Satu bulan telah berlalu.
Setelah kejadian di taman itu. Ibu mertuaku menjadi lebih manja dan lebih dekat denganku ketika bapak mertuaku pergi bekerja.
Selamat itu pula aku selalu membawakan makanan atau sekedar jajanan pinggir jalan ketika pulang bekerja selama bapak mertuaku bekerja. Dan Jam kerjaku Senin sampai Jumat dari pukul 8 pagi sampai jam 4 sore. Aku tidak terkena jam kerja sif di perusahaan karena aku sudah menduduki posisi kepala bagian.
Hari ini tepat tanggal 25, hari dimana aku dan seluruh karyawan tempat ku bekerja akan mendapatkan gajinya selama satu bulan bekerja. Sejak pagi aku sudah merencanakan untuk memberikan hadiah untuk ibu mertuaku. Setelah pulang kerja aku langsung pergi ke salah satu mall yang tidak jauh dari tempat kerjaku.
Setelah berkeliling sesaat aku memutuskan untuk memberi hadiah berupa baju. Baju yang aku pilih modelnya gamis batik. Aku memilih baju yang berbahan kain batik karena cocok buat ibu mertuaku kalau buat kondangan ataupun arisan.
Sesampainya dirumah aku langsung mencari ibu mertuaku. Aku melihat ibu mertuaku baru bermain dengan anakku dan aku tidak melihat bapak mertuaku. Aku samperin Ibu mertuaku Dan langsung ku berikan hadiah yang ku bawa. Sambil aku bilang ke ibu mertuaku untuk datang ke kamarku dengan menggunakan hadiah yang ku beri, setelah Bapak mertuaku tidur.
Malam harinnya aku menunggu ibu mertuaku di kamar Dengan sabar. Tepat jam 11 malam ibu mertuaku masuk ke kamar ku. Aku terpesona dengan penampilan ibu mertuaku yang memakai gamis yang aku berikan. Ibu mertuaku Terlihat sangat anggun menggunakan gamis yang ku berikan, aku melihat gamis yang aku belikan terlihat sedikit kekecilan, terlihat dari tonjolan" yang terlihat di tubuh Ibu mertuaku.
Kemudian aku menghampiri ibu mertuaku dan membimbingnya masuk lebih dalam di kamarku. setelah lebih dulu aku mengunci pintu kamar. Setelah sampai di sebelah ranjang aku menatap Ibu mertuaku Dengan tatapan terpesona.
" Ibu sangat cantik." Sambil ku tatap wajahnya dengan kedua tanganku di bahunya.
" Ibu malu kamu lihatin seperti itu." jawabnya
" Ibu senang dengan hadiah dari Yogi?" Tanyaku
" Terima kasih, Ibu senang banget. Baju yang kamu berikan sangat bagus dan ibu suka walaupun agak kekecilan." kata ibu mertuaku
" Kalau ibu suka dengan hadiah dari Yogi, Yogi sangat senang." Kata ku sambil menari bahu ibu mertuaku kedalam pelukanku.
Di saat aku berpelukan dengan ibu mertuaku, dadaku mulai berdegup dengan kuat. Dan Aku tak tahu siapa yang memulai bibir kita sudah bertemu. Aku mengambil inisiatif terlebih dahulu dengan mengecup bibir manisnya dan terkadang menyapu bibir manisnya dengan lidahku.
Aku kemudian beralih menjilati lehernya
"Aaahhh..." Desahan ibu mertuaku
" Yogi… kenapa kita bisa begini…" tanya ibu mertuaku
"Ohh maaf ibu.. yogi sendiri tidak tahu… ibu terlalu cantik dan sangat mirip dengan santi.. Maafkan Yogi bu" jawabku sambil mendakap dan menciumi lehernya.
" Ibu ... Yogi gak tahan.. Yogi sangat sayang sama ibu.. " lanjutku
Ibu mertuaku tidak membalas perkataanku. Dan juga tidak menolak ciumanku pada bibir dan lehernya.
Karena sikap ibu yang masih terlihat bimbang. Kemudian aku membaringkannya di ranjangku lalu aku lepaskan semua pakaian yang ibu mertuaku kenakan. lalu aku menciumi leher dan mulutnya secara bertubi-tubi. Dan Ibu mertuaku malah justru ikut membalas ciumanku.
Kini tanganku mulai meraba-raba payudara ibu mertuaku yang masih padat berisi dan meremasnya perlahan-lahan.
"A... apakah aku jatuh cinta dengan yogi mantuku, tapi dia suami almarhum anakku" ( batin ibu mertuaku.)
Melihat ibu mertuaku yang tetap diam. Aku melanjutkan aksiku. Ku kecup payudara dan ku kulum pentilnya sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang satu
" Ahhhh arhhh.... Ahhhh...." Desahan Ibu mertuaku
Sambil meremas dan mengulum pentil payudaranya, aku mulai melepas celanaku dan aku melihat ekspresi kaget di wajah ibu mertuaku ketika melihat kontolku untuk pertama kalinya. Mungkin Ibu mertuaku kaget melihat ukuran kontolku yang lumayan besar untuk ukuran orang timur.
