"Eeeegghhh..aaaahhhhh"
Desahan pelan berulang kali keluar dari mulut wanita setengah baya yang sedang duduk di atas meja. Tangannya ditaruh di belakang menopang tubuhnya,matanya sayu menatap remaja yang sedang berkonsentrasi penuh menggoyang pinggulnya.
Penis yang tegang sempurna bergerak pelan dan stabil di dalam vagina Bu Kartika.
"Relax Rian" Desis Bu Kartika di telinga Adrian.
"Oooohhh..mmmhhhh"
Kaki Bu Kartika mengempit pinggang Adrian,kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam menikmati hujaman lembut penis Adrian di vaginanya.
"Mmmppphhh" ciuman lembut Adrian di bibir Bu Kartika mengiringi peningkatan hujaman penisnya ke dalam vagina Bu Kartika. Daya tahan Adrian melemah seiring meningkatnya aliran darah di penisnya.
"Eeehhh...mmhhhh..eengghhh" Adrian mendesah dan mendesis merasakan penisnya semakin basah disiram cairan kewanitaan yang semakin deras mengalir dari dalam vagina Bu Kartika.
Kedua tangan Bu Kartika menggelayut manja di leher Adrian. Mata sayu kedua insan yang hampir mencapai puncak kenikmatan birahi bertatapan seolah saling menyetujui untuk mengakhiri gejolak syahwat mereka.
"Aaaahhhh..serr..serr..serr" Bu Kartika berseru tertahan.
"Eeeerrrggghhh...cret..cret..cret" Adrian menggeram seraya memuntahkan lahar panas dari dalam penisnya ke dalam vagina Bu Kartika.
Mereka saling memeluk erat,deru nafas yang memburu dan detak jantung yang cepat menandakan lepasnya jerat birahi di tubuh mereka.
Setelah nafsu mereka semakin mereda,keduanya saling menatap dan tersenyum. Kedua kelamin mereka masih menyatu dan tubuh mereka masih berhimpitan.
"Kurus dan pendiam tapi lumayan juga untuk permulaan bercinta" goda Bu Kartika dengan senyum ceria.
"Apakah Ibu ingin kita bercinta lagi saat ini?" Adrian menggoda balik sambil menatap penuh cinta.
"Tidak..tidak..tidak" Bu Kartika menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Besok masih ada waktu sayang" ujar Bu Kartika sambil mengecup bibir Adrian.
"Ibu mau langsung pulang sekalin jemput adik-adiknya Fajar"
"Ibu nggak jadi balik kantor?" Tanya Adrian,lalu melepaskan pelukan dan mundur melepaskan penisnya.
"Gara-gara Rian keluar kamar mandi dengan kontol yang berdiri membuat Ibu lupa kalau harus balik lagi ke kantor" sahutnya lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai kembali seragam kerjanya.
"Wow..ternyata Ibu bisa berkata dengan binal juga,hahaha" tawa Adrian dengan tubuh telanjangnya rebah di atas kasur yang belum mereka tiduri.
Bu Kartika tidak menyahut,setelah selesai ia bergegas keluar.
"Cepat pakai baju mu Rian,kita harus segera jemput adik-adiknya Fajar"
Rian bergegas menuju kamar mandi.
Bu Kartika harus menurunkan Adrian agak jauh dari kantornya agar tidak menjadikan kecurigaan para satpam yang berjaga sore itu.
Adrian mengambil motor dan mengendarainya pulang.
"I want you so bad,
The thought is driving me mad
Like a cat on the prowl,
You come when you want
And not when I call
So sly, so pretty,
I wanna steal all the keys to your city
Tight skirt, skinny leg,
You make a bad dog sit up and beg
You're everything I want,
Everything I need
Come in out of the cold, pretty woman,
Spend the night with me
Oh, you're so fine
Oh, I wanna make your mine all mine,
'Til the end of time,
Baby, you're so fine
You're so hot with body heat,
You cause a fire walking down the street
You got class, you got style,
The girls don't like it,
But, the boys go wild
You're everything I want,
Everything I need
Come in out of the cold, pretty woman,
Spend the night with me"
Suara David Coverdale dengan lagu You're so fine nya mengalun syahdu. Adrian mengenang hilangnya keperjakaannya siang tadi. Teori yang dia baca di novel-novel stesilan seakan lenyap begitu nafsunya mengalahkan otaknya.
