𝐃𝐨𝐬𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟐𝟖 [𝐊𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚𝐮𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐭𝐢 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐔𝐬𝐭𝐚𝐝𝐳𝐚𝐡]

Aini mulai merasakan rasa nyaman dan hangat dalam pelukan pemuda tampan itu.
Tapi saat aini mulai hanyut dalam Gelora terlarang itu, tiba-tiba hal yang tak terduga pun terjadi.

Franz tiba-tiba melepaskan pelukan nya dari tubuh sang ustadzah,

aini pun merasakan sesuatu yang hilang dari nya saat franz melepaskan pelukannya pada ustadzah cantik ini.

Entah mengapa hati aini kembali galau dan gamang saat franz melepaskan pelukan nya.

Padahal seharusnya aini merasa lega karena ia bisa saja pulang dan menghindari franz sekarang, tapi hati aini malah mengatakan Hal yang sebaliknya.

Hati aini terasa hampa saat franz melepaskan pelukan hangat nya di tubuh sang ustadzah itu.

Franz pun menjauh dari tubuh aini dan Franz pun duduk di sofa Tengah apartemen itu, sementara itu aini masih diam mematung di depan pintu

" Silahkan kak... Kalau kak aini mau pulang.... Tapi mungkin jam segini udah ngga ada ojek online kak... Dan maaf aku ngga bisa anter.. Karena aku baru aja minum ini..." ucap Franz sambil meneguk anggur yang ia tuang tadi.

Aini pun kaget melihat franz minum minuman yang jelas dilarang di kepercayaan sang ustadzah.

" Ta... Tapi franz... " ucap aini yang terlihat tak yakin dengan apa yang ingin ia katakan

" Silahkan kak... Aku ngga akan cegah kak aini pergi... Tapi kalau kak aini pengen kembali kesini... Pintu apartemen ini akan selalu terbuka buat kak aini..." ucap Franz sambil meneguk lagi anggur mahal koleksi nya itu.

Mendapat perkataan seperti Itu dari franz entah mengapa hati sang ustadzah terasa sangat sakit,

aini pun mengumpulkan semua keyakinan dan kepercayaan dalam dirinya.

Setelah mengambil dan memakai lagi hijabnya, aini pun berjalan menuju ke pintu keluar apartemen franz.

Ckkkleekkk......

Aini pun membuka pintu apartemen itu dan dengan langkah yang sangat berat,

Perlahan ustadzah cantik itupun berjalan meninggalkan apartemen franz.

Sementara itu franz masih terduduk sambil menikmati minuman ber alkohol kesukaan nya itu, franz pun tersenyum melihat kepergian aini

" Tunggu aja 1...2...3..." ucap Franz sambil tersenyum santai.

Dosisi lain entah mengapa langkah aini terasa begitu berat untuk meninggalkan apartemen mewah pemuda tampan itu.

Aini pun lalu membuka Handphone nya dan saat ia melihat ke Handphone nya ternyata jam di HP aini itu sudah menunjukan pukul 1 malam.

Aini pun merasa perkataan franz itu benar, jika jam segini bisanya tak ada transportasi online yang masih beroperasi.

Aini pun takut jika seandainya adapun, bisa saja sopir kendaraan itu adalah orang jahat yang bisa saja merampok ataupun memperkosa nya.

Aini merasa jika perkataan franz tadi benar, entah mengapa perkataan franz tadi terus terngiang ngiang di kepala aini.

Aini pun terduduk di depan lorong apartemen franz sambil membuka aplikasi pesan miliknya.

Aini pun melihat pesan yang masuk dan ternyata hanya pesan grup yang tak jelas yang ada di Handphone nya.

Aini merasa kecewa karena dimas yang ia harapkan menghubungi nya

untuk minimal bertanya kabar ternyata selama seharian ini tak sekalipun menghubungi nya.

Aini pun merasa marah dan kecewa dengan suaminya yang ia rasa tidak perhatian padanya,

aini pun membandingkan perhatian yang diberikan dimas suaminya dengan perhatian yang selalu diberikan franz.

Aini malah justru merasakan jika perhatian yang diberikan franz yang notabene bukan siapa-siapa bagi Aini, justru memberinya perhatian yang lebih intens.

