๐’๐ค๐š๐ง๐๐š๐ฅ ๐’๐ž๐›๐ฎ๐š๐ก ๐Š๐ž๐ฅ๐ฎ๐š๐ซ๐ ๐š ๐„๐ฉ๐ข๐ฌ๐จ๐๐ž ๐Ÿ–๐Ÿ‘ ~ ๐“๐š๐ฆ๐š๐ฌ๐ฒ๐š ๐ค๐ž ๐๐š๐ง๐ญ๐š๐ข ๐Ÿ‘: ๐๐ซ๐ข๐š ๐ฃ๐ฎ๐ ๐š ๐๐ฎ๐ง๐ฒ๐š ๐Š๐ž๐ฅ๐ž๐ฆ๐š๐ก๐š๐ง

 


Pov: Rizal/ Asen 
Pagi ini di kamar mandi pribadi tante Cia, sambil menikmati pancuran air hangat dari shower membasahi seluruh tubuh, kurenungankan sepanjang malam kuhabiskan malam bersama tante Cia. Mendengarkan dia menceritakan uneg-uneg kesepiannya sampai dia patah hati karena harus mengakhir hubungannya dengan om Anwar karena memutuskan memilih mama.

"Izaaalll...!!! Lama sekali mandinya...!!! jerit tante Cia dari luar kamar mandi.

"Sorry tanteeee.... ini aku segera selesai...!! balasku.

"Gakkk apaaa... tante cuma mau bilang kalau tante sudah mau berangkat kerja... di meja tante sudah masakin sarapan buat lu... abis mandi dimakan ya...!!! pesan tante.

"Oke tanteee... mat kerja tanteee...!!!

Selesai mandi aku keluar berbalut handuk menutupi bagian bawahku. Rasa lapar mendorongku ingin mencicipi masakan tante yang aku yakin pasti lezat sekali. Segera aku menuju ke ruang makan duduk makan di meja yang telah tersaji nasi oriental khas tante Alicia. Rasanya benar-benar enak sekali.

"Permisi banggg...!!! tiba-tiba ada suara cewek berjilbab mendatangiku.

"Ehh...ada apa yaaa...?!?! Kakak siapaaa...??? tanyaku terkejut.

"Maaap mengejutkan abang... saya Rahmi, babysitter anak nyonya Alicia.... saya dipesankan nyonya untuk rebus telur ayam kampung... tadi beliau kelupaan... monggo di makan ya banggg..." ucap mbak Rahmi.

"Ohh makasihh ya mbak....!!! ucapku kagum dengan sikap mbak Rahmi yang lembut.

Kesan pertamaku dengan mbak Rahmi itu orangnya lembut apalagi penampilannya memakai jilbab menambah kesan anggunnya. Dari wajahnya, menurutku mbak Rahmi termasuk cantik khas nusantara. Jadi teringat mantan pacarku si Fitri. Berbeda dengan cewek chinese yang matanya sipit, tatapan mata mbak Rahmi itu indah sekali sempat membuatku salah tingkah. Apakah ini yang disebut jatuh cinta atau hanya sekadar kagum dengan kecantikan mbak Rahmi. Biarlah waktu yang menjawab perasaanku.

Kunikmati telur ayam kampung yang direbus mbak Rahmi yang pasti mengandung protein yang tinggi, sambil mencuri pandang padanya. Dari gelagatnya, sepertinya dia sadar kalau aku sedang mengamatinya. Di sana mbak Rahmi sedang menemani seorang anak perempuan, itu pasti anak tante Alicia.

Setelah kuhabiskan sarapanku, kuberanikan untuk mendekati mbak Rahmi dengan mengajak dia ngobrol. Sebenarnya aku bukan tipe cowok yang percaya diri mendekati cewek, tapi hati ini terlanjur tertarik dengan wanita pribumi berjilbab itu.

"Asalnya dari mana mbak.. ?? Tanyaku basa-basi.

"Jawa tengah bangg..." jawabnya singkat. Pantesan orangnya lembut sekali baik sikap maupun tutur katanya.

"Aku Rizall.. teman tante Alicia..." ku perkenalkan diri walaupun dia gak bertanya.

"Iya bang..." lagi-lagi dijawab singkat membuatku kesulitan melanjutkan percakapan.

"Lagi apa mbakk....?!?! Tanyaku dengan sembarangan bertanya demi melanjutkan pertanyaan.

"Lagi jagain anak bangg..." jawabannya membuatku jadi orang bodoh, karena harusnya aku tahu dia sedang apa. Semakin lama aku semakin kesal dengan sikap mbak Rahmi yang terkesan menghindariku dengan menjawab pertanyaanku seadanya hingga aku mati kutu gak mampu melanjutkan obrolan. Dengan perasaan kesal aku tinggalkan mbak Rahmi.

Siang hari nya, ada seorang cowok datang ke rumah duduk berdua dengan mbak Rahmi.

Kuintip gelagat mereka jelas kalau mereka sedang memadu kasih. Pantesan mbak Rahmi cuek denganku, rupanya dia sudah punya pacar.

Kelihatan pacarnya jauh lebih keren dariku. Dari penampilan fisik dan pakaiannya terkesan pacar mbak Rahmi ini cowok baik- baik, santun dan religius. Jelas gak sebanding dengan aku yang hidupnya berantakan dan bandel. Tidak heran mbak Rahmi cuek padaku. Kuperhatikan mereka berpacaran tampak begitu bercumbu-cumbuan mesra, bikin iri hati ini yang barusan putus dengan pacarku.

Mbak Rahmi ditemani pacarnya sampai sore dimana tante Alicia pulang kerja, pacarnya pun masih belum pulang. Betah sekali pikirku.

Soree tanteee....!! Sapa pacar mbak Rahmi.

"Iya...Sore..!! Balas tegas tante Alicia terkesan dingin. Kebetulan aku juga disana bermaksud menyambut tante.

"Ehh.. Izaaalll kamu masih di sini rupanya....!! Sikap tante berubah begitu melihatku.

"Masihh tantee... nungguin tante pulang kerjaaa...." ucapku buat senangin tante.

"Ohhh yaa..?! Untung hari ini tante gak banyak kerja... biasanya tante kerja pulangnya bisa malam... iya kan Rahmi...?! Oh ya.. ini lu udah kenal belum pacarnya Rahmi...?!?

Pacar mbak Rahmi mendatangiku dan menyodorkan tangannya menyalamiku dengan sikap sedikit bungkuk.

"Salam kenal...saya Iqbal..." pacar mbak Rahmi memperkenalkan diri padaku. Terkesan pacarnya mbak Rahmi sangat sopan.

"Salam kenal juga mas Iqbal...aku Rizall....!! Balasku.

"Sudah kalian ngobrol dulu, tante mau mandi dulu ya..." ucap tante lalu masuk ke kamarnya. Mbak Rahmi sibuk mengurus makan anak tante, dan akupun ngobrol dengan mas Iqbal.

Dari obrolan perkenalanku dengan mas Iqbal, baru aku ketahui bahwa Mas Iqbal sudah menjalani masa pacaran 2 tahun lebih. Rupanya mas Iqbal dan mbak Rahmi itu dibesarkan di kampung yang sama dan kampung mereka itu kampung yang kutinggali saat ini. Tidak kusangka kalau mbak Rahmi itu kakak dari Fitri mantan pacarku. Pantesan dari wajah ada kemiripan apalagi mereka sama-sama mengenakan jilbab. Sewaktu masaku pacaran dengan Fitri, dia pernah cerita kalau dipunya kakak yang kerja di kota, hari ini aku ketemu dengan kakak yang pernah diceritakan Fitri. Mbak Rahmi dan mas Iqbal selama di kampung masih status berteman akrab. Mereka sama-sama pindah ke kota demi mencari kerja. Hubungan pacaran mereka dimulai sejak tinggal dikota.

Mbak Rahmi sudah kerja dengan tante Alicia sudah dua tahun sejak pindah ke kota. Awalnya Mbak Rahmi lebih dulu ke kota dan memberi info lowongan kerja ke mas Iqbal. Mendengar info itu, mas Iqbal juga tertarik dan menyusul ke kota. Namun hanya kerja 1 tahun lebih, dia dipecat.

Karena mbak Rahmi merasa bersalah sudah mengajak mas Iqbal ke kota, maka kebutuhan hidup Iqbal tergantung dengan gaji bulanan mbak Rahmi selama dia masih belum dapat pekerjaan baru. Pantesan mas Iqbal bisa berlama-lama di rumah Tante, rupanya dia sedang pengangguran.

Malamnya, tante Alicia mengajak kami semua makan malam bersama. Dari sikap tante, firasatku berkata bahwa tante Alicia tidak suka terhadap mas Iqbal. Selesai makan malam aku menyusul tante ke kamar tidurnya dan bertanya untuk memastikan kebenaran firasatku.

"Selamat makan ci Alicia..." ucap mas Iqbal sopan, namun respon tante agaknya dingin terhadapnya.

Ternyata firasatku benar, tante memang tidak nyaman dengan mas Iqbal yang sering mampir ke rumahnya dan berlama-lama tidak mau pulang. Dia sering menumpang makan dan kedatangan mas Iqbal dianggap mengganggu pekerjaan mbak Rahmi.

Namun tante Alicia gak berani mengusir mas Iqbal karena mereka itu berpacaran. Kalau dia mengusir mas Iqbal, tante takut mbak Rahmi berhenti kerja dan tidak ada yang merawat anaknya. Menurut tante Alicia, mbak Rahmi itu orangnya baik dan jujur. Anaknya juga sangat suka dengannya. Dia tidak mau ambil resiko dengan memperkerjakan babysitter yang lain. Dengan terpaksa dia membiarkan mas Iqbal datang dan pergi dari rumahnya dengan sesuka hati. Bahkan beberapa kali dia nginap di rumah dan kedapatan mereka sedang berciuman layaknya pasangan yang saling jatuh cinta.

" Tookkk...tokkkk...nyonyaaa....!! Suara panggilan mbak Rahmi dari luar kamar.

"Ada apa Rahmi...?? Tanya Tante Cia di depan pintu.

"Anu.. nyonya, minta izin mas Iqbal nginap di rumah ya soalnya di luar sedang hujan lebat..." mbak Rahmi minta izin.

Malam itu memang sedang turun hujan deras karena sedang bulan musim hujan. Dengan terpaksa tante Alicia mengizinkan mas Iqbal nginap di rumah namun tidur di sofa ruang tamu. Sedangkan Mbak Rahmi tidur di kamar anaknya.

