𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐂𝐢𝐭𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟐𝟗 | 𝐒𝐚𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 (𝟐)


"Nimaaah.... Nimaaahhh.... Buruan kemari... Cepaatt.... " Seru Nyak Enjot yang buru-buru masuk ke kamar periksa. "Kamu kok nggak mbangunin Nyak siiihhh.....?" Tambah Nyak Enjot dengan wajah tegang.
"Waduuuhhh Nyaaaakkkk... Nimah lupa...." Jawab Nimah sesaat kemudian. Juga, dengan wajah yang panik. 

"Heeh...? Kenapa Nyak...? Ada apa....?" Bingung Marwan yang langsung terjaga dari tidurnya. 

Melihat kedua terapi itu panik, Marwan jadi ikut-ikutan panik.

Nyak Enjot tak menjawab, ia hanya buru-buru jongkok di samping Marwan, diikuti oleh Nimah yang juga jongkok disampingnya.

"Parah nggak Nyak...?" Bisik Nimah pelan.
"Moga-moga enggak....." Jawab Nyak Enjot dengan nada tak kalah pelan.

"Ada apa sih Nyak....?" Heran Marwan ingin tahu. Tentunya, masih dengan nada panik

Dengan perlahan, Nyak Enjot membuka ikatan daun yang membungkus penis Marwan. Pelan, pelan, pelan, hingga akhirnya daun itu terlepas dari batang penis Marwan. 

"ASTAGA.... NYAAAKKKK....?" Seru Nimah kaget. "Kok bisa sampe begitu....?"
"Waduh.... Ini harus segera ditanggulangi Nduk..." Seru Nyak Enjot tak kalah kaget.

Karena masih dalam posisi rebahan, Marwan tak dapat melihat apa yang sedang terjadi dengan penisnya. Yang jelas, tiba-tiba Marwan merasa jika area selangkangannya terasa begitu panas. 

"Kontol saya kok berasa panas ya Nyak...? Perih..." Rintih Marwan. Karena penasaran Marwan pun akhirnya mencari tahu sendiri, apa yang sedang dihebohkan oleh Nyak Enjot dan Nimah. 

Dengan perlahan, ia pun bangkit dari posisi tidurnya dan menatap kearah selangkangannya.

"LOOOHH....? NYAAAAKKK...?!" Seru Marwan begitu mendapati penis kebanggaannya bengkak, dengan diameter batang penis yang hampir sebesar botol air mineral. "Kontol saya kenapa Nyak...? Kok bisa jadi seperti itu...?" Panik Marwan.

Dengan raut wajah yang kebingungan, Marwan tak tahu harus berbuat apa. Batang penisnya memang terlihat jauh lebih panjang daripada sebelumnya, namun terlihat begitu menyeramkan. Warnanya merah kehitaman, bentuknya tak beraturan, dengan kepala penis yang membesar, hampir sebesar bola tennis. Dan yang paling aneh, walau masih bisa merasakan sakit di penisnya, Marwan sama sekali tak merasakan apapun pada kedua kakinya. Marwan merasa, tubuh bagian bawahnya mati rasa. 

"Mak... gimana ini...? Kontol saya kok jadi aneh gini...?" Tanya Marwan lagi, "Trus...kaki saya kok nggak bisa digerakkan....?"
"Iya... Ini harus segera diobatin Den... " Jawab Nyak Enjot yang kemudian mengambil botol berisi ramuan dan segera membasuh penis Marwan. "Tahan bentar ya Den... Nyak harus menetralisir racun lintahnya... "
"Uuhh.. Jadi... Tadi.... Nyak beneran ngasih kontol saya dengan lintah...?"
"Iya Den... Ramuan Nyak tadi berisi lintah.... Dan kontol Aden terlalu banyak terkena racun lendir lintahnya...."

"Waduh....? Kok bisa begitu sih Nyak....? Ooohh.... Pelan Nyak... Ngilu.... " Panik Marwan.
"Maaf Den... Nyak tadi ketiduran.... " Jelas Nyak Enjot dengan wajah bersalah.

