"Claraaaaaa…" Pangil Karnia sambil melambai-lambaikan tangannya dari pintu di kelas yang paling ujung.
Sejenak, Clara menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang. Kearah Karnia yang berlari-lari kecil ketempatnya.
"Mau kemana sih kamu Say…? Kok sepertinya buru-buru banget …?" Tanya Karnia
"Nngg.. Aku mau pulang kerumah…" Jawab Clara singkat, "Kalo kamu..?"
"Nggg... Aku mau ketempat si Erga..."
"Ke tempat Erga...? Emangna mau ngapain...?"
"Ya mau mainlah..." Jawab Karnia sambil tersenyum lebar.
"Main kok ama Erga...?" Heran Clara, "Bukannya kemaren kamu masih jalan ama Theo...?"
"Hihihihi.. Theo mah udah terlalu jadul Say.. Sekarang aku lagi deket ama Erga..."
Dalam sekelebatan mata, Clara langsung mengamati penampilan Karnia dari ujung kaki ke ujung rambutnya. Setelah itu, ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Pantes... Hape baru... Tas baru... Sepatu baru...." Celetuk Clara dengan nada menyindir.
"Hihihihi... Khan ini pemberian dia Say... " Jawab Karnia sambil tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi-gigi mungilnya yang putih bersih, "Sayang banget dong kalo nggak dipake..."
"Huuuu...Dasar PEREK MURAHAN..." Ejek Clara menyentil hidung Karnia, " Mau pamer ini ceritanya....?"
"Biarin aja PEREK.. Yang penting khan aku nggak minta-minta ke dia.... Hihihihi..."
"Hmmm.. Iya deeeehhh..." Jawab Clara sambil melangkah dan menggandeng tangan Karnia ke parkiran.
"Nggg.... Karnia... " Panggil Clara pelan, "Emang.. Kamu mau ketempat Erga Ama siapa…?"
"Sendirian aja sih… " Jawab Karnia singkat, "Tapi kalo kamu mau ikut... Ya ayuk..."
"Nggg.. Kalo aku ngikut.. Sepertinya bakal ngeganggu kalian yang pacaran deh..."
"Aaah.. Ya enggaklah… Palingan kamu ntar dijadiin obat nyamuk… Hehehehe"
"Iya khaan....? Ntar... Kalian berdua ngentot… Aku diem aja sendiri dipojokan…"
"Hihihi.. Ya kalo nggak... Kita ngentot aja barengan...." Usul Karnia, "Ngentot bertiga sepertinya bakalan seru tuh..."
"Iiihhhss... OGAH BANGET..." Jawab Clara dengan nada geli.
"Hehehehe... Ayolah ikut… " Ajak Karnia terus.
"Nggg.. Enggak deh… Aku pulang aja..."
"Beneran nih kamu nggak mau ikuuutt…? Khan ntar kamu bisa belajar ngentotin cowok Say..." Usul Karnia lagi, "Kontol si Erga besar loh…
"Oh iya…?" Jawab Clara sambil memutar-mutar bola matanya, "Besaran mana..? Kontol Erga kalo dibandingin ama kontol Kak Ciello...?"
"Hmmm.. Ya jangan dibandingin ama kontol raksasa Kakak kamulah…"
"Hihihi.. Ya kalo gitu.. Aku nggak tertarik deh Say…"
"Iiihhss ihss iiihhss… Sepertinya.. Udah ada yang kepingin ngerasain kontol kakak kandungnya sendiri niiihhh…Hihihihi..." Goda Karnia sambil meremas pantat bulat Clara.
"Eeehhh..... Apaan sih… ? " Jawab Clara yang tersenyum malu-malu.
"Hihihi.. Nggak apa-apa kali Say… Itu wajar… " Jelas Karnia
"Wajar gigi luuu..." Canda Clara
"Eeehh.. Bagiku... Itu hal yang wajar tauuukk.... Aku aja yang sudah sering ngentot ama banyak cowok... Masih pengen banget ngerasain kontol Kakak kamu…"
"Tapi khan... Kak Ciello tuh kakak kandung aku Say...."
