“Assalamualaikum Ruslan”
“wa alaikumsalam, Mama...”
“sehat Ale?”
“sehat sekali Mama, alhamdulilah”
Suara ibunya di ujung telpon Ruslan
“eh Ruslan, kau di Jakarta khan?”
“ada betul Mama....”
“eh kau ingat si Evelyn?”
Ale mengingat sejenak
“Evelyn anaknya Om Yorri?”
“betul Ale....”
“kiapa Mama?”
“bagini Ale, Om Yorri sudah almarhum, mamanya Tante Eta sudah sakit-sakitan juga. Tadi Kakanya dia Riko kesini minta tolong, kau kesana temui si Evelyn ini....”
Buset, nemui Evelyn? Manusia sombongnya minta ampun ini?
“dia di jakarta?”
“iyo.... tadinya ikut suaminya, tapi sudah baku pisah sekarang dengan suami bulenya dia, seng ada anak jua, dia kerja sekarang di jakarta, suaminya sudah kawin lagi katanya...”
Oh begitu
“trus beta temui dia untuk apa?”
“Riko kesulitan cari dia, karena nomor dia sudah ganti, tapinya katanya dia sudah kerja bagus, gajinya besar, khan Halimah kerja di tempat mereka...”
“iyo.....trus kenapa beta harus cari dia...?”
“Riko minta tolong kau antar dia punya bagian....”
“bagian apa?”
“ bagian pusakanya dia Ale, tanah bapaknya sudah dijual disini, dibagi 4 ke anak anaknya, jadi ale pergi cari dia antar dia punya bagian...”
Ale terdiam, bagaimana mau carinya
“nanti Halimah kirim alamatnya lewat hp...” tutup Mamanya
Evelyn ini adalah anak dari tetangga sekampungnya dia di Ternate dulu, dia anak bungsu dari 4 bersaudara. Bapaknya asli Manado, mamanya Cina Ternate. Wajah cantiknya jangan ditanya. Saking cantiknya, Evelyn ini dikenal sombong dan tidak mau bergaul, meski dia dikenal banyak orang, tapi dia hanya mengenal sedikit orang. Maklum orang cantik, kulit putih seperti bahasa Manadonya ubi kupas katanya.
Ale agak ragu jika Evelyn kenal dengan dia, namun karena diminta tolong sama ibunya, Ale akhirnya bersedia, namun dia harus meminta ijin sama Ci Boss nya dulu, selain meminjam rekening Ci Boss nya untuk menerima transferan, dia juga minta ijin untuk besok tidak masuk karena harus antar kiriman tersebut.
“siapanya lu?” tanya Fany
“tetangga Ci Boss..”
“jadi mereka transfer ke gue, gue kasih cash ke lu, trus lu antar ke Jakarta?”
“iya Ci Boss...”
“ ya sudah....”
Sore harinya Fany memanggil Ale
“ini udah masuk nih.... nanti dirumah aja gue kasih cashnya yah....”
“iya siap Ci Boss....”
Malam harinya, karena Koh Alvin ada dirumah, Fany tidak berkunjung ke kamar Ale seperti biasa, dia hanya memberi uang sebesar 7 juta sesuai yang ditransfer ke rekeningnya dia.
“besok lu bawa motor aja...”
“ngga apa-apa Ci Boss, saya naik angkutan umum saja, dekat dari stasiun kereta naik gojek...”
“ya sudah...jangan malam-malam lu pulangnya....”
“ia siap Ci Boss....”
Fany tersenyum melihat Ale yang menundukan wajahnya
“ngga mau coli lu?’ goda Fany
“ngga Ci Boss... masa saya coli Ci Boss ngga...” sambil menunduk malu
“tumben waras lu....”
Fany tertawa
“Ngga mau cd gue nih?” tawarnya genit sebelum masuk lagi ke kamarnya
“ngga usah Ci Boss... nanti aja isinya....”
Fany mencubit Ale dengan gemes, kalo ngga ada Alvin udah gue terkam lagi lu item.... pikir dia
Besoknya, Ale ke toko dulu mempersiapkan semuanya, lalu dia pamitan ke pak Wandi
“ini mah lapangan tembak Le.... sodara lu ini kerja disini?” ujar Pak Wandi
“maksudnya lapangan tembak apa, Beh?”
“tempat ngewe, ******....masa lu ngga tau...”
Haduh, masa iya tempat beginian sih? Pikir Ale.
Marlboro Hotel and Executive Club, namanya Amel kalau disana, bukan Evelyn.
Demikian wa dari Halimah ke Ale kemarin sore.
“gila, ini mah kelas tinggi.... gue tahu tempatnya....” ujar Wandi
“ ada cungko juga ama panlok....anjay....sodara lu kerja disini?”
Ale bingung mendengar penuturan Pak Wandi
“ah, kaga tau deh Beh.... nanti gue lihat aja....”
“awas nanti lupa sodara lu......” gelak tawa Pak Wandi
Ale hari ini necis betul gayanya. Celana jins, kemeja kotak-kotak warna putih hitam, Sepatu kets putih , memang laki-laki perlente betul siang ini. Naik gojek sampai stasiun kereta, pake kacamata, jam tangan 150 ribuan yang keren, tidak lupa dia selfi di kereta, kirim foto ke Halimah
OTW ke Cici Evelyn.
Puki betul gaya Ale hari ini. Macam mau pergi konser Mita Talahatu di stadio Kie Raha saja dia.
Jam 10 pagi dia sudah menemukan gedung hotel dan club yang dimaksud. Ale masuk dan bertanya ke security, si security lalu menyuruh Ale cek suhu badan, log in ke sistem peduli lindung, lalu suruh dia masuk ke atas lewat lift.
Setibanya di lantai atas, Ale sedikit bingung melihat kondisi disini, karena baru kali ini dia datang ke tempat seperti ini. Kalo cuma lokalisasi pinggiran dia sudah pernah pergi, tapi ke hotel mewah seperti klub ini benar-benar baru bagi dia. Namanya saja executive club.
“halo...selamat siang Ka...” sapa seorang wanita dengan stelan blazer
“ambil kunci dulu....” perintahnya
Ale bengong, tapi dia menerima saja gelang yang katanya kunci
“udah pernah kesini?” tanya wanita tadi dengan ramah
“oh...belum Mbak...” jawab Ale bengong
“oh gitu... mau mami pilihin?” tanya wanita itu lagi
Mami? Sejaka kapan kau jadi mami beta? Tanya Ale dalam hati
“mau yang lokal, ck atau usbek?”
Makin bengong Ale
“eh.....saya....”
“apa mau saja kontesin kesini?” tanya Mami
“kontesin?”
“iya...mami panggil mereka kesini, biar abang pilih siapa yang cocok buat abang...”
Dengggggg.... ini rupanya yang dibilang sama Pak Wandi
“saya mau ketemu Amel.....” kata Ale dengan cepat
“oh Amel.....”
Sepertinya si Mami kaget mendengar Ale menyebut nama itu
“abang pernah ama Amel...?”
Ale hanya tersenyum
“dia primadona sih disini.... Cuma dia termasuk VIP lokal yah.... harganya dia 1,8 juta...” ujar si Mami
Ale terkejut, dia sedikit mulai bisa menganalisa
“gimana? Mau saya panggil si Amel?”
“iya boleh..” jawab Ale cepat
“Tunggu yah”
Ale terdiam, namun isi kepalanya berputar cepat.
Dan setelah menunggu sekitar 10 menit, munculah sosok bidadari di hadapannya
“nah,,,ini si Amel....”
Evelyn ternyata tidak banyak berubah, masih cantik seperti dulu, malah sekarang makin matang, toketnya makin gede. Dan wajahnya meski dilapisi make up tebal, tetap dikenali oleh Ale, dan memang Evelyn atau Amel ini tidak kenal Ale, maklum di kampung dia jarang keluar rumah, dan sudah jadi rahasia umum, orang cantik dikampung sampai kucing di hutan pun kenal, sedangkan anak bawang kayak Ale mana dikenal.
“gimana? Mau?”
“iya...iya...mau....” kata Ale
Amel tersenyum melihat Ale, meski dia sebenarnya kurang suka mendapat tamu dari daerah timur sana, tapi dia bersyukur, maklum dipandemi seperti ini tamu banyak berkurang drastis dan rate senilai dirinya suka kalah bersaing dengan LC reguler yang lebih murah, makanya sepagi ini ada yang pakai dia, dia sudah senang saja.
Dia mengajak Ale naik ke atas lewat lift, pemandangan keduanya saat dipantau lewat bayangan yang terpantul di kaca lift, memang seperti interacial mode on. Ale dengan badan kekar hitam agak pendek, sedangkan Amel putih mulus, cantik seperti bidadari.
Mereka masuk ke kamar, lalu Ale seperti orang bego duduk di tepi kasur, sementara Amel sedang merapihkan perlengkapan lenongnya, dan menelpon ke resepsionis lewat telpon dikamarnya, memberi tahukan jika dia masuk kamar.