Menatap wajah renta Nyak Enjot, Marwan sejenak merasa kasihan, hingga akhirnya ia merasa tak tega juga marah-marah kepada orang tua itu. 

"Nimah... " Panggil Nyak Enjot.
"Ya Nyak...?"
"Ayo buruan... Kamu siapin ramuan kodok geol.." Ucap Nyak Enjot sambil terus mencabuti lintah beserta lendir-lendirnya yang masih menempel di batang kemaluan Marwan.

"Baik Nyak...." Jawab Nimah.
"Setelah itu... Kamu juga siap-siap ngegeol..."
"Ngegeol....? " Jawab Nimah heran, "Ha... Haarus saya Nyak...?" Tanyanya lagi mencoba meyakinkan.
"Hiiyalah.... Kamu... " Jawab Nyak Enjot..... "Cuman lendir memek wanita seusia kamu yang bisa menetralisir racun lintah dan ramuan Nyak ini...."

"Haa?... Lendir memek....?" Bingung Marwan.

"Cepetan Nimah... Kalo nggak cepet-cepet... Bisa lumpuh Aden ini..."
"Tapi Nyak.... ?" bingung Nimah. 
"Tapi kenapa....? Khan memek kamu udah biasa ngehadepin kontol-kontol seperti ini Nimah....?"

"Haaa...? Busyeet... Memek Nimah udah biasa ngehadepin kontol...? " Bingung Marwan lagi, "Apakah Nimah akan memberi terapi kontolku dengan memeknya...? Apakah Nimah akan memberikan lendir memeknya buat kontolku....?"

"Sekarang Nyak...? "
"Iyalah Nimah... Sekarang..... Biar racunnnya nggak semakin menyebar.... " Seru Nyak Enjot, "Ayo buruan... Buka jarit dan celanamu... Naik kesini lalu masukin kontol Aden ini ke memekmu...."

"Astaga... Benar... Minah akan menyetubuhiku..." Girang Marwan dalam hati. 

Walau ia sedang mengalami lumpuh separuh, tapi entah kenapa melihat gadis molek yang ada disampingnya itu akan menyetubuhinya, Marwan mendadak berasa fit.

"Waduh... Gimana ya Nyak..?"
"Gimana apanya...? Ayo buruan..... Kok malah diem aja..? Nanti keburu lumpuh kaki Aden ini..."


DEG....
Perkataan Nyak Enjot barusan, membuat jantung Marwan berasa mau lepas.

"Haaa...? Lumpuh Nyak....?"

Nyak Enjot menatap Marwan dalam-dalam, "Maaf Den... Kalo nggak segera ditangani, pembuluh darah Aden bisa tercemar oleh racun lendir lintah... Makanya harus segera dinetralisir... " Jelas Nyak Enjot, "Ayo Nimaaah... Buruan..."
"Nggg... Anu Nyak..."
"Adduuuhhh.... Kenapa lagi sih...? Kamu takut memek kamu sobek karena dimasuki kontol Aden ini...?" Tanya Nyak Enjot gemes.

Nimah menggeleng.
"Trus kenapa..? Kamu nggak sanggup...? Bukannya memekmu udah sering ngeladeni kontol segedhe ini...?"
"Nggg... Iya sih Nyak... Cuman..."
"Cuman apa lagi Nimah...? Ayo buruan naik..."
"Nggg... Anu Nyak... Nimah sedang mens Nyak..."

"Lohh....? Masa sih....?" Tanya Nyak Enjot yang kemudian merogoh selangkangan Nimah dari bawah jariknya, "Sialan.... Kamu bener Nduk.... Yaudah deh... Kalo begitu... Kamu siapin aja deh ramuan pencucinya... Biar Nyak yang ngegeol... "Jawab Nyak Enjot yang kemudian melepas kain jariknya dan memberikannya kepada Nimah. 

Lalu, dengan cekatan, Nyak Enjot menaiki tubuh Marwan yang masih terduduk bingung.

Tak disangka. Walau usia Nyak Enjot sudah hampir menginjak kepala 5, namun ternyata dibalik pakaian sederhananya, ia menyembunyikan bentuk badan yang sempurna. Kakinya ramping, putih, mulus dengan paha yang begitu semok menggoda. 