"Hehehe... Ya lupain aja dulu... " Saran gila Karnia, "Yang penting... Kalo udah ngerasain enaknya ngentot ama kontol besar... Baru deh.. Diitung lagi untung ruginya..."
"Huuuu.... Dasar PEREK murahan..." Ejek Clara lagi
"Hihihi.. Habisan... Kok sepertinya enak banget ya kalo udah bisa ngerasain ngetot ama kontol besar punya Kakak kamu itu..."
"Hmmm.. Ati-ati loh Say..." Celetuk Clara dengan wajah serius.
"Ati-ati kenapa...?" Tanya Karnia penasaran.
"Ya ati-ati... Kalo kamu udah keseringan ngentot ama kontol yang besar… Ntar memek kamu jadi melar loh… " Ucap Clara memperingatkan, "Khan bahaya kalo memek melarmu sampe ketauan ama bokap..."
"Truss...?" Potong Karnia menggeoda Clara, "Kalo ketahuan bokap emang kenapa....?"
"Dia pasti berpikiran kalo memek anak kesayangannya ini ternyata udah dipake banyak cowo…" Kata Clara sembari mengusap selangkangan Karnia dari luar roknya.
"Uuuhhhhh... Laah khan emang iya... Hahahaha..." Tawa Karnia terbahak-bahak.
"Iiihhhss Karnia iiihhhss..." Sebal Clara.
"Hihihi.. Claraku Sayaaangg.... Memek... Kalo dientot ama kontol -kontol standart... Kayaknya sih aman-aman aja Say.. " Jelas Karnia, "Tapi kalo dientot ama kontol yang ukurannya seperti kontol Kak Ciello… Itu baru bahaya...."
"Hmm… Iya ya…?"
"Yaaiyalaaah.... "
"Emang bahayanya dimananya....?"
"Khan kalo memek sempit aku disodok-sodok terus pake kontol besar Kak Ciello.... Bisa makin ketagihan memek akunya... Karena bakal minta dientotin terus... Hahahaha..." Canda Karnia lagi.
"Iiihhhsss.. Karnia nyebelin banget deehh... Diajak ngobrol serius juga..." Kesal Clara mencubit pinggang sepupunya.
"Aduh aduh aduuuhh.. Ampun Saayy.. Ampuuunn... Hahahaha..." Jerit Karnia kesakitan sambil menepis-nepis tangan Clara dari pinggangnya.
"Tapi...Aku beneran nggak bisa ngbayangin loh Say... " Ucap Karnia sambil mengusap -usap pinggangnya, "Kalo sampe memek aku... Atau memek kamu... Disodok-sodok ama kontol Kak Ciello... Rasanya bakal sesakit apa..."
"Emang bakal sakit ya...?" Tanya Clara.
"Yaaahh... Kamu khan bisa liat sendiri Say... Kontol kakak kamu itu khan ukurannya kaya kontol kuda.. Geeedhaaaaa banget… " Jawab karnia dengan tubuh menggigil, seolah sedang membayangkan bersetubuh dengan Ciello, " Dan kayaknya.. Kalo kena sodok ama kontol panjang kakak kamu itu yaaa…. Ngilunya... Bakal berasa sampe pangkal rahim tuh Say..."
"Hhhhmmm... Percaya deh ama yang pakarnya PERKONTOLAN.... Hihihihi… " Goda Clara sambil kembali melangkahkan kakinya kearah parkiran.
"Hehehe... Yaudah yuk ikut… Daripada kamu nggak ngapa-ngapain dirumah.. " Ajak Karnia lagi sambil mengamit tangan Clara.
"Nnngg... Nggak aaaaah Saay.. Aku pulang aja.. " Tolak Clara
"Kok tumben sih...? Daritadi kamu pengennya pulang-pulang terus...?" Tanya Karnia yang tiba-tiba memperlamban langkahnya. Ia lalu melirik kearah Clara yang masih berjalan disampingnya itu lekat-lekat.
