Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Tante Nia. Tinggi badan 168, payudara 35, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya.
“Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.
“Wah gawat, telat nih” dengan setengah sadar dan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.
Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Nia, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Nia mempunyai dua anak perempuan Susi dan Susan. Susi sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 34B, dan tinggi 166. Sedangkan Susan mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 164 dan payudara 34C.
Setiap aku berada di rumah tante Nia aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalaman seks ku dengan tante Nia di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, aku memacu motor Ninja RR-ku dengan kecepatan 80km/jam ke rumah tante Nia. Setelah perjalanan kurang lebih 19 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Susi dan Susan masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Nia belum berangkat kerja.
“Hai good morning semua, have a nice day” (aku ucapkan sapaan seperti biasanya.)
“Pagi, Mas Ipang. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” (Susan membalas sapaanku.)
“Iyaa nih kesiangan” (aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.)
“Pang, kamu antar Susi dan Susan ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“Oke siap tante” (jawabku singkat.)
“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Susi dan Susan memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daah Mas Ipang, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Susi menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Nia.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil nasi dan lauk dengan porsi orang gila. Tante Nia masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening beberapa saat, setelah kurang lebih 3 menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci.
Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Nia tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Nia sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri meremas-remas payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Nia ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Nia, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Nia berhubungan badan denganku.
Aku kaget tiba-tiba tante Nia sudah keluar dari kamar mandi tanpa aku tau “Lho Pang, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan ke celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho. Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Nia sambil masuk kamar.
Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Nia berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Nia sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang penisku dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante Nia sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat penisku menegang 97%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi sange dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gede juga penis kamu” Tante Nia terus saja nyerocos kaga berenti-berenti untuk menjelaskan kelakuannya.
Ipang: “Sudahlah tante, gak apa-apa kok. Lagian Ipang tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi”
Tante Nia: “Lho, jadi kamu..” (Tante Nia kaget dengan mimik setengah marah.)
Ipang: “Iyaa, tadi Ipang ngintipin tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” (agak takut juga aku kalau dia marah.)
Tante Nia diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 4 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante Nia. Lalu ia bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang tante Nia bugil dengan posisi membelakangiku, aku bisa lihat pantatnya yang bahenol dan membuat penisku ngaceng lagi seketika.
Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan penisku yang mulai tidak terkontrol. BH warna ijo stabilo juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap ke arahku. Aku jadi salah tingkah.
Tante Nia: “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” (dengan lembut tante Nia berkata sambil memegang kedua payudaranya.)
Ipang: “Emm.., nggak kok tante. Maafin Ipang ya kalo Ipang kurang ajar.” (Aku semakin salah tingkah.)
Tante Nia: “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” (tanya tanteku dengan mimik keheranan.)
Ipang: “Maksud Ipang, nggak salahkan kalau Ipang pingin pegang ini..!” (Sambil dengan reflek aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.) Langsung aku kenyot payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Tante Nia: “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Pang.” (tante Nia merengek perlahan.)
“Hmm..shh” tante Nia semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Nia. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante Nia masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.
Tante Nia: “Hmm, keras juga juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi penisku yang belum pernah dilihatnya.
Ipang: “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.
Lalu tante Nia melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum. Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante Nia terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat penisku yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
Ipang; “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante Nia, dan rupanya ini mengagetkannya.
Tante Nia: “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok besar dan keras banget ya..?” (agak tergagap juga dia merespon pertanyaanku), gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding sambil tersenyum dia ngoceh lagi. Tante masih terkesima dengan penisku yang mempunyai panjang 15 cm dengan diameter 4 cm.
Ipang: “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama penisku ini.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
Tante Nia: “Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilati ujung penisku
Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante Nia mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal penisku“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.
Lalu aku tarik kepala tante Nia sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Nia. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.
Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
Tante Nia: “Ayo Pang, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap memek tante.” (Sambil tangan tante mengusap vaginanya.)
Ipang: “OK tante” (aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih dan wangi itu.)
