𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐚𝐠.𝟓

"Eeeegghhh...aaaahhhhh"
Desahan pelan berulang kali keluar dari mulut wanita setengah baya yang sedang duduk di atas meja. Tangannya ditaruh di belakang menopang tubuhnya,matanya sayu menatap remaja yang sedang berkonsentrasi penuh menggoyang pinggulnya.

Penis yang tegang sempurna bergerak pelan dan stabil di dalam vagina Bu Kartika.

"Relax Rian" Desis Bu Kartika di telinga Adrian.

"Oooohhh..mmmhhhh"

Kaki Bu Kartika mengempit pinggang Adrian,kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam menikmati hujaman lembut penis Adrian di vaginanya.

"Mmmppphhh" ciuman lembut Adrian di bibir Bu Kartika mengiringi peningkatan hujaman penisnya ke dalam vagina Bu Kartika. Daya tahan Adrian melemah seiring meningkatnya aliran darah di penisnya.

"Eeehhh...mmhhhh..eengghhh" Adrian mendesah dan mendesis merasakan penisnya semakin basah disiram cairan kewanitaan yang semakin deras mengalir dari dalam vagina Bu Kartika.

Kedua tangan Bu Kartika menggelayut manja di leher Adrian. Mata sayu kedua insan yang hampir mencapai puncak kenikmatan birahi bertatapan seolah saling menyetujui untuk mengakhiri gejolak syahwat mereka.

"Aaaahhhh..serr..serr..serr" Bu Kartika berseru tertahan.

"Eeeerrrggghhh...cret..cret..cret" Adrian menggeram seraya memuntahkan lahar panas dari dalam penisnya ke dalam vagina Bu Kartika.

Mereka saling memeluk erat,deru nafas yang memburu dan detak jantung yang cepat menandakan lepasnya jerat birahi di tubuh mereka.

Setelah nafsu mereka semakin mereda,keduanya saling menatap dan tersenyum. Kedua kelamin mereka masih menyatu dan tubuh mereka masih berhimpitan.

"Kurus dan pendiam tapi lumayan juga untuk permulaan bercinta" goda Bu Kartika dengan senyum ceria.

"Apakah Ibu ingin kita bercinta lagi saat ini?" Adrian menggoda balik sambil menatap penuh cinta.

"Tidak..tidak..tidak" Bu Kartika menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Besok masih ada waktu sayang" ujar Bu Kartika sambil mengecup bibir Adrian.

"Ibu mau langsung pulang sekalin jemput adik-adiknya Fajar"

"Ibu nggak jadi balik kantor?" Tanya Adrian,lalu melepaskan pelukan dan mundur melepaskan penisnya.

"Gara-gara Rian keluar kamar mandi dengan kontol yang berdiri membuat Ibu lupa kalau harus balik lagi ke kantor" sahutnya lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai kembali seragam kerjanya.


"Wow..ternyata Ibu bisa berkata dengan binal juga,hahaha" tawa Adrian dengan tubuh telanjangnya rebah di atas kasur yang belum mereka tiduri.

Bu Kartika tidak menyahut,setelah selesai ia bergegas keluar.

"Cepat pakai baju mu Rian,kita harus segera jemput adik-adiknya Fajar"

Rian bergegas menuju kamar mandi.

Bu Kartika harus menurunkan Adrian agak jauh dari kantornya agar tidak menjadikan kecurigaan para satpam yang berjaga sore itu.

Adrian mengambil motor dan mengendarainya pulang.

"I want you so bad,
The thought is driving me mad
Like a cat on the prowl,
You come when you want
And not when I call

So sly, so pretty,
I wanna steal all the keys to your city
Tight skirt, skinny leg,
You make a bad dog sit up and beg

You're everything I want,
Everything I need
Come in out of the cold, pretty woman,
Spend the night with me

Oh, you're so fine
Oh, I wanna make your mine all mine,
'Til the end of time,
Baby, you're so fine

You're so hot with body heat,
You cause a fire walking down the street
You got class, you got style,
The girls don't like it,
But, the boys go wild

You're everything I want,
Everything I need
Come in out of the cold, pretty woman,
Spend the night with me"

Suara David Coverdale dengan lagu You're so fine nya mengalun syahdu. Adrian mengenang hilangnya keperjakaannya siang tadi. Teori yang dia baca di novel-novel stesilan seakan lenyap begitu nafsunya mengalahkan otaknya.
Dia mencoba kembali menghafal "pelajaran aktifitas seksual" yang telah dia baca tiap saat. Keinginannya untuk menjadi lelaki sejati bagi bidadari setengah baya yang telah merampas hatinya begitu kuat.

Pejaman matanya saat membayangkan semua teori itu membawanya terlelap ke samudra impian.

Siang itu begitu terik,seorang remaja duduk di atas motor yang di-standart-kan miring di depan sebuah hotel melati. Celana jeans dan jaket kulit mengemas tubuh kurusnya agak kedodoran. Matanya tajam memperhatikan mobil yang keluar masuk gerbang hotel itu.

Hampir setengah jam dia menunggu di bawah rimbunnya pohon angsana di seberang hotel. Decak kegelisahan dan kejengkelan mulai sering terlontar.
Sudah 2 batang rokok dia habiskan untuk mengurangi kejenuhan menunggu mobil yang sudah dia hafali.

Di saat kesabarannya sudah mulai habis dan kegondokannya sudah memuncak,

"Tiiinnn..tiiiinnn"

Klakson dari sebuah taksi yang berhenti di belakang mengagetkan Adrian,dengan beringas dia menoleh menatap penuh kemarahan,

"Sreeettt"

Jendela kaca mobil itu menurun dan menampakkan wajah wanita setengah baya yang selalu membayangi pikirannya,

"Bawa motor mu masuk dan parkir di hotel Rian"

Mobil itu berjalan menyebrang masuk ke dalam menuju lobby hotel. Bu Kartika turun langsung menuju ke resepsionis.
Adrian mengendarai motornya ke arah samping hotel yang menunjukkan area parkir bagi kendaraan roda 2,lalu menyusul Bu Kartika.

Dengan berani Adrian memeluk pinggang Bu Kartika saat mereka berjalan naik menuju kamar yang terletak di lantai 2 hotel. Bu Kartika agak kaget lalu tersenyum sangat manis membuat Adrian mengecup pipi chubby-nya .

"Gak malu meluk Ibu sayang?" Tanya Bu Kartika sambil tersenyum mesra.

"Freedy S. mengajari bagaimana saya harus memperlakukan wanita yang saya cinta" jawab Adrian setengah merayu.

"Owh..anak pendiam ini sekarang mulai pandai merayu ya,hahaha" kata Bu Kartika menggoda.

"Saya hanya mengutarakan apa yang saya rasa Bu,bukan merayu" balas Adrian.

Mereka sudah sampai di depan pintu kamar,Bu Kartika membuka pintu lalu masuk. Adrian melepas jaketnya,langsung membalikkan tubuh Bu Kartika dan memepetkannya ke pintu begitu pintu itu tertutup.

"Mmmppphh..mmppphh"

Adrian mencium bibir Bu Kartika dengan ganas,

"Saya kangen sama Ibu" Adrian berbisik dan kembali melumat bibir bidadar hati nya.

"Baru juga kemarin kita bercinta Rian" balas Bu Kartika berbisik genit.

