POV : Rizal / Asen
Setengah hari aku menunggu Sherly yang meeting dengan bosnya. Bang Anwar terus mengajakku ngobrol. Bang Anwar mendesak ingin bertemu Mama dan meminta alamat rumahku di kampung. Aku agak keberatan memberikan alamatku karena takut Mama keberatan bertemu dengannya. Lagipula di rumah ada Papa, kuatir nanti makin mempersulit kondisi Mama. Dengan segala cara aku mengalihkan pembicaraan untuk menghindari bang Anwar minta alamat.
Aku berhasil mengalihkan pembicaraan. Kutanya bang Anwar tentang kehidupan lalunya dan dia bercerita panjang tentang perjalanan hidupnya yang penuh dengan lika-liku perjuangan hingga hari ini. Ternyata dulu bang Anwar seorang anak kampung yang punya banyak saudara. Dari semua saudaranya, hanya bang Anwar yang nekat meninggalkan kampung untuk mengadu nasib di kota. Sedangkan saudara lainnya masih tinggal di kampung bercocok tanam dan berternak.
Bisa dibilang kehidupan bang Anwar naik turun. Dia tidak kaya harta tapi dia menggantongi sejumlah pengalaman hidup yang berharga. Bang Anwar belajar banyak hal tentang teknik membangun rumah dan memimpin para tukang-tukang bangunan. Tidak heran Pak Syamsul rela bayar mahal untuk mempekerjakan bang Anwar.
Mendengar pengalaman hidup bang Anwar membangkitkan rasa kagumku padanya. Aku memohon bimbingannya, dan dengan senang hati bang Anwar memberikanku nasehat tanpa merasa aku direndahkan. Aku diajar tanpa merasa digurui. Malahan ngobrol dengan bang Anwar sangat asyik, karena dia mahir bercanda dan membawa suasana jadi cair.
Inikah rasanya bimbingan dari seorang ayah kandung yang tidak pernah kudapat dari papa yang ada di rumah. Dari dulu di rumah aku selalu dituntut Papa kelak menjadi seorang yang berhasil dan kaya raya agar mengharumkan nama keluarga. Buatku ini terkesan sangat serakah dan egois. Berbeda dengan Bang Anwar justru menasehatiku agar mulai hari ini menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan membahagiakan keluarga khususnya Mama. Ungkapan bang Anwar justru menunjukkan sebuah kepedulian sesama. Bang Anwar telah mendapatkan rasa hormatku padanya walaupun dia tidak seberhasil papa di rumah. Pesan terakhir bang Anwar padaku: "Tolong jaga Mama baik-baik semiskin apapun keadaanmu."
Mendengar pesan itu. dengan kerelaan hati kuberikan alamat rumahku padanya. Andai bang Anwar dapat bersatu dengan Mama, pasti Mama akan bahagia. Kalau Mama bahagia, akupun turut berbahagia.
"Zaaall... gw udah selesai meeting nih... yuk berangkat ngegym...!!! ajak Sherly.
Kami ngegym di tempat langganan Sherly di sebuah hotel yang tidak asing buatku. Hotel Dewata yang berdampingan dengan apartemen, keduanya milik Mr. Raul. Menurut Sherly, Mr.Raul pemilik hotel dan apartemen ini dengan Pak Syamsul adalah rekan bisnis. Jadi seluruh karyawan Pak Syamsul dapat fasilitas olahraga di hotel ini gratis. Barusan tadi Sherly meminta agar Pak Syamsul memberikan fasilitas gratis itu padaku juga dan disetujui.
Tempat fitnes ini memeng mayoritas orang Chinese, orang pribumi termasuk minoritas di sini. Tidak sedikit cewek yang ikut angkat beban di sini. Sherly mengenalkan padaku temannya seorang Personal Trainer yang disebut PT untuk melatihku, namanya ko Hendrik. Orangnya tidak terlalu ganteng tapi bentuk badannya bagus, namanya juga Personal Trainer.
Sherly menyerahkan aku ke ko Hendrik untuk dilatih sedangkan dia bergabung dengan teman-temannya cewek untuk latihan bersama. Salah satunya kalau tidak salah itu namanya ci Gisel dan yang lain aku tidak kenal. Satu lagi yang barusan ikut bergabung yang kuingat namanya Yuna pacarnya ko Awi. Pasti mereka sudah janjian di jam segini.
Melihatku masih tampak masih pemula yang keliatan canggung dan bingung mau mulai dari mana di area fitness, ko Hendrik tampaknya agar acuh tak acuh padaku. Dengan ketus dan galak dia memerintahku pakai bahasa Indo untuk mulai pemanasan. Mungkin dia pikir aku orang pribumi, padahal tadi dia ngomong dengan Sherly dengan bahasa dialek. Setelah diperintah, ko Hendrik pun ngumpul kembali dengan temannya sendiri.
Waktu aku pemanasan, beberapa cewek maupun cowok chinese melirik aneh ke arahku. Awalnya aku gak paham arti tatapan mereka sampai aku mendengar beberapa encik-encik chinese sedang omongin aku dengan bahasa dialek. Mereka pikir aku tidak mengerti percakapannya mereka, tapi aku tetap pura-pura bodoh gak mengerti.
"Koq tumben ada orang pribumi gym di sini...?? "
"Nyasar kali.. mungkin salah masuk...hahahaha...."
"Eh ngak loo... tadi dia datangnya sama cewek Tionghoa yang diujung sana itu..." ci Sherly maksudnya.
"Nah, kalau gitu sudah jelas... dia itu pasti supirnya cewek itu...."
"Iya pasti tuh... coba lu liat baju yang dipake... bukan baju olahraga tuh... baju olahraga kan gak murah buat ukuran seorang supir...."
"Iya juga yaaa... tuh penampilannya aja keliatan kayak anak pribumi yang keluar dari kampung...."
"Betul juga pengamatan lu.... tapi baik kali nyonyanya ngasi supirnya ikut ngegym segala...harusnya supir tuh nungguin di luar...."
