𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐛 𝟖

 


 "An angel's smile is what you sell

You promise me Heaven, then put me through hell
Chains of love got a hold on me
When passion's a prison, you can't break free

Oh, you're a loaded gun, yeah
Oh, there's nowhere to run
No one can save me
The damage is done

Shot through the heart
And you're to blame
You give love a bad name (bad name)
I play my part and you play your game
You give love a bad name (bad name)
Hey, you give love, a bad name

Paint your smile on your lips
Blood red nails on your fingertips
A school boy's dream, you act so shy
Your very first kiss was your first kiss goodbye"

Lantunan lagu Bon Jovi seakan menyambut kedatangan kedua sejoli berbeda usia di ruang resepsionis. Setelah check in, Bu Kartika diarahkan untuk memarkir mobil di depan kamar yang telah dipesan.

Kamar hotel itu luas, toiletnya berada di samping pintu masuk, di tengah-tengah kamar terdapat ranjang berukuran besar. Di sebelah dinding toilet terdapat sofa dan sebuah meja kecil. Tv nya terletak sejajar di depan ranjang,disamping tv terdapat meja rias berikut kursinya.

Adrian menjatuhkan tubuhnya di bed sehabis mencuci muka. Bu Kartika menyusul naik ke ranjang setelah memesan makanan dan minuman melalui telepon yang berada di pojokan sofa.

Ia menjatuhkan tubuhnya di lengan kiri Adrian sambil memeluk pinggangnya.

"Wah..badan mu makin berisi sayang" kata Bu Kartika sedikit kagum

"Saya menyiapkan diri selama menunggu Ibu" balas Adrian

Bu Kartika mengangkat kepala,menopangnya dengan tangan kanannya.

"Menyiapkan diri untuk apa?" Tanya Bu Kartika sedikit heran.

Adrian menyibakkan poni Bu Kartika,mencium mesra keningnya lalu melumat bibir yang agak tebal itu.

"Mmmppphhh"

"Untuk membuat Ibu tidak bisa bangun dan menginap lagi dengan ku malam ini" desis Adrian,lidahnya menjilat bibir atas Bu Kartika lalu meyedotnya lembut.

Bu Kartika memejamkan mata menikmati godaan dan cumbua awal remaja yang mampu membangkitkan sisi liar birahinya.

"Jangan harap teori Enny Arrow mampu melumpuhkan ku sayang" goda Bu Kartika mengedipkan sebelah matanya.

Adrian langsung menindih tubuh Bu Kartika,

"Mmmppphhh..mmmpppphhh"

Ciuman dan lumatan yang panas langsung menjadi pembuka acara bercinta siang itu. Adrian bangkit duduk di antara kedua kaki Bu Kartika yang terbuka lebar dan melepas baju beserta celananya hingga hanya tersisa celana dalamnya saja.

Tok..tok..tok..

"Room servis"

Ketukan pintu dan suara room boy mengagetkan keduanya. Adrian segera lari ke toilet dan Bu Kartika membukakan pintu mempersilahkan room boy itu untuk masuk dan meletakkan makanan pesanannya di meja depan sofa.

Setelah menutup pintu Bu Kartika melepas kaos dan celana jeansnya lalu menyusl Adrian ke toilet.

"Mmmppphhh..mmmppphh" keduanya berciuman dengan panas di toilet,nafsu telah membakar keduanya. Tangan Adrian langsung menurunkan celana dalam Bu Kartika dan mengelus vaginanya tanpa melepas ciuman.

"Emmmppphhh" erang Bu Kartika di tengah lumatan bibir Adrian di bibirnya.

Ciuman Adrian berpindah ke belakang telinga Bu Kartika

"Ssssshhh..Rian..eeehhh" desis Bu Kartika,rasa geli semakin menjalari sekujur tubuhnya.

"Sekarang,teori Adrian lah yang akan membuat Ibu mengalami kenikmatan bercinta" bisik Adrian sambil menjilat telinga bagian dalam Bu Kartika.

Jari tengah Adrian mengusap lembut klitoris dan mengocok lembut vagina Bu Kartika.

"Eeeehhhh..eeehhh..ke ranjang yuk sayang" tarik Bu Kartika lalu mencium bibir Adrian.

Bu Kartika berjalan mundur dan Adrian melangkah maju tanpa melepaskan pagutan bibir mereka hingga ke tepi ranjang.

