"bau keringet kamu ehehe." bisiknya saat menciumi leher vivi.
"ihh siapa suruh di cium uhmm." ucap vivi mendorong rendra pelan, rendra pun pun menghentikan ciumannya, waktu sudah mulai petang. Vivi pun segera kembali ke gerobak menuju arah pulang, rendra menemani vivi di sampingnya.
"kenapa liatin gitu.." vivi manyun, sikapnya yang berubah menjadi lebih manis seperti dulu.
"cocok aja rambut kamu di iket ke belakang sama keringetan, sama gak kuat di ranjang kuat narik gerobak juga" ucap rendra menghibur sambil memegangi bahunya.
"ihh mulai deh hehe.. cowok kota mah mana bisa narik gerobak.." ucap vivi membalas ledekan rendra.
"siapa bilang, tunggu bahu aku sembuh, aku buktiin bukan narik gerobak aja, narik, gotong sama kendarain kamu aja kamu pasti bisaa" ucapnya tertawa menggoda vivi.
"au ah seperti biasa ngebetein,, hm kepala kamu gimana ?" vivi baru menyadari ada balutan di sekitar kepala rendra.
"masih agak pusing sih, tapi gpp kok udah ketemu kamu" vivi menjadi salah tinggah di puji seperti itu. Vivi anya tersenyum kecil.
Vivi dan rendra pun meneruskan perjalanannya karena hari semakin petang, terlalu banyak ngobrol saat di pinggir sawah, rendra dan vivi pun mulai bersikap seperti dulu. Terkadang rendra membantu mendorong dari belakang melihat dengan bangga kekasihnya seorang pekerja keras. Mereka pun sampai di rumah vivi.
***
"maaa.. paaa vivi pulang" ucap vivi sambil mengelap keringetnya bersama rendra yang sedang menutup hidung saat melewati kandang karena tak biasa dengan bau kotoran hewan.
"mandi dulu gih.. masa ada rendra kamu dekil gitu" ucap mama vivi sambil menyiapkan makan makan malam di meja tamu, karena meja makan hanya cukup mereka bertiga.
"pak agus kemana tante?" rendra mencari pak agus
"ouhh ada di belakang sama om lagi kasih makan ikan di empang" ucapnya sambil merapihkan meja.
Rendra melihat sekeliling rumah vivi, ada beberapa foto di bingkai, foto vivi yang dari bayi sampai lulus SMP di pajang di ruang tamu yang sederhana itu, rendra senyum sendiri melihat vivi masih kecil memakai pakian anak cowok.
"dah giliran sana mandi.. " ucap vivi sambil keluar dengan memakai handuk di lilitkan langsung ke kamarnya, rendra pun segera mengambil tas ranselnya dan beberapa setel baju dan menuju ke belakang rumah. Tetapi rendra tak menemukan kamar mandi.
"vii.. dimana kamar mandinya?" ucapnya sambil mencari vivi.
"ituu.." vivi tunjuk sebuah bangunan kecil tanpa atap dekat sumur.
"heeee? Itu kamar mandinya? Gak ada pintu?" ucap rendra kaget.
"iihh geser aja papan kayu di dalem gak ada yang masuk kok" gerutu vivi, rendra pun mau tak mau mandi beratapkan langit. Selesai rendra keluar dengan kolor sambil menyelendangi handuk, terlihat lilitan perban yang basah di bahunya.
"gak ganti dulu itunya?" ucap vivi sambil tunjuk perban di bahu rendra.
"ganti donk, bantuin ya lilitin" rendra pun ke kamar vivi, terkejut kamar vivi yang kecil menurutnya dan cukup 1 orang saja,
"aku tidur dimana nanti??" rendra kebingungan melihat tempat tidurnya gak bakalan cukup untuk berdua.
"ihh pengen banget tidur sini.. " vivi melepas balutan perban dari bahu rendra.
"yah kali aja gitu.. aku di bawah kamu di atas deh haha" rendra tertawa.
"hmm ren.. bahu kamu miring gini.. " ucap vivi saaat melihat bahu kanan rendra lebih rendra dari bahu kirinya.
