“Hhhh….Hhhh….Hhhh…. Hssshhh….. Ooohhh… Udah Pak… Udah….” Lenguh Clara sambil berusaha menutupi vaginanya yang masih sesekali menyemburkan cairan squirtnya, “Jangan dijilat lagi Pakk… “
“Ampunnn…. Ssshhhhh… Memek Clara…Geli Pak…. Aaaahhh….Ngilu…. Ohhhh…. Hssshhh…Hssshhh…”
Dengan susah payah, gadis cantik itu berusaha mengatur nafas, mencoba meredakan kelejat-kelejat tubuh karena orgasme dahsyatnya. Betapa tidak. Baru kali ini Clara bisa merasakan orgasme yang begitu hebat. Saking hebatnya, vaginanya sampai menyemburkan cairan orgasme begitu deras. Hingga membuat wajah kakek yang ada di selangkangannya itu basah kuyup.
“Hoaaahhhh…. Ada yang dapet enak niih…. Hehehehe….” Tawa Babon sambil menyeka wajahnya yang basah karena semburan cairan squirt Clara.
“Hhhh….Udah… Pak… Clara capek… Hhhh….Hhhh….” Rintih Clara dengan tubuh yang sesekali mengejat, seiring denyutan gelombang orgasme.
“Suka ya Neng…. Hak hak hak….“ Balas Tamin yang masih terus mempermainkan kedua payudara besar Clara. Menjilat, menyelomot dan sesekali memberi cupangan di sekitar puting payudaranya.
“Hhhh….Ssshhh…. Nggghhhh…Iiiihhhsss….. Jangan dicupang Pak…. ” Ucap Clara yang ketika sadar, sudah melihat enam hingga delapan bekas merah di kedua payudaranya, “Nanti Mama marah…. ” Seru Clara mendorong wajah Tamin jauh-jauh dari payudaranya.
“Hak hak hak…. Kalo Mama kamu marah… Kasih tau aja ke Bapak Neng… Biar Bapak yang nantinya nyupangin tetek Mama kamu….Hak hak hak…” Tawa Tamin menjadi-jadi ketika melihat raut wajah Clara yang merengut.
”Iiiihhhsss…. Apaan sih… Ga jelas banget… Ssshhhh…..” Ucap Clara ketus sembari menutup kedua payudara besarnya dengan satu tangan. Sementara satu tangannya lagi mencoba menyingkirkan kepala Babon dari selangkangannya.
“Aahhh… Gausah malu Neng… Gausah ditutupin… Tetek besar montok gini mah… Bagusnya dipamerin… Hak hak hak… “ Kekeh Tamin lagi menepis tangan Clara, supaya jangan menyembunyikan aurat tubuhnya yang bulat dan kenyal itu. “Malah…. Tetek montok gini lebih bagus kalo sering diremas dan dikenyot-kenyot seperti ini Neng…. HAP… SLUUURRPPP….” Tambah Tamin yang lagi-lagi mencaplok kedua payudara Clara secara bergantian.
“Oooohhhh…. Udaaah aaahh… Sssshhh… Geliiii…..” Erang Clara lemah sambil terus berusaha menjauhkan mulut Tamin dari kedua payudaranya.
“Sikat Min… Jangan kasih kendor…. Hajar terus tuh tetek Neng Clara…Hahaha….” Seru Babon yang tak mau kalah. Ia pun menyingkirkan tangan Clara yang menutupi selangkangannya sembari menjilat-jilat vagina gadis molek itu dengan rakus “SLUUURRRPPPP… Memek kamu gurih banget Neng… Bikin Bapak ketagihan… SLUUURRRPPPP… ”.
“Oooohhh… Jangan….Aaahh… Udah….Sssshhh… Memek Clara masih ngilu….. Udaahh….” Pinta Clara yang masih merasakan sisa-sisa orgasme di vaginanya, “Ohhh… Jangan dijilatin dulu…. Sshhh….Hhhh….”
“Kalo nggak dijilatin… Enaknya diapain Neng…? Dikontolin…? hehehe….” Tanya babon yang kemudian memberi kode kepada rekan mesumnya.
“Waahhh…. Neng Clara udah nggak sabar yaa…? Pengen langsung dientot…? Hak hak hak….” Sambung Tamin yang sepertinya tahu maksud kode Babon.
Dengan kompak, kedua lelaki tua mesum itu kemudian melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang lalu melempar pakaian mereka sembarangan ke sudut ruangan. Ke sudut dimana mata Mike tak henti-hentinya mengawasi gerak-gerik mereka.
“Ayo Bon… Sekarang kita nikmati menu utamanya….” Seru Babon memamerkan penis berjembut lebatnya yang sudah menjulang tinggi.
