𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐂𝐢𝐭𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟑𝟑 | 𝐊𝐞𝐜𝐞𝐦𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐤𝐥𝐢𝐬


"Mulai sekarang... Mas adalah seorang yang jauh berbeda dengan Mas yang dulu...." Ucap Nimah ketika Marwan dan Suroso hendak meninggalkan rumah Nyak Enjot.
"Aku...? Berbeda dengan yang dulu...? Maksud Neng gimana ya...?" Heran Marwan.
"Tadi... Sewaktu Mas ngentotin Nyak Enjot...." Bisik Nimah yang kemudian melongok kearah dalam rumah, "Nyak menyisipkan 'sesuatu' ke dalam diri Mas..."
"Sesuatu...?"

"Iya... Dan sesuatu itu... Bakalan membuat rencana balas dendam Mas ke wanita yang Mas cintai.... Bakalan menjadi jauh lebih menarik... Hihihi...." Tawa Nimah renyah. "Sesuatu itu... Bisa membuat Mas menjadi orang lain..."
"Orang lain gimana Neng...?" Bingung Marwan.
"Ya menjadi orang lain Mas... Mas bisa menjadi orang yang berbeda... Yang orang terdekatpun tak akan mampu mengenali Mas lagi..."

"Nggg... Aku masih belum ngerti Neng..."
"Hihihi... Mas nggak perlu ngerti Mas... Jalani aja dulu... Nanti Mas juga bakalan ngerti sendiri...." Ucap Nimah yang tiba-tiba mengelus selangkangan Marwan dari luar celananya, "Yang jelas.... Kalo Mas nanti merasa seneng dengan pemberian Nyak Enjot... Mas janga ngelupain aku ya... Hihihi..."
"Hmmmm... Pasti Neng... Aku pasti bakal inget Neng terus..." Jawab Marwan sembari mengecup pipi Nimah singkat, membuat keponakan Nyak Enjot itu seketika kaget.
"Eh... Mas....?"
"Itu biar kamu juga sabar menunggu aku Neng..."
"Hihihi.. Iya Mas..."
"Yaudah kalau begitu... Aku pulang dulu ya Neng..." Pamit Marwan sambil keluar dari rumah Nyak Enjot. 

"Ehhh... Oh iya.... Satu lagi Mas...." Panggil Nimah yang kemudian buru-buru berlari kecil kearah Marwan sambil memasukkan tangan mungilnya kedalam kebayanya. Mengambil secarik kertas yang terselip dipayudara kirinya, lalu memberikannya kepada Marwan.

"Apa ini Neng...?" Heran Marwan yang langsung membuka kertas pemberian Nimah.
"Itu Mantra... Yang bisa Mas baca setelah puas membalaskan dendam Mas..."
"Mantra...?"
"Dengan Mantra itu... Mas bakal menyadarkan orang yang menjadi sasaran balas dendam Mas..."

"Waahhh.. Makasih ya Neng..." Girang Marwan sambil mencium-ciumi secarik kertas itu sebelum akhirnya ia benar-benar pamit pada Nimah.
"Hati-hati dijalan Mas...." Seru Nimah ketika Marwan dan Suroso mulai meninggalkan rumah Nyak Enjot, "Minggu depan... Mas harus mampir lagi kesini loh yaaa... Nimah tungguinnn...."


***

Sepasang tangan putih mulus terjulur kearah meja, meletakkan secangkir kopi hitam dan sepiring cemilan keatas meja teras yang rendah. Sekedar mencoba memberi keramahan kepada tamunya.

KLITHIK.... 

"Silakan diminum Mas... Kopi paginya.... " Ucap Citra, wanita muda bertubuh semok dengan perut membuncit besar yang terlihat begitu rupawan. "Maaf Mas kalo sajian paginya cuman begini.... Soalnya Muklis belum belanja ke pasar Mas" Tambah Citra lagi sembari menyanggul rambut panjangnya keatas, membuat leher jenjang itu semakin menonjolkan sosok citra yang anggun.

"Iya Neng... Nggak apa-apa...." Ucap tamu Citra itu yang secara diam-diam, sering kali melirik kearah nyonya rumah. "Ini juga udah cukup...." Tambahnya lagi seraya mengagumi dirinya.

Dengan daster ungu pendek dan tali tipis yang melintang di pundak putihnya, Citra pagi itu terlihat begitu segar. Kulitnya yang mulus bak pualam, terlihat seolah bersinar memantulkan cahaya matarahi pagi. Ditambah dengan posisi kursi teras yang rendah, membuat ujung bawah daster Citra tertarik keatas. Sehingga betis bulat dan paha mulus Citra tak mampu ia sembunyikan dengan benar. Membuat Marwan tak henti-hentinya menatap tubuh istrinya yang terlihat semakin seksi. 

"Sumpah... Kamu semakin cantik Dek... Benar-benar cantik..." Ucap tamu Citra yang beberapa hari belakangan ini tak bisa melewatkan sedetik pun untuk tak menikmati pemandangan tubuh istrinya, "Tubuhmu selalu membuatku berpikiran yang aneh-aneh Dek..."