"Mungkin kasian liat tuh supir... kayak masih anak sekolahan.... hahahahahaha....."
Mendengar obrolan encik-encik ini. bisa jadi itu juga yang dipikiran orang-orang yang tadi menatapku aneh. Biarlah aku dianggap supir oleh mereka. Aku makin penasaran emang kenapa kalau supir ngegym di sini. Emang berani mereka tunjukin sikap-sikap rasis mereka padaku.
Kuperhatikan sikap para chindo di area fitness ini, memang rata-rata mereka tampak arogan dan sombong. Tidak ada satupun dari mereka yang tersenyum apalagi menyapaku. Apalagi sikap amoy-amoy nya pada jutek semua termasuk Sherly termasuk jutek sebenarnya.
Kuikuti semua arahan ko Hendrik dengan rasa tertekan karena sikap arogannya padaku. Kalau bukan demi Sherly, aku sudah mau cabut dari tempat ini. Selain itu, aku teringat pesan Mama juga menyarankan aku hal yang sama.
Setelah 2 jam lebih aku latihan keras, aku dan Sherly pun cabut dari area fitness lalu makan bersama dan pulang ke rumahnya sebelum matahari terbenam. Sebelum aku cabut dari rumah Sherly, dia menghadiahkan aku pakaian olahraga dan susu WHEY Protein ukuran jumbo untuk mempercepat pembentukan massa otot, katanya.
Sesampai di rumah, ada sebuah sepeda motor terparkir di depan pekarangan rumahku. Ternyata di ruang tamu ada bang Anwar sedang ngobrol bertiga dengan Mama dan Papa.
Dari atas aku mencuri dengar obrolan mereka terasa agak kaku. Bang Anwar mencoba untuk mencairkan suasana dengan candaan namun tidak mendapat respon positif baik dari Mama apalagi Papa. Sikap Papa sangat sentimen terhadap bang Anwar. Terasa kedatangan bang Anwar sangat tidak diharapkan. Sungguh kasihan bang Anwar di tengah kondisi yang sangat tidak nyaman dan bersahabat. Dia tetap mempertahankan dirinya demi bertemu Mama.
Akhirnya setelah 1 jam, Bang Anwar mohon pamit setelah bertahan dalam suasana yang memaksanya untuk pergi. Walaupun orangtuaku menolak kedatanganmu, aku di sini tetap berharap bang Anwar datang untuk mendapatkan hati Mama.
Mama mengantar bang Anwar sampai ke depan pintu. Dan Papa menunggu Mama di dalam kamar, dia ingin bicara serius. Sepertinya pertengkaran akan dimulai lagi.
"Kenapa si Anwar itu datang ke rumah.. ??" Tanya Papa sinis kepada Mama di dalam kamar.
"Mana aku tau kenapa dia datang... mungkin hanya sekadar bertamu..." jawab Mama.
"Ngapain dia bertamu malam begini... tadi lu dengar dia tinggal di mana...?! Rumah nya jauh dari sini.. terus dari jarak jauh begitu naik motor cuma buat bertamu... hanya orang bodoh yang percaya dia cuma bertamu...!! Ucap Papa keras.
"Ya sudah kalau gak percaya...aku pun gak tahu kenapa dia datang ke rumah...." balas Mama.
"Lu gak tahu atau pura-pura gak tahu... aku yakin kalian pasti ada apa-apa..." ucap Papa curiga.
"Gak ada apa-apa Fukkk.... koq nanyanya gitu sih kayak curigaan gitu...??
"Gimana gak curiga Lingg... sikap lu sama sikap Anwar memang mencurigakan...!!!
"Apanya mencurigakan...?!!
"Aku dari tadi sudah perhatikan sikap kalian berdua... si Anwar terus melirik padamu... terus lu mencoba mau melihat matanya tapi gak berani karena ada aku di sana kan...??!! Ngaku ga lu...?!
"Masa cuma lihat aja koq gak boleh...?! "
"Tatapan kalian beda Linggg... tatapan kalian menyimpan sesuatu yang gak boleh ketahuan oleh aku..."
"Jangan menduga yang bukan2 Fukkk... kami gak ada apa2..."
"Aku ini laki Linggg....aku tahu modus Anwar datang ke rumah itu ngapain... jadi aku gak percaya dia datang tanpa modus... potong sarafku kalau dia cuma bertamu..."
"Terserah lu kalau gak percaya... aku males bicara sama lu... dari tadi curigaan terus...mau jelasin gimanapun tetap gak percaya...."
"Aku yakin kalian pasti berhubungan di belakangku... NGAKU GAK LU...!!!??? Papa mulai bicara dengan bentak.
"Ngak Fukkk.... kami gak ada apa-apa...!!!
"MASI GAK MAU NGAKU YA...???
PLAKKK.....!! Mama ditampar Papa sekali.
"Ngaku gak luu....???
"Beneran ngak Fukkkk....!!! Hiksss...."
PLAKKKK.....PLAAKKKK..... kali ini dua kali Mama ditampar Papa hingga terduduk di lantai.
"CEPAT NGAKU LU....!!!! Jangan terus menguji kesabaranku.....!!!
TAMPAR AJA AKU... PUKUL SEKALIANNN.....aku gak ada apa-apa dengan bang Anwarrr....!!! Hikss...hikss.....!!!" Mama balas dengan membentak Papa histeris.
"Ling... biar lu tahu ya... hari ini aku belum dapat bukti... kalau betulan aku sudah dapat bukti lu punya hubungan dengan itu laki pribumi...awas kuhajar lu biar tahu rasa berani main-main di belakangku...!! Ancam Papa lalu meninggalkan Mama duduk di lantai menangis sendiri di kamar.
Kepulangan Papa kali ini sungguh menyiksa Mama. Cara Papa memperlakukan Mama semakin kejam. Papa yang sekarang dengan mudahnya dia mengangkat tangan dan main pukul. Emosinya makin mudah terpancing dan amarahnya meledak-ledak. Mama terus menjadi korban amarah Papa.
............