"iahh belum sembuh, makanya harus di pakai perban terus. Ya udah kamu lilitin aku bantuin caranya" rendra pun memberi tahu caranya melilitnya yang benar, walaupun di sendiri hanya liat sekilas saat tante nia melilitkannya.
***
Selesai rendra memakai kaos kutang dengan alasan hawanya panas, mama vivi pun mengajak makan malam. makan malam hari ini tumis kangkung, tempe goreng, jengkol goreng, sama sambel terasi. Rendra hanya bengong melihat makan malam yang sangat sederhana, vivi pun menyendokan nasi ke piring rendra dan juga kangung di tambah tempe.
"vi.. mana bisa makan pake tangan kiri" bisiknya saat vivi mau sendok nasi ke piringnya.
"pelan-pelan aja" bisiknya,
"vii suapain rendra aja, tanganya masih sakit kan ya nak rendra?" ucap mamanya tertawa kecil.
"iah tuh vi, Suapain donk.. aaaaaa" ucap rendra sambil membuka mulutnya.
"iaahh.. sini.." vivi pun suapin rendra satu sendok penuh nasi dan kangkung ke mulut rendra...
"vivi.. dikit-dikit donk, kasian tuh nak rendra" ucap mama vivi melihat mulutnya penuh dengan satu sendok suap oleh vivi.
" biarin ma, rendra kan makannya gitu banyak,," ucap vivi sambil suapin rendra dengan porsi yang sama, tak ada protes dari rendra. Rendra pun dengan susah payah mengunyah abis dan mereka pun satu piring berdua.
"vii tempe sama sambelnya donk, manteb banget.." ucap renda yang ketagihan sambel terasi,
"iaahh nih.." di cocolnya sambel banyak di atas tempenya dan di suapin ke rendra..
"huuuu haaaa.." mulutnya menganga kepedesan, tawa kecil menghiasi makan malam hari ini,
Makan malam hari ini pun selesai, semua piring bersih tanpa sisa terutama sambal terasi juga, rendra banjir keringat duduk santai sambil berusahan menghilangkan pedas di mulutnya. Vivi dan mamanya membenahi piring-piring di meja untuk di cuci.
Pak agus, rendra dan papa vivi bersantai di bale depan rumah sambil minum teh hangat. Rendra pun becerita tentang vivi disana dan itu semua kejelekannya vivi, papa vivi hanya tertawa tanpa tersinggung karena tau rendra sedang bercanda, papa vivi pun pamit untuk mengecek kandag-kandang.
"pak agus... rendra gak pulang ya besok, nginap 3 hari disini, bilangin mama papa ya?" ucap rendra sambil menyeruput teh.
"iah den, tapi pasti ngomel mama aden karena gak pulang bareng", pag agus agak ragu.
"bilang aja pak agus, vivi belum mau di ajak pulang, pasti ngerti kok, sambil di keluarinya 100 ribu dari kantung celananya," pak agus pun dengan sigap mengambil duit itu dan menyetujui hal itu.
***
Waktu masih menujukan jam 8an, tetapi mama dan papa nya vivi duluan tidur karena besok pagi harus ke kampung sebelah ada urusan.
"tidur di kamar aku aja, aku tidur sofa" ucap vivi sambil mengambil boneka teddy bearnya.
"hmm kenapa gak dsini?" rendra agak sedikit kecewa.
"hehe ihh gak enak ah kamarnya kan sebelahan.hmm" ucap vivi menjelaskan karena tidak enak sama kedua orang tuanya, rendra pun langsung berbaring. Vivi pun menuju sofa depan, pak agus memilih tidur di mobil.
"huff panas banget" rendra mebolak balikan badannya untuk mendapat posisi enak.
"hmm apa nih" tanganya menyenyuk sesuatu di bawah bantal, dan out ternyata vibrator punya vivi, rendra pun kembali menaruhnya ke bawah bantal dan bangun menemui vivi.
"eh lom tidur?" ucap vivi melihat terndra keluar kamarnya.
"panas hawanya.. kamu gak kepanasan?" rendra duduk di ujung sofanya.
"hehe lagi rusak kipasnya, hmm ke belakang yuk cari angin, " ajak vivi.