Tante Nia: “Hh.. mm.. enak Pang, terus Pang.. yaa.. shh aaaahhh.. Ipaaangg aaahh… Shh.. ohh” (tante Nia mulai berbicara tidak teratur)
Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante Nia. Semakain kacau pula omongan tantenya. “Ahh..Pang..shh..Paaangg Tantee keluar.” tante Nia mengerang dengan keras. Ahh… erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
Tante Nia: “Hmm..kamu pintar Pang. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
Ipang: ”Hmmm, gimana ya tante..” (aku ngomgong sambil melirik ke penisku ku sendiri.)
Tante Nia: “Ooh iyaa, tante sampai lupa. Maaf ya” (Dia sadar kalau tititku masih berdiri tegak dan belum puas.)
Dipegangnya penisku ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante Nia mulai mengocok penisku Setelah lebih kurang 7 menit tante berhenti mengocok.
Tante Nia: “Pang, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari penisku.
Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Nia, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante Nia menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan.
Setelah vagina tante basah, tante Nia melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung penisku ke vagina tante Nia dari atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante Nia semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
Ipang: “Tante siap ya, aku mau masukin Penisku” (aku memberi peringatan ke tante Nia.)
Tante Nia: “Cepetan Pang lama lo, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” (tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan penisku)
Dengan pelan aku dorong penisku ke arah dalam vagina tante Nia, ujung kepala penisku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh penisku sekarang sudah tertancap di vagina tante Nia. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
Tante Nia: “Pang, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” (tante berbicara sambil merasa keenakan.)
Ipang: “Ahh.. shh emmhh.., tante ini cara Ipang agar tante juga merasa enak” (Aku membalas omongan tante.)
Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Penisku ke dalam vaginanya tante Nia.
“Ahh..” kami berdua melenguh. Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante Nia rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Nia ini masih kencang, pada saat aku menarik penisku bibir vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk..” suara benturan pahaku dengan paha tante Nia semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Pang tante keluar lagi”
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan penisku masih menancap dan dijepit Vagina tante Nia yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Nia, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di penisku.
Ipang: “Tante, aku mau keluar nih, mau keluarin di mana enaknya?” (aku bertanya ke tante.)
Tante Nia: “Di dalam aja Pang, tante juga mau lagi nih” (sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.)
Urutan vagina Tante Nia yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
Ipang: “Arghh.. tante aku ngecroot..”.
Tante Nia: “ aaahh.. sama tante juga pang.. ahh” (tante juga meracau.)
Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante Nia. setelah delapan semprotan tante Nia dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.
Tante Nia: “Pang, kamu hebat.” (puji tante Nia)
Ipang: “Tante juga, vagina tante rapat sekali” (aku balas memujinya.)
Tante Nia: “Pang, kamu mau kan nemenin tante selama om pergi” (pinta tante.)
Ipang: “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” (aku balik bertanya.)
Tante Nia: “Gak apa-apa Pang, tante masih ikut KB kok. Jangan kuatir ya sayang” (Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.)
Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi. END
𝐀𝐤𝐮 𝐒𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐧𝐭𝐞𝐤𝐮
Categories
- 𝟏𝟎𝟎𝟏 𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇 𝐔𝐒𝐓𝐀𝐙𝐀𝐇
- 𝐀𝐤𝐮 𝐆𝐮𝐫𝐮 𝐁𝐞𝐫𝐡𝐢𝐣𝐚𝐛 𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐁𝐢𝐧𝐚𝐥
- 𝐀𝐤𝐮 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐜𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚
- 𝐀𝐤𝐮 𝐌𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐃𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐦𝐚𝐧𝐤𝐮