Melihat kondisi Mama yang sangat memprihatinkan, aku sangat kuatir padanya. Aku takut kalau Papa sampai bertindak di luar kendali bisa-bisa Mama dibunuhnya. Beberapa hari ini aku terus memantau gerak-gerik Papa dan Mama baik melihat langsung maupun lewat kamera pengintaiku.
Di sisi lain, Sherly terus mengingatkanku dan memberikan dorongan semangat yang terus nge-gym secara rutin setiap hari selama liburan sekolah. Sayangnya Sherly tidak bisa menemaniku setiap hari ngegym karena ada kesibukan kerja. Oleh sebab itu, aku harus latihan sendiri di tempat gym. Mengingat pengalamana pertama merasakan sikap orang-orang gym di hotel sangat tidak nyaman buatku. Kuputuskan untuk pindah tempat gym di lokasi yang lebih dekat dari rumahku. Kebetulan aku melihat di tepi jalan lintas ada 2 ruko digabung untuk tempat gym di tepi jalan.
Kucoba kunjungi tempat gym itu dan menanyakan harga iuran bulanan. Ternyata harganya sangat terjangkau. Kuputuskan untuk mengambil paket bulanan apalagi ada diskon khusus pelajar. Kumasuki area itu, semua anggota yang sedang ngegym orang pribumi dan cowok semua. Di sini secara kenyamanan fasilitas sangat jauh di bawah hotel. Jumlah anggota di sini tidak ramai tapi jauh lebih ramah. Waktu aku tanya berapa biaya untuk pakai jasa Personal Trainer, mereka bilang tidak perlu pake pelatih khusus, semua anggota di sini siap membantu tanpa bayaran. Melihatku sebagai pemula, malah aku disambut dengan rasa persaudaraan tanpa pandang umur.
Bahkan aku langsung berkenalan dengan pemilik tempat gym tersebut bernama bang Abdul. Pantesan nama tempat gym nya Abdul Gym. Bang Abdul siap membantu jadi pelatih bila aku perlu dibimbing. Bang Abdul unik, mukanya beda dengan sikapnya. Badannya kekar bertato sana sini, kulitnya gelap, mukanya sangar kayak preman tapi orangnya ramah bersahabat.
Selama seminggu di sini aku benar-benar diarahkan oleh bang Abdul dan temannya yang bernama bang Tigor. Karena didukung juga dengan susu penambah massa otot berkualitas dan makanan bergizi yang dimasak Mama yang turut mendukung, alhasil bobot badanku meningkat cepat. Rasanya aku makin percaya diri dengan penampilan diriku.
Hari minggunya Sherly mengajakku ngegym bareng di hotel dan kami langsung ketemu di sana. Sesampai di sana, dari jauh Sherly menatapku tersenyum di pintu masuk hotel.
"Waaw..!!! Makin keren aja cowok gw...." pujinya. Malah tanganku digandangnya mesra layaknya kekasih. Tapi begitu masuk ke area gym tanganku dilepaskan.
"Loh koq tanganku dilepas...?! tanyaku.
"Malu aku Zaaall ntar diliat orang..." jawabnya singkat menatap kedepan seakan aku bukan siapa-siapanya.
"Koq malu sihh..?! tanyaku penasaran.
"Kata temanku di sini ada gosipin kita... katanya aku dekat sama supir....maklum deh cewe-cewe chinese di sini kepo, sentimen banget kalo liat cewe chinese dekat sama cowo pribumi.... " katanya.
"Jadi lu malu akui gw sebagai pacar lu....?!?tanyaku tegas.
"Sebenarnya bukan Zaaalll... ini tuntutan profesi aku... kemaren aku tanya ke Papi soal hubungan kita... katanya boleh pacaran tapi jangan terlihat orang dan rahasiakan saja...." jelasnya.
"Kenapa harus di rahasiakan...?? kenapa gak boleh kelihatan orang...?? tanyaku merasa aneh dengan alasan itu.
"Begini Zall... jika ada orang yang mau pakai jasaku, tapi kalau tahu aku sudah punya pacar kemungkinan besar bisa batal karena takut bermasalah dengan pacarku... aturan ini juga berlaku pada karyawan marketing Pak Syamsul, semua harus dirahasiakan..." jelasnya.
Walaupun aku masih sulit menerima alasannya, tapi ya sudahlah. Mungkin ini masih masa penyesuaian awal masa pacaranku dengan Sherly. Lagipula aku juga menikmati hasil kerja Sherly. Biarlah ini mengalir dulu, nanti kedepan baru dibicarakan lagi.
"Terserah lu deh kalau memang itu alasannya..." jawabku agak kesal.
"Sorry ya Zaaalll... lu itu sesuangguhnya pacarku dan aku sayang banget sama lu...." bisiknya biar gak kedengaran orang.
"Siapp nyonya... anggap aja aku supir lu... " seruku.
Aku mulai latihan angkat beban sesuai dengan pola yang diajarkan bang Tigor. Lagipula ko Hendrik cuek saja melihatku dan tidak menawarkan diri untuk memberiku arahan. Selama kurang lebih 2 jam an aku latihan beban dan saat nya mandi shower membersihkan diri menggunakan fasilitas hotel. Sherly menawarkan aku untuk mandi saja di sebuah kamar hotel yang memang disediakan khusus untuk karyawan Pak Syamsul agar lebih privasi.
Kami naik lift ke lantai paling atas hotel ini. Kami berdiri bersama tetap jaga jarak saat ada orang. Bila tinggal berdua, Sherly memberanikan diri menggenggam erat tanganku.
Kami berdua memasuki kamar itu dan kamarnya cukup luas dengan fasilitas yang lengkap. Kamar itu memang kamar President Suite, tipe kamar yang paling mahal di hotel ini dengan pemandangan menghadap jendela luar tampak seluruh kota. Di dalamnya kamar masih terbagi dua kamar terpisah dan masih ada dapur dan ruang tamu yang cukup lebar.
