𝐁𝐨𝐝𝐲 𝐌𝐚𝐦𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐝𝐮𝐡𝐚𝐲 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞.𝟏𝟒

 


POV Indah

Sungguh sesuatu yang menjijikkan sebenarnya, dimana aku harus menelan air ludah yang baru saja dilepehkan oleh adikku, dan bahkan mulut adikku itu baru saja menjilati dan menyedot-nyedot sedemikian rupa liang anusku, liang yang adalah akses keluarnya kotoran. Tapi entah mengapa aku betul-betul menyukai dan menikmatinya.
Ada sensasi tersendiri yang sulit dilukiskan, sensasi yang begitu bergelora, yang membuat rasa nikmat tiada tara. Hmm.. Bagus ternyata jauh lebih lihai daripada aku dalam soal seks, sepertinya justru dia yang menjadi mentorku, padahal aku sudah 5 tahun berumah tangga, sedang dia masih bujang.

“Enggak kepingin jilatin anus aku juga kak..? He..he..he..” tawar Bagus sambil merangkulku.Hmm sebuah tawaran yang menggoda, tentu saja dengan senang hati aku menyetujuinya.

“Pasti dong adikku sayang... emangnya kamu aja yang boleh jilat-jilatin anus kakak, aku kan pingin juga mencicipi lubang pantat kamu yang imut ini...” jawabku, seraya tangan kananku menelusup kebawah pantatnya.

“Ih, kak Indah sekarang udah kayak mama ya.. udah mulai binal dan liar juga nih, jadi semakin gemes aku....” ujarnya, diikuti dengan mengecup bibirku.

Benar apa yang dikatakan adikku, aku sepertinya memang telah terbawa oleh irama yang mama dan Bagus mainkan, baik dalam tindakanku maupun ucapanku, entah mengapa ada kenikmatan tersendiri dengan ucapan-ucapan mesum dan vulgar seperti itu, sepertinya jiwa ini serasa bebas dan lepas. Juga saat mengatakan kalimat-kalimat mesum dari mulutku, serasa syahwat ini semakin bergejolak, begitupun saat aku mendengarnya, baik itu yang keluar dari mulut Bagus maupun mama.

Tanpa basa-basi Bagus segera memposisikan tubuhnya seperti aku tadi, yaitu berbaring telentang dibibir gazebo sambil kedua pahanya ditekuk pada perutnya, sementara kedua tangannya memegangi masing-masing pahanya, sehingga liang anusnya membusung tepat didepanku yang kini duduk dibawah gazebo.

Ah, untuk pertamakalinya aku menyaksikan liang anus tepat didepanku, dan kulihat sesekali berkedut-kedut. Entah mengapa aku suka sekali melihatnya, begitu lucu dan imut, dan akhirnya dengan gemas kujilati juga kerutan daging dengan aromanya yang khas itu. Lama kelamaan aku semakin gemas, yang sebelumnya hanya menjilat kini bahkan mulai menyedot-nyedot dengan rakus. Kulihat Bagus mengerang dan mendesah nikmat, beda dengan aku yang tadi terpekik dan tertawa terpingkal-pinggal karena tak tahan dengan rasa geli-geli nikmat tadi, Bagus justru lebih rileks dan meresapinya, itu dapat kulihat dari ekspresinya yang separuh terpejam dengan mulut menganga.

“Koq mulut aku enggak diludahin sih kak.. ayo dong kak, Bagus kan kepingin juga minum ludah kakak...” protes Bagus, sambil kepalanya sedikit diangkat agar wajahnya dapat melihat wajahku yang berada dibawah.

“Iya sayang, kakak hampir lupa... habis anus kamu ini enak banget sih... kakak jadi lupa diri...maaf ya sayang... mmmm..mmfff..cllupp...zzrruupphh...” jawabku, seraya kembali kulanjutkan aksiku itu.

Beberapa saat kemudian aku berdiri, kulihat Bagus sudah siap dengan membuka mulutnya dengan lebar, dan dengan tanpa dikomando langsung aku lepehkan cairan ludahku kedalam mulut adikku yang langsung ditelannya.

“Mmmm... nikmatnya ludah kakak, lagi lho kak....”