"Oh ya Rahmi... Nana sudah tidur..?! tanya tante Alicia. Rupanya nama anak tante dipanggil Nana.

"Belum nyonya..." jawab Rahmi lalu tante ikut mbak Rahmi ke kamar anaknya, sedangkan aku duduk ngobrol dengan mas Iqbal di ruang tamu.

"Zaall... kamu itu siapanya Ci Alicia...?? Tanya Mas Iqbal.

"Aku itu temannya mass...." jawabku.

"Teman ?! Koq bisa kamu berteman Ci Alicia... biasanya ncik-ncik gitu jarang mau gaul sama orang kita... padahal dari dulu saya itu kagum sama ci Alicia, tapi dia jual mahal sekali...payahhh...!!! tertutup orangnya..." menurutnya.

"Betul itu kata mas... memang betina2 cina itu selalu tertutup sama orang kita, jualnya pake harga mahal... tapi bukan berarti gak bisa dipake gratis... hehehe..."

"Uihh.. masa sih bisa gitu ?? mas Iqbal heran.

"Ya bisa... buktinya semalam tante Alicia baruku pake gratis..." kataku bangga.

"Pake gratis...?! Maksud kamu apa Zaaall...??

"Kuentott massss... sampe dia jerit-jerittt minta ampun... biar mas tahu ya... tante Alicia itu punya nafsu besarr... betina-betina cina umumnya gitu....hehehe..."

"Yang benar aja Zaaalll...?! Mau ci Alicia dientot sama orang kita ini...?!? ucap Mas Iqbal gak percaya.

"Apa gunanya aku bohong sama Masss.... ok aku serius nanya... mas kepengen gak entot tante Alicia...??? tanyaku serius.

"Ya pengen kali Zaaall... kan sudah kubilang kalau sejak pertama saya lihat ci Alicia sudah pengen kuajak ngewe... tapi rasanya itu cuma mimpi di siang bolong...." ucapnya.

"Oke nanti malam kita entot bereng-bereng.... pokoknya mas nunggu aba-aba dariku...terus ada yang penting yang mas harus pastikan.... " kataku.

"Pastikan apa itu..?!

"Apapun yang terjadi....pastikan kontol mas harus masuk ke memek tante Alicia... kalau ditolak sekalipun harus dipaksa sampai masuk... kalo udah masuk mas tinggal entot sampe puas...." kataku menyakinkan.

"Hehehe... mas masih gak percaya nih... tapi saya tunggu aja...." ucapnya masih rada pesimis.

Tiba-tiba,

"Zaaalll...!! Bobok yuukk....!! ajak tante Alicia turun dari lantai atas mengajakku masuk ke kamarnya. Tante Alicia duluan melangkah masuk kedalam kamar dan kususul dia.

Setiba di kamar tante Alicia, lampu kamar sudah remang-remang, dia sedang berbaring santai dengan posisi tubuhnya menyamping, tangannya memangku kepala menungguku menghampirinya. Pakaian tidurnya berbahan kain tipis yang tembus pandang memperlihatkan warna kulit dan bentuk tubuhnya yang mulus.

"Tante tahu tadi Izaaalll sudah gak fokus dengerin tante bicara...lu melirik ke tubuh tante kan... ngaku gak lu...??? bisik tante.

"Hehehe... betul tantee...Izaaalll pengen entot tubuh tante yang bahenol ini...." ucapku naik ke ranjang menghampiri tante Cia.

Tante pun bangkit dan dengan posisi duduk bersila membantuku melepaskan pakaian melewati kepalaku. Lalu tante membungkuk didepanku mengincar kontolku.

"Sabarr tanteee.... kontolku siaaapp puasinn tanteee.. ." Ucapku

"Tanteee udahh gakk bisa sabarr sayanggg.... cepetannn bukkaa celanaaa luu Zaalll....!! Dasar tante Alicia, tidak tahu angin apa yang bikin dia terbawa nafsu begitu.

Setelah kulepaskan celanaku, aku berlutut di atas ranjang dan tante membungkuk menyepong kontolku yang masih setengah ereksi.

"Mmmhhh....mmmhhh...mmmhh...aaahhh....!!!

Kontolku dikulum tante Cia hingga tegak maksimal. Lalu tante membalikkan badannya nungging di depanku.

"Zaaalll... masukinn lagi kayak semalam..."

"Tante suka gaya anjinggg ya...?? Tanyaku.

"Iyaaa sayangggg... tante suka ditusuk dari belakang.... cepatan sayy...!!!

Kusibak rok gaun tidurnya yang menutupi bongkahan pantatnya. Kali ini yang kutusuk bukan memeknya lagi, kontolku tertarik dengan lubang anusnya.

"Aaarrrggghhhh....koq di situ Zaaalll....?? Erang tante.

"Izaaalll pengen nyobain lubang pantat nya tannn....hehehe.. .!!

"Sakiittt Zaaalll.... kontol lu kebesaraaannn.... aaaaarrggghhh..***aaakkk muattt...aaaahh....!!! Tante tampak kesakitan saat kulasakkan kontolku ke dalam lubang anusnya sedikit demi sedikit hingga masuk seluruhnya.

"Aaahhhh....aaahhh.....sakitttt Zaaalll....aaarrrgghh....!!! Kusodok-sodok kontolku hingga seluruh tubuh tante bergetar menerima setakan.

"Stoooppp Zaaalll...!!! Tante ga kuat laggii.... aaahhh...ssshhh...aaahhh.....!!! Tampaknya tante Cia kewalahan menghadapi seranganku yang makin brutal. Kusudahi saja sodokanku dan membiarkan tante beristirahat dalam posisi terlungkup.

Kutinggalkan tante sejenak, kubuka pintu kamar lalu memberi aba-aba agar mas Iqbal masuk ke dalam kamar.

Melihat tante yang terlungkup dalam keadaan bugil, mas Iqbal tidak sabar ingin segera menyetubuhi tante. Dengan bergegas tanpa suara, dia menurunkan celananya lalu naik ke atas ranjang ingin menusukkan kontolnya dari belakang tante. Dengan inisiatif tante nungging menungguku melasakkan kontolku.

"Zaaaalll... masukin ke lubang yang satu lagi yaaa....." ucap tante tanpa sadar cowok yang hendak menyodoknya itu mas Iqbal. Aku duduk dilantai menghindari pandangan tante.

"Aaaahhhh yaa situu....!!! Hhmm....aaahhh....

Sodokan mas Iqbal cukup keras menghantam pantat tante Cia. Oohhh... Zaaaalll.... koq kasar sekalii...oohh...oooaaahh...aaahh.....!!!

"Uuugghh...uuugghhh....!!! Erang Mas Iqbal merasakan nikmat kontolnya menggesek memek tante Cia.

"Eeehhh... siaaaapppa inii...aaahhh...hentiiikannn....!!! Tante baru menyadari ada orang lain yang sedang menyodoknya.

"Diaaammm ciiikkk.... rasainn kontolllkuu...uuunggghhh...uuuggghhhh....!!! Ancam mas Iqbal yang dikuasai nafsu.

"Hennntikannn....aaaahhh...aaahhh.... hentiiikann...!!! Ucap tante mengelang-gelengkan kepalanya. Namun mas Iqbal yang sedang pegang kendali persetubuhan ini. Bahkan rambutnya yanh panjang dijambak dengan paksa sambil dientot.

"Rasainn cikk....selamaa ini cicik benci bukan sama sayaaa.... rasaaainn pembalasan sayaaa.... rasainn kontolll orang yang kamu bencii....!!! Mas Iqbal makin keras meluapkan kemarahannya.

"Aaaahh...tunnggguu Iqbaaall... hentttikannn duluu...aahhh....!!! Mas Iqbalpun memperlambat sodokannya.

"Kenapa berhenti ciikk...?! Tempikk ncikk udah banjirr masih minta henti... gak usahh pura-pura nolak kamu cii.....!!!"

"Aaahh..bukaaann masss.... siapaaa bilangg aku benci sama mass....? Ucap tante Cia.

Mendadak Mas Iqbal berhenti dan mendorong tante Cia terbaring di ranjang.

"Cikk.. kamu pikir saya ini orang bodoh yang gak punya perasaan... dari sikap kamu yang sombong sama mas sudah jelas kelihatan cicik gak suka sama saya....!!! Selama setahun ini saya berusaha untuk ramah sama cicik tapi sikapnya jutekk... aku minta tolong minta kerja bukan minta duit tapi diabaikan begitu saja.. apakah saya ini bukan manusia di matamu cikkkk....???? Ujar Mas Iqbal meluapkan kekesalannya.

Tiba-tiba tante Alicia bangkit dari ranjang lalu mencium bibir mas Iqbal sambil merangkul kepalanya. Mas Iqbal kebingungan kenapa tante Alicia bisa melakukan tindakan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Ciuman tante Cia bukan ciuman biasa. Ada luapan emosi yang tidak bisa dijelaskan, antara nafsu dan cinta. Makin lama, tante Alicia malah mendesak mas Iqbal berbaring di ranjang lalu dia naik ke atas tubuhnya.

Sambil duduk diatas punggang mas Iqbal, kancing kemeja mas Iqbal dilepaskan satu per satu. Mas Iqbal terdiam seribu bahasa kebingungan melihat aksi tante Alicia. Setelag semua kancing terlepas, dilebarkan kemeja mas Iqbal hingga tampak dadanya.

Pelan-pelan dada dan area puting mas Iqbal dikecup tante Cia. Dijilatinya sambil dikecup area dada naik ke leher hingga mulut mereka kembali bertemu.

Lama kelamaan kesadaran mas Iqbal mulai kembali. Walaupun mungkin masih bingung dengan kelakuan tante Cia yang mendadak agresif, namun nafsu birahi nya bangkit. Percumbuan panas pun mulai terjadi. Aksi adu lidah antara mas Iqbal dan tante Alicia pun dimulai.

Lidah mereka saling berputar-putar dia dalam rongga mulut mereka. Sementata itu tangan mas Iqbal mulai bergerak melepaskan gaun tidur tante Cia yang seksi hingga kedua payudara indahnya tersingkap. Kedua telapak tangannya langsung mengejar kedua bukit kembarnya yang selama ini sudah membuat mas Iqbal penasaran sejak pertama sekali bertemu tante Alicia.