Kuajak Sherly mandi bareng denganku di kamar mandi yang ada bathtub nya, tapi dia menolak. Katanya nanti sebentar lagi ada ci Vera dan beberapa marketing Pak Syamsul akan masuk ke sini untuk rehat dan mandi. Mereka tadi juga ikut ke sini tapi ikut fasilitas Aerobik. Janjinya nanti mandi barengnya di rumahnya saja, soalnya di rumahnya juga punya bathtab walau tidak sebesar yang di hotel tapi cukup untuk mandi berdua, katanya.
Kusimpan janjinya dan aku disuruh mandi duluan.
Aku kagum dengan suasana kamar mandi kamar president suite ini. Dari dalam kamar mandi kita dapat melihat pemandangan luar karena dilengkapi jendela besar.
Kubuka shower kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhku yang penuh biang keringat. Nyaman sekali air hangat yang menyiram di seluruh tubuhku, memberikan efek rileks sambil menatap langit.
Tiba-tiba seorang wanita yang tidak kukenal masuk ke kamar mandi karena pintunya memang tidak bisa dikunci. Wanita itu bahkan sempat melihat kemaluanku lalu menutup mulut dengan kedua tangannya dan menjerit "Aaaaaaaaaaaa...!!!! di dalam lalu berlari keluar.
"Koq ada laki pribumi di kamar mandi...?! aku kirain tadi Vera yang sedang mandi..!!! ucap wanita itu panik.
"Sorry ci Alin aku gak sempat bilang sama lu kalau ada supirku yang sedang mandi...." ucap Sherly menenangkan wanita yang dipanggil ci Alin.
"Ok ok gak papa... aku akuuu cuma kaget aja...."ucapnya terbatah-batah.
"Hei ci Veraaaa.... udah selesai senam Aerobiknya....?? tanya Sherly, sepertinya tante Vera baru nyampe di kamar.
"Eh, cii jangan masuk kamar mandi dulu... lagi ada yang pake...!!! seru tante Alin.
"Siapa yang lagi di kamar mandi...?? tanya tante Vera.
"Ada supirku yang lagi mandi cii... si Rizal yang kemaren pernah ketemu sama ci Vera di kantor itu loo...." jelas Sherly.
"Ohh dia ya..!? Trus kenapa si Alin koq keliatannya kaget banget... emang ada apa..?! tanya tante Vera.
"Hahahaha...tadi ci Alin sempat masuk ke dalam kamar mandi ketemu sama Rizal... jadi kagett diaaa..." jelas Sherly.
"Oalah Lin...lin.... kayak gak pernah liat lakik telanjang aja lu...." ledek tante Vera.
"Gak cii... aku kaget pas liat otongnya gede banget ciii..." ucapnya tante Alin pelan.
"Ah masa sih... masih muda gitu koq bisa gede gitu....?! tante Vera penasaran.
"Hehehe... kalian kayak gak pernah liat otongnya pribumi aja..."ucap Sherly.
"Iya sihh Sher... si Alin tuh yang jarang dapat yang pribumi... maunya sama yang chinese melulu...." ucap tante Vera.
"Takut Verrr kaloo sama yang pribumi... besar-besar soalnya otongnyaaa...." ucap tante Alin
"Lu cobain dulu rasanya... jangan liat bentuknya...justru yang besar itu yang enak Linnn... bodoh banget sih luu....?? Punya suami lu dulu pasti kecil... hahahahaha...!! ledek tante Vera.
"Pasti tuh ciii.... punya Rizal memang beda sih rasanya....." ucap Sherly.
"Eits...eitss....!! Berarti lu udah nyobain punya supir lu ya Sherrrr... hayo luuu...!!! nembak tante Vera.
"Ehh...ehhh... gak koqqq.... ehhh...iyaaa sihh... hehehe...!!! jawab Sherly.
"Akhirnya ngaku juga lu Sherrr.... kalau gitu kita boleh nyoba juga donggg Sherrr... biar si Alin ini ngerasain dulu otongnya pribumi... boleh ya Sherrrr....?! pinta tante Vera.
"Jangan donggg... nanti ketahuan orang loo kita ngapa-ngapain di sini...." kuatir tante Alin.
"Tenang aja Linn... kita kunci pintunya sudah aman di sini... coba lu bilangin ke supir lu dulu Sher....." usul tante Vera.
Segera kuselesaikan mandi ku dan menutup bagian bawahku dengan handuk tanpa pakai celana dalam. Begitu aku keluar dari kamar mandi aku melihat ketiga cewek chinese mengenakan pakaian olahraga berkumpul menatapku tersenyum nakal.
"Sorry Zaaall... tadi tante Alin gak sengaja masuk ke dalam kamar mandi pas lu sedang mandi... kenalin dulu ini tante Jeselin yang biasa kami pangging ci Alin... " ucap Sherly dan tante Alin malu sendiri.
"Salam kenal tante Alin....Iya gak apa-apa koq tante... kan gak sengaja...." jawabku.
"Sengaja juga gak apa-apa kan... hehehehe..." timpal tante Vera nakal.
"Hahahaha... dasar lu cii... jadi begini Zaaalll... tante Alin mau minta tolong sama elu...." belum selesai Sherly bicara langsung ditimpali tante Alin, "Ihh... koq aku sihhh.... si Vera tuhhh....!!!
"Diam dulu luuu... biar si Sherly yang bicara sama supirnya....!!! sela tante Vera.
"Begini Zal...Tante Alin ini takut sama laki pribumi... makanya dia kaget waktu masuk kamar mandi... jadi gimana kalau Rizal bantu dulu...." ucap Sherly mengambang
"Haaah..?! Maksudnya apa ya...? tanyaku.
"Sherr... lu ngomong apa sihhh...?! Terus terang aja ngomongnya... Zaaall kita orang mau nyobain penis pribumi lu.... jangan lu tolak permintaan kami... jarang-jarang ada wanita chinese yang menawarkan diri ke laki pribumi looo....." tawar tante Vera.
"Hmm... apa kalian cewek cina gak malu dientot sama cowok pribumi...?? tanyaku sinis.
"Hehehe... makanya itu cukup kita disini yang tahu aja... jangan bilang keluar...pintu sudah dikunci koq jadi aman deh buat kita..." ucap tante Vera.