"Ibu kau sungguh cantik, Tubuhmu indah dan jauh lebih berisi dari pada tubuh almarhum santi
"mmpphh..” kataku sambil menciumi bibirnya dan aku mencoba membuka bibirnya dengan lidahku.
Aku sangat kagum saat mataku menatap nanar ke arah sekitar selangkangan ibu mertuaku yang dipenuhi bulu-bulu hitam yang tertata rapi, kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus.
Tangan ku mulai mengelus-elus paha mulus Ibu mertuaku dari atas pelan-pelan turun sampai pangkal pahanya dengan perlahan.
" Uhhhhh......." Desahan ibu mertuaku
Ku raba bibir memeknya dan ku masuk satu jariku ke dalam memeknya, yang di mana memek ibu mertuaku sudah sangat basah.
Karena aku sudah sangat bernafsu, ku buka lebar-lebar kedua kakinya untuk aku mulai memasukkan kontolku ke dalam memeknya.
Saat kontolku sudah di depan mulut memeknya dan sudah siap menghujam memeknya. Tiba-tiba ibu mertuaku menghentikan aksiku.
" Yogi... Maafkan ibu jangan lakukan ini sekarang.. Ibu belum bisa melakukan persetubuhan dengan kamu untuk saat ini." Kata permohonan dari ibu mertuaku
Aku melihat wajah tulus memohon Ibu mertuaku. Yang Membuat hatiku bergetar dan membuat aku berpikir untuk tidak menyakiti hati ibu mertuaku. jadi aku menurutinya, menjauh kontolku dari memeknya.
" Tapi ibu mau kan mengocok kontolku?" Tanya ku
Ibu mertuaku tidak menjawab pertanyaanku. Ibu mertuaku tidak banyak bicara tapi langsung beraksi. Seperti sekarang ini tangan ibu mertuaku sudah menggenggam kontolku.
" Oooww.. kontolmu besar banget nak lebih besar dari punya bapak mertuamu” kata ibu mertuaku sambil membelai dan mengocok kontolku yang telah tegak mengacung setelah aku berbaring di ranjang
Ibu mertuaku tidak hanya membelai dan mengocok kontolku yang telah keras terpacak. Setelah mengocok ibu mertuaku mulai menjilat-jilat lubang di bagian ujung kepala kontolku, dan mulai memasukkan batang kontolku ke mulutnya. Aku jadi merinding menahan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan. Tubuhku tergetar hebat. Sesekali kurasakan mulutnya mengempot dan menghisap batang kotolku yang kuyakin semakin mengembang.
Lalu dikeluarkan dan dikocok-kocoknya perlahan. " Ahhhhhh...." teramat sangat nikmat. Saking tak tahan, tanpa sadar aku memegang dan mengusap-usap rambut ibu mertuaku yang semestinya tidak pantas kulakukan mengingat usia dan sekaligus statusnya sebagian ibu mertuaku.Tetapi Ibu mertuaku tidak peduli, Ia terus asyik dengan kontolku.
Dikulum,dihisap dan dikocok-kocoknya perlahan dengan gemas. Seperti wanita yang baru melihat kejantanan milik pasangannya.
Tak kusangka ibu mertuaku yang dalam keseharian orangnya halus dan sopan dalam bertutur kata tidak neko-neko. Akan lihai dalam urusan mengulum kontol. Aku dibuat kelojotan menahan nikmat setiap ia menghisap dan memainkan lidahnya di ujung kepala kontolku.
Bahkan saat ibu mertuaku mulai mengalihkan permainannya dengan menjilati kantung pelirku dan menghisapi biji-biji pelir kontolku, aku tak mampu bertahan lebih lama. Pertahananku nyaris jebol.
" Bu.... Yogi tak tahan... Yogi mau keluar." Kataku
Ibu mertuaku mempercepat kocokan sedotannya di kontrolku.
Akhirnya, pertahananku benar-benar jebol juga."
" Ahhh....." Sambil mendesis dan mengerang nikmat pejuhku muncrat sangat banyak di rongga mulut ibu mertuaku. Cairan kental warna putih itu kulihat berleleran keluar dari mulut ibu mertuaku.
Kemudian ibu mertuaku mengeluarkan pejuhku dari dalam mulutnya dan membersihkan bibirnya dengan tisu.
Terpacu oleh kenikmatan yang baru kurasakan dan banyaknya mani yang keluar membuat tubuhku lemas seperti dilolosi tulang-tulang ku. Aku terkapar di atas ranjangku
“Gimana nak, enak?” tanya ibu mertuaku
“Enak banget Bu,” jawabku
Kalau begitu ibu mau balik kekamar ibu. Kata ibu mertuaku sambil mulai memakai pakaiannya lagi. Aku cuma melihatin ibu mertuaku yang mulai memakai pakaian satu persatu dari bh dan celana dalam tak lupa ibu mertuaku pakai.
Sekembalinya ibu mertuaku ke kamarnya aku langsung tertidur karena kenikmatan yang baru saja ku nikmati.
BERSAMBUNG ...