Bu Kartika kadang bertanya kepada dirinya sendiri kenapa dia ingin menjadi genit dan binal saat bersama Adrian.

Adrian membalikan tubuh Bu Kartika mengahadap ke pintu.

"Saatnya saya menunjukkan kepada ibu bagaimana Enny Arrow mengajari saya memperlakukan Ibu saat bercinta" bisik Adrian di telinga kanan Bu Kartika.

Mulutnya bersarang di leher putih mulus Bu Kartika,menjilat,mengecup dan menggigit manja.

"Geli Rian,sssshhhh.."

"Apa kamu yakin kamu hafal dengan apa yang kamu baca Rian?" Tanya Bu Kartika menggoda berharap Rian benar-benar mampu membuatnya kembali muda. Matanya terpejam menikmati cumbuan bibir Adrian di lehernya

Adrian melepas jas dan dibuangnya ke lantai lalu tangannya dengan lugas mempreteli kancing baju Bu Kartika satu per satu. Diturunkannya baju itu dari lengan Bu Kartika lalu dia kecupin pundak mulus yang hanya berhias tali bra berwarna hitam. Kaitan bra itu dia lepas,giginya menggigit tali bra itu melewati pundak dan bra hitam itu pun meluncur mulus meninggalkan payudara besar Bu Kartika.

Jari-jarinya yang panjang tertangkup di kedua payudara itu lalu meremas perlahan,bibirnya begitu sibuk dengan pundak dan punggung putih mulus di depannya.

"Eeeehhhhh..aaaahhhh"

"Permulaan yang bagus Rian" desis Bu Kartika menahan gairah yang semakin menggebu.

"Uuuuuhhhh.." lenguh Bu Kartika saat kedua putingnya di jepit oleh jari telunjuk dan jari tengan Adrian. Jepitan memilin itu membuat putingnya terasa sangat geli.

"Aaaaahhhh.."

Kombinasi pilin nan puting payudara dan gigitan mesra di leher belakangnya membuat desisan itu meningkat menjadi desahan.

Bibir Adrian mengemut daun telinga Bu Kartika,

"Selamat menikmati sayang" bisik Adrian mesra

Bisikan itu terdengar seksi bagi Bu Kartika mengakibatkan gejolak syahwatnya semakin membuncah.

"Oooooohhh..ini sama sekali di luar perkiraan Ibu,Rian"

"Aaaaahhhh...eeeehhhh" suara desahan Bu Kartika semakin keras saat Adrian menyedot lehernya,meremas keras payudaranya dan memilin putingnya makin cepat. Kombinasi serangan birahi Adrian kepada Bu Kartika semakin bervariasi membuat Bu Kartika semakin menggelinjang.

Tangan Adrian terlepas dari payudara montok itu dan berpindah dengan cepat ke rok Bu Kartika,jemarinya lancar membuka kaitan dan resleting,lalu menurukan rok itu sehingga terpampanglah pantat semok nan mulus tertutup celana dalam hitam.

Di turunkannya perlahan celana dalam itu sambil bibirnya mengecupi bokong seksi Bu Kartika. Dilebarkannya kaki Bu Kartika lalu bokong itu sedikit ditarik mundur sehingga posisi Bu Kartika sedikit menungging dengan kedua tangannya menempel di pintu.

Di elus-elus bokong mulus itu,ditamparnya perlahan,

"Auuuwww..Rian nakal" desis Bu Kartika

Adrian hanya tersenyum.

Dibaliknya tubuh Bu Kartika menghadapnya lalu di lumatnya bibir agak tebal itu..

"Mmmppphh"

Bu Kartika membalas dengan ganas ciuman Adrian,bibir mereka saling menyedot,lidah mereka saling menjilat,pertukaran ludah yang panas terjadi di dalam mulut mereka.

Kedua elapak tangan Adrian mengusap dan menekan kedua ujung puting payudara yg semakin mengeras itu. Jemari Bu Kartika bergerak cepat ke arah celana jeans yg masih dikenakan Adrian,melepas kancing dan menurunkan resleting lalu menurunkan celana jeans beserta celana dalamnya agar terlepas dari kaki Adrian. Aktifitas keduanya itu terjadi tanpa mereka melepaskan ciuman.

Setelah dari celana Bu Kartika menaikkan kaos Adrian ke atas,melepaskan ciuman dan melepaskan kaos melewati kepala Adrian lalu membuangnya.

Mulut Adrian langsung mengarah puting kiri,mengenyotnya keras sambil dijilatin puting itu di dalam mulutnya.

"Aaaahhhhh..enak banget sayaaangg"

Jari tengah Adrian meluncur mulus menuju belahan vagina yang gundul,mengelus bibir vagina itu lalu memasukkan jari itu mencari clitorisnya.

"Oooohhhh..aaaaaahhhhh"

"Aaaaahhh...eeeemmmmhhhh"

Desisan dan desahan Bu Kartika semakin tidak terkendali. Serangan mulut dan jari Adrian di 2 tempat yang menjadi pusat birahinya membuatnya merasakan kenikmatan yang luar biasa..

Sedotan mulut Adrian berpindah ke puting kanannya,jari tengah Adrian semakin liar menari di dalam vaginanya. Cairan kewanitaannya semakin deras mengalir.

Adrian berjongkok di depan vagina Bu Kartika,kaki Bu Kiri Bu Kartika diletakkan di punggungnya,diciuminya vagina yang menurutnya indah.
Punggung Bu Kartika menempel di pintu,tangannya memegang rambut Adrian.

"Eeeehhhh..aaaaaaahhh...mmmhhhhh"

Desahan kenikmatan Bu Kartika terdengar keras bersamaan dengan kepalanya yang mendongak ke atas,matanya terpejam dan dahinya mengernyit menahan kenikmatan saat lidah Adrian bergoyang ria di dalam vaginanya,mengobok-obok klitorisnya.

Syaraf di tubuhnya tidak dapat lagi bertahan dari gempuran birahi yang dilakukan oleh remaja kurus itu. Ledakan itu akhirnya terjadi.

"Aaaaaahhhhh..Riaaaaaaannnn.."

Kepala Bu Kartika semakin mendongak,matanya semakin terpejam dan dahinya semakin mengerut. Jambakan di rambut Adrian yang berjongkok di bawahnya semakin kuat.

Jeritan kenikmatan yang tertahan itu menghantarkan gelombang cairan kewanitaan itu meluap dan membanjiri vaginanya,meleleh hingga ke pahanya.

Adrian pelan2 menurunkan kaki kiri Bu Kartika dari pundaknya,meletakkan kedua tangan Bu Kartika di pundaknya sebagai penahan tubuh lemas Bu Kartika agar tidak jatuh.
Dibisikinya telinga Bu Kartika yang masih memejamkan mata,

*Ibu suka dengan hasil teori Enny Arrow?" Tanya Adrian menggoda.

"Ini gila Rian..benar-benar gila..kamu mempraktekannya dengan sangat baik" jawab Bu Kartika membuka mata sambil tersenyum.

"Karena saya mencintai Ibu dan melakukannya dengan sepenuh perasaan saya kepada Ibu"

Adrian membalikkan lagi tubuh indah Bu Kartika menghadap pintu,sedikit ditunggingkan bokongmya.
Dipegang penisnya,digesek-gesekkan di bibir vagina Bu Kartika yang basah kuyup.

