin memek kamu banyak banget ya Say...? Sampe pejuhnya meluber gitu...?"
"Nnnnggg..."
"Dan yang paling jelas.... Pasti memek ndower kamu itu rasanya kecapekan banget khan ya...? Sampe nggak bisa nahan pejuh Papa aku biar nggak terus-terusan keluar gitu... ?" Tebak Clara tak terbantahkan, "Gilaaa... Pejuh Papa aku sampe netes-netes kelantai gitu yaaaa...? Hihihi... Dasar LONTE Bodoh...."
"Nggg.. Itu... Nggg... Anu....?" Bingung Karnia kehabisan kata-kata, "Tadi aku emang abis ngentot sih... Tapi bukan ama Papa kamu kok...." Sambung Karnia berusaha menyelamatkan harga dirinya.
" Ama siapa...? Erga...?"
"I... Iya..."
"Trus...?Mana dia sekarang...?"
"Ya.. U.. Udah pulang laahhh...."
" Ckk.... Ckk.... Ckk.... Hihihihi....Si PEREK mencoba berkilah..."
"Eeeeh... Kamu kok ngomong kaya gitu sih Say...?" Ucap Karnia seolah tak terima.
"ERGA aku telephon... Dia sama sekali nggak kemari kok.... " Cecar Clara, "Udahlahh Saaayyy... Ngaku aja..." Sindir Clara terus.
"Ngaku apaan sih...?"
"Ngaku aja kalo kamu tuh bohong... " Ucap Clara yang kemudian berjalan ke sudut ruangan dan berhenti sejenak. Gadis mungil itu lalu jongkok dan mengambil sesuatu, "Ini celana Erga ya Say...? Mirip banget ya... Ama yang sering Papa aku pake kalo pas dia pergi kerja...?"
"Nnnnggg..." Bingung Karnia tak mampu berkata apa-apa lagi.
"Kamu bener-bener ngerusak hubungan persahabatan kita Say..." Ucap Clara singkat sambil langsung mondar-mandir didalam rumah Karnia. Keluar masuk setiap ruangan sembari menggeledah semua perabot dan lemari yang bisa dijadikan sebagai tempat persembunyian.
"KAAAMMPREEETTT..... " Teriak batin Karnia. Ia benar-benar kehabisan alasan. Sekarang, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanyalah berharap. Supaya Clara tak pergi ke kamar tidur orangtuanya dan menemukan Mike disana.
Namun, seolah bisa membaca ketakutan Karnia, Clara tiba-tiba berdiam diri. Tepat didepan pintu kamar ayah Karnia.
"Paaa... Keeeeluuuaaarrrr dong..." Panggil Clara pelan.
Tak perlu menunggu waktu lama, pintu kamar orang tua Karnia pun terbuka.
CKLEEK
Dengan pandangan mata yang begitu sayu, Mike keluar dengan wajah tertunduk. Penuh rasa bersalah. Penampilannya benar-benar kusam. Rambutnya acak-acakan dan wajahnya penuh bercak putih bekas lendir vagina Karnia yang sudah mengering.
"Sini Paa... Keluar...." Pinta Clara lirih.
Dengan masih setengah telanjang, Mike pun maju. Mendekat kearah putri kandungnya berdiri.
Melihat penis besar ayah kandungnya yang menggelantung lemas dan terombang ambing ketika berjalan, Clara hanya bisa tersenyum. Senyum aneh yang sama sekali tak pernah Mike lihat sebelumnya.
"NYOOOTT...."
Dengan sigap, Clara langsung menangkap batang penis Mike. Dicengkeramnya kuat-kuat dan menyeretnya ke ruang keluarga.
"Adduuuhhh....?" Erang Mike yang karena cengkraman dan tarikan keras di penisnya, mau tak mau mengikut kemaja putri kandungnya berada, "Eehh Sayang... Kontol Papa mau dibawa kemana Sayang..?"
"Duduk Paa..." Pinta ketus Clara sambil melempar seretan penis Mike kearah sofa panjang yang ada didepan TV.
BRRUUKK..
Hempas pantat Mike ke busa sofa nan empuk itu.
"Duduk sini Say..." Suruh Clara kearah Karnia yang masih malu-malu, "Duduk disamping Papa aku..." Tambahnya lagi sembari menunjuk kesudut dudukan sofa yang masih tersisa.
"Eeehh... I... Iya..." Jawab Karnia menurut.
"Santai aja kali Say... Nggak udah malu-malu gitu...." Senyum Clara sinis. Seolah mengejek kenakalan sepupu kandungnya itu.
"Buka lebar-lebar pahanya Paa..." Pinta Clara sambil menyibakkan lutut Mike kearah samping.
