𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 - 𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟑𝟔 | 𝐑𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐋𝐢𝐜𝐢𝐧


"Haahh....?" Jawab Citra dengan nada penasaran karena mendengar kalimat yang terucap dari mulut Ciello,"Rahasia Papa apaan Sayang...? Ayo dong Sayang... Bilang ke Mama... Papa punya rahasia apaan…?” Cecar Citra dengan raut wajah yang begitu penasaran.


"Ya rahasia lah Maa… " Jawab Ciello santai, "Kalo Ciello bilang-bilang ke Mama… Namanya bukan rahasia lagi dong…?"
"Iiihhsss Sayang… Masa ama Mama sendiri... Kamu pake rahasia-rahasiaan sih…?" Kesal Citra memonyongkan bibirnya. Membuat wajah ibu kandung Ciello itu terlihat makin imut.
"Yaaa pokoknya… Selama Mama nggak mau kasih memek Mama buat Ciello entotin… Ciello nggak bakalan kasih tahu Mama rahasia Papa...."
"Astagaaa Saaayaaangg... Masa begitu sih...?"
"Iyaa...." Angguk Ciello penuh percaya diri sambil terus menatap tajam kearah vagina basah Citra, "Pokoknya... Kalo Mama pengen tahu... Mama harus mau memek Mama disodok-sodok ama kontol Ciello ini..."

"GIILAAA....Kamu Gila Sayang… GILA… " Tolak Citra tegas, "Mana mungkin Mama bisa kasih kamu sesuatu yang seharusnya milik Papa kamu ini...."

"Yaaa itu terserah Mama... Yang jelas.. Kalo Mama nggak mau.... Mama bakal penasaran sampe tua... " Ancam Ciello, " Dan itupun nggak masalah juga buat Ciello.... Karena cepat atau lambat.. Mama pasti bakal kasih memek sempit itu... Buat Ciello sodok-sodok pake kontol ini… Sampe puas...." Tambah Ciello sembari menepuk-tepukkan batang penisnya yang mirip pentungan satpam itu ke telapak tangannya.

"Iiiihhhsss... Kok gitu sih Sayang..? " Sedih Citra sambil berusaha mengamit pergelangan tangan putranya, "Mama khan Ibu kandungmuuu Sayang… Mama nggak mungkin…...."
"Yaudah sih Maaa… " Potong Ciello sambil menepis tangan ibunya, "Ciello capek ya Maa.. Mengiba-iba untuk bisa ngerasain memek gundul Mama itu… "

"Bu... Bukan begitu Sayang... Memek Mama khan sepenuhnya punya Papa kam......"
"Iyaaa.. Ciello tahu... " Potong Ciello dengan kalimat singkat namun tajam, "Terus...? Emangnya kenapa kalo memek Mama punya Papa...? Khan Ciello juga sayang ama Mama... Ciello juga cinta ama Mama... Sama seperti Papa..."
"Aduuhh... Mama jadi bingung nih ngejelasinnya...."
"Gausah dijelasin juga Ciello udah ngerti Maa... Mama emang nggak Sayang ama Ciello...."

"Iiihhhsss.. Sayaaang... Kok kamu malah berpikirnya seperti itu sih...?" Bingung Citra, "Mama tuh bener-bener Sayang ama kamu Cielloooo... "
"Ya kalo Sayang... Bukti'in dong Maa.. Ijinin Ciello ngentotin memek Mama..."


"Sumpah... Permintaan kamu bener-bener Gila Sayang... GILA...." Sahut Citra yang sepertinya kehabisan kata-kata.

"Hhhhh... Ya sudah sih Maa... Kalo Mama nggak mau nurutin permintaan Ciello... Ciello nggak apa-apa kok… " Jawab Ciello sambil menghela nafas panjang, "Toh masih ada Clara yang selalu bisa ngertiin semua kepinginan Ciello…"
"Haah…? Clara…?" Kaget Citra mendengar nama putri kandungnya disebut-sebut, "Maksud kamu apaan Sayang…? Mama kok makin nggak ngerti....?”
"Udah ya Maa... Ciello capek.... Ciello pengen tidur…. " Ucap Ciello Citra sambil berjalan meninggalkan ibu kandungnya sendiri di kamar mandi.

BLAAAMMMM…

Suara daun pintu terbanting dengan keras.

***

Setelah acara mandi bersama Citra beberapa hari lalu, Ciello sengaja tak mau berkomunikasi dengan ibu kandungnya. Bagaimanapun caranya, ia selalu menghindar setiap bertemu Citra. Dan jikapun terpaksa berkumpul bersama Mike dan Clara, Ciello hanya bertegur sapa dengan Citra seadanya, tanpa melakukan interaksi apapun.

Dan hasilnya, Citra merasa ada sebuah perasaan aneh yang perlahan muncul pada dirinya. Perasaan kehilangan yang entah bagaimana cara mengungkapkannya.

Sekarang, yang Citra rasa hanya suasana hening tanpa canda yang bisa membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Yang ada hanya rasa sepi tanpa godaan lucu khas Ciello. Yang ada hanya rasa hampa karena sama sekali tak dihiraukan oleh putra kesayangannya.

Hari-hari yang semula ceria, seolah mendadak berubah menjadi hari-yang sedih, galau, dan tak ada semangat sama sekali. Dan yang paling parahnya. Citra sama sekali tak mendapat gangguan mesum yang membuat birahinya berkobar-kobar.

Semenjak kerenggangan hubungannya bersama Ciello, Citra menjadi begitu kangen akan keriangan dan senyum Ciello. Citra kangen akan rasa sayang serta pelukan hangat Ciello.

Citra kangen akan nafsu dan gangguan KONTOL Ciello.

***

"Huuuaaahhhmmmm… " Geliat Mike sambil merentangkan kedua tangannya, "Makan malam kali ini… Bener-bener terasa nikmat Sayang…”
"Aaah.... Masa sih Mas…?” Tanya Citra
"Iya Maaa.... Enak bener...." Puji Clara yang terus menyendok kuah opor ayam dipiringnya hingga bersih, "Sepertinya kali ini... Mama bener-bener niat nih... Memanjakan lidah dan perut kami sampe kekenyangan gini...."
"Aaaahh... Itu mungkin cuman perasaan kamu aja deh Sayang… Orang Mama juga masaknya sama kok... Seperti biasanya...."
"Tapi... Makan malam kali ini beneran enak loh Dek … jadi berasa seperti makan di restoran bintang lima...." Sahut Mike lagi, "Ya khan Ciello… ? Kamu juga pasti merasa khan kalo masakan Mama malam ini begitu spesial…?”


"Iya…” Jawab Ciello singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan dihadapannya.

"Hmmmm... Kamu kurang suka ya Nak...?" Tanya Mike yang sepertinya menyadari ada yang berbeda pada diri putra kandungnya.
"Suka kok..." Jawab Ciello lagi.
"Kalo kamu emang suka... Kok respon kamu biasa aja Sayang...?" Sahut Citra yang tetap saja tak digubris ole Ciello.

"Ciello....?" Panggil Mike, "Papa lihat... Kok akhir-akhir ini kamu sepertinya lebih diem daripada biasanya ya...? Kenapa Nak…? Apa kamu sedang punya masalah…?"
"Enggak ada apa-apa kok Paa…" Jawab Ciello sambil terus menyantap makan malamnya.
"Terus... Kok kamu diem aja...?" Heran Mike, " Apa kamu diem begini.. Gara-gara kepikiran tentang kuliah kamu ya..?" Tebak Mike sambil melihat wajah muram Ciello.

"Enggak Pa..." Jawab Ciello lagi.
"Cielloo... Nggak masuk kuliah tahun ini... Bukan berarti kamu nggak bisa ikut kuliah ditahun-tahun berikutnya kok Nak.. " Jelas Mike penuh perhatian.
"Iya...." Jawab Ciello alakadarnya.

"Buat Papa.. Kalo kamu emang lagi nggak pengen ikutan kuliah... Nggak masalah kok..." Ucap Mike sambil tersenyum lebar, "Yang penting... Kamu jangan mensia-siakan waktu dan ngeganggu kesibukan Mama ataupun Clara... Jelas Nak...?"
"Iya Paa.... Jelas..." Jawab Ciello lagi.
"Yaudah... Kalo gitu... Senyum dong Nak... Jangan diem mulu seperti itu…?" Pinta Mike dengan raut wajah tenangnya.

"Mungkin... Putra kita yang ganteng ini sedang kecapekan kali Mas…" Celetuk Citra sambil beranjak dari duduknya, "Dia khan sekarang sibuk bikin bisnis sendiri... " Tambah Citra sembari membereskan piring-piring kotor yang ada diatas meja.
"Wooooow....? Bisnis…?" Kaget Mike.
"Iya Paa.. Kak Ciello sekarang bisnis online shop loh...." Jelas Clara.
"Dan omsetnya... Udah lumayan juga loh Mas..."
"Ooooww...Pantesan.. Garasi Papa kok sekarang penuh dengan kardus… Ternyata kamu mau jadi wirausaha ya Nak…?"

"Iya..." Jawab Ciello dingin.

"Bagus itu Nak... Papa suka dengan kegiatan barumu...."
"Ciello memang bener-bener putra yang membanggakan orang tua ya Mas…” Puji Citra sambil mengusap rambut putranya.