“Yoi…. Inilah saatnya kita mendapat enak-enak dari Neng yang bohay ini ….” Senyum Tamin tak kalah cabul, mengusap-usapkan batang penisnya ke rambut panjang Clara.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Nah… Nahh… Naahh…. Mereka udah pada telanjang….” Batin Mike sembari membuka matanya lebar-lebar, “ Sepertinya… Sebentar lagi mereka bakalan mulai ngentotin Clara…”
“Memek Clara bakalan pecah perawan nggak ya…?”
“Clara bakalan menikmati persetubuhan itu nggak ya…?”
“Kontol kecil kakek itu bakal bisa muasin nafsu birahi Clara nggak ya…?”
Melihat persiapan kedua lelaki renta didalam sana, membuat belasan kalimat super bodoh, berkelabat di benak Mike. Kalimat penuh nafsu yang butuh sekali pembuktian dan pelampiasan.
“Apa ada orangtua yang menanyakan hal tersebut di situasi seperti itu…?”
Namun, alih-alih merasa bodoh, otak mesum Mike berkali-kali memperkirakan segala macam kemungkinan buruk yang bakal terjadi kepada Clara jika ia tak segera menolongnya. Mike berusaha mencari pembenaran dan mencoba meminimalisasi berbagai skenario terburuk supaya birahinya terus terjaga.
Apalagi setelah melihat ukuran penis kedua lelaki renta yang ada dihadapannya, membuat Mike yakin atas keputusan mesumnya.
“Hahahaha … Kalo ukuran kontol segitu mah… Sepertinya ga bakalan bisa ngambil perawan Clara….” Kekeh Mike dalam hati sambil terus mengurut batang penisnya.
“Clara yang polos…. Ditambah obat perangsang bersachet-sachet…. Hmmmm….. Reaksi Clara bakalan seperti apa ya….?” Heran Mike semakin menjadi-jadi.
Terlebih setelah orgasme pertama Clara. Membuat gadis yang awalnya begitu tegang dan jutek, mulai bersikap santai. Seolah terbawa aliran suasana santai dan mesum akibat pengaruh obat perangsang.
”Papa penasaran Nak… Papa pengen tahu… sejauh mana obat perangsang bisa mempengaruhi birahi tubuh semokmu….” batin Mike penasaran.
Ayah Clara itu butuh jawaban. Ia sangat ingin tahu, apa yang akan Clara perbuat dibawah efek banyaknya obat perangsang yang ada didalam aliran darahnya. Apalagi ketika disisa-sisa orgasmenya, Mike melihat sebuah senyum manis tergambar jelas diwajah Clara.
“Eeehh…? Kok…. Dicabulin seperti itu kok kamu malah senyum sih Sayang…?” Tanya Mike dalam hati ketika melihat rona wajah putri kandungnya memerah.
“Jangan-jangan….? Astaga….. Kamu suka dicabulin orang ga dikenal ya sayang….?”
“Oooohh….. Clara anjing… Kamu membuat Papa makin terangsang nak… “ Ucap Mike terus mengawasi gerak-gerik Clara, “Dicabulin orang tak dikenal… Malah bisa-bisanya tersenyum…..”
“Mana senyum kamu… Ooooohhh cantik sekali Sayaaanngg… “
CLEK…. CLEK…CLEK…. CLEK…
Suara betotan kulit penis Mike mulai terdengar lantang. Bersaing dengan suara derasnya hujan yang turun dibelakang tubuhnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“PUK PUK PUK… Neng Clara….” Panggil Tamin yang kemudian mendekatkan selangkangannya ke wajah Clara. Memposisikan batang penisnya tepat disamping pipi gadis montok itu lalu menepuk-tepukkan batang kejantanannya itu ke mulut Clara. “Neng Clara….? Neng…?”
“Ngggghhh…. Hhhhh…. Hhhh….” Desah Clara lirih.
“Ayo buka mulutnya Neng… Kontol aku udah nggak sabar pengen diisep mulut mungilmu….” Ucap Tamin yang makin kencang menepuk-nepuk batang penisnya kemulut Clara.
“PUK PUK PUK..”
“Dia ga bakalan ngejawab Min….” Jawab Babon yang entah sejak kapan sudah memposisikan dirinya tepat diujung bale-bale. Membuka kedua kaki Clara lebar-lebar hingga vagina merah mudanya merekah lebar. Kemudian tanpa aba-aba, Babon menarik belBapak lutut Clara kebawah, mendekat tepat kearah penis tegangnya mengacung tinggi.
