𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟑 𝐒𝐊𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐔, 𝐀𝐋𝐄

 


Jam 1 siang Ale sudah selesai mengerjakan semua pekerjaannya. Rumah sudah bersih, sampai perabotan masakdan panci yang hitam-hitam dia cuci bersih, semua kamar mandi dibersihkan, lantai semua dipel sampai bersih, saking licinnya lantai ruang keluarga nyaris sama licin dengan pahanya Ci Fany.


Sesekali dia mengelus pentungan hansip miliknya. Sabar kau blacky, sebentar sore ada lubang buat kau cuki nanti... dia menyabarkan kontolnya yang sering sekali tidak sinkron dengan isi kepala atasnya dan hatinya.

Ale tersenyum sendiri membayangkan betapa beruntungnya hidup dia sebenarnya. Orang yang paling berbahagia ialah orang yang selalu mensyukuri nikmat yang Allah beri.... potongan tausiyah dari ustadnya yang selalu dia ingat dan tanamkan dalam hatinya.

Tinggal gratis di rumah yang bagus, makan enak, disayang sama majikan baik cowok maupun cewek, dikasih lubang nikmat milik Ci Boss nya secara teratur, gaji yang lumayan, THR yang berkelimpahan. Hadeuh Ale, nikmat manalagi yang kau dustakan kalau sudah begini.

Belum lagi lubang indah milik Tante Berta yang nanti sore dia akan segera nikmati kembali. Aduh Ale, kau memang sungguh beruntung. Kulit hitam busuk, otak setengah patah pinsil, tapi kau seperti kereta api, banyak yang antri dan tunggu. Senyum Ale mengembang mengingat itu.

Senyumnya kembali mengembang saat dia mandi, sambil mengelus batang kontol yang bengkak dan naik turun, dia ingat bibir cantik dan seksi milik Evelyn sedang mengemut kontolnya. Adoh, Evelyn cewe bataruh di kampung, jangankan menyentuh, memandang saja dia tidak mampu, tapi karena nasib Ale anak sholeh, maka lubang nikmat milik Evelyn dia bisa cobain juga.

Dosa ngga yah beta? Tanya otak kanannya

Ya dosalah lu binongkol..... ujar otak kirinya

Tapi khan enak? Kapan lagi lu bisa cobain puki seenak punya Evelyn?

Ah pusing kepalanya sambil geleng kepala dia hanya bisa tersenyum. Yang penting beta so rasa sudah.

Ale dengan penuh semangat membereskan semua pekerjaannya, lalu dia mengambil bajunya yang akan dia pakai, lalu bersiap dan bersolek diri. Dia memutuskan menggunakan motor saja, karena dia tetap jaga kepercayaan boss nya untuk tidak memakai mobil, meski dia sudah dipercaya untuk pakai mobil, dia tetap jaga amanat tuannya untuk selalu tidak kelewatan.

Jam 14.45 Ale pun sudah steady. Laki-laki parlente dengan celana jins dan kaos putih, pakai kets putih dan kacamata hitam harga 30 ribu. Dia langung memanaskan motor beat milik Alvin, lalu setelah mengunci semua pintu rumah,memastikan semua aman dan terkendali, lalu Ale pun segera meluncur di aspal menuju rumah Tante Berta.

Senang sekali hati Ale, mengingat Tante Berta memang termasuk hot mom yang sangat ganas dalam bercinta, apalagi sudah hampir satu bulan dia tidak merasakan nikmatnya jepitan Tante Berta, yang menurutnya jauh lebih ganas dalam bercinta dibanding Ci Fany, meski dia lebih suka dengan Ci Fany yang mulus licin kayak jalan boulevard di Ternate.

Rumah Tante Berta nampak lengang dan sepi. Ale memarkirkan motornya depan pintu pagar, sambil dia melihat ponselnya. Ada whatsapp dari Ci Fany yang mengabarkan bahwa mereka sudah tiba di Singapore, pesan agar Ale jangan kemana mana, dan jaga rumah. Ale menjawab dengan cepat, Siap Ci Boss.

Tante Berta segera keluar dari rumahnya mendengar Ale datang.

“apa kabar Nyong...” sapanya ramah

“kabar baik Tante...”

“minal aidin wal faizin yah Nyong...”

Ale mencium tangan Tante Berta

Berta ternsenyum dan langsung memeluk Ale.

“kangen tante sama ale.....” bisiknya sambil mengelus batang kemaluan Ale dari balik celananya.

“Om sudah pergi?”

“sudah dari jam 1 siang tadi....”

Ale menahan hasrat saat batangnya dielus dengan agak keras tadi oleh Tante Berta

“makan yuk...”

Siang ini kayaknya Tante Berta masak agak banyak. Ada ikan, ayam goreng, sampai sambal ala manado juga tersedia. Ale makan dengan sangat lahap, sekalian persiapan untuk stamina karena dia yakin kalau dia pasti akan diajak bertempur sengit oleh Tante Berta sore ini.

“anak-anak pada jalan Tan?”

“sudah....pada ngilang ke rumah teman-temannya....”