Namun, baru saja tangan Citra menyentuh rambut tebal Ciello, putra kandungnya itu buru-buru menepisnya pelan. Ciello benar-benar berusaha menyembunyikan emosi dan rasa ketidaksukaannya kepada Citra dari pandangan Mike ataupun Clara.

"Hoooaaaahhmmm... " Lenguh Mike lagi-lagi menggeliat.
"Papa udah ngantuk Paa...?" Tanya Clara yang terlihat mengusap-usap perut gendutnya karena kekenyangan.
"Iya nih... Gara-gara kekenyangan kena masakan Mama kamu... Papa jadi super ngantuk gini Sayang... Hooaaahhhmmm..." Ucap Mike yang berulangkali menguap lebar.
"Hhuuuu... Papaaaa kebo deeeehhh... Bilang aja emang lagi pengen tidur... " Ejek Clara.
"Emang kamu nggak ngantuk Sayang...?"
"Hihihihi... Ngantuk juga sih Paa.... Hoooaaaahhhmmmm..." Kekeh Clara sambil mengucek mata bulatnya

Melihat percakapan tak penting antara Mike dan Clara, membuat Ciello buru-buru menghindar dari ruang makan dan langsung membawa piring kotornya kedapur.

"Kalo udah pada ngantuk... Mending kalian segera tidur sana... Biar Mama aja yang ngeberesin ini semua..." Saran Citra yang kemudian menumpuk-tumpuk piring dan gelas kotornya.
"Hehehe... Iya Sayang... Aku tidur duluan yaaa... CUUPP..." Ucap Mike sembari mengecup bibir istrinya, "Makasih ya Sayang... Buat acara makan malamnya yang super nikmat ini..."
"Iya Mas... Sama-sama... " Sahut Citra sambil membawa semua peralatan makannya yang kotor kearah dapur.
"Clara juga ikutan tidur duluan ya Maaa... Maaf nggak bisa ngebantuin..."
"Iya Sayang...."

***

"Kamu marah ya sama Mama....?" Bisik Citra pelan dengan suara basahnya ketika melihat Ciello berdiri termenung didekat tempat cuci piring. Hanya menatap keluar melalui jendela dapur tanpa melakukan aktivitas apa-apa.

Tak menjawab pertanyaan ibu kandungnya, Ciello buru-buru membasahi piring kotornya, mengambil busa cuci dan mulai menggosok benda keramik bulat yang ada ditangannya

"Sayang..? Kamu marah ya…?” Ulang Citra lagi.

Lagi-lagi, Ciello tak menjawab. Ia terus menggosok piring dengan busa cucinya dengan gerakan memutar.

"Saayyaaang…?” Panggil Citra sambil memeluk tubuh putra kandungnya dari belakang, "Jawab dong Saayyaaang… Jangan biarin Mama bingung seperti ini dooong…” tambahnya lagi dengan mempererat pelukan tangannya ke tubuh Ciello.

Sejenak, Ciello menghentikan aktifitasnya. Berdiam diri tanpa membalas perlakuan Citra. Ia membiarkan ibu kandungnya membungkus tubuhnya dengan pelukan hangat sambil merasakan kelembutan payudara Citra di punggung lebarnya.

"Saayang… Kenapa kamu ngediemin Mama gini sih…?” Tanya Citra lagi sambil mendekatkan tubuhnya kedepan. Semakin menempelkan payudaranya erat-erat ke punggung putra semata wayangnya.

Citra tau, jika hubungannya dengan Ciello ini harus segera diperbaiki. Citra tahu jika semakin lama, kerenggangan hubungannya dengan Ciello menjadi semakin jauh. Dan Citra tahu, satu-satunya langkah untuk mengatasi kerenggangan hubungannya dan masalah emosi Ciello itu adalah dengan cara bercanda mesum.

"Kamu marah ama Mama... Gara-gara percakapan kita kemaren ya Sayang…?” Bisik Citra sambil mengecup tengkuk CIello pelan. Menurunkan pelukan tangannya kebawah dan mendekap pinggang Ciello.

Mendapat kecupan mulut Citra, tengkuk Ciello pun langsung merinding. Dan diikuti oleh bulu roma disekujur tubuhnya yang ikut-ikutan berdiri.

"Berhasil... Godaan mesumku ini... Memang selalu bisa membuat lelaki manapun luluh... " Batin Citra sambil terus mengecupi tengkuk putra kandungnya, "Dan supaya hubunganku dengan Ciello bisa dekat kembali seperti dulu... Mungkin aku harus mengeorbankan sedikit EGOku untuknya..."