"Emang kenapa Say...?" Tanya Clara.
"Hmmm... Kok sepertinya ada yang aneh ya...?" Jawab Karnia terus mengamati tubuh Clara.
"Aneh..?"
"Kamu...? Menyembunyiin sesuatu dari aku ya Say...?"
"Nnggg... Apaan...? Ee... Ennggak kok..."
Lagi-lagi, Karnia mengamati gerak-gerik sepupunya itu sebelum akhirnya ia menghadang langkah Clara.
"Kamu...? Udah dipake ama Kak Ciello ya Say...?" Tebak Karnia yang tiba-tiba jongkok didepan selangkangan Clara.
"Haaaahh...? Dipake....?" Kaget Clara, "Jangan ngaco aaahhh..."
Tiba-tiba, Karnia meremas kedua pantat bulat Clara keras-keras.
"AAAAWWWWW...." Jerit Clara spontan, "AADUUUUUHHH... SAKIT KARNIAAAA...."
"Hihihihi... Bener khan tebakan aku...?" Celetuk Karnia girang.
"Tebakan apaan...?" Tanya Clara sambil mengusap-usap pantat bulatnya.
"Ya ituuu... " Lirik Karnia kearah selangkangan Clara, "Kamu... Udah nggak perawan lagi khan...?" Tembak Karnia sambil mencolek-colek selangkangan Clara dari luar roknya.
"Iiiihhss.... Apaan sih...?" Jawab Clara yang langsung celingukan kearah sekitarnya dengan wajah bersemu merah.
"Hihihihi.... Ayolah Sayaang.... Ngaku aja..." Cecar Karnia sambil mempermainkan alisnya naik turun, "Memek kamu ini... Udah disodok-sodok ama kontol Kak Ciello khaaann...?"
"Iiihhss.. Enggak kok... " Bohong Clara," Kata siapa coba...?"
"Kata aku gini loh Say..." Jawab Karnia yang terus-terusan mencolek selangkangan Clara, "Ya khaaann...? Memek kamu ini udah nggak perawan lagi...?"
"Yeee.. Ngacooo... Aku masih perawan kalee.. " Jawab Clara yang juga terus-terusan menepis tangan jahil sepupunya.
"Kalo kamu masih perawan.... Kok jalan kamu agak aneh begitu Say...?" Remas Karnia lagi kebagian bulatan pantat Clara, "Terus kamu juga pengen cepet-cepet pulang mulu... ?"
"AAAAAAWWW... KAAARNIAAA... SAKIIITT TAAUUKKK..." Jerit Clara lantang.
"Hihihihi.. Udah nakal kamu yaaa... Udah mulai berbohong ama akuuu..." Goda Karnia.
"Aku nggak bohong kok... Memek aku emang masih perawan..."
"Hihihi.. Ngaku aja Say..."
"Ngaku apaan...?"
"Ya ngaku aja kalo kamu udah nggak perawan ama kakak kandung kamu ... "
"Ngacooo... Apa buktinya coba kalo aku nggak perawan...?" Tanya Clara seolah menantang perdebatan dengan Karnia.
Mendengar kalimat Clara, Karnia kemudian menarik nafas panjang. "Oke.. Bakal aku buktiin..."
"Iya Coba..."
"Pertama... Cara jalan kamu aneh... Itu tandanya... Kamu merasa kesakitan atau ngilu pada bagian kaki atau area selangkanganmu...."
"Kedua... Pantat kamu sakit ketika aku remas... Itu tandanya kalo memekmu udah jebol karena sodokan kontol kakakmu..."
"Dan yang ketiga... Kamu pengen cepet-cepet pulang mulu... Itu artinya memek kamu udah ketagihan banget buat dientotin ama... KONTOL... " Tebak Karnia dengan percaya diri.