“cuci yuk....” ujarnya ke Ale....
Ale agak bengong
“buka bajunya, gantung disitu” perintah Amel
Otak Ale langsung bergerak dengan cepat, kapan lagi beta bisa ewong nih cewe idaman sekampung bahkan sekecamatan beta dulu. Samua laki-laki ingin sama dia dulu, saking cantiknya ini wanita. Dan sekarang ada di depan dia.
Khan dia tidak tahu beta siapa? Ini uang 7 juta juga kan buat dia? Kenapa ngga beta kasih ke dia, dan beta ewe dia? Khan dia ngga tahu? Bisik hati iblis Ale. Harganya dia Cuma 1,8 juta, beta hajar sudah, lagian tanggung sudah dikamar. Nanti kalau dia mengaku, uang diambil dia disuruh bayar bagaimana?
“ayo abang ganteng...” ujar Amel lagi
Ale langsung membuka bajunya dan menggantungkan di gantungan di belakang pintu kamar.
“semuanya sayang....kan mau dicuci....” ujar Amel lagi
Ale melucuti semua pakaiannya hingga bugil, lalu dia masuk ke kamar mandi, dan Amel sudah didalam menunggunya. Batang pentungannya dengan lembut dielus dan disabunin oleh tangan lembut Amel. Ale rasanya mau pingsan, wanita idaman kecamatan ini mengelus batangnya dia.
“wuih...kelot pai skali....” ujar amel mengomentari pentungan Ale yang mulai mengembang kencang.
Ale tersenyum manis sekali.
“sudah....tunggu di koi yah....” bisik Amel
Ale lalu masuk ke kasur, dia tiduran menunggu Amel masuk dari kamar mandi.
Dan ale terkesiap melihat wanita yang selama ini dia hanya bisa intip dari jauh jaman mereka masih kecil itu, kini berdiri di depannya. Badannya mulus dan licin luar biasa, meski lampunya gak temaran, tapi dia dengan jelas bisa melihat mulusnya badan Amel.
Buah dada indahnya yang pentilnya masih kecil, perutnya rata dan mulus, dan vaginanya ditumbuhi bulu halus yang dicukur rapih, membuat kelotnya ale semakin tidak terkendali naik turun. Dadanya bergetar melihat keindahan wanita bunga kampungnya itu.
Untuk sementara dia mengikis rasa berdosanya karena membohongi wanita ini. Toh dia tidak ditanya namanya siapa dan kenapa menemui dia, pasti di kepala Amel bahwa Ale ini tamu yang memang mencari wanita tipikal seperti dirinya, makanya dia dipanggil.
Tangan Amel dengan lembut mengelus pentungan Ale yang sudah mengangguk angguk dengan kencangnya, sambil jarinya yang kiri mengelus dan mengocok batang kelot Ale, tangan kanannya bermain meraba puting dada Ale, sentuhan tangan lembut itu membuat Ale semakin terangsang dan pentungannya mengencang
Kini lidah Amel melumat pentil dada Ale, dalam hati Ale mimpi apa gue tadi malam sampai siang ini Amel lalu jilat gue punya pentil, tangannya sapu-sapu gue punya batang kelot, anjir memang ini namanya rejeki Ale yang soleh.
Lidah Amel masih bermain disitu, sementara tangan Ale juga tidak tinggal diam, dia meremas buah dada Amel yang menggantung indah, putingnya yang kecil dan payudara kencang itu diremas dengan lembut, baru kali ini Ale menemukan buah dada indah yang masih belum disusui bayi, dan dengan sedikit gemas dia memilin puting buah dadanya.
Kini Amel turun ke pentungan Ale, sudah jadi SOP bahwa blowjob diwajibkan, maka dengan lembut lidah Amel lalu menyentuh batang pentungan Ale yang sudah tegang banget dari tadi, dia memasukan kepala kelot yang gede itu ke mulutnya, meski hanya memainkan kepalanya di mulutnya, ini sudah membuat Ale gelagapan, meski sering bercinta dengan Ci Fany yang mulus, namun merasakan barang baru yang jauh lebih muda dan punya story di masa kecil Ale, membuat dia megap-megap juga jadinya.
Melihat Ale yang sudah kelabakan diserang olehnya, Amel lalu mengambil posisi untuk rebahan, dia memberi kesempatan bagi Ale untuk mengeksplore tubuhnya.