Dia mencoba kembali menghafal "pelajaran aktifitas seksual" yang telah dia baca tiap saat. Keinginannya untuk menjadi lelaki sejati bagi bidadari setengah baya yang telah merampas hatinya begitu kuat.
Pejaman matanya saat membayangkan semua teori itu membawanya terlelap ke samudra impian.
Siang itu begitu terik,seorang remaja duduk di atas motor yang di-standart-kan miring di depan sebuah hotel melati. Celana jeans dan jaket kulit mengemas tubuh kurusnya agak kedodoran. Matanya tajam memperhatikan mobil yang keluar masuk gerbang hotel itu.
Hampir setengah jam dia menunggu di bawah rimbunnya pohon angsana di seberang hotel. Decak kegelisahan dan kejengkelan mulai sering terlontar.
Sudah 2 batang rokok dia habiskan untuk mengurangi kejenuhan menunggu mobil yang sudah dia hafali.
Di saat kesabarannya sudah mulai habis dan kegondokannya sudah memuncak,
"Tiiinnn..tiiiinnn"
Klakson dari sebuah taksi yang berhenti di belakang mengagetkan Adrian,dengan beringas dia menoleh menatap penuh kemarahan,
"Sreeettt"
Jendela kaca mobil itu menurun dan menampakkan wajah wanita setengah baya yang selalu membayangi pikirannya,
"Bawa motor mu masuk dan parkir di hotel Rian"
Mobil itu berjalan menyebrang masuk ke dalam menuju lobby hotel. Bu Kartika turun langsung menuju ke resepsionis.
Adrian mengendarai motornya ke arah samping hotel yang menunjukkan area parkir bagi kendaraan roda 2,lalu menyusul Bu Kartika.
Dengan berani Adrian memeluk pinggang Bu Kartika saat mereka berjalan naik menuju kamar yang terletak di lantai 2 hotel. Bu Kartika agak kaget lalu tersenyum sangat manis membuat Adrian mengecup pipi chubby-nya .
"Gak malu meluk Ibu sayang?" Tanya Bu Kartika sambil tersenyum mesra.
"Freedy S. mengajari bagaimana saya harus memperlakukan wanita yang saya cinta" jawab Adrian setengah merayu.
"Owh..anak pendiam ini sekarang mulai pandai merayu ya,hahaha" kata Bu Kartika menggoda.
"Saya hanya mengutarakan apa yang saya rasa Bu,bukan merayu" balas Adrian.
Mereka sudah sampai di depan pintu kamar,Bu Kartika membuka pintu lalu masuk. Adrian melepas jaketnya,langsung membalikkan tubuh Bu Kartika dan memepetkannya ke pintu begitu pintu itu tertutup.
"Mmmppphh..mmppphh"
Adrian mencium bibir Bu Kartika dengan ganas,
"Saya kangen sama Ibu" Adrian berbisik dan kembali melumat bibir bidadar hati nya.
"Baru juga kemarin kita bercinta Rian" balas Bu Kartika berbisik genit.
Bu Kartika kadang bertanya kepada dirinya sendiri kenapa dia ingin menjadi genit dan binal saat bersama Adrian.
Adrian membalikan tubuh Bu Kartika mengahadap ke pintu.
"Saatnya saya menunjukkan kepada ibu bagaimana Enny Arrow mengajari saya memperlakukan Ibu saat bercinta" bisik Adrian di telinga kanan Bu Kartika.
Mulutnya bersarang di leher putih mulus Bu Kartika,menjilat,mengecup dan menggigit manja.
"Geli Rian,sssshhhh.."
"Apa kamu yakin kamu hafal dengan apa yang kamu baca Rian?" Tanya Bu Kartika menggoda berharap Rian benar-benar mampu membuatnya kembali muda. Matanya terpejam menikmati cumbuan bibir Adrian di lehernya
Adrian melepas jas dan dibuangnya ke lantai lalu tangannya dengan lugas mempreteli kancing baju Bu Kartika satu per satu. Diturunkannya baju itu dari lengan Bu Kartika lalu dia kecupin pundak mulus yang hanya berhias tali bra berwarna hitam. Kaitan bra itu dia lepas,giginya menggigit tali bra itu melewati pundak dan bra hitam itu pun meluncur mulus meninggalkan payudara besar Bu Kartika.
Jari-jarinya yang panjang tertangkup di kedua payudara itu lalu meremas perlahan,bibirnya begitu sibuk dengan pundak dan punggung putih mulus di depannya.