"Hahahaha..." Tawa Clara terbahak-bahak, "Kamu bener-bener berbakat Say... Jadi seorang pelawak... Hahaha...."
"Loohh...? Kok kamu malah ketawa sih...? Emang tebakan aku salah...?"
"Hahaha...Karnia.. Karniaaa...." Hela Clara menghirup nafas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Sekarang aku jelasin ya Say...Pertama... Cara jalan aku agak aneh.. Memang karena selangkangan aku sakit..."
"Kedua... Aku... Dan memek aku... Bener-bener masih perawan Say... Karena Kak Ciello nggak nusuk memek aku..."
"Dan ketiga... Aku pengen cepet-cepet pulang... Karena aku merasa...Kalo anus aku masih terasa sakit... Dan ngilu..."
"Jadi...? Kalo alasannya begitu...? Itu tandanya aku kena apa Say...?" Goda Clara dengan senyum manisnya.
"Itu tandanya kalo kamu.... ASSTTAAGGAAAAA CLAARAAAA... " Pekik Karnia sambil menutup mulutnya, "Jangan-jangan kamuuu...?" Karnia sengaja tak meneruskan kalimatnya. Ia hanya mengusap pipi pantat Clara pelan sambil menatap mata bulat sepupunya itu.
"ASTAAGAAAAA... ASTAAGAAAAA... CLAAARAAAAA... ASTAAGAAAAA..." Kaget Karnia sekaget-kagetnya
"SSSSSTTTTTTTTTT... Karnia..." Ucap Clara mengingatkan supaya Karnia tak terlalu heboh.
"Ehh iya maaf-maaf... ASTAAGAAAAA... Clara...? Jadi kamu ama kak Ciello udaaahh...?"
Clara hanya mengangguk dengan senyum manisnya.
"Di anus Say...?" Tanya Karnia
Clara mengangguk.
"Sampe mentok nggak...?" Sahut Karnia lagi
"Sampe habis... "
" ASTAAGAAAAA... ASTAAGAAAAA... Seriiiuussss....?"
"Hihihi... Iya Say... Sampe mentok.. Sementok-mentoknya..."
"OH... MY... GOOOOD...." Jawab Karnia dengan mata melotot, "Trus trus Say..? Gimana rasanya...?"
"Nngggg....Rasanya yaaa....."
KRIIINNGG... KRIIINNGG... KRIIINNGG...
Sebelum Clara sempat menjawab, tiba-tiba handphone Karnia berdering dengan suara yang cukup kencang, sehingga mengagetkan kedua wanita cantik itu.
"Aahhhh KAMPREET.... Si Erga pake nelpon lagi.... " Gerutu Karnia yang tak beberapa lama kemudian, terlibat dalam perdebatan seru antara ingin ikut bersama pacar barunya atau mendengar cerita Clara lebih jauh lagi. Hingga tak lama kemudian, Karnia menyudahi percakapannya bersama Erga dengan wajah yang kesal.
TINN TIINNN...
Klakson sebuah mobil mewah menghampiri Clara dan karnia.
"Sayang... Yuk jalan sekarang..." Ucap seorang pria muda berkacamatan yang tersenyum ramah kearah Karnia
"Iiyeee.... Bentaran... Aku masih ada perlu ama Clara... " Jawab Karnia ketus.
"Hhmmm... Kalo gitu... Sekalian aja deh... Ajak Clara jalan bareng..." Ucap Erga.
"Eeh.. Enggak perlu Ga... Aku bisa pulang sendiri kok... " Tolak Clara sopan.
"Yaudah kalo gitu... Aku tunggu disamping gerbang sekolah ya Sayangnya akuuu..."
"Iyeeee..." Balas Karnia judes.
"Jangan lama-lama ngobrolnya yaaa... Aku udah kangen kamu banget niihh..."
"Iyeeeeee seetaaaaannn..."
"Hehehehe... " Balas Erga lagi sambil menginjak pedal gasnya. Membuat mobil tunggangannya melaju cepat kepintu gerbang sekolahan.