Tak terasa, sudah hampir tiga hari, pria bercambang itu menginap di rumah Marwan. Dan sudah selama itu juga ia selalu membantu segala macam kebutuhan Citra semampunya.

"Pak Marwan menugaskan saya untuk mengurus segala keperluan kantor Bu..." Ucap si tamu itu beberapa hari lalu. Ketika ia diminta menjelaskan apa tugas dia disini. "Sekaligus membantu segala keperluan Ibu Citra...." Tambahnya lagi.
"Ah... Jangan panggil saya Ibu... Mas... " Sela Citra, " Saya berasa tua sekali kalo dipanggil dengan sebutan Ibu... Panggil saja saya Citra...."
"Saya nggak enak Bu...."
"Ya kalo nggak enak... Jangan dimakan Mas... Hihihi...." Canda Citra
"Kalo gitu... Saya panggil Ibu dengan sebutan Neng Citra aja kali ya...?" 
"Nggg... Begitu juga boleh Mas.... Hihihi...."
"Baik.... Neng Citra... " Senyum Marwan sembari tersenyum, "Citra Agustina.... Istri Pak Marwan..."

"Kok senyum-senyum sendiri Mas...?" Tanya Citra ,"Di muka saya ada yang lucu ya...?" 
"Eeh... Enggak Neng... Enggak ada apa-apa kok... " Jawab si tamu itu.
"Kirain.... Yaudah... Diminum dulu itu kopinya.... Ntar keburu dingin loh... " Kata Citra sambil tersenyum dan menatap tajam kearah tamu pria yang duduk di seberangnya. 

"Makasih Neng... " Jawab pria bercambang itu sambil meraih cangkir panas itu. Meniupnya pelan lalu menyeruput cairan pekat berwarna hitam yang masih mengepulkan uap panas.

"Slluuurrrppp..... Ahhhh....." Suara seruputan kopi di bibir tebalnya.

"Masih sama... Rasa kopi ini masih benar-benar sama dengan rasa kopi yang biasa aku minum dulu..." Batin pria bercambang itu sembari membalas senyum nyonya rumah yang masih melihat kearahnya. 

Melihat senyum dan tatapan mata si pemilik rumah, entah kenapa, pria bercambang itu mendadak teringat akan video mesum yang ada di handphonenya.

"Citra Agustina.... Istri Marwan Sudiro...." Ulang tamu itu dalam hati sembari menatap kearah tubuh lawan bicaranya lagi, "Perutmu sudah membesar ya Dek...? Pasti sekarang usia kehamilanmu sudah mendekati waktu persalinan....."

"Dan... Bener seperti kata orang-orang... Kecantikan wanita hamil bisa meningkat berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan wanita biasa... Ohh... Istriku... Kamu terlihat begitu cantik sekali sayang...." 
"Cantik... Tapi nakal... " Gerutu tamu itu pada dirinya sendiri.
"Cantik ....Tapi suka bohong..."
"Cantik... Tapi susah diatur..." 

Lagi-lagi, pria bercambang itu kembali teringat akan adegan persetubuhan wanita yang ada didepannya.
"Benar nggak Dek....? Kalau kamu sudah menghianati cinta suamimu....?"
"Benar nggak...? Kamu sudah berselingkuh dengan pria lain....?"
"Benar nggak...? Kalau kamu juga sudah mengumbar kenikmatan tubuhmu demi menikmati kontol pria lain...?"

Mendadak, senyum di wajah tamu Citra itu meredup. Pikiran kalut dan raut wajahnya berubah drastis dari yang semula ceria, menjadi menampakkan sebuah kecemasan yang amat sangat.

"Silakan dimakan Mas cemilannya....?" Ucap Citra sambil tersenyum. Memamerkan deretan gigi putih nan rapi yang dibungkus oleh bibir tipis mengkilap yang berwarna merah muda. 

"Ooh... Senyummu.... Selalu membuat hatiku tergoda Sayang.... Selalu membuat pikiranku melayang-layang..." Ucap tamu itu lagi sambil menatap wajah berkulit pualam milik nyonya rumah, "Mungkin... Dari senyum itulah sumber semua masalah ini tetrjadi... "

"Mas...?" Panggil Citra lagi.
"Tapi... Tak mungkin.... Senyum seperti itu bukanlah senyum penggoda...." Batin pria bercambang itu lagi. Yang entah kenapa, seolah terlena akan kecantikan si nyonya rumah. "Dia terlalu polos untuk bisa mengkhianati cinta suaminya...."

"Mas...?" 

"Tapi... Apakah dia benar-benar sepolos itu...? Karena.. Jika melihat adegan di video itu.... Wanita didepanku ini benar-benar liar.... " Kata pria bercambang itu lagi dalam hati, "Lenguhan suaranya yang seksi... Kalimat joroknya yang kotor... Goyangan tubuhnya yang gemulai... Hentakan pinggulnya yang kuat... Dan raut wajahnya.... yang benar-benar menggairahkan...." 