Ale lalu bangun dan mulai menjilat leher mulus wanita itu, saat dia mencium bibirnya, Amel dengan sedikit melengos mencium pipi Ale, dia sepertinya menghindari french kiss dengan Ale, dan akhirnya ale pun turun melumat buat dada indahnya itu, dengan penuh nafsu kedua pentil itu dimaikan oleh mulut dan lidah Ale.
Puas bermain di dada, Ale kini turun ke perut mulus nan indah indah itu, dan bibirnya turun lagi selangkangan Amel, kini bibirnya mengecup rambut tipis di pangkal paha yang indah itu, dan kemudian lidahnya menyapa bibir kemaluan yang agak sedikit tirus, tidak tembem seperti milik Fany atau Berta. Lidahnya masuk kedalam belahan vaginanya Amel, dan lidahnya terjulur menjilat isi kacang polong yang menggantung di ujung atas vaginanya
Amel segera menarik Ale, dia sepertinya ingin segera dimasukan batang pentungan Ale yang kini tegang sekali. Amel lalu merobek sachet plastik yang dia siapkan disamping bantalnya, dengan cepat dia lalu membungkus batang kelot Ale, dan kemudian dia membuka pahanya lebar-lebar, mempersilahkan Ale untuk menancapkan pentungannya ke vaginanya yang dibasahi lagi dengan ludah
Merasakan vagina yang baru, memang lain rasanya bagi Ale, memek Amel ini agak tipis dibanding memek berta atau Fany yang sudah berumur dan banyak lemaknya,ini benar-benar tirus dan saat batang kelotnya semua tenggelam, kaki ramping Amel tetap membuka dengan lebarnya, tangannya menelentang keatas memperlihatkan ketiaknya yang bersih dan licin.
Ale kini dengan penuh konsentrasi mulai menggoyangkan batang kemaluannya dengan keras, tubuh indah dan wajah yang cantik itu kini meringis menahan gempuran kelotnya Ale, dan dia memalingkan wajahnya ke samping, dan dia sedikit mendorong kepala Ale saat Ale menjilat ketiaknya dia, bahkan saat Ale mencium buah dadanya, seperti ada rasa geli yang dia rasa sehingga dia mendorong kepala Ale.
Mendapat perlakuan seperti ini, membuat Ale lalu berkonsentrasi untuk segera keluar, dia memejamkan matanya sambil menikmati keberuntungannya menggocek vagina Amel, merasakan bahwa jepitan vagina atau puki wangi ini yang dulu hanya buat bahan coliannya, membuat Ale meringis keenakan, dan dia meski ditahan dengan plastik pengaman, tetap saja dia seperti tidak mampu menahan birahinya yang terus naik.
Dan tidak lama kemudian Ale merasakan bahwa ujung orgasmenya kan segera muncul dan tiba, dan benar saja, dia kemudian mengejang dan sambil menahan hantaman pantatnya dan kontolnya bagai kena jepit, dia lalu memuntahkan semua isi cairannya ke dalam vagina Amel
“oughh....” dengus Ale terdengar saat crotan cairannya tumpah ruah di kondomnya.
Amel lalu mendorong badan Ale agar segera mencabut batang kemaluannya. Ale terengah engah akibat goyangannya yang bersemangat tadi ke vagina Amel, dan kemudian Amel bangun, menyerahkan tisu ke Ale agar membungkus kondomnya di tisu tersebut.
Wanita itu masuk mencuci vaginanya dengan sabun khusus pembersih, juga sempat mandi lagi membersihkan badannya akibat ludah dan jilatan Ale tadi di badannya, jujur saja dia agak geli sebenarnya. Dia kemudian keluar dan melihat Ale masih tergeletak di tempat tidur, batang kelotnya kini agak mengecil, meski masih terlihat besar aja walau sudah menumpahkan isi kantong semarnya.
“cuci gih....”
Ale lalu bangun dan mencuci batang kelotnya. Dia seketika rindu dengan Ci Fany yang luar biasa pelayanananya jika bercinta, atau Tante Berta yang sadis kalau sudah mengemut pentungannya. Ini sepertinya servis nya standar banget.
Namun Ale segera sadar, kau Ruslan bajingan betul, sudah tipu orang, kau pake pula lubang pukinya secara gratis, masih mau minta diservis bagus. Lupa kau kalo dia tahu kau si Ruslan Pettu kakaknya Halimah Pettu yang keling dan tukang toki batu di kampung, mana mau dia kasih pukinya ke kau, dasar kau tidak tahu diri aja, demikian otak warasnya berbisik.