“Cewek…. Kalo udah keenakan kena obat perangsang gini mah… Maunya langsung dientot… Ya nggak Neng…? Hehehehe…. “ Tambah Babon yang tanpa basa-basi, juga menepuk-nepukkan batang penisnya ke vagina gundul Clara yang terbuka lebar.
PLEK PLEK PLEK
Suara tepukan penis Babon ke liang senggama Clara yang sudah begitu basah.
“Ini memek pasti legit banget kali ya Min…? Kecil banget Neng…. Lubang memeknya… ” Puji Babon yang menyibakkan kedua bibir vagina Clara dengan jemari rentanya dan mengusap biji klitoris Clara pelan.
“Uuuhhh…. Ssshhh… Pak….” Lenguh Clara menahan rasa geli di tengah selangkangannya. Matanya terpejam, dan giginya gemeretak, “Jangan Pakk…..Ooohhhh….”
“Hmmm Jangan apa Neng….?” Goda Babon, “Jangan kelamaan ya Neng….? Pengen cepet-cepet dientotin pake kontol besar bapak ….?
PLEK PLEK PLEK
Suara penis Babon yang terus ditepuk-tepukkan ke liang kenikmatan Clara.
“Eeehhhmmm…. Ssshhhh… Jangan Pak….“ Desah Clara terus berusaha menahan gejolak birahinya yang makin meninggi, “Mmmhhhh…. Jangan tusuk memek aku Pak…”
“Hehehe…. Saya nggak mau nusuk memek kamu kok Neng….” Canda Babon terus menggesek-gesekkan kepala penisnya di mulut liang senggama Clara, “Saya cuman mau masukin kontol Bapak ke memek tembem kamu ini… “
CLEK CLEK CLEK
Suara kecipakan bibir vagina Clara karena gelitikan penis Babon.
“Oohhh… Ssshhh… Jangan ya Paaakk…. “Tolak Clara lirih, “Kontol Bapak… Ssshh… Jangan dimasukin….”
“Emang kenapa Neng….? Khan enak….?”
“Ohhhhsss….Memek Clara masih perawan Pak…”
“Hahahaha… Hak hak hak…..” Tawa Babon dan Tamin hampir bersamaan.
“Hari gini Neng… Mana ada cewek seusia kamu yang masih perawan?” Ejek Tamin tak percaya.
“Apalagi kalo punya wajah cantik dan badan seksi kamu gini Neng…. Pasti memeknya udah dijebolin ama pacar dan enak-enak terus setiap hari…” Sahut Babon terus memuji-muji Clara.
“Uuuhhh… Engga Paakk…. Sssshhhh….Clara belom punya pacar …. Oooohhhh”
“Ga mungkinnnnn…..Mana ada bidadari secantik kamu tak punya pacar….?” Seru Babon lagi.
“Udah baik hati… Tidak sombong…. Cantik…. Putih…. Seksi…. Teteknya besar… Memeknya sempit….”
“Pasti semua kontol pengen ngentotin Neng Clara…. Ya nggak Min….?” Puji Babon gencar sambil meminta Tamin bekerja sama, menstimulus titik rangsang Clara guna mempercepat efek kerja obat perangsangnya, “Jilatin teteknya Min…. Jangan coli pake rambut indah Neng Clara mulu….”
“Ehhh iya…” Ucap Tamin yang buru-buru pindah ke samping Clara lagi dan mencaplok kedua tetek gadis cantik itu bergantian, “Tetek bulet dempon gini sayang banget kalo dianggurin ya Bon….?”
“Iyalah…. Udah Buta kali ya Neng…? Mata tuh cowok-cowok kalo ga bisa macarin cewek cantik macam Neng Clara ini….” Sambung Babon lagi, “Sampe ga bisa merawanin bidadari kayangan kaya gini….”
CLEK CLEK CLEK CLEK CLEK
“Ihhhsss…. Ya nggak gitu juga kali Paakk…” Senyum Clara yang mau tak mau mengembang karena serbuan pujian dari mulut Babon. Belom lagi karena gelitikan penis Tamin di selangkangan Clara turut membantu hati ketusnya luluh.
Perlahan, karena pengaruh obat perangsang yang semakin merasuk ke seluruh syaraf ditubuhnya, penolakan-penolakan yang dilakukan Clara melunak. Ia mulai merespon segala macam puji dan tipu daya Babon. Ditambah gelitikan dan stimulus di titik-titik erotisnya, semakin membuat Clara terbuai dan rela diperlakukan tak senonoh oleh kedua kakek peyot itu.
“Uuuuhhhhh Paakk… Udah aahh…. Ssshhh… Memek Clara jangan dikobel-kobel mulu…. Ntar Clara keluar lagi iihhhsss……” Geliat Clara yang terus saja dipermainkan Babon, “Geli banget Paaakk… Udaahh….”
