𝑰𝒃𝒖 𝑴𝒆𝒓𝒕𝒖𝒂𝒌𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝑰𝒔𝒕𝒓𝒊𝒌𝒖 𝑬𝒑𝒊𝒔𝒐𝒅𝒆 1

 


Setelah kematian istriku dalam kecelakaan lalu lintas, aku sangat bersedih. Ibu dan bapak mertuaku juga sangat sedih. Karena istriku adalah anak satu-satunya. Sehingga setelah kematian istriku mereka tak menginginkan aku meninggalkan rumahnya. Alasannya, siapa yang mau mengasuh anakku yang baru berusia 1 tahun dan mereka tidak mau di tinggal lagi oleh cucu satu-satunya setelah kematian anaknya. Karena aku berasal dari pulau S aku merantau ke ibukota untuk bekerja di sebuah perusahan Jepang.

Aku menikahi istriku setelah 5 tahun bekerja di ibukota.setelah menikah aku tinggal di rumah istriku. Kini setelah istriku meninggal di rumah mertuaku ini tinggal 4 orang penghuni ya itu. aku, bapak dan ibu mertua dan juga anakku.

namaku Yogi Setiawan biasa di panggil Yogi sekarang umurku 25 tahun.

Bapak mertuaku bernama Dadang sekarang berusia 46 tahun bekerja sebagai sopir di perusahaanku bekerja .

Ibu mertuaku bernama Hesti Pratiwi sekarang berusia 41 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Setelah satu tahun kematian istriku. Ibu dan bapak mertuaku mempersilahkan aku untuk
menikah lagi dan mereka sudah mengikhlaskan kalau aku mau menikah lagi. Tapi aku menolaknya karena aku sudah berjanji kepada almarhum istriku saat penguburannya aku mau fokus dulu membesarkan dan mendidik anakku sampai dewasa dan kalau bisa sampai kuliah.

Mendengarkan jawabanku mertuaku terlihat senang karena anaknya tidak salah memilih suami. karena walaupun anaknya sudah meninggal suami masih setia dan sayang pada anaknya, yakni cucunya.

Dua bulan setelah obrolan yang cukup serius. aku merasakan kalau ibu dan bapak mertuaku lebih sayang dan perhatian kepadaku. Aku merasa diperlakukan seperti anak kandungnya bukan anak mantu yang menumpang, seperti sikap ibu dan bapak mertua yang begitu baik dan lemah lembut, baik dalam bertutur kata maupun bersikap.


Saat bapak mertuaku berangkat kerja , dia biasanya
pergi tiga hari dalam seminggu. Saat ini, ibu mertuaku lagi asik bermain dengan anakku yang baru bisa berjalan di
pekarangan belakang yg dipagar tembok tinggi sehingga tidak terlihat dari luar.

Ibu mertuaku mengungkapkan daster panjang berwarna putih. Seperti Biasa yang dikenakan oleh ibu ibu kalau di rumah, tapi saat ini cuaca yang sangat cerah dan mungkin bahan dasternya tipis membuat daster yang dikenakan oleh mertuaku menerawang memperlihatkan pakaian dalam dan siluet tubuh ibu mertuaku.

Momen ini membuat hatiku berdebar kencang karena
selama ini aku tidak terlalu memperhatikan ibu mertuaku karena aku menghormatinya. Tapi Kali ini berbeda, ketika aku lebih mendekat ketaman, aku dapat melihat lebih jelas siluet tubuh mertuaku ini. membuat diriku jadi bernafsu.


Ibu mertuaku sadar kalau lagi dilihatin olehku

" Kamu lihat apa gi " tanya mertuaku

" Maff saya Bu, aku tidak sengaja melihat tubuh ibu karena baju yang ibu kenakan menerawang terkena cahaya" jawabku jujur walaupun kemungkinan ibu mertuaku marah karena ucapanku.

" Apa yang mau kamu lihat dari tubuh ibu? Tubuh ibu ibu yang sudah berumur ini dan tubuh yang sudah pada kendor" kata ibu mertuaku yang begitu lembut dan tidak terlihat marah

“ Bentuk tubuh ibu masih bagus dan juga ibu masih terlihat cantik. ” kataku berani memujinya karena ibu mertuaku tidak marah.

" Hahaha ternyata kamu pintar menggombal ya? Kamu bisa aja membuat ibu merasa melambung tinggi."

Melihat dan mendengar jawaban ibu yang Biasa biasa saja tidak terlihat marah atau kurang nyaman atas perkataanku membuat aku semakin berani lagi untuk berkata lebih jauh lagi

" Beneran Bu, Yogi gak bohong tubuh ibu tidak kalah sama tubuh almarhum Santi." Santi adalah nama istriku

" Ah kamu bisa saja masak tubuh ibu di bandingin sama tubuh almarhum anak ibu? Ya jauh lah, ibu aja sudah kepala empat udah tua."

" Beneran Bu, ibu tidak kelihatan kalau sudah kepala empat. ibu masih cantik dan segar seperti santi, dan misalnya kita pulang ke kampungku sekarang aku berani jamin kalau keluarga dan tetanggaku gak akan tau kalau ibu adalah mertuaku karena ibu masih terlihat muda dan cantik dan sangat mirip dengan santi." Kata kata pujianku.

Aku melihat ibu mertuaku terdiam dan terlihat mau menangis setelah mendengar kata-kataku. membuatku merasa bersalah terhadap ibu mertuaku yang selama ini sudah baik dan sangat menghargai aku. di situ aku langsung bersujud di kaki ibu mertuaku.

" Ibu.. Yogi minta maaf, karena kata kata yogi sudah lancang dan menyinggung perasaan ibu. Padahal ibu sudah sangat baik kepada Yogi" ucap ku sambil menahan tangisanku
" Dan Yogi sekalian mau pamit karena Yogi merasa kalau Yogi tidak pantas tinggal di sini." Lanjutku

" Siapa bilang ibu marah dan tersinggung? Udah kamu cepat bangun."

" Beneran ibu gak marah?" Tanya ku

" Benar, ibu cuma terharu atas kata katamu. Karena selama ini ibu belum pernah mendapatkan pujian dari bapak mertuamu. Dan ibu lagi berpikir. Ibu takut menghianati anakku."

" Maksud ibu apa."( Aku bingung dengan kata kata ibu takut menghianati anaknya).

" Yogi wanita mana yang tidak akan tersentuh hatinya ketika ada seorang laki-laki yang memuji mujinya dan menyandingkan dengan wanita yang lebih muda darinya. Pasti hati wanita itu akan tersentuh walaupun wanita itu sudah bersuami. Itulah yang ibu takutkan."" Ibu takut" sambil mulai menangis 😭

" ( Aku langsung menarik ibu kedalam pelukanku). Ibu tidak perlu merasa bersalah terhadap Santi. Namanya juga perasaan hati tidak ada yang tau. Dan juga aku merasa bangga kalau ibu bisa menerima perasaan ku. Santi pasti juga senang kalau aku bisa membahagiakan ibu."

" Tapi nak ..."

" Sudahlah buk. ibu tidak usah merasa bersalah. Kita jalani aja dulu. Bila ibu senang dengan kedekatan kita Yogi juga ikut senang dan berjanji akan membahagiakan ibu selamanya" sambil tanganku mengusap air mata ibu di pipinya

Setelah ibu tenang. aku bilang tidak baik kalau ibu terus nangis dilihat oleh Sinta ( nama anakku).

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com