𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟐 𝐀𝐍𝐃𝐀 𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐄𝐑𝐔𝐍𝐓𝐔𝐍𝐆, 𝐁𝐑𝐎𝐄𝐑

 


Pagi hari di toko bangunan milik Ci Fany....


Rambut pirang mencolok dan baju ketat yang dipakai oleh Tante Berta siang ini membuat badannya terekspose dengan ketatnya, buah dadanya yang besar terlihat mengantung indah dan bergoyang goyang saat dia turun dari mobilnya setelah memarkirkannya di parkiran toko bangunan Fany.

“ci, apa kabar?”

“eh...Tante Berta apa kabar....?”

“baik Ci.....”

“mo cari apa....”

“semen 10 sak, batu split sama pasir 1 engkol yah Ci....”

“oke...”

Fany lalu menghitung sejenak

“semen 10 = 550 ribu, pasir 1 colt 1 juta 80 ribu, batu split 240 ribu jadi total 1 juta 870 ribu Tante”

Berta lalu menyodorkan kartunya

“eh Nyong...apa kabar?” sapa Berta melihat Ale muncul

“eh...Tante, sehat Tan...” Ale salah tingkah melihat Berta yang datang. Dia malu dan seakan segera teringat saat mereka bercinta di pertemuan terakhir mereka.

“eh...ale sombong sekali tidak pernah main lagi ke tempat tante....” senyum Tante Berta penuh arti memandang Ale

Ale dibuat salah tingkah dan tersipu malu, dia ingat terakhir main ke rumah tante dan berakhir dengan pertempuran dahsyat. Apalagi melihat tampangnya yang menggoda siang ini, dengan celana pendek dan baju ketatnya, rambut bulenya yang tergerai memang menyimpan pesona yang berbeda.

Tanpa Ale sadari dan perhatikan, ternyata Fany diam-diam meperhatikan tatapan Berta ke Ale. Meski dia tahu bahwa mereka sama-sama dari Timur sana, namun entah kenapa dia melihat gaya Berta agak berbeda melihat Ale kali ini

“makasih Tante...” ujar Fany datar sambil menyerahkan resi dan juga kartu debit BCA platinumnya.

“sama2 cici cantik....” senyum lebar Tante Berta

“ale, Tante tunggu yah.....” ujar dia sebelum naik ke mobilnya

Fany manyun mendengar ucapan Berta.

Ale lalu mengambil bon pengantaran barang dari etalase untuk mempersiapkan barang yang akan diantar

“mau kemana lu?” tanya Fany ketus

“mau siapin ini, Ci Boss...” Ale mengangkat bon sambil memandang bossnya dengan tatapan tanpa dosa

“panggil si kebot ke sini” perintah Fany

“siap Ci Boss...”

Bingung Ale melihat wajah Fany yang agak masam. Tapi dia lalu bergerak memanggil Kebot sesuai perintah Fany.

“ya Ci...” tanya Kebot

“itu...lu antar ke tempatnya Berta.....bonnya di Ale tuh....”

Kebot agak bingung, sempat melihat ke wajah Ale, karena biasanya langganan yang Ale suka layani memang selalu minta Ale yang antar. Tapi kali ini perintah Boss nya malah dia yang harus antarin, dan Ale juga hanya diam bengong mendengar perintah tersebut.

Kebot segera mengambil bon ditangan Ale yang lagi bengong.

“siap Ci Boss....”

Ale hanya diam berdiri dan bingung....

“kenapa lu?” tanya Fany melihat Ale yang masih bingung

“ngga apa-apa Ci Boss.....”

Ale terdiam melihat wajah perangnya Fany

“kenapa? Mau lu yang antar?”

“ngga Ci Boss...” jawab Ale cepat melihat wajah Fany yang agak tidak bersahabat

“baru lihat tante-tante pake baju ketat aja udah mesum otak lu....” semprot Fany.

Ale dibuat bingung dan kaget melihat Fany agak marah.

“sana lu....males gue lihat lu.....” ujar Fany dengan kesalnya melihat Ale disapa dengan mesra oleh Tante Berta.

