𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐂𝐢𝐭𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟑𝟒 | 𝐊𝐞𝐜𝐞𝐦𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐤𝐥𝐢𝐬 (𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐚𝐧)


Sesampainya didapur, Citra segera menghampiri Muklis yang sedang memilah-milah baju basah yang ia keluarkan dari mesin cuci. Melihat adanya sedikit perubahan di dalam diri Muklis, wanita cantik yang sedang hamil tua itupun langsung memeluk pinggang Muklis dari belakang dan mengecup pundaknya pelan.

"Muklis... Kok tumben akhir-akhir ini kamu jadi pendiam Sayang...?" Tanya Citra lembut
"Ehhh.. Mbak....?" Kaget Muklis yang mendapat pelukan kakak iparnya, langsung celingukan kearah ruang tamu."
"Kamu ada masalah Klis...? Ada pikiran....?"
"Nnggg.... Nggak kok Mbak... Nggak ada apa-napa Mbak...."
"Bener....?"
"Iya Mbak...."
"Tapi.... Mbak nggak pernah ngeliat kamu seperti ini Klis...?" Tanya Citra lagi sambil mempererat pelukannya ke punggung Muklis. Menempelkan payudara bulatnya yang tak terbungkus bra erat-erat ketubuh lelaki yang ada didepannya.

"Akhir-akhir ini .... Kamu terasa dingin Klis..."
Muklis tak menjawab, ia hanya berdiri tanpa berkata apa-apa.

"Ada apa Klis...? Biasanya aja kamu kalo ngeliat Mbak didapur sendirian... Pasti udah ngisengin Mbak... Nyium-nyiumin lah... Remes-remes teteklah.... Sampe kadang... Kamu nggak bisa nahan nafsu buat ngentotin Mbak....Tapi.... Semenjak adanya Mas Jupri... Sepertinya kamu kehilangan gairah sama sekali...?" Heran Citra," Kamu malu ama mas Jupri ya....?"

"Nnggg.. I...Iya Mbak...."
"Yaeeelaaaah... Biasa aja kali Kliss... Khan Mas Jupri bukan Mas Marwan...?" Kesimpulan Citra singkat sambil mulai meraba-raba selangkangan adik iparnya.

"Nnnnggg... Iya sih... Cuman khan Mas Jupri itu orang suruhannya Mas Marwan Mbak... Khawatir kalo dia tahu hubungan kita... Nanti bisa berabe...." Ucap Muklis yang kemudian, mengalihkan tangan jahil Citra dari area penisnya.

Merasa mendapat penolakan Muklis, Citra sedikit kaget.
"Ooowww... Jadi cuman gara-gara itu... Kamu beberapa hari belakangan jadi ngediemin Mbak...?" Tanya Citra tak mau menyerah begitu saja. Ia kembali mencoba memasukkan tangan mulusnya dari pinggang kolor Muklis.

"Nggg... Aku malu Mbak..." Jawab Muklis yang lagi-lagi mencoba menolak desakan tangan Citra. "Aku takut ketahuan...."
"Huuh....Jadi beneran nggak mau nih....?" Tanya Citra yang tiba-tiba melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Muklis hingga menghadap dirinya. Kemudian, tanpa basa-basi Citra langsung berjongkok di depan selangkangan Muklis dan menarik turun celana kolornya.

"Ehhh.... Mbakk... Jangan...." Cegah Muklis.
"Jadi... Kamu nolak perlakuan aku nih....?" Tanya Citra yang begitu sudah mendapati penis Muklis ditangannya, ia mulai mengurut batang jumbo itu pelan.
"Bukan begitu Mbak.... Ngggg.... Sebenernya sih aku masih Mbak... Cuman kalo kita ketahuan gimana Mbak...? Mas Jupri khan orang suruhannya Mas Marwan... Pasti dia sering kasih informasi ke suami Mbak..."
"Lalu....? Masa sama yang begituan aja takut Klis... ?" Tantang Citra yang sudah mulai mengocok-kocok batang penis adik iparnya yang mulai mengeras.
"Uuuhh... Mbak... Jangan Mbak... Nanti Mas Jupri ngelihat....Ooohh....."