"Yakinn kalian mau dientot sama pribumi....? tanyaku sekali lagi.
"Iyaaa Zaaall...yuk kita ke dalam kamar aja biar nyaman..." ajak tante Vera mengandeng tanganku ke dalam kamar di belakang diikuti Sherly dan tante Alin.
"Zaaall... handuknya tante lepasin yaaa...." tante Vera menarik handuk yang membalut bagian bawahku, hingga kontolku tersibak membuat tante Vera dan Alin kaget.
Aku diminta duduk nyaman di tengah ranjang hotel yang besar dan empuk dihadapan ketiga wanita chinese yang bisa dibilang cantik-cantik.
Kuperhatikan tante Vera ini usianya sekitar 30 tahunan, tidak beda jauh dengan tante Alin. Hanya Sherly yang paling muda diantara mereka bertiga. Ternyata faktor usia mempengaruhi hasrat wanita. Tante Vera dan tante Alin kelihatan tidak sabaran untuk menunjukkan kebinalan mereka.
Bentuk tubuh mereka masih langsing diusianya. Tante-tante cina ini sangat rajin menjaga bentuk tubuh mereka dengan berolahraga. Dan mereka sendiripun sangat bangga dengan bentuk tubuh mereka. Bentuk tubuh tante Vera sedikit bongsong, sedangkan tante Alin lebih singset dan lebih tinggi sedikit dari tante Vera.
Pertama tante Vera membantu tante Alin yang malu-malu melepaskan pakaian olahraganya yang ketat lalu dia sendiri menanggalkan sendiri pakaiannya. Ternyata di dalam pakaian olahraga mereka tidak mengenakan beha. Langusng keliatan bulatan payudara tante Vera dan tante Alin yang besar layaknya tante-tante girang. Beda keduanya terletak diputingnya. Puting tante Vera lebih besar dari pada punya Alin. Tapi kalau soal bentuk bulatan payudara tante Alin lebih mancung ke depan, sedangan tante Vera melebar kesamping. Kesamaannya keduanya masih putih mulus dan menggugah selera lelaki.
Sherly belum melepaskan pakaiannya dan hanya duduk di tepi ranjang mengamati aksi kedua tante yang sudah sangean. Tante Vera dan Alin duduk di kedua sisi dekat kontolku. Keduanya ragu menyentuh kontolku yang hitam besar sedang proses menuju ereksi.
"Besar banget otong lu deeekk Izaall....bener yang dibilang Alin rupanya..." kagum tante Vera pelan-pelan menggenggam kontolku lalu mengosok dengan lembut.
"Sini Linnn...coba sentuh kepalanya otongnya...yang punya pribumi begini sudah disunat punya, keras banget looo... bentuknya unik bangettt... ini yang bikin kita enak..." ujar tante Vera. Tante Alin dengan ragu menyentuh kepala kontolku dengan ujung jemarinya.
"Ihhh... keras benget kayak batu... " ucap tante Alin.
"Ooohhh.. makin gede nihhh otongnyaaaa....hahahaha....hmmm....cuuuupppp....uummmmm......" tante Vera mencium kontolku lalu mengulum lembut dengan mulutnya. Sewaktu kepala kontolku di dalam mulutnya, lidahnya bermain di dalamnya.
"Aaaaahhh tanteeee... nakal banget lidahnyaaa...." erangku.
"Enakkk bukann deekkk....kontol pribumi paling tante sukai looo...hhmmmm....mmmm....srrruuuppp....." ucap nya sembari mengisap kontolku.
"Sini lu cobain Linnn... isap dulu... udah gak bau koq... kan dek Izal udah abis mandii..." ajak tante Vera. Perlahan tante Alin mulai berani menggenggam kontolku lalu mengisap dengan mulutnya. Kontolku di sedot dengan kuat.
"Aaaaahhh kuaaat bangett sedotnya tantt....!!! erangku.
"Gemesin banget deeekkk.... ini pertama kali aku isap kontolnya pribumii... ternyata besar banget di mulutku... mmmmhhh....mmmmhhh... aaaahhhhh..." ucap tante Alin.
Kini keduanya secara bergantian menjilati kontolku bahkan kontolku jadi mainan rebutan tante-tante cina itu. Kulihat ke arah Sherly dan kami bertemu pandang. Dia menatapku dengan senyum simpul dan kubalas juga dengan senyumanku dikala kedua di bawahku ada dua tante sedang berebut kontolku.
Tiba-tiba, tante Alin menyudahi rebutan kontolku, turun dari ranjang dan menurunkan celana dalamnya.
"Verrr... minggir dulu dong.. aku udah kepengen coba di memekku..." desak tante Alin dan tante Vera membiarkannya naik ke atasku dan dengan pelan-pelan dia memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang lebat dengan bulu jembut.
"Aaaaaarrrrgggghhhh...!!! rintih tante Alin agak keras.
"Kenapa Linn...?? tanya tante Vera.
"Perihhh Linnn.....aaaaaarrrggghhhh... besarrr bangetttt kayaknya koyakkk punyaku.....sssshhhh....." erang tante Alin.
"Lu sihhh... maksa banget pengen cepat-cepat masukkk... otongnya dek Izall memang besar ukurannya... harus pelan-pelan nikmatinya Linn.... dasar lu napsuan...!!! bentak tante Vera.
"Udah gak tahan nihhh.... memek aku udah gatalll....aaaahhh...aaaaahhh....mmmmhhhhh...***kkk sakittt lagiii Verrrr... ini udahhh enakannn.....ssshhhh aaahhhhh,....ssshhhh aaahhhh.....!!! rintihan tante Alin perlahan berubah jadi desahan.
"Dasarrr kalian betina cinaaa.... takut didekati sama pribumi tapi keenakan kalau kena kontolnya....hehehee...." ledekku.
"Siapa takut didekati sama laki pribumi... asal gak ada orang yang liat aja dekkk.... hehe...." ucap tante Vera.