"Oooohhh... Citraaa istrikuuu... Bilang padaku Sayang... Jika wanita yang ada di video itu bukanlah dirimu...." Sekali lagi, tamu Citra itu menatap ke arah si nyonya rumah dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mengamati setiap senti tubuh semoknya. Rambut hitamnya. Wajah cantiknya. Leher dan pundak putihnya. Payudara besarnya. Perut gendutnya. Paha mulusnya. Dan betis rampingnya.

"Tubuhmu benar-benar sempurna Dek... Benar-benar mampu membuat pria manapun tunduk dan bertekuk lutut untuk bisa ikut merasakan kenikmatan tubuh cantikmu itu..." Yakin tamu Citra itu. 

"Kira-kira....Sudah berapa pria ya yang sudah menidurinya...?"
"Satu...? Dua... ?Tiga...? Empat...? Atau lima orang...?"
"Aaarrgghh.... Video sialan.... Kenapa setiap kali aku melihat dirimu... Aku harus selalu teringat adegan persetubuhannya di video itu...?" 
"Tak mungkin jika wanita itu hanya meniduri satu, dua, atau tiga pria lain.... "
"Pasti kamu sudah diajak tidur banyak pria ya sayang...?"

"Karena di video itu... Kamu terlihat begitu menikmati persetubuhanmu... Iya... Kamu terlihat begitu senang ketika sedang disetubuhi banyak kontol..."

"Arrrgghhh... Tak mungkin.... Citraku bukan wanita murahan...." Erang tamu Citra itu bingung.

"Tapi... Kalau wanita di video itu bukan kamu.... Kenapa memek wanita mirip sekali dengan memekmu ya...? Warna kulitnya... Bentuk bibirnya... Bahkan hingga letak tahi lalatnya... Benar-benar mirip dengan memekmu...."

"Sialan....Pasti sudah banyak kontol-kontol yang sudah menikmati jepitan memekmu ya Sayang..."
"Ohhh... Istrikuuu...... Kenapa kamu bisa setega itu...?"

"Ahhh... ANJING.... Salah aku dimana Sayang...? Salah aku apa...? Sampai-sampai kamu bisa melakukan ini semua....?"
"SIALAAANNN.... Citra Agustina.... Kamu memang wanita anjing..."

"Kenapa kamu membiarkan memek sempitmu dimasuki kontol pria lain...? Kenapa kamu kamu juga memperbolehkan kontol pria lain memasuki lubang taimu...? Bahkan... Kenapa kamu juga memanjakan kontol-kontol mereka ketika menyeubuhimu ramai-ramai...? BANGSAT... ANJING KAMU SAYANG... ANJIIINGGG...." Umpat tamu Citra itu dalam hati, "ANJIIING.... AARRGHH VIDEO SIALAN..."

"Mas Jupri....? " Panggil Citra lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah tamunya, "Kok ngelamun aja Mas...?"

"Jupri....? " Tanya si tamu itu, "Siapa lagi dia...? Apa dia pria idamanmu yang lainnya...?" Apa dia pria yang juga sudah meniduri tubuhmu...?"

" Tapi... Tunggu sebentar... Nama Jupri sepertinya begitu familiar di telingaku.... Dia siapa ya...?"

"Hei... Mas Jupri...." Tepuk tangan Citra kelutut si tamu, yang seketika itu membuyarkan lamunannya.

"Astaga... Jupri khan namaku sekarang.... Iya... Karena istri cantikku itu sama sekali tak menyadari penampilanku... Aku menyamar menjadi orang lain... " Batin tamu Citra yang tak lain adalah Marwan. Suami Citra sebenarnya.

"Inget Marwan....Kamu sekarang bukan Marwan.... Kamu sekarang Jupri.... Marwan adalah Jupri...." Kata Marwan dalam hati, "Berpura-puralah kamu untuk bisa mengungkat semua perselingkuhan istrimu..."

"Haaallloooo.....? Maaassss.....? " Teriak Citra gemes. " Maaassss Juuuprrriiiii....."
"E.. Ehhh Iya Neng....? Maaf... Kenapa Neng...?"
"Hihihihihi.... Si Mas ngelamunin apaan sih....? Sampe bengong gitu ngeliat mukaku.....?"
"Eehh... Anu... Iya Neng... Maaf... Gara-gara ngelihat senyum Neng... Saya jadi ngelamun...."
"Mas ngelamunin apaan Mas...?" Tanya Citra dengan nada menggoda, "Hayooo... Ngelamunin yang jorok-jorok yaaa...?"
"Nnggg.... Enggak Neng... Melihat Neng... Saya jadi ngelamunin istri saya dikampung Neng..."
"Owalaaaahhh.... Hihihihihi.... Mas Jupri kangen ya ama istri Mas...?"
"I...Iya Neng...."

"Apa aku coba buat ngegodain Citra kali ya..?" Pikir Marwan sambil melirik kearah Citra yang masih menatap dirinya sambil tersenyum-senyum, "Khan di video itu... Citra suka banget digodain..."