"Eeeehhhhh..aaaahhhh"
"Permulaan yang bagus Rian" desis Bu Kartika menahan gairah yang semakin menggebu.
"Uuuuuhhhh.." lenguh Bu Kartika saat kedua putingnya di jepit oleh jari telunjuk dan jari tengan Adrian. Jepitan memilin itu membuat putingnya terasa sangat geli.
"Aaaaahhhh.."
Kombinasi pilin nan puting payudara dan gigitan mesra di leher belakangnya membuat desisan itu meningkat menjadi desahan.
Bibir Adrian mengemut daun telinga Bu Kartika,
"Selamat menikmati sayang" bisik Adrian mesra
Bisikan itu terdengar seksi bagi Bu Kartika mengakibatkan gejolak syahwatnya semakin membuncah.
"Oooooohhh..ini sama sekali di luar perkiraan Ibu,Rian"
"Aaaaahhhh...eeeehhhh" suara desahan Bu Kartika semakin keras saat Adrian menyedot lehernya,meremas keras payudaranya dan memilin putingnya makin cepat. Kombinasi serangan birahi Adrian kepada Bu Kartika semakin bervariasi membuat Bu Kartika semakin menggelinjang.
Tangan Adrian terlepas dari payudara montok itu dan berpindah dengan cepat ke rok Bu Kartika,jemarinya lancar membuka kaitan dan resleting,lalu menurukan rok itu sehingga terpampanglah pantat semok nan mulus tertutup celana dalam hitam.
Di turunkannya perlahan celana dalam itu sambil bibirnya mengecupi bokong seksi Bu Kartika. Dilebarkannya kaki Bu Kartika lalu bokong itu sedikit ditarik mundur sehingga posisi Bu Kartika sedikit menungging dengan kedua tangannya menempel di pintu.
Di elus-elus bokong mulus itu,ditamparnya perlahan,
"Auuuwww..Rian nakal" desis Bu Kartika
Adrian hanya tersenyum.
Dibaliknya tubuh Bu Kartika menghadapnya lalu di lumatnya bibir agak tebal itu..
"Mmmppphh"
Bu Kartika membalas dengan ganas ciuman Adrian,bibir mereka saling menyedot,lidah mereka saling menjilat,pertukaran ludah yang panas terjadi di dalam mulut mereka.
Kedua elapak tangan Adrian mengusap dan menekan kedua ujung puting payudara yg semakin mengeras itu. Jemari Bu Kartika bergerak cepat ke arah celana jeans yg masih dikenakan Adrian,melepas kancing dan menurunkan resleting lalu menurunkan celana jeans beserta celana dalamnya agar terlepas dari kaki Adrian. Aktifitas keduanya itu terjadi tanpa mereka melepaskan ciuman.
Setelah dari celana Bu Kartika menaikkan kaos Adrian ke atas,melepaskan ciuman dan melepaskan kaos melewati kepala Adrian lalu membuangnya.
Mulut Adrian langsung mengarah puting kiri,mengenyotnya keras sambil dijilatin puting itu di dalam mulutnya.
"Aaaahhhhh..enak banget sayaaangg"
Jari tengah Adrian meluncur mulus menuju belahan vagina yang gundul,mengelus bibir vagina itu lalu memasukkan jari itu mencari clitorisnya.
"Oooohhhh..aaaaaahhhhh"
"Aaaaahhh...eeeemmmmhhhh"
Desisan dan desahan Bu Kartika semakin tidak terkendali. Serangan mulut dan jari Adrian di 2 tempat yang menjadi pusat birahinya membuatnya merasakan kenikmatan yang luar biasa..
Sedotan mulut Adrian berpindah ke puting kanannya,jari tengah Adrian semakin liar menari di dalam vaginanya. Cairan kewanitaannya semakin deras mengalir.
Adrian berjongkok di depan vagina Bu Kartika,kaki Bu Kiri Bu Kartika diletakkan di punggungnya,diciuminya vagina yang menurutnya indah.
Punggung Bu Kartika menempel di pintu,tangannya memegang rambut Adrian.
"Eeeehhhh..aaaaaaahhh...mmmhhhhh"
Desahan kenikmatan Bu Kartika terdengar keras bersamaan dengan kepalanya yang mendongak ke atas,matanya terpejam dan dahinya mengernyit menahan kenikmatan saat lidah Adrian bergoyang ria di dalam vaginanya,mengobok-obok klitorisnya.