"Munafik lu orang... tuhh liat tante Alin tadi sok jerit di kamar mandi liat kontol aku... sekarang keenakan ngerasain kontol pribumi... hehehe...." ledekku menyaksikan goyangan tante Alin yang bergoyang sendiri diatas tubuhku.
"Hahahahaha... dasar Alin binalll... dia memang sok jual mahal sama pribumi dekkk... tapi kali ini biar dia tahu rasa otong pribumi..." sambung tante Vera.
"Deeeekkk remasss nenenku dekkkk....." tante Alin menarik telapak tanganku dan diletakkan di kedua payudaranya yang mancung menantang. Putingnya sudah keras di jariku. Kuraba-raba ku remas-remas membuat desahan berubah menjadi jeritan.
Melihat tante Alin yang keenakan, tante Vera tidak mau tinggal diam. Dia berdiri diatas ranjang, dan melangkahi tubuhku. Disodorkan memeknya yang juga berbulu lebat itu ke wajahku. Hmmmm... jilatinn deeekkk...jilatin memek tanteeee....!!! pintanya. Gila benar kedua tante cina ini, gak sabaran pengen dipuaskan rupanya. Rambutku terasa sakit ditarik tante Vera saat jilatanku mengenai benjolan dalam rongga vaginanya.
Terus terang vagina tante Vera sedikit berbau, mungkin habis belum dibersihkan setelah olahraga. Dalam posisi terdesak begini, aku tidak lagi bisa menghindar dari himpitan dua tante cina yang binal ini. Yang ada dalam pikiran mereka hanya kenikmatan yang bisa diraut dariku. Vagina tante Vera terus digosok-gosokkan pada wajahku kadang aku nyaris kehabisan nafas.
Aku harus segera menyudahi permainan ini. Aku kuatir Sherly sedang cemburu melihat aku melayani dua rekan kerjanya. Kujilati memek tante Vera dengan mengincar klitorisnya secara intens hingga akhirnya cairan memeknya berlumuran di wajahku. Rasanya agak menjijikan tapi begitulah tante cina yang satu ini kalau sudah sangean sampe gak pikir panjang. Menyusul di bawah tante Alin juga sudah mendapatkan apa yang diharapkannya. Orgasme!!
Puas meraih puncak kenikmatan mereka, kedua tante cina ngos-gosan ini terkulai menindih tubuhku. Payudaranya yang besar terasa menempel kuat pada kulitku. Akan tetapi aku masih tidak terlalu kelelahan meladeni nafsu dua tante ini. Kembali aku menatap Sherly, dia tersenyum dan memberikan aku dua jempol.
"Deeekkk sorry banget yaaa tadi tante lepas kendali sampe wajah lu kena cairan memek tanteee.... hehehe..." ucap tante Vera sungkan.
"Tanggung jawab donggg.. mandiin balik supirku...!!! suruh Sherly. Aku ditarik oleh kedua tante itu kembali masuk ke masuk kamar mandi.
Aku duduk di tengah bathtub yang berbentuk bulat cukup lebar. Bagaikan seorang raja, aku dilayani oleh dua tante cina. Tubuhku disabuni diusap dengan lembut dengan tangan mereka bagai tanggungjawab sudah menodahi tubuhku yang sudah bersih.
Di sela mereka mengusap tubuhku, tangan mereka kadang sudah usilin kontolku.
"Mantap banget kontol dek Izall.... " puji tante Alin mengosok kontolku dengan sabun.
"Keras aja dari tadi dekkk.... gak mau loyo otongnyaaa...." ledek tante Vera
Sembari tante Vera menghidupkan shower, aku mengajak tante Alin untuk berciuman sejenak. "Cuuuppp...cuuuppp....hmmmmm....mmmmm....!!! Kemudian di sisi yang lain tante Vera ikut menyusul mencium pipiku, dan kuberikan juga kecupan di bibirnya supaya adil. "Cuuuppp....cuuuupppp.....!!
Kami terus berciuman secara bergantian, hingga air shower membersihkan seluruh tubuh kami dari busa sabun.
Aku menatap langit, matahari akan terbenam.
Teringat Sherly masih menunggu di luar, maka kusudahi acara mandi bersama dengan dua tante ini. Padahal kedua tante ini masih ingin mengajakku bersenang-senang di kamar mandi. Aku minta izin keluar dari kamar mandi duluan untuk melihat keadaan Sherly. Menyusul kedua tante itu keluar dengan lilitan handuk.
"Sherrr... maksih lo udah ngasi izin kami main dengan supirnya....hehe..." ucap tante Vera terkekeh.
Waktu semakin sore, kata Sherly dia sudah lapar dan memutuskan ikut mobilku untuk pergi makan malam bersama tanpa keburu mandi. Kami makan bersama di cafe sambil ngobrol tapi rasanya komunikasi kami kurang nyaman. Mungkin ada yang salah dengan perasaan Sherly.
"Sherrr... lu cemburu ga gw main sama tante Vera dan Alin..?? tanyaku.
"Gaakkkk..!!! Jawab Ketus Sherly.
"Beneran gak cemburu...?? Kalo gak cemburu berarti lu gak sayang dong ama aku..."
Sherly terdiam dan sibuk dengan makanannya. Ucapanku telah membuat Sherly gak nyaman terhadapku. Dia gak bisa menjawab pertanyaanku, wajahnya tampak murung. Sebagai seorang cowok, aku tidak mengerti dengan pikiran cewek.
Setelah makan malam, kami pulang ke rumah Sherly dengan perasaan kikuk selama perjalanan. Dalam pandanganku, sikap Sherly yang cemberut itu ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Aku merasa gemas dengan sikapnya itu.
Sesampai di rumah, Sherly turun dari mobil dan membuka pintu rumahnya. Kuperhatikan gerak gerik dan sikapnya yang ngambek padaku. Dari belakang kuikuti langkah Sherly masuk ke dalam sambil menyandang tas olahraga di bahunya. Mata lelaki ku menyoroti lekuk tubuhnya yang langsing berjalan dengan bulatan pantat yang melenggak-lenggok mengenakan pakaian olahraga yang ketat, mendadak membangkitkan birahiku.