"gelap gitu, mandi aja gak keliatan burungnya" ledek rendra.
"hahaha.. ih aku bawa petromak kok, mau ikut gak?, kalau gak sendri aj" ucap vivi sambil mencari lampu pteromak. Rendra pun pun ikut ke belakang rumah, dengan berbekal petromak vivi menelusuri belakang rumahnya menuju kebun singkong.
"vii mau kemana sih, masuk ke kebon gini" ucapnya protes.
"bentar lagi sampe,, tuh,," tunjuk vivi seperti saung di tengah kebuh singkong. Sampailah rendra dan vivi di kebun belakang rumahnya yang berbatasan langsung dengan sawah, di ujung terdapat cahaya lampur dari rumah penduduk walau tidak banyak, cahaya bulan kali ini sangat teranng. Mereka pun duduk sampingan.
***
"hmm vi, " di ajaknya rebahan vivi di samping kiri rendra.
"ihh kenapa?" vivi menarik nafas dalam-dalam.
"siniii..." di tariknya tubuh vivi ke atas tubuh rendra, vivi pun menuruti dan hati-hati tidak mengenai lengah kanannya.
"hmmm" suara vivi saaat tangan kiri rendra meremas buahdadanya, tak ada penolakan dari vivi, di remasnya perlahan dan secara bergantian oleh tangan rendra. Vivi pun mendekatkan wajahnya dan langsung melumat bibir rendra, rendra pun langsung membalas ciumanny sambil tangan kirinya meremas pantat vivi.
"uhmm..." pangutan bibir rendra vivi pun sangat agresif, melepas rindu yang ada. Tanganya rendra kini menelurusi ke dalam celananya vivi dan langsung mengelus memeknya yang masih rimbun, jari-jarinya dengan teliti mencari belahan serta klirotisnya.
"kangen yahh... " bisik rendra memainkan klitoris vivi..
"hu.uh,.." senyum nakal vivi sambil kembali cium bibir rendra lagi.
Rendra yang tak tahan pun berbalik posisi. Di copotnya langsung celana vivi beserta celana dalamnya. Di kangkanginnya paha vivi, rendra langsung melumat memek vivi.
"slrruupppss.. " lidahnya mencari-cari klitoris di kegelapan yang hanya di terangi cahaya lampu petromak dan cahaya bulan.
"aaahh..." vivi menggigit bibir bawahnya saat rendra sedot kuat klitorisnya, jari rendra pun di masukannya perlahan sambil keluar masukin. Rendra pun menurunkan celana kolornya dan celana dalamnya juga, di gesekannya perlahan ke bibir vagina vivi.
"uhh.. kangen ini gak vi?" di celup-celupkannya kepala kontol rendra.. sambil sesekali di gesekannya mengenai klitorisnya.
"iaahh.. hmm.." vivi meremas buah dadanya sendiri, perlahan rendra memasukannya dan hentakin semua. Walau terasa sakit di bahu tangan rendra masih bisa memegang kaki vivid an mengangkangin selebar-lebarnya. Di keluar secara perlahan.. dan di masukin dengan hentakan lembut. Erangan vivi tertahan semakin renda terus memainkan kontolnya tak beraturan.
"ehh ehh.." memek vivi terasa licin membuat rendra mulai menambah kecepatannya. Cukup lama dan belum tanda-tanda klimaks, rendra pun mengganti posisi, di ajaknya vivi berdiri dan tubuhnya di bungkukkan dengan perpegangan di bale bambu,
" angkat vii kakinya satu", di angkatnya kaki kanan vivi ke atas bale bambu dan agak di renggangkan dikit. Rendra pun mulai memasukannya kembali secara perlahan sambil ikut membungkuk.
"aaahhhhh" desahh vivi saat rendra mulai menghujamkan kontolnya cepat, bibir rendra mencium leher vivi. Hujaman rendra semakin cepat membuat buah dada vivi bergoyang cepat
"rendraa.. aahhh mau pipiss" ucap vivi mencengram tangan kiri rendra yang asik memainkan putingnya. Tak bisa menahan tubuhnya vivi pun menungging dengan lutut di ujung bale bambu, rendra pun semakin cepat menghujamkan kontolnya..