"Ssssshhhhhh..eeeehhhh" Desisan itu terdengar seksi di telinga Adrian

"Apakah Rian yakin mencintai ibu??"
"Atau Rian hanya bernafsu sama ibu??"

Tanya Bu Kartika dengan mulut gemetar menahan nafsunya akibat gesekan penis Adrian di bibir vaginanya.

"Mari kita buktikan Bu,manakah yang meyakinkan" Adrian pelan2 mendorong penisnya masuk ke dalam vagina yang becek itu.

"Aaaaahhhh..kontol mu ternyata bisa memenuhi memek ku sayang"

"Errrrggghhh..ooohhhh,saya suka dengar kata-kata ibu yang binal seperti ini"

Sambil memegang pinggang Bu Kartika,pinggul Adrian mulai bergerak maju mundur teratur dan stabil,dia mencoba me rileks kan dirinya agar jepitan vagina Bu Kartika di penisnya tidak membuat ia melemah.

"Eeeehhhh..eeeehhhh..sssshhhh"

"Enny Arrow ternyata hebat bisa membuat anak pendiam saat diajak bicara menjadi liar saat diajak bercinta" ucap Bu Kartika ditengah desahannya.

"Aaahh..aahhh..eeehhh" desah Adrian di tengah konsentrasinya melakukan penetrasi.

Dirapatkannya kaki Bu Kartika,penisnya intens menyodok vaginanya,didorongnya perlahan tubuh ke depan sehingga tubuh mereka sejajar. Diremasnya kembali payudara montok itu,digigitnya lembut pundak kanan Bu Kartika.

"Aaaahhhh...Rian...oooohhhh"

Bu Kartika hanya bisa pasif dan pasrah menerima gempuran teratur Adrian. Dia hanya bisa mendesah,vaginanya terasa sangat basah.

"Eeemmmhhhh...sssshhhh..aaahhhh" Adrian semakin mempercepat gerak maju mundur pinggulnya sehingga penisnya bisa mencapai sisi terdalam vagina Bu Kartika.

"Enak..aaaahhh..enak..ahhhh"

"Geli banget...eeehhhhh...oooohhh"

Racauan kenikmatan keduanya semakin sering terdengar.

"Sssshhhh..Saya mau keluar Bu" desis Adrian

"Aaahhh..aaaahhhh" Bu Kartika hanya bisa mendesah karena vaginya pun kembali terasa akan meledak

"Oooooooohhhhh..sayaaaanggg"

Crot..crot..crot..

"Riaaaaaannnn...aaauuuuhhhh...oooohhhh"

Puncak kenikmatan itu datang bersamaan..keduanya limbung,tubuh Adrian menimpa tubuh Bu Kartika yg semakin terhimpit diantara pintu dan tubuh Adrian.


 

Read More

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐚𝐠.𝟒

"I feel wonderful
Because I see the love light in your eyes
And the wonder of it all
Is that you just don't realize how much I love you"

Sebait lagu dari Eric Clapton dinyanyikan seorang remaja kurus itu di depan seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik malam itu.

Setelah acara makan bersama selesai,Adrian pindah ke ruang tamu dan memetik gitar sambil bernyanyi lirih. Fajar dan adik perempuannya masuk ke dalam kamar. Seorang anak kecil berusia 8th bersimpuh di bawahnya sambil mengerjakan PR.

Mata remaja itu seakan enggan berpaling dari paras cantik berpipi chubby yang menatapnya sambil tersenyum simpul.

"Jangan pernah berani mengatakan kalau kamu jatuh hati pada Ibu,Rian." Kata Bu Kartika lirih.

"Apa yang menyebabkan ibu begitu percaya diri mengatakan itu?" Tanya Rian santai.

"Ibu wanita dewasa,sudah pasti ibu tau perasaan mu walaupun kamu tidak mengatakannya." Sahut si ibu semakin lirih,tangannya bersedekap.

"Tidak perlu saya mengatakannya kan Bu?"

"Ibu membalas ciuman saya, itu sudah menyatakan kepastian penerimaan ibu atas perasaan saya" lirik Adrian sambil tersenyum bahagia.

Bu Kartika menundukkan badan,kedua telapak tangannya menutupi wajah.

"Ibu membalas ciuman mu hanya karena ibu lama tidak pernah merasakan itu..ciuman lembut penuh perasaan itu pernah ibu dapatkan bertahun-tahun lalu..sekarang tidak lagi..dan kamu..kenapa kamu selalu mencium bibir ibu saat kita ketemu??"tanya Bu Kartika penasaran

"Karena saya selalu gemas sama Ibu"jawab Adrian sambil memetik gitar

"Ibu sudah bersuami dan anak ibu pun teman mu,Rian" ujar Bu Kartika berseru lirih

"Saya hanya mengungkapkan kegemasan saya sama ibu..itu saja" Adrian semakin tenang dan percaya diri.

"Tidak saat Rian mencium Ibu di dapur tadi" ketus Bu Kartika

"Ciuman mu tadi adalah ungkapan perasaan mu ke Ibu"

"Ciuman mu tadi menyatakan kamu mencintai Ibu teman sekelasmu!"

Anak kecil yang berada di tengah mereka seakan tidak peduli dengan pertentangan kecil di atas kepalanya. Dia tidak paham dan sibuk dengan PR nya.

"Saya pulang dulu Bu."
"Terima kasih atas makanannya"

Adrian bangkit berdiri dan melangkah keluar,berjalan di samping mobil yg terparkir di garasi yang berada di sebelah kiri pintu ruang tamu.

Bu Kartika mengikutinya,lalu menarik tangan Adrian ke depan pintu garasi

"Mmmpphhh"
Bu Kartika melumat bibir remaja kurus itu,
Keduanya berciuman dengan ganas di depan pintu garasi hingga,

"Bu?!" teriak Radit,anak Bu Kartika yang terkecil.

Mereka kaget dan menghentikan ciuman.Dada Bu Kartika bergemuruh,gairahnya memuncak,puting payudaranya mengeras hanya karena berciuman dengan remaja seusia anak pertamanya.
Wajah Adrian memerah akibat gairah muda dan nafsunya membuncah,terasa sakit di pusat selangkangannya karena terjepit segitiga pengamannya sendiri.

"Iya Dek!!" Jawab Bu Kartika berjalan masuk ke dalam rumah.

Buru-buru Adrian mengeluarkan motor dan meninggalkan rumah Bu Kartika.

"Don't you need some love tonight?
I do, yes I do
Don't you need some love tonight?
How can we stand the heat
When love is all we need?

When passion rules the game (yeah, yeah - ooh)
I ain't got no control, when my heart's in flames
Passion rules the game (yeah, yeah - ooh)
I ain't got no control, when my heart's in flames"

Lagu Scorpion menghentak di tape butut bermerk Tens yang berada di belakang samping meja belajar kayu.

Remaja kurus itu terlihat sibuk dengan novel-novel romansa karya Abdullah Harahap,Motingo Busye,Enny Arrow dan Freddy. S yang ia pinjam dari rental buku langganannya.

Remaja kurus itu ingin belajar dari novel bagaimana percintaan dan bercinta itu akan dia hadapi nanti saat bersama bidadari setengah baya yang selalu mengganggu hati dan birahinya.

Saat ini dia belum tau dan belum mampu membedakan apakah rasa yang timbul di dalam hatinya adalah sebuah CINTA???

