𝐈𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 [𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟏𝟎]


sore itu ambar tengah menunggu kedatangan suaminya di ruang tenga bersama anak semata wayangnya, andi.


suaminya baru sampai hari ini karena kemarin kepulangannya ditunda akibat penerbangan yang dibatalkan karena cuaca buruk.

namun ambar masih memikirkan tentang penis besar milik pak siswanto yang sejak hari itu terus menerus memenuhi pikirannya.

'akhh aku pengen....kontol'

'apa bu?'

ambar begitu terkejut karena tidak sadar menyebut kata kata kotor itu ketika ada anaknya di dekatnya.

dia tidak menyangka dia menyebut kata kata itu meskipun cukup pelan namun bisa disengar oleh anaknya yang duduk tidak jauh darinya.

'eh ndak kok dik ibu lagi nginget inget botol kecap dimana ya?'

'ohh'

suasana kembali tenang namun pikiran ambar masih saja dipenuhi bayangan penis pak siswanto yang menghujam dalam vaginanya.

'kok bapak lama ya bu?'

'sabar sebentar lagi pasti sampai'

tidak lama kemudian terdengar suara klakson mobil yang diikuti munculnya sebuah taksi berwarna biru di depan rumahnya.

'itu bapak'

#####

semenjak masturbasi yang dilakukannya tadi pagi, birahi ambar sedikit demi sedikit sudah mulai mereda.

dia bingung kenapa akhir akhir ini dia begitu mudah terangsang oleh hal hal yang begitu sepele.

tetapi begitu ambar mengingat kejadian yang telah dialaminya entah kenapa dia kembali merasakan birahinya meningkat.

dia merasakan tidak pernah merasakan cukup dan tidak pernah merasa puas, namun untungnya saat ini suaminya berada di rumah.

satu satunya hal yang dia inginkan saat ini adalah ...

#####

malam itu setelah dari kamar mandi, ambar berjalalan masuk ke dalam kamarnya tempat suaminya tengah beristirahat setelah perjalanan panjang.

bagitu mabar melangkah masuk dalam kamar dia segera meredupkan lampu yang masih menyala terang dan menutup pintu dibelakangnya.

ambar membuka kimono yang dia pakai sambil berjalan ke arah kasur, menunjukkan lingerie hitam yang begitu tipis.

gerakan ambar naik ke atas kasur membuat guncangan yang membangunkan suaminya yang sudah mulai ketiduran.

'akhhh sayang'

'akhhhh'

'sudah tidur yang? ayo bangun dulu'

'hmmmmmmm'

namun suami ambar nampak tidak begitu tertarik meladeni godaan ambar karena sudah terlalu mengantuk dan ingin tidur.

'ayo yang'

'akh aku capek yang, besok aja ya'

ambar naik ke atas kasur dan menduduki perut suaminya yag setengah tertidur dengan tubuh setengah telanjang.

'akh ndak, sudah berbulan bulan kita ndak begini akhh'

'yang sudah ya aku capek'

'tolong lah'

ambar memaksa suaminya untuk melayaninya dan mulai memelorotkan celana kolor yang dipakai suaminya saat itu.

ambar memegang penis milik suaminya yang masih lemas itu dan mulai menjilatinya agar bisa bangun dan tegang.

'akhhhh yang'

'sudah kamu santai saja...biar aku yang bikin berdiri'

ambar mengulum penis kecil milik suaminya itu sambil sesekali dikocok lembut dengan tangannya yang halus.

'akhhhhhhh...akh'

'hhhnnnnn...akh'

'fuaahhhhhhhhh'

'akhhhhh yang'

'mnhhhhhhh'

'akhhggggggggg'

penis milik suami ambar sedikit mulai sedikit mulai mengeras dan tegang dalam genggaman tangan ambar.

'akh sudah mulai keras kan'

'hhhnnnn...eghh?'

'akh gimana yang enak kan? iya kan?'

'akh terus lebih dalem akh'

'mmnnhhhh'

####

semnetara itu andi sedang berjalan ke rah kamar mandi karena ingin buang air kecil ketika dia mendengar suara dari dalam kamar orang tuanya.

dia melihat bayangan dari celah pintu kamr yang tidak tertutup rapat, memancing keingin tahuannya sebagai seorang yang menginjak remaja.

dia mencoba mengintip dari balik celah pintu melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam kamar orang tuanya.

'akh yang aku mau....'

'haaahhh jangan dulu jangan keluar dulu'

ambar menghentikan kulumannya pada penis suaminya yang kini sudah tegang sempurna dan basah oleh air liurnya.

'kalo mau keluar, kamu harus keluar di dalem akhh'

'akh yang kamu kenap sih akh'

'ndak apa yang, aku cuma pengen akh'

ambar mulai mengarahkan vginanya ke atas penis suaminya dan perlahan memasukaknya dalam vaginanya.