"Tahan bentar ya Den..." pinta Nyak Enjot sambil meludahi tangannya kemudian mengusapi vaginanya. Berusaha memberi cairan pelumas darurat kepada liang kewanitaannya yang masih kering.

Melihat vagina yang ada di depan wajahnya, Marwan juga kagum. Seumur hidupnya, Marwan tak penah mengira jika wanita renta yang akan menyetubuhinya, memiliki vagina seindah itu. Walau wajahnya sudah mulai keriput, namun, badan dan organ intimnya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda itu, bahkan jika mau disamakan, badan dan vagina Nyak enot tak kalah moleknya dengan tubuh gadis-gadis remaja pemberi kenikmatan, yang ada di rumah Kopral kemaren.

"Nimah... Tolong bantu Nyak megangin kontol si Aden... " Pinta Nyak Enjot. 
"Baik Nyak... " Jawab Nimah yang kemudian jongkok disamping Marwan dan memegang batang penis jumbo itu erat-erat.
"Kontolnya gedhe banget Nyak..." Kagum Nimah.
"Iya... Kali ini... Sepertinya Nyak bakal kerepotan nih...." Jawab Nyak Enjot. "Pegang yang kuat ya Nduk..."

Melihat tangan Nimah kesulitan menggenggam batang penis Marwan, entah mengapa Marwan tiba-tiba merasa girang. Walau bentuknya masih bengkak dan tak karu-karuan, tapi sekarang ia memiliki organ kejantanan yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Jauh jauh jauh lebih besar daripada sebelumnya.

"Tahan bentar Den...." Ucap Nimah yang kemudian mulai mengurut batang penis Marwan perlahan sembari tetap memegang erat batang itu supaya tetap tegak tinggi menjulang. 
"Tahan Nimah... Jangan digerak-gerakin dulu.... " Pinta Nyak Enjot yang kemudian segera menurunkan tubuhnya diatas selangkangan Marwan, mengarahkan liang vagina dan menyelipkan kepala penis jumbo itu kedalam celah kewanitaannya.

"HEEEGGGHHH.... " Erang Nyak Enjot berusaha memasukkan kepala penis Marwan yang bengkak sebesar bola tenis ke dalam vaginanya. "Susah banget Nimah.... Masih seret...."

Merasa kesulitan, Nyak Enjot mengangkat tubuhnya naik. Nimah yang ada disamping Marwan buru-buru memajukan tubuhnya lalu berjongkok di atas selangkangan Marwan. Dan tanpa disangka-sangka, gadis molek itu meludahi dan menjilati batang penis Marwan dengan cepat.

"Cuh cuuh... Sluuurrp Sluuurrp...... Cuh...." Ucap Nimah yang banyak-banyak meludahi penis Marwan.
"Ooouuuuuhhhh... Neeengg..." Lenguh Marwan keenakan.
"Cuh cuuh... Uudah Nyak...... Coba lagi... " Ucap Nimah yang merasa batang penis Marwan itu cukup licin.

Lagi-lagi Nyak Enjot mengangkangi batang penis Marwan dan kembali mencoba melesakkan batang ekstra besar itu ke vagina sempitya.

"HEEEEEGGGH... " Erang Nyak Enjot lagi sambil sedikit menggoyang-goyang pinggulnya. 
"Ayo terus Nyaaak.... Dorong yang kuaatt....." Seru Nimah memberi semangat sambil memegang batang penis Marwan kuat-kuat.
"Susah Nduk... Susah bangeettttt..... HEEEEEGGGH... " Rintih Nyak Enjot.

Karena batang penis Marwan terlalu besar, vagina Nyak Enjot terlihat begitu tersiksa. Walau belum sempat dimasuki oleh batang penisnya, mulut vagina Nyak Enjot terlihat terkuat begitu lebar. Namun, biarpun susah, Nyak Enjot terlihat pantang menyerah. Berulang kali Nyak Enjot berusaha memasukkan, hingga butiran keringat terliat mulai bercucuran di wajah rentanya.