Dia segera mencuci sambil melap dengan handuknya dia memperhatikan Amel yang lagi pakai baju dari belakang, dia bagai bermimpi selesai menggasak memek wanita idaman sekecamatan, bahkan sampai ke seluruh penjuru kota dulu rasanya wanita yang dua tahun dibawah dia usianya ini sangat dikenal karena kecantikannya. Memang sangat terkenal, sayang saja salah jalan hingga masuk ke tempat ini.
“nanti bayar dibawah, di resepsionis dan kasir dibawah...” ujar Amel
Ale bingung
“kalo Bung mau kasih tip baru kesaya langsung” ujar Amel dengan senyuman manis. Kalau sudah pancing minta tip dia manis sekali
Ale mencabut uang cash 500 ribu dan memberikan ke Amel.
“makasih Kaka....” sambil mencium pipi Ale. “ sampai jumpa lagi yah....” sambungnya lagi
Mereka lalu turun kebawah, keluar lift Amel langsung jalan ke kanan, dan dia menunjuk Ale untuk ke kiri.
“1 juta 950 ribu, Bang... sama cover charge nya...” ujar resepsionistnya
Ale segera membayar sejumlah yang diminta, lalu setelah mendapat resinya, dia segera menuju lift dan turun kebawah, keluar dari bangunan hotel dan klub tersebut.
Ale lalu masuk ke warung makan padang yang tidak jauh dari situ, waktu masih menunjukan jam 12 siang. Dia makan dengan lahapnya, sambil memikirkan bagaimana dia barusan selesai mencoblos wanita impian para pria sekampungnya. Dia tersenyum sendiri menyadari bangsatnya dia sekaligus beruntungnya dia.
Kan beta ngga ditanya sama dia.... bisik hati busuknya dia...
iya tapi lu bajingan, bukannya kasih uang yang jadi haknya dia, lu malah makan untung Ondos bangsat.... bisik hati baiknya....
iya, ngga apalah kapan lagi lu bisa cuki dia.... bisik hati busuknya lagi
Ah... Ale pusing jadinya, namun dia jujur senang sekali bisa merasakan enaknya memek indah milik Evelyn atau Amel tadi. Untungnya Amel ngga mengenali dirinya, jika sampai dia tahu pasti Amel bertanya dapat duit dari mana bangsat ini sampai bisa masuk dan paku dia disini.
Ale lalu menghitung sisa uang tadi. 7 juta dan dia bayar tadi total 2.450.000,- artinya masih ada 4.550.000, di kantongnya dia yang belum dia serahkan ke Amel, bagaimana dia bisa serahkan lagi , dia bingung, kalau dia naik lagi lalu main kasih bisa –bisa Amel tahu dia tipu dan digebukin sama security disana, kalau dia balik lagi lagi pulang nanti ditanya sama Halimah dan Riko apa semua sudah dikasih?? Aih pusing kepala Ale
Lalu kemudian, otak bangsatnya mulai berjalan licik
Kenapa lu ngga naik lagi aja, ewe dia lagi lalu kasih uangnya, lu bisa goyang dia dua kali malahan jika bayarnya cuma 2 juta sekali goyang dia. Ale ikut membenarkan jadinya, tambah kontolnya kini bangun lagi mengingat betapa indahnya badan Amel tadi. Gila tuh kulit, lalat aja bisa terpeleset, lagipula tadi belum puas isap toketnya dia dan pukinya dia Amel sudah minta segera masukin, tambah dia nafsu banget melihat indahnya tubuh Evelyn, maka cepat keluar deh tadi.
Dia melirik, masih jam 12.40, dia lalu menghabiskan minumannya, dia kemudian masuk lagi melangkah kedalam klub executive tadi.
“balik lagi Bang...” sapa security yang tadi
“iya Bang,,,,”
“silahkan....”
Mami yang tadi kaget Ale balik lagi setelah sekitar sejam tadi dia baru kelar dengan Amel
“mau ama Amel lagi?”
“iya...”
“wah...ketagihan yah ama Amel...” ledek Mami sang itu
Ale hanya tersenyum dengan senyuman liciknya
Amel tentu kaget, kalau nyong ambon tadi datang lagi mau sama dia. Biasanya dia baru dapat tamu dua hari sekali, ini malah orang yang sama datang lagi minta dia untuk naik kembali. Amel senang banget, lumayan rejeki hari ini pikir Amel
“eh... abang sayang...”
Kali ini perlakuan Amel agak berbeda ke Ale, dia sedikit lebih lembut dan soft juga mesra ke Ale. Diperlakukan seperti tadi aja dia balik lagi, apalagi kalo gue mesra sama dia yah, pikir Amel. Dia juga merasa bersalah karena memang tadi servisnya agak berbeda, karena memang Amel kurang suka dengan pria yang nota bene dari kampungnya, dia suka yang putih-putih atau bule seperti mantan suaminya dia yang campuran India Inggris.