“Iya sayaaang, adikku yang manis... pasti kakak kasih lebih banyak lagi ludah kakak untuk kamu, suapaya kamu tambah sehat dan kuat... tapi kakak harus jilatin dulu lobang pantat kamu ya, supaya rasa ludah kakak jadi tambah nikmat...mmmm..mmuuaacchhh...” ujarku, diikuti dengan mengecup rakus bibir adikku itu, dan untuk beberapa saat kami saling berpagutan.

Sekitar empat kali aku memberikan asupan ludah kepada adikku dengan terlebih dulu melakukan rim-job, hingga akhirnya aku minta Bagus untuk menungging.

“Gus, tolong kamu sekarang nungging ya, kakak pingin nikmatin anus kamu saat kamu nungging, kayaknya lebih maksimal dan lebih mantep tuh....” pintaku, yang segera dituruti olehnya.

Wooww.. dengan posisinya yang menungging seperti ini memang benar-benar menggoda, liang anusnya begitu menantang. Dan dengan rakusnya langsung aku melahapnya. Hanya beberapa kali kujilat langsung aku sedot dan kuhirup.

“Mmmm...mmmffhh...shhrroottt...zlhuuuffrrtt...aacchhh...cccppp..cccppp...mmmfffhhh....” gumamku, sambil kedua tanganku merangkul bokong adikku itu.


Sekitar lima menit aku menikmati liang anal adikku yang dengan posisi menungging, tiba-tiba kudengar suara mama dari arah belakang.

“Woooww... ternyata anak perempuan mama sudah mulai suka menjilat-jilat lubang anus ya....” goda mama, yang kini telah duduk dilantai gazebo, tepatnya disamping Bagus yang sedang menungging.

“ih, mama kok tau-tau udah pulang aja sih ma... tadi di WA katanya masih dikantor...”

“Iya, begitu aku chatingan sama kamu tadi, mama langsung aja pulang...ijin, mama bilang aja ada urusan keluarga... abis mama pingin cepet-cepet gabung sama kalian untuk ngentot bersama dialam terbuka seperti ini, soalnya kalau keburu gelap kan udah gak asik kalau diluar begini...”

“Oow..begitu... mmm..mama mau Indah jilatin juga pantatnya... ayo mama langsung telanjang aja, terus nungging disamping Bagus, pasti asik deh ma...cepetan ma....” pintaku, entah mengapa aku jadi seliar itu. Tapi justru aku merasa semakin lepas dan bahagia dengan kebebasan ini.

“ Wah, anak mama ini semakin binal aja nih, baru juga dua hari udah kaya gini... mama semakin bangga aja sama kamu sayang...mmmmuuaacchh....” ujar mama, seraya mengecup bibirku, bersamaan dengan itu mama segera melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat dan langsung memposisikan dirinya menungging disamping Bagus.
Kini dua buah pantat yang menantang telah berada dihadapanku, yang satu tipikal pantat pria atletis dan sedikit berotot, yang satunya lagi pantat wanita STW yang montok dan berisi. Setelah tadi aku puas menikmati anus adikku, kini giliran anus mama yang menjadi sasaranku berikutnya.

“Mmmm....aaahhhh... semakin pinter aja kamu sayang...mmm..uucchhh... lidahmu dimasukin kedalam anus mama sayang...dicolok-colok lidahnya, nah gitu...aaacchhhh....”

Beberapa saat kulihat mama dan Bagus saling berciuman sambil mereka berdua masih posisi menungging dibibir gazebo, kulihat lidah mereka saling berpilin satu sama lain.

Disaat mereka sedang asik berciumam, aku segera bangkit dan aku tumpahkan ludahku pada mulut mereka, yang langsung mereka sambut dengan suka cita.
Sekitar beberapa menit kemudian aku menyudahi aksiku itu.

“Oh iya in, kamu kan sudah jilat-jilat lubang anus kita, ngomong-ngomong tadi lubang anus kamu sudah dientot sama kontol adikmu belum..?” tanya mama, yang duduk ditengah diantara aku dan Bagus.

“Belum sih ma... rencananya sih mau nyoba sekarang...”

“Wah, tadi ngapain aja sih kamu... udah jilat-jilat anus, kirain anus kamu juga udah dientot...ternyata malah belum... rugi deh kamu, hari gini belum ngerasain anal seks.. ya udah sekarang aja ya...”

“iya nih ma, indah juga udah pengen banget sih... ayo sayang, kamu entotin lubang anus kakak ya sayang...” ujarku sambil meremas batang penis adikku.