Kedua tangan tantepun mengenggam pergelangan tangan mas Iqbal mendukung teteknya di remas.

Tanpa diperintah, diam-diam tangan tante Alicia kebawah mencari-cari kontol mas Iqbal. Setelah tangannya berhasil menggenggam kontol Mas Iqbal, pantatnya disesuaikan dengan posisi kontol Mas Iqbal lalu tangannya mengarahkan sampai menjangkau memeknya. "Aaaaahhhh....!! Desah tante Alicia.

Tante Alicia mulai bergerak naik turun merasakan gesekan kontol Mas Iqbal dalam memeknya.

"Ooohh maaasss... nikmaattt sekallliii......!!! Dimaanaa mass selamaa iniii.... kenapaaa baru malam ini mas berikannn kenikmaaatan ini....aaahh...aaaahhh....!!!

"Looh... bukannya selama ini cia Alicia benci sama masss..." balas mas Iqbal.

"Bodohhh lu massss.... benarr-benarr bodohhh masss ini.... mas gak ngerti sifaat wannitaaa....bodohhh....!!!

"Kenapaaa masss yangg bodohhh... mas selalu menyapa ci Alicia tapi gak pernah direspon baik.... apanya yang bodohh...??? tiba-tiba tante Alicia berhenti goyang, "Ennakk banget memek lu, kenapa berhenti cikk....?

"Maafinn aku ya Masss.... aku gak bermaksud buruk sama masss...aahh..aaahh... !! Ucap tante Cia duduk di atas mas Iqbal dalam posisi kontol masih tertancap dalam memeknya. Ini di luar pemahamanku, mengapa tante minta maaf kepada mas Iqbal.

"Jadi selama ini, apa maksud sikap cicik yang arogan terhadap massss....?? tanya tegas mas Iqbal, tante Cia diam tertunduk.

"Masss... sejujurnya aku cemburu melihat hubungan mas dengan Rahmi... kalian begitu mesra apalagi waktu aku dapati kalian sedang bersetubuh mesra... aku cemburu bangat karena aku sudah lama tidak merasakan kemesraan yang kalian rasakan sejak perkawinanku hancur...."

"Apa?! Cik Alicia mengintip kami...?!

"Maaafin aku masss... aku kesepiannn massss....aku kesepiaaannn.....!!!! Cuuupp....mmmhhhh....cuuuppp....!! tante menbungkuk menciumi bibir mas Iqbal, pinggulnya kembali dinaikturunkan.

Beberapa menit kemudian, keadaan berbalik. Posisi mereka berbalik, Mas Iqbal mengulingkan tubuhnya dan kini tante Alicia yang dibawah.

"Mas ingin kamu jujur sama mas... jadi selama ini kamu pengen mas entot jugaaa...?! tanya mas Iqbal.

"Pasti mas gak mau menyetubuhi aku, karena mas cinta sama Rahmi..."

"Jangan mengalihkan pembicaraan Cikkk... mas mau kamu jawab jujur... cicik pengen dientot sama mas....?? tegasnya.

"Aku pasti akan merasa bersalah bila ku jawab pengen...." jawab tante Alicia mengigit bibirnya.

"Sini mas entot kalau memeng cicik pengen.... uuugghhh...uuugghhh....!!! mas Iqbal menggenjot tante.

"ooohhh massss.....ouhhh...pengennn bangettt.....oohhhh...aaahhh....!!! desah tante pasrah digenjot mas Iqbal. Kedua kakinya melingkar dipunggung mas Iqbal. Tampaknya sudah lama tante menunggu saat-saat seperti in, ingin bebas dari rasa kesepiannya. Malam ini mas Iqbal sedang memuaskan dahaga kesepian tante.

"Aaaaahhh...aaaahhh....enaaaakkk masss....akuuu maaauu keluaaarr....aaaahhh....!!!!

"Samaaaa ciiikkk....mas jugaaa sudahhh mau keluarrrr.... sama-samaaa yaaaa....!!!

"Aaaaarrrgghhhh.....!!!! Haaah....haaaahh....!! Massss... Ciaa sayaaanggg massss...!!!! erang tante orgasme memeluk erat tubuh mas Iqbal.

Mereka saling berpelukan selama beberapa menit seakan keduanya tidak percaya akan apa yang barusan terjadi saat itu.

"Kenapa baru sekarang mas menghampiri aku....?! Ini pasti ulah si Izalll...." ucap tante

"Sorry tanteeee..." sahutku singkat mendekati mereka.

"Eh, Zaaalll...!! Jadi lu dari tadi di sana lihatin kami...?! tante terkejut

"Iya tante... rupanya selama ini tante suka sama mas Iqbal ya...? Semalam katanya suka sama aku..." ledekku.

"Maafin tantee.... tante gak bermaksud jadiin Izal sebagai pelarian... tante kesepian banget Zaaall.... tante senang semalam Izal juga sudah muasin tanteee.... lu juga perkasa bangettt....tante yakin nanti Izal bakal ketemu pacar yang lebih cantik dari Sherly....." hibur tante.

"Hahaha... gak masalah tanteee... Izal juga senang semalam tante bisa nemani aku di saat aku diputusin pacar...."

"Ohh.. kamu baru putus sama pacar kamu Zall...?? tanya mas Iqbal.

"Betul mas... untung ada tante Cia yang jadi tempat curhatku di saat aku patah hati.... makasih tante..!!!

"Mas juga mau bilang terimakasih sama dek Izal sudah pertemukan mas dengan ci Alicia di ranjang.... heheheh..."

"Iihh...koq gitu sih..?! Jangan bilang gitu donggg...!!! seru tante Alicia malu.

"Harus donggg... sejujurnya mas jatuh cinta sama ci Alicia sejak pertama kali berjumpa..." ngaku mas Iqbal.

"Bukannya mas cinta sama Rahmi... bahkan mas mau habisin waktu berlama-lama di rumahku demi bersamanya...."

"Kamu salah ciik....selama ini yang aku suka itu ci Alicia, bukan Rahmi... aku terpaksa pacaran sama Rahmi supaya bisa datang bertemu ci Alicia... bahkan aku sengaja dipecat biar bisa berlama-lama dengan harapan lebih banyak peluang bertemu ci Alicia... tapi rupanya sikap ci Alicia begitu menyebalkan buat aku...." jelas Mas Iqbal.

"Sorry deh masss... kan aku udah bilang itu karena aku cemburu...." ucap manja tante Alicia.

"Ok deh... karena mas sudah berani dipecat bos demi aku... mulai besok mas Iqbal kerja aja sama aku jadi supir pribadiku biar kita ketemuan setiap hari... tapi aku belum sanggup bayar gaji tinggi loo... apa mas bersedia...?? tawar tante Alicia.

"Tidak masalah demi cintaku pada ci Alicia... gak digaji pun rela asalnya bisa tidur bersama di ranjang... hehehe...." gombal mas Iqbal.

"Boleh aja mas.... tapi gimana hubungan lu sama Rahmi...??? tanya tante.

"Besok mas putusin dia... bila perlu sekarang mas ke kamarnya bilang putus sama dia...!!! ucap Mas Iqbal meyakinkan.

"Jangaaann massss.... sebagai wanita aku gak tega Rahmi tersakiti... lagi pula aku masih butuh bantuan Rahmi merawat anakku...kalau kalian putus maka kemungkinan besar dia akan minta berhenti kerja dan anakku gak ada yang rawat... aku gak mau nyari pengganti karena anakku sudah cocok dengan Rahmi...." jelas tante Alicia.

"Lah terus gimana dong...?! tanya Mas Iqbal.

"Kita jalani aja dulu begini... jangan sampai Rahmi tahu hubungan kita... soal ranjang kita bisa lakukan di hotel atau di mana saja asal jangan di rumah... ok mas?! saran tante.

"Usul yang bagus tuh mas..." kataku dan mas Iqbal pun setuju dengan saran tante. Agaknya mas Iqbal masih ragu.

"Lu kenapa sih mas... koq bengong...?! tanya tante Alicia.

Tanpa menunggu jawaban mas Iqbal, tante bangkit menerkam tubuh mas Iqbal dan mengajaknya berciuman, "cuuuppp...cuuuppp.... masih ada waktu untuk kita menikmati malam kita bersama masss...." bisik tante menggoda mas Iqbal. Sial, aku dilupakan lagi. Tampaknya sudah waktunya aku harus menyingkir dari sana kembali menyaksikan mereka kembali memulai babak baru persenggamaan.

Kali ini tante Alicia dan mas Iqbal bersetubuh dengan emosi cinta tanpa terburu-buru. Dari cari mas Iqbal menyetubuhi tante Alicia sudah kudapatkan jawabannya kalau Mas Iqbal setuju menjalani hubungan dengan tante Alicia tanpa sepengetahuan mbak Rahmi.

Besok aku harus meninggalkan rumah tante Alicia, karena besok Mama dan ci Velin yang sedang bertamasya ke pantai bersama om Anwar akan pulang. Aku yakin seharian ini mereka sedang bersenang-senang di pantai.
Pov : Ai Ling
Setelah makan siang, Evelyn merasa bosan berada di pantai. Dia mengajak kami untuk berkeliling dengan mobil, barangkali ada tempat rekreasi yang lebih bagus. Permintaan Evelyn disanggupi bang Anwar, sedangkan aku sendiri masih merasa lelah dan memilih untuk beristirahat di kamar penginapan saja. Karena Evelyn yang bersikeras ingin jalan, maka terpaksa mereka berkeliling dan meninggalkanku di sini. Mungkin aku bisa pergunakan waktu istirahat tidur siang untuk memulihkan fisikku yang kelelahan karena dikuras lima lelaki semalam.

Kurebahkan tubuhku di ranjang yang sudah kurapikan sendiri. Setelah berbaring-baring di ranjang, sempat aku terlelap kurang lebih setengah jam. Melangkah aku ke teras melayangkan pandangan ke arah pantai. Keindahan pantai menarik perhatianku, terpaan ombak seakan memanggilku untuk mendekat padanya.

