𝐁𝐨𝐝𝐲 𝐌𝐚𝐦𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐀𝐝𝐮𝐡𝐚𝐲 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞.𝟏𝟓

 


Beberapa saat kemudian mama telah kembali dengan membawa plastik kresek berisikan berapa botol air mineral dan juga beberapa kaleng bir dalam keadaan dingin.

Sambil berbaring telentang kami bertiga menikmati minuman yang dibawa mama, tentunya setelah Bagus mencabut keluar batang penisnya dari dalam vaginaku, sebagaimana yang disarankan mama agar setidaknya sekitar 15 menit penisnya itu harus tetap tertanam didalam lorong vaginaku setelah selesai menyemburkan spermanya didalam rahimku. Rasa letih serta keringat yang banyak keluar membuatku mampu menghabiskan satu botol air mineral ukuran sedang serta 2 kaleng bir bintang, begitupun dengan mama, sedang Bagus tidak minum air mineral, sebagai gantinya dia telah menenggak habis 4 kaleng bir bintang.

“Bir baik juga dikonsumsi bagi tubuh kita, asal jangan terlalu berlebihan apalagi sampai mabuk...disamping untuk melancarkan air seni, masih banyak lagi manfaat bir, bahkan mama menyarankan untuk minum bir ketimbang softdrink sejenis cocacola atau fanta, itu kurang baik, berpotensi merusak ginjal serta kadar gulanya terlalu tinggi...” terang mama, disela-sela obrolan kami.

“Eh, ngomong-ngomong soal air seni nih ma...tadi sebelum mama pulang Bagus sempat cerita, katanya kalian pernah saling minum air kencing ya ma...betul begitu...?” tanyaku penasaran.

“Hi..hi..hi.. iya sih, itu tuh, adikmu yang punya ide...ada-ada aja dia...” jawab mama.

“Tapi mama juga suka kan...?” balas Bagus

“Suka juga sih, asik juga ternyata.... asik banget malah... mama jadi ketagian tuh..hi..hi..hi... emangnya kenapa in, kamu koq pakek tanya-tanya begitu segala...?”

“Ah, enggak... Cuma penasaran aja...”

“Cuma penasaran atau mau coba...?” goda mama.

Seketika jiwa binalku bergelora, setelah semua yang aku lakukan disini, mengapa tidak aku coba juga yang satu itu, semakin ekstrim sepertinya semakin mengasikan.

“Boleh juga sih ma... hi..hi..hi...” jawabku.

“Wah, kebetulan sekali nih, kita semuakan habis minum bir, pasti air kencing kita bakalan banyak nih....wah, bakalan seru deh.... pesta air kencing kita....hi...hi..hi...” girang mama, seraya mengajak kita semua berdiri.

“Jadi begini nih, kamu kan penasaran in... gimana kalau sekarang Biar Bagus ngencingin mulut kamu, oke...?” usul mama.

“Mmm..***k usah deh ma, biar aku nonton dulu aja, biar mama duluan sama Bagus, kan kalian lebih berpengalaman....” usulku.

“Ya udah kalau begitu... ayo sayang, sekarang kamu kencingin mulut mama duluan ya, nanti baru mulut kamu yang mama kencingin...oke..?” pinta mama kepada Bagus.

“Oke deh ma....siip...” setuju Bagus, sambil tangan kanannya mengkibas-kibaskan batang penisnya yang tidak terlalu berdiri tegak.

Sejurus kemudian mama duduk diatas rerumputan sambil mulutnya menganga lebar.

“Enggak usah kamu habiskan semua air kencingmu gus, sisakan nanti untuk kakakmu...” saran mama.

“Oke ma, itu sudah Bagus pertimbangkan ma...he..he..he..”

“Kamu memang anak pintar gus... ayo sudah, sekarang langsung kencingin mulut mama... mama sudah rindu nih sama cairan menyegarkan yang keluar dari kontolmu itu... ayo sayang....aaaakkk...” ucap mama seraya melirik kearahku.

“Oke ma...satu..dua...ti.***..yeessss....” bersamaan dengan itu pancuran air seni mengalir deras keluar dari batang penis Bagus yang langsung tertuju tepat kedalam mulut mama yang menganga. Woow sungguh takjub aku dibuatnya oleh adegan itu, sungguh ekstrim sekali, dimana seorang anak mengencingi mulut ibu kandungnya, dimana sang ibu dengan girangnya menerima dan meminum air seni itu.

“Wuuuww...sedaaap...segaaar...wuuhh...mmmm..ghlok..ghlok..ghlok...glek..glek..glek...aaaahhh...” Begitu doyan sekali mama maminum air kencing Bagus, bahkan sesekali dipakainya untuk cuci muka.

