Keduanya memejamkan mata, mengatur nafas yang tersengal-sengal setelah pendakian mereka mencapai puncaknya.
Penis Adrian masih bersarang di vagina Bu Kartika.
Kedua tangan Adrian memegang kedua tangan Bu Kartika lalu merangkulkan ke depan perut Bu Kartika. Bibirnya mencium lembut rambut Ibu temannya yang mencuri seluruh pikiran dan gairahnya.
"Apakah Ibu sudah menemukan jawaban atas pertanyaan Ibu sendiri?" Tanya Adrian dengan sedikit tekanan.
"Ibu menemukan sesuatu tapi tidak akan mengatakannya sayang" jawab Bu Kartika masih memejamkan mata.
Sikap Adrian yang terlalu romantis baginya, seakan mampu menghapus status sosialnya sebagai seorang ibu dan istri. Ia merasa seperti seorang wanita muda yang dilanda asmara sekaligus gairah yang menggebu. Ia adalah seorang wanita yang selalu butuh ungkapan kasih sayang dan pemuasan hasrat seksualnya yang tidak dia sadari ternyata sangat tinggi.
Adrian memalingkan muka Bu Kartika melumat bibirnya lembut dan penuh perasaan. Pelukan di tubuh telanjang itu semakin erat. Bu Kartika membalas ciuman Adrian,jari-jari kedua tangannya meremas tangan kurus di perutnya, seakan menegaskan bahwa ia mempunyai perasaan yang sama dengan perjaka bau kencur itu.
"Bercinta dengan Ibu ternyata di luar imajinasi saya saat membaca novel Enny Arrow" kata Adrian sambil terkekeh
"Kenapa kontol mu menegang kembali sayang?" Goda Bu Kartika.
Entah kenapa,dia ingin mendominasi Adrian kalau mereka bercinta lagi. Dan sepertinya keinginan itu dikabulkan oleh penis remaja kencur itu.
"Karena kontol ku sepertinya tau kalau ibu membalas perasaan saya" kata Adrian sambil menggoyangkan pinggulnya"
"Saatnya kamu mendapatkan serangan balik sayang" desis Bu Kartika. Membalikkan tubuhnya langsung melumat bibir Adrian dan berjalan maju membuat Adrian mundur hingga pantanya tertahan meja kecil dibelakangnya.
"Mpppphhh"
Tontonan video porno yang sering dia tonton bersama suaminya,membuat angan yang selama ini tidak bisa ia laksanakan dan hanya dipendamnya, karena suaminya selalu membuat ia harus menerima kodrat sebagai seorang wanita yang harus dibawah,menurut dan menerima perlakuan pria.
Adrian adalah objek yang selama ini dia cari. Dengan Adrian ia akan menjadikan impian seksualnya menjadi kenyataaan.
Jemari tangan Bu Kartika mengelus lembut biji peler Adrian,bibirnya semakin ganas melumat bibir Adrian.
Adrian hanya mendesis keenakan akibat serangan Bu Kartika,jemarinya mencengkeram kuat ujung meja dibelakangnya sambil memejamkan mata.
Bibir Bu Kartika mengeksplor leher Adrian dengan ganas,gairah Bu Adrian meningkat pesat,ia terbakar imajinasi liar syahwatnya sendiri.
Tidak sabar, Bu Kartika menurunkan wajahnya tepat di depan penis Adrian yang telah mencapai ketegangan maksimal.
Tangan kanannya memegang ujung penis itu.
Dengan bernafsu dia menyedot kepala penis remaja itu,
"Oooouuhhhhh" Adrian mendesah antara geli dan ngilu di kepala penisnya.
Mata Bu Kartika menatap binal wajah Adrian,lidahnya menyusuri penis itu dari bawah ke atas berulang kali.
"Mmmmmmhhhh...aaahhh.." desahan Adrian semakin seakan menjadi penyemangat mulut Bu Kartika untuk memasukkan penis Adrian ke dalam mulutnya.
"Glok..glok..glok"
Suara sedotan dan kuluman mulut Bu Kartika beriringan dengan gerakan maju mundur kepalanya saat mengoral penis Adrian.