"Hihihihi... Kok kamu jadi cemen gini sih Klis...? " Ejek Citra tak lama kemudian, sudah membetoti penis keras Muklis, "Kemaren aja kamu suka kalo ngentot diliatin banyak orang... SLUUURRPP...."
Ooohh... Beda Mbak... Khan yang kemaren-kemaren itu yang ngelihat...Ohhh... Bukan temannya Mas Marwan Mbak..." Erang Muklis yang dengan berat hati mendorong kepala kakak iparnya menjauh, "Astaga..Ooohh...Jangan ya Mbak..."

"Tapi Mbak pengen klis.... " Ucap Citra melas, "Nih kamu liat... Memek Mbak udah basah...." tambah Citra sambil mengangkat roknya dan menggeser kain celana dalamnya. Memperlihatkan vaginanya yang sudah mengkilap banjir karena lendir birahinya.

"Memek Mbak udah gatel Klis... Memek Mbak kangen kontol besarmu ini.... Memek Mbak nggak bisa Klis... Kalo nggak kamu entotin tiap hari.... " Jelas Citra, "Ayo Klis... Sodok memek Mbak sekarang.... Mumpung Mas Jupri masih di ruang tamu..." Pinta kakak ipar Muklis itu sambil merebahkan diri di lantai dapur.
" Waduh.... Nnnnngg.. Gimana ya Mbak...?" Bingung Muklis yang berkali-kali melirik kearah ruang tamu, "Ntar kalo Mas Jupri ngelihat gimana Mbak...?"
"Sudaaaah... Nggak usah dipikir dulu Klis... Kalo Mas Jupri ngelihat... Kita urus hal itu belakangan... " Ucap Citra diplomatis, "Ayo... Sekarang aja Klis... Sodok memek Mbak sekarang... " Pinta Citra yang kemudan menggenggam batang penis Muklis dan menariknya turun. 

Dengan santai, Citra kemudian membuka kedua pahanya lebar-lebar, dan menyibakkan kedua bibir vaginanya yang sudah merekah merah.

"Aaayoo Klis... Sodok memek Mbak..." Pinta Citra sambil kembali menarik batang penis Muklis mendekat kearah liang peranakannya. "Ayo Klis... Entot memek Mbak.... Sebelum Mas Jupri kesini.... " Tambah Citra sambil menempelkan kepala batang penis Muklis ke bibir vaginanya.

"Ngggg....Mbak... Jangan aahh... Nanti Mas Jupri denger...."
"Persetan dengan Mas Jupri Klis.... " Raung Citra putus asa. "Ayolah Klis... Mbak sudah nggak tahan... Mbak pengen banget kamu entotin.... " Desah Citra yang kemudian melingkarkan kakinya kepinggang Muklis dan menariknya maju.

CLEEPPPP...
Suara kepala batang penis Muklis ketika berhasil menguak bibir vagina kakak iparnya yang sempit. 

"Oooooooooooohhhhhhhhh.... Muuuukliiiiiiiissssss... " Lenguh Citra dengan nada lega, "Enak bener rasa Koontolmuuuu Klisss... "
"Sssttt.... Mbaak..." Tegur Muklis, "Jangan keras-keras ngomongnya Mbak..."
"Ooohhhh... Muklisss... Terus sodok memek Mbak Klisss... Tusuk yang dalam memek Mbaakkk..." Rengek Citra tanpa menghiraukan terguran Muklis, "Ayo Klisss... Masukin yang daleeemm... Ooohh.... Kontolmu memang selalu bisa mengobati gatel birahi memek Mbak..."
"Ssstttt.... Mbaak... Jangan berisikk.... "

"Ooohh.... Mukliisss.... Enak banget kontolmu Sayang... Ayo mulai goyangin pinggangmu...Entot memek Mbak iparmu ini Klis..." Pinta Citra yang lagi-lagi tak mengindahkan kalimat adik iparnya. Wanita hamil itu terus menggerak-gerakan kakinya yang ada dipinggang Muklis dan membuat batang penis adik suami Citra itu mulai bergerak maju mundur.

CLEP...CLEP...CLEP...
Kecipakan vagina basah Citra ketika didesak maju mundur oleh batang penis Muklis.
CLEP...CLEP...CLEP... CLEP...CLEP...CLEP...