"Ciello..." Bisik Citra pelan,"Kamu pasti ngambek ama Mama... Gara-gara kamu nggak Mama bolehin buat… " Citra sengaja menghentikan kalimatnya, dan meraba selangkangan Ciello dari belakang, "... Buat ngentotin memek Mama ya....?”
"Eehhh…?” Desah Ciello ketika tiba-tiba mendapat usapan tangan Citra pada batang penisnya.

"Kamu marah ama Mama... Gara-gara Mama nggak ngebolehin kontol besarmu ini mengaduk-aduk liang peranakan Mama ya Sayang...?"
"Nggg....?"
"Mama bingung Sayang… Mama nggak tahu harus berbuat apa….” Ucap Citra lagi sembari terus mengelus tonjolan di selangkangan Ciello yang makin lama makin menggembung besar dari luar celana kolornya.

"Kita berdua tahu Sayang... Kita itu Ibu dan Anak… Nggak seharusnya kita melakukan hal seperti yang kamu inginkan itu… " Tambah Citra sambil merenggangkan karet celana kolor Ciello dan menyusupkan tangannya masuk.

"Hhhh... Mama...."
"Mama bener-bener nggak tahu lagi Sayang… Apa yang harus Mama lakukan supaya kamu nggak marah lagi ama Mama… " Bisik Citra yang kali ini sudah menyentuh batang penis putra kandungnya dan mulai mengocoknya pelan.

Sekeras-kerasnya emosi Ciello kepada Citra, tetap saja langsung meleleh karena rayuan ibu kandungnya yang cantik dan seksi itu. Pelukan, dan usapan sayangnya, selalu mampu meruntuhkan emosi yang ada didalam dadanya. Sehingga, walau Ciello berusaha mati-matian untuk tak terpancing ajakan masum Citra, tetap saja penisnya langsung menegang dengan cepat.

"Hihihi.. Sepertinya... Ada yang kangen ama usapan tangan Mama nih…?” Goda Citra sambil terus mengocok penis tegang Ciello, "Karena digoyang sedikit aja.. Sudah keras banget seperti ini…. Hihihi..." Tambah Citra yang tiba-tiba, membalikkan tubuh Ciello hingga menghadap kearahnya. Setelah itu ia jongkok didepan selangkangan Ciello dan menarik turun celana kolornya hingga ke mata kaki.

SSRRREEETT

TUUIING…
Batang penis Ciello langsung melenting keatas. Dan hampir menampar dagu Citra.

"Hihihihi… Mama kangen banget deh Sayang ama ini… " Bisik Citra sambil meraih kepala penis Ciello dan mengecupnya pelan, "CUUUPP....."
"Sshh.. Maaaa… " Lenguh Ciello berusaha bergerak kesamping. Menghindar dari godaan ibu kandungnya.
"Ssssttt… Mau kemana sih Sayang…? Disini aja aahh.. Cuuuuupppp… " Kecup Citra lagi sebelum akhirnya ia melahap kepala penis putra kandungnya bulat bulat, "HAAPP..."

"Oohhhhh.. Mamaaaa….Ssshhh....." Lenguh Ciello yang mau tak mau, mulai menikmati godaan seksi ibu kandungnya yang bahenol itu. Walau sebenarnya hati Ciello udah girang bukan kepalang karena mendapat sepongan dari mulut seksi ibu kandungnya, namun tetap saja, ia harus berakting lebih jauh lagi guna mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.


"Sluurrpp… Sluurrpp… CUUPP.. Sluurrpp… Sluurrpp…" Lahap Citra sambil terus menghisap mulut penis Ciello kuat-kuat.
"Ssshh.. Udah Maa.. Udah…" Pinta Ciello pura-pura tak tertarik dengan apa yang Citra lakukan.
"Loohh...? Kok udahan Sayang..? Emang kamu nggak suka…? Sluuurrpp.. Sluuppp…"
"Ooohhh…. Papa ama Clara ada dirumah Maa...."
"Emang kenapa...? Mereka khan udah tidur... " Bisik Citra yakin, "Mereka nggak bakalan ngeganggu kesenangan kita kok Sayang... CUUPP.. Sluurrpp… Sluurrpp…"
"Ssshh.. Uudah Maa.. Jangan goda Ciello lagi...Sshhh...."

"Sluurrpp… CUPP…Mama khan cuman pengen kamu nggak marah lagi ama Mama Sayang…"
"Oohh... Mama...Ssshhh…"
"Maafin mama ya Sayang… CUUPP.. Sluurrpp… Sluurrpp… CUUPP.. Sluurrpp… "

"Udah aahhh Maaa.. Gausa isep kontol Ciello lagi... Ciello mau kekamar...."
"CUPP... Cuupp… Sluurrpp… Kalo kamu udah nggak marah lagi ama Mama… Baru deh Mama udahin… Sluurrpp… Sluurrpp…"
"Tapi Ciello lagi nggak pengen diisep-isep Maaa... Ciello ngantuk... " Ucap Ciello menjauhkan kepala Citra dari batang penisnya.

