Kejadian ini bermula sekitar 5 bulan yang lalu tepatnya hari Kamis kira-kira jam 16:21, aku sendiri bingung hari itu beda sekali dengan hari-hari sebelumnya, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan, teman satu kostanku mengatakan kepadaku bahwa nanti teman nya cewek anak SMA mau datang ke kost-an ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.
Nah, setelah lama menunggu sekitar 34 menit kami menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke kamarku yang berada di lantai atas akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, dia cantik, putih, bersih dan menggoda, namanya Vera.
Lama-lama kami ngobrol bertiga akhirnya baru aku sadari bahwa hari sudah menjelang malam, kami bertiga sedang nonton acara TV Ganteng-Ganteng Sialan. tiba-tiba temanku pamitan mau pergi ke mini market untuk membeli makanan dan minuman, katanya sih biar tambah seru nontonnya.
Akhirnya otomatis aku tinggal berdua dengan Vera dimakar, aku memang tergolong cowok yang keren dan lumayan ganteng kok kata teman-temanku, Tinggi badan aku 177 cm, dengan berat badan 65 kg, rambut lurus, dan aku juga punya tatto singa dipundak kananku.
Vera terus menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku, kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Vera yang terus menerus menggelitikiku, lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang kemudian tanpa kusadari Vera mencium bibirku, aku hanya diam kaget bercampur bingung.
Aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Vera pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih.. entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku.
Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya sambil beradu lidah. sekitar 11 menit kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Vera pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.
Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Vera langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan, kemudian kurebahkan Vera di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Vera yang kira-kira berukuran berapa ya..? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek.
Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya, kulihat buah dada tersebut.. uihh sepertinya empuk benar rasanya, biasanya aku paling-paling lihat di film porno tapi sekarang hal itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.
Tanpa pikir panjang, langsung kuhisap, dan kujilatin saja buah dadanya si Vera yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio, sementara itu si Vera hanya mendesah, “Aaahh.. aahh.. uuhh..”Aku tidak menghiraukan gelagat Vera yang sepertinya benar-benar sedang menikmati moment tersebut.
Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya, kusuruh Vera untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Vera, untuk mencari resliting kutangnya, akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Vera yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi.
Dengan rakusnya kembali kulumat dada Vera yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Vera dan aku melihat celana hitamnya yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.
Aku membuka dan menurunkan celana panjang dia, dan dia pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya, Vera pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Vera mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi..” ejek Vera sambil tersenyum girang.
Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalamnya yang berwarna ijo stabilo dan dipinggir-pinggirnya ada motif bintangnya, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Vera.
Dan tampaklah kali ini Vera dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun melekat di badannya, barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani nonton, menghayal, lalu onani, tidak pernah aku berbuat yang sebenarnya baru kali ini aku merasakan.
Aku pandangi dengan seksama vaginanya yang sudah ditumbuhi rambut-rambut halus yang kira-kira panjangnya hanya 1cm tapi sedikit tidak terlalu menutupi semua bagian vaginanya, ingin rasanya mencium dan menjilatnya.
Aku pun mencoba mencium perut Vera dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran vaginanya Vera pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya ahh.. aku kegelian nantii..” Vera mengatakan sambil tersenyum dan menutup rapat kedua selangkangannya.
Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih dia, kucium-ciumin sambil tangan kiriku memegang vaginanya berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan dia. Eh, Vera berontak ”iihh.. ge.. lii.. tauu..” ujar Vera.
Tahu-tahu Vera mendorong badanku dan terbaliklah keadaan aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 46 kg dengan tinggi 167 cm ini, pikirku dalam hati.
“Eh.. buka dong bajunya! masak sih Vera doang yang bugil kamunya tidak..?” ujar Vera sambil membuka baju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang dia inginkan.
Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Vera masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku, Gilaa.. pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sudah berpengalaman betul dan dia lebih berpengalaman dari aku.
Perlahan-lahan Vera mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah si rojer yang sudah bangun dan mengeras bagaikan besi baja, begitu Vera melihatnya, raut wajahnya langsung berdecak kagum dengan kejantananku.
Tanpa basa-basi Vera memegangnya dan mengulumnya bagai permen, setelah lama dia bermain dengan penisku dia membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya, langsung saja kutepis dan tidak jadi penisku masuk ke lubang kemaluan Vera, “Ehh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya aku belum pernah melakukannya..” ujarku polos.
“Ngapain kita udah bugil begini kalau tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala huftt..,” ujar Vera dengan nada tinggi dan wajah cembetut.
Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan vera tanpa memasukkanya, “Begini aja ya..?” ujarku dengan nada polos, Vera hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Vera tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya.
Aku hanya memegang kedua buah pantat dia yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluannya, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk kedalam Vaginanya Vera dan dia terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun, aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperjakaan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU ini.
Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik dan anak orang kaya lagi aku tolak mentah-mentah, dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku sudah hilang.
Lama aku berpikir dan sedangkan Vera hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku,
Yahh.., mau gimana lagi tanggung sudah masuk, nasi sudah menjadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Vera, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok.. cplok..”
Vera mendesah keenakan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas, akhirnya aku mencoba mendesak Vera agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku,
Kudorong saja dia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa terlepas Vera tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang sudah tidak perawan cewek ini.
Akhirnya kudorong lagi Vera agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat penisku yang besar membelah selangkangan kemaluan Vera, makanya aku sambil memegang batang penisku menempelkannya di lubang kemaluan Vera dan “Bless..” amblaslah semuanya.
Kutekan dengan penuh semangat tentunya karena tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Vera dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Vera telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya atau bukan, apakah hanya pelumasnya saja? dan Vera berkata, “Lho.. udah keluar ya..?”
“Sembarangan, aku belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Vera dan aku ingin segera mencapai puncaknya.
Dengan cepat kukeluarkan penisku dari lubang vaginanya dan kukeluarkan spermaku diperutnya Vera, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil, kan masalah kalau begitu. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku!
Vera tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini.