𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 - 𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟒𝟖 | 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐫𝐮

Dalam keremangan malam, tampak sepasang manusia dengan gerobaknya terlihat kebingungan menatap sesosok manusia yang tergeletak di tepi jalan. Beberapa kali, mereka celingukan melihat kesegala arah, seolah mencari tahu, ada apa gerangan.

“Masih hidup Min….?” Tanya lelaki yang bertubuh tinggi besar.
“Masih Bon… “ Jawab rekannya, si jangkung, “Perutnya naik turun… Dia masih nafas….”
“Yaudah kalo masih hidup… Buruan kesiniin gerobaknya…” Perintah si bongsor tegas, “Kasihan kalo nih cewek sampe mati tak berdaya disini…”
“Tapi…. Nanti kalo…..” Jawab si jangkung lagi dengan rasa ragu-ragu.

Dengan postur tinggi besar, salah satu lelaki itu segera membopong sosok manusia yang tergeletak di depannya, “Buruan Tamiiinnnn… Kesiniin gerobaknya…. Lu takut apaan sih…?” Tanya si bongsor lagi dengan nada agak tinggi.
“Bukan begitu Baboooonn… Beneran lu mau bawa tuh cewek…?” Resah si jangkung. Yang walau bingung, ia tetap membawa gerobaknya mendekat, “Ntar kalo dia kenapa-kenapa gimana…? Lihat aja tuh… Mana ada cewek normal telanjang bulet… Ngegeletak di pinggir jalan… Malem-malem gini….?” sambung si jangkung sambil terus bergumam dan mengamati wanita yang ada digendongan teman kerjanya itu.

“Maka dari itu…. Lu mau enak-enak nggak…?” Tanya si bongsor dengan senyum penuh arti.
“Mau-laaah… Hehehehe…..” Jawab si jangkung cepat-cepat.
“Yaudah kalo gitu… Singkirin dulu kerdus-kerdus itu….. Bikin jadi alas buat nih cewek rebahan….”
“Oke bos….”

Dengan sigap, si jangkung segera mengatur posisi barang-barang bekas yang ada digerobaknya. Dan begitu alas kardusnya siap, si bongsor segera meletakkan tubuh wanita telanjang itu dengan hati-hati kedalam gerobak.

BLUUUUGGGG
Lepas Babon meletakkan tubuh wanita telanjang itu.

“Uuhhh… Ssshhh….. Aku mau dibawa kemana….?” Tiba-tiba terdengar suara dari dalam gerobak, “Kalian siapa….? Aduh kepalaku…. “Sambung wanita itu setengah sadar.”
“Loohhh…. Bon…. Dia sadar Bonnn….” Bisik Tamin panik, “Bon tuh cewek mulai bangun…”

“Shhh…. Shhhh…. Shhh….” Ucap Babon buru-buru menenangkan wanita itu, “Tenang Neng… Tenang…. Kami bukan orang jahat…. Kami orang baik….Kami mau nolongin Neng…”
“Ooohhhh….. Nolongin…. Orang baik….” Jawab wanita itu pelan, “Iya… Orang baik pasti nggak jahat… Kalian nolongin….” Desahnya lagi dengan mata terpejam, kemudian tak sadarkan diri kembali.

“Dia ngigau Min…. “ Jelas Babon
“Iya Min….”
“Yaudah… Ayo tarik gerobaknya… Keburu ujan kalo kelamaan disini… ” Perintah Babon sambil menepuk pundak Tamin, “Pasti malem ini… Bakalan seru Min… Hahahaha”
“Hehehe…. Yuk Lanjoeeeeddd….” Kekeh Tamin bergegas mengejar rekan kerjanya sambil bersiul riang.

****​

“DEG… DEG… DEG…” Suara detak jantung Mike terdengar begitu menderu-deru. Antara ketakutan dan khawatir, semua bercampur menjadi satu. “Kemana larinya ya tuh anak…? Cepet sekali ngehilangnya….” Sambungnya lagi dalam hati sambil celingukan kesana kemari. Mengamati ke segala arah.

Sekilas, Mike melirik jam yang ada didashboard mobil Karnia. 20.15. Malam udah semakin larut dan suasana semakin sepi.
Karena kebingungan, Mike kemudian mengambil handphonenya. Menekan nomor kontak sambil terus mengamati keberadaan Clara ke segala arah.

TUUUUTTT….TUUUUTTT….TUUUUTTT….

“Ya Ommm…?” Jawab suara diujung telephon.
“Karnia…. Ada kabar dari Clara nggak…?” Tanya Mike dengan nada sedikit panik, “Udah hampir setengah jam Om muter-muter…. Cuman belum ketemu juga tuh anak…”
“Hmmm.. Belom ada om…” Balas Karnia, “Udah coba telephon orang rumah Om..?”
“Ga mungkinlah dia balik kerumah… Kejauhan…. Khan Clara kabur sambil telanjang bulat gitu….” Ucap Mike sambil menjelaskan.
“Hmmmm….Iya yaa…” Jawab Karnia singkat.