CLEEEPPP

"Oooooohhh... Nyyyaaaaaakkkk...." Rintih Marwan begitu kepala penisnya berhasil terbenam kedalam vagina Nyak Enjot.
"Sssshhh... Akhirnya berhasil Den.... Kontolnya bisa masuk... " Seru Nyak Enjot lirih sambil menggigit bibir bawahnya. "Tahan ya Den..."
"Ooohhh... Nyaaak....." Lenguh Marwan sambil mengangguk... "Sempit bener memekmu Nyaaak...."
"Ehhmm.... Sssh... Bukan memek Nyak yang sempit Den... Tapi batang Aden yang kegedean..."

"Ahhh.... Nyak... Enak banget memekmu Nyaakkk... " Lenguh Marwan yang entah mengapa tiba-tiba meraih tubuh Nyak Enjot, dan kemudian membuka kain kebayanya dan mengenyot payudara wanita renta yang sedang menyetubuhinya. "Astaga Nyak... Tetekmu besar sekali..." Kagum Marwan sembari mengulum dan menghisap puting susu kanannya. sementara puting kirinya ia remas-remas gemas.
"Aaahhh.... Ooohhh... Deenn... Ennaaakkkk Deenn... Yang keeraasss ngenyotnya.....!" Lenguh Nyak Enjot yang sepertinya juga mulai terlena akan terapi penyembuhannya.

"Bukan main....! Udah nenek-nenek... Tapi masih begini hebat permainannya..!" batin Marwan sambil menatap mata Nyak Enjot yang terlihat begitu menikmati sekali setiap gesekan demi gesekan vagina rentanya dengan penis jumbo Marwan.
"Aaahhh Deeen... Enak banget kontolmu Deeen.... Ssshhhssshhh..!" desah Nyak Enjot manja.

Begitupun dengan Marwan, dengan penis barunya, ia dapat dengan mudah memberikan kenikmatan kepada Nyak Enjot. Bahkan dengan panjangnya batang penisnya, Marwan dapat langsung merasakan rahim wanita renta itu dengan kepala kejantanannya.
"Aaahhh... Nyaak... Sumpah... Memekmu eeennnaaakkk sseeekkkaallliii...." Girang Marwan sambil meremas kedua payudara Nyak Enjot yang tak henti-hentinya bergoyang.

"Deen.... Sepertinya Nyak nggak sanggup lagi Deen.... Kontol Aden benar-benar hebaaat.... " Lenguh Nyak Enjot tiba-tiba ," Nyak sepertinya mau ngecrit Deeennn... Ooohh...."
"Looh... Nyak...? Cepet amat Nyak....?" Heran Nimah yang sepertinya tak percaya jika bibinya itu akan orgasme secepat itu.
"Kontol Aden ini enak sekali Ndukkk... Nyak nggak sanggup lagi...." Rintih Nyak Enjot sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sssh... Nyak mau keluar Deeenn... Ohhh... Nyak.... mau.... Keeeeeluuuuuaaaaarrrrr..."

CREEET CREET CREEETTTTCEET CREEETT CREET CREEETTTTCEET

Tubuh Nyak Enjot menggelijang hebat. kepalanya menengadah dan mulutnya terbuka lebar. Wanita renta itu orgasme. Orgasme hebat.
"Deeeennn... Nyaaak..... Uuuuddddaaahhh keluaaarrr... Aaaaaaahhh..!" Desah wanita renta itu tidak menentu.

CREEET CREET CREEETTTTCEET CREET CREEETTTTCEET
Begitu Nyak Enjot orgasme, cairan hangat vaginanya segera menyelimuti kepala dan batang kejantanan Marwan. Banyak sekali. Hingga tak sedikit yang merembes keluar dari vaginanya.