- 𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐛𝐚- 𝐭𝐢𝐛𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐞𝐬𝐛𝐢𝐚𝐧
- 𝐀𝐭𝐚𝐬𝐚𝐧𝐤𝐮 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐂𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤
- 𝐁𝐨𝐝𝐲 𝐌𝐚𝐦𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐝𝐮𝐡𝐚𝐲
- CERPEN
- 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐁𝐢𝐚𝐬𝐚
- 𝑪𝒐𝒓𝒓𝒖𝒑𝒕𝒊𝒐𝒏
- 𝐃𝐨𝐬𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡
- 𝐆𝐚𝐢𝐫𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠
- 𝐆𝐞𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐌𝐚𝐛𝐮𝐤
- 𝐈𝐛𝐮 𝐌𝐞𝐫𝐭𝐮𝐚𝐤𝐮 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮
- 𝐈𝐛𝐮 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐤𝐮
- 𝐈𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡
- 𝐈𝐁𝐔𝐊𝐔 𝐓𝐄𝐑𝐋𝐀𝐋𝐔 𝐁𝐀𝐈𝐊
- 𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫
- 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐚𝐤 𝐀𝐭𝐚𝐬𝐚𝐧𝐤𝐮
- 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐤𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐓𝐊𝐖
- 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐃𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐉𝐚𝐝𝐢 𝐁𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐎𝐥𝐞𝐡 𝐓𝐞𝐦𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚
- 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐏𝐚𝐬𝐫𝐚𝐡 𝐃𝐢𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐢𝐣𝐚𝐭
- Kasih Terlarang Keluarga
- 𝐊𝐀𝐓𝐑𝐈𝐍
- 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐏𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠
- 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚
- 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐌𝐞𝐧𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐃𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐫𝐭𝐮𝐚
- 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚
- 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐊𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐣𝐚𝐰𝐚𝐭
- 𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡𝐤𝐮 𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮
- 𝐊𝐎𝐏𝐈 𝐒𝐔𝐒𝐔
- 𝐋𝐚𝐛𝐢𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐊𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐤𝐢𝐭𝐚𝐫𝐤𝐮
- 𝐋𝐚𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐫𝐚𝐡𝐢
- 𝐋𝐈𝐃𝐘𝐀
- 𝐌𝐚𝐦𝐚 𝐑𝐢𝐬𝐚
- Mama... aku minta Maaf
- 𝐌𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮 𝐆𝐮𝐫𝐮 𝐍𝐠𝐚𝐣𝐢 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐥𝐢𝐦 𝐉𝐚𝐝𝐢 𝐍𝐚𝐤𝐚𝐥
- 𝐌𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐨𝐝𝐚 𝐎𝐥𝐞𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐤𝐮
- 𝐌𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠
- 𝐌𝐈𝐋𝐀
- 𝐌𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐮𝐡 𝐈𝐧𝐭𝐫𝐢𝐤
- 𝐍𝐚𝐟𝐬𝐮 𝐁𝐢𝐫𝐚𝐡𝐢 𝐂𝐢𝐭𝐫𝐚
- 𝐍𝐲𝐚𝐧𝐲𝐢𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦
- 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚
- 𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧
- 𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐛𝐢 𝐊𝐀𝐑𝐈𝐍𝐀 𝐃𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚
- 𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐤𝐚𝐤𝐤𝐮
- 𝐑𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐇𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐚𝐣𝐢𝐤𝐚𝐧
- RANJANG YANG TERNODA
- 𝐑𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐈𝐛𝐮 𝐁𝐢𝐧𝐚𝐥
- 𝐑𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐆𝐮𝐧𝐮𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐤𝐮𝐬
- 𝐒𝐢𝐬𝐤𝐚 𝐌𝐞𝐫𝐭𝐮𝐚𝐤𝐮
- The Jack Story
- The Ukhti's Story
- 𝐓𝐇𝐑𝐄𝐄𝐒𝐎𝐌𝐄 𝐃𝐑𝐀𝐌𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐋𝐄𝐌𝐀
- 𝐔𝐤𝐡𝐭𝐢 𝐀𝐫𝐢𝐧𝐚 & 𝐆𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐨𝐭𝐨𝐫
Blog Archive
- September 2024 (44)
- Agustus 2024 (96)
- Juli 2024 (92)
- Juni 2024 (98)
- Mei 2024 (101)
- April 2024 (68)
- Maret 2024 (56)
- Februari 2024 (52)
- Januari 2024 (62)
- Desember 2023 (77)
- November 2023 (53)
- Oktober 2023 (38)
- September 2023 (29)
- Agustus 2023 (31)
- Juli 2023 (47)
- Juni 2023 (24)
- Mei 2023 (40)
- April 2023 (23)
- Maret 2023 (18)
- Februari 2023 (27)
- Januari 2023 (17)
- Desember 2022 (20)
- November 2022 (24)
- Oktober 2022 (33)
- September 2022 (15)
- Agustus 2022 (25)
- Juli 2022 (31)
- Juni 2022 (38)
- Mei 2022 (8)
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.