“Kamu bantuin cari Clara bisa ga…?” Pinta Mike, “Om jadi ngerasa bersalah nih….”
“Karnia pengen banget sih Om… Cuman ini rumah masih belum selesai diberesin…” Sambung Karnia, “Ini Karnia juga ngeberesin darah perawan Clara yang netes di karpet… Susah banget ilangnya…”
“Ohhhh gitu yaa…?”
“Iya Om…. Karnia khawatir ketahuan Ayah ama Mama…”

“Aduuhh… Kemana ya tuh anak…?” Bingung Mike sambil mondar-mandir celingukan, “Kalo ketahuan keluar rumah telanjang gitu… Bisa diperkosa orang… Duuuhhh… Bikin khawatir aja….”
“Cieeeeee.. Yang khawatir…..” Celetuk Karnia tiba-tiba mengejek, “Khawatir diperkosa orang… Atau khawatir ga dapet perawannya Clara nih…? Hihihihi…..”
“HUSH… Kamu tuh yaa…..”
“Kalo membayangkan memek Clara diperkosa orang…. Pasti kontol Om ngaceng tuuuh… Hihihi….” Goda Karnia, “Ngebayangin memek sempit Clara dimasukin kontol orang ga dikenal… “
“Udah ah….” Potong Mike

“Trus tetek putih Clara yang besar montok itu diremas-remas…” Sambung Karnia tak menggubris Mike, “Puting pinknya yang mungil dijilat terus digigit-gigit sampe mengeras… Clara ga bisa ngapa-ngapain… Hanya bisa mendesah-desah keenakan… Trus Clara memelas biar kontol tuh orang nyodok memek gundul Clara lebih kenceng lagi… Sampe-sampe memek Clara bengkak…. Trus…..”

“Udah-udah… Stop ahh… Om lagi bingung inih…” Potong Mike, “Ngedengerin khayalan mesum kamu… Kepala Om jadi makin pusing….” Sambung Mike yang tak menyangkal jika ucapan Karnia memang membuat batang penisnya mengeras.
“Hihihihi… Kepala mana Om…? Atas? Apa Bawah?” Goda Karnia makin menjadi-jadi, “Sini kalo pusing… Karnia bantu biar lega….”
“Karniaaaa…. Udah aahh…. bantuin Ommm dong…..”

“Hihihih… Iya iyaaa….. Hmmm… Udah coba cari Clara pake aplikasi om…? Setahu Karnia… Clara tadi masih pake smart watchnya deh….” Jelas Karnia mencoba memberi solusi.
“Smartwatch?”
“Iya… Khan di smartwatch ada GPSnya Om…” Jelas Karnia.
“Astaga….” Seru Mike sambil menepuk jidatnya, “Oiya bener….Pinter kamu sayang….”
“Hihiihihi…. Siapa dulu dooonngg… Karnia gitu loh..”
“Makasih ya Karniaku sayang…”

“Makasih doang om…?”
“Ehh… Mau imbalan toh…?”
“Yaaaa Iyalah…”
“Apa…? Pasti hadiah mahal..”
“Enggak kok…” Jawab Karnia singkat, “Cuman pengen disodok… Kontol….Berurat… Punya… Papanya Clara… Uuuhhh….Pasti enak….” Desah Karnia dengan nada manja.

“Hmmm… Gampang banget itumah…” Jawab Mike sembari membetulkan posisi penisnya yang kurang nyaman karena urat-urat penisnya makin terisi darah birahi.
“Tapi… Disodoknya sampe Karnia hamil Ommm…”

“Haaahh… Serius….? Kamu pengen hamil ama Om….?”
“Iya… Hihihihi….” Tawa Karnia renyah, “Entah kenapa… Karnia pengen punya anak dari kontol Om…”
“Tapi khan Om udah punya Tante Citra… Masa Om punya dua istri….”
“Gapapa Om… Karnia rela kok jadi istri kedua Om…” Jawab Karnia taktis, “Bahkan kalo perlu… Nanti Karnia deh yang minta ijin ke Tante Citra buat jadi istri baru Om Mike…”

“Nnngggg….”
“Yang penting… Karnia masih bisa terus ngerasain sodokan kontol besar Om… Hihihi…”
“.……” Mike tak menjawab.

“Memek… Sempitku…. “ Lanjut Karnia dengan kalimat yang sengaja diputus-putus.
“Disodok…. Kontol…. Besar… Om Mike…..”
“Setiap hari disodok…. Setiap saat diewe….”
“Disodok tanpa ampun….Uhhhh….” Desah Karnia mesra. “Kontol besar om Mike…. Keluar masuk dengan kenceng…”
“Saking gedhenya kontol om Mike… Daging memek aku sampe ikut-ikutan keluar masuk.. Ketarik-tarik urat kontol om Mike… Uhhh….. Nikmatnyaa….”

Makin didengar, ucapan Karnia makin membuat penis Mike blingsatan. Berkedut-kedut kencang sampai terasa dari luar celananya.

“Ohhh… Karnia… Kamu begitu nakal…” Desah Mike yang tanpa sadar, mulai mengeluarkan batang penisnya dan mengocoknya perlahan.
“Hihihihi… Iya… Karnia nakal om….” Balas Karnia, “Saking nakalnya… Keponakan om ini rela banget dikontolin papanya Clara terus…”
“Dikontolin kapan aja… Dimana aja…. Uuhhh… Enak…” Lenguh Karnia manja.

“Karnia…. Kamu ngebuat om sange nih…” Bisik Mike pelan.
“Hihihi… yaudah kalo gitu om pulang lagi sini yuk… Entot memek Karnia lagi….” Bujuk Karnia, “Entot yang kenceng om… Sekenceng-kencengnya…. Sampe seluruh penjuru rumah bisa mendengar suara tepukan kontol om Mike di memekku….”