Menikmati tepi pantai, aku berjalan sendiri dalam keramaian pengunjung rasanya seperti kesepian di tengah keramaian. Kehadiranku di pantai cukup menarik perhatian pengunjung lain, mungkin karena aku ini dari kalangan minoritas yang kelihatan berbeda dari mereka. Apalagi dari model pakaian santaiku yang bercelana hotpants ketat menempel di pantatku dan baju tanktop tali tipis berdada rendah kelihatan garis himpitan buah dadaku sangat mengundang tatapan nakal mata setiap pria-pria pribumi yang kutemui. Baru kusadari kalau aku lupa mengenakan bra sehingga tunjolan putingku sedikit kelihatan karena bahan tanktopku cukup tipis agar tidak gerah. Beberapa kali ku dengar ledekan rasis mereka, dan siulan nakal ingin menggodaku. Meskipun rasanya menjijikan namun di balik itu ada rasa bangga dengan reaksi nakal pria-pria nakal itu.

Apakah aku punya sindrom eksibisionis karena aku menikmati respon-respon nakal para pria yang lalu lalang. Sengaja aku duduk di tepi pasir pantai di tengah keramaian di mana banyak pria-prianya di situ.

"Sendirian aja ncikk...??? dari belakang aku dikerumuni sekelompok pria pribumi bertelanjang dada yang tidak kukenal.

"Sombong kali ncik..." sambungnya karena kudiamkan saja mereka dengan sikapku yang cuek dan jutek dengan mereka.

"Lonte cina emang begitu bangg..." sahut salah seorang dari mereka.

"Jaga mulutmu banggg....!!! balasku ketus.

"Hahahaha... betulkan kataku...dibilang lonte baru mau bersuara dia...!!! ledeknya sambung.

"HAHAHAHAHA...!!! yang lain ikut tertawa.

"Nego dulu ncik....berapa tarif nya sekali maen... kita di sini ada berempat..." tawarnya.

"Tarif apa sihhh... bicaranya yang benar dongggg....!!!

"Walahh...!!! Pura-pura bodoh si lonte cina ini....!!! ucap pria yang tadi meledekku.

"Ok kalau cicik mau terus terang... cicik ini sekali dientot perlu dibayar berapaan....?? sambung bertanya pria yang tadi menawarku. Mendengar ucapan mereka, harga diriku terhina oleh pria-pria ini. Rasanya aku ingin menyingkir dari sana.

"Eits.... mau kemana kamu ncikk... kita belum selesai nego... jual mahal sekali kamu ncikkk... kontol kita orang ini besar-besar cikk.. pasti ncik puas layani kita orang.... ayooo laaahhh....!!! katanya saat aku hendak berdiri menghindari mereka.

"Lepaskannn...!!! jangan ganggu aku....!!! bentakku karena pria yang bicara padaku menangkap pergelangan tanganku.

"Heiii...!! Kami gak ganggu kamu cikk... kami cuma mau nawari duit jadi jangan ditolak asalkan kami-kami ini dilayani dulu..." ucapnya.

"Jangan salah sangka... aku bukan wanita yang kalian bayangkan.... lepaskan aku..!!!! aku mulai berontak tapi cengkramannya semakin kuat.

"Hahahahaha... dasar lonte cina...!!! orang sekitar bukannya menolongku, malah ikut menertawakan aku disentuh oleh pria-pria pribumi ini.

"Hei..!!! Sebentar dulu bang...Cicik ini pengunjung...!!! dari antara keramaian seorang pria keluar membelaku, dia mas Zaki.

"Tahu dari mana kau bang...??? Wanita model begini biasanya pelacur... kalau dia nolak ya maklum aja panlok kan jualnya mahal...!!!

"Cici ini pengunjung, dia tamu yang bermalam di penginapan itu.... dan ini saya dipesan untuk bawa cici ini keliling pantai pakai kuda ini..." ucap mas Zaki sopan.

"Ah.. gak yakin aku bang... " pria masih tidak mau melepas tangannya, gak percaya dengan ucapan mas Zaki.

"Banggg... ini saya orang lokal sini lagi kerja.... tolong jangan halangi orang cari makan... lepaskan pengunjung itu, jangan bikin ribut di pantai ini...." mas Zaki berubah tegas dan ucapannya makin keras. Dengan terpaksa pria itu melepaskan tangannya.

"Silakan naik ke atas kuda ncik..." mas Zaki mempersilakan dan membantuku naik ke atas punggung kudanya, sedangkan Mas Zaki berjalan kaki menarik kudanya berjalan menjauhi pria-pria brengsek itu.

"Terimakasih ya mas sudah menyelamatkan aku...." ucapku setelah kami berjalan beberapa meter jauhnya dari pria-pria itu.

"Oh sama-sama ncikk... tadi saya penasaran kenapa ada keramaian di sana... untuk saya cepat nyampe ke sana sebelum situ diajak pergi..." ucap mas Zaki.

"Betul tuh.. mending diajak pergi sama mas Zaki dari pada laki-laki brengsek itu tadi..." candaku membuat mas Zaki malu sendiri. Kami mulai masuk ke area pepohonan, dan jalanan sedikit berbatu.

"Mas...dari pada jalan capek-capek mending kita berdua sama-sama nunggungi kudanya..." tawarku. Dengan senang hati mas Zaki naik ke atas kuda, tapi kali ini mas Zaki yang duduk di depan, sedangkan aku di belakangnya.

Dibelakangnya aku duduk sulit memperhatikan jalan di depan karena secara postur mas Zaki lebih tinggi dariku. Dia berpakaian kaos putih berlubung-lubang kecil agak bernoda. Tercium bau keringatnya karena cuaca pantai yang agak panas meskipun hari mulai sore. Dalam perjalanan, goncangan langkah kuda membuat tonjolan buah dadaku yang membusung ke depan ikut bergoncang menepuk-nepuk punggungnya.

Sebagai wanita aku sangat peka terhadap situasi sekitarku. Mas Zaki agaknya terangsang oleh tepukan payudaraku di punggungnya. Dari obrolan kami kadang kala jawabannya tidak nyambung dengan pertanyaanku. Suaranya pun terpatah-patah seakan canggung saat mengatakan sesuatu. Aku tertawa dalam hati dan terbesit muncul rasa iseng sekaligus nakal ingin mengerjai mas Zaki. Dengan sengaja kupeluk erat mas Zaki sehingga payudaraku yang kenyal menempel erat-erat dipunggungnya dan tanganku memeluk perutnya yang rata.

Laju kuda pun makin kencang, payudaraku yang menempel mengesek-gesek punggungnya. Mas Zaki tampak menikmati sentuhan payudaraku.

Mas...mass.... !! Udah mau nyampe ke pantai belum...?? Tanyaku menyadarkan mas Zaki yang lambat merespon karena pikirannya tidak tahu melayang ke mana.

"Eh, sebenar lagi nyampe ci...." jawabnya singkat.

"Jangan buru-buru kembali ke sana dong... nanti orang-orang berengsek itu kalau masih di sana bisa kembali jahati aku loo...." kataku.

"Oh kalau begitu kita mampir ke kadang kuda aja dulu... letaknya tidak jauh dari sini..." Mas Zaki sedikit mutar arah dan masuk ke jalan sempit. Sekitar sepuluh menit perjalanan kami tiba di sebuah gubuk yang sekitarnya di tumbuhi pohon kelapa.

Mas Zaki duluan turun dari kuda, kemudian menawarkan tangannya membantuku turun, setelah kuganggam tangannya lalu aku sengaja menjatuhkan diri ke pelukannya.

"Aduh maaf... aku belum mahir turun dari kuda..." kataku. "Gak apa ncikk... ada mas yang bantuin..." balasnya canggung.

Kuda yang tadi kami tunggangi diikatkan ke salah satu pohon kelapa tidak jauh dari gubuk itu. Mas Zaki mengajakku mendekati gubuk kuda itu, terlihat di gubuk itu ada beberapa ekor kuda yang terikat di sekat pemisah antara kuda yang satu dengan kuda yang lain. Mas Zaki mengambil setumpul rumput untuk diberikan ke masing-masing kuda, sedangkan aku hanya berdiri memperhatikan karena merasa gak mau menyentuh sesuatu yang kotor. Lagipula di dalam gubuk itu bau kotoran kuda.

Sementara mas Zaki masih sibuk mengurus kuda-kudanya, aku menyingkir dari sana dan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Di dekat gubuk ada sebuah batu besar dan aku duduk memperhatikan mas Zaki memberi makan kuda-kudanya sesekali melirik padaku. Beberapa kali kami bertemu pandang, dan dia merasa malu sendiri karena kedapatan olehku.

Kuhitung-hitung kuda mas Zaka ada empat ekor termasuk yang barusan kami tunggangi. Selesai mas Zaki memberi makan kuda, mas Zaki menyusulku ke batu besar yang sedang kududuki. Dia duduk disebalahku hendak memulai pembicaraan tapi tidak tahu harus dari mana.

"Capek Masss....?? aku yang memulai percakapan.

"Gak ncik..mas udah terbiasa dengan semua ini..."

"Oh ya mas.... kenapa sih mas koq pilih kasih sama kuda-kuda itu...?? tanyaku.

"Pilih kasih gimana cikk....???

"Itu looo mas.... kenapa dua ekor kuda yang satu dominan putih dan yang satu lagi warna hitam semua dibiarkan berdua di kandang yang sama, tapi kuda yang warnanya coklat muda itu dibiarkan kesepian di kandang tersendiri....kasihan dong kuda yang sendirian itu....." kataku sambil menunjuk kuda-kuda yang kumaksudkan.

"Biar kudanya gak berkelahi cik... bukan cuma manusia yang bisa berkelahi, kuda juga bisa cikk...." jelasnya.

"Itu kuda yang sendirian itu galak ya...? suka berkelahi..." tanyaku

"Bukan galak ci... itu kuda yang berdua itu sengaja ditempatkan di satu kandang biar kawin... yang dominan putih dicampur yang hitam biar hasil keturunannya bagus... jadi kuda yang satu itu dipisahkan biar gak rebutan kawin sama yang betina...."jawabnya.

"Hahahaha... ternyata kuda juga bisa rebutan kawin.. mirip manusia...!! candaku cekikian.

"Hahaha...bisa aja kamu cik... memang kuda juga ada miripnya dengan manusia...." kata mas Zaki.

"Terus kapan tuh kawinnya....?? tanyaku.

"Tergantung si jantan kapan mau kawini yang betina... ya sabar menanti saja ci..." jawabnya pasrah.

"Lama dong kalo gitu kalo nungguin si jantan... seharusnya tergantung si betinanya mas...." saranku asal nyelutuk.

"Hmm... bisa jadi tergantung betinanya... ya tetap saja harus sabar menunggu betinanya siap kawin..." ucapnya pasrah.

"Koq gitu sih mas... mas harus upayakan bantu biar si betina siap dikawini si jantan...." ucapku

"Caranya...?? tanyanya.

"Kalau benar kata mas kuda mirip manusia, maka kuda betina mirip dengan wanita mas..." kataku pelan.

Kuturunkan celana hotpantsku menyisakan celana dalam miniku. Mas Zaki menoleh kearahku menelan ludahnya. Aku berdiri mendekat padanya, kuraih salah satu tangannya dan kuarahkan ke selangkanganku yang masih tertutup celana dalamku.

"Coba elus selangkanganku massss....." jemari mas Zaki langsung paham mengosok jarinya di situ. Kurasakan jarinya mengeser tali selangkang celana dalamku, langsung bergerak menerobos ke rongga vaginaku.

"Ssshhh....aaaaahhhh yaaahhh di situuu massss...." desisku merasakan jari kasar terus mengobok-obok lubang kelaminku.

"Memeknya udah berlendir cikk.. becek sekalii dalamnyaaa...." ucap mas Zaki. Rasanya pengaruh efek samping obat pemberian Pak Said masih belum sepenuhnya reda. Tubuhku dengan mudah merespons rangsangan yang diberikan mas Zaki.

"Ssshh...pinter kau masss...sssshhh...terusinn...uuuhh...." aku mendesis, rasanya geli saat jarinya bergerak-gerak semakin menyeruak ke liangku. Kuraih tangannya yang satunya mendapati payudaraku. Telapak tangan mas Zaki langsung merespons pula dengan meremas-remas payudaraku ini. Birahiku dengan mudah memuncak, tubuhku terlalu peka untuk merespons sentuhan apalagi yang tersentuh itu area yang sensitif. Tubuhku mengeliat, nafasku makin gak karuan antara geli dan nikmat sekali

"Masss... kalau kuda betina tahu rasanya nikmat begini, pasti dia siap dikawini..." bisikku sambil mengigit bibirku.

"Jadi cik Aling siap dikawini sama mas....?? balasnya.

"Emangnya kontol mas udah siap ngawini aku....?? tanganku mengelus-gelus kelamin mas Zaki yang masih tertutup celana.

"Buka ya biar aku liat dulu...." mas Zaki membiarkan aku menurunkan celananya dan mengeluarkan kelaminnya. Ops, aku terkejut ternyata kejantanan mas Zaki menyembul keluar sudah tegang sekali, keras pula.

"Besarrr banggg.... sebesar penis kuda nih... hehehe..." ledekku.

"Ci Aling pernah liat penis kuda lagi ngeras...?? tanyanya.

"Gak pernah sih... aku kan asal ngomong aja mas... hehehe... tapi punya mas ini lumayan besar menurutku...." komentarku.

"Mas siap ngawini ci Aling... ayo kita kawin di gubuk...!! ajak mas Zaki.

"Gak mau masss... bauk taik kuda...!!! tolakku.

"Tenang ci... kita kawin di tempat yang gak bau... ayo laaah...!!! ajaknya menarik tanganku dan kuikuti dia.

Dia mengajakku ke tempat penyimpanan makanan kuda. Aku dibaringkan dia ke tumpukan jerami. Pelan-pelan aku membaringkan diri, ternyata jerami tidak menyakiti kulitku yang mulus. Meskipun tidak terlalu menyengat, buatku tetap saja tidak nyaman karena masih sedikit tercium aroma kotoran kuda bercampur bau rumput.

Mas Zaki terburu nafsu melepaskan pakaiannya. Mataku melirik ke kejantanan mas Zaki berdiri dengan gagah siap digunakan. Kugenggam kejantanan mas Zaki lalu jemariku menggosok-gosok, "Aaaaahhhh...!!! mas Zaki mendesah memperhatikan aku, seakan gak percaya ada seorang wanita chinese sedang duduk memanjakan penisnya.

"Kenapa masss ?...mmhhh...mmmhh...." tanyaku sambari mengulum penisnya yang sedikit berbau gak sedap.

"Mimpi apa aku sekarang....?? Beruntung sekali mas ada wanita cina secantik cici mengisap kontol mas...." ucapnya.

"Mass...!! Aku siap dikawini sama masss...." bisikku mengoda mas Zaki.

"Udah bersih datang bulannya ya ci... koq cepat ya...?!

"Loh koq tahu ?! Mas ngintip aku ya... ??? Tanyaku agak kesal, berarti yang dibilang Pak Said itu beneran kalau mas Zaki malam itu mengintip gagal bersetubuh dengan bang Anwar gara-gara lagi mens.

"Maap cikk... kan mas udah bilang kalau mas tertarik sama ci Aling... mas kepengen ngawini ci Aling..." ngaku mas Zaki.

"Ya udah deh.. cepetan masukin penisnya ke sini..." kubuka lebar pahaku, kedua jariku melebarkan himpitan bibir vaginaku yang sudah basah.

Tanpa bicara banyak, mas Zaki hendak menindihku.

"Tunggu dulu mas... dari belakang aja yaaa..." kuputar tubuhku dengan posisi merangkak membelakangi mas Zaki. "Masukin dari sini mas...." tawarku menoleh kearah mas Zaki.

"Biar mirip kuda ya cik.. ?! Hehehe... sini mas tunggangi....!!! Di belakang Mas Zaki mengarahkan penisnya.

"Aaarrrhh... !!! Masuk, penis mas Zaki berhasil menerobos liang vaginaku.

"Urrghh..Memeknya langsung ngisapp kontol mass....!! Erang Mas Zaki saat aku ngedan menyambut kelaminnya memenuhi liangku.

"Yuukkk... jalan kita mas...tunggangi aku massss.....!!! Maksudnya agar mas Zaki mulai menyodokku, gak sabaran ku ingin merasakan kejantanannya memuaskan birahiku.

"Aaaagghhh....teruss masss... lebih kencanggg lagiii.... aaahh....aaahhh....!!!

"Hahahaha... dasar kuda binal kamu ciikkk.... rasakann sodokkkannn masss.....ugghh....uugghh...!!! Mas Zaki mempercepat tempo dan sentakkan pada bongkahan pantatku.

Bisa dibilang gubuk ini cukup terbuka, suasana alam terasa dekat sekali. Sudah lama tidak bersetubuh di alam terbuka, jauh dari keramaian. Kebetulan disekeliling gubuk tidak berpenghuni, aku jadi semakin berani melepaskan hasrat birahiku tiada rasa malu.

"Ooouuuuuhhh... ennnaaakkkk masssss... lebihhh kencanggg lagggiii.....ooohhh.....oooohhhh....!!! erangku mengikuti irama goyangan mas Zaki.

"Gilaa kamu cikk... jauh lebih binal dari semua kuda-kuda masss.... urrrgggghhh....uuuggghhh....!!! sahut mas Zaki makin kencang menyodok dari balakang.

"Aaaarrhhh....aaaaarrrhhh....uuuuuhhh....uhhh....!!! aku mendesah bahkan menjerit sejadi-jadinya. Mendengar suara desahanku yang makin keras, kuda-kuda mas Zaki menjadi tampak gelisah dan meringkik, seakan-akan memberi dukungan tuannya mengawini betinanya. Biarlah kuda-kuda mas Zaki menjadi saksi atas persetubuhan di dalam gubuk.

Kami bertukar posisi. kali ini aku yang minta di atas. "Mas... gantian donggg... mas yang jadi kuda biar aku yang nunggangi... boleh kan....!!! tidak peduli dengan jawaban mas Zaki, aku memaksa untuk membalikkan tubuh mas Zaki hingga mendapatkan posisi favoritku untuk meraih puncak birahiku.

Tidak tahu apakah aku yang terlalu ageresif, mas Zaki tidak dapat lagi membendung sperma nya menyembur ke dalam rahimku. "Aaaaaahhh ciikkk.... aaaaaahhh masss gaaakkk kuat lagggiii.... aaaahhh....!!!

"Keluarrrin aja di dalamm...!!! Aaaahhh....!!! balasku setelah merasakan sesuatu yang hangat membanjiri rongga vaginaku.

"Maaaf cikk... mas gak keburu cabut kontol...." ucap mas Zaki merasa bersalah.

"Tenang aja masss... aku tidak sedang subur koq... " kataku terbaring di sebelahnya. Tidak terasa hampir satu jam kami bersetubuh waktu di gubuk ini disaksikan oleh kuda-kuda mas Zaki.

"Mas jadi sudah tahu kan, kalau mau ngawini kuda itu tergantung kuda betina, bukan kuda jantan...." tegasku.

"Mengerti cikk... suwun buat pelajarannya... mudah-mudahan kudaku cepat beranak..."

Langin mulai gelap dan cuaca mulai mendung, kami terpaksa harus bergegas kembali ke pantai sebelum hujan turun. Mas Zaki mengantarku kembali ke penginapanku dengan menunggangi kuda.

Sesampai di pantai, empat orang lelaki brengsek itu sedang menunggu kami di lokasi sebelumnya.
Begitu kami turun dari kuda, Bukk..!!! Salah seorang pria itu meninju muka mas Zaki hingga terjatuh.

"Kena kau anjing...!!! Kau pikir kami bisa kau tipu...!!! ucap pria yang tadi meninju mas Zaki.

"Tipu apanya banggg...?! tanya mas Zaki hendak berdiri.

"Pura-pura bodoh pula kau..!! Betina ini seorang pelacur tapi kau bilang penggunjung... kau rebut pula barang bagus ini dari kami... anjing..!!! bentak pria itu.

"Hentikan..!!! Jangan berkelahi...!!! jeritku mencoba memisahkan mereka.

"Diam kau lonte... habis abang hajar ini orang, kau akan abang entot sampai mampus...!!! ucap kasar lelaki itu menarik tanganku dengan keras, terasa cengkramannya menyakitkan.

"Lepaskan aku...!!! lepassskannn....!! aku memberontak tapi tak berdaya melawan. Aku diserahkan ke tiga tiga pria lainnya yang masih satu komplotan, sementara pria yang tadi hendak kembali mengajak mas Zaki berkelahi. Mas Zaki kewalahan melawan. tampaknya mas Zaki bukan tandingan lelaki itu.

"Hentikaaann banggg...!!! aku terus menjerit tapi perkelahian terus berlanjut.

Hingga bang Anwar datang menghajar tiga lelaki yang menahanku. Bang Anwar memang jago berkelahi, dalam sekejap tiga pria dilumpuhkan. Sisa satu pria yang sedang menghajar mas Zaki kini datang ingin melawan bang Anwar.

Pria ini jelas lebih kuat dari tiga pria yang sudah dilumpuhkan, namun itu bukan masalah buat bang Anwar. Hanya beberapa jurus, pria itu berhasil ditaklukkan bang Anwar. Salah seorang pria yang sudah lumpuh itu bangkit lagi, menyusul dua lainnya ingin menyerang bang Anwar dengan senjata tajam.

Bang Anwar tidak gentar, namun kali ini bang Anwar harus lebih berhati-hati. Beberapa sayatan pisau lipat sempat melukai lengan bang Anwar, dengan tidak menunggu lebih lama bang Anwar dengan hebat mengajar ketiga pria itu dengan sampai tak berdaya. Senjata mereka terlepas dari genggaman mereka hingga akhirnya mereka menyerah.

Pria yang lebih kuat itu kembali bangkit mengambil salah satu pisau milik temannya dari pasir hendak menyerang bang Anwar di kala lengah. Untung dengan cepat mas Zaki mengambil sebuah kayu menghajar pria itu dari belakang tanpa henti. Bang Anwar pun berbalik dan menyadari pria yang dihajar mas Zaki tadi hendak menyerangnya dengan sebuah pisau. Bang Anwar pun ikut membantu mas Zaki menghajar pria itu hingga lumpuh. Akhirnya mereka semua menyerah dan melarikan diri.

Kelihatannya luka di lengan bang Anwar cukup banyak mengeluarkan darah. Velin pun datang mendekat mengandeng tangan bang Anwar masuk ke kamar, sedangkan aku membantu mas Zaki berjalan yang agak babak belur setelah dihajar pria tadi.

Di kamar, aku dibantu Velin sibuk membersihkan dan memberi obat lalu membalut luka di lengan bang Anwar dengan kotak P3K yang kami bawa di mobil. Setelah itu mengobati luka memar di wajah mas Zaki.

Sementara aku membersihkan diri di kamar mandi, di ranjang Evelyn sedang berbaring bermain hape. Di teras, bang Anwar sedang ngobrol dengan mas Zaki sambil merokok dan meneguk beberapa botol minuman bir.

"Linnn.... dari mana saja tadi seharian...?? Tanyaku memulai obrolan.

"Diajak om Anwar ke tempat baru maa... sempat tadi tersesat di pedalaman alam, untung om pinter nyari jalan keluar...waktu aku capek, om Anwar yang mengendong aku...om Anwar cowok yang kuat ya Maaa....." kata Evelyn bersemangat.

"Kurang kerjaan kalian ini... ngapain kalian sampai ke tempat-tempat gak jelas begitu....kalau sampai ada apa-apa gimana ?!

"Asyik dong maaa.... main-main di tempat sepi kan lebih seru... apalagi berdua sama om... hahahaha..." makin semangat Evelyn mengingat pengalamannya tadi.

"Main apaan sih di tempat gituan....?! tanyaku penasaran.

"Main kuda-kudaan... hahahahaha... ops..?! gak jadi deh..." Evelyn keceplosan.

"Kuda-kudaan..?!?! Ngaku main apa di sana..?! desakku.

"Gak koq Maaa.... cuma jalan-jalan aja... hehehe..." Evelyn salah tingkah.

"Ngaku aja Lin... kalian bersetubuh lagi ya..?! tudingku.

"Hmmm... iyaa Maaa... FeiLin ngaku salah deh... Sorry maaa.... " ucapnya pelan mengakui.

"Gak apa koq sayanggg.... semua orang bisa buat salah..." kataku tersenyum.

"Kalo semua bisa buat salah, berarti termasuk Mama donggg.... terus kalo Mama sendiri, sejak Lin pergi sama Om... Mama ngapain saja sama mas Zuki...?! Evelyn balik bertanya. Tidak tega rasanya kalau sampai aku berbohong padanya.

"Baiklah... karena lu udah jujur, Mama juga harus jujur... mama juga melakukan hal yang sama...."

"Oh ya..?! Emang Mama gak jijik sama Mas Zuki si cowok pribumi kampung itu...?! Kuceritakan bagaimana pengalamanku diganggu pria-pria brengsek sampai mas Zaki yang datang menolong.
Dan juga rasa jijik mencium bau kotoran kuda sewaktu di gubuk sampai aku akhirnya aku bisa adaptasi dengan bau-bau gak sedap itu.

Aku dan Evelyn putriku saling bertukar pengalaman bercinta tadi sore. Hasil obrolan kami ternyata kami punya kesamaan, yaitu setuju bahwa bercinta di alam terbuka memiliki kesenangannya tersendiri.

Suasana mulai membosankan ngobrol di kamar, kami pun hendak berjalan menikmati pantai di malam hari. Kebetulan cuaca cukup cerah hingga kelihatan bulan berbentuk sabit dan banyak bintang.

Kamipun melewati teras sedikit menarik perhatian bang Anwar dan mas Zaki yang sedang ngobrol dengan seru nya layaknya lelaki kalau sedang ngumpul.

Evelyn semakin berani terbuka padaku. Dia bahkan berani membicarakan soal ketertarikannya pada pria termasuk soal ukuran alat kelaminnya.

"Maa... terong mas Zaki besar ga Maa....?? Besaran mana dibanding dengan punya om Anwar...?? Tanya Evelyn genit.

"Menurut Mama sih masi besaran punya om Anwar sih... tapi punya mas Zaki juga lumayan besar juga...." jelasku.

"Mama puas main sama mas Zaki...??

"Puas koq... mas Zaki cukup kuat untuk muasin Mama..."

"Cowok pribumi memang kuat-kuat maaa....!!! Sahut Evelyn.

"Ciyeee... anak Mama udah doyan sama cowok pribumi nih...hehehehe...." ledekku.

Lelah kami menapak jejak di pantai malam, kami duduk di salah satu pondok menghadap ke laut.
Derasnya suara ombak membuat kami tidak menyadari ada yang mendekat. Tiba-tiba om Anwar muncul di antara kami dan merangkul kami berdua.

"Ngapain kalian di sini bidadari-bidadariku yang cantik.... !!! sahut bang Anwar.

"Aduhh ommm.....ngagetin aja...!!! Evelyn terkejut

"Iyaa tuh banggg.... hampir jantungku copot lo bangg....!!! tambahku

"Maaap sayanggg.... apa kalian gak dingin malam2 pake daster seksi di tepi pantai...awas nanti diperkosa sama pejantan-pejantan pribumi looo....hehehehe...." ledek bang Anwar.

"kan gak ada siapa-siapa di sini... siapa yang mau perkosa kami omm..." balas Evelyn.

"Hehehe....nanti om yang perkosa kamu dek... terus mas Zaki yang perkosa Mama lu kayak kejadian tadi sore..." ucap bang Anwar ikut bergabung duduk pondok bersama kami, menyusul mas Zaki.

"Emang kalian tadi sore ada main perkosa-perkosaan ya...?! tanyaku.

"Loh.. lu sama mas Zaki juga ada main kan...?! sepertinya semua sudah terbuka. Pasti Mas Zaki sudah beritahu bang Anwar kejadian tadi sore kami lakukan di gubuk kuda. Maklum saja, kedua pria ini sudah dikuasai alkohol tercium dari bau mulutnya, ucapannya mereka juga sudah mulai ngawur layaknya orang mabuk, apa saja bisa mereka diucapkan.

"Udah banggg... jangan terlalu banyak minum... nanti abang mabuk...." nasehatku.

"Abang kuat minum Lingggg.... 10 botol pernah abang teguk sendiri... ini masih belum seberapa...." balas bang Anwar layaknya orang mabuk tapi belum sadar dia mabuk.

"Iya aku tahu abang kuat... tapi ini abang sudah mabuk, jadi minumnya udah cukup ya...!!! tegasku.

"Siapa bilang abang mabukk.... belum 10 botol belum bisa dibilang mabuk.... hehehehe....!!! balasnya.

"Sudah..!!! Jangan minum lagggiii...!!! bentakku.

"Dasar jalang....!!! Berani kau perintah-perintah sama abanggg..!!! bang Anwar mulai terbawa amarah. Terpaksa akupun diam supaya tidak memperbesar masalah.

"Cepat lepaskan kolornya.... abang mau jilat memek lu...!!! perintahnya, tangannya menyusup kedalam gaun tidurku memaksa menarik lepas celana dalamku.

"Apa sihh...!? sadarlahh... abang sudah mabukkk...!!! ucapku sedikit memberontak, sebagai wanita yang mendambakan kasih sayang, aku tidak mau bercinta dengan pria yang mabuk. Dengan paksaan celana dalamku yang tipis berhasil ditarik bang Anwar hingga koyak.

"Massss....jangaaann massss....!!! Sementara itu diam-diam mas Zaki mencoba mendekati Evelyn yang terbaring di sebelahku. Mas Zaki menaiki tubuh Evelyn dan dicumbunya dengan terburu nafsu.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah membiarkan bang Anwar turun ke bawahku menjilati memekku sambil meneguk minuman bir digenggamnya. "Sssshhhh....aaaahhh...ooohhh bangggg....aaaarrrghhh....!!! aku mengerang saat lidahnya menyapu bibir vaginaku.
"Masss... minum sedikit biar kuat ngentot... hehehe...!!! ucap bang Anwar menberikan bir di tangannya ke mas Zaki. Setelah diteguk, Mas Zaki kembali mencumbu Evelyn dengan lebih kasar lagi. Sungguh Mas Zaki menjadi pribadi yang berbeda dari tadi sore jika sudah dalam keadaan mabuk.

"Aaahh massss... sakittt masss...aaahhh...hentikannn...!!! cumbuan mas Zaki makin lepas kendali membuat Evelyn kewalahan. Aku berpikir bagaimana menyelamatkan putriku dari situasi ini.

Sementara dibawah bang Anwar sibuk menjilati vaginaku, tanganku mengincar selangkangan mas Zaki. Dengan agak memaksa aku mengeluarkan batang kejantanannya, dan kugosok-gosok dengan tanganku. Paling tidak itu membuat perlakuan kasar mas Zaki terhadap Evelyn lebih berkurang.

Bang Anwar tampaknya puas menjilati vaginaku, dia bangkit mengeluarkan penisnya memintaku untuk dijilati.