“cuci lagi yuk...” ajak Amel
Kini mereka sudah bugil di kamar mandi, Ale dengan telaten perkakasnya dibersihkan oleh Amel. Ale bagai tidak percaya sosok yang dikagumi banyak pria itu memegang kelotnya dengan mesra, menyabuninya dengan telaten dan menyeka handuknya dengan hati-hati, seperti takut lecet. Lalu dia membersihkan badannya, sebelum mereka kemudian masuk ke ruang kamar lagi.
Kini bibir amel melumat dengan penuh nafsu bibir Ale, dia penuh totalitas kini melayani Ale, dia membiarkan bibir indahnya dilumat oleh Ale, tangannya mengelus pentungan Ale yang kini mengacung kembali setelah kuranmg lebih 1.5 jam yang lalu menyemprotkan cairan kenikmatan yang banyak di kondomnya.
Dia melenguh saat Ale melumat lehernya yang putih dan bersih, kini dia tidak menolak kepala Ale, dia membiarkan leharnya dilumat dengan bibirnya Ale yang hitam, juga saat buah dadanya dilumat oleh bibir Ale. Mulut Ale dengan rakus menghisap buah dada yang pentilnya masih kecil dan berwarna pink itu. Sambil menikmati enaknya lumatan dan rangsangan di buah dadanya, tangannya meremas pentungan hansip yang terjulur dan menegang sejak tadi.
Batang kemaluan yang besar itu emmang sudah sering ditemui oleh Amel, namun yang berurat dan hitam seperti ini jarang sekali ini dia rasanya memegang dan merasakannya.
Kini dia terlentang di tempat tidur, bibri Ale kini turun ke bawah ke bagian perutnya, dan kini lidahnya dengan lincah masuk ke vaginanyanya, bibirnya melumat bibir vagina Amel, kini Amel tidak malu lagi merintih dan berteriak mendesah keenakan, karena memang lidah agak kasar menusuk dan menyusuri setiap celah di dalam lubang basah miliknya, namun rasa nikmat dan enak akibat jilatan lidah itu membuat pantatnya terus bergerak tiada henti, tangannya menekan kepala Ale mengarahakan ke arah yang nikmat, ke titik yang menjadi g spotnya hari ini.
Dan akhirnya pertahanan Amel jebol juga, dia berteriak lirih sambil menekan kepala Ale, memejamkan matanya dan menikmati orgasmenya siang ini lewat jilatan lidah kasar Ale,,,
“anjrit, enak banget sih.....oughhhh....” desahnya sesaat setalah hempasan gelombang orgasme itu menyapunya.
Matanya dengan genit menatap wajah lugu yang banyak dia temui di waktu dia masih di kampung halaman. Tipikal wajah ambon yang keras dan garang, namun lidahnya bikin Amel takluk kali ini.
Dia lalu mengambil alih komando. Dia mendorong Ale untuk berbaring di kasur, dia lalu meraih batang pentungan yang gede dan mengacung kencang.
“gila....gede banget sih nyong kelot ale....” desisnya sambil membuka mulutnya
Batangnya itu lalu dicium kepalanya dengan bibirnya, lalu kemudian masuk ke dalam mulutnya, kepala Amel naik turun sambil memasukan batang kemaluan Ale kedalam mulutnya, kadang hingga semua mulutnya penuh. Tehknik deep throat dipraktekkan ke batang hitam yang besar ini, meski ngga muat semuanya, namum ini cukup membuat Ale bergetar dengan limpahan birahinya.
Dia lalu menarik badan Amel untuk naik ke atas tubuhnya, dia ingin Amel tempurnya kali ini posisinya woman on top dulu kali ini. Batang kemaluannya yang tegang di pegang oleh tangannya dan kini kepala kelotnya digesekkin ke bibir vagina Amel yang basah dan becek, dan sudah siap untuk diterobos masuk dengan sekali sentak
“bang.....pasang kondom dulu.....” ujar amel lirih ditengah luapan birahinya
Ale tidak mendengar, dia tahu Amel sudah sange ingin diterobos, meski barusan sudah orgaasme dengan lidahnya
Ale lalu mendorong kontolnya untuk masuk, sambil dia menahan pinggul Amel untuk tidak bergerak dan dengan sekali dorong, batang kemaluannya yang keras itu masuk ke memek basah Amel, dan dengan setengah berteriak dia protes kecil ke Ale....” masuk Bang....ngga pake pengaman.....”