“Plok…Plok…Plok…”
“Sampe akhirnya…. Kontol om Mike… Muncrat… “
“Uuuhhhsss…. Karnia…” Seru Mike terus mengocok penis besarnya.

“Ohhhh….. Dimuncratin… Pejuh…. Panas…. Om Mike….”
“Berliter… Liter….”
“Crot…Crot….Crooootttt…..”

“Pejuh… Om Mike….Menuhin… Rahim…. Kecilku….”
“Oooohhh…. Pasti nikmat….”


”….” Otak Mike seperti berhenti berpikir. Masalah Clara belum juga beres, ia sudah dihadapkan lagi dengan bakal masalah baru.

“Sampe…. Bunting….”
“Banyak… Anak….”

“Banyak… Anak….?” Ulang Mike dalam hati, “Banyak anak dari rahim Karnia….?” Membayangkan memiliki keturunan dari tubuh keponakannya, Mike mendadak teringat Clara. Gadis semata wayangnya yang masih berkeliaran dengan kondisi tubuh yang masih telanjang bulat diluar sana.

“Eeehh… Karnia… Ngggg….” ucap Mike ragu, antara memuaskan kocokan penisnya sejenak hingga ejakulasi, atau langsung mencari keberadaan Clara ditengah malam yang semakin pekat.

“Kenapa om…? Makin sange ya…?” Tanya Karnia, ”Yuk sini pulang om… Entotin memek Karnia lagi…”
“Ngggg… kayanya udah dulu ya… Om kudu buru-buru cari Clara… Nanti disambung lagi ya… “ Ucap Mike berusaha mensudahi pembicaraan.
“Hmmm.. Yakin nihhh….?”
“Iya…. Begitu Clara ketemu…. Om lagsung kerumah kamu lagi deh…”

"Oke Ommm… Kabarin aja kalo Clara udah ketemu…”
“Iya…”
“Byeee…”

KLIK.

Buru-buru, Mike mematikan telephonenya.

Pandangannya kosong. Menatap ujung sorotan lampu mobil Karnia yang terus menerangi jalan yang mulai dibasahi oleh tetesan air dari langit.

“Papa macam apa aku ini….” Pikir Mike yang kemudian menghentikan onani dibatang penisnya yang masih begitu keras. “Anak kandung dalam bahaya malah coli ga jelas….” Tutup Mike yang kemudian memasukkan kembali batang kebanggaannya kedalam celana.

“Mulai hujan…. Aku harus segera menemukan Clara…” Ucap Mike dalam hari dan buru-buru mengakses aplikasi GPS di ponsel pintarnya.

Tak beberapa lama setelah mencari-cari keberadaan putri kandungnya, muncul titik lokasi dimana Clara berada. Ternyata arah pencarian Mike jauh berseberangan dengan titik dimana Clara berada. Walaupun cukup jauh tapi paling tidak, Clara masih ada di dekat komplek perumahan Karnia.

Tanpa berpikir panjang, Mike segera menginjak gas. Dengan bantuan maps yang ada di handphone pintarnya, Mike menggiring mobilnya menuju titik tujuan.
Kira-kira setelah 15 menitan berkendara , Mike tiba di pinggiran komplek perumahan yang gelap dan kumuh.
“Sial… Petanya menunjukkan arah yang salah….” Umpat mike yang kesekian kalinya menatap tajam kelayar handphonenya sambil celingukan kesekelilingnya. “ Aaaahh… Gang buntu….” sambungnya lagi..

Dengan perasaan gemas, Mike mencsrool dan menzoomm peta diaplikasi ponsel pintarnya. Mencari rute tercepat untuk dapat tiba di titik Clara berada. Namun tetap saja, ia tak dapat menemukan rute yang bisa dilewati.
“Sepertinya Clara masuk ke salah satu gang diujung sana…” Gumam Mike menebak-nebak. “Sepertinya aku harus berjalan kaki kesana….”

Setelah memarkirkan mobil di tepi jalan, Mike pun turun di tengah cuaca gerimis yang semakin deras.
“5 menit lagi…” Batin Mike sambil terus memutar-mutar arah layar ponselnya, mengikuti arahan petunjuk aplikasi mapsnya. Semakin jauh ia memasuki gang sempit itu, ia merasa perasaannya semakin tak menentu.

Hingga akhirnya, Mike tiba di ujung gang sempit itu.
“Huuufff…. Bau apa ini…?” Batin Mike sambil menutup lubang hidungnya. Mata Mike langsung menyapu tanah lapang yang banyak tumpukan sampah disana-sini. “Sepertinya…. Ini tempat pembuangan sampah…”

Dengan cermat, Mike melihat kembali aplikasi ponsel pintarnya. Mencari tahu lebih detail lagi posisi putri kandungnya berada.
“Udah makin dekat….” Girang Mike yang langsung bergegas mengikuti arahan petunjuk aplikasi maps.