"aaahhh,,,,,,," desah vivi saat klimaks kepalanya mendongak ke atass, kontol rendra menekan terus ke dalam, menikmati jepitan memeknya yang sedang klimaks. Di cabut perlahan dan membaringkan vivi posisi miring, rendra pun membelakangi vivi dengan kontol yang masih tegang.
"uuhh...." Vivi pun berbalik dan menduduki perut rendra.
"hehee... " tawa kecil vivi sambil melepas ikatan rambutnya sampai rambutnya terurai,
"hmmmm" vivi menduduki kontol rendra, dan bertumpu di dadanya,
"aku yah coba manjain kamu ren" senyum vivi sambil membuka kaosnya dan bra nya di depan rendra. Vivi merasakan kontol rendra berada di tengah-tengah memeknya, di gerakannya maju mundur menggesek kontol rendra.
"uhh udah mulai bisa nakal nih.." di remasnya buah dada vivi dengan tangan kiri dan tangan kanan rendra hanya bisa memegang pantatnya karena begitu susah untuk di tekuk.
"huuu gak mau nih?" vivi memilin puting rendra.
"iahh.. yuk lagi.." vivi pun agak berdiri, di tempelkan kepala kontol rendra pas di memek vivi, vivi pun mulai turun menelan kontol rendra.
"uhhh.. iahh gitu.." rendra membantu memberitahu gerakannya, kini vivi mulai maju mundur dengan sedikit menghentakan pinggulnya, rendra yang terlentang menikmati vivi yang sedang bekerja keras di atasnya.
Rendra memainkan putting vivi yang menegang indah di tambah buah dadanya yang membuat sempurna, tubuh telanjang vivi di atas bale bambu sedang naik turun secara perlahan. Desah nafas vivi semakin mengebu di ikuti gerakannya naik turun dan sesekali memainkan pinggulnya.
"vii puter tubuh kamu" pinta rendra, vivi pun membelakangi rendra dan kembali naik turun.
"nggghh... renn.. aku mau pipis lagi.. ngghh" ucapnya semakkin cepat naik turunya.
"iahhh tanggung.." di tariknya tubuh vivi menjadi terlentang di atas rendra. Kaki rendra mengangkan di ikuti kaki vivi juga, rendra menggerakan pinggul memompa memek vivi dari bawah dengan gerakan cepat.
"uhh.. vii.." di peluknya erat tubuh vivi, tak lama desah vivi kembali keluar dan tubuhnya mengejang, rendra pun terus memompa memeknya vivi...
"aahh shiitt... vii.. aahh *sfx, crroottttt crrootttt crrooottttt" di tekannya dalam-dalam kontol rendra sambil tanganya meremass buah dada vivi. Terdengar hebusan nafas vivi di atas tubuh rendra. Rendra menikmati jepitan liang memeknya seperti memijit kontolnya.
***
Cukup lama vivi terbaring telentang di atas tubuh rendra, kontolnya rendra mulai mengecil dan keluar dari memeknya vivi di ikuti lelehan sperma mereka berdua, di peluknya mesra dan di ciumi leher vivi tanpa sadar berbekas merah di lehernya.
vivi pun bergeser di samping kiri rendra, di peluknya tubuh rendra . hanya terdengar suara nafas keluar masuk dari rendra yang ternyata ia tertidur, vivi pun bangun perlahan memakai pakaiannya yang berceceran, dan memaikannya celana kolor ke rendra yang tertidur, sekilas vivi tersenyum melihat kontol rendra yang mulai tidur. Vivi pun kembali ke dalam rumah mengambil sarung dan bantal kepala untuk rendra, vivi pun kembali rebahan di samping rendra dan mulai tertidur.
"kukuruyuukkk... petok petok.." suara ayam berkokok membuat vivi terbangun, di lihatnya masih agak gelap kebiruan. Vivi pun segera bangun kembali ke rumah dan meninggalkan rendra yang tertidur pulas.
"maa.. paa udah mau berangkat?" ucap vivi melihat mama papanya sudah rapih,
"iahh. Kamu darimana? Rendra juga gak ada di kamar" ucap mamanya.