Tapi protes itu lalu diganti dengan teriakan lirih dalam deru gelombang nafsu, apalagi saat batang kemaluan itu masuk penuh dan memeknya tertancap pentungan sakti itu, mata Amel membeliak merasakan cobra monster kini bergeliat masuk dan menyundul dinding rahimnya. Rasanya benar-benar enak banget disodok kontol yang penuh di dalam memek.
Kini badan dan pantat Amel tanpa dikomando naik turun, beriringan berirama sambil memeknya menjepit batang kelot hitam yang bagaikan ular coba masuk sarang, menggeliat dan mengorek isi vaginanya yang makin basah dan becek, air pelicin vagina bagaikan banjir membasahi, membuat keluar masuk batang kemaluan Ale makin mudah dan lincah bergerak
Ale lalu bangkit dan duduk, badannya yang memang lebih pendek dari badannya Amel, membuat dengan posisi seperti ini tepat sekali wajahnya di buah dada Amel, dan tanpa diminta dia melumat dan menggigit kecil buah dada yang berukuran 34 B itu. Kadang dia melumat dan menggigit buah dadanya, kadang dia menjepit pentil pink itu dengan bibirnya, lalau memainkan lidahnya ke puting yang menegang indah
Posisi woman on top dan perpaduan yang dan yang rasanya kontras sekali dalam persetubuhan ini. Pantat Amel naik turun dengan cepatnya, itilnya benar-benar tersentuh tepat oleh kepala kontol Ale, membuat dia makin sulit menahan lagi gelombang orgasmenya yang kedua, keringat membasahi sedikit badannya, membuat liukan badannya yang berkeringatan ditimpa sinar temaran lampu dikamar, membentuk garis lekuk tubuh indah jadi semakin terekspose nyata.
Dia tidak tahu bahwa ada hati yang tertawa kencang dibalik persetubuhan ini, namun itu tidak disadari oleh Amel, yang ada di benaknya ialah naluri dia sebagai wanita kini terpenuhi nafsunya oleh batang hitam yang menncap di memeknya, dan bibir kasar di putingnya, serta tangan kekar yang meremas pantatnya. Dia dibuat tidak berdaya menahan orgasme kembali
“bang.......gue keluar bang......”
Ale makin kencang menyodok
“gila enak banget...”
Remasan di pantatnya makin kencang
“oughhh......gila........”
Gigitan di putingnya kini menari lidah basah itu
Dan kemudian dia bertyeriak kencang
“aaaahhhhhhhhhhhhhhhh..... ogggghhhhhhhhhhhhhhhh.....uuuuu......keluar.....auhhhhhh...”
Teriakan Amel sambil memeluk erat Ale, dia seperti tidak perduli dengan hitamnya kulit pria ini, yang dia tahu hanya kencangnya pentungan itu di dalam memeknya dan mampu mengantarnya ke langit ketujuh menggapai orgasmenya yang kedua.
Dan Ale tanpa melepas batangnya, tanpa meperdulikan ngilunya memek Amel, dia tetap menggoyang dengan kecepatan penuh, bibirnya tetap menetek di payudara indah itu, tangannya memeluk punggung Amel, dan kemudian sang gladiator legam itu berteriak dengan menggeram giginya
“ohhhhhh.....auhhhhhh.......oh......”
Sempotan kecrotan kontol Ale akhirnya menembus vagina Amel, dia memeluk erat tubuh Amel, dia lupa akan bokisnya dia, lupa dengan muslihatnya dia, yang dia tahu ialah dia tiba di pelabuhan orgasmenya kembali, memek yang indah itu mengantarnya kesitu
Sambil menahan nafasnya mereka masing-masing yang terengah engah, mengatur nafasnya masing-masing setelah bertempur dengan hebatnya, arena pertempuran di kerajaan Maluku Utara kini berpindah ke kamar sempit ini, dan hasilnya membuat mereka berdua tersenyum, meski senyum Ale yang jauh lebih lebar.
Bangsat kalu Ale....bajingan kau.... maki dia dalam hatinya
Amel luar biasa senangnya mendapat tamu seperti Ale siang ini. Setelah pandemi panjang, kali ini dia boleh mendapat rejeki lebih akhirnya, bagi dia ini merupakan rejeki yang sulit ditolak dijaman sulit seperti sekarang, apalagi dengan harganya yang memang lumayan tinggi di kelas VIP LC
Ale lalu extend lagi satu putaran, dan Amel luarbiasa happy, dia bahkan dengan sukacita memberi Ale servis yang mantap luarbiasa. Mereka bercinta dnegan penuh nafsu dan terjun bebas, bahkan dia membiarkan Ale menumpahkan sisa peju terakhirnya ke mulutnya, saking bahagianya dia dibooking total 3 putaran oleh Ale.