Hujan semakin deras, dan malam semakin gelap. Tubuh Mike sudah basah kuyup dan beberapa kali ia terpeleset karena kurang tangkas berjalan ditanah yang becek.
“Itu rumah bukan ya….?” Tanya Mike dalam hati sembari mengamati setitik cahaya diujung penghilatannya, “Iya… itu rumah… Pasti Clara meneduh disitu…”

Tak beberapa lama, Mike pun tiba di rumah kecil tempat titik lokasi Clara berada. Bangunan kecil kumuh dari triplek yang tak memiliki penerangan sama sekali didepan rumahnya.
“Ssssssshhhhhh…. CTAAARRRR……” Suara hujan yang makin lebat dan disusul oleh kilatan petir. Membuat Mike khawatir akan kondisi Clara.

Dalam keremangan malam, mata Mike mengawasi area sekitar dengan teliti. Namun setelah beberapa saat celingukan ke segala sudut teras rumah kumuh itu, ia masih tak menemukan sosok putri kandungnya berada.
“Apa mungkin Clara berada didalam ya…?” Pikir Mike yang sengaja tak memanggil nama Clara, karena khawatir putri kandungnya itu akan kembali kabur jika mendengar suara ayah kandungnya.

Walhasil, Mike mengendap-endap mengitari rumah kecil tersebut. Sembari mencari lubang atau celah yang ada di dinding.

“Clara kamu dimana siiihhh…?” Batin Mike sambil terus mengawasi titik lokasi Clara di ponsel pintarnya, “Titik kamu ada disini… Tapi kamunya kok nggak ada sih sayang….?”
“Udah hujan… Gelap… Telanjang bulet….” Membayangkan Clara telanjang bulat sedang berada diluaran seperti ini, pikiran Mike mendadak kalut.
“Apa jangan-jangan Clara ada didalam rumah kumuh ini ya….?” Tebak Mike yang buru-buru mencari celah untuk dapat melihat kedalam rumah.

Karena kondisi diluar rumah hampir gelap gulita, tak susah bagi Mike untuk dapat menemukan celah di dinding rumah kumuh itu. Dan begitu ia mengintip melalui celah di dinding , mata Mike langsung menyapu keseluruh penjuru ruangan. Mencoba mencari keberadaan putri kandungnya didalam sana.

Didalam ruangan yang hanya diterangi oleh lampu bohlam berwarna kuning, perhatian Mike tiba-tiba tertuju kesudut ruangan. Kearah dua sosok manusia yang ada disana. Satu sedang rebahan di atas bale-bale bambu, dan satu lagi sedang duduk dipinggirannya. Satu wanita. Satu lagi pria.

Dengan jarak berkisar kurang dari 3 meter, Mike bisa melihat ke seluruh penjuru ruangan dengan cukup jelas. Disamping bale-bale itu terdapat sebuah gelas besi yang terguling, sendok, beberapa sachet obat perangsang, dan sekotak tissue.

“Weeehh… Kampreeettt… Sepertinya sebentar lagi mereka mau indehoiy nih… . “ Ucap Mike ketika melihat pria yang ada di dalam ruangan itu ternyata sudah bermain-main dengan payudara wanita yang ada didekatnya, “Eeehh… Sepertinya seru nih….” Lanjudnya yang sejenak melupakan pencarian Clara.
“Hmmm...Kalo dilihat dari postur tubuhnya…. Tuh cewek mirip a Clara….” Batin Mike mempertajam penglihatannya melalui celah dinding yang sempit. “Tapi masa Clara mau ama lelaki peyot kaya gitu…? Sial… Wajah cewek itu ga keliatan…” Umpat Mike karena tak mampu mengenali siapa wanita itu.
“Minggir dikit dong…. Aku pengen liat wajahnya….” Geram Mike dalam hati sembari terus mengamati gerak-gerik lelaki yang ada didepannya.

“Hmmmm…. Tapi kayanya bukam Clara deh… Dia tak semontok tuh cewek … ” Pikir Mike dalam hati sambil terus mengamati sekujur tubuh telanjang wanita tersebut dari ujung kaki ke ujung kepala. “Kulitnya putih bersih…. Kakinya mulus jenjang…. Pinggangnya ramping…. “
“Dan teteknya… Ck… Ck… Ck… Besar dan tumpah-tumpah sekali…”Sambung Mike lagi dengan decak kagum.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

“Gimana Min…? Udah sadar belum tuh cewek….?” Tanya sesosok pria tua berbadan tegap yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.
“Belom Bon… Sepertinya dia masih teler deh….” Jawab Tamin, sambil terus meremasi kedua payudara wanita yang ada disampingnya secara bergantian.
“Kebanyakan kali ya kita kasih obatnya…?” Tanya Babon.
“Hmmm… Kayaknya gitu sih… Lihat aja… Aku udah bersihin sekujur badannya… Tepuk-tepuk pipinya… Remes tetek buletnya… Tetep aja Bon… Dia masih ga mau sadar….” Ucap Tamin, “Kerjaannya ngigau muluk….” Tutup Tamin yang kemudian meremas dan menyentil puting gadis semok itu keras-keras.

“Ngggghhhhh….” Lenguh si wanita itu sambil terus memejamkan mata.

Babon dan Tamin. Sepasang pemulung tua tanpa keluarga. Tinggal berdua dalam rumah reyot di pemukiman tempat pembuangan sampah. Karena senasib sepenanggungan, mereka selalu bersama. Baik dalam hal pekerjaan ataupun bersenang-senang.