Belum sampai di ruang tamu, dengan sigap kubalikkan badan Sharly dan kutangkap kepalanya lalu kuajak dia berciuman.
Namun di menolak ciumanku, kedua tangannya mendorong dadaku. Sekuat-kuatnya wanita tetaplah wanita. Mereka tidak akan mampu melawan tenaga pria yang terbawa nafsu.
"Hentikannnn....!! Mmmhh...mmmhh... lepaskann akuuu....!!! Sherly memberontak dan mengelang-gelangkan kepalanya.
Kupaksakan kejar terus bibirnya yang mungil dan lembut itu. Kupepet terus sampai dia terdorong menyandar ke dinding. Dalam posisi itu, Sherly tidak lagi bisa menghindari dekapanku.
"Hmmm....cuuupppp....lepasssinnn ....mmmmhhhh....cuuupppp...cuuuppp.....!!!"
Dia terus berpaling dari wajahku hingga bibirku berhasil menangkap bibirnya. Kutempel terus bibirku ke bibirnya, kusedot bibirnya sekuat tenaga. Hingga Sherly akhirnya menyerah perlahan mulai pasrah membiarkanku melakukannya.
Tas olahraganya dibiarkan jatuh ke lantai. Kupindahkan tanganku kepinggul dan kuraba pundaknya agar tubuh menempel pada dekapanku. Sherly juga membalas dengan memelukku erat. Dia merespon ciumanku, mulutnya membalasku dengan ciuman. Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya dan lidahnya menyambut lidahku. Kami saling berpagut-pagutan lidah selama beberapa menit sampai kami kehabisan nafas.
"Izaaalll Jaatt..." rengek Sherly menepuk-nepuk dadaku dengan kepalan jari tangannya.
"Jahat kenapa Sayangggg...??
"Izaaall bikin aku cemburuu.... izaaalll jaat bangetttt...."
"Lohh... tapi gw nanya jawabnya ngak cemburu....??! sindirku lembut
"Gw cemburuuu Zaaalll.... gw cemburuuu bangetttt... cuma tadi gw gak punya pilihann.... gw terpaksa merelakan lu ke merekaaa..."
"Kalo gitu itu salah lu donggg.... bukan salah gw, kan elu yang serahkan gw ke mereka...."
"Kan lu bisa nolak... kenapa lu gak mo nolak ajaaa....?!
"Sherrr... gw ini masih cowo normal... nafsu gw gede Sherrr.... gimana gw bisa nolak kalo udah liat cewek seksi di depan gw.... terus terang gw sekarang ini lagi terangsang liat elu Sherrr....." jelasku.
"Koq bisa sih... emang lu belom puas main sama dua rekan kerja gw....??
"Belom Sherrr... tadi gw belum keluarrr... gw simpan buat elu malam ini...." bisikku.
Begitu mendengar ucapanku, "Cuuupppp....mmmhhhh.....mmmmhhh....cccuuuppp....uuuummm.....!!! Sherly dengan liar melumat bibirku dan kubalas juga dengan lebih liar lagi. Tangannya bergerak mencari-cari kontolku yang masih tertutup celana.
"Zaaaalll... sekarang gantian donggg... layani gw malam ini...." bisiknya. Kutarik Sherly, kujatuhkan ke sofa dan kucumbui pahanya dalamnya. Kebetulan celana olahraga yang dia kenakan model hotpants yang ketat yang mengekspose paha mulusnya. Kuciumi kujilati pahanya yang putih mulus sampai dia mengeliat merasakan geli. Sesekali kuciumi selangkangnya yang masih tertutup celana.
"Zaaaalll.... lepasin celanakuuu...." pintanya. Kutarik celananya sekaligus celana dalamnya, sedangkan dia sendiri membuka pakaiannya sendiri. Dalam sekejap Sherly sudah telanjang terbaring di sofa. Sedangkan aku masih berpakaian lengkap.
Didepanku tersaji memek Sherly dengan bulu halus yang tercukur rapi. Kudekatkan wajahku pada memek itu, tetapi dicegat Sherly: "Tunggu dulu sayanggg....!!! ucapnya.
"Gw belum mendi nih... belum cebokin memek gw... tar bau looo...." ucap Sherly malu.
"Sejauh ini gw gak merasa bau koq... biarin aja sayanggg... gw mau ngerasain memek lu sebelum cebokk...hehehe...." kataku.
"Jangaannn sayangggg....aaaaahhh.... mmmm... bauu looo....aaaaahhhh......!!! desah Sherly saat wajahku mendarat di bibir vaginanya.
"Gak bau sayanggg.... aromanya enak bangett sayyy... gw suka bangetttt... beda dengan yang punya tante Vera tadi..... hmmmmm...srruuuppp...srruuupppp......" ucapku sembari menjilati memeknya.
"Oooohhh sayangggg.... masa sihhh....aaahhh....enaaakkk bengettt sayangggg...... emang punya ci Vera gimana....??? tanyanya sambil menikmati jilatanku di memeknya.
"Punya tante Vera tadi bau bangettt sayangggg.... menurut om Faiz papa angkatku, biasanya memek bisa bau karena banyak makan daging babi... makanya baunya menyengat.... tapi bau memek lu seger banget sayyy... gw sukaaaa....mmmmhhh...srrruuuppp.... gila seger memek lu sayangggg...!!!
"Mmmmhhh...memang ci Vera doyan banget makan daging babi Zaaall... gw sih gak suka makan daging babi... gak sehat menurut kesehatan.... enakan buah dan sayur..... oooohhh sayanggg... pelan-pelan donggg...!!!
"Enakk bangett memek lu... warna merah mudanya juga cerah banget.... srrruuuppp....!! Bagusss sayangggg... gw sejak ikut om Faiz jadi jarang makan babi... kadang sekali makan rasanya mau muntah..jadi gw jarang mau makan lagi... "
"oooohh sayanggg geliii....aaahhh....aaaaahhh....gellliii tapii enakkkk sayyyy... terusinnn....!!! desah Sherly saat kujilati itil di dalam lipatan memeknya. Semakin kujilat benjolan kecilnya itu makin mengeras. Memeknya terus mengeluarkan lendir-lendir, tapi baunya khas tidak menyengat. Memang Sherly seorang yang sangat menjaga pola makannya dan rutin olahraga fitness sehingga dia memiliki fisik yang sehat.