Sejenak, Nyak Enjot menghentikan goyangan pinggangnya, dan mencoba mengatur nafas. 
"Hhhh....hhhh....hhhh.... Den.... Barusan Nyak... Hhhh....hhhh.... Ngelakuin ritual Kodok Geol... Hhhh....hhhh...." Ucap Nyak Ejot, " Itu supaya racun di ramuan Nyak tadi hilang... Hhhh....hhhh....Sekarang.... Aden coba gerakin otot kontol Aden... Supaya Nyak tahu... Kodok Geol Nyak berhasil atau tidak...."
"Baik Nyak...." Ucap Marwan yang langsung mencoba mengejankan otot penisnya. Membuat batang kemaluannya itu menggembung tiba-tiba.
"Ooohh.. Deenn... Cukup... Cukup...." Seru Nyak Enjot yang seketika merasakan pijatan di vaginanya. 
"Enak Nyak...." Seru Marwan yang tak mengindahkan ucapan Nyak Enjot. Ia malah mempermainkan kekuatan otot penisnya kuat-kuat, membuat batang penisnya semakin menggembung besar.
"Adeeeenn... Cukuuuupppp...." Erang Nyak Enjot, "Memek Nyak ngilu banget iniiiihhhh...." Tambah Nyak Enjot manja sambil mencubit pinggang Marwan.
"Uuuuhh... Hehehehe... Habis memek Nyak enak banget Nyak...." Canda Marwan
"Sekarang... Coba Aden gerakin kaki Aden... Udah bisa gerak belom....?"

Perlahan, Marwan mencoba menggerakkan otot kakinya. 
"Bisa Nyak.... Kaki saya udah bisa gerak lagi...." Girang Marwan.
"Bagus... Berarti terapi Nyak sudah berhasil semuanya...." Kata Nyak Enjot, "Nimah.... Bantu Nyak berdiri dong... Lutut Nyak lemes...."
"Hihihi... Gimana nggak lemes Nyak... Wong Nyak keluar sampe banjir begitu.... Hihihi...." Canda Nimah yang kemudian meraih tangan Nyak Enjot dan mengangkatnya berdiri.

"Loohh... Nyak... Saya belum keluar Nyaaak.... Nanggung nih Nyakkk...." Seru Marwan yang tiba-tiba menahan paha Nyak Enjot supaya tak segera berdiri, "Bantu saya buat keluarin enak dulu ya Nyak... Hehehehe.... HAP Haemm...." Tambah Marwan yang kemudian melahap payudara Nyak Enjot lagi sembari mendorong tubuh Nyak Enjot supaya rebah di atas kasur kapuknya.

Sekarang, posisinya menjadi terbalik. Marwan yang semula telentang dan diam saja ketika diberikan goyangan kodok geol oleh Nyak Enjot, sekarang berada diatas. Terlebih, karena kakinya sudah bisa digerakkan lagi, Marwan sekarang menindih tubuh molek Nyak Enjot. Dan sekarang tubuh Marwan berada tepat ditengah-tengah selangkangannya. 

Karena paha Nyak Enjot masih terbuka lebar, Marwan langsung kembali menghentakkan batang penisnya ke dalam liang vagina dukun urutnya itu. Dan dengan kecepatan tinggi, Marwan langsung menggenjot vagina tua itu secepat mungkin. 
"Sekarang Nyak bikin kontol aku enak ya Nyaakk...Sluurp.... " Ucap Marwan sembari menyucup payudara besar Nyak Enjot yang ikut bergoyang seiring sodokan kasar Marwan.

"Deeenn.... Uhhh.. Uhhh....Pelan Deenn.... Memek Nyak masih ngilu.... Nyak eenggaaakkk taahhhaannn Deeen.... Adduuuhhh.... Geeellii..!" Rintih Nyak Enjot sambil berusaha menjauhkan tubuh Marwan dari tubuhnya. Nyak Enjot kelojotan, payudaranya bergoyang-goyang. Dan bibirnya selalu menggigit bibir bawahnya. 
"Seksi sekali kamu Nyak... " Seru Marwan dalam hati sembari tangannya terus meremas-remas kedua payudara besar Nyak Enjot. Sementara penisnya, terus menggenjot vagina sempitnya yang sudah basah kuyup karena cairan orgasmenya.

"Heei Maas... Jangaaan...." Seru Nimah berusaha menarik tubuh Marwan supaya menjauh dari Nyak Enjot.
"Bentar ya sayang.... Biarin Masmu ini menikmati tubuh bibimu ini dulu ya...." Seru Marwan sambil tersenyum manis kearah Nimah.