Babon, berperawakan tinggi besar. Kulitnya hitam legam dengan rambut dada yang tumbuh subur hingga ke perut. Tubuhnya kekar, membuatnya cukup disegani oleh rekan sepekerjaan. Sementara Tamin, walau tinggi mereka sama namun lebih ramping. Sering disebut sebagai adik Babon karena selain tinggal di rumah yang sama, warna kulitnya pun gelap.

“Neng…. Neng….? Bangun yukkk…. Bapak udah ga tahan nih…. Hehehe….” Bisik Babon sambil mengelus selangkangannya dan ikut duduk disamping Tamin sambil meraba-raba serta meremasi payudara putih mulus itu. “Kalo ga bangun…. Sluuurrrpppp…. CUP CUP…. Sluuurrrppp…. Bapak isep-isep nih tetekmu…. Hehehehe…. Sluuurrrppp…. Sluuurrrppp…. “ Tambah Babon yang tanpa basa-basi mulai menyelomot kedua payudara besar itu bergantian.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sepertinya sebentar lagi mereka mulai asyik bermesum-mesum ria…. “ Batin Mike penarasaran sambil terus mengamati gerak-gerik kedua pria renta itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

“Huuuuiiihhh… Booonnn…. Empuk banget nih tetek….” Girang Tamin meremasi payudara sembari sesekali memilin puting wanita tersebut.
“Iya Min… Pasti ini cewek dari keluarga kaya…. “ Balas Babon yang tak henti-hentinya menyelomoh payudara wanita disampingnya, “Teteknya besar banget Miiinnn…. Putingnya pink pula… Kulitnya mulus… dan wangi….”
“Iya yak… Saking putihnya…. Sampe urat-uratnya keliatan Bonnn…..” Puji Tamin yang walaupun melihat dari keremangan cahaya lampu minyaknya, tak henti-hentinya mengaguni perawakan gadis cantik itu.

“Bener-bener bidadari ini mah….Sluurrrpppp….. ” Sela Babon yang terus mencoba menyadarkan wanita yang sedang teler itu dengan gigitan lembut diputing payudaranya, “Neng….? Bangun Neng….” Panggil Babon yang kemudian memindahkan duduknya kebawah. Kedekat kaki jenjang wanita disampingnya.

“Kalo Neng ga bangun-bangun…. Bapak gelitikin loh….. Memeknya pake kontol Bapak…..Hehehehe….” Kekeh Babon yang kemudian sedikit melebarkan kaki wanita itu dan kembali mendekatkan wajahnya ke selangkangannya.
“Bagus ya Bon… Memek nih cewek….” Puji Tamin lagi, “Udah aku bersihin tuh… Sampe mengkilap gitu.. Hehehe….”
“Bagus Min… Bersih tak berdarah-darah lagi…. “ Ucap Babon sambil mengamati celah kemaluan wanita dihadapannya itu, “Hhhhmmmm….. Memeknya juga wangi Min….” Hirup Babon mengendusi vagina gemuk itu, “Kamu kasih sabun apaan…?”
“Kaga pake apa-apaan…. Itu emang asli bau memek tuh cewek…”

“Wah wah wah… Memek premium ini Min….Hahahaa… “ Tawa Babon, “Udah rapet…. Ga berjembut pula…. CUP… CUP...Hmmm… Wangiiihhh…..” Sambung Babon terus-terusan mengecup dan mengendusi vagina gadis cantik itu,
“Ga kaya memek cewek inceranmu ya Bon…. Hak hak hak….” Celetuk Tamin.
“Maksudmu memek si Ratmi….?” Tanya Babon
“Iya… Memek ratu karaoke dari club sebelah….”

“Huussshhh… Jangan samain dengan bentukan onderdil si Ratmi dong…. “ Gerutu Babon, “Udah baunya amis… Jembutnya berantakan…. Bibir mekinya kemana-mana…. Dan lendirnya itu loh… Asem banget…. “
“Asem-asem juga seneng kamu seruputin Bon…. Hak hak hak….” Celetuk Tamin
“Enak ajah….”
“Tapi emang bener sih Bon…. Bentukan memek cewek ini cakep banget…. Beda kelas ya Bon…. “ Puji Tamin
“Hiyalah….. Memek Ratmi jadi ga ada apa-apanya…. “ Celoteh Babon yang kemudian menyelipkan jari telunjuknya kecelah vagina wanita yang masih setengah sadar itu, ”Memekmu putih bener Neng….Pasti belom pernah dientot ya…? Hehehehe” Ucap Babon yang semakin intens mengorek vagina gadis itu lebih dalam. Hingga tak lama kemudian, lelehan lendir vaginanya mulai terlihat merembes keluar.

