"You hide, won't fight
Avoid the daylight
Give in, won't win
No try to make it right
Why don't you stop crying
Stop your painful dying
Why don't you give your life a sense
One game, one aim
But you're always sleeping
One light so bright
In darkness you're creeping
Why don't you use your head
Step out of your warm bed
And stop being on anxious rat
Run - for your destination
Fly - to the sun
Don't give a damn what the people may say
It's like a chain on your leg
When you always look back
If you don't risk anything one day you'll pay"
Musik Helloween yang menghentak membangkitkan semangat hidup Adrian setelah seminggu ia hanya murung. Sifatnya yang pendiam membuat teman-teman dan keluarganya tidak menyadari bahwa selama seminggu ini Adrian mengalami kelesuan.
Kelesuan karena Adrian tidak bertemu Bu Kartika. Mau bertandang ke rumah Fajar dia bingung mengingat ketidak-dekatan mereka dan tidak ada keperluan yang bisa dijadikan alasan untuknya main ke sana.
Mau ke kantornya Bu Kartika, ia ingat akan pesan yang diucapkan saat mereka selesai bercinta seminggu yang lalu.
"Rian jangan lagi datang ke kantor ibu,nanti menimbulkan kecurigaan teman-teman kerja Ibu, apalagi kemarin ibu nggak balik kantor setelah pergi dengan mu." Pesan Bu Kartika setelah merapikan diri dan bersolek.
"Jadi,di mana saya bisa menemui Ibu?" Tanya Adrian agak bingung.
"Ibu juga tidak tau di mana dan kapan kita bisa ketemu lagi sayang" jawab Bu Kartika
"Saya tidak terlalu dekat dengan Fajar,kalau saya setiap hari main ke rumah pasti Fajar lama-lama akan curiga" kata Adrian semakin bingung.
"Kalau ada kesempatan yang baik, Ibu akan datang ke sekolahan mu, Rian tunggu kedatangan Ibu saja" kata Bu Kartika mencoba menenangkan remaja yang sedang bimbang itu.
"Ck..heeeehhh" Adrian menghela nafas.
"Baiklah Bu" kata Adrian menyerah.
"Mppphhhh" Bu Kartika mencium lembut bibir Adrian.
"Rian pulang lah dulu..Ibu akan pulang setelah Rian" kata Bu Kartika setelah melepaskan ciumannya.
Mengingat perbincangan mereka seminggu lalu membuat rasa rindu Adrian semakin menggebu.
"Arrrggghhh" Adrian mengerang.
"Plak" tamparan di pundaknya mengagetkannya.
"Asu!!" Serunya tertahan
"Kamu ngaget-ngagetin ndes!!" Seru Chandra teman sebangkunya.
"Kenapa sekarang kamu nggak pernah mau ku ajak main PS ndes??" Tanya Candra penasaran.
"Males..kamu kalahan..haha" ejek Adrian
"Kakeane!!!" Seru Chandra gondok
"Anak muda jangan ngalamunan, kamu mulai pacaran ya ndes??" Chandra mulai kepo karena seringkali melihat Adrian termenung di kursinya.
" Mana ada cewek yang mau sama anak-anak malas kayak kita ini ndes??!!" Jawab Adrian mencoba mengelak.
"Makanya..mending main PS daripada pusing mikirin cewek yang melirik kita aja nggak..hahahah" Chandra mencoba memperngaruhi Adrian agar kembali menjadi partner "Winning Eleven" nya.
"Habis ini pelajarannya Pak Soehoedi,PPKN" kata Chandra lagi.
"Cabut yuk??" Ajak Adrian.
"Main 2 jam ya" tawar Chandra.
"Yang kalah bayarin??!!" tantang Adrian.
"Deal!!!" Seru Chandra dengan gembira.
Chandra kemudian membisiki Hermawan dan Nanang yang duduk di belakang mereka. Keduanya menyetujui rencana Chandra.
"Plok"
Sebuah penghapus mendarat tepat di jidat Chandra,lemparan jitu Bu Anis guru Bahasa Inggris membuat Chandra meringis diiringi gelak tawa seluruh kelas.
Saat pergantian jam pelajaran,keempat remaja itu langsung ngeloyor keluar kelas melewati satpam dan menyebrang menuju rental PS yang berada di seberang sekolahan.
Kegembiraan Adrian seakan kembali dengan rutinitas harian bermain PS bersama Chandra,Hermawan dan Nanang.
Kegembiraan yang hanya hadir saat mereka berkumpul,tapi saat Adrian sendirian,kerinduannya pada bidadari setengah baya selalu menghantui perasaannya.
"I've been feeling sentimental,
In a melancholy way,
Blues siting on my shoulder,
Getting heavier every day...
Staring into space,
One thing on my mind,
I've been trying to drown
The thought of you
By drinking too much wine...
Then my imagination
Starts running wild,
I snap my fingers
And you're there by my side...
Can't go on without your love,
There's no song without your love...
Ain't no reason, ain't no rhyme,
Without your love
I'll go out of my mind...