Aneh. melihat senyum Marwan, entah mengapa Nimah tiba-tiba menurut. Ia hanya mengangguk dan tak lagi mengganggu Marwan.

"Sekarang... Puasin saya ya Nyak Enjot yang cantik.... Puasin kontol besar saya..." Seru Marwan yang kemudian semakin mempercepat gerakan maju mundurnya. Menghantamkan batang penis jumbonya ke vagina mungil Nyak Enjot.

PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..

"Oooohhh... Deeeennn..... Pelan-pelan Deeennn..." Rintih Nyak Enjot.
"Hehehe... Nikmatin aja Nyak.... Biar saya bisa kasih Nyak enak lagi..."

PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK

"Tetek Nyak bagus sekali Nyak.... Saya suka... Sluuurp... Cup Cup... " Puji Marwan sambil terus menyeruputi payudara besar Nyak Enjot, "Bagus sekali Nyak... Montook..." Tambahnya lagi sembari mengagumi payudara wanita renta itu. Walau warnanya tidak seputih payudara Citra dan agak sedikit coklat seperti warna kulitnya, tetap saja, keindahannya hampir serupa dengan payudara istrinya. Dengan perlahan, Marwan mengelus-elus daging besar itu sembari menyentuh puting Nyak Enjot yangsudah semakin menonjol. Setiap puting Nyak Enjot disentuh, dia menggelinjang. Lucu. Gerakannya mirip remaja baru pertama kali bersetubuh.

"Ooohh.. Geli Deeenn... Ampuuunnn....."
"Geli tapi Nyak suka khaann...?"
"Oooouuuhh.... Deeen Marwaaann...."

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK

Sejenak, Nimah melihat ada sebuah keanehan ada persetubuhan itu. Walau sepertinya dipaksa, Nyak Enjot, bibi kesayangannya itu tak sepenuhnya menolak perlakuan kasar Marwan ketika menyetubuhinya. Bahkan sekilas, terlihat senyuman aneh di bibirnya. Senyuman yang setahu Nimah, adalah senyuman kemenangan setiap kali Nyak Enjot berhasil melakukan sesuatu.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK..... PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK.. PLAK PLAK PLAK PLAK

Hampir dua puluh lima menit Marwan dan Nyak Enjot bersetubuh. Dan hampir selama itu, Nimah hanya bisa menatap persetubuhan itu. Marwan yang semula culun, setelah mendapatkan terapi dari Nyak Enjot, ternyata memiliki stamina yang cukup hebat. Berkali-kali ia berhasil memberikan kenikmatan orgasme kepada Nyak Enjot. Yang mana, wanita renta itu jarang sekali mendapatkan dari pasien-pasiennya.

Hingga akhirnya Marwan berteriak lantang dan menghentakkan pinggulnya kuat-kuat kearah selangkangan Nyak Enjot.

"Aaahhh... Nyaaak...... Saya Mau keluar Nyaaakk... Saya... ssaammmpeee... Aaaaahhh..!" Raung Marwan yang diikutin oleh sebuah hentakan pinggulnya yang hebat. 

CROOOT CROOOTTTT CROOCOOOTTTT... CROOOT CROOOTTTT CROOCOOOTTTT.... CROOOTTTT CROOCOOOTTTT.....

Belasan semburan sperma melesat masuk memenuhi liang peranakan Nyak Enjot. Sebuah sensasi orgasme yang seumur hidup Marwan, tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Ooooooooohhhhhhhhhh..... Nyaaaaaakkkkkkk......... Eeeeennnnaaaaaakkkkk seeekaaaaliiii eeemppoootaaaan mmeeemeeekmuuu Nyaaaaakkkkkk....." Raung Marwan sambil terus menghentak-hentakkan penisnya kuat-kuat. "Saaaayaaaa.... Puuuuuaaaasssss...... Nyaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk..............." Tambah Marwan yang setelah itu langsung ambruk menimpa tubuh molek Nyak Enjot. 
"Hihihi... Sama Den... Nyak juga... Puuuuaaasss...." Kata Nyak Enjot tersenyum sambil mengusap dahi Marwan yang basah oleh keringat. "Kontolmu sekarang sudah berubah Den... Sudah bisa memberi kepuasan kepada vagina manapun yang Aden mau...." 
"Makasih ya Nyak... Makasih...." Ucap Marwan yang kemudian, entah kenapa, mengecup wajah, pipi dan bibir Nyak Enjot berulang kali. Membuat Nimah yang melihat persetubuhan mereka berdua menjadi iri karenanya.