“Sudah dulu ya ma... sebagian biar Bagus simpan dulu buat kak Indah nanti...” ujar Bagus seraya melirik kearahku.

“Sekarang giliran mama yang kencingin mulut Bagus...” ujar Bagus. Berbeda dengan mama yang duduk, kini Bagus malah berbaring telentang diatas rerumputan.

“Kalau adikmu ya begini ini maunya in, dia sukanya kalau nikmatin air kencing mama sambil tiduran...hi..hi..hi..”

Aku masih penasaran aksi seperti apa yang akan mereka lakukan dengan cara seperti itu, sampai akhirnya aku mulai mendapat gambaran saat mama berdiri mengangkangi wajah Bagus, kemudian mama jongkok dengan selangkangannya tepat berada diatas mulut Bagus, serta kedua tangan mama menyibak bibir vaginanya sehingga terbuka lebar tepat mengarah kemulut Bagus. Hanya sekitar satu senti saja bibir vagina mama berada diatas mulut Bagus, Bahkan Bagus masih menjilat-jilati keratan daging vagina nama yang merah kecoklat-coklatan itu.

“Oke sayang... siap-siap ya...satu..dua..tiga.... “ bersamaan dengan itu menyemburlah air seni mama kedalam mulut Bagus yang langsung diminumnya dengan rakus.

“Wooww... liat tuh in, adikmu ini memang paling suka minumin air kencing mamanya...hi..hi..hi... waktu kecil sukanya minum ASI, eh udah gede suka minum AKI....” oceh mama, sambil kedua tangannya masih menyibak bibir vaginanya dan air seni masih meluncur deras kemulut Bagus.

“Apa itu AKI ma..?” tanyaku iseng

“Air Kencing Ibu....hi..hi...hi...” jawab mama.

“Hi..hi..hi.. bisa aja nih mama...” ujarku.

“Mmmm....sedaaaapp...glek..glek...mmmm...aahhh....” gumam Bagus, sambil kedua tangannya meremas buah pantat mama yang berada diatasnya.

“Udah dulu ya sayang... lihat tuh, kakakmu kayaknya udah enggak sabar pingin cepet-cepet merasakan mulutnya dikencingin sama kamu...hi..hi...hi...” ujar mama, seraya berdiri sambil tangannya membantu Bagus juga untuk segera berdiri.

“Gimana in, kamu udah siap..?” tanya mama.

“Oke deh ma... “ jawabku, sambil aku berjongkok, sementara mama pun juga duduk sambil memeluk tubuhku dari belakang. Sementara Bagus sudah berdiri tepat didepanku dengan batang penis siap untuk mengeluarkan air seni.

“Ayo sayang, tunggu apalagi... “ ujar mama kepada Bagus sambil mengedipkan matanya, sementara tangan mama memegangi daguku seolah kawatir kalau nanti wajahku akan berpaling dari semburan air seni yang datang.
Suurrrr.... selang beberapa detik menyemburlah cairan hangat nan asin dari batang penis adikku yang tepat mengarah kedalam mulutku.

“Wooowww... ayo minum sayang...telan...hi..hi..hi... wooww..ternyata kamu doyan sekali ya... hi...hi..hi...iya..enak kan sayang...segaaar...hi..hi...hi...” oceh mama, sambil kedua tangannya masih memegangi daguku.

Sungguh sensasi yang luar biasa kurasakan, ada kenikmatan tersendiri rasanya saat meneguk air seni yang memancur kedalam tubuhku, sebuah fantasi liar yang terpenuhi dan mengasikan tentunya.

“ffuuhhh...glek..glek..glek...ffllhhh... ghlok..ghlok..glek..glek...fuuaahhh...mmmhhh...glek..glek...” hanya suara-suara itu yang keluar dari mulutku saat derasnya air seni yang memancur kedalam mulutku, sebagian besar masuk kedalam mulutku, sedang sebagian lagi tak mampu kuteguk karna saking derasnya sehingga harus tumpah keatas rerumputan. Kini mama mulai ikut berpartisipasi , mulutnya menyosor kedaguku, menyicipi cairan air seni yang mengalir jatuh dari mulutku, seolah tak rela harus jatuh percuma sehingga mama harus meminumnya.

“Tahan dulu gus...” perintah mama kepada Bagus, maksudnya agar Bagus menghentikan buang air kecilnya.

“Kenapa ma...? Masih banyak nih...” ujar Bagus, setelah menghentikan semburan urinnya kemulutku.