“Nggggghhhhh…..Sssshhhh…… ” Desah wanita itu pelan, merespon gerakan jari nakal Babon.
“Waaahh… Bonnn…. Sepertinya dia suka tuh ….” Tebak Tamin ketika melihat wanita disampingnya itu mulai mengapit-apitkan kakinya.
“Hehehehe…. Hiya yak… Daripada teteknya dimaenin…. Nih cewek sepertinya lebih suka kalo memeknya dimaen-mainin…” Tambah Babon.
“Pantesan daritadi dicemek-cemek dia diem aja… “ Gemas Tamin yang tiba-tiba menjuurkan tangannya dan meremas kedua payudara wanita itu kuat-kuat

“Ngggghhhh… Jangan Pak…. Ohhh…..Saahhh… Kiiitttt… Sssshhh….” Ucap wanita itu lemah.
“Hak hak hak….. Kenapa Neng….?” Tanya Tamin yang yang kali ini mencubit dan memelintir kedua puting berwarna pink itu keatas.
“Ooohhhh…. Aduuhh…. Jangan dicubit Pak…. Shhhh…. Tetek…. Clara… Sssshhh…. Sakit…. “

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

DEG.
Mendengar desahan pelan wanita yang setengah sadar itu, jantung Mike seolah berhenti berdetak.
“Clara….?” Tanya Mike dalam hati. Sembari mencoba mengintip lebih jelas lagi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

“Eeeehh….? Clara….?” Ucap Tamin, mengulang perkataan wanita yang ada disampingnya, “Nama kamu Clara…?“ Sambung Tamin mengulang perbuatannya barusan. Menarik puting payudara wanita itu lagi.
"Uuuuhhhh…. Iya… “ Jawab wanita itu sembari mencoba menggerakkan tangannya. Menjauhkan tangan Tamin dari kedua payudaranya, “Udah ya Pak…. Jangan cubit tetek Clara Pak…. Shhh… Ohhhh… Sakit….”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

DEG
Jantung Mike kembali seperti terhantam palu besar ketika ia melihat tangan gadis sewaktu menjauhkan kepala Tamin dari payudaranya. Disitu melingkar jam pintar berwarna pink dengan strap bergambar babi. Hewan favorit Clara.

“IYA BENAR... ITU CLARA… “Dengus Mike berapi-api. “CEWEK BUGIL YANG SEDANG DIMESUMIN DUA LELAKI BAJINGAN ITU PUTRI KANDUNGKU…. “ Ujarnya lagi sembari memastikan titik posisi Clara di maps handphone pintarnya sama dengan posisi wanita itu berada.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

“Aaawwww…. Sudah Pak… Tetek Clara….. Oohhh…. Jangan dijilat Pak… Uuuhhh…. Sssshhh… Geli….” Erang Clara sembari terus berusaha menjauhkan kepala Tamin dari kedua payudara bulatnya.
“Kalo tetek Neng Clara ga boleh dijilat… Bapak kenyot aja yaaaa…. Boleh khan…? HAP….. Hak hak hak….” Girang Tamin yang melihat penolakan Clara, menjadi semakin gemas. Lelaki tua itu langsung saja melahap kedua payudaranya secara bergantian, “HAP… Sluurrppp…. Sluuurrrpppp….. uuuhhh.. Besar banget tetek kamu Neng… Mana pentil pink Neng kenyal banget….“
“Nggghhhh… Jangan Paaaakk… Ooohhh....” Erang Clara yang terus berusaha menjauhkan tangan jahil Tamin dari kedua payudaranya, “Jangan gigitin puting Clara…. Uuuhhh….”


“Neng Clara tuh nggak suka teteknya dijilati mulut baumu Min… ” Celetuk Babon yang entah sejak kapan sudah menungging di depan selangkangan Clara. Babon juga sudah melebarkan kedua kaki gadis semok itu sembari meniup-niup vagina gundulnya pelan, “Fuuuhhh…. Fuuuhhh…. Neng Clara tuh suka kalo memek sempitnya ini dimaenin kaya gini ini…. “
“Ooohhh… Paakk.. Ssshh…” Desah Clara tak mampu berkata-kata.
“Tuuuhh..Ya khan Min…. Neng Clara suka kalo memeknya dimaenain…Hehehe….” Girang Babon yang kemudian dengan pedenya mulai menggelitik celah kewanitaan gadis cantik itu dengan lidahnya. “HAP…. SLUURRRPPP… SLUUURRPPP…..” Berisik lidah Babon yang secara tiba-tiba mengorek-korek celah sempit Clara. Membuat gadis mungil itu seketika melenguh keenakan.

“OOOOOUUUUGGGHHHH…PAAAAAKKK… SSSSHHHHHH…...OOOOOOUUUGGGHHHHH….”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mendengar lenguhan panjang Clara, Mike seolah tersadarkan diri dari kegiatan mengintipnya.

“BANGSAAATTT…..LELAKI TUA KURANG AJAR ….”

Marah. Emosi. Murka.

Semua perasaan itu muncul berbarengan. Meluap-luap didalam hati. Seolah gunung yang akan meletus. Muka Mike memerah, detak jantungnya berdegup dengan kencang, dan nafasnya menderu-deru.
Panas. Tubuhnya panas.

Mengetahui Clara menerima semua perlakuan mesum lelaki tua itu gara-gara obat perangsang, membuat darah yang ada di tubuh Mike mendidih saking geramnya. Matanya melotot. Tangannya mengepal dan otot tubuhnya mengeras.


“Tunggu Clara… Papa akan menyelamatkanmu….” Ucap Mike yang dengan raut wajah tegang, langsung meninggalkan pojokan teras tempat ia mengintip dan berjalan depan pintu gubuk reyot itu.

Mike sudah begitu siap untuk mendobrak masuk.
Segala rencana matang guna menyelamatkan putri kandungnya berkelebatan di otaknya.

Menjebol pintu kayu.
Menyerbu masuk.
Menghajar kedua lelaki mesum itu hingga babak belur.
Mematahkan tangan dan beberapa tulang iganya.
Kemudian menyelamatkan putri kandungnya.