Aini pun melihat lagi liontin mewah yang ia pakai yang juga hadiah dari franz,

sebuah liontin uang harga nya hampir sama dengan harga mobil.

Aini pun melihat sebuah gelang emas yang diberikan suaminya di saat ulang tahun pernikahan kedua mereka dulu,

gelang yang harganya tak sampai 1 juta Itu jelas tak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan liontin yang diberikan franz tadi.

Sang ustadzah pun kembali membandingkan bagaimana suaminya yang sangat perhitungan membuatnya harus berkerja keras di toko online nya.

Sedangkan franz cenderung bisa memanjakan aini bahkan franz adalah pria yang sangat loyal dalam mengeluarkan uang untuk aini.

Apa yang dilakukan franz itu sangat berbeda dengan apa yang dilakukan suami aini.

Entah mengapa perkataan franz yang mengatakan jika pintu

untuk kembali ke franz selalu terbuka untuk aini, malah terus terngiang di otak ustadzah aini.

Aini yang harusnya langsung pulang tanpa pertimbangan apapun,

justru kini malah seakan ia terus teringat perkataan franz tadi.

" Astagfirullah aini... Apa yang kamu pikirkan... Kenapa kamu seperti ini... Kenapa kamu bandingkan apa yang tak seharusnya kamu bandingkan... Kenapa kamu bandingkan suamimu sendiri dengan pria yang sudah tega menodai mu aini...!!!"

" Sadarlah aini... Sadarlah... Dia bukan siapa-siapa buatmu... Sadarlah...!! " ucap aini yang mulai marah pada dirinya sendiri.

Tak lama aini pun akhirnya membuat keputusan dengan mempertimbangkan segala aspek yang akan terjadi dan telah terjadi.

Di apartemen franz, terlihat franz pun sudah menghabiskan sebotol anggur mahal kesukaan nya itu.

Franz yang mulai merasa ngantuk pun menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil,

saat masuk ke kamar mandi betapa terkejutnya franz saat melihat sesuatu yang tergeletak di atas wastafel nya.

Franz pun tersenyum sambil mengambil benda itu, lalu

" Cuppphhhh... Mmhhh... Slurrppp... Ahhhhh... Kakkk... Ainiiii.... Sungguh wangi tubuh mu... Cupphhh...." ucap Franz sambil menciumi benda yang ditinggalkan aini di kamar mandi franz itu.

Benda itu tak lain adalah sebuah bra warna coklat muda milik aini yang ternyata lupa untuk dipakai aini.

Ya....

Ternyata tadi tak hanya hijabnya yang lupa ia pakai, aini pun lupa jika ia belum memakai kembali bra nya

sehingga puting payudara sang ustadzah tercetak jelas dibalik baju yang ia pakai.

Sambil menciumi bra berukuran 34B milik aini itu, franz pun langsung mulai mengocok batang kontol jumbo nya.

" Mmpphhh... Aahhh.. Ohhh... Kakkk ainiii.. Seandainya kau kembali kesini sekarang... Aku pasti akan.... Mmhhh... Ohhh...." desah franz sambil mengocok batang kontolnya sendiri.

Franz pun membayangkan lagi rasa kenikmatan yang ia dapatkan saat dirinya menyenggamai ustadzah cantik itu.

Ingatan franz tentang kehangatan tubuh wanita idaman nya itu

membuat pemuda kata raya ini pun semakin semangat mengocok batang kontolnya. Hingga

Crootttt.... Croottt... Croottrt...

Franz pun menyelesaikan masturbasi nya, dan ia pun membersihkan sisa sperma nya dengan tissue toilet.

Setelah puas franz pun keluar dari kamar mandi sambil membawa bra milik aini yang rencananya ingin franz jadikan koleksi untuk bahan masturbasi nya.

Saat franz hendak menuju ke kamarnya tiba-tiba..
........

-----------------------------


Crootttt.... Croottt... Croottrt...


Franz pun menyelesaikan masturbasi nya, dan ia pun membersihkan sisa sperma nya dengan tissue toilet.

Setelah puas franz pun keluar dari kamar mandi sambil membawa bra milik aini yang rencananya ingin franz jadikan koleksi untuk bahan masturbasi nya.

Saat franz hendak menuju ke kamarnya tiba-tiba..