"Aaaahh.. SI KAMPPREEETT...!!! Baru juga dapet memek gratisan... Udah sok ngatur-ngatur aja...." Gerutu Karnia sebal.
"Huusshh... Dia nggak dapet gratisan kali Say... " Celetuk Clara sambil melirik kearah handphone dan barang-barang baru Karnia.
"Eeh iya ya... Hihihihihi... " Kekeh Karnia polos.
TIINN TIINN TIINNN...
Panggil Erga lagi dengan klakson mobilnya.
"Iiihhh.. Emang dasar yaa... SETAN BERKONTOL... Nggak sabaran banget sih jadi cowo..." Sebal Karnia
"Hihihihi.. Yaudah buruan sana... Kontol Erga udah nyut-nyutan tuh..." Canda Clara.
"Nnggg.. Oke deh.. Tapi ntar kita ngobrol lagi loh yaa.."
"Iyaaa.... Ati-ati dijalan ya... PEEREEEKKK..." Celetuk Clara.
"Hahahahaha.. Makasih ya... LONTEE..."
***
Melihat Karnia berjalan meninggalkannya sendirian, Clara hanya bisa tersenyum. Tak mengira jika kenakalan sepupunya itu masih saja berlanjut. Namun, ia berpikir, selama ia tak merugikan pihak manapun, apa yang Karnia lakukan masih dalam taraf kewajaran.
“Kakak udah sampe mana…? Adek udah pulang sekolah …” Pesan online Clara kepada Ciello.
“Kok lama yaaa…?”
Sembari menanti jawaban Ciello, Clara memutuskan untuk duduk di bangku di samping ruangan kelas yang sudah kosong. Celingak-celinguk mencari tahu, barangkali kakak kandungnya itu sudah sampe di sekolahnya.
Namun nihil. Setelah beberapa kali mencoba menelpon dan mengirim pesan, tetap saja, tak ada jawaban dari Ciello.
Semenjak mendapat kejadian nakal di dalam bis waktu dulu. Membuat Clara sedikit trauma jika pulang sendirian dengan menggunakan angkutan umum. Oleh karenanya, Mike langsung meminta supaya Ciello meluangkan waktunya guna mengantar jemput Clara ketika sekolah. Mike juga membeli mobil tambahan supaya bisa digunakan oleh kedua anak kesayangannya. Yang walaupun mobil tersebut lebih sering digunakan oleh Ciello.
"Hhhhh.. Kontol oh kontol..." Celetuk Clara dalam hati sambil menyandarkan punggungnya kedinding kelas, "Gara-gara kontol... Semua bisa berubah... " Tambahnya lagi.
Seketika itu, Clara langsung memikirkan tentang kejadian yang terjadi pada dirinya beberapa waktu belakangan. Berawal dari cipratan sperma pada sekujur tubuhnya ketika ia tidur siang di villa keluarganya. Melihat Ciello masturbasi dan membantu Mike mengocok penis dengan tangan, payudara serta mulutnya. Hingga yang terakhir kemaren, ketika melakukan anal seks, membuat Clara tak mengira, jika ia bisa mendapatkan semua pengalaman mesum itu dari lelaki yang ada di keluarga tercintanya.
"Papa yang cabul dan kakak yang mesum..." Ucap Clara yang kemudian meraih handphone yang ada disaku bajunya. Setelah itu ia membuka galery photo penis Mike dan Ciello yang banyak tersimpan didalam gadgetnya itu
"Kontol Papa.. Kontol Kak Ciello… Kontol Papa.. Kontol Kak Ciello…" Ucap Clara berulang-ulang sambil mengamati detail penis yang ada di gallery handphonenya.
Dan seiring pengamatannya, perlahan tapi pasti, gelombang birahi Clara pun perlahan-lahan muncul. Detak jantungnya mulai berdebar lebih cepat. Nafasnya memburu dan tubuhnya memanas.