Apakah keinginannya untuk selalu menikmati bibir agak tebal Bu Kartika adalah gejolak NAFSU??

Dia hanya merasa bergembira,hidupnya seakan berwarna dan ceria. Keinginan untuk bertemu semakin menyiksa kalbu.

Adrian,remaja kurus dan pendiam bagaikan sebatang pohon kecil mendapatkan air dan pupuk sekaligus.

***
"I picture you in my arms
And the touch of your skin
The smile on your face
The way that you taste

You come to my senses
Every time I close my eyes
I have no defenses
You come to my senses
I can't stop this ache inside
Oh! I have no defenses
You come to my senses"

Sekelumit lirik lagu Chicago mengiringi pejaman mata si remaja kurus di tengah hiruk pikuk kelas karena Pak Aji guru teori Kelistrikan Otomotif tidak datang untuk mengajar.

Kelas itu porak poranda,beberapa siswa bercanda ria tertawa dan beberapa lagi sedang bermain judi tek pol (memutar uang koin 100 perak bergambar kerbau dan rumah wayang dibaliknya).

Pikiran Adrian merancang strategi bagaimana pergi dari hiruk pikuk kelasnya tanpa ada yang menyadari. Dia ingin mencapai tujuannya siang ini,dia harus menuntaskan gempuran angan2 yang ada di kepalanya.

"Rif,aku mau ke toilet nanti kalau ada guru pengganti nanyain" pamit Adrian ke Arif sang ketua kelas.

"Jangan meloncat pagar,keluar aja seperti biasa bareng anak-anak MO 2,mereka sudah pulang jam 11.30 nanti,tunggulah sebentar Ndes!" Sahur Arif melihat jam dinding menunjukkan waktu 11.20, seakan paham kalau Adrian berbohong soal ijinnya tadi.

Adrian nyengir dan ketawa.

"Kere,ngertinan,hahaha"

"Pak Ketu emang joss!!" Timpal Chandra dari samping Arif,

"Kali ini tidak untuk bermain PS ndes!!"
"Aku mau cabut karena urusan pribadi!!"
Sahut Adrian sambil mengambil sebuah buku,digulung dimasukkannya ke dalam saku kanan belakang lalu keluar kelas.

Arif mengikuti di sebelahnya,

"Mau cabut jg rif?"

"Ndas mu!!!" Seru Arif

"Aku kebelet pup tau"

"Hahaha"

Jam 11.30,Adrian membaur bersama siswa MO 2 yang keluar dari kelas mereka,mengambil motor lalu bergegas pergi.

Berhenti di sebuah kantor bank swasta,dada Adrian bergemuruh antara gembira dan takut. Dia bimbang untuk bertanya kepada satpam yang berjaga di pos.
"Heeehhh" helaan nafas untuk menenangkan dirinya sendiri membawa keberanian untuk mendekati pos satpam.

"Permisi Pak,saya bisa bertemu dengan Bu Kartika?"

"Anda siapa dik?" Tanya Pak Satpam.

"Saya keponakannya Pak." jawab Adrian.

"Nama mu siapa dan ada keperluan apa??" Tanya si Satpam lagi.

"Nama saya Adrian Pak, Bu Kartika menyuruh datang ke kantornya pas jam makan siang."

"Bentar saya telponkan dulu ya dik."

"Siang Bu Kartika,ada keponakan ibu yang menunggu ibu di pos satpam." sapa si satpam kepada Bu Kartika melaui sambungan telepon.

"Namanya Adrian Bu."

"Baik Bu,terima kasih."

"Tunggu sebentar dik,Bu Kartika nya baru mau keluar" ujar si satpam

"Terima kasih Pak" kata Adrian sambil mengangukkan kepalanya

Adrian menunggu dengan gelisah,matanya menengok ke arah pintu depan kantor dengan perasaan yang tak menentu.

Pintu terbuka dari dalam,Bu Kartika melangkah keluar,matanya menoleh ke pos satpam dan melihat "keponakannya" dengan tersenyum.

Adrian kembali terpesona,bidadari setengah baya itu memakai jas dan rok abu-abu berpadu dengan baju putih di dalamnya,dasi biru menghiasi kerah baju semakin menambah keindahan seragam kerja yang dikenakannya. Kulit putih,dada yang membusung dan pantat yang agak lebar terlihat sangat seksi bagi remaja kurus itu.
Gairah remaja itu bangkit perlahan,kerinduan yang membelenggu kepalanya sejak kemarin seakan terlepas mengakibatkan getaran di dadanya semakin kencang,tubuhnya gemetar.

"Rian,ayo masuk" ajak Bu Kartika seraya masuk ke dalam mobil corolla twin cam berwarna silver miliknya.

Adrian berlari kecil,membuka pintu kemudian masuk ke dalam mobil.

Ia duduk menundukkan muka dan jarinya yang bergetar kebingungan,lidahnya terasa kelu dan matanya serasa nanar.

"Anak pendiam ternyata pandai berbohong ya,hahahaha" goda Bu Kartika saat mobil mulai melaju pelan di jalanan MT.Haryono.

"Rian mau mengajak ibu ke mana?" Tanyanya.

"Kan yang nyetir Ibu,terserah ibu lah mau ke mana" jawab Adrian dengan mulut bergetar.

"Berani berbohong kok gemeteran,hahaha" goda Bu Kartika lagi.

"Rian mau makan apa? Di mana?"

"Saya mau makan ibu!!" Jawabnya ketus

"Apanya Ibu yang mau Rian makan?" Kerling Bu Kartika semakin menggoda

Rian menoleh dan menatap Bu Kartika,

"Eits..ada sabuk pengaman,kamu gak bisa maju untuk mencium Ibu..hahaha" Bu Kartika terlihat begitu gembira saat menggoda si remaja kurus yang telah berkali-kali mencium bibirnya itu.

Adrian yang semakin sebal hanya bisa menghela nafas dan memejamkan mata,lalu ia berpaling ke jalanan menatap trotoar yang seakan berjalan menjauhinya.

Mobil itu berhenti di sebuah Hotel melati di pinggiran kota Semarang. Adrian menoleh ke arah Bu Kartika yang melepas sabuk pengamannya dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Kita ngobrol di kamar hotel sekalian makan." Bu Kartika keluar dan segera menuju ke resepsionis. Adrian mengikuti dari belakang lalu duduk di kursi depan meja resepsionis.

"Rian" panggil Bu Kartika berjalan menuju tangga lantai 2 hotel itu dan Adrian mengekor di belakangnya. Bu Kartika berhenti di sebuah kamar bernomor 27,membuka pintu lalu masuk. Adrian kembali mengikuti masuk dan melihat-lihat kamar. Sebuah TV tabung 14 inch menempel di dinding di bawah AC. Dipan agak besar dengan kasur empuk tertutupi sprei putih dan di atasnya hanya terdapat 1 bantal. Tidak ada kursi,hanya sebuah meja kayu kecil terletak di bawah TV.

Bu Kartika menutup pintu lalu menguncinya.

"Cup"

Adrian menoleh saat pipinya dicium sang bidadari yang saat itu sudah melepas jas abu-abunya lalu menggantungkannya di gantungan baju dibelakang pintu.

"Ibu tau Rian kangen sama ibu kan" bisik Bu Kartika di telinga Adrian sambil menjilat daun telinganya,membikin geli sekujur tubuh si remaja.