Tokkk.... Tokkk... Tokkkk....

Terdengar suara ketukan pintu diluar apartemen franz, franz pun mengecek dari layar monitor di ruang tengah.

Franz pun tersenyum tipis saat melihat sosok yang sudah ia duga akan datang ke tempat itu.

Cleeekkkkk.....

Franz pun membukakan pintu apartemen nya dan masuklah seseorang yang terlihat sangat canggung.

Franz pun tersenyum saja melihat tingkah aneh dan sangat canggung dari wanita yang baru saja masuk ke apartemen nya itu.

" Oh... Kak aini... Aku kira udah pulang kak... Aku ngantuk kak... Mau tidur dulu...!!" ucap franz dengan nada datar.

Entah mengapa mendapat perlakuan dingin Gari dari franz membuat hati aini jadi sakit.

Aini pun merasa kecewa dengan perlakuan franz, padahal aini dengan penuh pertimbangan sudah memilih untuk kembali ke apartemen franz.

" Franz.. Tu.. Tunggu franz...!!" ucap aini pelan.

Tapi bagai tak peduli, franz pun masuk dan menutup pintu kamarnya.

Aini pun hanya termenung berdiri mematung di ruang tengah apartemen franz itu.

Entah mengapa mendapat sikap dingin dari franz, terasa jauh lebih pedih dibanding dengan saat aini kecewa dengan suaminya.

Entah mengapa perasaan yang dirasakan aini kepada franz jauh lebih kuat dari yang ustadzah cantik itu rasakan pada suaminya sendiri saat ini.

Aini pun lalu terduduk sambil menangis sendirian di sofa ruang tengah apartemen franz itu.

Aini pun merasa galau, ia yang sudah rela membuang harga dirinya untuk kembali ke apartment franz justru mendapat sikap dingin dari pemuda tampan itu.

Aini pun merasa sakit hati karena sikap franz kini sperti dimas suaminya, aini pun merasa dirinya kembali kesepian.
.....​

" Hikkss.. Hiksss... Apa yang kau lakukan aini...? Kenapa juga kau kembali ke tempat ini...?!" ucap aini pada dirinya sendiri.

Meski merasa kecewa tapi hati aini merasa masih mengganjal,

ustadzah cantik itupun memberanikan dirinya untuk memalukan apa yang ia ingin lakukan.

Aini pun lalu bangkit dari posisi nya dan berjalan menuju pintu, tak lama.............
Tokkk... Tokkk... Tokkkk...

Ceeekleekkkkk......

Pintu pun terbuka, franz pun keluar dari kamarnya

" Ada Apa kak....? Kak aini ngga jadi pulang..? Katanya mau pulang...?" ucap franz sambil berdiri di depan pintu kamar nya.

Gluuggggg....

Aini pun hanya bisa menelan ludah saat melihat sosok franz yang memang hanya memakai celana pendek tanpa pakaian bagian atas.

Memang franz selalu merasa kepanasan saat tidur harus memakai kaos, sehingga franz lebih terbiasa telanjang dada saat ia tidur.

Aini pun hanya bisa menelan ludah saat melihat kembali betapa seksi nya tubuh pemuda tampan itu.

Pandangan aini pun tak bisa lepas dari keindahan tubuh dan wajah tampan franz yang membuat ustadzah muda itu ingin memeluknya.

" Kak... Ada apa kak...? Kalau kakak minta dianter... Maaf kak... Aku ngga bisa... Aku baru aja minum alkohol... Jadi ngga bisa bawa mobil..."

" Kalau ada yang ingin kak aini katakan... Katakan aja kak...!! Aku ngantuk banget..." ucap Franz sambil mengelus kepala nya sendiri.

Aini pun terlihat ragu ragu seperti menahan sesuatu dalam pikirannya,

aini pun hanya bisa menggengam tangganya sendiri sambil mengumpulkan semua keberanian nya.

" Kalau gitu aku tidur dulu ya kak... Hooaaammmm...!" ucap franz sambil menguap.

Saat franz berbalik dan hendak berjalan menuju ranjang, tiba-tiba hal yang tak terduga pun terjadi.

" Tu.. Tunggu franz..." ucap aini sambil memegang tangan franz untuk menahannya pergi dari hadapan sang ustadzah.