"Ooohhh.. Siialll... Gara-gara kontol... Kenapa aku jadi gampang sange gini ya...?" Tanya Clara dalam hati sembari celingukan kesekelililng halaman sekolah yang perlahan mulai sepi. Mencari tahu kondisi disekitarnya sambil terus mengamati puluhan gambar penis ayah dan kakak kandungnya.
Entah kenapa, mendapati situasi parkiran yang sepi, tiba-tiba Clara ingin melakukan sebuah kenakalan baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
"Ssshhh... Aku harus menuntaskan rasa sange di memekku ini..." Batin Clara sembari terus celingukan kesana kemari, "Bisa GILA aku kalo terus-terusan birahi seperti ini.."
Buru-buru, Clara beranjak dari bangku tempatnya duduk dan berjalan mondar-mandir ke sekitar kelas kosong yang ada didekatnya. Kemudian, setelah dirasa aman, ia pun masuk ke salah satu kelas itu dan menutup pintu kelasnya rapat-rapat.
Setelah berada didalam kelas, Clara langsung berjalan kearah meja guru yang ada di sudut depan kelas. Dan menduduki kursi kayunya. Sengaja Clara memilih duduk di kursi guru karena selain berbusa dan posisinya duduknya enak, juga karena letaknya terhalang oleh dinding meja kayu besar yang menutupi bagian kaki penggunanya.
"Ssshh… KONTOL ENAK …" Desah Clara yang karena birahi tingginya, ia mulai merabai titik erotis di sekujur tubuhnya. Meremas payudara beserta putingnya yang sensitif sembari mencolek-colek celah selangkangannya yang mulai berair.
CLEK CLEK CLEK...
Suara kecipakan lendir vagina Clara yang semakin membanjiri liang senggamanya.
"Ssshhh.. Oooohh… Papaaaa... Putri kandungmu ini sedang sange berat Paaa... " Kelejat Clara pelan disambil duduk bersandar di kursi guru. "Kak Ciello….Adek sangeeee ngebayangin kontol besarmu Kaaakk…."
CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK...
Pelan tapi pasti, Clara mulai tenggelam dalam gejolak birahinya. Walau Clara tahu jika ia sekarang berada diarea terbuka, namun akal sehatnya seolah tak peduli.
"Untuk menghilangkan birahi ini... Aku harus segera bermasturbasi...." Ucap Clara berusaha menyimpulkan, "Aku harus mendapatkan orgasmeku secepat mungkin.... " Tambahnya lagi sembari melepas semua kancing baju seragamnya. Setelah itu, ia menaikkan branya keatas hingga payudara besarnya tejatuh kebawah.
"Oohh.... Sssshh… Kakaaaakk.. Isep-isep tetek Adek Kaaakk… " Lenguh Clara yang terus meremas payudara beserta putting merah mudanya, "Issseppp yang keenceeeengggg Kaaakk.. Ooohhh... Gigit pelan-pelan..." Ucap Clara yang juga sesekali menjilat dan menggigiti puting payudaranya sendiri
Tak puas disitu saja, satu tangan Clara pun merogoh kedalam rok seragamnya. Mengulik celah vaginanya yang makin membasah karena lendir birahinya.
"Sssshhh.. Papaaaa.... Isep juga itil kecil Clara Paa... Gelitikin itil Clara pake lidah Papaa... Ooohhhsss... Papaaa...." Erang Clara mempermainkan biji klitorisnya dan mencolek-colek tonjolan daging mungil di ujung vaginanya dengan gerakan memutar, "Ooohhh... Papaaaa.. Enak sekali jilatan lidahmu Paaa... Terus Paa.. Terussss..."
CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK...
Seiring remasan di payudara dan kobelan di vaginanya, tubuh Clara pun mulai menggelijang kelojotan. Gelisah kesana kemari sambil terus-terusan melenguh keenakan.