"Ooohhh.. Mukliisss..... Enaaknya sodokan kontolmu Kliiissss.... Ohhh... Ohhh..."
"Sssttttt... Mbaakkk jangan berisik Mbak.... Nanti Mas Jupri denger...."
"Sssshhh...Ooohh.. Muklisss... Gesek itil Mbak Kliss... Ayo Klis... Oooh... Eenaaakknya..."

CLEP...CLEP...CLEP... CLEP...CLEP...CLEP...
"Ooohh... Ooohh.. Muklisss.... Enaaaakkk...." Raung Citra yang seolah tak mendengar peringatan dari Muklis. Alih-alih memelankan suaranya, Citra malah semakin meraung-raung keenakan. Dengan kaki yang masih melingkar di pinggang Muklis, istri Marwan itu semakin mempercepat genjotannya. 

CLEP...CLEP... PEKK ...CLEP... CLEP... PEKK...CLEP...CLEP... PEKK...

"Puasin Mbak mu ini Kliss... Oooohhh... Ngeentttooottt.... Enak sekali kontolmu ngentotin memek Mbak Sayang... Memek Mbak berasa penuh banget...."
"Heeee...Mbak Citra.... Jangan keras-keras ngomongnya...!" Hardik Muklis makin panik. "Nanti Mas Jupri denger...!"

"Aahhh... Ahhh... Maaf Sayang... Tapi beneran... Mbak nggak bisa rasa gatal di memek Mbak ini Sayang... Mbak udah kecanduan garukan kontol besarmu... Kontol kamu bener-bener enaaakkk Kliss..."
"Sssttt... Mbak... Jangan berisik Mbak.... Nanti Mas Jupri ngedenger... "
"Maaf Klis... Ooohh... Maaff..." Ulang Citra yang sepertinya tak mengindahkan peringatan Muklis, karena beberapa saat kemudian, Mulut mungil Citra kembali berisik dengan lenguhan kenikmatannya.

Hingga akhirnya, Muklis yang merasa khawatir, bingung dan takut jika ketahuan Marwan, berusaha menyudahi persetubuhan paginya dengan Citra.

"Sssttt... Mbak.... Sudah ah... Sudah ya Mbak... Sudah.... Aku nggak mau kita sampe ketahuan Mas Jupri..." Bingung Muklis sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan kaki Citra.

"Aaaahh.... Muklisss... Bentaran dikit napa Klisss... Memek Mbak masih gatel banget ini.... Ooohh...Ayo sodok memek Mbak Kliss... Entotin memek Mbakmu ini Muklissku Sayaang..." Tolak Citra yang alih-alih ikut takut akan kepanikan Muklis, wanita hamil itu malah mengunci pinggang adik iparnya dan memperepat genjotan kakinya.

CLEPEK... CLEPEKK...CLEPEK... CLEPEKK...CLEPEK... CLEPEKK...CLEPEK...
Suara beceknya vagina Citra mulai terdengar nyaring. 

"Uuuuuuuhh.... Mbak.... Citraaa..." Lenguh Muklis yang mau tak mau, ikut-ikutan menikmati persetubuhan paginya. Dan mulai menghajar liang peranakan Citra dengan batang penisnya yang keras.

CLEPEK... CLEPEKK...CLEPEK... CLEPEKK...CLEPEK... CLEPEKK...CLEPEK...

"Oooohh...Mukliss.... Ooohh... Ooohh... Iya gitu Kliss... Iya... Iyaaa. Iyaaahh... Entotin memek Mbak Kliss.... Teruuss... Kontolmu Kliss... Eeenak baangeeeetttt.... Ooohh... Ooohh..." Lenguh Citra.

Mendapat respon dari penis Muklis yang semakin brutal menyodok liang rahimnya, membuat desahan dan teriakan Citra, semakin lantang. 

"Kontolmu enak sekali rasanya Sayang.. Enak sekaliii...." Teriak Citra sembari meremasi payudaranya yang bergoyang naik turun, seiring tusukan dan sodokan kasar penis Muklis di vaginanya.

"Heee... Mbaakkk.... Jangan keras-keras teriaknya...." Hardik Muklis yang kemudian menghentikan sodokan pinggulnya dan membungkam mulut Citra, "Uuhh.... Udah ah Mbak... Nanti Mas Jupri deng...."
"Sssttt... Bentaran aja Klis.... " Ucap Citra yang menarik tangan adik iparnya lepas dari mulutnya, "Bentar aja Klis... Memek Mbak masih pengen kamu sodok-sodok ini... " Tambah Citra yang dengan santai menggerak-gerakkan otot vaginanya. Membuat penis Muklis seketika terasa diempot-empot.