"Ooouuuhhh..oooouuuhh..enak banget mulut Ibu"
"Kontol ku sepertinya akan kecanduan dengan sepongan Ibu" kata Adrian menggoda binal.
"Glok..slurrpp..glok..slurp"
Bu Kartika menjawab godaan Adrian dengan aksi oral yang semakin menggila. Mulutnya seakan tanpa kenal lelah untuk merobohkan pertahanan Adrian.
Dijepitnya penis itu di antara belahan payudaranya,tangannya menaik turunkan payudaranya seperti mengocok penis itu,lidahnya menjulur menjilat lubang penis Adrian. Matanya menggoda menatap Adrian.
"Ssssshhh..eeehhhh..kenyal banget tete ibu"
"Enak banget bu...aaaaahhhh"
Desisan dan desahan Adrian semakin membakar gairah Bu Kartika. Cairan kewanitaannya menetes perlahan tanpa henti. Di remasnya pantat Adrian,mulutnya maju mundur semakin cepat dan liar.
Ia heran sekaligus senang karena remaja itu mampu bertahan dengan baik.
Ia lepaskan penis itu dari mulutnya,ia dorong tubuh Adrian duduk di meja tertahan tembok. Bu Kartika naik ke atas meja,berjongkok,dipangku Adrian,vaginanya tepat di atas penis Adrian. Tangannya menggerakkan penis Adrian menggesek-gesek vaginanya.
"Sssshhhh..uuuuhhhh"
"Mari kita lihat berapa lama kontol mu dapat bertahan sayang" desis Bu Kartika seraya menindih dan memasukkan penis yang telah mengeluarkan cairan pre-cum nya.
"Aaaaahhhhh..Riiaaann.."
Adrian hanya diam memfokuskan diri untuk mempersiapkan pertahanan terbaiknya. Ia tau bahwa Bu Kartika akan melakukan segala cara untuk menaklukkan penisnya.
"Eeeehhhhh"
Bu Kartika berdiam diri menikmati penis keras di dalam memeknya. Kedutan penis dan kedutan vaginanya terasa begitu nikmat.
"Kenapa kamu nekat mencintai Ibu teman mu sayang?"
"Ssshhh..aahhh" pantat semok itu mulai bergerak lembut naik turun.
"Aaaahhh..Ibuuu"
Adrian tidak menjawab pertanyaan itu,ia melumat bibir yang terlihat seksi di matanya dengan lembut,kedua tangannya meremas kuat payudara besar yg tersaji di depannya.
"Rian,kamu semakin nakal" desis Bu Kartika
Tangan Bu Kartika diletakkan di kedua pundak Adrian,ia percepat gerakan pantatnya. Adrian menjilat kedua puting yang mengacung itu bergantian.
"Oooouuuhhhhhh"
"Ini nikmat banget sayang"
"Aaaaaahhhhhh"
Kepala Bu Adrian mendongak tajam ke atas,matanya memejam,gerakan pantatnya semakin tidak beraturan. Ia tidak menyangka akan mendapatkan kenikmatan seksual dari seorang remaja bau kencur yang tidak punya pengalaman bercinta. Ia banyak mendapat informasi mengenai Adrian dari anaknya.
Niatnya untuk membuat Adrian menyerah malah berbalik. Ia yang kini merasakan cairan kewanitaannya semakin membanjir.
"Oooouuuhhh..uuuuhhhh..ooouuuhhh" desahannya semakin tidak terkendali.
Serangan Adrian di kedua payudaranya mengakibatkan gelombang besar kenikmatan di dalam vaginanya.
"Riaaaan..aaaahhh..sssshhhh..oooouuuhhh"
"Serrr..serrr..serrr"
Bu Kartika ambruk,tangannya merangkul erat leher Adrian,nafasnya tersengal-sengal,detak jantungnya berdegup kencang.
Adrian memeluk pinggang Bu Kartika,mencium bibirnya lembut dan mengusap-usap punggung putih bersihnya.