“Hehehe… Terus kalo jangan dikobel…Maunya diapain….?”
“Ooohhh….. Ssshhh…… Ntar Clara bisa keluar lagi Pakkk… Ngecrit....Ooohhh....”
“Abisan…. Bapak gemes banget nih ama memek sempit Neng Clara….” Goda Babon yang semakin lama, semakin menusukkan kepala penisnya ke vagina gadis semok itu.
“Ooohhh… Paaaaakkkk…..”
“Hmmm… Apa Neng Clara mau buru-buru Bapak entotin pake kontol jumbo Bapak…?”
CLEK CLEK CLEK CLEK CLEK CLEK
“Yaeeeelah Booon masih ngerayu aja…. Jangan kelamaan ngegodainnya…. Udah pegel nih mulut nyelomotin tetek besar ini…. Udah…. Buruan tusuk….” Pinta Tamin tak sabaran, “Kontolku khan juga pengen nyobain masuk ke memek sempitnya niihhhh….”
“Hehehe…..Yaudah kalo gitu…. Bapak mohon ijin ngentotin memek Neng Clara ya….” Sambung Babon yang kemudian mengambil ancang-ancang.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ooohhhh Claraa…. Ini dia saatnya…..” Girang Mike yang entah kenapa terlihat begitu antusias melihat persetubuhan Clara dengan kakek renta dihadapannya. Ia benar-benar ingin melihat apa reaksi putrinya ketika diperkosa orang tak dikenal itu
“Kamu suka ya Sayang...? Diperlakukan seperti itu….?” Seru Mike dalam hati, “Kamu pasti ngarepin bisa cepet-cepet dientotin kontol bapak tua renta itu khan ya….?”
“Memang hebat tuh obat perangsang…. Bisa membuat cewek klepek-klepek…” Tambah Mike,”Aku harus tahu… Nih kakek-kakek jelek pada pake merk apa…”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanpa menunggu persetujuan Clara, Babon pun langsung mendorong kepala penisnya maju. Membelah sempitnya liang senggama Clara.
“Ehhh… Eeehh…. Bapak mau ngapain….?” Tanya Clara yang walau sudah tenggelam dalam rayuan obat perangsang, ia masih setengah sadar.
“Hehehe… Bapak mau kasih kamu yang enak-enak Neng… Pake kontol….” Elak Babon sambil terus merayu Clara, “Gapapa khan Neng….?”
“Ooohhh… Iya… Tapi kontolnya jangan sampe masuk dalem-dalem ke memek Clara ya Pak….” Jawab Clara polos, “Nanti bisa pecah perawan Clara….”
“Hehehe…. Tenang aja Neng….Bapak cuman masukin kepala kontolnya aja kok…” Kekeh Babon berusaha meyakinkan, “Boleh ya Neng…?”
“Oohhssss… Iya Pak….” Jawab Clara sedikit tenang sambil tersenyum.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Gilaaaa Claraaaa…Kamu gilaaaaa…. “ Raung Mike bangga ketika melihat putri kandungnya yang sudah terlena akibat efek obat perangsang, mengijinkan penis lelaki tua itu masuk kedalam vagina imutnya. Terlebih ia juga memberikan senyum manis kepada kakek tua renta itu, “Oooohhh… Gila Claraaaa… Kamu bener-bener seksi Naakkk…. Kamu bener-bener menggairahkan….”
TEK TEK TEK
Suara kocokan kulit penis Mike semakin cepat, seiring perlakuan mesum kakek renta itu kepada Clara.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CLEEEEP….
Ujung kepala penis Babon mulai menyeruak masuk. Membelah liang peranakan Clara yang membanjir basah. Sejenak, lelaki tua itu mendiamkan kepala penisnya beberapa saat. Berusaha menikmati kecupan bibir basah vagina Clara yang berdenyut-denyut. Kemudian, Babon memajukan lagi kepala penisnya supaya bisa semakin dalam masuk ke lubang selangkangan Clara.
“Sssshhh… Paaak…. Oooohhhhh….. Jangan dalem-dalem…..” Desah Clara berusaha mengingatkan.
“Iya Neng….” Ujar Babon dengan senyum lebar.
PLOP…
Babon mencabutnya keluar batang penisnya
“Masukin lagi ya Neng…?” Pinta Babon.
“Hee’eeehh….” Balas Clara
CLEEEEP….
Lagi-lagi, kepala penis Babon meluncur masuk. Membelah lubang senggama Clara lebih dalam dari sebelumnya. Kali ini, ia berhasil memasukkan kepala penisnya ke liang vagina Clara.