"Astaga memekmu Mbaak... Enak bener...." Celetuk Muklis sambil merem melek keenakan.
"Hehehe.. Makanya... Ayo Klis... Tolong Mbak garukin gatel di memek Mbak ya Sayaaang...."
"Nggg... Tapi...."
"Ooohh...Ayolah Kliiisss... Mbak mooohoooonnn.... Mbak nggak bakalan berisik lagi deh... "
"Nnngg.. Bener...?"
"Hihihi.. Iya deeehh... Suwer..." Kata Citra yang menunjukkan 2 jemarinya sebagai tanda janji.

"Ngggg... Yaudah.... Tapi kali ini aja ya Mbak..." Ucap Muklis yang kemudian menarik keatas daster kakak iparnya hingga keleher. Lalu ia mulai meremasi payudara Citra dengan gemes. "Aku nggak mau hubungan kita sampai ketahuan Mas Jupri ataupun Mas Marwan...." Ucap Muklis lagi yang kembali menggoyang pinggulnya, memompa penisnya ke celah kenikmatan kakak iparnya.

"Iya Klisss.. Kali ini ajaa.... Ooohh... Mukliiiissss.... Ooohh... Ooohh..." Pinta Citra keenakan, "Ayo goyang Kliss... Mbak mau keluar iniiihh..." 

CLEPEKK...CLEPEK...PLAK.... CLEPEK...PLAK.... CLEPEK...PLAK....PLAK...PLAK...
Suara persetubuhan Citra dan Muklis mulai terdengar semakin nyaring. Mulai memenuhi ruangan dapur.

"Ooohh...Iya gitu Klis... Iyah.... " Rintih Citra ketika mulai menerima sodokan kasar Muklis, "Terus Klisss... Sodok yang kencenggg... Ooohh... Terusss.... Mbak udah lama nggak ngerasain enaknya dientot oleh kontol yang seenak ini Klis..."
"Huuu... Gombal... Orang kita nggak ngentot selama tiga hari aja Mbak Citra udah lebay... Hehehe..." Goda Muklis.
"Yaa.. tiga hari khan juga lama Klis... " Ucap Citra membela Citra, "Khan kamu tahu sendiri... Memek Mbak ini khan selalu butuh sodokan enak dari kontolmu... Hihihi...."
"Huuuu... Dasar MBAK LONTE.... Hehehehe...."

CLEPEK...PLAK.... CLEPEK...PLAK....PLAK...PLAK... CLEPEKK...PLAK....PLAK...PLAK...

"Oooooohh Muklis... Terussss... Sodok yang kenceng memek Mbakmu ini Kliiiss... Terusss...." Ucap Citra lantang sambil menguatkan jepitan otot vaginanya. Memerah batang berurat Muklis dengan kuat. 
"Aaarrgghh... Mbak.. Jangan diempot-empot dulu Mbaakk..." Jawab Muklis spontan. 
"Oooohh.. Nggak bisa Kliss.... Itu reflek memek Mbak kalo Mbak mau orgasme... Ohhh.... Mbak mau keluar Klis... Mbak mau ngecrooott...."
"Aaaarrrgghhh... Ngentot...Aku juga mau keluar Mbak...." Erang Muklis tiba-tiba, "Memekmu ngejepit banget Mbak... Aku nggak kuat lagi.... Aku mau keluar Mbaaakkk... Ooooohhhh...."
"Jangan dulu Klis... Bentaran lagi... Kita harus keluar bareng.... Mbak juga mau keluaar... Ooohh... Ooohh..."

KLOOONNNTAAANNGGG... KLONTANGG... KLONTANGG...
Tiba-tiba terdengar suara benda yang terbanting keras dari arah ruang tamu.

"Ehhh... Mbak... Udah Mbak..." Ucap Muklis kaget. Wajahnya pucat dan nafasnya terhenti. 

Muklis tiba-tiba sadar, jika lenguhan dan teriakan akibat persetubuhannya dengan kakak iparnya, mungkin terdengar hingga ruang tamu.