Alih-alih menuruti permintaan Ciello, Citra malah semakin beringas menghisapi batang penis putra kandungnya itu. Malahan ia mulai menelan batang penis Ciello dalam-dalam, hingga masuk ke lubang tenggorokannya.

GAAG GAG.. GAAG GAGG... GAG.. GAAG...
Suara tenggorokan Citra terdorong batang panjang Ciello.

"Ooohhh.. Mamaaa... Udaaah Maa.. Udaaahh... " Erang Ciello sambil terus mendorong kepala Citra menjauh, "Mama nggak bakalan bisa meredakan emosi Ciello kalo begini caranya Maa..."

"SLUURRPP... PUAAHhh..." Kaget Citra mendengar perkataan Ciello, "Loohh..? Kok begitu sih Sayang...?"
"Walau Mama ngisep kontol Ciello setiap hari.. Setiap jam... Setiap menitpun... Ciello masih tetap marah ama Mama..."
"Sayang...? Kok kamu tega sih marah-marah mulu ama Mama...?" Tanya Citra dengan pandangan bingung, "Terus Sayang...? Biar kamu nggak marah lagi ama Mama...Mama harus gimana...? Mama nggak tahu kemauan kamu apa...?"

"Sebenernya... Mama tahu kok gimana caranya biar Ciello nggak marah lagi ama Mama..." Jawab Ciello sambil tersenyum. "Mama cuman berpura-pura tak tahu aja..."
"Beneran Sayang... Mama nggak tahu... HAP..." Jawab Citra yang kembali mengulum kepala penis Ciello yang semakin memerah

"Jadi... Mama beneran pengen Ciello nggak marah lagi ama Mama…?" Tanya Ciello sambil mulai menggerak-gerakan kepala Citra maju mundur
"Sluurrpp… Iya Sayang… CUPP... Cuupp… Sluurrpp…" Jawab Citra yakin.

"Yaudah… Kalo emang Mama pengen Ciello ga ngambek ama Mama lagi... Buruan deh Mama berdiri… " Pinta Ciello sambil mengangkat pundak Citra keatas.
"Berdiri…? " Tanya Citra yang walaupun bingung, tetap saja menuruti permintaan Ciello.

"Sekarang…Mama menghadap ke wastafel… "
"Ehh.. I.. Iya..."
"Trus sekarang majuin badan Mama kedepan..." Dorong Ciello kearah pundah Citra, "Lebarin kaki Mama... Dan... Nungging.... " Perintah Ciello lagi.
"Nunging…? " Tanya Citra semakin heran.

"Iya Maa... Nungging…" Jawab Ciello yang kemudian mengangkat daster ibu kandungnya hingga ke pinggang sebelum akhirnya ia menurunkan celana dalam Citra hingga pergelangan kakinya.
"Loohh..? Sayang...?" Kaget Citra ketika celana dalamnya sudah melorot jauh kebawah.
"Angkat kakinya satu-satu Maa... Lepasin celana dalam ini..." Pinta Ciello sambil berjongkok dibelakang pantat Citra

"Ehhh.. Nggg... Sayang…? Kamu minta Mama seperti ini... Bukan untuk kamu entotin khan...?" Tanya Citra yang seolah tahu, arah percakapan ini, "Kamu nggak sedang kepingin buat masukin kontol kamu ke memek Mama khan…?.

"Tadi Mama bilang... Mama mau Ciello supaya nggak marah lagi ama Mama...?" Tanya Ciello dengan senyum yang lebar.
"I...Iyaa..." Jawab Citra serba salah.
"Yaudah kalo gitu... Jadilah lonteku Maaa... Ooohhh..." Bisik Ciello sambil memajukan pinggulnya kearah selangkangan Citra. Kemudian menempelkan ujung kepala penisnya, tepat di belahan vagina ibu kandungnya

CLEEEP

"Jadilah PEREKku Maa... Dan biarkan kontol anak kandungmu ini... Masuk kedalam liang vaginamu..." Kecup Ciello kearah pundak Citra sebelum akhirnya ia mulai menggosok-gosokkan kepala penisnya di liang peranakan Citra.