“Sekarang kamu kencing dimulut mama aja, setelah mulut mama terisi penuh kamu hentikan sejenak... pokoknya kamu ikutin mama aja deh....” terang mama.

“Oke deh ma...” setuju Bagus.

“Oke sekarang kamu mulai gus, tapi kalau mama bilang stop kamu langsung stop ya....”

“Iya, beres deh ma... nih ma...” bersamaan dengan itu kembali batang penis Bagus menyemburkan air seninya, namun kali ini kedalam mulut mama.
Dan baru berhenti saat dengan tangan kanannya mama memberi isyarat kepada Bagus, karna mulut mama memang telah terisi penuh oleh air kencing sehingga tidak memungkinkan untuk bicara secara oral.
Ternyata mama menyuruh aku untuk membuka mulut, mulailah aku paham ternyata maksud mama ingin meumpahkan seluruh isi air kencing yang ada dimulutnya kedalam mulutku. Akupun membuka mulut sambil menengadahkan wajahku untuk mempermudah proses yang mama maksud.
Dan byuurr... tumpah semua air seni dari mulut mama yang langsung aku teguk habis, setelah itu mama melumat bibirku, untuk beberapa saat kami saling berciuman.

“Wooww..so sweet sekali ma... hot banget keliatannya ma.... mama emang paling oke nih....” puji Bagus setelah menyaksikan aksi yang mama pertontonkan.

“Hi..hi..hi... kamu suka ya gus...?” tanya mama bangga.

“Suka banget ma... erotis banget... mama bisa aja nih...lagi ya ma... tenang aja ma, air kencing Bagus masih banyak nih, gak sia-sia tadi minun 4 kaleng bir...he..he..he...” ujar Bagus.

Kembali mama menerima kucuran air seni Bagus didalam mulutnya, dan kembali mama memberikannya kepadaku, dan itu berlangsung sampai 4 kali, karna memang sudah tidak ada lagi air seni yang dapat dikeluarkan dari penis Bagus, karna memang sudah tuntas.

“Sekarang giliran mama nih yang kencingin mulut Indah, masih bisa keluar kan ma... ” pintaku pada mama.

“Wah, anak mama nih masih kurang puas ya, padahal sudah banyak tuh tadi minum air kencing adiknya...hi..hi...hi...masih haus ya sayang... oke deh, tenang aja masih ada koq air kencing mama, sengaja tadi enggak mama berikan semua pada adikmu, karna mama kan juga ingat sama kamu sayang....hi..hi..hi...”

Bersamaan dengan itu aku memposisikan diri berbaring telentang diatas rerumputan.

“Jadi kamu mau seperti adikmu nih, sambil tiduran...?”

“Iya ma, kayaknya lebih seru deh...”

“Oke, siap-siap ya sayang...” ujar mama, yang kini dengan posisi mengangkangiku.

“Oke...satu..dua..tiga...yesss...minum semua sayang, jangan sampai ada yang tumpah ya...hi..hi..hi..”

Cairan pipis mama telah mulai masuk kedalam, persis seperti yang mama lakukan pada Bagus tadi, dengan antusias aku telan habis setiap semburan urin yang mama berikan.

“Stop dulu ma....” pinta Bagus yang kini juga ikut berbaring telentang dibawahku.

“Apalagi sayang... ini kan jatahnya kakakmu...” protes mama.

“Enggak ma, mama kencing dimulut Bagus, lalu setelah penuh Bagus berikan kepada kak Indah...” terang Bagus.

“Wah, iya ma... kayaknya asik deh usul Bagus itu...air kencing mama yang sudah dari mulut Bagus pasti rasanya kebih nikmat deh...” ujarku.

“Rupanya kamu ikut-ikutan mama ya, yang tadi mama tampung air kencing kamu dimulut mama, lalu mama transfer kemulut kakakmu....”

“Iya ma, keliatannya hot banget sih ma...” jawab Bagus.

“Oke deh sayang, mama juga suka adegan itu, menurut mama sih romantis banget..so sweet gitu...”

Sejurus kemudian mama telah mengangkangi Bagus, setelah mulut Bagus terisi penuh dengan air kencing, mama segera berdiri, membiarkan Bagus yang bangkit menghampiriku, dan mmm... cairan surga dari mulut Bagus telah pindah kemulutku yang langsung aku telan tanpa sisa, bahkan dengan gemas kulumat mulut adikku itu untuk beberapa saat, sebelum dia kembali lagi berbaring telentang untuk menerima suplay air kencing dari vagina mama, dan aksi itu dilakukan Bagus sampai 3 kali, hingga benar-benar perutku serasa penuh oleh air kencing mama dan juga Bagus tadi.