"Mbak... Sepertinya Mas Jupri denger..." Ucap adik ipar Citra itu panik sambil berusaha -buru berdiri dan mencabut batang penisnya yang masih tertancap erat didalam vagina kakak iparnya.

"Mana...? Enggak ah... Sepertinya Mas Jupri nggak tahu kok..." Jawab Citra sambil melongokkan kepalanya kearah ruang tamu. "Mana...? Mas Jupri nggak kesini kok Klis..."
"Iya... Tapi kali aja Mas Jupri denger Mbak..." Panik Muklis yang kembali berusaha mencabut penisnya lagi dari vagina istri kakak kandungnya yang sudah berbusa itu.

"Enggak Kliisss... Mas Jupri nggak denger... " Ucap Citra lagi yang berusaha meyakinkan lawan bersetubuhnya sambil kembali mengalungkan kedua kakinya ke pinggang Muklis. Berharap adik iparnya itu bisa kembali menyetubuhinya.
"Nggak ahh Mbak... Aku nggak berani ngelanjutin..." Tolak Muklis tegas.
"Uuuuuuhhh.. ..Muukliss bentaran dulu...." Cegah Citra yang merasa sedang tanggung sambil melirik kearah pintu ruang tamu.

"Tuuhh... Mana...? Mas Jupri nggak kesini kok Klis...." Ucap Citra kembali berusaha menenangkan adik iparnya, "Dia nggak kesini Klis... Ayo Sayang... Sodok memek Mbak lagi.... Mbak mau keluar ini.... "
"Tapi Mbak.... " Bingung Muklis yang juga mengntip kearah pintu ruang tamu.
"Setusuk dua tusuk lagi dehh... Mbak mau keluar nih Klisss... Ayoo.. Goyangin lagi kontolmu Sayang..."
"Nnnnnggg.... Nggak dulu deh Mbak... Kita udahan aja ya..."

Dengan mengerahkan tenaganya, Muklis berusaha bangkit. Melepas tusukan penisnya dari vagina Citra.

CLEP...PPLOP....

"Uuuuuuhhh.... Muukliss kok dicabut sihhh...?" Bentaran dulu napa.... Aaaahhh.... " Gerutu Citra yang mendapati lubang vaginanya ditinggal buru-buru. 
"Sudah Mbak.... Nanti kita bisa ketahuan Mbak...." Ucap Muklis yang segera berdiri dan mengelap batang penisnya yang masih berlumuran lendir kental barwarna putih dengan kaosnya.

"Aaaaahhh... Muklis niiihhh... Nggak seru deh.... Ayolah Klis... Lanjutin lagi...Mbak nanggung banget nih... Bentar aja Klis... Ini Mbak mau keluar kok...." Ucap Citra yang juga ikut berdiri dan menarik penis Muklis. Lalu ia memunggungi Muklis dan berusaha mengarahkan ujung batang penis Muklis 
"Ayo entotin lagi memek Mbak Klis..." Pinta Citra buru-buru memundurkan pantatnya dan Muklis supaya kembali menyodok celah vaginanya dari belakang.

"Jangan Mbak... Beneran deh.... Aku khawatir Mas Jupri kesini karena denger persetubuhan kita...."
"Nggak bakalan Klisss... Mas Jupri khan masih diruang tamu..."
"Tetep aja Mbak... Aku nggak berani..." Tolak Muklis yang kemudian mendorong tubuh Citra menjauh.

"Aaahhh... NGENTOT kamu Klis.... " Omel Citra ketika tak berhasil mengajak Muklis bersetubuh.

"Kamu sekarang nggak seru Klis... " Gerutu Citra lagi sambil menurunkan kain dasternya yang masih tersangkut di lehernya. "Kamu tega ya Klis... Nggak bisa ngertiin gimana perasaan Mbak... " Tambahnya dengan mata melotot. Menatap emosi kearah adik iparnya, " Kamu tega Kliss.... TEGA...". 
"Loh...Ehh....? Mbak....?" Bingung Muklis.

"Mbak lagi pengen banget disayang Klis... Mbak lagi pengen banget dimanja-manjain..."
"Nggg...."
"Kamu pernah denger khan Klis... Wanita... Kalo sedang hamil tua... Pasti nafsu birahinya sedang tinggi-tingginya Klis... ?" Tanya Citra yang kemudian menarik kursi makan, lalu duduk menghadap pintu ruang tamu. 