'akh ayo masukakahhhh'

'akhhhhhh'

'akhhh sshhhh ehhmmm masukkkk akhh'

selesai penis itu masuk dalam vaginanya ambar segera menggerakkan tubuhnya naik turun diatas suaminya yang tengah berbaring.

'akhhh memekku basah yang akhhhh terusss yang dalem'

'ahhhhhhh...ah...ahhhhhhh'

'yah begitu akh terusssss'

batang penis itu menghujam keluar masuk bagaikan pistn mesin yang bergerak dinamis seiring gerakan tubuh ambar.

'akhhh nikmatnya akhhh sudah lama sekali akhh'

'ahhh...ahaaaaa'

'enak sekali akhhhhh ngentot enaaakkkkk'

tubuh ambar yang bergoyang hebat membuat payudara yang berukuran besar berguncang naik turun tidak karuan.

ambar yang begitu menikmati persetubuhannya dengan suaminya tidak menyadari bahwa andi sedang mengintip dari luar kamarnya.

'akkhhhhterus....yang dalem akhhhh'

'ahhhhhhaaa'

'akhhhhh...hahhh'

andi yang mengintip persetubuhan orang tuanya tersebut mulai memburu nafasnya dan tanpa ia sadari penisnya mulai berdiri.

'akhh yang aku mau....'

'akh jangan dulu akhhssshhhhhh'

'ahhhaaaaaaaaa'

'ahhhhhhhhhhhhhhhhh'

'kamu keluar yang akhhhhhhh kamu keluar'

'hnnnn...ahhh'

namun mabar yang belum orgasme merasa tidak bisa berhenti dan mengajak suminya melanjutkan kembali.

'akhhhhh pejuhmu banyak ayo lagi yang'

'aku capek besok lagi ya'

suami ambar menarik selimut dan berbalik memunggungi ambar yang masih tinggi birahinya.

'ayo tidur saja'

'yang...ayo sekali lagi'

ambar memohon mohon pada suaminya agar mereka bersetubuh sekali lagi namun suaminya terlalu capek dan tidak menanggapinya.

'yang jika ndak mau, nanti aku....aku'

#####
seminggu sudah ambar berhenti meminum obat untuk melancarkan asi karena data yag dia perlukan sudah terpenuhi.

namun efek obat itu tidak hilang, payudaranya terus menerus menghasilkan asi dan membuatnya harus rutin memerasnya.

awalnya dia berpikir tidak lama lagi produksi susunya akan berkurang dan dia tidak harus memeras susu dari payudaranya lagi.

namun perkiraan ambar salah, payudaranya terus menghasikan susu dengan jumlah konstan dari hari ke hari.

dia terpaksa memeras susu dari payudaranya dimana saja saat payudaranya mulai terasa sakit.

jika di rumah dia bisa dengan mudah memerah air susunya tanpa takut terlihat orang lain namun saat di kantor dia tdak bisa setipa saat memeras.

tentu saja dia tidak ingin ada rekan kerjanya yang melihat dia memeras susu dan mencurigainya atas pengujian obat yang dia lakukan sendiri.

#####

sore itu ambar dalam perjalanan pulang sambil terburu buru, ingin sekali rasanya dia segera sampai di rumah.

rasa nyeri di payudaranya begitu terasa menandakan susu di dalamnya sudah penuh dan harus segera diperas.

pompa elektrik yang dia bawa dari kantor menjadi teman setianya untuk memeras air susu dari payudaranya yang begitu besar.

rasanya payudara ambar begitu pans dan sensitif sehingga sedikit gesekan saja bisa membuat air susunya memancar keluar.

begitu juga dengan vagina ambar yang kini selalu basah karena sensitivitas payudaranya yang sedang menghasilkan susu.

begitu sampai di rumah ambar segera memarkirkan mobilnya di garasi dan masuk ke dalam rumahnya.

ternyata andi sedang menonton tv sedangkan suaminya tidak ada di rumah, mungkin sedang keluar pikirnya acuh.

'sudah pulang bu'

'udah dik'

ambar segera berlalu masuk ke dalam kamar tanpa menanggapi lagi msabutan andi yang sebenarnya sudah menunggunya dari tadi.

ambar mulai melucuti pakaiannya dan mengambil pompa susu yang dia letakkan di lemari kecil di bawah meja riasnya.

ketika mencoba menghidupkan pompa itu dan menempelkannya ke buah dadanya, ambar merasa ada yang tidak beres dengan pompa itu.

dia tidak merasakan sedotan pada kedua payudaranya meskipun mesin penghisapnya sudah berbunyi tanda menyala.

dia mengecek sambungan selang dan lainnya namun tidak menemukan asal masalah yang membuat pompa itu tidak bekerja.

karenasudah tidak tahan lagi, ambar memutuskan untuk memeras susunya secar manual dengan kedua tangannya sendiri.