Tanpa bicara,Adrian membalikkan tubuh putih mulus itu tanpa melepaskan penisnya di dalam vagina Bu Kartika,Bu Kartika hanya mampu bergerak mengikuti keinginan Adrian. Adriang beringsut memajukan pantatnya hingga diujung meja,kakinya dilebarkan,kaki Bu Kartika dirapatkkan,diturunkan ke lantai.
Adrian berbaring di atas meja,ia pegang pinggang Bu Kartika dan sedikit mengangkatnya. Bu Kartika yang masih lemah hanya bisa mendesah saat penis Adrian kembali menghujam vaginanya darj bawah.
"Aaaahhh..Riaaaannn..ini gila..ooooohhhh..ini nikmat sekali sayang..aaaaaahhh"
Jeritan kenikmatan tidak bisa ditahan dari mulut Bu Kartika. Yang dilakukan Rian berkali-kali lebih dari ekspektasinya. Kenikmatan ini sepertinya akan selalu ia inginkan di kemudian hari.
Plok..plok..plok..
Sodokan keras dengan ritme yang tidak stabil membuat gelombang gairahnya kembali datang, sambil meremas payudaranya sendiri, Bu Kartika semakin lepas kendali.
"God..aaaaahhh...My God..ooouuuuhhhh.."
Jeritan kenikmatan coba ia tahan agar tidak menimbulkan kegaduhan. Sodokan penis itu begitu dalam menembus relung kenikmatan vaginanya.
Tiba-tiba Adrian mengangkat tubuh Bu Kartika dan melepaskan penisnya,ia balik posisi mereka,tangan Bu Kartika memegang ujung meja,kaki kirinya diangkat dan ditahan lengan Adrian dan,
Jleeebb!!
"Aaaaaahhhh...Riaaaaaannn"
"Mpppphhhhh"
Bu Kartika yang awalnya kecewa dan bingung seketika menjerit,mulutnya yang terbuka seketika disumpal dgn lumatan bibir Adrian.
"Eeerrrrggghh...eeemmhhhh"
Adrian yang kurus punya tenaga yang berlipat setelah nafsunya semakin tidak terkendali.
"Aaahhhh..aaahhhh...aaahhh" desahan bersama kedua insan yang sedang bercinta membuat AC ruangan itu seperti rusak,keduanya berkeringat,suhu tubuh keduanya semakin naik,
"Eeeehhh..eeehhh..eeeehhh"
"Saya sudah nggak bisa menahan Bu" kata Adrian dengan deru nafas yang berat.
"Ouuuhhhh..ooouuuhhh..ooouuuhhh"
"Saya hampir sampai sayang" sahut Bu Kartika.
"Oooooohhhhhhh...aaaaahhhhh.." lolongan kenikmatan kedua insan berbeda usia itu terdengar hampir bersamaan. Adrian menurunkan kaki kiri Bu Kartika ke lantai.
"I love you Kartika Puji" bibir Adrian kembali menicum bibir yang tidak pernah membuatnya bosan.
Bu Kartika tidak merespon ucapan Adrian,dia tidak tau apakah dia bisa jatuh cinta kepada seorang remaja. Dia ingin membalas perasaan remaja itu tapi dia sadar dengan keadaan dan kondisi mereka. Dia merasa bersalah karena hanyut dalam gairah asmara dan birahinya terhadap remaja itu. Dia menyadari telah hanyut terlalu jauh,tapi dia meyakini kalau situasi ini bisa ia atasi.
Bu Kartika bergerak ke arah dipan yang masih belum ternoda oleh keringat mereka, ia memejamkan mata karena kelelahan. Usia tidak akan pernah mampu membohongi kerapuhan fisik kita,demikian dengan Bu Kartika.
Kenikmatan itu berujung rasa lelah dan kantuk yang tidak bisa ia tahan. Ia pun terlelap dengan senyum yang menyungging di bibirnya.
Adrian ke kamar mandi dan membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi ia segera menghubungi resepsionis untuk memesan makanan. Haus dan lapar baru terasa setelah 2 jam lebih bercinta.
"Uuuuggghhh..hoaaammzzz"
Bu Kartika menggeliat terbangun,ia mengucek matanya dan kemudian membukanya.