“Uuuhhh…Neng….. Sempit banget nih memek….” Lenguh Babon yang merasakan pijatan-piajatan aneh dari sekeliling bibir vagina Clara. Babon merasa benar-benar terlena akan kenyotan otot vagina gadis semok itu.
“Baru bibir memeknya aja udah berasa ngempot gini ya Neng…?” Heran Babon, “Gimana kalo kontol Bapak dimasukin lebih dalem lagi…?”
“Ooohhhh… Paakk… Ooohhhh… Ooohhh…. Ssshhhhh…..” Clara tak menjawab, dari mulutnya hanya terdengar suara desahan dan lenguhan keenakan.
Mengira mendapat persetujuan gadis montok itu, Babon pun semakin dalam menusukkan penisnya maju. Membenamkan kepala penis kebanggaannya sejauh mungkin.
CLEP…. CLEP….
Suara kepala penis Babon yang semakin sering keluar masuk di vagina basah Clara
“Sakit nggak Neng….?” Tanya Babon sambil terus memajukan batang penisnya maju.
“Eengggghhhh….. Engga Pak…..” Geleng Clara.
“Enak….?”
“Uuuhhh… Ssshhhh…. Geli…”
“Hehehehe… Geli apa enak…. Neng…?” Goda Babon yang terus mendorong vagina Clara dengan kepala penisnya. Hingga tak terasa setengah hampir seluruh kepala penisnya tenggelam kedalam liang sempit Clara.
“Ooohh…. Sssshhh… Ssshh…. Geli….. Pak…. Uuuhhhhh…. “ Lenguh Clara yang sesekali mengintip ke arah selangkangannya.
CLEP… CLEP…. CLEP…. CLEP….
“Ssshhh…. Pak…”
“Ya Neng….?”
“Kontol Bapak…. Hhhhh…. Jangan sampe masuk terlalu dalem ke Memek Clara ya Pak… “
“Oohh.. Enggak kok Neng… Bapak cuman masukin kepala kontol bapak sedikit aja kok…” Rayu Babon terus-terusan, “Biar memek Neng Clara juga ikutan ngerasa enak ”
“Ooohhhh…. Sssshhhhhh……”
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEP….
“Ooohhhh… Nengg…. Clara….. Anjing… Enak banget jepitan memekmu Neng…“ Jeda Babon yang sejenak menghentikan goyangan pinggulnya karena tak tahan dengan denyutan bibir vagina Clara. Walau kakek renta itu sudah meminjum jamu kuat, tetap saja penisnya tak tahan dengan empotan otot vagina Clara.
Setelah dirasa rasa ingin ejakulasinya sedikit mereda, Babon kembali menggenjot bibir vagina Clara lagi.
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEP….
Semakin lama, kepala penis Babon makin tenggelam masuk, masuk dan masuk. Membelah vagina sempit Clara lebih dalam lagi.
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEP….
Hingga akhirnya, karena jepitan nikmat bibir vagina Clara yang begitu kuat, Babon tak mampu menahan gejolak birahinya lagi.
“Bapak ijin ngentotin memek Neng Clara ya Neng….” Tanya Babon sembari mengambil ancang-ancang dan mencengkeram pinggang Clara erat-erat.
“Ehhhh….? Pakk…..? Bapak mau ngapain…..?”
HEEEEEGGGGG
Dengus Babon menghentakkan batang penisnya maju.
“Eehhh…. Paakk… Eeehh… Kontolnya jangan dimasukin lebih dalem lagi Pak…” Desah Clara mencoba menolak perlakuan Babon, “. Ooooohhh… Jangan Pak… Jangan…..Ssshhh…..” Erang Clara.
HEEEEEEGGGGHHH
Raung Babon terus mencoba merangsek maju. Menyodokkan kelamin kebanggaannya kedepan. Berusaha menembus gawang pertahanan Clara.
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEEEPP….
Suara gerakan penis Babon ketika merangsek masuk.
“Uuuhhh.. HEEEEGGGGHHHH…. Neenngg… Tahan bentaran ya…. Bentar lagi kontol Bapak masuk nih Nengg… Tahan bentar HEEEEEGGGGhhh….….”
“Sssshh….. Pelan-pelan Pakk….” Erang Clara lagi, “Pelan-pelan…”
“Hhhhhhh…. Belom tembus Neng…. Tahan bentaran lagi….” Seru Babon yang terus mencoba memperawani vagina Clara.
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEEEPP…... CEPPPP
“Uuuuuhhh… Bapak…. Pelan-pelaaann…. Ooohhh….Memek Clara sakit….” Rengek Clara yang walau dalam pengaruh obat perangsang, masih merasakan rasa sakit di liang senggamanya.