Sebenarnya Fany sadar bahwa tidak seharusnya dia marah dan kesal sama Ale, hanya saja dia dibuat gendek melihat gaya Tante Berta yang agak genit melihat Ale dan meminta Ale main ke rumahnya. Bayangan kontol gede Ale menerobos memek lain membuat dia agak kesal. Apalagi dandanan Berta dengan celana pendek dan baju super ketat seperti tadi.

Dan marahnya Fany memang berakhir derita buat Ale, karena rencana untuk bertempur dengan Fany malam ini selesai taraweh, batal jadinya. Bahkan tadi saat pulang pun dia tanpa basa basi langsung pulang tanpa menyapa Ale, membuat Ale yang sedang sange harus menahan diri untuk tidak menyentuh Bossnya, padahal sudah janjian akan bertempur malam ini, gara-gara Tante Berta menyapa semua jadi berantakan.

Dia sempat kepikiran untuk menyambangi Tante Berta, tapi dia takut jika ketahuan sama Ci Fany, bisa-bisa malah tambah runyam dan berabe urusannya. Bukan hanya dicuekin dan tidak dikasih jatah, malah dia akan diusir dari rumah kali jika Ci Fany tahu dia main ke rumah Tante Berta.



********************​

Hari pertama lebaran toko bangunan dan juga bengkel milik Alvin ditutup. Besok pagi saat lebaran kedua mereka sekeluarga bersama sepupu Alvin yang bulan lalu menikah yaitu Antonius dan istrinya Tanti yang dipanggil Ci Tan, juga ikut bersama dengan mereka, sekalian bertemu Justin anak pertama Alvin dan keluarganya disana.

Antonius secara hirarki adalah sepupu Alvin, meski usianya jauh dibawah Alvin, dia berusia 35 tahun, dan istrinya Tanti berusia 30 tahun. Mereka sendiri pacaran cukup lama sebelum memutuskan menikah diusia yang sudah sangat matang bulan lalu yang juga dihadiri oleh Ale saat itu.

Dan semenjak menikah mereka mengurus toko orangtuanya di Cirebon. Hari ini mereka tiba di Jakarta, menginap di rumah Alvin, agar pagi-pagi bareng mereka bisa bersama ke bandara, karena liburan kali ini mereka bisa dibilang satu paket bersama.

“besok tutup dong toko ama bengkel semuanya, Ci...” tanya Tanti ke Fany saat mereka sedang makan pagi sarapan bersama

“pas lebaran aja, selesai lebaran buka....” jawab Fany

“lho? Siapa yang tungguin?”

“ada si Ale....”

“ale? Si ambon itu?”

“iya...”

“percaya ama dia?”

Fany tersenyum

“gue lebih percaya sama dia daripada sama koko lu....” seringai Fany yang disambut tertawa lepas dari Tanti

Tidak lama kemudian Ale muncul dengan pakaian kokoh dan sajadah yang ditaruh di punggungnya. Dia lalu memberi salam ke mereka yang sedang duduk di meja makan. Alvin yang baru keluar dari kamarnya lebih dahulu disapa oleh Ale.

“koh Boss.... mohon maaf lahir bathin....beta minta maaf jika banyak salah sama koh Boss...” dia menunduk menjabat tangan Alvin dan mencium tangannya.

“sama-sama Ale....maaf lahir bathin yah.....” Alvin memeluk pekerjanya ini.

Lalu Ale menghampiri Fany, menyalami dan mencium tangannya

“mohon maaf lahir bathin Ci Boss....”

Fany tersenyum terharu

“sama-sama Ale.....”

Lalu menyapa dan menyalami Tanti juga

“gue pesan pizza buat lu yah.... lu kalo mo jalan ke keluarga lu silahkan aja....” ujar Fany

“pake avanza aja Le.....” ujar Alvin

Ale hanya tersenyum

“saya ngga ada keluarga Boss, saya dirumah saja.....”

Alvin tersenyum terkekeh

“ ya sudah terserah lu..... tapi kalo ko pake mobil pake aja.....”

Ale mengangguk dan kemudian masuk ke kamarnya.