"Sudah bangun Bu?" Pertanyaan bodoh ditanyakan Adrian.
"Ibu lapar sayang" kata Bu Kartika sambil mengelus perutnya yang keroncongan.
"Jam berapa ini Rian?" Kembali Bu Kartika bertanya.
"Mandi dulu Bu..ini ada makanan,sekarang sudah jam 6 sore" sahut Adrian sambil menonton tv.
"Kita akan menginap di sini atau pulang Bu?" Tanya Adrian setelah Bu Kartika keluar dari kamar mandi.
"Tadi pagi saya sudah bilang ke Bapak kalo menginap sehari" kata Bu Kartika hanya mengenakan celana dalam dan baju putih yang hanya dikancingkan 2 dibagian bawah,sehingga menampakkan payudaranya yg besar dan mulus.
"Jadi malam ini kita menginap sehari di sini sayang" katanya lagi sambil mulai makan.
"Saya belum mengabari orang tua saya kalau saya tidak pulang ke rumah bu" sahut Adrian
"Bolehkah saya pulang sebentar untuk bilang ke orang tua saya Bu?"
Bu Kartika menoleh tidak senang,dilanjutkan makannya sampai habis.
"Ibu kasih waktu 1 jam, kalau dalam 1 jam kamu tidak kembali ke sini,Ibu tidak akan mau menerima mu lagi" kata Bu Kartika tegas.
Adrian bangkit lalu berpakaian,
Ia kecup kening Bu Kartika,
"Tunggu Rian di sini sayang"
"Rian akan kembali kurang dari 1 jam"
"Mmmppphhh" ia melumat bibir Bu Kartika,melepaskannya lalu ke luar kamar.
Setengah jam kemudian,
Tok..tok..tok..
Ketukan pintu kamar membuat Bu Kartika bangkit,membuka sedkit korden jendela kamar dan mengintip ke luar.
Ceklek!!
Bu Kartika membuka kunci pintu,membuka sedikit lalu berdiri di belakang pintu.
Adrian bergegas masuk ke kamar.
"Tumben tadi Fajar ke rumah saya Bu" ujar Adrian sambil meminum air mineral yg terletak di meja.
"Fajar bukan teman yang akrab dengan saya,jd mengherankan tiba-tiba dia main ke rumah mencari saya." Adrian melanjutkan.
Bu Kartika bangkit seakan tidak peduli dengan cerita Adrian. Dia mencium bibir remaja yang telah berhasil membuatnya lemas dalam kenikmatan.
"Cup..mmmmpphh" ia melumat mesra bibir Adrian.
Adrian membalas ciuman itu sambil tangannya meremas pantat semok Bu Kartika.
"Apakah kamu takut Rian?" Tanya Bu Kartika,tangannya mengusap lembut dada Adrian.
"Takut apa Bu?" Adrian balik bertanya.
"Takut kalau Fajar mengetahui hubungan ibunya dengan mu" jawab Bu Kartika,lidahnya leher remaja kurus itu.
Mata Adrian menatap tajam ke depan. Otaknya otomatis memikirkan segala kemungkinan andai Fajar mengetahui hubungannya dengan Bu Kartika.
Cup..
Bu Kartika mengecup lembut pipi Adrian,
"Sebelum semua yang kau pikirkan terjadi,marilah kita nikmati saat ini Rian. Ibu tidak mau menyia-nyiakan waktu dengan mu. Entah Ibu mencintai mu atau hanya menyukai mu tapi ibu menikmati bercinta dengan mu" ucap Bu Kartika lalu mundur dan melepas kancing bajunya secara perlahan bagai penari striptease yang menggoda lelaki hidung belang.
Adrian segera membuang kekhawatiran yang sempat memainkan pikirannya setelah melihat keseksian dan godaan wanita paruh baya yang sedang meremas sendiri kedua payudaranya.
Ia pun melepaskan baju dan celanyanya dengan cepat lalu menghampiri Bu Kartika yang sedang teebakar birahi. Didorongnya pelan tubuh Bu Kartika sehingga terjatuh di kasur.
BERSAMBUNG ...