Ale kemudian pamit, dia membayar total 4,5 juta untuk dua putaran dengan rincian 150 ribu cover chargenya, 3,6 juta biaya dua putaran, sisanya buat tip Amel. Dan Amel bahagia sekali dengan bookingan Ale hari ini, dia mengantar Ale hingga depan resepsionis, dia juga memberi nomor telpnya ke Ale, biar kalau Ale datang bisa wa dia duluan.
Pemilik pentungan pulang dengan hati senang, dia tiba jam 5 sore tepat di toko. Dengan setengah bersandiwara sedikit ke Ci Fany, lalu dia menutup toko, dan pulang dengan mobil pickup toko. Ale langsung mengerjakan tugas hariannya, lalu mandi dan makan, dan tiduran di kamarnya. Dia lalu wa ke Halimah agar disampaikan ke kakaknya Evelyn bahwa titipan 7 juta sudah diserahkan dan dterima dengan baik oleh Evelyn atau Amel.
Dangke banya-banya Ale, kata Ka Riko
Sama-sama
Dia juga mengirim nomor contact Evelyn yang tadi dikasih, agar Riko bisa konfirmasi ke Evelyn
Dilain tempat, Evelyn yang sedang siap-siap maskeran untuk tidur, tiba tiba dapat wa dari dari nomor baru
Malam Evelyn, ini Ka Riko, tadi Ruslan yang kasih nomor ini.
Ha? Ka Riko kakaknya mengirim wa ke nomor barunya dia
Malam Ka, apa kabar kasiang? Ruslan sapa kang?
Ruslan tadi yang antar doi dang? Halimah pe kaka?
Doi?
Iyo, doi 7 juta kata so kaseh pa ngana. Itu doa ngana pe bagian hasil papa pe tanah laku 35 juta, jadi bagi lima dengan mama, samua dapa rata 7 juta.
Amel kaget luarbiasa, tadi satu-satunya anak ambon yang bertemu dengan dia hanya orang itu tadi. Dia bahkan lupa bertanya siapa namanya. Halimah memang dia kenal, tapi Ruslan dia lupa.
Evelyn lalu menghitung memang sekitar 7 juta uang yang dibayarkan untuk 3 putaran tadi. Tapi khan dia dibooking dan dipake? Jadi itu uangnya dia sebetulnya? Uang warisan dia?? Lalu dipakai oleh Ruslan untuk booking dia
Amarah Evelyn benar-benar mendidih,....
Bangsat, bajingan emang lu item....
Dia memaki dalam hatinya tanpa henti, mentah-mentah dia ditipu oleh manusia bangsat itu, bilangnya booking dia ternyata uang warisan dia yang dia pakai untuk booking dia.
Evelyn ingin menelpon kakaknya meminta nomornya si ruslan
Tapi kemudian dia segera disadarkan, dia marah apa gunanya? Dia telp kakanya minta nomor ruslan maki-maki dia nanti ketahuan jika dia ternyata perempuan tidak benar disini? Apa kata kakaknya nanti? Dia marah ke ruslan nanti pria itu cerita juga di kampungnya?
Dia hanya bisa memaki kebodohannya sendiri. Sudah tahu anak ambon banyak yang brensgsek, bukan dia cek dulu, tanya dulu, ini malah dia dengan senang hati buka paha, bahkan namanya si ireng itu aja dia lupa tanya... sungguh bodoh diriku ini.... dia tidak henti menyesali sialnya dia hari ini. Senang dapat tamu ngga taunya uang dia sendiri yang dimanfaatkan tamu itu untuk pakai dia
Sedangkan Ale dengan tenangnya, tiduran di kasurnya, membayangkan indahnya pengentotan tadi siang, badan mulus, memek wangi dan liarnya sampai dia keluar di mulutnya Evelyn. Memang rejeki anak soleh itu luar biasa kata hati Ale. Kalau sudah crot sampai 4 kali begini, biar Ci Boss ngga datang pun aman lah gue, pikir Ale....
Dengan santai dia tiduran sambil menopang kepalanya dengan tenangnya, sayup-sayup lagu Dodi Latuharhari terdengar...
Bet janji...beta jaga
Ale untuk selamanya....
Beta janji beta cinta, hanya untuk satu cinta......
BERSAMBUNG ...