"Emang istri Mas udah ditinggalin berapa lama Mas...?"
"Nggg... Berapa lama ya....?" Bingung Marwan, "Kira-kira empat - lima bulanan Neng..."
"Waduh.... Lama juga ya....?" Ucap Citra sambil mengetuk-ketuk dagunya, seolah seperti sedang berpikir keras, "Nanti.... Kalo Mas Jupri bisa pulang... Buruan samperin Mas..."
"Nggg... Emangnya kenapa Neng....?"
"Wanita... Kalo jarang disamperin suaminya... Ntar ada pria lain yang nyamperin loh..."
"Masa sih Neng...?"
"Hihihi... Iyalah... Selain itu... Bisa-bisa... 'Sawahnya' kering tuh Mas.... Hihihi....." Canda Citra.

"Kering...?" Tanya Marwan, "Kering gimana Neng....?"
"Hihihii... Ah si Mas ahhh.... Kaya nggak ngerti aja.... Kering Mas... Jarang Mas siramin.... Hihihi...."
"Siramin apaan ya Neng....?"
"Hihihi... Ya disiramin Maaaas... Siramin...." Jawab Citra berusaha memberi kode kepada Marwan, "Pake Nafsu, Cinta, dan Hihihi... Itu tuh...." Ucap Citra sambil melirik kearah selangkangan suaminya sendiri yang tak ia ketahui.

"Astaga... Cara bercanda Citra mesum juga...." Batin Marwan. " Yup... Citra sepertinya sudah menjadi wanita mesum... Istriku... Wanita mesum yang selalu menebar senyum..." Tambah Marwan menarik kesimpulan.

"Apa gara-gara senyum itu... Semua lelaki jadi kepincut karenanya....?" Pikir Marwan sambil menelan ludah birahinya, "Bibir tipis yang selalu tersenyum.... Bibir tipis yang selalu terlihat basah... Bibir tipis yang.... Sudah dimasuki dan disodok-sodok oleh banyak kontol pria lain... Dijejali kontol pria lain... Dikencingi oleh sperma kontol orang lain....Aaaarrrggggghhh.... Bibir istrikuuuu... Kampreeettt....."

"Aku harus mencari tahu... Sejauh apa kegenitan dan kegatelan istri sialanku ini..."

"Udah-udah Mas... Ngomong-omong kering... Ayo... Diminum lagi Mas kopinya..." Saran Citra memecah pemikiran Marwan.

"SLUUUURRRPPPP.... "
Suara Marwan kembali menyeruput kopi yang masih ditangannya. 

"Enak kopinya mas...?" Tanya Citra.
"Nnggg... Pas banget Neng... Susunya...." Jawab Marwan iseng sambil melirik kearah belahan dada daster Citra yang cukup rendah. Yang memamerkan gundukan payudara wanita cantik itu dengan cukup jelas. Payudara yang menyembul putih dengan urat-urat berwarna hijaunya yang terlihat samar-samar.

"Pasti... Payudara besarmu itu sudah pernah diremas dan dihisap oleh pria-pria cabul itu ya Dek...?" Pikir tamu Citra yang mulai melayang kemana-mana sembari tak henti-hentinya menatap tajam ke payudara istrinya itu. "Pasti pria-pria itu juga pernah ngocokin kontol mereka di bulatan daging lembutmu itu ya Dek... ? Memilin puting payudaramu yang berwarna pink-coklat itu hingga berwarna kemerahan... Yang kemudian.... Kontol mereka memuntahkan pejuhnya di kedua gundukan besarmu itu... Iya khan Dek....?"

"Hihihihihi.... Mas Jupri aaaaaahhh... Bisa ajaahh...."Ucap Citra dengan nada genitnya sambil kembali menaikkan kedua tangannya keatas dan memamerkan ketiak tanpa rambutnya. Kemudian, wanita cantik itu menyanggul rambut hitamnya. Membuat Marwan yang ada didepannya lagi-lagi tercengang ketika menatap kagum pada tubuh seksi istrinya. 

" Emang susu yang mana Mas...? Yang berasa pas banget...?" Tanya Citra lagi sambil membetulkan tali daster rumahnya, seolah memamerkan gundukan besar tanpa beha yang ada diatas perut besarnya.

"Hehehehe... Ya Susu kopinya lah Neng... Masa susu abang tukang sayur itu....?" Jawab Marwan sambil menunjuk kearah Mang Yanto yang sedang sibuk mendorong gerobak sayurnya. Berteriak-berteriak lantang memanggil seluruh ibu-ibu komplek.

Mendengar celetukan Marwan, seketika Citra tertawa terpingkal-pingkal. Tawanya begitu kencang sambil memegangi perutnya yang juga berguncang naik turun. 

"Hahahahahaha.... Susu Mang Yanto.... Hahahaha.... " Tawa Citra kegelian sambil menjejak-jejakkan kakinya kelantai, membuat paha mulusnya seringkali terlihat karena gerakan kakinya yang juga ikut terangkat-angkat seiring tawanya. 