Tanti yang melihat dan mendengar percakapan itu bingung mendengar kaka sepupunya ini percaya sekali sama pekerjanya ini.

“bagus kerjanya dia, koh?” tanya Tanti ke Alvin

“bukan bagus lagi....cepat, cekatan...dan jujur sekali.....”

Sambungnya lagi

“lu lihat ini rumah, semua dia yang bersihin....taman dia buat, mobil dia cuci tiap hari.... sampe Prnya Thomas yang berat-berat dia yang kerjakan. Dia juga ngga hitung-hitungan, beruntung deh gue punya pekerja sekeras dia.....”

“jujur juga.... di toko dia rapihin semua....ngga perlu disuruh...” sambung Fany

“wah....awas ada yg lain bujuk pindah nanti tuh....”

“kita sudah naikin gaji dia diatas rata-rata...” ujar Fany

Memang Tanti mengakui kalau taman dan rumah Fany ini rapih dan bersih. Bahkan selesai pulang dari sholat Id, Ale sudah ganti baju dengan baju rumahan, lalu mulai sibuk dengan rutinitasnya dia merawat taman, beres-beres rumah termasuk mengecat lantai dua di bagian jemuran yang sudah mulai kusam.

“ngga lebaran lu?”

Suara Fany mengagetkan Ale

“ngga Ci Boss..... saya ngga ada keluarga juga di Jakarta....”

Fany hanya tersenyum melihat Ale yang tangannya agak berlepotan cat. Meski wajahnya menunduk, tapi gundukan buah dada dibalik tanktop serta pahanya yang mulus karena hanya menggunakan celana pendek mau tidak mau membuat badan Ale jadi hangat, dan celananya seperti biasa langsung menggelembung melihat majikan ceweknya yang sexy siang ini

“Ci Boss....makasih banyak yah.... Ibu beta juga sampaikan katanya danke banya-banya buat Ci Boss....”

“makasih buat apa?” tanya Fany

“THR beta ......” Ale menundukan wajahnya

“oh....ngga apa-apa Ale... lu juga banya bantu gue selama ini.....”

Ale terharu, karena memang dia kaget saat Fany mentransfer uang sebesar 15 juta ke rekening orangtuanya Ale, gaji dan THRnya dia.

“tapi terlalu banyak, Ci Boss..... Ci Boss terlalu baik buat saya....”

Fany tersenyum lagi, dia bisa merasakan ketulusan Ale dibalik kata-katanya.

“lu kerja yang baik dan jujur, sayang ama gue.... gue sudah sangat senang.....” tatapan penuh binar dari mata Fany kini menatap Ale

“iya Ci Boss.....”

Fany lalu beranjak mau turun

“Ci Boss....”

“yah...?”

“hmmmm....saya minta maaf masalah Tante Berta kemarin, saya janji ngga akan lihat lagi seperti kemarin...” sesal Ale

Fany kembali tersenyum....

“ngga apa-apa Ale.....”

Ale menganggukan kepalanya

Tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata memandang mereka berdua yang lagi ngobrol di lantai atas itu, mata milik Tanti. Dia heran kenapa Fany baik sekali ke Ale, meski Ale memang sudah lama disitu, tapi dia merasa ada yang aneh, karena tanpa malu Fany dengan baju seksinya berdiri di depan Ale, dan yang tidak luput dari tatapannya ialah benjolan di celana Ale yang terlihat jelas menggembung

Gila..... punya laki gue aja biar ngaceng ngga sampe berjendol kayak gitu. Tapi si item ini sampai bengkak begitu, bagaimana isinya yah? Benak dan kepala Tanti saling bertolak belakang. Disisi lain dia merasa aneh dan agak risih melihat Ale yang mukanya sangar dan identik dengan kerasnya dunia mereka yang banyak dikonotasikan sebagai orang keras.

Namun disisi lain dia penasaran...

Penasaran dengan isi celana Ale yang besar itu, dan dia merasa aneh melihat Cicinya malah seperti berbicara normal dan tersenyum manis ke arah Ale. Apa karena sudah terbiasa? Apa si Cici Fany ngga merasa aneh melihat paralon Ale yang penuh dan menggelembung saat berhadapan dengannya? Ngga mungkin dia tidak tahu, gue yang jauh disini aja jelas melihatnya....