Tubuh Adrian membujur kaku..mukanya memerah menahan gairah yang tiba-tiba bangkit tanpa dia sadari.

Bu Kartika duduk di pinggir dipan sambil mengikat rambutnya,kerlingan matanya menggoda,usapan lidah di bibirnya laksana undangan birahi. Ia merasa seksi dan sangat bergairah,hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya bahkan kepada suaminya sendiri.

Adrian,remaja kencur itu semakin tidak kuasa mengontrol api gairah yang membakar setiap syaraf dalam tubuhnya Kobaran api birahi itu perlahan turun menuju ke tengah-tengah selangkangannya. Geliat kecil itu menjadi semakin kuat dan membesar mengakibatkan bangkitnya pusat ke-lelakian-nya.

Bu Kartika bangkit sambil melepas kancing bajunya satu per satu mendekati Adrian,

"Saat seperti inikan yang Rian ingin dari Ibu?" Bra abu-abu dan belahan payudara putih mulus itu mulai terlihat sedikit sedikit,

Adrian masih berdiri diam,dia hanya mengamati semua pergerakan Bu Kartika yang membuat pemberontakan di dalam celana dalamnya semakin kuat dan menyakitkan.

Bibir Bu Kartika yang bergetar saat berbisik menandakan kalau Bu Kartika belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Nafsunya seakan semakin bertumbuh liar setiap mengingat ciuman mengejutkan Adrian di dalam mobilnya kala itu.
Ciuman yang tidak membuatnya marah dan kecewa,ciuman yang membuatnya ingin diperlakukan seperti itu lagi membuat ia selalu menggoda Adrian.

Bu Kartika semakin mendekat,kancing di bajunya sudah terbuka menampakkan payudara besar,putih dan mulus dibungkus bra abu-abu yang menutupi sebagian.

"Cup"

Ia kecup bibir Adrian sambil membuka kancing atas baju seragam si perjaka.

"Apakah Rian tau apa yang akan Rian lakukan di kamar ini bersama Ibu" tanya Bu Kartika menatap mata Adrian sambil membuka kancing ke dua.

"Saya tau Bu" jawab Adrian dengan gemetar

Bu Kartika agak kaget,matanya sayu nya sedikit menyipit,

"Bagaimana dan dari mana Rian tau?" Tanyanya lagi sembari membuka kancing ke 3

"Dari Enny Arrow" jawab Adrian malu

"Hahahaha" tawa Bu Kartika seraya menarik ke atas baju seragam Adrian.

"Rian selalu menggemaskan dan mengejutkan Ibu" sambil berjalan menuju ke belakang tubuh Adrian.

"Hanya Enny Arrow yang mengajarkan mu?" Bu Kartika bertanya lagi,tangannya mengendorkan ziper dan membukanya.

"Sepertinya Enny Arrow sudah cukup" jawab Adrian menahan nafsu yang menjalar naik dari penisnya menuju otak.

Jemari lentik Bu Kartika membuka kancing celana sekaligus resletingnya,melorotlah celana seragam si perjaka.

"Jadi..apa yang kau tunggu Rian?" Goda Bu Kartika mengelus penis perjaka yang terjepit celana dalam Ric Sony.

"Eeeeehhh" Adrian mengerang mendongakkan wajahnya. Suhu badannya semakin meningkat.

Dia membalik dan mendorong pelan tubuh Bu Kartika menempel di tembok.

"Mmmppphhh" lumatan bertubi-tubi bibirnya ia arahkan ke bibir sang bidadari separuh baya.

Ciuman panas Adrian yang terdorong gairah nafsu membuat Bu Kartika kewalahan. Tangan Adrian mendekap erat kepalanya,tangannya hanya mampu memegang kedua lengan Adrian.

"Beginikah Enny Arrow mengajarkan mu berciuman?" Goda Bu Kartika setelah Adrian melepaskan bibirnya.

Hanya dalam sepersekian detik otak Adrian seakan teringat adegan-adegan di novel dewasa yang ia baca.

Adrian menatap tajam mata sayu wanita setengah telanjang di depannya. Bibirnya lembut mencium,matanya terpejam mencurahkan segala kerinduan hatinya melalui getaran di bibirnya. Dia mencium seolah esok tiada lagi.

"Mmmpphh..mmmpphhh"

Bu Kartika yang awalnya membuka mata akhirnya hanyut dan memejamkan matanta menikmati getaran-getaran perasaan Adrian yang dia tahu telah jatuh kepada nya.

Adrian melumat bibir dan memagut bibir bawah Bu Kartika dengan ritme yang lembut. Lidahnya menari di dalam rongga mulut Bu Kartika. Tarikan bibirnya membuat bibir bawah Bu Kartika terasa tersedot. Bibir Bu Kartika mulai melakukan perlawanan atas agresi bibir Adrian.

Ritme yg lembut meningkat semakin cepat dan ganas..kedia bibir itu seperti lintah,saling sedot,saling jilat,saling memagut dan saling melumat.

Tangan Bu Kartika menurukan celana dalam Adrian lalu mengocok lembut Penis agak besar yang belum sempat dia lihat. Pantat Adrian reflek agak mundur karena terkejut.
Adrian melepaskan bibir nya dan menatap sayu.

"Ibuuuuu...aaaahhh" ritme kocokan yang lembut dan konstan membuat Adrian mendongakan kepala dan memejamkan mata. Dengan sigap Bu Kartika melahap leher coklat yg terbuka lebar.

"Cup..cup..sluurrpp"

Badan Adrian semakin menggelinjang kegelian,kedua telapak tangannya menempel di tembok,tubuhnya semakin menjepit tubuh Bu Kartika.

Bu Kartika kembali berbisik,

"Ibu bisa lebih lihai dari Enny Arrow,Rian" lalu melumat bibir Adrian lebih ganas

"Mmmpphh..mmmmmppphh..mmmpphh"

Kocokan di penis Adrian semakin cepat,

"Eeenngghhh" Adrian menggeram

Bu Kartika langsung meringsutkan bandannya berjongkok di depan penis si perjaka,dia jilati batang penis hingga ke ujungnya,dia sedot kepala penis itu sambil dikocoknya,

"Aaaaaaarrrggghhhh"

"Crot..crot..crot"

Kedua lengan Adrian menopang tubuh lemasnya agar tidak jatuh menatap tembok..nafasnya memburu,dadanya bergemuruh.

Lelehan sperma nya menetes ke lantai,dia menatap wajah cantik di bawahnya dengan perasaan yang tidak menentu.

"Perjaka tulen" kata Bu Kartika tersenyum lalu berdiri dan kembali melumat bibir Adrian.

"Ibu harus kembali ke kantor" ucap Bu Kartika sambil memakai bajunya kembali

"Ibu kecewa?" Tanya Adrian tak bergeming dengan ketelanjangannya.

"Besok Ibu dinas ke luar,Rian bisa menunggu Ibu di sini jam 11 siang"

"Saya sekolah Bu,tidak tau apakah saya bisa datang atau tidak" sambil berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan penisnya.

"Biasanya Rian cabut aja kalau punya keinginan,seperti tadi kan?"

"Jadi..besok pasti Rian akan datang,Ibu yakin itu,hahahaha"

Adrian keluar kamar mandi, Bu Kartika terkejut

"Rian???!!!"


