𝐁𝐨𝐝𝐲 𝐌𝐚𝐦𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐝𝐮𝐡𝐚𝐲 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞.𝟏𝟑


Semenjak kemarin pagi, dimana untuk pertama kalinya kak Indah turut berpartisipasi dalam kegiatan hubungan seks sedarah alias incest, dan itu berlanjut pada siang harinya seusai makan siang, dimana aku kembali membuahi rahim kak Indah dengan mengecrotkan pejuku didalam memek kak Indah, sebagaimana yang diinstruksikan mama, dimana misi kami adalah menghamili kak Indah.
Dan itu masih berlanjut pada malam harinya dimana kami kembali “berpesta”, dan kembali aku menaburi benihku di rahimnya.

Terakhir pagi tadi dimana selepas kami bangun tidur, kembali kami saling melampiaskan birahi. Bahkan kami melakukannya sebelum kami sempat beranjak dari ranjang, dengan mulut masih bau naga khas orang baru bangun tidur, serta rambut yang acak-acakan tak karuan. Mulut kami yang bau naga sama sekali tak menghalangi kami untuk saling berciuman, bahkan dengan tanpa jijik kami tetap saling berpagutan hingga saling bertukaran dan menelan ludah. Pejuku yang semalam kutanamkan didalam memek kak Indah juga masih utuh. Itu dapat kurasakan saat aku menggenjot memeknya masih serasa becek dan licin.

Kak Indah yang pada awal-awalnya tampak canggung dan kaku, semakin kemari terlihat semakin lepas dan rileks, bahkan hingga pagi tadi kak Indah hampir tak beda jauh dengan mama, yang juga mulai binal dan agresif. Tentu saja sikapnya itu membuatku senang dan merasa beruntung karna telah mendapat tambahan satu lagi bidadari binal yang memanjakan syahwat birahiku.

Keduanya melengkapi semua fantasi seksualku secara utuh. Yang satu tipikal STW bertubuh super montok dan bahenol dengan pantat dan buah dada besar, sedangkan yang satunya lagi wanita muda dengan body proporsional layaknya wanita-wanita model majalah playboy atau bintang film porno papan atas, tinggi namun dengan lekukan tubuh yang sempurna juga mulus tanpa cacat, tipikal body yang membuat setiap laki-laki menelan ludah, dan wanita akan merasa iri melihatnya. Hmm..sungguh sayang memang, tubuh seindah itu harus dubungkus dengan gaun tertutup yang seperti biasa dikenakannya.

Siang itu, selepas menikmati makan siang yang dibeli kak Indah menggunakan layanan aplikasi gofood, kami bersantai di gazebo belakang rumah sambil mengobrol ringan sebagaimana biasa sering kami lakukan sepulang sekolah dulu, kebersamaan yang kemudian hilang semenjak kak Indah menjadi istri mas Mirza.

“Udah Azan tuh kak... kakak koq enggak sholat, biasanya enggak pernah kelewatan.. mmm.. Bagus perhatikan semenjak siang kemarin kayaknya gak lihat kakak sholat...?” tanyaku iseng, ketika kami asik ngobrol dimana tiba-tiba terdengar kumandang azan dari masjid sekitar rumah.
“Mmm... gimana ya gus... kayaknya untuk saat ini, selama aku ada disini sholatnya libur dulu aja lah... nanti kalau aku sudah di Bogor barulah mulai lagi... itupun kalau ada mas Mirza, kalau enggak ada ya libur juga...hi..hi..hi... “ jawab Kak Indah. Yang saat itu mengenakan bawahan Hotpants Muniko ketat warna hitam dengan garis pinggirannya warna putih, sedang atasannya Crop Tank-top berwarna putih tanpa beha.

“Duduk sini kak...” ajakku, saat aku duduk bersandar dipagar gazebo. Maksudku meminta Kak Indah yang saat itu duduk dibibir gazebo dengan kedua kaki menjuntai kebawah untuk duduk bersandar didepanku, sehingga aku bisa memeluknya dari belakang, seperti halnya yang aku lakukan pada mama kemarin lusa. Yang tanpa keberatan kak Indah mengikuti apa yang kumau.

Sebagaimana yang aku pinta, kak Indah beringsut, dan segera duduk didepanku dengan bersandar pada dadaku yang memang tak mengenakan pakaian, kecuali hanya celana under-wear model boxer saja, sedang kedua tanganku merangkul tubuhnya, seraya kucium lembut leher jenjangnya, karna saat itu rambut kak Indah memang dijepit keatas menggunakan hair-clip.
“Mmmmhhh.... kita romantis-romantisan kaya gini nanti ada yang cemburu lho gus...mmhhhh...” desah kak Indah, saat kuciumi sekujur lehernya.