Dia lalu segera turun kebawah saat Fany mulai jalan masuk kedalam, dia takut kepergok sedang mengintip mereka berdua berbicara. Dan Tanti benar-benar penasaran dengan Ale jadinya. Meski dia bisa melihat rumah ini diurus oleh Ale, sikapnya dia juga jauh dari kasar dan selalu hormat dengan majikannya, tapi entah kenapa Tanti penasaran, dia bisa merasakan ada yang berbeda dengan langgam dan gaya Cicinya ke Ale.

Apa jangan-jangan yah? Pikir Tanti. Waduh, kayak interracial sex dong... pikiran nakal Tanti karena memang dia suka menonton adegan beda ras, termasuk adegan cewek oriental dengan cowok negro. Apa mereka berdua demikian? Pikiran nakalnya dia kini membara entah kemana. Gila kali yah kalau sampai kontol gede itu sampai masuk ke vagina cicinya.....



********************​

Ale malam ini bolak balik di tempat tidurnya, rencana untuk perpisahan kecil sebelum Fany berangkat selama seminggu ke Singapura gagal total malam ini. Selain rumah yang ramai, Fany juga ternyata datang bulan, sehingga misi pendaratan torpedo ajaibnya gagal total.

Dia makanya uring-uringan sambil bolak balik badannya. Otak bangsatnya kini mengembara tidak tentu arah, dan tadi siang ngacengnya dia saat melihat Fany, hingga malam ini masih bertingkah dan ngaco, karena belum disalurkan.

Ale akhirnya memutuskan menuntaskannya dengan gerakan lawas yaitu 5-1. Dia lalu keluar kamar dan mengendap endap keatas untuk mengambil dalaman milik Fany, yang dia akan pakai untuk bahan colian malam ini. Lampu dapur masih menyala, namun lampu ruang makan sudah mati, sepertinya semua sudah pada beranjak tidur, apalagi hanya dia yang tersisa di rumah ini nanti, karena si Mbak Ratmi sudah pulang kampung untuk lebaran.

Betapa kagetnya Ale melihat sosok dengan daster batik setali sedang diatas memunggunginya, pelan-pelan dia menghampirinya, mungkin Fany sedang mencuci bajunya di mesin cuci. Ale lalu mengendap hendak menyapa dan memeluknya dari belakang.

Dan sungguh Ale terkejut saat sosok dengan daster seksi milik Fany berbalik badan seperti tahu ada yang datang dari belakang, dan sosok itu ternyata Tanti.

Tanti kaget melihat Ale, dan Ale juga kaget melihat Tanti

“aduh....maaf Cici...maaf banget.....”

Ale langsung pura-pura mau balik turun lagi...

“ngapain lu?” tanya Tanti kaget

“oh...maaf Cici.... mau nyuci saya.....” Ale salah tingkah dibuatnya

Tanti tentu tidak percaya

“mau nyuci mana baju kotor lu?” selidiknya lagi

“saya mau cek kalau dipakai mesin cucinya, Ci...maaf yah...” ale menunduk dan langsung melengos turun lagi

Tanti sungguh heran dan aneh melihat tingkah Ale. Dia yakin tadi Ale mengendap dan tahunya sudah dibelakang dirinya. Makanya dia bingung tiba-tiba Ale bilang mau nyuci baju, sedangkan baju kotornya tidak ada yang dia bawa.

Apa dia pikir gue Fany kali yah? Pikir Tanti, soalnya dia tadi mengendap dan tau-tau dibelakang seperti hendak mengejutkan dirinya, dan begitu tahu kalau gue bukan Fany dia langsung pucat..... ada hubungan apa dia dengan Fany yah?

Tanti benar-benar penasaran dan dia yakin ada sesuatu antara majikan dan pembantunya ini, jika dilihat cara Fany memperlakukan Ale, cara mereka bercerita tadi siang, dan barusan Ale hampir memeluk dirinya yang mungkin saja dia pikir gue Fany..... dan anehnya malah dia ngga merasa serem atau kaget melihat ale.... dia malah main penasaran jika apa ada hubungan antara kaka iparnya ini dengan pria hitam ini... dan penasaran ingin melihat isi celananya....