awalnya memeras sendiri cukup membantu, namun susu yang diperas hanya sedikit sedikit sementara tanganya mulai pegal karena memeras terus menerus.

ambar hampir putus asa dan ingin rasanya menangis karena rasa nyeri di payudaranya yang tidak tertahan lagi hingga akhirnya

'andi'

'ya andi'

ambar tiba tiba mendapat ide untuk meminta bantuan andi untuk memers susunya yang semakin memenuhi buah dadanya.

namun dia sedikit ragu karena andi kini sudah menginjak remaja, ambar malu jika harus menunjukkan payudaranya pada andi.

belum lagi apakah andi mau untuk melakukan hal ini mengingat sudah lama dia tidak melakukannya sejak dia kecil.

namun rasa sakit membuat ambar tidak berpikir lebih jauh lagi toh andi anaknya sendiri setidaknya dia mencoba bicara dulu.

soal andi mau atau tidak itu urusan nanti pikirnya sembari keluar dari dalam kamarnya menghampiri anaknya.

'dik'

'iya bu'

ambar duduk di dekat anaknya yang tidak mengalihkan pandangannya dari layat tv yang sedang menampilkan siaran sepak bola lokal.

'dik'

'iya bu?' andi baru menoleh

'ibu mau minta bantuan sama adik'

'bantuan apa bu? andi sudah laper nih'

'eh iya lapar...ehmmm ini'

ambar mulai ragu ragu lagi untuk meminta bantuan andi untuk membantu memeras air susu dari payudaranya.

'ehmmm adik mau ndak bantuin ibu meres susu?'

DEGGG

andi begitu terkejut mendengar kata kata ibunya dan menoleh tidak percaya pada ibunya yang duduk di sampingnya.

'eh meres susu?'

'iya...kalo ndak mau ndak apa apa'

baru saja ambar akan beranjak pergi dengan perasaan malu ketika tiba tiba andi memanggilnya lagi.

'eh ibu'

'iya dik'

'andi mau'

andipun menjawab meskipun dengan wajah yang juga mulai memerah, mendengar hal itu ambar merasa senag sekali.

'yang bener dik?'

'iya bu'

'enaknya dimana ya dik?'

'yaudah disini saja bu'

'disini?'

ambar kemabli duduk di samping andi sementara itu tangannya mulai melucuti kembali pakaiannya yang tadi sudah di kancingkan lagi.

sementara itu andi dengan jantung berdegup kencang menunggu satu persatu kancing yang menghalangi pandangannya dari payduara ibunya lepas.

entah kenapa dia begitu senang ketika diminta untuk memeras susu langsung dari payudara ibunya sendiri.

ketika ambar selesai melepas pakaiannya maka terpampanglah buah dada besar yang dulu dia pakai menyusui andi yang kibi sudah besar.

'eh iya dik tadi kan katanya lapar kenapa ndak netek aja sekalian?'

ambar sudah semakin berani dengan permintaannya namun hal itu justru ditanggapi antusias oleh andi.

'yang bener bu?'

'iya dik'

andi mendekatkan keplanya ke arah payudara ibunya, dia membuka mulutnya sipa mencaplok puting ibunya yang sudah tegang sempurna.

'ehhmmm.....crepppp crepppp creppp'

'shhh...eghhh'

ambar mendesah keenakan karena rasa nikmat sekaligus lega saat susunya dihisap andi dengan kuat.

hisapan mulut andi ditambah sedikit senggolan lidah dan giginya entah kenapa menghasilkan senasi kenikmatan yang berbeda.

ambar berusaha menjaga kesadarannya dan mencoba tdak terlalu menikmatinya karena ini adalah anaknya sendiri.

dia merasa bukan hal yang bijak dan benar jika dia terlalu menikmati andi yang sedang menyusu pada payudaranya.

namun sebagai wanita normal hal ini tidak bisa dihindari, vaginanya terasa semakin basah seiring dengan sedotan andi menghisap susu.

'egghhhmmmmm.....aghhhhhhhhhh'

sementara itu andi mulai nakal dan memainkan puting ibunya yang lain dengan jari jarinya.

meskipun awalnya tidak setuju namun ambar hanya mendiamkan dan membiarkan andi bermain dengan payudaranya.

hampir setengah jam andi menyusu bergantian pada payudara ambar, kini susu dalam payudara sudah kosong dan dia tidak merasa kesakitan lagi.

'sudah ya dik'

andi melepas puting ibunya dari mulutnya, sementara mabr mulai mengancingkan kembali bajunya.

'dik jangan bilang siapa siapa ya?'

'iya bu, adik ndak akan bilang ke siapa siapa'

'tapi lain kali adik mau kan bantuin ibu lagi?'

'iya dong bu hehehe'

BERSAMBUNG ...


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com