"Bangun Mas... Jangan nemplokin Nyak Enjot mulu.... Berat tauuuk...." Seru Nimah yang kemudian mengangkat tubuh Marwan supaya tak menindih bibi kesayangannya. "Nyak... Udahan yuk... Udah hampir sore ini"
"Eh iya ya...? Waduh... Nyak nggak sadar.... Hihihi...."
"Gimana mau sadar....? Wong sedari jejeritan keenakan gitu....Untung aja Mas Suroso tidurnya didepan kaya kebo... Jadi nggak kebangun...."
"Emang kalo kebangung kenapa Neng...?" Tanya Marwan,
"Ya kali aja dia jadi nafsu trus ngegabruk Nimah...."
"Hihihi... Wong kontol Den Marwan enak sih...Hihihi...." Canda Nyak Enjot, "Kenapa....? Kamu pengen ya Nduuuk....?"
"Idiihh.... Ngapain amat.... Udah ah Mas... Ayo berdiri.... Nimah mau bebenah.... "

PLOP

Suara penis Marwan ketika tercabut dari vagina Nyak Enjot. Diikuti oleh lelehan lendir kental yang meleleh keluar dari vagina Nyak Enjot.

"Uuuhh... Den... Pelan-pelan napa.... Ngiluuuu...." 
"Eh ehh... Maaf Nyak... Saya nggak tahu...."

"Besok-besok... Kalo habis ngentot ama wanita lain.... Jangan main cabut aja Mas... Kasihan memek wanita yang kamu tidurin..." Celetuk ketus Nimah tiba-tiba,"Mentang-mentang udah jadi raksasa... Asal-asalan maen cabut...."

"Looh... Kok kamu jadi sewot Nduk...?" Heran Nyak Enjot.
"Siapa yang sewot....? Enggak kok... " Jawab Nimah cemberut
"Hihihi... Kamu pengen yaaa....? " Goda Nyak Enjot. "Besok deh... Kalo Aden ini balik lagi... Kontolnya buat kamu semua...." 
"Beneran Nyak....?" Tanya Nimah dengan wajah yang mendadak ceria.
"Iyaaa..... Habisan.... Kamu mens sih... Jadi perjaka kontol baru Aden ini buat Nyak... Hihihi....."

Sejenak, Marwan dan Nyak Enjot mencoba mengatur nafasnya. 
"Makasih ya Nyak...." Ucap Marwan sembari menatap langit-langit kamar periksa.
"Sama-sama Den..." Jawab Nyak Enjot yang kemudian langsung bengkit dan mengelap vaginanya dengan kain jarik. "Nimah... Setelah ini.... Kamu beresin semua ya Nduk... Nyak mau istirahat..." 
"Baik Nyak..."

Melihat goyangan pantat Nyak Enjot ketika keluar kamar dan meninggalkan dirinya, penis Marwan kembali tegang. Marwan merasa begitu senang ketika mengetahui jika bentuk penisnya sudah berubah, menjadi lebih besar, panjang, kuat dan kekar. terlebih melihat tonjolan urat-urat yang melingkari sekujur batang penisnya, membuat rasa percaya dirinya meluap-luap.

"Kontolku.... Mirip akar pohon...." Seru Marwan lirih. 
"Ehh.. Kenapa Mas...?"
"Kontolku hebat ya Neng...?"
"Iya hebat... Sampe bisa ngebikin Nyak kelojotan enak seperti itu...."
"Emang Nyak nggak pernah seperti itu ya Neng...?"
"Hihihi... Jarang Mas.... Udah ah.... Yuk... Sekarang kontolnya dibersihin dulu Mas... " Ucap Nimah yang kemudian membasuh penis jumbo Marwan dengan cairan pekat lagi. Tentunya sembari terus menguruti batang penis Marwan.