Dia jadi membandingkan isi celana yang mengelembung itu dengan isi celana suaminya yang terbilang mungil dan kurang galak, dan belum bisa benar-benar memuaskan dirinya selama kurang lebih dua bulan ini mereka menikah, bahkan sebelum menikah pun mereka sudah sering tidur bersama, dan Tanti belum pernah merasakan dahsyatnya sebuah orgasme seperti yang dia suka lihat di film-film biru, atau cerita dari teman-temannya.

Dia pun masih merasa aneh kenapa kok Ale tiba-tiba mendekatinya tanpa suara? Apa karena dia pakai dasternya Fany? Sehingga disangkanya gue Fany? Ah.... sungguh gila jika apa yang ada di kepalanya dan sangkaannya ini benar adanya... apa iya Fany mengkhianati kokonya yang emang sudah berumur dan terlihat sudah agak lemah dibanding Ale yang kekar dan kuat??

Sementara Ale tidak hentinya mengutuk dirinya yang ceroboh tadi pas diruang jemuran atas. Bangsat kau Ruslan, untung saja dia tidak kau peluk, sampai kau peluk dia lalu dia teriak, habislah kau kena pasal pelecehan seksual. Bisa-bisa berakhir di bui Idul Fitri kau.... bangsat banget dah.....

Dia masih shock dan tegang mengingat kejadian barusan. Daster milik Fany yang dipakai memang jika dilihat dari belakang wanita itu mirip dan sepintas sama dengan bodinya Fany. Dan untungnya dia cepat berkelit dan punya alasan dan alibi yang jelas....jika tidak bisa berantakan nasibnya.

Ale mengutiuki dirinya sendiri....cukimai kau Ruslan.... dan seketika cobranya yang dari tadi ngaceng tidak tentu arah, kini hanya bisa terdiam dan kendor. Kejadian tadi diatas membuat dia kaget dan hilang gairah dan bagaikan disiram air es seketika, tangannya dingin dan kaku. Tidak terbbayang jika Ci Tanti teriak dan menjerit saat dia tiba-tiba memeluknya.

Untuk dia belum sempat beraksi, bisa-bias malam ini dia tidur di jalanan.



********************​



Pagi hari ini rumah dibuat sibuk, dan Ale dengan cekatan membantu mengangkat koper-koper milik Ci Fany dan juga Ci tanti ke dua mobil grab car yang dipesan. Seperti biasa jika wanita berpergian pasti besar sekali koper dan bawaaan yang dibawa. Dan Ale kebagian tugas mengangkatnya semua.

Dan sambil menundukan wajahnya dia saat matanya kepergok dengan mata Ci Tanti. Senyuman misterius dari Tanti seperti meledek Ale pagi ini. Dia seperti tahu bahwa Ale naik keatas tadi malam bukanlah untuk mencuci bajunya.

“sudah dicuci bajunya?” ledeknya dia saat Ale mengangkat kopernya tadi.

Ale hanya bisa tersenyum malu.

Pagi ini dengan baju ketat merah, dan celana jins street, membuat lekuk tubuhnya memang menggoda sekali. Meski buah dadanya tidak sebesar milik Fany, namun kondisinya yang masih keras dan belum dihisap mulut bayi, tentu berbeda dengan milik Fany yang sudah pernah diemut oleh Thomas dan juga sudah turun mesin.

Wajahnya yang cantik khas wajah oriental memang tidak sesensual wajah Fany, namun bodynya yang belum turun mesin, dan senyuman misteriusnya seperti menggoda Ale. Entah apa yang dipikirannya, apa jijik atau kesal, apa sekedar mengejek dirinya, yang pasti Ale hanya bisa menundukan wajahnya jika berpapasan dengan Tanti.