“Siapa yang cemburu, aku sudah putus koq sama Ririn...” jawabku.
“Bukan Ririn... tapi istrimu...”
“Siapa sih...?”
“Mama lah...siapa lagi.. katanya sekarang kalian sudah jadi suami istri...”
“Oooww, mama... kirain siapa.. enggak apa-apa koq, kan mama lagi enggak ada.. jadi sekarang kamu yang jadi istriku...” candaku.

“Wah, itu sih namanya selingkuh dong... istrinya lagi cari uang, suaminya malah enak-enakan sama perempuan lain...”
“Sama kayak kamu... suaminya lagi cari uang di Semarang, kamu malah entot-entotan sama adik kandungnya sendiri...” godaku lagi.

“Ih, bisa aja kamu.... abis enak sih entot-entotan sama adik kandung, apalagi kontol adikku ini ukuran jumbo.. bikin memek aku jadi ketagihan deh minta dientotin terus...” timpal kak Indah.
“Mmmhhhh... kakakku ini sekarang nakal ya... bikin Bagus semakin gemes aja untuk nyodok-nyodokin memek kakak lagi...”
“Yah, kok manggilnya kakak sih, katanya aku ini istrimu juga....” canda kak Indah, sambil menggelayut manja didadaku.

“Oh iya lupa... Indah, istriku sayang...” candaku.
“Iya, mas Bagus suamiku sayang... cintaku... pemuas nafsuku..hi..hi..hi... Enggak koq, aku cuma bercanda... istri kamu kan cuma mama seorang... aku gak mau menghianati mama lho, lagian aku kan bukan pelakor... hi..hi..hi...” canda kak Indah, diikuti dengan tawanya yang lepas, dan kami berduapun saling tertawa.

“Oh iya gus... kayaknya aku harus ijin dulu deh sama istri kamu, boleh gak nih aku yayang-yayangan sama suaminya...” canda kak Indah, seraya meraih ponselnya yang memang ada disitu, lalu dibukanya aplikasi WA.

MA... AKU BOLEH PINJAM SUAMIMU ENGGAK... CUMA UNTUK YAYANG-YAYANGAN AJA KOQ... KITA SEKARANG LAGI DI GAZEBO NIH...
Kalimat itu yang ditulis kak Indah lalu dikirimkan ke kontak mama, yang tak berapa lama kemudian dibalas oleh mama.

IYA SAYANG... KAMU BEBAS KOQ MELAKUKAN APA SAJA SAMA SUAMI MAMA... KAMU JUGA BOLEH NGENTOT SAMPAI PUAS SAMA SUAMI MAMA ITU, KAPAN SAJA DAN DIMANA SAJA... TAPI AWAS LHO YA, JANGAN SAMPAI LECET SEDIKITPUN..
“Mobil kali, lecet...” ujar kak Indah, saat membaca balasan dari mama.
OKE MA...MAKASIH YA MA.... MAMA MEMANG BAIK DEH... SELAMAT BEKERJA YA MA..... TENANG MA, SUAMI TERCINTA MAMA GAK AKAN SAMPAI LECET DEH....
Balas kak Indah.

IYA SAYANG.... SELAMAT BERNGENTOT RIA YA.... NGENTOT DI TAMAN BELAKANG ITU MEMANG MENGASIKAN LHO IN... DUA HARI LALU, MAMA SAMA SUAMI MAMA ITU JUGA PERNAH MELAKUKANNYA... KAMU TANYA SAMA DIA, KAMI SUDAH MELAKUKAN APA SAJA DISANA....ADA YANG SPESIAL LHO..
Balas mama.
“Spesial..? Emang se spesial apa sih yang sudah kalian lakukan disini...” tanya kak Indah, sambil meletakan ponselnya dilantai gazebo.
“Mmm...Ada deh... ” jawabku.
“Emang ngapain sih kalian...jadi penasaran nih...” ujar kak Indah.
“Ah, malu sih ngomongnya sebenarnya... mmm..anu... tapi jangan kaget ya...”
“Koq pakai jangan kaget segala... jadi tambah penasaran nih...”
“Iya kak... soalnya agak nyleneh sih...”

“Nyleneh gimana..?” sepertinya kak Indah semakin penasaran.
“Mmm...anu kak... kami disini saling meminum air kencing kami...”
“Maksudnya..?” penasaran kak Indah, sambil mengerutkan keningnya.
“Iya... mama kencing dimulut aku, terus langsung aku minum... kemudian gantian, aku kencingin mulut mama, dan mama meminumnya.... gitu kak...”
“Ya ampun... gila kalian ya...sampai segitunya... mmm..memangnya kalian menikmatinya gus...?”
“Banget kak....”
“Mmm... ya sudah lah kalau memang kalian menikmati dan menyukainya sih....”