Syaraf di tubuhnya tidak dapat lagi bertahan dari gempuran birahi yang dilakukan oleh remaja kurus itu. Ledakan itu akhirnya terjadi.
"Aaaaaahhhhh..Riaaaaaaannnn.."
Kepala Bu Kartika semakin mendongak,matanya semakin terpejam dan dahinya semakin mengerut. Jambakan di rambut Adrian yang berjongkok di bawahnya semakin kuat.
Jeritan kenikmatan yang tertahan itu menghantarkan gelombang cairan kewanitaan itu meluap dan membanjiri vaginanya,meleleh hingga ke pahanya.
Adrian pelan2 menurunkan kaki kiri Bu Kartika dari pundaknya,meletakkan kedua tangan Bu Kartika di pundaknya sebagai penahan tubuh lemas Bu Kartika agar tidak jatuh.
Dibisikinya telinga Bu Kartika yang masih memejamkan mata,
*Ibu suka dengan hasil teori Enny Arrow?" Tanya Adrian menggoda.
"Ini gila Rian..benar-benar gila..kamu mempraktekannya dengan sangat baik" jawab Bu Kartika membuka mata sambil tersenyum.
"Karena saya mencintai Ibu dan melakukannya dengan sepenuh perasaan saya kepada Ibu"
Adrian membalikkan lagi tubuh indah Bu Kartika menghadap pintu,sedikit ditunggingkan bokongmya.
Dipegang penisnya,digesek-gesekkan di bibir vagina Bu Kartika yang basah kuyup.
"Ssssshhhhhh..eeeehhhh" Desisan itu terdengar seksi di telinga Adrian
"Apakah Rian yakin mencintai ibu??"
"Atau Rian hanya bernafsu sama ibu??"
Tanya Bu Kartika dengan mulut gemetar menahan nafsunya akibat gesekan penis Adrian di bibir vaginanya.
"Mari kita buktikan Bu,manakah yang meyakinkan" Adrian pelan2 mendorong penisnya masuk ke dalam vagina yang becek itu.
"Aaaaahhhh..kontol mu ternyata bisa memenuhi memek ku sayang"
"Errrrggghhh..ooohhhh,saya suka dengar kata-kata ibu yang binal seperti ini"
Sambil memegang pinggang Bu Kartika,pinggul Adrian mulai bergerak maju mundur teratur dan stabil,dia mencoba me rileks kan dirinya agar jepitan vagina Bu Kartika di penisnya tidak membuat ia melemah.
"Eeeehhhh..eeeehhhh..sssshhhh"
"Enny Arrow ternyata hebat bisa membuat anak pendiam saat diajak bicara menjadi liar saat diajak bercinta" ucap Bu Kartika ditengah desahannya.
"Aaahh..aahhh..eeehhh" desah Adrian di tengah konsentrasinya melakukan penetrasi.
Dirapatkannya kaki Bu Kartika,penisnya intens menyodok vaginanya,didorongnya perlahan tubuh ke depan sehingga tubuh mereka sejajar. Diremasnya kembali payudara montok itu,digigitnya lembut pundak kanan Bu Kartika.
"Aaaahhhh...Rian...oooohhhh"
Bu Kartika hanya bisa pasif dan pasrah menerima gempuran teratur Adrian. Dia hanya bisa mendesah,vaginanya terasa sangat basah.
"Eeemmmhhhh...sssshhhh..aaahhhh" Adrian semakin mempercepat gerak maju mundur pinggulnya sehingga penisnya bisa mencapai sisi terdalam vagina Bu Kartika.
"Enak..aaaahhh..enak..ahhhh"
"Geli banget...eeehhhhh...oooohhh"
Racauan kenikmatan keduanya semakin sering terdengar.
"Sssshhhh..Saya mau keluar Bu" desis Adrian
"Aaahhh..aaaahhhh" Bu Kartika hanya bisa mendesah karena vaginya pun kembali terasa akan meledak
"Oooooooohhhhh..sayaaaanggg"
Crot..crot..crot..
"Riaaaaaannnn...aaauuuuhhhh...oooohhhh"
Puncak kenikmatan itu datang bersamaan..keduanya limbung,tubuh Adrian menimpa tubuh Bu Kartika yg semakin terhimpit diantara pintu dan tubuh Adrian.
BERSAMBUNG ...