Sejenak, suasana dapur terasa hening. Citra dan Muklis tak berkata sepatah katapun. Mereka saling diam tanpa bersuara.

"Mbak..." Ucap Muklis yang memutuskan untuk meredakan ketegangan diantara mereka, "Maaf ya Mbak... Aku....."
"Sudahlah Klis... Lupain aja permintaan aneh Mbak tadi...." Ucap Citra tanpa menatap kearah Muklis. Mata Citra terlihat kosong. Hanya memandang jauh kearah pintu ruang tamu.

"Mungkin.... " Citra tak meneruskan kata-katanya. Sengaja membiarkan Muklis penasaran akan kalimat berikutnya. Citra menarik nafas dalam-dalam, siap mengatakan sesuatu. Namun, entah kenapa, kakak ipar Muklis itu tak juga berkata apa-apa.

"Mungkin.... " Ucap Citra lirih, "Jika kamu nggak bisa membantu Mbak buat ngebantu melampiaskan nafsu....... Yah kamu tahulah... " 

Lagi-lagi Citra tak meneruskan kalimatnya. Ia hanya mengusap selangkangannya yang masih berasa begitu gatal dari luar dasternya sambil tersenyum.

"Mungkin Mbak harus mencari pria lain lagi yang mau untuk.... " Tersirat perasaan gamang di wajah cantik Citra sebelum ia melanjutkan lagi kalimatnya, "Yaaahhh.... Sekedar bersenang-senang bareng Mbak...." 

"Mas Marwan... Kapan ya kamu pulang...?" Tanya Citra lagi.

Mendengar ucapan Citra, ingin rasanya Muklis memberitahukan kepada kakak iparnya mengenai hal yang sebenarnya. Namun, Muklis tak berani sama sekali. Ia hanya terdiam menatap kegamangan Citra dari tempatnya berdiri.

"Mas Marwan kok nggak pernah ada lagi untuk Mbak ya Klis... ?" Tanya Citra, "Dia kok lebih milih menemani pekerjaannya daripada calon anaknya... "

"Apa Masmu udah nggak kangen ama Mbak ya Klis...?"
"Apa Masmu udah nggak sayang lagi ama Mbak Klis...?"
"Atau apa mungkin Masmu sudah punya istri lagi disana...?"

"Mbak bingung Klis... Mbak juga butuh Masmu..."

"Butuh seorang pria untuk menemani Mbak... Bermain, jalan, dan bercanda ama Mbak..."
"Selain itu... Mbak juga butuh Masmu buat... Nengokin anak yang ada didalam kandungan Mbak..."

"Klis... ?" Panggil Citra lirih.
"I... Iya Mbak...?" jawab Muklis yang penasaran dengan apa maksud dari semua curahan hati kakak iparnya.

"Kalo kamu emang udah nggak mau nolongin Mbak lagi...." Perkataan Citra berhenti, wanita cantik itu kemudian menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya, "Kamu boleh kok ninggalin Mbak.... Dan pergi dari rumah ini... "

"Loohhh... Kok Mbak ngomongnya seperti itu Mbak...?"
"Hihihi... Nggak apa-apa Klis... Mungkin Mbak sekarang udah nggak menarik lagi... Jadi kamu sudah tak tertarik lagi untuk bersenang-senang dengan Mbak..."
"Bukan begitu Mbak..."
"Hihihi.. Nggak apa-apa Klis.. Mbak tahu kok..." Ucap Citra yang kemudian bangun dari duduknya, berdiri, dan melangkah kearah ruang tamu, "Maafin Mbak ya Klis kalo udah selalu nyusahin kamu..."


"Loohh....? Mbak...? Kamu mau kemana...?"
"Hihihi.... Berhungung adik ipar Mbak yang satu ini udah nggak mau diajak buat seneng-seneng... Mbak sekarang mau nyari pria yang bisa Mbak ajak buat... Hihihihi...." Tak menyelesaikan kalimatnya, Citra malah tertawa sambil melangkah menuju ruang tamu. 

"Mas Jupri...." Panggil Citra dari dalam rumah.
"Yaaaaa....?" Jawab Marwan spontan.
"Sini Mas... Temenin aku dooong..."





Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com