"Uuuhhh.. Sayaaang..." Lenguh Citra ketika kepala penis Ciello terus bergerak maju mundur di depan bibir liang senggamanya yang sudah membanjir basah.
"Ayo Maa.. Buka memek Mama lebar-lebar…" Desah Ciello, "Ciello tahu.. Kalo Mama juga pengen bisa ngentot ama Ciello..."
"Enggak Sayang... Kita nggak bisa melakukan hal seperti itu..." Tolak Citra menahan pinggang Ciello supaya tak bisa merangsek lebih dalam lagi kearah selangkangannya.
"Ssshh... Ayolah Maaa... Biarin Ciello masukin kepala kontol Ciello ke memek Mama....Ciello mohooonn... Oohhh... Udah masuk setengah ini Maa..." Desak Ciello lagi sambil merogoh kearah celah vaginanya, "Lihat nih Maa... Memek Mama sudah banjir banget seperti ini.. Itu tandanya Mama juga pengen khan dientotin ama kontol besar Ciello ini...?"

"Ooohhh... Jangan Ciello Sayang... Jangan masukin kepalan kontolmu ke memek Mama... Cabut Naakk.. Cabuttt...." Larang Citra mati-matian, "Kita bukan pasangan suami istri... Jadi kita nggak boleh melakukan persetubuhan seperti ini..."

"Seorang LONTE... Tak perlu dinikahin untuk bisa dientotin Maa.. " Jawab Ciello santai sambil terus merangsek maju, "Seorang PEREK bisa bersetubuh ama siapa aja tanpa adanya ikatan pernikahan..."

"Kamu sudah GILA ya Sayang... "

'Ciello nggak GILA Maa.. Ciello cuman pengen ngerasain nikmatnya jepitan dari lubang tempat Ciello dilahirkan..." Jawab Ciello yang terus memajukan kepala penisnya hingga terus masuk semakin dalam ke lubang vagina ibu kandungnya.
"Ooohhh... ASTAGA... Jangan masukin terus Sayang... Jangan....Ssshh..." Erang Citra yang juga ikut merasakan gelitikan kepala penis putranya.
"Ayolah Maa... Oohh.. Buka memek Mama lebih lebar lagi... Biarin kepala kontol Ciello masuk.."

"Enggak Sayang... ENGGAAAA...."
"Oohhh... Ciello Mohon Maaa... Kalaupun nggak boleh masuk semuanya... Kepala kontol Ciello aja deh yang masuk... " Rajuk Ciello sudah kehilangan akal sehatnya, "Ciello udah nggak tahan lagi Maa.... Ciello bener-bener pengen ngentotin memek Mamaa..."

"ENGGAK SAYANG...Kamu udah sinting Sayang..."
"Ciello nggak sinting Maa... Ciello cuman sayang banget ama Mama..." Kecup Ciello lagi ke pundak Citra, "Ayolah Maaa.. Biarin kepala kontol Ciello masuk keliang peranakan Mama.."

"Gesek-gesekin aja deh ke bibir memek Mama ya Sayang... Iya bener... Gesek-gesekin aja Sayang... Seperti biasanya..." Ucap Citra memberikan solusi, "Yang penting... Kontol kamu jangan sampe masuk ke lubang memek Mama..."

Mendengar berbagai alasan dan penolakan halus dari ibu kandungnya, Ciello pun akhirnya menyerah. Ia tak lagi memaksa Citra untuk mau bersetubuh dengannya. Dengan berat hati, ia menarik mundur setengah kepala penisnya yang sudah berhasil menyelinap ke vagina ibu kandungnya dan bergerak menjauh.

PLOOP...

"Uhhh Sayang..." Lenguh Citra karena berhasil melarang Ciello untuk tak lagi menyodokkan penis besarnya ke bibir liang peranakannya.

"Hhhhh... Mama bener-bener membuat Ciello makin sebel deh... " Ucap Ciello dengan nada dingin, "Mama juga membuat Ciello juga makin emosi.....
"Loohh..? Kok...? " Bingung Citra.

"Yaudahlah Maa… Kalo Mama memang nggak bisa ngerelain memek Mama buat Ciello.. Biarin aja hubungan kita seperti ini… " Ucap Ciello menarik kesimpulan. Setelah itu ia membalikkan badannya dan berjalan kekamar tidurnya tanpa menggunakan kolornya kembali. Meninggalkan ibu kandungnya dengan penis yang masih mengacung tinggi.
Setibanya dikamar, Ciello langsung melepas pakaiannya yang tersisa. Melemparnya kepojokan kamar kemudian meloncat keatas tempat tidur. Disitu, ia berbaring santai dalam ketelanjangan. Pintu kamarnya tetap ia biarkan terbuka, tanpa khawatir jika tubuh tanpa pakaiannya bakal terlihat oleh ibu ataupun adik kandungnya.

"Uuuuuugggghhhh..." Ciello menggeliat. Merentangkan tubuhnya sejauh mungkin sebelum kemudian ia melipat kedua tangannya dibelakang kepala sebagai bantal. Menatap langit-langit kamarnya dengan wajah tersenyum lebar.