 

Read More

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐚𝐠.𝟑

Adrian terhenyak,dia menatap wajah chubby nan cantik Bu Kartika dengan senyum menggodanya yang berlalu menuju ke dapur untuk membuat minuman,
Adrian hanya mampu menatap tubuh belakang Bu Kartika yang masih memakai rok berwarna abu dan baju putih dengan dasi kecil berwarna biru di lehernya.
Kulit Bu Kartika yang kuning langsat terlihat serasi dan menambah keindahan di mata si remaja kurus itu.
Mata Adrian jalang menatap pantat yg lebar dibalik rok span yang ketat berlenggak lenggok bak penari jaipong menggoda penontonnya.
"Kopi atau teh rian?" Seru Bu Kartika dari dapur
"Terserah Ibu" Adrian menyahut sambil tangannya gemetar memetik senar gitar.

"Lagu tadi bagus Rian" kata Bu Kartika sambil meletakkan 2 gelas es teh di meja.

"Lagu mu sendiri?"
Bu Kartika duduk menyilangkan kaki menampakkan sedikit paha mulus yang menyilaukan mata Adrian.

"Aaaahhhh" Bu Kartika menggeliat menarik kedua tangan ke atas kepala sambil meletakkan punggungnya ke sandaran sofa.
Adrian yang melihat tonjolan besar di dada Bu Kartika seketika melongo menatap tak berkedip.

"Rian!!"

"Lihat tete ibu segitunya..ini masih berpakaian apalagi kalau tanpa sehelai kain pun,Hahahaha"

Muka Adrian langsung memerah menahan malu,dia lalu menoleh ke arah pintu,tangannya yang gemetar terasa berat untuk memetik senar gitar yang dipangkunya.

"Rian"

Adrian hanya menoleh,

"Kenapa kemarin kamu mencium ibu?"

Adrian hanya terdiam dan menunduk,matanya terpejam mengenang kejadian kemarin.

"Saya tidak tau kenapa Bu."

Kembali Adrian menunduk.

"Kenapa setelah itu kamu lari pulang kan masih hujan?"

"Saya malu dan takut Bu"

"Lagi pula saya sudah memperingatkan Ibu agar jangan membuat saya gemas sama Ibu" ucap Adrian membela diri sambil tetap menunduk.

"Ooowww..jadi begitu cara mu mengekspresikan kegemasan mu"

"Bagaimana jika seorang cowok membuat mu gemas??"
"Apakah Rian juga akan menciumnya?" Pancing Bu Kartika sambil tersenyum menahan tawa.

"Ibu!!"

"Hanya untuk inikah Ibu meminta saya menunggu Ibu?" Kata Adrian menatap tajam Bu Kartika. Tangannya gemetar menahan sebal dan gemas karena godaan wanita yang membuatnya terpesona ini.

"Tentu saja tidak Rian" senyum Bu Kartika semakin menggoda.
"Kata Fajar,Rian adalah anak pendiam yang bengal dan bandel,benarkah begitu??" Tanya Bu Kartika tajam.

Adrian hanya diam kembali menatap ke arah pintu.

"Kalau benar lalu kenapa Bu?" Tantang Adrian melirik.

Bu Kartika masih saja tersenyum walaupun dia tau kalau remaja di depannya ini sebal dan jengkel dengan godaan-godaan yang dia lakukan.

"Lagu tadi sering Rian nyanyikan?"
"Judul lagunya apa?"
Tanya Bu Kartika mengalihkan pembicaraan.

"Judul lagu itu bidadari Bu,itu lagu band metal asal Surabaya." Jawab Adrian sembari memetik chord nada lagu itu

"Wow..siapakah bidadari itu Rian?"
"Pacar mu?"
"Hihihi"

Adrian kembali menatap tajam Bu Kartika,matanya menjelajahi seluruh wajah wanita dewasa di depannya seakan-akan mencoba mencetak gambaran wajah itu di memory otaknya.

"Rian!!"

"Ditanyain kok malah lihatin ibu seperti itu"

Rian letakkan gitarnya di sofa,dia bangkit berdiri,

"Saya mau pamit pulang Bu"
"Boleh saya salim sama Ibu sekalian meminta maaf atas kesalahan saya mencium Ibu?" pinta Adrian

Bu Kartika bangkit berdiri dan menjulurkan tangan putih halus nya ke Adrian.

Adrian mendekati Bu Kartika

"Cup"
"Mmmpphhh"

Bu Kartika kaget dan melotot saat bibirnya kembali dilumat oleh remaja kurus itu.

"Bidadari saya bernama Kartika"

"Now I've found you
There's no more emptiness inside
When we're hungry
Love will keep us alive

I would die for you
Climb the highest mountain
Baby, there's nothing I wouldn't do"

Lantunan refrain lagu berjudul Love Will Keep Us Alive mengantar khayalan seorang remaja yang saat ini merasa jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya.

Bayangan akan indahnya kemesraan antara 2 insan pria dan wanita yang selama ini hanya bisa dia lihat di taman kota semakin menenggelamkan lamunannya.

Pesona wajah chubby nan mulus dengan mata jeli dan bulu mata yang lentik, dihiasi sebongkah hidung agak pesek yang dimiliki oleh seorang perempuan dewasa berstatus sebagai seorang istri dan ibu dari 3 anak membuat senyumnya mengembang.

Seorang remaja bau kencur mencoba peruntungan asmaranya dengan seorang wanita dewasa yg pantas untuk menjadi ibunya.

"Adrian!!!" suara galak dan keras membuyarkan lamunannya.Dia mengangkat kepalanya dan memandang seorang guru yang berdiri di depannya

"Berdiri di depan!!"
"Siapapun yang tidur di kelas bapak harus mendapatkan hukuman!!!" Seru Pak Guru sebagai intervensi terhadap siswa yang tidak memperhatikan apa yang diajarkannya.

Adrian bangkit dan berjalan gontai ke depan,tidak ada seorang teman pun yang berani melihatnya,mereka hanya berani melirik karena takut dengan kegalakan Pak Guru yang bernama Soehoedi itu.

"Berdiri di sebelah papan tulis menghadap ke tembok!!" Seru Pak Soehoedi kepada siswa yang baju seragam bagian belakang itu keluar dari celananya.

"Rapikan seragam mu!!!" Bentak Pak Soehoedi dari belakang.

Adrian hanya mampu diam dan merapikan seragamnya,tubuhnya menghadap ke tembok tanpa menoleh ke mana pun.

Selama hukuman itu berlangsung,Adrian hanya menundukkan muka sambil tersenyum mengenang keberaniannya melumat bibir segar ibu temannya di ruang tamu.

Dentang bel tanda jam istirahat pelajaran berbunyi. Pak Soehoedi berlalu keluar dari kelas. Adrian langsung menghampiri Fajar,

"Jar,nanti sore ibu mu mengundang ku ke rumah mu."

"Mengundangmu?"

"Kenapa ibu ku mengundang mu datang ke rumah?"

"Seperti kemarin,kamu pun tidak tau kenapa ibu mu ingin ketemu dengan ku,begitupun aku juga tidak tau kenapa ibu mu mengundangku"

"Tumben ibu ku mengundang teman ku,biasanya ibu nggak peduli dengan teman-teman ku"

"Entahlah Jar"

Sahut Adrian berlalu ke luar kelas meninggalkan Fajar yang mengernyitkan dahi.

Sore itu Adrian datang ke rumah Fajar dengan berpakaian rapi dan sedikit wangi.