“Bentar Neng…. Memek Neng Clara tegang… Jadi kontol Bapak susah masuknya….” Ucap Babon yang tak henti-hentinya terus berusaha menjebol selaput dara Clara. Mengerakkan batang dan kepala penisnya yang sudah setengah tenggelam ke dalam vagina Clara.
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEEEPP…... CEPPPP
CLEP…. CLEP…. CLEP…. CLEEEPP…... CEPPPP
“Ooohhhhh….. Paaakkk….Ssshhh….. Jangan dalem-dalem nyodoknya….. Ooohhh…Memek Clara…. Ssshhhh….. Sakit Pakk…..” Desah Clara kesakitan. Namun karena adanya pangaruh obat perangsang yang ikut menggoda syaraf-syaraf tubuhnya, ia sedikit demi sedikit jadi mulai merasakan enaknya perkosaan itu. Walhasil, desahan kesakitan dan lenguhan kenikmatan, bercampur menjadi satu.
“Ooohhhhh….. Paaakkk….Ssshhh… Ooohhhhh…Ooohhhhh…” Lenguh Clara yang diantara campuran perasaan itu, tiba-tiba muncul Ciello. Sosok yang membantunya mengenalkan kenikmatan birahi di hidupnya.“Ooohhh…Kak Ciello… Sssshhhh….. Tolong Adek Kaaakk…Ooohhh….”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LOOOHH…. ? HAH…..?
“Kenapa Clara memanggil nama Ciello…?” Heran Mike ketika mendengar putri kandungnya memanggil nama Ciello. “Kenapa Clara meminta tolong ke Ciello….?”
“Kenapa Clara tak memanggil namaku…?”
“Kenapa Ciello…?”
“Apa aku sudah tak berarti lagi di mata Clara…?”
“Atau jangan-jangan… Hubungan khusus Clara dengan Ciello sudah semakin jauh…?”
Meskipun sedang menyaksikan persetubuhan putri kandungnya dengan kakek renta itu dengan mata kepalanya sendiri, otak Mike berpikir keras alasan Clara menyebut nama kakaknya.
Memang. Sudah semenjak lama Mike mengetahui hubungan terlarang antara Clara dan Ciello. Bahkan, Mike juga tahu jika Ciello sering sekali menyodomi putri kandungnya. Selama Ciello tak memaksa dan menghamili Clara, Mike juga merestui hubungan incest mereka.
“Pake kondom….” Ucap Mike dulu sempat menasehati
“Pasti Paa…. Ciello juga ga pengen masa depan Clara terbuang sia-sia karena dia hamil….”
Sebenarnya, melihat persetubuhan antara Clara dan Babon, ada rasa salah dan khawatir muncul dipikiran Mike. Terlebih karena Clara diberi obat perangsang dalam jumlah yang banyak.
Meskipun ada penolakan Clara terhadap perlakuan mesum kedua kakek renta itu, pasti ada sisi lain dari diri Clara yang menginginkan pelampiasan nafsunya. Terlebih setelah menjalin kedekatan dengan Clara akhir-akhir ini, Mike tahu betul, jika pembawaan sifat dan perilaku Clara mirip dengan Citra. Yang amat sangat suka perlakuan mesum dan kenikmatan orgasme.
Titik rangsang Clara dan Citra juga mirip. Dan jika disenggol sedikit saja, kedua wanita itu bakalan meminta lebih.
“Kaak Cielllooo…. Ohhhh… Tolong Clara Kaaakk….” Lenguh Clara lagi. Yang kali ini lebih lantang memanggil kakak kandungnya.
Mendengar panggilan Ciello, lagi-lagi muncul rasa iri di dada Mike. Membuat ayah kandung Clara itu merasa benar-benar kesal. Bahkan ia jadi ingin melihat Clara benar-benar disetubuhi oleh penis kecil Babon. Supaya selaput daranya robek, melebar, dan ujung-ujungnya penis raksasa Mike bisa masuk dengan mudah membelah vagina putri kandungnya.
“AAAARRGGGHHH… PEMIKIRAN APA ITUUU…” Erang Mike. Bingung. Pusing. Linglung.
“Tapi…. Apa iya… Demi melampiaskan kekesalanku ke Clara… Putri kandungku itu aku relakan disetubuhi kakek renta itu…?” Tanya Mike membatin.
“Eh…. Tapi….
“Itu sepertinya bukan persetubuhan…”
“Iya bukan…”
“Itu bukan persetubuhan…. Karena sampai detik ini. Vagina Clara belum mengeluarkan darah segar, itu artinya selaput dara Clara belom tembus….” {ikir Mike membela pendiriannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
“Shhhhh……Kak Cielloooo… Ooohh…. Ooohhh………Tolong Adeeekk Kaaakk… “ Lenguh Clara dengan tubuh terombang-ambing karena sodokan tajam penis Babon, “Adek diperkosa kakek-kakek mesum…Ooohhh…Ooohhh…Ooohhh….Kak Ciello….”
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
“Aaahh… Ngentottt….” Teriak Babon tiba-tiba, “NGEENTOOOOTTT… ANJIIINNGGG…..”
Mendengar teriakan keras Babon, Tamin yang masih menyelomot kedua payudara Clara kaget. Ia beranjak berdiri mengamati apa yang terjadi pada rekan kerjanya itu.
“AAARRGGGHHH… ANNJIIIINNGGG…. NGENTOTTT…NGEENTOOTTT…NGEENTOOOOTTT…” Teriak Babon sambil terus menyodokkan penisnya keras-keras ke vagina Clara.
Babon Bingung. Ia merasa ada sebuah keanehan pada diri gadis yang ada di hadapannya. Walau ia sudah berpengalaman meniduri puluhan wanita sepanjang hidupnya, namun baru kali ini ia merasa gagal.
Betapa tidak, penis kebanggaannya tak mampu menyetubuhi vagina Clara dengan sempurna.
Walaupun ia merasa bisa memasukkan kepala penisnya kedalam vagina sempit itu, akan tetapi ia tak mampu memasukkan batang penisnya lebih dalam lagi. Padahal ia merasakan jepitan bibir dan dinding vagina Clara di sekujur batang penisnya.
“Aneh… Ini aneh…. “ Batin Babon.
“AAARRGGGHHH… NGEENTOOTTT…NGEENTOOOOTTT…OOOOHHHHH….” Erang Babon menusuk vagina Clara tanpa henti sampai-sampai tubuh tuanya banjir keringat dingin.
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
CLEK CLEK CLEK….. CEPPPP
Hingga tak lama kemudian.
“AAAAARRGGHHH….. AAAAANNJJIIIIINNNNGGGG…. BAPAK NGGAK KUAT LAGI NENG…. BAPAK PENGEN KELUAR …..”Teriak Babon lantang, sembari menghujamkan pinggulnya kuat-kuat kedepan.
“OOOHHHH…. AAAANJIIIINNNGGGG… OOOHHHH… NENG CLAAARAAA… BAPAK KELUAR NENNGG… BAPAK MAU NGECROT…... MEMEKMU BENER-BENER SEMPITT ….NGENTOOOTTT…..”
Dengan satu gerakan pamungkas, Babon mendorong pinggulnya kuat-kuat kedepan. Berharap tusukan terakhir penisnya itu berhasil masuk seutuhnya kedalam liang peranakan Clara.
“HHHHHEEEEEGGGGHHHHH… TERIMA PEJUHKU INI NEEENNGGG…. OOOHHHH….OHHHH…..”
Namun, walaupun Babon sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menyelipkan batang penisnya masuk ke dalam kewanitaaan Clara, tetap saja penis tuanya tak mampu bergerak lurus kedepan. Alih-alih masuk, kepala penisnya malah menjelepat keatas dan menyemburkan benih kejantanannya ke perut Clara.
CROOOOTT… CROOOOTT… CROOOOTT… CRROOOOCOOOOOTT… CROOOOTT…CROOOOTT…
Enam semburan sperma meluncur jauh kedepan, terbang tinggi dan mendarat di area payudara Clara.
“Huoooohhh….. Ngennnttoootttt……Anjing….. ANJINGGG….!!!” Umpat Babon kesal. Betapa tidak, selain gagal melesakkan batang penisnya masuk ke vagina Clara, ia juga kesal akan ketahanan penisnya yang kurang. “Obat GRENGmu kurang yahud Min…” Celoteh Babon sembari mengatur nafas birahinya.
“Hak hak hak… Kontolmu aja yang udah tua Bon… ” Tawa Tamin mengejek.
“Aaahh. Kamprettt….” Umpat Babon yang begitu selesai menembakkan benih-benih kehidupannya, langsung layu, dan ambruk kedepan. Menimpa tubuh mungil Clara yang masih mendesah-desah akibat rayuan birahi obat perangsang.
“Ehh.. Bon… Babon… Jangan mati dulu Bon… “ Seru Tamin yang buru-buru memindahkan tubuh bongsor Babon dari atas tubuh Clara, “Gimana rasanya Bon…? Enak….?” Sambung Tamin penasaran.