"hmm... itu tidur di kebon belakang hehe.. temenin rendra, tuh masih molor " ucapnya sambil melihat jam dinding menunjukan jam 5 pagi.
"ouhh.. ya udah.. saraapan kamu buat sendiri ya, oh ia. Sama bilangin sama rendra pak agus udah pulang duluan, emang dia nginap berapa lama?" bisik mamanya pensaran.
"hee? Viivi aja ngak tau mah dia nginap berapa lama" vivi terkejut karena rendra saama sekali tak bilang.
"mama takut aja, rendra gak betah di rumah kita.." bisiknya pelan.
"iahh nanti vivi tanya deh..." ucap vivi, mama dan papanya pun segera berangkat dengan kuda besi tuanya. Vivi pun segera beres-beres rumah, rebus ubi dan langsung cuci baju.
***
"hooaaaaaammmm.... " rendra pun bangun sambil kucek-kucek matanya saat sinar matahari tepat mengarah ke wajahnya, dan melihat agak aneh ada sarung dan bantal di tempat mereka bertempur semalam. Rendra pun bergegas kembali masuk di dalam sambil mebawa sarung dan bantal.
"uhuuk... masih pagi udah cuci baju aja." ucap rendra yang ada di belakang vivi.
"ihh.. tuh matahari aja udah keliatan di bilang masih pagi, nih biar melek." vivi sambil mengkibas-kibaskan pakian basah ke arah rendra. Rendra pun langsung berlari ke dalam mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi yang tak jauh dari vivi.
"vi,,, kesini deh bentar." Ucap agak kencang dari kamar mandi. Vivi pun segera menghampiri rendra.
"ada apaa?.. aahh...." Vivi kaget rendra telanjang bulat dan menghadapnya.
"ihh masa kaget liat si otong aku, padahal sering masuk juga" godanya sambil menggoyang-goyangkan kontolnya.
"uhhmm.. hehe kan gak pernah liat langsung tau,, hmm ada apa sih" vivi nunduk-nunduk malu liat kontolnya rendra.
" garukin donk punggung aku, gatel banget tau.." rendra langsung membelakangi vivi.
"hmmm.. yang mana?" vivi pun menggaruk yang di tunjuk rendra..
"vi.. udah lama kita main, aku lom pernah liat kamu mau mainin otong aku" ucapnya sambil agak menoleh ke bekalang.
"uhm. Itu.. aku merasa agak jijik tau ke inget dulu uhmm, kamu mau?" ucapnya ragu.
"aku gak maksa sih, hehe mau aja" vivi pun langsung memegang kontol rendra agak cangung, di gengamnya yang setengah tertidur.
"nah gitu kamu kocokin yaa" di pegangnya tangan vivi sambil membantu mengocok kontolnya.
"ihh hehhe" vivi terkejut kontol rendra semakin membesar di tangannya.
"kasar tanganmu vi hahaa" ledeknya sambil menikmati kocokan vivi, rendra pun berbalik dan suruh vivi agak berjongkok.
" Coba kamu jilat dehh" ucapnya pelan sambil elus rambutnya, vivi pun mencoba dengan mencium-ciumnya dulu. Di jilatnya pelan.
"ih aneh rasanya uhhmm.." vivi kembali menjilati kepala kontol rendra,
"uhh... sekarang kamu kulum terus kamu keluar masukin pakai mulut" rendra memegang kontolnya yang sudah menegang. Vivi pun mencoba mengulum kontol rendra.
"aawhh,, jangan kena gigi donk, naaahh gitu.." mulutnya mulai menelan kontol rendra dan melepaskannya lagi, di kulumnya perlahan dan sesekali sambil liat rendra memegang kepalanya.
"uhh yeahh.. hmm udah pinter aja" vivi mencoba mengingat kembali pemeran cewek melakukan hal yang sama di film jav, vivi memerang erat kontol rendra dan kembali kulum kontolnya.
"aahh vii..." desah rendra sambil memegang kepala vivi, render menggerakan pinggulnya memompa mulut vivi.