"Tok..tok..tok.."

Ketukan pintu pagar besi di depan rumah membawa seorang ibu berdaster keluar.

"Rian"
"Ada apa?" Tanya Bu Kartika sambil mendorong membuka pagar.

"Wah..tumben rapi..wangi pula..hahaha"

Detak jantung Adrian meningkat pesat melihat Bu Kartika yang seharian memenuhi pikirannya.

"Bidadari ku" kata Adrian dalam hati.

"Saya kebetulan lewat Bu..tiba-tiba kepingin mampir ke sini"

"Siapa Bu?" Tanya Fajar sambil melongokkan kepalanya dari pintu depan rumahnya.

"Oh..Adrian..tadi siang dia bilang ibu mengundang Adrian ke rumah"

"Ada acara apa sih Bu kok tumben mengundang teman ku datang?"

Memerah wajah Adrian menahan malu karena kebohongan yang baru saja dia utarakan ke Bu Kartika terbongkar.

Bu Kartika yang awalnya bingung langsung tersenyum cerah.

"Hmmm..Rian ternyata berani juga" batinnya

"Iya..Ibu lupa kalau kemarin Ibu undang Adrian untuk membantu Ibu membersihkan ikan2 di kulkas sebagai hukuman karena meninggalkan ibu waktu jemput adik2 mu" kata Bu Kartika santai sambil menjulurkan lidah ke Adrian.

"Ooooo" sahut Fajar kembali masuk ke dalam rumah.

Adrian terbengong-bengong mendengarkan pembicaraan ibu dan anak.
Dia bingung dengan penyelamatan Bu Kartika atas kebohongannya pada Fajar.

"Berpakaian rapi dan wangi bakalan kena amis ikan" bisik Bu Kartika sambil terkekeh.

"Ayo ikut ibu ke dapur"

Adrian sangat sebal.

"Sial!!" Gerutunya

"Rian mau ganti baju dulu?"
"Nanti bau parfum mu hilang lho kalah sama amisnya ikan..hahaha"

"Biarlah Bu."

Mereka berdua mulai sibuk dengan aktivitas di dapur.
Adrian membersihkan kulit ikan-ikan dengan diam dan serius.
Bu Kartika hanya menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum melihat hasil godaannya kepada si remaja nekat yang telah 2 kali mencium bibirnya.

Saat Bu Kartika sedang sibuk menyiapkan bumbu,

"Bidadari ku yang cantik" terdengar bisikan di telinga kanannya,seketika dia menoleh dan melihat Adrian diam menatapnya.

"Gombalan remaja..hahaha" balasnya sambil tetap meracik bumbu.

Adrian mendekati Bu Kartika

"Bu" panggilnya

Bu Kartika menoleh.

"Cup..mmmppphhh"

Adrian melumat bibir Bu Kartika dengan lembut,tangannya memegang kedua pipi chubby Bu Kartika,matanya terpejam,

Bu Kartika yang awalnya kaget hanya terdiam,dia mulai menikmati lumatan bibir si remaja dan membalasnya dengan lembut.

Adrian melepaskan ciumannya. Dia menatap mata sang bidadari hatinya dengan penuh kasih.

Bu Kartika hanya diam menatap pemujanya dengan berbagai pertanyaan yg terpancar dari sorot matanya.

Mereka melanjutkan aktivitas tanpa berkata kata.


 

Read More

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐚𝐠.𝟐

 


"Love is on the way..I can see it in your eyes..Let's give it one more try tonight baby.."

Alunan refrain grup rock Saigon Kick terdengar lirih di walkman yang Adrian putar malam itu.Pikirannya terbang kembali ke kejadian sore tadi.

"Rian???"

Si ibu berseru tertahan karena kekagetannya..mulutnya yang terbuka karena tertawa tiba-tiba dibungkam dengan mulut Adrian.Kejadian yang hanya 2 detik itu benar-benar membuatnya terkejut.

"Maaf bu,saya turun di sini aja,saya pulang naik angkot besok siang sepulang dari sekolah saya ambil motor saya" ucap Adrian seraya membuka pintu mobil dan berlari ke luar menuju jalanan.

Tak berapa lama ia pun mendapatakan angkutan dan segera naik untuk pulang ke rumah.

"Kenapa aku melakukan hal gila kepada ibunya Fajar?"

"Kenapa aku begitu nekat menciumnya?!"

"Aaarrggghhhhh!!"

Adrian begitu frustasi dan jengkel dengan kelakuannya sendiri tadi sore

Tok..tok..tok..

"Kamu kenapa adrian?"

Tanya ayahnya,

"Nggak apa-apa pak,Adrian hanya pusing dengan pelajaran matematika yang tadi diajarkan di sekolah" sahut Adrian berbohong.

"Tumben kamu belajar hahaha" ayahnya menyahuti tidak percaya.

Adrian diam. Ia mencoba untuk tidur dan melupakan kejadian sore tadi.

Adzan subuh membangunkan Adrian dari tidurnya yang gelisah semalaman. Bayang-bayang ciumannya selalu hadir semalaman.Dadanya berdebar kencang.

Takut,gelisah,gembira,menjadi satu mengombang-ambingkan hati dan pikirannya.

Ia bangun lalu keluar dari kamar.

"Motor dan pakaian seragam mu di mana?" Tanya ibunya

"Di rumah Fajar,kemarin waktu pulang kehujanan terus diajak Fajar berteduh dan mandi di rumahnya." Adrian menuangkan air hangat untuk membasahi kerongkongannya yang kering sambil berdiri di sebelah ibunya yang sedang membersihkan sayuran.

"Kok pulang naik angkot?"

"Sebenarnya kemarin di suruh ibu nya Fajar pulangnya nunggu hujan reda tapi saat ibu nya Fajar mau jemput adik-adiknya pulang sekolah saya ikut,saya turun di lamper sari karena adiknya yang kecil sekolah di sompok."

"Nanti pulang sekolah mau ke rumah Fajar ambil motor dan seragam ku Bu."

"Trus pakaiannya Fajar yang kamu pakai itu gimana?
Masak mau kamu kembalikan tanpa di cuci dulu?"

"Pakaiannya Fajar saya kembalikan besok aja kalau sudah bersih Bu."sembari berjalan kembali ke kamarnya.

"Jangan tidur lagi,nanti bangun mu kesiangan."
"Nanti berangkat biar diantar bapak aja ke rumah Fajar sekalian ambil motor mu."

"Nggak usah bu,saya numpang hermawan ke sekolah" sahut Adrian dari dalam kamarnya

Adrian tiduran termenung,tangan kanannya ia tempelkan di dahinya.Alisnya berkerut-kerut menandakan kegalauan pikirannya.

"Bagaimana kalau ibunya Fajar lapor ke suaminya??"

"Bagaimana kalau ibunya Fajar bilang ke Fajar bahwa aku telah menciumnya??"

Pertanyaan ketakutan dan kegelisahan itu selalu menghantui pikirannya sepanjang malam hingga subuh ini.Akibat rasa kantuk yang kuat tanpa sadar Adrian tertidur.

"Rian,bangun..bangun..sudah jam setengah 7 ini kamu nanti terlambat lagi" ibunya mengguncang-guncang bahu adrian untuk membangunkannya."

"Hoooaaammmzzzz" Adrian membuka mata dan menggeliat.

"Cepetan mandi!!!" Seru ibunya.