Dan selesai.

Yak. Sesimple itu.

Bahkan jika perlu, ia akan merubuhkan gubuk reyot itu guna memberi kedua lelaki mesum itu pelajaran.

“GW BAKAL HAJAR KALIAN BERDUA….” Geram Mike dalam hati yang kemudian bergerak mundur. Mengambil jarak guna mengambil ancang-ancang lalu menerjang pintu pintu gubuk reyot itu.

Namun, ketika Mike hendak berlari dan menjebol pintu itu. Tiba-tiba.

“HOOOHHH… OOOOHHHH… OOOUUUGGGGHHH… CLARA KELUAAARR PAAKK….” Teriak Clara nyaring hingga terdengar keluar ruangan, “SHHHH…..OOOHHH… OOOOHHHH… CLARA KELUAAARR…. OOOUUUGGGGHHH… “
“HEEEGGHHHH… Keluar….?.” Kaget Mike yang alih-alih mendobrak pintu kayu yang ada didepannya, ia buru-buru maju dan menempelkan telinganya ke arah pintu. Mencoba mendengar lebih detail lagi. “Apa Clara baru saja orgasme…?”

Dan karena lenguhan Clara tak terdengar lagi Mike mengurungkan rencana mendobrak pintu gubuk reyot itu. Ia malah berjingkat kembali ke pojokan teras. Tempat dimana terdapat lubang di dinding untuk mengintip kejadian mesum yang terjadi pada putri kandungnya didalam sana.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ooohhh… Oooohhh.. Paaakk…. Clara keluar Paakk…. Ooohhhh…” Erang Clara panjang sambil mengamit area vaginanya yang menyemburkan cairan bening dengan salah satu tangannya. Sementara satu tangannya lagi entah sejak kapan meremasi payudara besarnya kuat-kuat.

"OOOoohhh.. Stttopppp... Paaaakkk.... Hentikaaann... Clara.... OOoohh.. Keluaaarrr...... Ssshhhh...."

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------​

Melalui lubang itu, mata Mike melotot.

Baru pertama kalinya ia melihat tubuh Clara menggelepar-gelepar sehebat itu. Saking hebatnya, Clara mirip orang kesurupan.

Kedua tangannya menegang, satu meremas selangkangannya, satu meremas payudara.
kakinya menendang-nendang dan dadanya melengkung naik turun.
Kepalanya geleng-geleng dan mulutnya menganga lebar.

“ASTAGA… PUTRI KANDUNGKU ORGASME…..” Geram Mike melihat tubuh Clara yang terus kelojotan didalam sana, “CLARA ORGASME KARENA ULAH DUA LELAKI BEJAT ITU….”

Mike tahu sekali jika tubuh putri kandungnya itu memang sensitif. Mike juga tahu kalau Clara itu gampang banget orgasme. Terlebih ketika mendapat stimulus di payudara dan vagina, karena kedua titik itu adalah area kelemahan Clara.

“Tapi… Apa mungkin… Walau dengan orang yang sama sekali tak Clara kenal… Clara bisa dengan cepatnya orgasme seperti itu….?” Tanya Mike dalam hati, “Bukan…. Itu bukan sekedar orgasme….ITU SQUIRT…. ” Tambah Mike menyimpulkan sambil terus mengamati Clara yang masih kelojotan dan terengah-engah didalam sana.

“Clara squirt bukan karena semata-mata rangsangan dari kedua lelaki mesum itu… Clara suirt juga disebabkan oleh obat perangsang dalam jumlah banyak…”
“Iya…. Obat perangsang….”
“Obat yang perlu aku persiapin untuk menikmati tubuh Clara lebih jauh lagi….”
“Oooohhh….. Menikmati tubuh semok Clara…. Sshhh…. Menikmati jepitan memek putri kandungku….”

SEEERRRR…

“Kenapa Clara ketika orgasme terlihat begitu cantik ya… “ Tanya Mike heran ketika melihat erangan dan hentakan tubuh putri kandungnya ketika berhasil klimaks, “Ohh.. Clara… Kenapa sekarang pesona auramu terlihat begitu menawan…?”

Melihat tubuh telanjang Clara terhentak-hentak akibat orgasmenya yang dahsyat, membuat perasaan aneh tiba-tiba menyeruak didalam diri Mike. Terlebih melihat adanya dua orang lelaki asing yang sedang berbuat mesum terhadap tubuh putri kandung Mike, semakin memperkuat sensasi dan gelitik birahinya.

Dari yang awalnya emosi Mike meledak-ledak karena melihat tubuh telanjang putri kandungnya dipermainkan sedemikian rupa, mendadak sirna. Tertutup oleh gairah dan debaran jantung yang terasa begitu berbeda dari biasanya.

Berbagai bayangan tindakan cabul serta kekerasan seksual yang dialami Clara berkelebatan di otak Mike. Dan itu membuat emosi yang begitu hebat, seketika lenyap.

Mike tak lagi marah.
Malah, ia menjadi penasaran mengenai apa yang akan kedua lelaki tua itu lakukan terhadap Clara.
Dan apa reaksi putri kandungnya nanti ketika ia tersadar telah dibuat orgasme oleh kedua lelaki tua itu.

Entah kenapa, sekarang Mike menjadi terangsang. Sangat terangsang.
Sampai-sampai ia dapat merasakan otot penisnya begitu tegang dan berkedut dengan keras. Memompa darah birahinya keseluruh urat yang ada di sekujur batang kejantanannya.