“Eh gus, ngomong-ngomong udah berapa lama sih kamu sama mama entot-entotan begitu...” tanya kak Indah.
“Mmm..sekitar semingguan lah...” jawabku.
“Ooww... berarti belum lama ya... mmm.. itu cerita awalnya gimana sih, koq bisa kejadian seperti itu...?” tanya kak Indah, yang akhirnya aku jelaskan semuanya.
“Ooww.. begitu ceritanya.. berarti memang dari dulu sebenarnya kamu sudah ada ketertarikan untuk ngentotin mama ya gus....?”
“Ya begitulah kak...”
“Dasar kamu anak mesum, sama ibunya sendiri nafsu...parah kamu gus.. oh iya, kalau sama aku kamu dulu nafsu juga enggak..?”

“Nafsu juga sih... tapi nafsu kepingin jitakin kepala kakak...”
“Sialan kamu....” gusar kak Indah, seraya memukul-mukul pahaku.
“He..he..he... Abis kak Indah selalu jail sih sama aku... tapi sekarang sih..aduh, ternyata aku baru sadar kalau kakakku ini seksi dan nafsuin, apalagi kalau lagi telanjang..bodynya itu yang gak nahan, ngalahin pemain bokep amerika...” ujarku.

“Ah, gombal kamu... berarti sama dong kita gus, dulu juga aku enggak tertarik sama sekali sama kamu.. tapi sekarang, setelah ngerasain kontol kamu, aku bener-bener ketagihan dan tergila-gila sama kamu gus... eh maksudnya ketagihan dan tergila-gila sama kontol kamu ini sih...” jelas kak Indah, seraya meremas batang kontolku yang masih terbungkus celana dalam.
“Bisa aja nih kak Indah... eh, kakak kalau pakai pakaian seperti ini seksi banget deh kak... keliatan tambah nafsuin gitu...” ujarku sambil meraba-raba buah dadanya yang terbungkus tang-top.
“Emangnya nafsuin ingin ngapain gus...?”

“Ya, nafsuin ingin ngentotin memeknya lah kak... nafsuin pingin jilatin juga... pantat kakak juga kalau pakai celana hotpants ketat begini oke banget... bentuk pantat kak Indah seksi banget... jadi kepingin jilatin pantatnya sama lubang anusnya.... sama..mmm..jadi ingin ngerasain ngentotin lubang anus kak Indah....” ocehku.

“Mmm... romantis sekali sih kata-katamu gus....mmm..aahhhhh...” desah, kak Indah saat tanganku menelusup masuk dari sela-sela atas hotpansnya, sehingga tanganku dapat menyentuh klitorisnya yang ternyata dibalik hotpansnya sudah tidak lagi memakai celana dalam.
“Celananya dibuka sekalian ya kak, supaya ngobelin memeknya lebih enak....” usulku. Yang disetujui oleh kak Indah dengan langsung membuka celananya.

“Bajunya juga lah...biar bugil sekalian..hi..hi..hi...” ujar kak Indah, seraya melucuti juga tank-topnya, sehingga dirinya bugil tanpa selembar benangpun.
“Celana kamu dibuka juga dong gus...biar kita sama-sama telanjang....” pinta kak Indah, dan akupun mengikutinya, yang membuat kami akhirnya sama-sama bugil.
“Ah, nyaman sekali gus... telanjang berdua dialam terbuka, dan dengan sambil didekap seperti ini, serasa gimana gitu...”

“Iya kak... kita merasa bebas dan seperti menyatu dengan alam... “
“Betul gus...dan kebebasan itu semakin sempurna karna kita bisa melakukan apapun yang kita mau tanpa terikat oleh norma-norma yang selama ini dibuat manusia...”
“Dan bisa mengabaikan apapun yang tidak ingin kita lakukan ya kak....” ujarku, sambil jari tanganku mengobel memek kak Indah dengan lebih leluasa dengan bugil seperti ini.
“Mmmm...hhhh...iya gus.. mengabaikan apapun yang kita tidak suka, melakukan apapun yang kita suka....tanpa harus tunduk pada aturan apapun.... uuuhhhh.... “ desah kak Indah, sambil tangannya meremas pahaku.

“Termasuk Kak Indah ngentot sama adik kandung kakak sendiri ya kak....”
“Iya gus... termasuk kamu menghamili kakak kandungmu sendiri... juga menghamili ibu kandungmu sendiri...uuuhhhh...”
Jari tengahku semakin agresif mengobeli memek Kak Indah, yang kini bergerak-gerak mengocok-ngocok keluar masuk secara inten.
Clok...clok...clok..clok....
“Ciumi aku gus...mmmhhh...” pinta kak Indah, sambil menolehkan kepalanya kebelakang, sehingga aku dapat memagut mulutnya yang sedikit menganga.