"Linnn... cepat lu lanjutin isap punya mas Zaki... sekarang Mama mau isap punya bang Anwar....!!! sahutku. Dengan bergegas Evelyn memaksa untuk menggenggam dan mengosok penis mas Zaki sambil dimasukkan ke dalam mulutnya. Akhirnya aku dan Evelyn sama-sama mengisap penis pria yang berdiri di depan kami, seakan sedang berlomba. Bang Anwar dan Mas Zaki sangat menikmati jilatan dan isapan aku dan Evelyn sembari menikmati botol bir dengan saling berbagi.

"Aaaarrrgghhh...!!! Evelyn berhasil membuat mas Zaki ejakulasi.

"Mmmhh... bagus sayangggg....!!! ucapku, wajah Evelyn belepotan sperma mas Zaki yang banyak.

"Terusss Linggg...!!! Aaarrrrhhh....aaarrrrhhhh...... bagussss..... abangg mau keluarrr...!!! Aaarrrrrgghhh.....!!!! akhirnya aku juga berhasil membuat bang Anwar ejakulasi.

"Aaaarrr....arrrrr....!!! nafas bang Anwar begitu berat hingga dia berbaring di sebelahku merasakan sensasi ejakulasinya.

Banggg...!!! Banggg....!!! bangun donggg... kalau mau tidur ya di kamar saja... jangan di sini...." Dapat kupastikan bahwa bang Anwar terlalu banyak minum sehingga dia ketiduran akibat mabuk. Terpaksa kubiarkan saja dia tidur di sini, tidak mungkin aku sanggup mengangkat tubuhnya yang berat. Kalau Mas Zaki juga rada mabuk tetapi tidak seberat bang Anwar. Mungkin dia minumnya lebih sedikit sehingga dia masih punya kesadaran.

Tiba-tiba, "Heii..!! Lonte cinaaa...!!! aku terkejut ada suara yang teriakan lelaki ditujukan kami. Aku menoleh ke belakang ternyata itu suara laki-laki yang tadi berkelahi dengan bang Anwar dan mas Zaki. Pasti mereka ingin menuntut balas. Yang paling mengerikan, mereka masing-masing membawa senjata tajam sedang mendakat.

"Mama...gimana nih ?! seru Evelyn ketakutan. Apa yang harus kulakukan ?!

"Tenang Linn... mama coba akan bicara baik-baik sama mereka..." kucoba menenangkan Evelyn padahal aku sendiri juga takut. Sebagai seorang ibu, aku harus melindungi anakku.

"Hehehe... apa ku bilang, lu itu pelacur... sempat kulihat ncik jago kalo isap kontol...." ledek pria yang tadi nyaris menikam bang Anwar. Belum selesai pria itu bicara, "Cukuppp!!! Tolong anda jangan menghinaku di depan anakku....!!! Sanggahku.

"Oh.. sudah kuduga amoy cantik ini putri mu... ibu dan anak sama-sama pelacur murahannn... wkwkwkwkwk....!!! hinanya.

"Jaga mulut anda !! Anda boleh menghina aku, tapi jangan menghina anakku... !! Aku masih mencoba menahan emosiku.

Brruukkk...!!! Di belakang ku mas Zaki ditonjok dua temannya hingga jatuh ke tanah. Menyusul beberapa tendangan mengenai mas Zaki hingga dia kewalahan dan melarikan diri. "Dasar laki lemahh... cuma berani sama kuda doang....!!! Ledek dua pria yang menghajar mas Zaki.

"Mamaaaa... tolonggg akuu... maamaaa....!!! Evelyn ditarik ke pondok sebelah oleh pria yang tadi beradu mulut denganku.

"Lepaskann anakku... jangannn ganggu diaaa...!!! Jeritku mencoba menghentikan pria yang menyeret Evelyn, sedangkan aku ditahan oleh seorang pria lain.

"Biarkan anaknya sama abang itu.. ncik sama saya saja... abang janji ngasi kepuasan sama ncik.. hehehe...." bisik pria yang menahanku.

"Lepaskan.... aku mau selamatin anakku.... lepaskan aku...!!! Aku melawan pria ini, tapi tenaganya terlalu bagiku. Tubuh dan tanganku di rangkul sekaligus dengan kedua tangannya.

"Hehehehe... lonte begini susah didapat banggg.....!! Datang lagi dua pria yang berusan memukul mas Zaki.

"Lepasin aku... kalian mau apaaa...?!? Tubuh mengeliat ingin lepas dari cengkraman pria yang menahanku. Aku berhasil lepas dari pria itu, tapi dua pria lain dengan cepat menangkap kedua lenganku dengan kuat mereka menganggam pergelangan tanganku.

"Kalau ncik ini ngotot mau liat anaknya dientot sama si Solmed, kita seret aja dia ke sana...." usul salah seorang dari tiga pria yang mengerumuniku. Beneran, aku ditarik paksa namun aku menurut saja agar bisa lihat Evelyn.

Astaga, Evelyn sudah ditelanjangi pria pribumi yang tadi disebut namanya Somed oleh salah seorang temannya. Kakinya meronta-ronta karena Somed ingin memperkosa dia dengan kasarnya. Tubuhnya digerayangi dengan kasar oleh pria pribumi yang tubuhnya jauh lebih besar darinya.

"Mamaaaa....!! Tolong akuu.....!!! Evelyn menjerit minta tolong padaku tapi alu tidak bisa berbuat apa-apa disergap oleh tiga pria yang juga ingin memperkosaku.

"Lepasskan anakkkuu....!! Tampaknya Somed tidak peduli dengan teriakan ku. Dia terus mencumbui tubuh putriku yang masih muda dan segar itu.

"Maaaafffinn mamaaaa..... mama gak bisa nolonginn lu...!!! Di sana aku pun kewalahan, tangan-tangan para pria ini berebutan meraba sekujur tubuhku. Payudaraku diremas, kemaluanku dipermainkan oleh pria-pria hidung belang yang mengerumuniku.

"Ooommm....!!! Ommm Anwarrr....!!! Tolonggg Feilinn omm....!!! Jeritan Evelyn makin keras minta tolong ke bang Anwar yang sudah mabuk di pondok sebelah yang jaraknya sekitar 10 meter dari sini.

Mendengar jeritannya akupun merasa ini bukan solusi untuk menghadapi situasi saat ini. Bang Anwar sedang mabuk berat, tidak mungkin dia bisa bangun menolong kami. Kalaupun bang Anwar bangun, diapun tidak mungkin bisa menang melawan empat pria jika masih dipengaruhi alkohol.

"Bangggg... hentikannn dulu...!!! Banggg tolonngg hentikannn duluu.... aku mau bicara dengan anakku....!!! Setelah beberapa kali aku mohon, akhirnya mereka menghentikan aksi mereka dan membiarkan aku bicara dengan Evelyn.

Kuajak Evelyn duduk di tangah pondok untuk bicara. Sementara keempat pria itu berdiri menyebar untuk menjaga agar kami tidak melarikan diri.

"Linnn... gak ada gunanya lu panggil bang Anwar... dia sedang mabuk..." kataku dalam bahasa dialek kami.

"Siapa tahu dia bangun Maaa, terus datang nolongin kita, om Anwar itu pria yang kuatt..." Evelyn masih menaruh harapan pada bang Anwar.

"Betul katamu... om Anwar memang pria yang kuat, dia bisa melindungi kita.. tapi terkadang pria itu juga bisa lemah di saat dia lalai menjaga kekuatannya.. di saat itu, kita sebagai wanita harus jadi kuat untuk bertahan hidup bahkan bisa jadi wanita lah yang harus menyelamatkan pria itu..." kutegaskan, Evelyn mendengar dengan kepala tertunduk dan mengangguk-angguk.

"Tapi bisa jadi kalau aku jerit, mungkin ada orang yang menolong kita....?? Ucapnya ragu.

"Tidak mungkin Linn.... kita di sini minoritas... gak ada yang mau nolingin kita... kalau lu jerit malah akan nambah banyak masalah...." menurutku.

"Heeii...!!! Udah belom?! Cakap apa kalian...?? Jangan pake bahasa cina kalau bicara di sini... !! Jangan pikir kalian bisa rencana melarikan diri..." ucap salah seorang dari mereka yang sudah gak sabaran. Memang pria ini dari tadi terus menyimak pembicaraan kami, meskipun mereka tidak mengerti.

"Udahh.. udahh...!!! Jawabku.

"Oh ya.. ncikk... gimana kalau kita lanjutin di kamar kami saja...biar lebih nyaman... kalian boleh jerit-jerit sepuas kalian..." saran salah satu pria yang tadi menahanku.

"Usul yang bagus tuh...!!! Respons yang lain setuju.

Kupungut baju tidur Evelyn dan kupakaikan kembali. Dengan tidak ragu aku merangkul Evelyn meninggalkan bang Anwar di pondok sebelah dan mengikuti pria-pria pribumi ini berjalan menuju ke tempat yang mereka mau.

Kamar yang mereka pakai itu kamar paling ujung yang sebelumnya dipakai oleh klien Pak Said. Aku dan Evelyn mereka dudukkan di ranjang, sementara satu per satu pria itu melepaskan pakaian mereka menyisakan celana dalam.

Tidak dapat dihindari lagi kalau aku dan putriku akan melayani empat orang pria pribumi hidung belang. Pria-pria itu kelihatannya masih lebih muda dariku, perkiraanku rata-rata umur mereka sekitar awal 30 tahunan.

Pria yang namanya Somed itu tampaknya lebih tertarik ingin menyetubuhi Evelyn, dan rasanya dia biang kerok semua ini. Keliatan Somed ini lebih berani dan dominan melakukan apa maunya, sedangkan pria lainnya menyesuaikan.

"Ncikk... aku paling doyan garap amoy-amoy muda kayak anak cicik... memeknya pasti masih segar.... hehehe...!! Ucap Somed menerkam Evelyn di ranjang, di waktu yang sama aku ditarik pria lainnya menjauhi ranjang. Tubuhku dihadapkan ke dinding dan tangan-tangan mereka mengerayangi tubuhku dan melucuti pakaianku tanpa tersisa.

Aku disuruh jongkok, dan ketiga pria ini berdiri dengan sikap berkacak pinggang menyodorkan tonjolan dibalik celana dalamnya di depanku

"Cepat keluarkan kontol kami.... lakukannn..!!! perintah salah seorang.