"Sumpah Mas Hahaha... Kamu lucu Mas.... Hahahaha.... Susu Mang Yanto.... "

"Cantik sekali tawamu Dek..." Batin Marwan yang melihat tawa terbahak-bahak Citra yang sama sekali tak mampu ia redam. Saking terbahaknya, Citra sampai menggelijang kegelian di kursi teras tempat ia duduk. Membuat Marwan dapat sedikit banyak melihat celah selangkangan Citra dari lubang bawah daster pendeknya.

"Ooohh.. Paha Citra.... " Kaget Marwan ketika melihat isi selangkangan Citra yang terbungkus oleh CD berwarna ungu. Warna yang senada dengan daster pendeknya. 

"Tubuhmu memang bak tubuh bidadari ya Dek... " Kagum Marwan, "Cuman.... Kamu sudah obral tubuh itu buat kepuasan pria-pria lain.... Mas nggak habis pikir Dek... Kenapa kamu bisa mengkhianati cinta Mas....?" 

"Kenapa kamu membiarkan memek sempitmu dientoti banyak pria Dek... ?" Lagi-lagi Marwan teringat akan video persetubuhan Citra yang ada di handphonenya, "ANJING....! Kenapa kamu mengkhianati cinta Mas Dek...? Kenapa...???? "

Sebuah kegalauan tiba-tiba berkelebat di benak Marwan. Ia sejenak memikirkan apa sebab yang membuat Citra menjadi senakal dan sebinal itu. 

Namun, sekeras apapun Marwan berpikir, ia masih belum bisa mendapatkan jawabannya.

"Mas....? Hallooo....? Mas Jupri....?" Panggil Citra sambil melambai-lambaikan tangannya kewajah Marwan, "Kok kamu jadi ngelamun lagi Mas...? Ini ayo dimakan cemilannya.... " Sodor Citra menyerahkan piring yang penuh berisi cemilan kearah Marwan.

"Tadi pagi.... Muklis sengaja beliin ini buat Mas Jupri..." Ucap Citra terus menyodorkan sepiring lemper pada Marwan. 

Memang, sebagai adik kandung yang sudah lama hidup serumah dengan Marwan, Muklis tau kegemaran kakak kandungnya. Oleh sebab itu, Muklis itu sengaja membelikan makanan kegemarannya buat Marwan.

"Nnggg.... Emangnya... Sekarang Muklis ada dimana Neng...? Sedang keluar ya...?" Tanya Marwan yang sudah melahap lemper dihadapannya.
"Enggak... Muklis ada kok... Dia ada dibelakang Mas... Lagi nyuci baju..." Jelas Citra.
"Oooww... " Jawab Marwan singkat sambil terus menyantap lempernya.

Sejenak, suasana kembali hening tanpa pembicaraan yang berarti. Citra hanya duduk berseberangan-seberangan dengan Marwan sambil memainkan handphone yang ada ditangannya. Ditengah mereka berdua, ada sebuah meja rendah yang memisahkan keduanya. Meja rendah penuh ukiran yang tak mampu menyembunykan sepasang kaki mulus Citra dari pandangan suaminya. 

"Weleh-weleeehh.... Makin mulus aja tuh kakimu Dek...." Ucap Marwan yang sesekali melirik jauh kedalam bawahan daster tipis pendek yang sedang dikenakan Citra. Berusaha menikmati kearah putihnya kulit paha dalam Citra yang sudah lama tak ia jamah.

"Ehh.. Mas... Udah laper belom...? Ucap Citra santai, yang walaupun tahu akan tatapan mata mesum Marwan, ia berpura-pura tak tahu. Bahkan terkadang wanita hamil yang cantik itu semakin membuka pahanya lebih lebar. Mempertontonkan celana dalamnya yang berwarna ungu terang miliknya.

"Hihihi... Mas Jupri ternyata genit juga ya...?" Celetuk Citra tiba-tiba, ketika mendapati kedua mata tamunya itu terus terusan menatap kearah selangkangannya.

"Ehh.. Maaf Neng...." Sadar Marwan ketika lirikan mesumnya diketahui istrinya.
"Hihihihi... Nggak apa-apa kok Mas.... Kalo pria kelamaan ninggalin istri di kampung... Jadinya ya bakalan seperti itu... Hihihihi...." Jawab Citra yang aliht-alih menutup celah di kedua pahanya, ia malah semakin memperlebar bukaan selangkangannya. Seolah memamerkan keindahan penutup vaginanya yang gemuk kepada Marwan.
"Hehehe.. Iya... Maaf Neng..." Jawab Marwan yang kemudian buru-buru menyeruput kopi yang sudah tinggal ampasnya saja.

"Kenapa Neng...? Apa ada yang salah dengan muka saya...?" Tanya Marwan kikuk ketika Citra gantian menatapi wajah bingungnya. 
"Hihihihi... Enggak Mas.... " Jawab Citra, "Aku cuman heran aja...."
"Heran...? Heran kenapa...?"
"Nggak tahu juga sih... Cuman... Kalo ngelihat muka Mas Jupri.... Entah kenapa saya kok jadi inget dengan seseorang...." Jelas Citra.