"Ooohhh....Memek Mama Citra.... Sebentar lagi anakmu ini bakal bisa ngerasain jepitan memek sempitmu itu Maa...." Desah Ciello ketika memikirkan segala kelakuan nakal beserta ancaman yang baru saja ia lakukan bersama ibu kandungnya. Walau Ciello masih berpura-pura emosi kepada Citra, namun tetap saja, ia tak mampu menyembunyikan birahinya yang selalu meledak-ledak setiap kali berdekatan dengan ibu kandungnya.

"Ooohhh.. mulut Mama Citra begitu nkmat... Seksi dan menggairahkan..." Lenguh Ciello sambil mempermainkan otot pangkal selangkangannya. Membuat penisnya yang tegang karena baru mendapat oral seks dari bibir mamanya, terangguk-angguk pelan."Hisapan mulutmu... Hampir aja membuat pejuhku muncrat kemana-mana Maa..."

"Hisapan mulut Mama... Memang bener-bener nikmat... " Puji Ciello dalam hati, "Walau Clara juga sering melakukan hal yang sama... Namun Clara belum sejago Mama buat ngebikin kontolku belingsatan..." Celetuk Ciello yang juga teringat dengan kenakalan-kenakalan mesum bersama adik kandungnya belakangan ini.

"Ooohhh.... Mama Citra.... Mama memang bidadari yang menggairahkan..." Desah Ciello yang kembali mengocok batang penisnya lagi, "Gara-gara Mama nih... Aku jadi pengen ngecrot lagi..."

TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK...

Suara betotan kulit penis Ciello mulai terdengar nyaring. Tertarik dan terulur dengan kecepatan yang konstan

"Oohhh Mama Citra... Kemolekan tubuhmu... Selalu saja melayang-layang dipikiranku Maa.... " Ucap Ciello sambil terus mengucut batang kelaminnya. Mengurutnya perlahan sembari terus membayangkan kemolekan tubuh ibu kandung. "Ssshhhh.... Mamaaa... Goyangan tetekmu... Gerakan pinggulmu... Bentuk memekmu... Benar-benar membuat anak kandungmu ini tak bisa berhenti onani..."

TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK...

"Sebentar lagi... Kontol anak kandungmu ini bakal bisa ngerasain jepitan memekmu Maa... Ooohh..Ssshh... Mamaaa seksikuu.... Memekmu bakal aku sodok-sodok Maaa...." Lenguh Ciello yang secara reflek mempercepat kocokan tangannya, "Sebentar lagi... Kontol anakmu ini bakal bisa ngentotin memek sempitmu Maaa... Ssshhh.. Ngentotin memek dan anusmu dengan kontol besarku... Ngentotin memek dan anusmu secara bergantian... Sshshh.. Sama seperti aku ngentotin anus putri kandungmu...Oooohh Ngentotin anus Mama... Terus ngentotin anus Claraaa..." Sambung Ciello dengan tubuh yang mulai melengkung-lengkung keenakan.

TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK...

"Ssssshhh... Maaamaaaaa.... Ciiiiiittttraaaa..." Desah Ciello dengan mata terpejam dan tangan yang terus mengurut batang penisnya yang besar.

TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK.... TEK TEK TEK...

Membayangkan payudara besar Citra dengan kulitnya yang putih mulus, memang selalu membuat Ciello tergila-gila olehnya. Terlebih dengan guratan urat-urat berwarna hijau yang menghiasi payudara Citra, membuatnya ingin selalu bisa mencaplok kedua aset seksi milik ibu kandungnya itu. Belum lagi ketika beberapa malam kemarin, Ciello berhasil menggesek-gesekkan batang penisnya di bibir vagina Citra, membuat dirinya semakin dimabuk birahi.

TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK

"Oooohhh.. Mamaaaa Citraaaa...." Lenguh Ciello dengan tubuh yang terus menggeliat-geliat, membayangkan bisa menyetubuhi vagina ibu kandungnya kuat-kuat. "Ciello nggak sabar lagi Maaa buat ngentotin memek sempitmu ituuu.... Sssshhh.. Memek Mamaaa pasti bakal ngejepit kontol Ciello ya Maaaa... Bakal ngempotin kontol Ciellooooo....."

TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK TEK...

Membayangkan bisa bermain dengan payudara besar Citra atau dan menyetubuhi liang sempit caginanya, memang sebuah hal yang sangat menyenangkan. Namun jika berhasil mengajak Citra bersetubuh dengan sukarela, itu baru baru LUAR BIASA.

"Ooohhh. Mamaaaa... Cittraaa... Mama benar-benar membuat Ciello semakin gila...."

TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK

"Ssshhh.... Tetek Mama... Memek Mama... Ngentotin Mamaaa sepuas-puasnya.... Ooohhhhh.. Mamaaaa... Ciello bener-bener pengen bisa nyodokin kontol Ciello dalam-dalam ke liang peranakan Mamaaaa... Ooohh.. Ngentotin memek sempit Mama... Hingga membuat Mama hamil... Ooohh... NGENTOOOTTTIN MMAMAAAAAAA...."

"Ooohhh.... Maaamaaa.... Ciello bener-bener pengen NGENTOTIN MEMEK GUNDULMU MAAA... Sssshhh.... Ciello udah bener-bener nggak tahan pengen NYODOKIN KONTOL INI KE LIANG KEMALUAN MAMAAA... Dan yang paling penting... Ciello udah nggak tahan lagi buat NYEMBURIN PEJUH CIELLO KE RAHIM IBU KANDUNG CIELLOOO.... "

TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK.... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK TEK TEK... TEK TEK... TEK TEK.... TEK TEK

"OOOHH.. MAMAA... MAMAAA.... TERIMA PEJUH CIELLO MAAA... HAMIL ANAK CIELLO...."

CROOT... CROOTTT... CRROOCOOOOTTT... CROOT CROOT... CROOT... CROOTTT...

Tanpa bisa ditahan lagi, mulut penis Ciello pun menyemburkan lendir kenikmatannya. Menyemprotkan jutaan benih segarnya keatas dan terbang hingga keperut, dada dan wajahnya sendiri.

CROOTTT... CRROOCOOOOTTT... CROOT CROOT...

"Ooohhh.... Mamaaa... Ciello semprot pejuhnya Kakak didalem rahim Mama yaaa.. Oohhhh Ciello pengen Mama cepet hamil dari pejuh Ciello ini Maaa...." Racau Ciello keenakan sambil terus memeras semua persediaan spermanya keluar dari kantong zakarnya.

Dan ketika orgasmenya telah berlalu, seketika itupula, tubuhnya terasa lemas. Otot-ototnya terasa terlepas dari persendiannya. Lega. Dan tenang.

***

Dengan tersenyum penuh kepuasan, Ciello menggeliatkan tubuhnya terakhir kalinya sebelum kemudian bangkit dari tidurannya. Tenggorokannya mendadak haus.

"Segelas soda pasti berasa nikmat nih ditenggorokan..." Ucap batinnya sembari melangkah keluar dari kamar tidur menuju dapur.

"GLEK GLEK GLEK...."
Suara soda ketika membasahi tenggorokannya yang kering.

"Aaaahh.... Segarnya...." Kata Ciello sambil mencari sedikit cemilan yang bisa mengenyangkan perut laparnya.

"ASTAGA CIELLOOO...." Pekik Citra kaget karena tak mengira jika akan melihat ketelanjangan putra kandungnya didalam dapur. Matanya melotot dan mulutnya menganga, "Kamu sedang apa Sayang...? Kok belom tidur....?" Tanya Citra yang sekilas melirik batang penis Ciello yang masih meneteskan sisa-sisa spermanya.

Alih-alih menjawab pertanyaan Citra, Ciello buru-buru mengambil sebutir apel dari kulkas dan melangkah balik ke kamar tidurnya. Namun ketika mereka berpapasan, dengan segera mengamit pergelangan tangan Ciello.

"Semarah itukah kamu kepada Mama Sayang...?" Tanya Citra dengan senyuman di wajah cantiknya, "Sehingga kamu bener-bener nggak mau maafin Mama...?"

Ciello hanya diam. Tak berucap sepatah kata apapun.

"Maafin Mama ya Sayang....?" Pinta Citra tiba-tiba mengusap penis Ciello yang masih belepotan sperma licinnya, "Beri Mama waktu... Untuk memikirkan apa yang harus Mama lakukan demi bisa mendapatkan senyummu kembali Sayang..."

"Ketika Mama cantikku ini sudah bisa merelakan tubuh... Hati... Perasaan... Dan Cinta Mama buat Ciello seutuhnya...." Ucap Ciello sambil menyibakkan bawahan dress Citra dan meraba celah vagina ibu kandungnya, "Senyum Ciello akan selalu ada buat Mama kok...".
"Ehhh.. Saayang...?" Kaget Citra tanpa melarang tangan Ciello mempermainkan liang kemaluannya. Ia membiarkan tangan jahil putra kandungnya itu bermain, dan menyelinap masuk ke dalam bibir vaginanya. Mata Citra terpejam, menikmati permainan terlarang antara dirinya dan putranya.

Dan ketika birahi Citra mulai meninggi, tiba-tiba Ciello menghentikan godaan mesumnya.

"Temuin Ciello aja Maaa... Kalo Mama udah bener-bener siap..." Ucap Ciello lirih dengan tersenyum lebar dan melangkahkan kakinya kearah kamar tidurnya lagi.

Bersambung

 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com