“oh iya, kalau gitu acaranya kita lakukan direrumputan aja biar lebih seru... ayo anak-anakku sayang...” ujar mama sambil menggandeng kedua tangan kami untuk menuju kearea rerumputan.

“Oke deh, sekarang kamu nungging sayang, biar adikmu ngentotin lubang anus kamu dari belakang...” pinta mama padaku, yang segera aku ikuti.

Saat aku menungging mama menjilati liang analku untuk beberapa saat dan kemudian menuntun batang penis Bagus kearah analku

“Ayo sayang, sekarang kamu mulai sodok aja lubang anus kakakmu... keliatannya dia udah enggak sabar tuh, ingin merasakan dientotin lobang pantatnya sama kontol besar kamu...” ujar mama, bersamaan dengan itu, bless... batang penis Bagus kurasakan menghujam anusku, agak nyeri memang.

“Aaauuuwww.... pelan-pelan dulu gus... agak nyeri tau...” protesku, sambil kedua tanganku meremas rerumputan yang berada dibawahku.

“Tahan ya sayang, sebentar lagi juga kamu akan ngerasain nikmatnya disodomi sama kontol gede seperti punya adikmu ini...” ucap mama, sambil beberapa kali meludahi anus dan batang penis Bagus, mungkin maksudnya untuk memberi pelumasan.

Pelumasan yang mama berikan cukup efektif, terbukti gesekan penis Bagus pada rongga-rongga anusku tidak lagi terlalu perih, perlahan aku mulai bisa merasakan sensasi nikmat anal seks pada diriku.

“Aaaahhhh.... iya gus, mulai enak nih, sekarang kamu boleh entot anus kakak dengan lebih dalam sayang, masukin aja semuanya...iya begitu, aaagghhhh...sedaaap...serasa sampai kedalam jantungku gus...aaagghhhh....” erangku, sambil mataku separuh terpejam.

“Apa mama bilang, kamu mulai merasakan nikmatnya dientot lobang anus kamu kan sayang....”

“Iya ma, enak banget... kaya gimanaaa gitu...aaaaagghhhhh...”

“Ya udah gus, kalau gitu genjot lebih kuat lagi lobang pantat kakakmu, biar dia semakin terbuai oleh indahnya anal seks..hi..hi..hi...”


Beberapa saat kemudian mama merebahkan tubuhnya, seraya memposisikan dirinya dibawah tubuhku, persis posisi 69, seraya lidah mama mulai menjilat-jilati vaginaku. Ah, sungguh nikmat sekali, liang anusku digenjot oleh batang penis Bagus, dan secara bersamaan lidah mama menjilat-jilati liang memekku.

“Uuuuuugghhhh.... sedaaaap...iya ma, terus ma..terus jilatin memek indah...aaagghhhh...kamu juga gus, entotin bo’ol kakak lebih kuat lagi sayang biar kakak tambah enak...aaaauuuwww....iyaaaa....aaagghhhh....”

Dengan posisi mama yang berada dibawahku, praktis vagina mama tepat berada dibawahku, yang dengan inisiatif mulai aku jilati bahkan aku sedot-sedot. Wow, sungguh sensasi yang luar biasa, liang analku disodok oleh batang penis adikku, sementars vaginaku dioral oleh mama, sedang mulutku mengoral vagina mama, lengkap sudah kebahagian ini. Ah, sungguh beruntungnya aku, mengapa tidak dari dulu kami melakukan ini, benar-benar sekarang inilah aku dapat menikmati seks secara utuh, dan bebas.

Hingga beberapa menit kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang tiada tara, aku memekik keras seiring dengan muncratnya cairan kenikmatan yang keluar dari vaginaku yang dengan rakus diminum oleh mama.

“Aaaaaggghhhhhh....aku keluar maaa...aaaauuuuuwwww... entot yang kenceng anusku gus....aaaaaagghhhhhh.....”

Hingga akhirnya aku tumbang diatas tubuh mama dengan rasa puas tiada tara.

“Udah gus, kakakmu sudah KO tuh, sekarang giliran mama yang kamu genjot sayang...” ujar mama, seraya beringsut dari bawah tubuhku, dan kini mama memposisikan tubuhnya menungging disebelahku.

“Ayo sayang, langsung kamu entot aja, udah gak tahan nih gus...” pinta mama, Baguspun dengan sigap segera mencabut penisnya dari lubang analku, dan segera berpindah kebelakan tubuh mama.