Franz pun berbalik badan dan melihat aini seperti masih ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu padanya.

" Ada Apa sih kak...?" tanya franz sambil menatap aini mata ustadzah cantik itu.

Akhirnya dengan semua keberanian yang ia miliki sambil memegang erat tangan franz, aini pun berkata pada franz

" Franz... Bo... Boleh ngga.. Ka... Kakak.. Ti.. Ti... Tidur disisi...? " tanya aini dengan wajah yang sudah merah padam bagaikan udang rebus.

Entah mengapa seorang ustadzah yang berstatus sebagai seorang istri seperti aini bisa bisanya mengatakan hal seperti Itu

Apalagi kata kata itu ia katakan pada seorang pria yang jelas bukan muhrim nya.

Ditambah lagi pria itu selain lebih muda darinya, juga jelas jika franz berbeda keyakinan dengan sang ustadzah.

Mendengar perkataan aini itupun franz tersenyum tipis yang menandakan jika apa yang ia pikirkan tadi benar-benar terjadi.

" Ohhh... Kak aini mau nginep disini...? Silahkan kak...!! Mau tidur di mana kak..? Kamar tidur disini cuma satu kak... Yang ada cuma sofa..." ucap Franz kembali mencoba memancing sang ustadzah untuk mengungkapkan Apa yang ia inginkan.

Aini kembali terlihat ragu ragu untuk menjawab pertanyaan franz itu,

sambil kembali menggenggam erat tangannya aini pun menjawab

" Di.. Di sini franz... " ucap aini dengan pelan dan malu malu.

Franz yang sebenarnya mendengar jawaban aini pun bertanya kembali untuk menggoda sang ustadzah

" Kak aini mau tidur dimana...? Mau di sofa Tengah atau di kamar...? Kalau di kamar sama aku nanti kak... "

" Kak aini mau ngga...?" tanya franz menggoda aini.

Ustadzah muda itupun terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan franz yang jelas tak pantas untuk ia jawab.

Meski otak aini jelas menolak untuk tidur di apartemen franz, tapi hati ini menginginkan hal ini terjadi.

Aini pun terlihat ragu-ragu untuk menjawab, ustadzah muda itu hanya diam sambil menggengam erat tangannya sendiri.

" Gimana kak... Mau bobok dimana..? Kak aini pasti ngga mau tidur disini ya... Yaudah.. Aku Ambil in selimut buat kak aini... Tunggu ya.." ucap Franz kembali berbalik.

Tapi seperti sebelumya aini menahan langkah franz dengan cara memegang tangan pemuda tampan ini.

Aini pun menatap wajah franz dengan tatapan yang mengisyaratkan sesuatu yang ia pikirkan.
" Ada Apa lagi kak...? Akku beneran ngantuk nih...?" tanya franz yang terdengar kesal. Aini kembali terlihat ragu,

namun kali ini aini berniat untuk menyampaikan apa yang ingin ia katakan

" Franz... Bo.. Boleh ngga aku tidur disini...?" tanya aini....
.......

" Boleh kak.. Boleh. Ini aku Ambil in selimut buat Kak aini kalau mau tidur di sofa.." jawab franz

" Bu.. Bukan begitu franz..!! Kakak pengen tidur disini...?!" ucap aini malu-malu.

" Maksudnya...?? Kak aini maymu tidur di kamar aku...? " tanya franz lagi.

Aini pun mengangguk tanda mengiyakan pernyataan franz tadi, franz pun tersenyum tipis mendengar perkataan jujur sang ustadzah

" kalau gitu aku yang tidur di luar ya kak...??!! Ok deh... Silahkan...!! " ucap franz.

Kali ini franz pun mencoba berjalan menuju ke arah ruang tengah, tapi saat franz hendak melangkah.

Kembali aini menghentikan langkah dari pemuda tampan itu

" Ngg.. Ngga franz...? Bu.. Bukan begitu...!! " ucap aini malu malu.

" Lah.. Terus gimana kak...? Kak aini mau Tidur di kamar sama FRANZ..?" tanya franz.

Deeggghhhh....

Seketika jantung aini pun berhenti berdetak karena tak kuat menahan berdebar nya jantung ustadzah cantik ini.