Dilumat nya kembali bibir Bu Kartika,

"Mmmppphhh"

Bu Kartika membalas ciuman panas itu dan merangkulkan kaki di pinggang Adrian. Tangan Adrian cekatan membuka kaitan belakang bra Bu Kartika,melepasnya lalu melempar ke sembarang arah.

Di remasnya kedua gunung kenyal itu dengan lembut tanpa melepaskan pagutan bibirnya. Di goyangkan kedua jempolnya di kedua puting yang tegak menggoda itu.

"Aaaaahhhh...ssssshhhh" Bu Kartika melepaskan ciuman dan mendesah kuat untuk melepaskan rasa geli yang mendera payudaranya.

Adrian menggesekan penis yang masih terbungkus celana dalam ke tengah-tengah selangkangan Bu Kartika.

"Oooouuuuhhh...Riaaannn...eeennggghhh"

Bibir Adrian menggigit lembut dan menyedot leher putih mulus Bu Kartika. Matanya menatap Bu Kartika yang hanya bisa memejamkan mata dan mendesah.

"Ooooouuuhhh..mmmhhhhh..aaaaaaaaahh"

Serangan brutal Adrian di 3 titik sensitif nya membuat Bu Kartika sangat tersiksa oleh kegelian di seluruh tubuhnya.

"Riaaann..geliiiii" desis Bu Kartika,suaranya bergetar.

Kaki Bu Kartika semakin kuat mengempit pinggang Adrian.

Adrian melepaskan celana dalam Bu Kartika dan celana dalamnya.
Penisnya telah tegang maksimal.

Kembali tangannya meremas kedua payudara kenyal itu,dijilatinya areola kiri Bu Kartika,putingnya semakin membesar,batang penisnya menggesek bibir vagina Bu Kartika.

"Aaaaaahhh..Riaaaaannn..jilatin pentil Ibu sayang" pinta Bu Kartika.

"Masukin kontol mu sayang..eeeeggghhh..jangan siksa Ibu" suara Bu Kartika semakin bergetar dan berat.

Adrian hanya diam mengacuhkan racauan Bu Kartika. Lidahnya berpindah di areola kanan,kedua tangannya meraih kedua tangan Bu Kartika,menggenggamnya dan meletakan di atas kepala Bu Kartika.

"Saya tidak mendengar ucapan ibu" goda Adrian sambil mengecup leher Bu Kartika.

"Oouuuhhh..please..jilatin pentil ibu" kembali Bu Kartika memohon.

"Beginikah Bu?" Tanya Adrian yang dibarengi dengan jilatan ujung lidahnya di ujung pentil kiri dan menggoyangkan lidah itu dengan cepat..

"Yeeeessssss...aaaaahhh..geli bangeeeett"

Gemetar suara Bu Kartika terdengar lemah. Badannya melengkung ke atas,putingnya seakan mengejar lidah Adrian dan enggan lepas darinya.

Cairan di vaginanya semakin mengucur deras,jilatan di puting dan gesekan konstan batang penis Adrian di vaginanya menimbulkan sensasi kegelian yang nikmat di sekujur tubuhnya.

Ia benar-benar dibuat terbang oleh cumbuan Adrian yang sangat intens.

"Ibu nggak kuat Rian..ooouuuhhh"

"Ibu keluaaarr" desis Bu Kartika

Saat mengetahui Bu Kartika orgasme,Adrian menusukkan penisnya,

"Gilaaaa...aaaaaahhhhh"

"Kamu gila Rian..eeeeeehhh..oooouuugghh"

Racau Bu Kartika begitu penis Adrian menyodok kuat vaginanya yang belum selesai dengan orgasmenya. Kegelian di vaginanya itu semakin menjadi-jadi. Kedutan vaginanya seakan tidak mau berhenti saat penis Adrian menusuk dengan cepat dan dalam.

"Inilah akibatnya kalau membuat Adrian menunggu" kata Adrian sambil merapatkan paha Bu Kartika dan menaruh kaki itu di pundaknya. Tangannya mencengkeram kedua paha mulus Bu Kartika

"Memek Ibu semakin sempit"

"Ooohhh..ooohhh..oohhh" desah Adrian tanpa mengendorkan sodokan penisnya.

Tangan Bu Kartika hanya bisa meremas sprei,kepalanya hanya bisa bergoyang ke kanan dan kiri,mulutnya hanya bisa mendesah dan meracau. Kenikmatan yang datang bertubi-tubi semakin memicu tetesan cairan kewanitaannya semakin deras mengucur dan menngenangi vaginanya. Gelombang orgasme seakan enggan untuk surut.