“Eeeee... jangan memeknya dong sayang, mama ingin kamu entotin lobang pantat mama aja ya sayang...” protes mama, saat Bagus baru memasuksn ujung penisnya kedalam vagina mama.

“Iiihh...mama ini, paling demen disodomi deh... oke deh ma, tenang aja... dengan senang hati kontol Bagus akan entotin lubang anus mama ini....” ujar Bagus, dan bless..dengan sekali dorong amblas seluruh batang penis Bagus kedalam rongga anus mama diikuti dengan desahan lembut mama.

“Langsung kamu bombardir yang kuat sayang...” pinta mama.

“Oke deh ma... dengan senang hati Bagus akan entotin lobang bo’ol mama sampai jebol he..he..he...” ujar Bagus, yang langsung diikuti gempuran pinggulnya yang bergerak maju mundur dengan penuh tenaga sehingga tubuh mama yang menungging tampak bergerak maju mundur seiring gempuran penis Bagus.

“Aaaaagghhh.... iya sayang..terus entotin lobang pantat mama yang keras sayang.... entot lobang anus mama, dubur mama,lobang bo’ol mama.... lobang tai mama.... aaaagghhhh....hancurkan sayaang...bikin jebol bo’ol mamaa....aaaagghh... sedaaaap.... kamu memang anak mama yang berbakti sayang....aaagghhhh...mantaaaap....” pekik mama dengan histeris.

Segera aku mengambil inisiatif seperti apa yang mama lakukan padaku tadi yaitu memposisikan tubuhku dibawah mama sehingga aku dapat menjilati memek mama.

“Aaaahhh.... iya sayang, kamu memang anak perempuan mama yang pinter.... iya, terus jilatin memek mama sayang... assiiiikkkk....kalian memang anak-anak mama yang pengertian pada mama.... mama benar-benar beruntung punya anak seperti kalian....aaaaagghhhhh....”

Beberapa menit kemudian mama memekik keras yang menandakan dirinya telah mencapai puncak kenikmatan, dari vaginanya menyembur cairan bening dengan rasa sedikit asin yang langsung kutelan dengan rakus. Dan akhirnya tubuh mama ambruk menindihi tubuhku namun aku tak berusaha untuk menyingkirkan atau menarik diriku keluar dari himpitan tubuh mama karna Bagus masih tetap nembombardir liang anal mama, sesekali lidahku menjilat-jilat batang penis Bagus yang keluar masuk anus mama, atau bahkan kukenyot-kenyot buah pelir Bagus dengan rakus.

“Gus ingat ya, kalau kamu mau keluar segera masukan kememek kakakmu...” ingat mama, sambil masih terkulai lemas diatas tubuhku.

Hingga setelah sekitar tiga menit setelah itu Bagus memberi kode bahwa dirinya hendak klimas.

“Bagus mau keluar ma...aacchhh...” ujar Bagus.

“Iya, cepetan cabut sayang, langsung kamu entot memek kakakmu ini...” pinta mama, sambil kedua tangannya membentangkan pahaku yang masih berada dibawahnya hingga mengangkang, lalu kemudian mama menyibak bibir veginaku hingga tampak menganga lebar.

“iya, pejuin memek kakakmu sayang...bikin kakakmu cepat bunting....”
Slep... penis Bagus dengan mudah menclobos liang vaginaku, hanya beberapa kali genjot kurasakan semburan cairan hangat didalam rahimku.

“Yeesssss.... terus sayang... buahi rahim kakak kandungmu sampai tetes peju yang terakhir, biar cepet bunting....“ ujar mama seraya bangkit dari posisi berbaringnya, namun kini posisi mama duduk diatas wajahku dengan posisi anus dan vaginanya tepat berada diwajahku sehingga aku agak sulit bernafas dibuatnya.

Bersamaan dengan itu tubuh Bagus ambruk menimpa tubuhku, dan pantat mama segera beringsut dari wajahku.

“Maaf ya sayang, mama gak nyadar kalau mama masih dudukin wajah kamu... kamu pasti gelagapan ya...hi..hi..hi... sory ya....” ucap mama yang aku jawab hanya dengan senyum.

“Jangan kamu cabut dulu kontolmu gus... biar begitu saja setidaknya 15 menit, supaya pejumu efektif membuahi rahim kakakmu... biar cepet hamil.... gak apa-apalah sambil kamu yayang-yayangan dulu sama kakakmu...” saran mama, seraya mama masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman katanya.

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com