"Seseorang...? Siapa Neng...?"
"Nah itu dia Mas.... Aku juga nggak tahu... Yang jelas muka Mas berasa familiar banget buat saya...."

"Ooowwhhh.... Itu... " Potong Marwan singkat, "Emang sih... Kata orang-orang... Muka saya kadang mirip ama Tom Cruise Neng... Ganteng..."

Tiba-tiba, tawa Citra meledak lagi, " Hahahahahaha..... Tom Cruise.... Hahahaha...."
"Yeee... Beneran Neng... Aku mirip Tom Cruise khan...?"
"Hahahaha.... Iya deh... Iya.... " Ucap Citra mengiyakan, "Cuman... " Sejenak, Citra berusaha mengatur nafasnya yang masih bercampur dengan tawanya.

"Mas nggak hanya mirip di wajah sih... Suara.... Tinggi badan.... Cara jalan... Sampe bentuk jari kaki Mas pun semua mirip loh... "
"Naaahh... Iya khaan... Akhirnya kamu sadar juga Neng... Kalo saya emang mirip Tom Cruise...."

"Hahahaha... Bukan Mas... Bukan... Mas itu miriiiiipppp.... Hmmm... Siapa ya......?" Tanya Citra sambil berusaha keras mengingat siapa sosok pria yang mirip dengan pria yang ada didepannya.
"ASTAGAAAAHHHH.... IYA.... Ketemu Mas..." Seru Citra tiba-tiba, "Mas tuh mirip suami saya.... "

DEG...

"Waduh... Ketahuan deh... " Batin Marwan.
"Eeehhhhh tapi... Ngggggg.... Coba dong Mas... Berdiri sebentar..." Pinta Citra tiba-tiba.
"Haah...? Berdiri....?" Bingung Marwan.

"Iya berdiri.... " Ucap Citra yang kemudian beranjak dari kursi terasnya dan bergerak kearah Marwan. Kemudian, Citra mengamati sosok pria teman kerja suaminya itu.

"Hmmm.. Oke deh...." Jawab Marwan mengikuti permintaan Citra.

"Mas mirip Mas Marwan.... Cuman.... Warna kulit Mas agak berbeda... Agak gelap.... Mas juga punya brewok... Sedangan Mas Marwan tak punya.... Hmmmm... Postur badannya juga beda.... Mas terlihat jauh lebih kekar ketimbang suamiku..." Ucap Citra. 

"Apalagi.... benda yang berada di selangkanganmu Mas... Benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan milik Mas Marwan..." Ucap Citra dalam hati, "Pasti... Kontolmu besar sekali ya Mas...?"

"Neng...? Kok ketawa-tawa sendiri sih....?" Tanya Marwan, "Neng udah mulai gila ya...?"
"Heeeh... Enggak kaliii... Aku masih sehat...." Sangkal Citra.
"Kalo Neng sehat... Kenapa Neng dari tadi senyum-senyum sendiri coba...?" 

"Hihihihi... Diantara beberapa kesamaan Mas dengan suamiku.... Aku cuman ngerasa ada satu hal yang jauh berbeda dengan milik Mas Marwan... Mas..." Sejenak, ketika Citra kembali mengamati selangkangan Marwan dan kembali tersenyum lebar. 

"Iya... Kontolmu pasti berbeda banget dengan kontol Mas Marwan ya Mas...?" Tawa Citra dalam hati, "Memekku pasti bakal berasa penuh ya Mas...? Kalo dientotin dengan kontol besarmu itu... Hihihi..."

"Tuuuh... Senyum-senyum sendiri lagi... Emangnya apanya yang beda di diriku Neng...?" Heran Marwan.
"Hihihihi... Ada deeeehhh.... " Seru Citra lagi sembari kembali duduk di kursi seberang Marwan.


"Ini sarapannya Mbak... " Ucap Muklis yang tiba-tiba nongol dari dalam rumah sambil membawakan nampan penuh dengan makanan. Dengan cekatan, Muklis meletakkan semua piring makanan di meja teras. Setelah itu, ia ikut duduk di samping Citra.
"Waaaah... Muklis... Makasih yaaa..." Seru Citra girang sambil mengecup pipi Muklis.
"Eh... Mbak... " Celetuk Muklis yang buru-buru mengelap pipi kanannya, membersihkan pipinya dari bekas bibir Citra.
"Hihihi... Masih malu aja Klis..." Celetuk Citra yang melihat muka Muklis memerah karena tingkahnya barusan, "Biasanya juga kamu biasa aja Klis...?" 
"Emang bener begitu Klis...?"
"Ehh... Apaan sih Mbak....? Enggak Mas Mbak Citra becanda... Ayo dimakan sarapannya Mas..." Ucap Muklis dengan nada yang tegang.