Aini yang seharusnya tak melakukan apapun yang ia lakukan saat ini,

bagai sudah terjebak dalam sangkar cinta sang pemuda tampan ini.

Entah mengapa aini bagai sudah lupa Dengan statusnya justru malah menginginkan hal yang diharamkan dalam keyakinan nya itu dilakukan oleh nya bersama franz.

" Jadi gimana kak.. Apa yang kak aini inginkan...?" tanya franz lagi meyakinkan apa yang yang Aini inginkan saat ini.

Akhirnya dengan seluruh keberanian yang ia miliki aini pun menjawab dengan tegas pertanyaan pancingan dari pemuda blasteran itu

" Franz... Kakak pengen tidur disini... Sama kamu franz... " sebuah perkataan dari ustadzah yang sudah digelapkan matanya oleh gairah birahi yang memuncak.

Aini benar-benar sudah membuang jauh-jauh harga dirinya sebagai seorang ustadzah ​

sekaligus seorang istri dengan mengatakan hal yang tabu untuk ia katakan itu.

Franz pun berbalik sambil tersenyum penuh kemenangan, akhirnya aini mulai menunjukan tanda jika sang ustadzah berhasil ia taklukkan.

Tinggal menunggu sdikit lagi MAKA FRANZ MUNGKIN AKAN BISA MEMILIKI DAN MENGUBAH AINI SEUTUHNYA.

" Ma.. Maaf franz... Kakak ngga bermakssssuuddhhhh... Mmpphh... Cuuphh... Mmhhhh... Muaachhh..." saat aini hendak mengoreksi kata-kata nya

tiba-tiba franz langsung menarik tubuh aini dan tanpa menunggu persetujuan aini, franz pun langsung melumat bibir manis sang ustadzah.

Tanpa franz sadari ternyata aini mulai meneteskan air mata,

air mata penyesalan bercampur dengan air mata kebahagiaan keluar dari mata indah sang ustadzah.

Cuupphhhh... Mmhhh.. Mpphhh... Cupphh... Muuaachhhh.. Mmphhh...

Franz pun meletakkan tangan aini di leher franz, sedangkan kedua tangan franz kini berada di pinggang ramping aini.

Kedua insan pasangan selingkuh inipun melanjutkan aksi perzinaan mereka,

aini pun bagai seorang yang kehausan terus mencium mesra bibir pemuda tampan itu.

Melihat ciuman ustadzah muda ini yang mulai agresif, franz pun tau jika saat ini aini sudah meminta untuk dimesrai sang pejantan.

Tanpa basa basi lagi franz pun langsung membopong tubuh aini,

lalu franz pun membaringkan aini di ranjang nya dengan perlahan.

Tapi aini yang sudah dalam birahi tinggi, kembali dibuat kecewa karena tiba-tiba franz malah pergi meninggalkan aini di kamar sendirian.

Franz pun keluar menuju ke ruang tengah, yang tak lain hanya untuk mengunci pintu dan meredupkan lampu di ruang tengah tadi.

Aini sebenarnya merasa bingung dan serba salah dengan posisinya saat ini,

dimana ia yang notabene seorang ustadzah yang bersuami justru sekarang sedang terbaring di ranjang

Bersama seorang pemuda tampan yang bahkan keyakinan nya berbeda dengan aini.

Aini sebenarnya sadar, jika apa yang ia lakukan itu adalah sebuah dosa besar yang mungkin tak kan diampuni.

Tapi meski begitu, entah mengapa aini justru merasa tak ingin melepaskan diri dari jerat dosa besar zina yang ia lakukan dengan franz.

Saat pikiran aini masih gamang dan tanpa tujuan, tiba-tiba franz sudah masuk kembali kedalam kamar sambil membawa sebotol anggur sisa yang tadi sudah ia minum.

Aini pun terkejut saat melihat franz meneguk habis minuman haram itu tepat di depannya.

Aini hanya bisa memincingkan matanya saat melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat itu.

Setelah menghabiskan seluruh minuman itu, franz pun tiba-tiba mulai melepaskan celana pendek yang ia pakai

hingga sekarang franz hanya mengenakan celana dalam saja tanpa pakaian lain di tubuhnya.