Been getting too lazy,
Letting myself go,
Feeling like a refugee
No one cares for anymore...
Endless lonely days,
I just try to get through,
And there's no escape,
Even when I sleep,
'Cause all I dream is you...
Then my imagination
Gets the better of me,
'Cause you're everywhere I go,
In everything I see..."
Lagu Can't Go On nya Whitesnake selalu dia putar menemani lamunan-lamunannya. Lagu itu sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini. Setiap kali mendengarkan lagu itu ia merasa bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta kepada sesosok Ibu yang baginya sangat sempurna,fisiknya yang menarik dan kebinalan saat bercinta adalah nilai yang baginya tidak akan ada yang melebihinya.
Bu Kartika adalah cinta pertamanya,cinta yang menurut akal logika dan etika masyarakat sangat salah. Tapi cinta adalah cinta,perasaan yang datang tiba-tiba lalu menetap dan mempengaruhi seluruh syaraf di tubuh manusia. Siapakah yang mampu menghalanginya???
Adrian hanyalah seorang remaja yang belum pernah punya pengalaman apapun soal asmara. Dan saat ini asmaranya berlabuh di wanita dewasa yang statusnya adalah seorang istri dan ibu.
Asmara terlarang, Adrian menyadari situasinya. Anak remaja itu mendewasakan dirinya dengan belajar melalui kenyataan hidupnya. Dia kadang ingin memberontak melawan kondisi yang dia alami sekarang,tetapi kemampuan berpikir logis terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi andai dia menuruti nafsu kerinduannya seolah menjadi benteng yang kokoh. Dia memilih tetap menunggu,membiarkan hatinya terluka sedikit demi sedikit karena dia yakin obat paling mujarab akan segera dia temukan.
Adrian bukanlah seorang remaja yang cerdas dalam hal pejaran sekolah. Tetapi kecermatannya mengamati situasi dan keadaan di sekitarnya membuatnya cerdas mengambil sebuah keputusan yang menyangkut nasib dan hidupnya.
35 hari terhitung sejak terakhir mereka berpisah di kamar hotel "Hanoman" dan Adrian masih setia menunggu kedatangan sang bidadari hatinya. Kerinduan hatinya malah membuatnya selalu bersemangat. Ia justru menyiapkan fisik dan mentalnya agar jika suatu saat bidadari itu datang, ia akan siap untuk menyambutnya.
Berat badannya sedikit naik,penampilannya sedikit lebih rapi,aroma tubuhnya agak wangi karena mulai memaki parfum,hal yang tidak pernah dia lakukan selama 16 tahun ia hidup di dunia ini.
Perubahan-perubahan itu tidak kelihatan bagi sebagian orang bahkan kedua orang tua nya sekalipun karena memang tidak secara drastis dan mencolok ia lakukan.
Hanya Chandra yang mengetahuinya,teman sebangkunya,dia tidak penasaran karena dia tidak terlalu peduli. Dia hanya merasa heran dan lebih baik bertanya ke "partner in crime" nya ini.
Adrian selalu menjawab dengan meletakkan jari telunjuk ke depan mulutnya sebagai tanda agar Chandra diam dan tidak banyak bertanya.
"Kere!!!" Umpatan yang selalu diucapkan Chandra kala Adrian melakukan kode itu.
Tok..tok..tok..
Ketukan di pintu kelas membuat semua kepala menengok ke pintu.
Bu Dewi, guru Bimbingan Konseling mendekat ke Pak Soepomo guru bahasa jawa ,berbisik sebentar lalu keluar.
"Adrian!!"
"Saya Pak" sahut Adrian mengacungkan jari.
"Kamu ikut Bu Dewi ke ruang BK"
Adrian terkejut dan menoleh ke Chandra,
"Modyar ndes!!" Kata Adrian berbisik.
"Kalau ketahuan,sebut juga nama ku ndes" bilang Chandra menyemangati.
"Aku juga" kata Hermawan
"Lumayan..di skorsing 3 hari,ikut ah.." sahut Nanang.
Mereka berempat terkekeh, lalu Adrian bangkit dan keluar mengikuti Bu Dewi.
Adrian berjalan di belakang Bu Dewi yang memakai rok panjang ketat mata Adrian tidak sengaja mengikuti gerakan pantat Bu Dewi yang berlenggak lenggok. Dia kembali teringat panasnya percintaan dengan Bu Kartika,penisnya otomatis menggeliat. Sambil berjalan tangannya masuk ke dalam celana dalamnya dan mengatur posisi penisnya agar tidak terasa sakit akibat pembengkakan yang terjadi secara tiba-tiba.
"Adrian!!!"
"Apa yang kamu lakukan itu??!!!" Seru Bu Dewi yang tiba-tiba menoleh dan berbalik ke arahnya.
Adrian kaget,secepat kilat tangannya dikeluarkannya,
"Biar rapi Bu" jawab Adrian sambil berpura-pura merapikan bajunya.