"Eehh...?" Bingung Mike, "Kamu mau apa Sayang...?"
Tak menjawab sedikitpun, Clara kemudian berjongkok tepat didepan selangkangan Mike. Ditangkapnya penis yang masih menggelayut lemas itu dengan tangannya kemudian diremas-remasnya pelan.
"Papa suka ya...? Ngentotin Karnia....?" Tanya Clara dengan raut wajah yang dingin. Tak ada lagi senyum hangat diwajahnya.
"Eeehhh....? Kok... ?" Heran Mike sambil menatap bergantian kearah Clara dan Karnia.
"Papa suka ya...? Ngentotin keponakan Papa...?" Ulang Clara lagi.
"Hhmmmmm... Itu....."
"Jawab aja yang jujur Paa... " Ucap Clara lagi sambil mulai menggerakkan tangannya naik turun. Mengurut batang penis ayah kandungnya yang juga penuh dengan bercak putih bekas cairan vagina Karnia.
"Papa suka ya nyodok-nyodok memek Karnia...?" Goda Clara terus sambil tak henti-hentinya menatap wajah Mike dengan mata tajamnya yang sendu.
"Hmmmm... Mmak... Maksud kamu gimana sih Sayang....?" Bingung Mike yang sedikit banyak agak terpengaruh dengan wajah emosi putri kandungnya.
"Jawab aja Papiku sayaaang... Clara cuman pengen tahu kok... "
"Tapi... Ntar kalo Papa jawab... Kamu bakalan marah...?"
Clara menggeleng-gelengkan kepalanya, "Clara nggak bakal marah kok Pi... Clara cuman pengen tahu aja jawaban Papa... " Sahut Clara yang karena tahu kewaspadaan ayah kandungnya, perlahan-lahan mulai menyunggingkan senyum manis andalannya.
"Beneran Sayang...? Kamu nggak marah...?" Tanya Mike mencoba meyakinkan
"Iya Papiku Sayaaang...." Jawab Clara yang lagi-lagi tersenyum, "Kalo Clara marah... Mana mungkin tangan Clara main-mainin barang kebanggan Papaa gini sih...?"
Melihat raut wajah putri kandungnya yang tak lagi emosi, perlahan membuat Mike seditkit lega. Terlebih karena merasakan gerakan tangan lembut Clara yang mulai mengocok-kocok batang penisnya, menjadikan birahi ayah kandung Clara itu datang kembali
"Paaa...? Papa...?" Panggil Clara, "Papa kok malah diem aja Pi...?"
"Nngg... Sssshhh... Papa bingung ngomongnya gimana ya Sayang..."
"Ngomong aja Pi... Nggak usah takut ataupun malu... " Sahut Clara sambil mempercepat kocokan tangannya. Membuat Mike makin merem-melek keenakan.
"Uuuuhhh Clara Sayaaangg..." Lenguh Mike lirih
"Kenapa Pi...? " Goda Clara sambil melirik tajam kearah Karnia. " Papa suka...? KONTOL Papa Clara kocok-kocok kaya gini.....?"
Mendengar Clara menyebut kata-kata mesum, membuat birahi Mike meninggi. Batang penisnya langsung mengeras, disertai dengan munculnya urat-urat penis disekujur batangnya.
"Wooww... Hihihi... Kontol Papa mulai ngaceng nih... Makin besar... Dan keras..." Kagum Clara sambil terus mengocoki penis ayah kandungnya
"Oohhh.... Sayang... Habisan Kamu ngegoda Papa gitu sih.... Oooohhh..."
"Hihihihi.... Clara nggak ngegoda kok Paa.... Clara cuman pengen Papa ngejawab pertanyaan Clara aja..." Kekeh Clara genit, " Papa suka ya ngentotin memek Karnia...?"
"Hhhhmmmmm....Kalo Papa jawab... Kamu beneran nggak bakalan marah khan ya...?"
"Iya Paaa... Ngapain juga Clara harus marah...? Toh Karnia tuh saudara Clara juga... " Senyum Clara yang kemudian makin memajukan menurunkan tubuhnya. Mendekat tepat didepan selangkangan Mike yang makin berdenyut kencang.
Sambil sesekali melirik kearah Karnia yang masih tertegun, Clara perlahan mendekatkan wajah cantiknya maju. Membuka bibir mungilnya lebar-lebar. Dan, dengan tanpa rasa malu sedikitpun akan tatapan mata sepupunya, Clara mencaplok kepala penis ayah kandungnya bulat-bulat.
"HAAAPPP...."
"OOOHHHHHH...ASTAGAAA... CLAARAAAAA.... " Lenguh Mike yang tak pernah mengira jika Clara akan melakukan hal semesum ini didepan saudara sepupunya.