“Hhh…. Hhh…. Hhh…. Anjing Min… Hhh…. Hhh…. “ Kesulitan bernafas, Babon tak mampu berkata-kata.
“Bonnn….? Hei…. Jangan tidur dulu….” Tanya Tamin berusaha menyadarkan rekan mesumnya.
“Hhhh…. Hhhh… Anjing… Bentaran napa…. Aku nafas dulu…. Ooohhh…”
“Ahhh Babon… Badan aja yang bongsor… Baru ngecrot sekali udah berasa mau mati gitu…”
“ANJING Min…. Anjingg…. Hhhh… Hhhh… ”
“Anjing muluk…” Kesal Tamin.
“Memek Neng ini … Hhhh… Bener-bener beda Min…Hhhh… ”
“Beda gimana…?”
“Rasanya… Ennaaaaakkkk..... Tapi Aneh....?"
"Heh...? Gimana...? Gimana....?"
"Rapetnya… Jepitannya…. BEDA banget lah pokoknya…” Jawab Babon sambil mencoba mengatur nafasnya
“Aaaahhhsss… Beda gimana sih… ?”
“Hhh…. Hhh…. Kamu rasain aja sendiri dah… Hhhh…. Hhh…. “
“Ohhhh… Kak Ciello…. Kakek mesumnya sudah ngecrit kak… Sssshhhh…” Lenguh Clara pelan
Rupanya gadis cantik itu masih membayangkan persetubuhan dengan kakak kandungnya.
“Kontol Kakeknya lemah kak…”
“Udah kecil… Cepet ngecrit pula…”
“Ga kaya kontol Kakak…”
Dalam pengaruh obat bius, mulut Clara meracau tak henti-hentinya. Mengomentari persetubuhan yang baru saja terjadi pada dirinya.
“Kontol Kakek tadi cuman berasa enak sebentaran Kak…”
“Ga bisa kasih Clara orgasme….”
“Ohhh.. Orgasme….”
“Ayo Kak Ciello… Kesini Kak… “
“Clara butuh Orgasme….”
“Clara butuh banyak…. Orgasmeee…”
“Kak Ciello….”
“Kok Kakak ga jawab-jawab….?”
“Kalo Kakak ga jawab… Biarin deh… Clara minta Kakek ini ngentotin Clara lagi….”
“Kak…?”
“Kak Ciello….?”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kasihan sekali kamu Sayang….” Ucap Mike yang merasakan keputus asaan Clara. Tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan halusinasi.
Karena efek obat perangsang dalam peredaran darahnya terlalu kuat, sepertinya Clara hanya butuh pelampiasan birahi.
Pelampiasan untuk meredakan denyut gatal vaginanya
Pelampiasan untuk mengurangi rasa gatal di liang peranakannya.
Pelampiasan birahi dari siapa saja yang ada didekatnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kak Ciello… Kalo kakak nggak mau ngentotin Adek… Biar Kakek tua ini ajalah yang muasin gatel di memek Adek…” Igau Clara mengancam.
“Bener ya… Jangan marah kalo abis gini Adek minta entot ama nih Kakek…”
"Clara serius nih Kak...."
"Kalo Kakak nggak kesini sekarang.... Clara minta kakek tua itu ngentotin memek Clara..."
"Biarin memek Clara dientot orang lain...."
"Biarin perawan Clara buat orang lain...."
“Kak Ciellooo…. Kakk…?”
“Ihhhsss… Bener-bener deh….”
"Kakak ga sayang lagi ama Clara ya...?"
"Iiihhsss Kaaakaaaaakkk...."
Merasa kesal karena Ciello tak merespon desahan halusinasinya, emosi Clara pun naik. Gadis manis itu kemudian duduk, dan menatap kearah Tamin dan Babon secara bergantian.
Setelah itu, ia melambaikan tangannya lembut. Meminta kedua kakek renta itu berbuat mesum lebih jauh lagi.
“Ayo Pak… Karena Kakak Clara ga mau sodokin kontolnya ke memek Clara… "
"Tolong sodok memek Clara lagi…” Ucap Clara lantang sambil membuka selangkangannya lebar-lebar.
“Hah….?” Kaget Babon dan Tamin berbarengan.
“Ayo Pak… Puasin gatel memek Clara….” Sambung Clara yang dalam pengaruh obat perangsang, terus meraba-rabai tubuhnya sendiri. Tangan kanannya merayap turun ke selangkangan, dan tangan kirinya meremasi payudaranya.
“Iya... Sini Pak... Pak… “
“Sodok memek Clara lagi….”
“Memek Clara bener-bener gatel Pak….”
”Sodok memek Clara sekarang Pak….”
"Jebolin memek perawan Clara sekaraang Paak..."
Bersambung