"Lakukan itu di toilet,bukan di lorong sekolah!!!" Seru Bu Dewi agak marah.
"Sudah rapi kan Bu?" Tanya Adrian tanpa merasa berdosa.
Bu Dewi hanya bisa menghela nafas.
Sesampainya di ruang BK,Adrian terkejut,matanya nanar menatap seorang wanita setengah baya yang selama ini ia rindukan,ingin dia mendekat dan mencium bibir indah itu tapi ia tidak mampu dan hanya berdiri menatap Bu Kartika yang duduk tersenyum di kursi tamu ruangan BK.
"Adrian, ada seorang Ibu yang katanya tantemu mau bertemu sama kamu,kamu benar-benar kenal Ibu ini?" Tanya Bu Dewi.
Bu Kartika berdiri,ia memakai kaos dan celana jeans, tonjolan payudaranya membuat Adrian meneguk ludahnya. Bu Kartika terlihat makin montok dan seksi di matanya.
"Iya Bu, beliau tante saya" jawab Adrian sambil tersenyum.
"Bu,saya mau memintakan ijin agar Adrian bisa pulang sekarang,apakah bisa Bu?" Sahut Bu Kartika bertanya ke Bu Dewi.
"Bisa Bu,sebentar saya buatkan surat ijin kepulangan Adrian untuk wali kelasnya"
Setelah surat itu selesai ditandatangani, Adrian segera ke ruang guru untuk menemui Pak Soeparno wali kelasnya untuk meminta tanda tangan,lalu kembali ke kelasnya mengantarkan surat ijin itu kepada guru yang mengajar dan mengambil bukunya.
Saat mengambil buku,ia menuding ketiga temannya,
"Kamu,kamu dan kamu, tunggu panggilan berikutnya" bisiknya penuh ancaman.
"Langsung di skorsing ndes???" Tanya Chandra
"Adrian,cepat pulang jangan berisik,mengganggu pelajaran aja!!" Seru Pak Soepomo.
Adrian tersenyum mengejek ketiga temannya lalu keluar kelas.
Bu Kartika mengobrol dengan Bu Dewi saat Adrian kembali ke ruang BK.
"Kami pulang dulu Bu,selamat siang" pamit Bu Kartika ramah.
"Selamat siang,hati-hati Bu,Adrian" balas Bu Dewi.
Adrian berjalan di samping Bu Kartika,dia menoleh dan tersenyum saat melihat Bu Kartika tersenyum menggoda ke arahnya.
Mereka memasuki mobil lalu pergi meninggalkan sekolah.
"Kita mau ke mana Bu?" Tanya Adrian
"Ke Bandungan" jawab Bu Kartika
"Ibu mau beli kelengkeng dan bunga" sahutnya lagi.
Saat berhenti di lampu merah Peterongan,Adrian melepas sabuk pengaman dan langsung menyosor bibir Bu Kartika dengan ganas. Bu Kartika kaget membalas ciuman itu sebentar lalu mendorong Adrian agar kembali duduk.
"Sabar sayang" kata Bu Kartika sambil melajukan mobil karena lampu hijau sudah menyala.
"Ibu kemana saja?" Tanya Adrian memandang wajah chubby yang selalu hadir di setiap lamunannya.
"Ibu kerja dong sayang" jawab Bu Kartika melirik manja sambil tersenyum.
"Ibu semakin cantik" kata Adrian mengalihkan pandangannya ke luar.
"Lama gak ketemu semakin pandai merayu,hahaha" goda Bu Kartika.
Adrian diam dan hanya melirik sebal.
"Saya rindu Bu" ungkap Adrian,matanya tetap memandang jalanan.
"Ibu tidak tuh" goda Bu Kartika sambil memeletkan lidahnya.
"Hiiiiiihhhh" kesebalan Adrian mulai memuncak.
"Hahahaha" Bu Kartika tertawa senang karena godaannya berhasil.
Adrian menurunkan sandaran jok.menyenderkan tubuhnya,lalu menutup matanya.
"Cup,mmmpphh" ciuman hangat mendarat di bibirnya. Adrian akan membalas ciuman itu tapi Bu Kartika langsung menarik bibirnya dan melajukan mobilnya lagi.
Adrian memincingkan matanya,menghela nafas dan memejamkan matanya kembali
"Hijau sayang,kalau ibu tidak jalan nanti dimarahi orang2 di belakang Ibu" kata Bu Kartika santai.
"Rian..bangun sayang" gugah Bu Kartika
Adrian membuka mata,rupanya karena menahan kesebalan dia tertidur. Dia bangkit duduk dan melihat di sekelilingnya. Tulisan Hotel Matahari membuatnya sedikit terkejut.
"Nggak jadi beli kelengkeng sama bunga Bu" tanya Adrian menyelidik.
"Nanti lah,Ibu mau istirahat sebentar"
"Ibu rindu bercinta dengan Rian" bisik Bu Kartika menggoda lalu keluar dan menuju ke ruang resepsionis.
BERSAMBUNG ...