Kami saling berpagutan sambil jari tengah tangan kananku tetap mengobel lubang memeknya sedangkan tangan kiriku meremasi buah dadanya. Batang kontolku yang semakin berdiri tegak tanpa sadar kugesek-gesekan pada bagian punggung bawahnya.

Beberapa saat kemudian kudorong pelan tubuh kak Indah hingga posisinya menungging.
“Sekarang biar aku jilatin anus kak Indah....” bisikku, yang hanya dijawab kak Indah dengan senyuman.
Paham dengan apa yang kumaksud, kak Indah menggatur posisinya seideal mungkin hingga pantatnya menungging menatang memperlihatkan anusnya kearahku.

Ah, betapa seksinya kak Indah dengan posisi menungging seperti itu. Terlihat binal dan menantang, terlebih dengan senyumnya yang menggoda.
“Ayo gus, katanya mau jilatin lobang pantat lakak..hi..hi..hi...” tantang kak Indah sambil kedua tangannya menyibak liang anusnya.

Wajahku kini tepat berada didepan liang anal kak Indah, kuhirup sesaat aroma khas lubang pelepasan yang sesekali bergerak kembang kempis seiring nafas pemiliknya. Hingga akhirnya dengan bernafsu kujilatinya dengan rakus, bahkan kusedot-sedot dengan lumayan kuat, yang membuat kak Indah bergelinjang tak karuan.

“Aauuuuwww.... gila kamu gus, mau kamu apain lubang anusku....aaauuuwww..... hi...hi...hi...Aaaauuuuwww......geli gus...aaauuuwww....hi...hi...hi...parah kamu gus...aauuwww...hi..hi..hi...” pekik kak Indah, sesekali diikuti dengan tertawa cekikikan.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan aksi rim-job ku itu diikuti dengan melumat bibir kak Indah, dan untuk beberapa saat kami saling berciuman dengan hot.

“Parah kamu gus, mulut baru habis nyicipin anusku kamu pakai buat nyipok aku...” protes kak Indah.
“Tapi kakak suka kan... buktinya tadi ludah Bagus sampai kakak telen...”
“Ah, tau aja kamu gus...asik juga sih, ada aroma-aromanya yang gimana gitu....”
“He..he..he.. jadi lebih sedep ya kak... kakak mau Bagus ludahin mulut kakak..?” tawarku. Kini kak Indah sudah tidak lagi menungging seperti sebelumnya, tapi duduk dibibir gazebo dengan kedua kaki menjuntai.

“Ada ada aja kamu gus... mmm.. tapi asik juga sih.. mau dong... aaaakkk..” ujar kak Indah, seraya membuka mulutnya dengan maksud agar aku menumpahkan air ludahku kedalam mulutnya, namun segara kujawab dengan mendorong tubuhnya hingga dia berbaring telentang.

“Aku jilatin dulu lubang anus kakak biar lebih asik rasanya kak...” ujarku, seraya aku turun dari atas gazebo dan kuangkat kedua paha kak Indah hingga pantatnya menyembul kedepan dengan posisinya yang berbaring telentang dibibir gazebo. Mengerti apa yang kumaksud, kak Indah mengangkat lalu menekuk pahanya hingga lututnya menyentuh buah dadanya, sehingga pantatnya tampak menantang, dengan liang anus tampak terekspos dihadapanku.

Dari bawah aku duduk berjongkok sambil kedua tanganku meremasi bokongnya, dan tanpa menunggu lebih lama segera aku lahap dengan rakus liang anal yang menantang didepanku.
Seperti biasa kak Indah hanya menggelinjang sambil memekik-mekik manja saat aku melukukan aksiku itu.
Beberapa saat kemudian aku berdiri dan kudekatkan wajahku pada wajah kak Indah yang berbaring telentang, seraya kuberi isarat agar kak Indah membuka mulutnya, dan pleh.. gumpalan ludah dari mulutku masuk secara perlahan kedalam mulut kak Indah yang langsung ditelannya dengan rakus.
“Gimana kak, enak..?” tanyaku.

“ Mmm...Nikmat sayang, lagi ya sayang...” ujar kak Indah, yang segera aku turuti dengan kembali menjilati dan menyedot-nyedot liang anus kak Indah, yang tak sampai satu menit kembali aku berikan air ludahku kemulut kak Indah, dan itu berlangsung sekitar lima kali, dan tampaknya kak Indah benar-benar menikmatinya.

BERSAMBUNG ...


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com