"Sherly sayangggg... lu masih ingat ga ama janji lu tadi siang...?? tanyaku dan sejenak Sherly berpikir.
"Hmmm.... yuuukk kita mandi bareng di kamar mandi di kamarku...." ajaknya.
Kurangkul Sherly menuju ke kamarnya. Sebelum masuk ke kamar mandinya, Sherly membantuku melepaskan pakaian sampai kami sama-sama telanjang bulat.
Kamar mandi Sherly dan bathtubn nya memang tidak sebesar yang di hotel, tapi ini sudah sangat cukup untuk dinikmati berdua. Berdua kami melangkah masuk ke dalam bathtub dan menghidupkan showernya.
Bibir kami kembali bertemu dan saling berpagut-pagutan, saat semburan air hangat yang nyaman bercucuran menghujani tubuh kami yang saling berpeluk-pelukan, cuuuuppp...cuuuuppp....!!! Kurasakan telapak tangan Sherly mengelus punggungku, sedangkan tanganku mengelus, meremas bongkahan pantat montoknya yang basah.
Sherly berbalik badan, tangannya menahan dinding dan pantatnya nungging. Tanpa dimintapun aku tahu kalau dia ingin disodok dari belakang.
"Aaaaaaahhhh.....aaaahhhh......aaaaahhh....!!! desah Sherly menggema diikuti suara semburan shower yang deras.
Plok...plokk...plokk....!! Suara tepukan antara perutku dan pantat Sherly ikut meramaikan suasana persetubuhan kami di kamar mandi.
Beberapa waktu kami doggy style dengan berdiri, tidak terasa genangan air hangat dalam bathtub mulai meninggi. Uap air hangat mulai bertebaran memenuhi seluruh kamar mandi. Saatnya kami berganti posisi.
Aku duduk di dalam bathtub dengan ketinggian air sampai ke dadaku, lalu menyusul Sherly duduk di atasku. Kelamin kami bertemu kembali dalam genangan air hangat bathtub. Sungguh persetubuhan yang nikmat rasanya.
Suara cipratan air terus berkumandang saat Sherly bergoyang mengesek-gesek kontolku dalam air. Goyangan Sherly makin lama makin kencang, hingga membuat air dalam wadah bathtub menyembur kemana-mana membuat seluruh lantai kamar mandi menjadi basah. Fshhhhh....fsssshh....!!! gluupp....gluuppp...fssshhh...!!!
"Aaaaahhh.....aaaaahhhh... aaarrrggghhh...!!! mendadak tubuh Sherly kejang akibat sensasi orgasme bergelora dalam tubuhnya. Terasa di selangkanganku semburan air cintanya yang hangat menembus keluar dari rongga memeknya yang masih tertancap kentolku. Bahkan dari dalam air keluar gelembung menandakan ada sesuatu yang keluar dari dalam air. Cairan itu bercampur aduk dengan air dalam bathtub.
"Sherrr aku belum keluarrr... tolong isap kontolku sampe keluar sayangggg....!!! aku berdiri dan kusodorkan kontolku ke wajah Sherly. Disepong kontolku dengan kecepatan tinggi. Aku memang sudah sampai diujung klimaks, tidak terlalu lama Sherly menyepong kontolku, akhirnya pejuku muncrat banyak di wajah Sherly. Aaaaaaaaahhh....!!!
"Thankyou Zaaaalll... elu simpan sperma lu buat gw..." ucap Sherly, dicicipi spermaku dengan jarinya.
"Enakkk pejuku sayanggg...?? tanyaku.
"Beda orang beda rasa ya..." ucapnya.
"Emang berapa sperma cowok yang pernah lu cobain...?? tanyaku.
"Gak banyak koq sayanggg.... gw kalo bukan sama pacar gw gak akan cicip spermanya...." tegasnya.
"Oh.. berarti spermanya ko Justin pernah lu cicip dong...?? tanyaku.
"Pernah Zaaalll.... tapi gak sering-sering juga...." ngakunya.
"Jadi apa bedanya....??
"Aduhh gimana ya...?! Punya lu rasanya lebih manis asin sayanggg...." So enak juga terasa di lidah... hehehehe...." ngakunya lagi mengecap rasa spermaku dengan jemarinya bagai mengecap kecap manis.
Kalo gitu bersihin kontolku pake lidah lu..." Permintaaku diturut Sherly. Kontolku dijilat sampai bersih lalu disabuni lalu dibilasnya sampai bersih. Tidak mau kalah, kusabuni memeknya dan kuceboki dengan jari tanganku. Diakhir persetubuhan, kami saling menyentuh dan membersihkan kemaluan kami sambil tertawa-tawa menggelikan.
Kedekatkan kami membuatku gak ingin berpisah dengannya walau hanya sebentar. Kami bebas saling memadu kasih sayang, saling mengadu birahi dan kelamin tanpa gangguan.
"Zaaalll... malam ini temani aku bobo yaa..." ucap Sherly manja bersandar dalam dekapanku di atas ranjang.
Disisi lain, aku teringat Mama di rumah sedang dalam dibawah ancaman Papa. Sebagai satu-satunya anak laki-laki,aku harus menjaga Mama dari ancaman Papa yang berpotensi membahayakan hidupnya.
Mana yang harus kupilih. Bermalam di rumah Sherly atau beranjak pulang demi Mama..??
Sampai kapan Mama harus hidup dalam ancaman Papa ? Siapakah yang bisa menyelamatkan Mama dalam tekanan hidupnya? Melihat sikap Mama yang dingin terhadap Bang Anwar, rasanya tidak mungkin. Apakah ini takdir yang harus di jalani Mama ?
Terakhir diubah: 12 Oct 2024
LikeLaporkan