Ini seperti candu.
Semakin lama Mike mengintip, semakin jauh pula rasa ketagihannya.
Terbuai dalam birahi. Terombang-ambing oleh rasa penasaran yang begitu besar.

Karena dorongan darah yang berkumpul di selangkangan membuat rasa tidak nyaman di penisnya, Mike merogoh batang penisnya. Sekedang membetulkan posisi penisnya yang menekuk.

“Ooohhh… Legaaaa…. “ ucapnya lirih begitu berhasil meluruskan batang penisnya.

Namun, ketika Mike ingin mengeluarkan tangannya dari selangkangan, mendadak ia merasakan sensasi gatal yang amat sangat. Rasa gatal yang begitu berbeda daripada gatal penis sebelum-sebelumnya.

Gatal pada penisnya itu seperti rasa gatal dimana dulu awal-awal Mike mengenal film porno. Gatal yang membuatnya begitu penasaran akan rasa pertama kalinya ia mengenal onani. Sensasi geli birahi yang membuatnya mulai meremas, menarik dan mengurut batang penisnya lebih jauh. Seiring gerakan dua lelaki tua dan putri kandungnya didalam sana.

“Astagaaa..... Sensasi apa ini….” Tanya Mike dalam hati, “Kenapa aku malah terangsang melihat tetek Clara diremas-remas orang lain…?”
“Kenapa aku jadi panas dingin ketika melihat memek Clara dijilati orang yang tak dikenal…?”

“Ooohhh BANGSAT…. Kenapa melihat kemesuman yang dialami Clara… Kontolku makin terasa nikmaaatt…?” Lenguh Mike sembari terus mengintip melalu lubang dinding bambu reyot itu sambil mengelus-elus batang daging yang mengeras diantara selangkangannya.

”Apa aku suka melihat Clara dikerjain orang lain…?”
“Apa aku suka melihat Clara diperkosa orang lain…?”
“Kenapa mengintip bisa jadi semenarik gini…?”

Seolah terhipnotis, Mike kemudian melepas kait celananya. Menjepit tali kolor celana dalamnya, dan secara bersamaan menurunkannya hingga sebatas lutut.

“Ooohhh… Clara…. Papa pengen liat kamu dientot kedua lelaki tua itu nak….” Desah Mike tak sadarkan diri. “Papa jadi pengen coli lihat kamu dientot mereka… Ooohhhh…” Sambung Mike sambil mulai menggerakkan remasan tangannya maju mundur. Mengocok batang penisnya yang sudah berkedut hebat.

“Ayo Mike… Buruan selamatkan Clara….” Suara hati sehatnya terdengar lirih, “Ntar keburu Clara dientot ama kakek-kakek tua itu…” Tambahnya lagi memberikan saran.
“Ehh.. Tapi nanti sajalah….” Jawab suara hatinya yang lain ,” Apa kamu gak penasaran gimana reaksi putri kandungmu ketika dientot ama orang lain…?”
”Hmmmm… .Clara dientot orang lain….?” Pikir Mike membayangkan , “Clara bakalan suka nggak ya…?”

“Tapi Mike… Perawan Clara khan harusnya kamu yang ambil….” Kata suara hati baiknya lagi.
“Halah… Nggak mungkin…. ” Jawab suara hati lainnya, “Kontolmu yang besar dan hebat aja nggak bisa nembus memek Clara… Apalagi kontol lelaki tua seperti itu… Mustahil…. “
“Kontol lelaki tua seperti itu pasti lemah Mike…”
“Kalaupun kontolnya keras… Pasti ukurannya kecil….”
“Dan meskipun nanti bisa nembus memek Clara… Pasti memek Clara masih tetep perawan kok…”

“Kontol kakek-kakek renta… Pasti tak berdaya deh ngehadepin jepitan memek sempit putri kandungmu…”
“Hihihihi… Belum juga masuk… Pasti udah langsung ngecrit….”
“Dan ujung-ujungnya… Pasti bakalan jilmek lagi….”
“Udah… Aman kok…. “

Berbagai pemikiran positif dari otak Mike bermunculan tiada henti. Memberikan berbagai macam pembelaan atas tindakan menantinya. Membiarkan Clara menghadapi birahi kedua kakek mesum itu.

“Sepertinya….. Ngelihat Clara orgasme sekali lagi tidak apa-apalah….” Ucap Mike mengambil kesimpulan sambil tersenyum, “Iya… Aku pengen melihat gimana wajah cantik putri kandungku ketika ia klimaks untuk kedua kalinya…” Tambahnya lagi sembari membuka resleting celananya.

Tak lama, tanpa malu-malu Mike menurunkan ban pinggang celananya hingga sebatas lutut. Membebaskan batang penisnya yang sudah begitu ngilu.

“Ohhh… Cantik banget kamu Clara… “ Ucap Mike sambil mulai mengurut-urut batang penisnya yang sudah kerkedut hebat, ”Papa penasaran… Apa yang akan kamu lakuin ketika ngehadapin kedua lelaki mesum itu….” Ucap Mike lagi sembari mempercepat urutan pada batang penisnya.

“Otak kamu SAKIT Mike…” Ucap batin Mike

“Iya”

“KAMU….. SAKIT…..”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bersambung


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com