Sementara Alvin benar-benar galau. Erika kali ini marah besar karena dia berangkat ke Singapura dengan istrinya. Kelakuan Erika belakangan ini memang suka cemburu diluar kendali, dan itu membuat Alvin tersiksa jadinya. Dia sengaja mematikan ponselnya karena teror wa dan telpon dari Erika terus-terusan dari tadi malam.

Erika jelas merasa dia juga berhak untuk liburan ke Singapura, bukan hanya Fany saja.

Aku yang melayani Koko setiap hari.... kapanpun Koko mau aku selalu siap.... hamil anak koko pun aku siap.... ujar Erika kepadanya... jadi tidak ada alasan aku yang sudah melayani dengan sepenuh hati lalu hanya menunggu disini sedangkan kalian enak-enakan liburan disana.

Alvin kali ini betul pusing dibuatnya. Memarahi atau meninggalkan Erika pasti sulit baginya. Dia terlanjur senang dan nyaman dengan layanan Erika selama ini. Namun tingkah dan cemburu Erika dinilainya diluar batas dan sungguh aneh. Meski sudah dijanjiin akan diajak liburan bareng nanti, bahkan sudah ditransfer jatah diluar THR dan jatah lebarannya, tetap saja Erika manyun dan tidak terima.

“ale...titip rumah dan toko yah...” ujar Alvin

“siap Ko Boss....”

“dah Om Ale.....titip burung ama ikan aku yah...” ujar Thomas sambil toss dengan Ale

“siap Boss kecil....”

“hati-hati lu.....awas lu ngelayap ke rumah Berta yah....” bisik Fany pelan tapi menusuk

“siap Ci Boss....” Ale hanya terdiam sesaat kemudian

Adegan itu tidak lepas dari tatapan Tanti. Entah kenapa dia yakin bahwa diantara dua orang ini pasti ada hubungan yang aneh. Dan tatapan anehnya ini seakan menghakimi Ale secara terus menerus, dan Ale hanya bisa terdiam dan menundukan wajahnya.

“tenang...gue jagain ci boss lu....” ledek Tanti di kuping Ale

Ale kembali hanya tertunduk dan tertawa kecil. Dia benar-benar mati kutu dan hanya bisa menyesali kecerobohannya tadi malam. Namun dia merasa aneh dengan tatapan ganjil Tanti ke arahnya, seakan akan tatapan itu menelanjangi dirinya dan menertawakannya, namun senyuman kecil di bibirnya seakan menggodanya.

Ale merasa dia sungguh sial beberapa hari ini. Mau hajar Fany, ngambek awalnya, giliran sudah tidak ngambek malah datang bulan. Mau ke rumah Tante Berta dia takut ketahuan Ci Bossnya. Mau hajar pakai cara manual, eh malah ketahuan saat mau ambil cd milik Ci Boss yang jadi sarana bantuan acara percoliannya.

Ah bodohlah gue, Lebaran kali ini memang harus disuruh tobat dan tidak boleh maksiat mungkin samam Allah gue ini..... pikir Ale akhirnya menghibur diri.... dan tidak lama kemudian dua mobil lalu bergerak meninggalkan halaman rumah Alvin menuju bandara meninggalkan Ale sendirian di rumah besar ini.

“dah Om Ale......” teriak Thomas dari balik kaca mobil depan, Ale lalu membalas melambaikan tangannya.

Ale lalu dengan cepat masuk kedalam rumahnya dan masuk kamarnya. Dia lalu membuka ponselnya, mencari sebuah nama dan membuka chat an terakhirnya, lalu mulai dia mengetik

P

P

Halo tante

Agak lama dia menunggu lalu dibalas

Halo Ale apa kabar?

Alhamdulillah Tante sehat.

Kemarin kenapa buka lu yang antar?

Ada anak boss datang beta antar dia ke rumah

Dalih Ale sembari membohongi Tante Berta

Oh oke. Main lah ke rumah

Senyum Ale merekah

Tante jam berapa dirumah?

Lu datang jam 3 aja nanti sore. Om balik bogor, anak-anak mau jalan dengan teman-teman mereka lebaran, kita bebas sampai malam.

Baik siap Tante, jam 3 beta meluncur

Hati Ale lega seketika

BESAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com