Varisai sodokan Adrian berubah drastis,ia hanya memutar pantat,penisnya seakan ikut berputar di dalam vagina Bu Kartika.

"Oooohhh..aaaahhhh..aku keluar lagi Rian" jerit Bu Kartika lirih.

Adrian bukannya diam untuk memberi kesempatan Bu Kartika menikmati orgasme kedua nya tapi malah menghentak-hentakkan penisnya. Kaki Bu Kartika di lebarkan. Penisnya dimundurkan hingga hanya kepala penis yang menempel di vagina itu lalu menghujamkan dengan keras hingga seluruh batang penis itu hilang ditelan vagina Bu Kartika. Ia lakukan ini berulang-ulang.

"Riaaaann...aaaaahhhh..kamu gilaaaaa" desis Bu Kartika yang gembali dilanda gelombang birahi.

Hentakan penis Adrian seakan mengombang-ambingkan klitorisnya dan menusuk tepat hingga ke rahimnya. Kenikmatan sex yang baru kali ini ia rasakan sepanjang hidupnya sebagai wanita dewasa. Kenikmatan sex yang dia dapatkan dari seorang remaja 16 tahun.

Gairahnya semakin membumbung tinggi,gelombang itu seakan-akan berubah menjadi tsunami.

"Rian...Ibu mau kencing..aaaaahhh..aaaahhh"

Rian mencabut penisnya,memuntahkan tsunami gairah dari dalam vagina Bu Kartika yang ia sumbat.

"Creett..creett..seerrr"

Cairan bening itu meluap membasahi perut Adrian dan sprei.

Adrian yang sudah merasa di ujung kenikmatannya kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina Bu Kartika,setelah beberapa saat,

"Eeeeegggghhh..oooohhhhh..Ibuuuuuu!!" Jerit Adrian,mendongakkan kepala dan memejamkan mata setelah ia sampai di puncaknya

"Croot" beberapa kali sperma Adrian menyembur vagina Bu Kartika.

Tubuh Adrian tertahan lengannya agar tidak jatuh menimpa Bu Kartika yang sudah lemah tak berdaya.

Nafas mereka tersengal-sengal,pelan-pelan Adrian menjatuhkan dirinya di atas tubuh mulus Bu Kartika. Peluh keduanya bercampur, Adrian mencium lembut bibir Bu Kartika,kaki Bu Kartika semakin erat memeluk pinggang Adrian.

Keduanya diam menikmati kepuasan bercinta sebagai pelepas rasa rindu mereka.

Adrian bangkit dan segera ke toilet. Bu Kartika tidak mampu bergerak,lemah dan lemas menyebabkan rasa kantuk semakin membuat mata yang telah terpejam itu semakin susah untuk dibuka. Lalu terdengarlah dengkuran halus mengiringi tidurnya.

Bu Kartika membuka mata,mengejapkan matanya lalu menoleh ke kanan,dilihatnya Adrian bertelanjang bulat di depan jendela belakang yang terbuka sambil merokok. Di depan jendela terdapat tembok tinggi yang menutupi kamar sehingga tidak terlihat dari luar.

"Sejak kapan kamu merokok Rian?" Tanya Bu Kartika dengan tetap berebah.

"Ibu sudah bangun" kata Adrian menoleh, mengacuhkan pertanyaan Bu Kartika.

Adrian mematikan rokok, membuang putung sampah itu di tong sampah plastik yang dia bawa untuk membuang abu rokoknya lalu berjalan menghampiri Bu Kartika. Ia julurkan tangannya untuk membantu Bu Kartika bangkit berdiri.

Mereka berdiri berhadapan dengan masih bertelanjang bulat,tangan Adrian memeluk pinggang Bu Kartika dan tangan Bu Kartika mengalung di leher Adrian.

"Ibu suka?" Tanya Adrian sambil tersenyum.

"Nggak!!" Ketus Bu Kartika .

"Inilah yang ku suka dari Ibu" ucap Adrian tetap tersenyum.

"Apa??!!!" Sahut Bu Kartika masih ketus.

"Ibu selalu menggemaskan" tangan Adrian meremas pantat semok Bu Kartika dan menamparnya pelan.

"Aaaauuuww" jerit Bu Kartika yang terdengarnya seperi desisan.

"Ibu mau mandi dulu sayang, dan ibu juga lapar" Kata Bu Kartika melepaskan pelukan lalu berjalan ke toilet.

"Plak" Adrian kembali menampar pantat bahenol yang selalu membuatnya gemas.