Bergegas Adrian lari ke kamar mandi.

Tiiiinn..tiiinn..tiiinnn..

"Ndessss!!!"

"Tuh,Hermawan dah datang" kata ibunya.

"Adrian berangkat dulu ya bu,pak"

"Cepet ndes..nanti terlambat" seru Hermawan jengkel.

"Ngebut ya ndes" sahut adrian sambil membonceng.

Di kelas Adrian hanya diam melamun,gurauan teman-teman sekelas yang riuh rendah tidak mampu menggoyahkan perasaan tidak menentu di hatinya,pikirannya terbang tak tentu arah.

"Nanti pulang bonceng aku aja..sekalian ambil motor mu di rumah" tiba-tiba Fajar duduk disebelahnya.

Adrian menoleh,

"Siap!" Jawabnya

"Kenapa kemarin kamu langsung nyelonong keluar mobil dan pulang??"
"Ibu ku khawatir sama kamu"

Pandangan Adrian menerawang jauh.

"Kenapa ibu mu khawatir?" Dia bertanya sambil menunduk dan kedua telapak tangannya menyati di belakang kepalanya

"Entahlah,ibu ku cm cerita tiba-tiba kamu keluar dari mobil trus naik angkot" kata Fajar tak peduli.

"Nanti ambil motor jangan pulang dulu..ibu ku menyuruh mu menunggu beliau" Fajar bangkit dan berlalu dari sebelahnya.

"Ck"

"Mati aku"

"Ada apa ndes?" Hermawan duduk di meja di depan Adrian.
"Ngapain kepala mu kau pukul sendiri,ada tangan teman mu yang kasar ini kalau memang mau diperbantukan untuk memukul kepala mu" kata Hermawan sambil mengusap-usap telapak tangannya.

Adrian tetap menunduk.

Plak!!!

"Asu!!!" Jerit Adrian mengusap kepalanya.

"Hahahahahaha" Hermawan lari keluar kelas sambil tertawa terbahak-bahak.

Adrian sekolah di STM negeri yang terletak di pusat kota Semarang,hanya ada 1 cewek di kelasnya.
Tidak ada yang menarik dari kehidupan sehari-hari bocah kurus dekil itu.

Kulitnya yg coklat kematangan,rambutnya yang selalu awut-awutan dan pakaian yang tidak pernah rapi seolah menjadi trade mark nya.
Hanya 1 buku yang digulung lalu dimasukkan di saku celana belakang yang jadi sumber pelajarannya.Dan buku itu bersih tanpa noda coretan apapun karena dia hanya meletakkannya di meja tanpa berniat menodai buku itu sedikitpun.

Dia lebih senang lari keluar pagar sekolah bersama Chandra temannya untuk menghabiskan waktu di rental PS 1 waktu itu.
Adrian anak yang sedikit cerdas,walaupun bukunya bersih tanpa catatan apapun tapi nilai pelajarannya tidak pernah jelek pun tidak bagus sekali juga.

Di rumah,belajar adalah hal yang tidak dia pahami.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar bermain gitar listrik agar bisa seperti gitaris-gitaris idolanya.
Musik Heavy Metal adalah genre yang dia sukai. Iron Maiden,Judas Priest,Led Zeppelin dan grup-grup band semacam itulah yang selalu mengiringi kehidupannya sejak kelas 4 SD.

Dia banyak belajar mengenai kehidupan dari lirik lagu band-band rock.
Remaja idealis dan anti kemapanan yang merasa usia muda adalah masa untuk berani mendobrak sistem dan berkarya.

Kemampuan bermain gitarnya mumpuni dan karena dentingan suara gitarlah cerita asmara usia muda nya dimulai,hentakan musik rock mendobrak gejolak syahwat nya untuk berani berpetualang dan mengeksplorasi dua kata

"Now I don't need to worry 'bout tomorrow
Ain't anticipating what's to come
And I don't need to worry 'bout
The things I have not done
Long as I got rock and roll
I'm forever young"

Petikan lagu Cinderella mengiringi keberanian Adrian untuk membonceng Fajar untuk mengambil motor di rumahnya.

"Tunggu di ruang tamu aja sebentar lagi ibu ku pulang."

"Kalau mau minum ambil aja di kulkas,aku mau masuk kamar dulu."

"Kamu nggak nemenin aku Jar?" Tanya Adrian.

"Nggak,mau ngerjain tugas." jawab Fajar.

"Nanti aku salin ya Jar." ujar Adrian cengengesan.

"Lihat aja nanti."

"Eh Jar,pinjam gitarnya dong."

"Gitarnya ada dibelakang sofa."

Setelah mengambil gitar,ia langsung men-stem gitar lalu mencoba memetik deretan 6 senar string itu.

Setelah beberapa saat akhirnya 6 senar itu berbunyi pas tanpa fals.
Setelah terdiam beberapa saat mulailah dia memainkan sebuah lagu berjudul "BIDADARI"

"Langit cerah membias cahaya
Di atas debur ombak menari
Kibasan rambutmu terurai
Kala kutatap indah matamu


Walau hadirku untuk sejenak
Kau berikan tembang-tembang lagu cinta

Meninggalkan satu kenangan
Terukir dalam dinding hatiku
Kaburkan luka lama ini
Dengan sinar emas sang pelangi

Izinkanlah diri bila mengagumi
'Kan kunikmati damai alam surgawi

Bidadari
Kau datang mempesona
Bidadari
Berikan mawar cinta

Bila hadirmu kembali
Nyalakan lilin di jiwaku
Ingin kuraih dirimu
Kubawa pergi ke duniaku

Bidadari
Kau datang mempesona
Bidadari
Berikan mawar cinta"

Prok..prok..prok..
Suara tepuk tangan mengagetkan Adrian,membawa jiwanya kembali ke raga yg sedang bermain gitar.
Dia menoleh ke sumber suara,

"Bu"

"Suara mu bagus kenapa gak nawarin gorengan keliling kampung?" Kata si penepuk tangan sambil terkekeh.

Iya..ibunya Fajar sudah di depan pintu saat Adrian menyanyikan lagu itu sambil memejamkan matanya.
Si Ibu hanya melihat dan mendengarkan tanpa berniat sama sekali untuk memberikan sapaan yang bisa menghentikan lantunan merdu suara Adrian dan keindahan petikan gitarnya.

Adrian merasa jengkel dan gemas dengan ucapan Si Ibu.
Ia melihat ID Card yang tergantung pas di dada kanan yang menonjol.
Tanpa sadar ia membacanya,
"Kartika Puji"

"Iya itu nama saya,ada yang bisa saya bantu tuan muda?" Tanya si ibu sambil tersenyum manis.

Adrian kembali terpesona dengan mata lentik nan jeli yeng menatapnya,dia hanya bisa menelan ludah lalu menunduk.

"Saya minta maaf atas kejadian yang kemarin Bu."
"Saya bersalah dan kurang ajar terhadap Ibu."
Kata Adrian sambil menunduk.

"Eh,Fajar nggak ngasih Rian minum ya?" Tanya Bu Kartika cuek dengan ucapan Adrian barusan.

"Rian mau minum apa?"

"Nggak usah Bu,saya menunggu di sini karena kata Fajar,Ibu mau ketemu saya"

"Ibu mau membuat Rian gemes sama Ibu lagi" bisik Bu Kartika di telinga Adrian sambil tersenyum menggoda.


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com