"Uuuuuh..."
"Enak Mas...?"
"Banget...."

Melihat penisnya sedang dirawat Nimah, Marwan pun takjub. Ia tak menyangka jika sedari tadi diterapi, penisnya mudah sekali tegang. gampang sekali ereksi. Bahkan jika diingat-ingat, ini adalah ereksi terlama dalam hidupnya.

"Ssssh... Pelan Neng... Ngilu..."
"Hihihi... Iya Mas... Pastinya..... " Jawab Nimah yang kemudian melakukan pemijatan penis lagi. Menekan titik-titik di sekitar batang penis Marwan. "Kalo Mas masih pengen ngecrot lagi... Keluarin aja ya Mas...Yang banyak..."
"Uuuhh.... Emang masih bisa ya neng...?"
"Hihihih... Coba aja sendiri...." Jawab Nimah sembari terus memijit titik-titik syaraf penis Marwan.

"Uuuuhhhh.... Neeeeenngg.... Enak banget pijatanmu sayaaang...." Seru Marwan yang kembali dibuat menggeliat-geliat keenakan. "Bikin kontolku gampang keluar ajaaa.... Kocokan tanganmu... Bikin kontolku pengen ngecrot muluuuu....Ooohh.... "
"Hihihi... Keluarin aja Maaas...."
"Oooh... Ooohh.. Oooohhh.... Aku mau keluar lagi Neeeeeng... Ooohh.. Ngennntooottt....."
"Yaudah... Keluarin aja Maass... " Jawab Nimah yang kemudian membuka mulutnya lebar-lebar dan melahap kepala penis Marwan.
"Oooohhhsss... Neeeng..."

CROOOTTTT CROOCOOOTTTT... CROOOT CROOOTTTT

Semburan sperma Marwan lagi-lagi, menyembur dengan derasnya. Heran. Ia sama sekali tak menyangka jika penis barunya ini bisa menyemburkan benih kenikmatan sebanyak itu. bahkan saking banyaknya, tak sedikit sperma Marwan yang menyembur kewajah imut Nimah.

"Wuuiiiihhh... Banyak sekali Maaas...."
"Ooohh.. Ooohh.. Nimaaahh.... Tanganmu selalu bisa bikin kontolku enaaakkk...."
Hihihii... Ini baru tangannya loh Mas... belom anunya...." Goda Nimah sembari menyucup seluruh sperma dari mulut penis Marwan. "Cruuuppp.. Sluuurpp... Kalo udah kena anu Nimah... Kontol Mas bakal makin enak lagi... Hihihi..."
"Haaah...? Emang boleh ya...?"
"Hihihi..... Boleh nggak yaaa....?" Goda Nimah lagi, "Yak... Udah selesai... Sekarang tinggal dibungkus perban aja..."

"Loooh...? Kok udahan Neng....?"
"Iya Mas.... kontol baru... Jangan terlalu sering dipake.... Nanti efek ramuannya berkurang..."
"Emang kalo berkurang gimana....?"
"Mas mau kontolnya balik ke seukuranan kelingking gini....?" Tanya Nimah sembari menunjukkan kelingking imutnya
"Iiihh.. Amit-amit Neng...."
"Makanya... Dieman-eman mainnya.... Ingat Mas... Terapi Nyak Enjot ini membutuhkan waktu selama semingguan. Dan selama seminggu itu pula, Mas nggak boleh membuka perban ini... " Nasehat Nimah, "Trus setiap pagi... Mas harus membasahi perban ini dengan ramuan dari Nyak..."

"Iya Neng... Semua bakalan aku turutin...."
"Bagus.... Minggu depan kemari laginya Mas..."
"Loh... ? Kok harus kesini lagi Neng...? Emang nggak bisa ya ngelepas perban sendiri...?"
"Hihihi... Bisa sih.... " Jawab Nimah singkat, "Tapi... Emang Mas nggak pengen ngetes kontol baru Mas ama saya...? Seminggu lagi..... Saya udah nggak mens loh... Hihihi...."


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com