Aini pun sebisa mungkin memalingkan wajahnya agar tak melihat langsung tubuh seksi franz itu.

Tapi entah dari mana, aini malah mendapatkan dorongan kuat untuk melihat langsung tubuh franz yang selalu membuatnya horny saat melihat apalagi menyentuh nya.

Melihat franz mendekat ke arahnya, jantung aini pun berdetak tak karuan

" Ja.. Jangan mendekat franz... Kenapa kamu ngga pakai baku franz..??" tanya aini

yang tak masuk akal sebenarnya jika dibanding dengan keputusan nya untuk menginap dan tidur di kamar franz.

" Aku kan cuma kabulkan keinginan kak aini... Ayok kak kita bobok bareng disini...! " ucap franz

sambil bersiap naik ke ranjang menyusul aini yang tergeletak dengan pose yang sangat seksi di mata pemuda tampan ini.

" Ng... Ngga franz... Ja... Jangan mendekat... Frannzhhh.. Aaahhhh" aini pun hanya bisa menjerit saat tiba-tiba franz sudah melompat ke ranjang dan menerkam tubuh aini.

Dengan cepat franz pun meraih wajah aini dan

Cuupphhhh... Mmphhh.. Mmuachhh...

Franz pun langsung menyambar dan melumat bibir sang ustadzah dengan ganas nya.

Aini yang memang sudah tau dan mungkin memang menginginkan hal ini terjadi

pun mulai membalas ciuman pemuda itu dengan Tak kalah agresif nya.

Cuupphhhh... Muaachh.. Mmhh.. Mmpphhh... Muacchh.. Slurppp...

Ciuman keduanya begitu panas hingga liur mereka pun mulai membasahi pipi masing-masing.

" Kak... Sebenarnya... Aku udah nunggu kakak dari tadi... Aku kesepian tadi disini sendiri... Jadi makasih ya kak aini... Udah mau kembali kesini lagi... BUAT TEMENIN FRANZ TIDUR..." ucap Franz yang membuat aini malu.

Sambil terus berciuman franz pun dengan sigap langsung membuka kaitan hijab yang dipakai aini, dan dengan mudah rambut aini pun tergerai lurus.

Tak sampai disitu franz pun kini mencoba melepaskan baju yang dipakai aini,

dan dengan bantuan aini sendiri baju yang dipakai ustadzah itupun sudah terlempar entah kemana.

Sehingga saat ini payudara 34B aini sudah terlihat jelas di mata sang pemuda tampan ini.

Cuupphhhh.. Slurrppp.. Mmpphhh... Slurppp... Hoopphh... Mmh.. Hoogghh... Mmpphh.. Mmhhuachhh

Ciuman franz pun mulai lepas dari bibir aini, dan mulai menyusuri leher

hingga akhirnya hinggap di satu objek yang membuat franz gemas dari tadi, yaitu Payudara bulat 34B ustadzah cantik ini.

Dengan semangat franz pun menciumi, menyedot dan bahkan menggigiti puting dan area lain di dada sang ustadzah.

Aini pun merasakan birahi nya naik begitu tinggi saat franz mencumbui dada nya itu.

Aini pun mengelus elus kepala franz yang sedang menyusu di payudaranya,

pemandangan ini terlihat seperti seorang ibu yang dengan penuh kasih sayang menyusui anaknya yang masih bayi.

Hopphh.. Mmmhhh... Hogghh.. Mmphhh.. Mmuachhh.. Cuuphh.. Hogghh... Nyyoittt. Nyottt... Mhhh

Dengan rakus nya franz yang dalam keadaan mabuk ringan pun mulai menghisapi kedua payudara aini secara bergantian.

" Mmhhh.. Aaahhh... Frannzhhh.. Aahhh... Mmmpphhh... Sshhh.. Ahhh" Ustadzah muda itupun hanya bisa mendesah penuh kenikmatan

saat pemuda tampan itu terus menyedoti payudara nya yang bahkan belum keluar cairan ASI nya itu.

Tanpa aini sadari jika saat menyusu tadi Tangan franz sudah berhasil melepaskan kaitan celana panjang yang Aini kenakan.

" Arrgghhh.. Frannzzhh.." desah aini saat....

BERSAMBUNG ...


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com