"Cieee...Cieee... Muklis maluuuu..... Eh iya...Mas Jupri sudah berkeluarga...?" Tanya Citra mengalihkan pembicaraan.
"Sudah Neng..."
"Sudah punya momongan...?"
"Sudah... Anak saya sudah delapan Neng... " 
"Wooww.... Delapan anak....? Banyak amat mas...?" Kagum Citra, "Mas emangnya mau kejar setoran...?"
"Hehehehe... Enggak Neng... Si Mirna aja yang suka kalo... Di.....Nnggg.... " Jawab Marwan ragu.

"Dientotin...?" Tanya Citra vugar. Sama sekali tak merasa canggung dihadapan Marwan atapun Muklis.

"Eeh...?" Kaget Marwan, karena tak menyangka jika istrinya bakal berkata seperti itu.
"Iya khan...? Istri mas pasti suka dientotin...?"
"Nggg... Iya Neng...."
"Hihihihi... Istri Mas Jupri suka dientot loh Klis..." Ucap Citra sambil melirik kearah Muklis. Wanita hamil itu sengaja menyindir Muklis yang entah kenapa, sudah beberapa hari belakangan ini susah sekali diajak bersetubuh olehnya.

"Cuman... Istri saya nggak secantik dan se-seksi Neng..." Puji Marwan.
"Aaaaahh... Si Mas mah bisa aja ngegombalnya..."
"Emang bener Neng... Neng Citra cantik banget...." Goda Marwan lagi, "Ya nggak Mas...? Istri Pak Marwan itu cantik banget khan....?" Tanya Marwan ke adik kandungnya dengan tatapan tajam.

"Eeh.. I.. Iya Mas... Cantik..." Jawab Muklis dengan nada takut.
"Tuuuhh khan... Mas Muklis aja bilang kalo Neng itu cantik..." 
"Aah... Kalo Muklis mah emang biasa ngegombal Mas... Hihihihi.... " Canda Citra sambil kali ini, mencubit dada Muklis.
"Aawww... Mbak... Sakiiittt...."
"Heeeeh...? Kok tumben kamu kesakitan Klis... ? Biasanya aja kalo Mbak cakar-cakar kamu... Kamunya juga berasa keenakan... ? Hihihihi..." Canda Citra lagi yang mentowel-towel hidung Muklis..
"Iiihhhhssss.. Mbak Citra aaahh....." Tepis Muklis ke tangan Citra.

"Hehehehe... Kalian berdua keliatan begitu mesra ya... Nggak kaya kakak adik..." Sindir Marwan yang sepertinya ditangkap oleh Muklis. Adik kandungnya itu buru-buru kembali terdiam, menjaga sikapnya dihadapan Marwan.
"Masa sih Mas...?" Tanya Citra.
"Hiya... Kalian terlihat begitu mesra... Kaya sepasang suami istri yang baru aja menikah..." Sindir Marwan lagi sambil tersenyum sinis kearah adiknya.

Kembali, suasana teras terasa hening. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Diantara mereka bertiga, hanya Citra yang terlihat kelaparan, begitu bersemangat menghabiskan sarapan paginya. Sementara Marwan dan Muklis, hanya menyantap sarapan pagi mereka seadanya. 

"Delapan anak... " Celetuk Citra memecah kesunyian, "Gimana rasanya ya Klis kalo Mbak ngelahirin anak sebanyak itu...?" Ucap Citra lagi sembari mengusap perutnya yang sudah semakin membesar.

Muklis yang mendengar kalimat Citra, hanya bisa kebingungan. Ia memilih untuk tak menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, dan lebih berdiam diri.

"Sepertinya... Neng Citra juga lahiran sebentar lagi ya Neng...?" Tanya Marwan.
"Iya Mas... Mungkin beberapa minggu lagi.... " Jawab Citra dengan bibir tersenyum, 
"Kira-kira... Anaknya Cewek atau cowok Neng...?"
"Nggg.. Nggak tahu Mas... Eh iya... Istri Mas Jupri ngelahirin anaknya Cesar atau normal Mas...?"
"Istriku melahirkan dengan cara normal semua Neng..."
"Hmmm..... Kalo lahiran normal.... Memeknya pasti dijahit ya Mas...?"
"Hehehe... Iyalah Neng...Dijahit.... Khan sebelumnya disobek...."
"Nggg.... Sakit ya pastinya....?"

"Hehehehe... Kalo soal sakit atau enggak... Saya sih kurang tahu Neng..." Jawab Marwan.
"Trus... Ketika setelah melahirkan... " Citra mengentikan pertanyaannya, dan melirik ke arah Muklis, "Memek istri Mas masih berasa sama atau nggak Mas...? Masih ngejepit nggak...? Masih peret nggak...? Masih berasa enak nggak...?"

"Hahahaha... Pertanyaan Neng ada-ada aja Neng...?"
"Iiihhhss Mas Jupri... Jawab aja Maaaas.... Memek istri Mas masih berasa enaaah nggaaakkk.... "
"Hmmmm.... Sepertinya sih sama aja Neng.... Masih peret dan ngempot-ngempot juga..." Jawab Marwan asal, "Malah terkadang...Memek istri saya jauh berasa lebih sempit daripada sebelumnya Neng..."
"Masa bisa begitu Mas...?" 
"Udah ah Neng... Jangan nanya hal begituan lagi... "
"Loohh...? Emang kenapa Mas...?"
"Bikin saya jadi makin keinget yang ada dirumah Neng..." Jawab Marwan yang kemudian sengaja membetulkan batang penisnya yang mulai menggelembung di depan tatapan Citra dan Muklis, 
"Hihihihi... Mas Jupri ngaceng ya Mas...?"