“Makasih ya ma... juga Bagus, aku benar-benar bahagia sekali hari ini...fuuhh.. betul-betul puas...” ungkapku, yang kali ini kami kembali berbaring telentang berjajar, dimana mama ditengah, sedang aku dan Bagus menghimpit mama.

“Sama-sama sayang... bergabungnya kamu dengan kami merupakan suatu anugerah yang begitu besar bagi mama... makasih ya sayang untuk udah mau gabung dengan kami...mmuaahh...” ucap mama, diikuti dengan mengecup lembut bibirku.

“Iya kak, Bagus juga bersukur sekali kakak mau bergabung dengan kami...” tambah Bagus.

“Ya iyalah, tentu saja kamu senang, kan kamu dapat tambahan memek untuk kamu entotin....hi..hi..hi..dasar kamu, menang banyak ya...” goda mama sambil meremas batang penis Bagus.

“Bukan Cuma dapat tambahan memek aja ma... dapat tambahan lubang anus juga kali he..he..he...” ucap Bagus, kamipun tertawa bahagia.

“Oh iya kak, tinggal kakak nih yang belum kencing...Bagus mau juga dong nyicipin air kencing kakak..iya enggak ma...?” ucap Bagus.

“Oh iya, hampir lupa kita...ayo deh in, tuh adikmu udah enggak sabaran ingin ngerasain air kencing kamu juga...” ujar mama.

“Ayo kak, kakak langsung aja duduk dimuka Bagus, seperti yang tadi mama lakukan ke Bagus....”

“Oke deh, kakak juga udah kebelit kencing banget nih, kayaknya bakalan banyak deh yang keluar, bayangin aja satu botol air mineral, 2 kaleng bir, plus air kencing kamu dan mama yang sudah masuk kedalam perutku, sampai kembung begini nih perut...” terangku.

Seperti yang diminta Bagus, kini aku telah mengangkangi wajahnya, mulutnya yang telah terbuka lebar tepat berada dibawah vaginaku yang kini aku sibak dengan kedua tanganku. Aku konsentrasi sejenak, lalu..serrr... mangucur dengan deras air seni dari vaginaku, yang tentunya langsung masuk kedalam mulut menganga Bagus.

“glek..glek...mmmffhhh...aaacchhhh....” dengan rakus adikku langsung menenggaknya, walaupun ada bebera bagian kecil yang tumpah melalui sela-sela bibir adikku itu.

“Gus, ingat mama kamu dong sayang... mama ingin juga ngerasain air kencing anak perempuan mama...” pinta mama.
Paham apa yang diinginkan mama,aku hentikan sejenak semburan urinku.

“Mama maunya langsung dari memek aku atau dari mulut Bagus ma...?” tawarku.

“Mmm... kayaknya dari mulut Bagus aja deh, lebih romantis gitu...kan Bagus suami mama...iya kan gus..hi..hi..hi...”

“Iya dong ma...istriku tersayang... pasti deh, nanti akan Bagus berikan air kencing kak Indah untuk istri Bagus tersayang....”

“Mmm... so sweet banget kamu sayang...mmmuaahhh...” ucap mama, seraya mengecup mesra bibir Bagus.
Seperti yang mama minta, kuisi mulut Bagus hingga penuh, lalu kutahan sejenak kemudian aku berdiri untuk memberi kesempatan Bagus memberi asupan air kencingku pada “istri” tercintanya itu.
Bagus beringsut untuk menghampiri mama yang berbaring telentang, dari atas Bagus melepehkan air kencingku yang berada dimulutnya kepada mama.

“Terima kasih sayang...” ucap mama kepada Bagus setelah memberikan seluruh isi mulutnya kepada mama, dan merekapun saling berciuman untuk beberapa saat, untuk kemudian Bagus kembali berbaring.

“Bagaimana ma rasa air kencing aku, siip enggak...” tanyaku pada mama.

“Mmm..mantap sayang... lagi lho ya, mama masih belum puas nih....”

“Tenang ma, masih banyak koq...” terangku.

“Ayo lagi kak...” pinta Bagus, yang segera aku ikuti, dan itu berlangsung hingga 4 kali.


Akhirnya komplit sudah kami saling meminum air seni, telah kami rasakan masing-masing air kencing kami, dan kami bertiga saling berciuman. Aku dan Bagus bersama sama merangkul mama yang berbaring ditengah, tentunya dengan senyum kepuasan memghiasi wajah kami.

BERSAMBUNG ...



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com