"Riaaaann!!!" Teriak Bu Kartika sambil melotot manja sambil berjalan masuk ke toilet.

"Hahaha" Rian tertawa senang.

Mereka duduk di sofa menikmati makanan yang telah mereka pesan. Adrian memakai celana dalam dan Bu Kartika hanya melilitkan handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Rian..Selama kita tidak ketemu, Ibu mencoba untuk tidak meladeni mu lagi, Ibu tidak mungkin bisa membalas perasaan mu sayang" ucap Bu Kartika setelah selesai dengan makannya.

Rian menatap tajam Bu Kartika,merebahkan punggungnya di sofa dan memejamkan mata. Kedua tangannya terkepal.Hatinya terasa ngilu mendengar ucapan Bu Kartika barusan.

"Kenapa Bu?" Tanya Adrian seperti menuntut.

"Ibu mengajak saya ke hotel dan melakukan hubungan sex,saya merasa itu adalah sebuah pembalasan perasaan cinta saya kepada Ibu" Suara Adrian mendesis seperti menahan kemarahan.

"Saya dengan setia menunggu janji Ibu,mempersiapkan diri agar Ibu tidak kecewa saat bertemu dengan saya,saya sedikit merubah hidup saya agar pantas untk menjadi kekasih Ibu" protes Adrian.

Bu Kartika sepertinya sudah mempersiapkan segala kemungkinan,dia memang telah merencanakan untuk mengatakan hal ini kepada Adrian sebelum perasaan Adrian semakin dalam. Ia tidak menyalahkan remaja yang baru pertama kalinya jatuh cinta. Ia tidak menyalahkan kemarahan Adrian karena ia tau bahwa Adrian merasa sakit hati. Ia harus bisa menjelaskan dengan sabar mengenai hubungan mereka.

"Rian..Ibu minta maaf sayang" ucap Bu Kartika memegang lembut tangan kanan Adrian yang terkepal.

"Rian harus paham dengan keadaan kita, Ibu sudah berkeluarga,usia Ibu jauh di atas mu,apa yang bisa kamu harapkan dari wanita tua seperti Ibu ini sayang?"

"Benarkah cinta mu ini nyata?? Jangan menjadi buta hanya karena perasaan mu yang suatu saat bisa berubah dan mengecewakan mu"

"Bagi seorang laki-laki bisa saja mempunyai kekasih yang berusia jauh dibawahnya,tapi untuk perempuan hal itu sangat sulit apalagi jika perempuan itu sudah mempunyai pasangan dan keluarga"

"Orang tua mu tidak akan setuju,teman-teman mu akan menertawakan dan mengejek mu,apalagi kalau mereka tau Ibu adalah ibu dari teman sekelas mu"

"Apakah kamu siap dengan semua resiko yang kemungkinan akan menyakitkan dan mengecewakan mu sayang?"

"Ibu yakin kamu tidak pernah berpikir mengenai itu semua, karena bagaimanapun kamu adalah seorang remaja laki-laki yang pengen di cintai dan diperhatikan oleh wanita, seusia mu tidak akan peduli dengan siapa yang kamu cintai selama kamu merasa mendapatkan apa yang tidak pernah kamu dapatkan selama ini,terutama mengenai percintaan"

"Ibu suka bercinta dengan mu, Ibu puas dengan permainan sex mu, maaf Rian,sepertinya Ibu hanya bisa memberikan mu itu"

Bu Kartika menjelaskan dengan sabar dan tenang,kata-katanya sangat halus dan teratur. Pegangan tanggannya mesra dan erat. Matanya menatap Rian berkaca-kaca.
Ia pun juga sedih tapi ia harus mengatakannya.

Adrian termenung memikirkan perkataan Bu Kartika. Adrian adalah anak yang cerdas untuk belajar soal kehidupan,ia bisa menerima semua penjelasan Bu Kartika walaupun hati nya masih terasa sakit.

"Heeeehhhhh" Adrian menghela nafas,tangannya membalas pegangan mesra tangan Bu Kartika.

"Cup" ciuman mesra ia daratkan di kening wanita setengah baya yang masih terlihat menarik di usianya yang sudah 42 tahun.

"Saya menerima semua penjelasan Ibu walaupun dengan hati yang terluka" kata Adrian,ia meminta Bu Kartika untuk duduk dipangkuannya.

"Rasa cinta saya terhadap Ibu sudah mati. Tapi kontol saya akan selalu hidup untuk menyirami memek Ibu agar selalu mekar saat kita bercinta"

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com