"Kalian pikir aku suka berlama-lama...?!?! Balasku. Sebagai wanita yang cukup berpengalaman, aku tahu kemauan sekaligus kelemahan para pria.

"Wow kalian liat judes sekali lonte yang satu ini.... ncik, kita lihat saja seberapa hebat lu ladeni kita oranggg.....!!! Ucapnya menyentuh daguku.

Kutatap mata mereka satu per satu sambil kuturunkan satu per satu pula ketiga penis besar mereka hingga terpampang di depan wajahku. Tanpa menunggu perintah ku jilati, kugosok dan kukulum penis-penis mereka bergantian.

"Hahahaha.... dasar lonte cina... tahu aja yang kita orang suka... !!! Ledek mereka, kali ini aku biarkan saja mereka menghinaku, dengan harapan ini gak akan berlangsung lama. Dengan semangat aku berikan apa yang mereka mau, agar mereka setelah mereka ejakulasi maka semua selesai.

Kata-kata rasis maupun yang merendahkan wanita tidak terhindarkan dari keluar dari mulut mereka. Mungkin itu membuat mereka merasa puas secara emosi.

"Ayooo ncikkk... masa cuma segitu aja..."

"Aaaarrrhhh....!!! Aku berhasil membuat salah satu dari mereka ejakulasi.

"Wah... lemah kau banggg.... gitu aja dibikin sama ncik ini udah keluar kau...!!! Sindir temannya. Aku tertawa dalam hati, makin semangat menaklukkan sisa duanya lagi.

Tanganku mulai terasa pegal. Dua pria ini belum juga menunjukkan tanda-tanda klimaks.

Kedua pria ini ikut jongkok bersamaku. Mereka mulai aktif mengerayangi tubuhku. Yang satu mulai menyentuh lembut payudaraku, putingku diplintir-plintir olehnya. Pelan-pelan wajahnya mendekati putingku itu lalu menjilati putingku dengan ujung lidahnya, oh geli sekali rasanya. Sedangkan putingku yang lain masih dipelintir oleh jemarinya.

Sementara ada satu tangan lagi menyusup ke selangkanganku, jari-jarinya mengusap-usap bibir vaginaku. "Udah becek rupanya ini memek cina... siap dientot sama kita-kita....hehe..." ucap dengan nada mesum.

Tanpa menunda, tanganku di tarik paksa lalu didorong tubuhku hingga terbaring di ranjang, tepat di sebelah Evelyn yang pasarah digenjot Somad.

"Aaaaahhh... sakittt omm.... jangaaann kasarrr kasarrr.....aaaaahhh....aduuuhh omm.....!! Sementara itu, dia ranjang Evelyn merintih, dia sedang digenjot paksa oleh Somed.

"Santai kau Moyyy... lu bakal kubikin jerit-jerit keenakkan... habis itu baru giliran emak kau... aku mau ngasi dia pelajaran..." ucapnya sinis.

Dua pria ini menyusulku naik ke ranjang hendak mengenjotku. Pahaku dilebarkan dan pria itu mengosok-gosok ujung penisnya ke bibir vaginaku.

Aaaahhh....!!! Cepaaat kalo mau masukinnn.....!!! Ucapku kesal, sejujurnya aku juga udah terangsang ingin merasakan kejantanan lelaki.

"Kenapa ncikk....?? Udah pengen ngerasain kontol pribumi ya.... hehehe...." aku tidak menjawab apapun, bahkan kupalingkan wajahku dari pria tersebut.

"Uuuggghhh.....!!! Akhirnya pria ini melasakkan penisnya ke dalamku.

"Aaaaaaahhh.... memek nya nyedot oi...!!! Enakkk kali coy....!!! Pria ini merasakan rongga vaginaku menyempit kalau aku mengedan karena menyambut kelamin pria ini.

"Bikin penasaran aku sama memek emak nya... ntar habis kuentot memek amoy baru kucoba punya ibu nya...." ucap Somad.

"Gimana rasanya memek amoy....??

"Masih sempitt banggg walaupun udah gak perawan...." ucap Somad

"Zaman sekarang mana ada amoy secantik gini yang perawan banggg.... amoy itu doyan ngentot...!!!!

"Hahahahahahaha.....!!! Semua pria di sana tertawa serentak.

"Tapi soal tetak enakkan tetak encik dari pada tetek amoy bangg... tetak amoy itu tocill beda sama emak nya lebih gede... pintil mya mini, kalo punya emaknya tebal banggg...." mereka lagi bandingkan aku dengan Evelyn.

"Tar dulu... coba kau remas dulu tetek amoy... tuhh lebih kenyal biar tocil.... biar mini pentil nya tapi masih pinky bang...." payudara Evelyn di remas beberapa kali.

"Buat aku banggg.... masih enak bodi encik banggg... soal tetek nya memang kalah kenyal tapi beda tipis... coba abang remas tetek si encik... masih terawat, pentil nya biar tebal tapi belum hitam bangg.... masih ada merah-merah nyaaa....." bela pria yang menunggu giliran menggenjotku.

"Biarr kalian tahu ya... itu encik kenapa tetaknya bisa terawat dan kenyal gitu... pasti sering diservis... makanya gitu hasilnya... pasti dia sering ngentot... betul kan ncikk...?!?! Ucap Somad menatapku dan kubalas tatapannya dengan tajam pula.

"Kenapa liat-liat...?! Habis puas kuentot anak kau... habis itu giliran elu...!! Ancam Somad.

"Aaaaarrrgghh... keluarr aku bangggg....!!! Satu lagi pria ejakulasi, sialnya dia keluarkan ke dalam tanpa izinku.

"Bahh. ?! Lemah juga kau rupanya...!!! Ledek pria yang sedang menunggu giliran.

"Memek cina beda banggg.... yang ini nyedot kontol... gak bisa tahan lama-lama... cobain sendiriii...." ucap pria yang barusan ejakulasi.

"Yang bener...?! Sini gantian saya coba memek nya...." kini pria itu dengan penasaran mengambil posisi di selangkanganku.

"Uuugghh... betul banggg....memek nyedottt...aaaahhh... enaaakk kalii rasanyaaaaa.....uugghh...uugghhh rasaain kau...!!! Pria itu mengosokkan penisnya ke dalamku.

"Aaaaaaagghhh....aaaaagghhh....!!! Desah Evelyn.

"Muncrat memek amoy tuhh...!!! Becekkk becekkk.....!!! Ucap Somed. Evelyn orgasme.

Tidak lama setelahnya, Somed ikut bergabung denganku. Aku dan pria yang sedang mengenjotku ini disuruh berbalik posisi. Kini aku berada di atas pria ini.

"Nciikkk.... aku pengen ngerasain lubang burit kau... hehehehe. " Dari belakang Somed ingin menyodok lubang anusku. Aku dihimpit oleh dua pria sekaligus.

"Ooouuuhhh....ooohh banggg perihhh bangetttt.....!!!

Rasanya perih kemasukan dua batang jantan sekaligus. Area selangkangan antara lubang anus dan vagina terasa ngilu terjepit dua batang keras. Aku hanya bisa pasrah bertahan sampai semua ini selesai.

"Aaaaaaahhhh....aaaaaaahhh....!!! Aku merintih mendesah bahkan menjerit merasakan antara sakit dan nikmati. Kedua pria ini terutama Somad makin terbawa emosi menyodok lubang pantatku seakan ingin menyiksaku. Rambutku yang panjang ditarik Somad hingga kepalaku menegadah.

Disebelah ku Evelyn sedang didekati dua orang pria pula. Tubuhnya mengeliat digerayangi dua pria itu, sepertinya mereka akan kembali mulai menyetubuhi anakku. Untungnya dua pria itu tidak sekasar si Somad.

"Aaaaaahhh....nnnggggghhh....!!! Terdengar Evelyn mendesah saat salah satu pria mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginanya. Tampaknya Evelyn sudah bisa menerima keadaan dan menyesuaikan diri dengan dua pria yang mengerjai tubuhnya.

Sepanjang lebih tiga jam aku dan Evelyn digilir para pria-pria pribumi yang tidak dikenal sampai kami kelelahan. Walaupun tubuh rasanya masih ingin berbaring, namun kami harus bergegas mengenakan pakaian kami agar segera pergi dari kamar ini.

"Nih ambill.. 1 juta buat kalian....!!! Somed mengeluarkan uang lalu dilempar ke ranjang.

"Maaf... kami bukan pelacur..!!! ucapku segera menarik Evelyn pergi dari kamar. Aku memang butuh uang, tapi aku tidak mau menjual harga diriku apalagi didepan anakku hanya demi satu juta.

"Lumayan kita dapat ngentot lonte-lonte cina bukan murahan tapi gratisan... hahahahha...!!! mereka menertawakan kami.

Di kamar,

"Lu gak apa-apa sayangg...?! tanyaku

"Ngak Maaaa....kenapa om Anwar gak menolong kita...." ucap Evelyn.

"Mama sudah bilang... lelaki meskipun kuat tidak selalu siap untuk menolong kita... ada saatnya kita yang harus lebih kuat daripada laki-laki... pria juga punya kelemahan..." tegasku.

"Kenapa Mama begitu tegar menghadapi semua ini....?? tanyanya.

"Mama sudah terbiasa menjalani pahitnya kehidupan...semoga lu bisa belajar hikmah dari kejadian ini..."

Keesokan harinya, aku bangun lebih awal berjalan sendiri menelusuri suasana pantai di pagi hari yang masih sepi pengunjung. Hari ini kami akan pulang, liburan akan berakhir. Besok Evelyn harus kembali masuk sekolah.

Dari arah yang jauh tampak sekelompok orang dengan pakaian rapi berjalan mendekat tapi bukan kearahku. Di antara mereka ada juga beberapa wanita berpenampilan cantik mengikuti. Jelas itu bukan orang lokal, mungkin itu pengunjung pantai. Anehnya kenapa mereka berpakaian cukup rapi untuk berlibur ke pantai.

Saat mereka makin mendekat, seorang pria berkacamata hitam tampaknya tidak asing bagiku. Rasanya pria itu juga melihat kearahku. Pria itu melepaskan kacamata hitamnya dan ternyata dia pria yang kukenal. Mr. Raul ?!

Ada apa dia datang ke pantai ini ? Apakah dia sedang liburan ?

Sulit dipercaya orang sekaya Raul, kenapa bisa berlibur ke pantai lokal begini ?

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com