"sfx*croottttt....crroototttttttttt" rendra menekan kontolnya sampai dalam dan muncratnya sperma nya di mulut vivi, vivi pun memukul-mukul pinggang rendra yang sesak nafas.
"Glegggggg...aahh uhuk uhukk.." tak terasa vivi menelan sperma rendra saat ia mencabut kontolnya, nafasnya terputus-putus sambil terbatuk-batuk dengan mulut penuh sperma rendra.
" uhh enak banget sihh,, hehe.. gimana rasanya?" ucap rendra senyum puasss .
"hampir mati ih gak bisa nafas, hmm.. uhmm aneh rasanya uhm, asin gitu hmm" ucapnya malu –malu.
" aahaa, suka gak?" rendra mengelus pipi rendra sambil menatapnya.
"lumayan hmm hehe, udah ih mandi lagi, aku masih jemurin" ucapnya sambil membersihkan mulutnya dan langsung keluar kamar mandi. Pelajaran baru di pagi hari, vivi pun segera menyelesaikan menjemurnya. Rendra yang sudah selesai duduk santai menemani vivi yang tak jauh dari tempat vivi menjemur.
***
Selesai vivi pun segera mandi, dan masuk kekamar berganti pakian.
"kamu cantikan pakai tangtop sama hotpants vi, lebih sexy hehe" ucap rendra saat vivi keluar dengan celana pendek, kaos dan tambutnya terikat, memang bajunya tak sebagus di rumah rendra.
"huu.. biarin.. oh ia, kamu nginap dsini berapa lama?" vivi duduk di samping rendra.
"sampai kamu mau ikut pulang, " ucapnya sambil cubit pelan pipinya.
"ihh seriuss.. hmm. " vivi memasang wajah manyun.
"hehehe 2 hari lagi, gpp kan?" ucapnya.
"uhm mama aku takutnya kamu gak bisa tidur sini soalnya beda banget kan" ucap vivi agak canggung.
"hmm.. gpp tidur di sana lagi tapi bareng kamu" godanya sambil elus rambut vivi.
"huu maunya.. kamu mau sarapan gak? Ada ubi rebus." ucapnya mengalihkan obrolan.
"boleh, eh vi antar aku jalan-jalan sekitar sini ya,," pintanya sambil di suapin ubi rebus oleh vivi,
"uhm.. tapi disini gak ada apa-apa cuman ada sawah sama kebun aja, nanti kamu kecewa." Ucap vivi
"gk kok, asal ada kamu gak bakal kecewa." Vivi pun menyetujuinya jalan-jalan di sekitar sini, setelah mengecek rumahnya dan mengganti perban bahu rendra dan kepalanya.
***
( rumah )
"maa.. gimana ya vivi mau di ajak balik ke sini?" om hen sambil memasukan potongan roti ke mulutnya.
"mama kwahtir ih vivi gak mau balik kesini, tapi semoga aja rendra bias yakinin ya pa." ucap tante nia sambil menyeruput teh hangat.
"kringgg-kringg" suara handphone om hen bordering.
"iah pak agus kenapa, udah bawa rendra sama vivi?" ucap om hen langsung penasaran.
"anu paak maaf, saya sudah dalam jalan pulang tapi saya gak bawa non vivi sama den rendra pak" ucap pak agus.
"kok begitu kenapa?" om hen agak sedikit kecewa.
"aden rendra bilang 3 hari menginap disana buat yakinin vivi katanya pak, saya gak bisa nolak karena den rendra yang memaksa pak" jelasnya pak agus.
"ouh gitu.. ya udah.. gpp, terima kasih ya pak agus informasinya" om hen langsung tutup handphone nya.
"kenapa? Rendra udah pulang?" tante nia penasaran.
"ngk mah, rendra nginap 3 hari di rumah vivi buat yakinin vivi" jelasnya om hen.
"kenapa dia gak langsung kasih tau kita ya hmm.." ucap tante nia agak kecewa.
Om dan tante pun dengan tak sabar ingin tahu perkembangan rendra dan vivi sampai mana, tapi hasilnya butuh 3 hari lagi. Antara vivi mau pulang atau tidak.
To be continue