"Wow... Semakin vulgar aja kalimat-kalimatmu Dek..." Batin Marwan yang terus-terusan meladeni pertanyaan Citra.

"Habisan... Ngelihat perut hamil Neng Citra... Bikin si anu saya... Jadi makin cenat-cenut Neng..." Goda Marwan mengimbangi kenakalan Citra sambil kembali membetulkan posisi penisnya yang semakin keras.

"Hihihihi.... Masa ngelihat perut cewe hamil kaya punya saya bisa bikin keras gitu Mas...?" Tanya Citra sambil terus-terusan menatap selangkangan suaminya.
"Hiyalah Neng... Bisaa...." Jawab Marwan semangat, "Terlebih kondisi Neng sekarang juga sama dengan istri saya..."
"Waah... Istri Mas juga sedang hamil....?"
"Iya Neng... Istri saya sedang hamil tua..."
"Wuidiiihh... Berarti saya ama istri Mas samaan dong Mas...?

"Samaan gimana Neng...? Ya bedalah...." Tanya Marwan
"Looh... Kok...? Emang bedanya apa Mas...?"
"Istri saya ngggak secantik dan seseksi Neng..." 
"Aaaaaaaah...... Mas Jupri mah bisa aja ngegombalnya...." Ucap Citra dengan nada genit, "Mas Jupri jadi bikin saya kangen suami saya ..."
"Looohh...? Kok kangen....? Kangen gimana Neng...?"

"Aaaaah... Ya kangen pengen dientotinlaah.... Hihihihii..." Celetuk Citra vulgar sambil lagi-lagi melirik kearah Muklis. "Sudah lama Mas Marwan nggak ngasih nafkah jasmani nih..."
"Waduh.... Masa sih Neng...?" Kaget Marwan. "Bukannya kalo perempuan sedang hamil tua, dia harus sering-sering di tengokin Neng...?"
"Nah itu dia Mas... Mas Marwan mungkin terlalu sibuk dengan kerjaannya..." Jelas Citra, "Jadinya ya gitu deh...."

"Laah terus...? Kalo Neng lagi pengen gimana....?" Pancing Marwan.
"Kalo lagi pengen.... Nggg.... Yaaa.... gitu deh...." Citra tak melanjutkan kalimatnya. Ia hanya melirik Muklis sambil menggigit bibir bawahnya. 
"Neng ngelampiasinnya pake masturbasi ya Neng....?" Tanya Marwan mulai menjurus.
"Ngggg.... Hihihi....Gimana ya....?" Jawab Citra malu-malu.


TIIITT TIIITT TIIITT.... TIIITT TIIITT TIIITT.... TIIITT TIIITT TIIITT....
Tiba-tiba, ditengah kesunyian mereka, suara alarm mesin cuci terdengar begitu keras. Menandakan jika pakaian yang ada didalamnya sudah siap dijemur. 

"Eh I... Iya Mbak... Aku permisi dulu ya... Mau ngejemur baju dulu..." Ucap Muklis yang tiba-tiba bangkit dari duduknya, "Permisi Mas... " Tambahnya lagi sembari pamit kepada Marwan.

"Eeh Iya... Aku juga harus cuci piring dulu Mas... " Ijin Citra yang juga mulai membereskan meja terasnya dan membawanya kearah dapur.
"Eeeh... Waduh Neng.... Nggak usah repot-repot Neng..." Cegah Marwan, "Sini... Sini... Biar saya bantuin aja Neng..." 
"Aahhh... Nggak usah Mas... Saya bisa sendiri kok..." Tolak Citra sopan, "Lagian Mas khan disini tamu... Masa ikut bantu beres-beres...."
"Aaaahh... Nggak apa-apa Neng.... Sini...."
"Udah-udah... Nggak perlu Mas... Mas disini aja... " Tolak Citra. "Nanti deh... Kalo saya memang butuh bantuan... Saya pasti panggil Mas..."
"Nggg... Yaudah deh kalo gitu..." Ucap Marwan yang kemudian kembali duduk di kursi teras.
"Naaahh... Anggep aja Mas dirumah sendiri Mas... Santai-santai ajalah... Hihihii..." Ucap Citra, "Kalo gitu... Saya permisi dulu ya.... Mas..." Tutup Citra tersenyum sambil menyempatkan diri untuk melihat kearah selangkangan tamunya yang sudah terlihat begitu menggembung keras.

"Woooww.... Kontol Mas Jupri keliatannya besar sekali..." Batin Citra, "Bakalan seru nih kalo Mas Jupri bisa menggaruk gatal di memek aku... Hihihihi....."




Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com