"Ssshhh... Ngentooottt... Oooohhhh.... Enak sekali Paaaa... Enak sekali Kaaakk... Sssshhh... Terus jilat tetek dan memek Clara... Ooohhh.. Eeenaaakkknyaaa... " Seru Clara yang makin tenggelam dalam ombak birahinya. Terus meremas, mengobel dan melenguh tanpa menghiraukan lagi kondisi sekitarnya
Hingga akhirnya, tak lama kemudian. Tubuh Clara mengelejat hebat. Disertai dengan lenguhan kenikmatan yang begitu lantang.
"Paapaaaa... Masukin kontol Papa ke memek Clara dong Paaa... Ooohh.. Clara mau keluar nih Paaa... Ooohh Clara mau ngecriittt.... " Jerit Clara sambil terus mengelitik biji klitorisnya naik turun, "Ssssshh... Ooohhh.. NGENTOOOTT... Ooohh.. Iya Paaa... Sodok memek Clara Paaa... Sodooookkk memek Clara kenceng-kenceeeengg...."
CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK...
"Ssshhh...Ooohhh... Iyaaahh... ENTOT terus memek Clara Paaa.. Bareng ama Kakakk.. Ssshhh... Masukin KONTOL Kakak juga dooong... Masukin ke Bool Clara... Ooohh...Eentot bool Clara Kaak.. ENTOOTT yang kenceeeng... Clara mau NGECRIT ini... CLARA MAU NGECRIIITTT...
CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK CLEK... CLEK CLEK CLEK...
" OOHHH.... OOHH.... OOOOHHHH.... NGENNNNTTOOOOOTTTT.. OOOOHHHH.... PPAAPAAA.. ENTOT MEMEK CLARA PAAAA... BIAR KAK CIELLO YANG NGENTOT ANUS CLARAA... OOHH NGENTOTT.. CLARA MAU KELUAAR.. OOOHH.. NGEENTOOOOTTTTT....
CRET.. CREET... CREEEECEET..CREETT CREEETTT....
Tak beberapa lama kemudian, tubuh Clara pun mengejang-ngejang tak terkendali. Punggungnya melengkung-lengkung, dan kakinya menendang-nendang ke segala arah. Ia benar-benar mendapatkan orgasme yang hebat. Orgasme yang diperoleh dengan cara masturbasi di tempat umum
Di kursi guru yang ada didalam sekolahnya
***
Setelah beberapa saat menikmati gelijang enak orgasmenya, tubuh Clara pun langsung melemas. Tergolek tak berdaya di kursi guru dengan seragam sekolah yang acak-acakan. Ia berusaha mengatur nafas sembari merapikan pakaian seragam sekolahnya yang berantakan.
" Hhhh... Hhhh... Hhhh... Makasih banget Paa.. Makasih juga Kaak.. Orgasme Clara kali ini bener-bener nikmat..." Senyum Clara sambil mengalihkan tangan dari celah selangkangannya. Menarik jemari lentik yang masih berlumuran lendir kenikmatannya dari lubang vaginanya.
"Hhhhmmmmm..... " Tanpa risih, Clara mendekatkan jemari tangannya kehidung mancungnya. Menghirup aroma vaginanya dalam-dalam dan menjilat lumuran lendir orgasmenya lekat-lekat.
"Nyam... Sluurrpp... Cluurrpp.. Cup Cup..." Kecap Clara yang tak pernah mengira jika ia bisa melakukan hal yang menjijikkan seperti itu hingga bersih.
"Ooohhh... Kenapa aku bisa jadi seperti ini...?" Bingung Clara ketika mendapati jika ia begitu menikmati rasa lendir vaginanya sendiri. "Aastagaaa... Kenapa aku jadi semesum ini ...?"
"Ini semua... Pasti gara-gara kontol..." Ucap Clara mencoba menarik kesimpulan, "Iya... Ini semua pasti gara-gara kontol..." Yakinnya lagi sambil merapikan baju seragamnya dan segera keluar dari kelas kosong itu.
"Ayo cepet jemput Clara Kaaakk... " Pesan online Clara lagi, " Clara kangen banget ama KONTOL BESARmu..."