Selesai makan, Ale beristirahat sebentar di lantai atas. Tante Berta juga menyalahkan AC portable untuk mendinginkan ruangan atas, yang akan mereka pakai untuk bertempur. Sambil menunggu makanan mereka turun, Tante Berta duduk di pangkuan Ale, sesekali bibir mereka bertemu dan saling melumat. Tangan Ale dengan nakal mulai masuk ke dalam tanktop Tante Berta yang tidak memakai beha.

Jari Ale memilin dengan lembut puting buah dada Berta, sedangngkan tangan yang satunya lagi sambil meremas pantasnya yang besar dan montok. Sore ini Berta memang sangat seksi tampilannya, hot pants dan tank topnya membuat badannya yang seksi terlihat menggoda, apalagi memeknya yang tembem terpetak jelas dibalik celananya.

Ale makin liar tangannya meremas bonggolan di pangkal paha Tante Berta, dengan lembut diremas remasnya. Sementara bibirnya melumat dengan hangat dan penuh nafsu bibir Tante Berta, membuat Tante Berta melenguh dan makin liar saat lehernya juga jadi sasaran ciuman Ale.

Kini buah dada indah itu terekspose saat Ale menurunkan tali tanktopnya, kini mulut Ale menjepit ujung buah dada Berta, dan Tante Berta makin meliukan badannya karena nafsunya kini semakin naik. Maklum semenjak terakhir dicoblos Ale, suaminya sama sekali tidak mampir menyapa, selain sudah lelah dan tua, memang kemampuan suaminya kini menurun jauh, berbeda dengan Ale yang masih ganas dan bertaring.

Tank top Tante Berta kini diloloskan dari badannya oleh Ale, dan badan mulus serta buah dada ukuran 40 itu kini tanpa penghalang lagi. Dengan ganas Ale melumat buah dada indah itu, kadang digigit dengan lembut dan dengan lebar mulut Ale menggigit hingga setengah masuk buah dada Tante Berta

Och Ale....... rintihan Tante Berta kini mulai terdengar lirih...

Ale dengan bersemangat melumat buah dada Berta. Posisi Ale kini bersandar di sofa, Tante Berta sedang duduk di atas pinggangnya, dan sambil dia menyodorkan buah dadanya untuk dilumat Ale secara bergantian, dan dengan penuh nafsu Ale melumat nakal, kadang lidahnya bermain di ujung puting Tante Berta, kadang dilumat dengan sedikit gigitan, dan semakin membuat Tante Berta basah lubang vaginanya, dan batang pentungan Ale semakin keras dan membesar.

Kini Tante Berta melepaskan diri, dengan cekatan dia membuka kaos Ale, lalu meloloskan celana jins dan sekalian celana dalam Ale. Kini pentungan Ale yang sudah tegang dan mengkilap kepalanya seperti ular cobra berayun ayun, bagi Berta pemandangan ini sungguh indah dan menggiurkan, apalagi dia sudah mencoba nikmatnya dan kekuatannya.

Sambil menatap manja dan agak genit ke arah Ale, Berta lalu mengelus dengan lembut batang hitam yang ganas itu. Lalui dia membuka mulutnya lebar lebar dan pentungan itu masuk ke mulutnya, kini kepalanya turun naik sambul lidah dan bibirnya mengulum batang hitam sakti itu. Ale dibuat merem melek keenakan.

Pentungannya seperti dijepit manja oleh bibir Tante Berta, ditambah dengan sapuan lidah nakalnya di ujung kepalanya kontol, bahkan di batangnya dijilat seperti anak kecil menjilat es krim, membuat Ale mengakui bahwa Tante Berta ini memang sangat lihai dalam mempermainkan nafsu para pria, dan jago dalam memanjakan lawan tandingnya.

Kontol Ale yang besar dan perkasa membuat Berta bersemangat, ini berbeda dengan kontol suaminya yang sudah letoy dan bikin kempot pipinya untuk melakukan sepong, namun tidak juga bangun. Punya Ale dengan satu sentuhan saja sudah bangun, apalagi jika sudah masuk, memeknya benar-benar penuh dengan masuknya pentungan hitam ini.

Vaginanya kini semakin basah dan becek, buah dadanya diremas Ale, mulutnya masih dengan lincahnya memainkan batang kemaluan yang kini berkilat gara-gara kena sapuan ludah dan lidahnya. Batang itu benar-benar menggiurkan dan membuat dia tidak tahan untuk segera menenggelamkan vaginanya ke situ.

Tante Berta lalu berdiri, dia meloloskan celana pendek dan celana dalamnya sekalian. Vagina botaknya sudah basah. Dia mendorong Ale agar tetap bersandar di sofa, kini dia naik ke pangkuan Ale, memegang batang pentungan yang hitam dan garang itu, mengelusnya di bibir vaginanya, dan lalu dengan penuh perasaan dia menurunkan pantatnya, dan batang kemaluan Ale kini masuk menerobos ke dalam kue mangkuk yang becek milik Tante Berta.

Dia menggeram dan menahan nafas saat semua batang itu tenggelam. Bibir vaginanya menjepit dan dinding vaginanya terasa sesak akibat besarnya cobra antik milik Ale. Dan sambil menunggu dinding vaginanya agak relaks dan nyaman, serta beradaptasi kembali dengan ukuran kontol Ale, dia menarik kepala Ale untuk mengisap buah dadanya.

Kini dia mulai menaikan dan turunkan pinggulnya, sambil mendesah dan menahan nikmat yang begitu intens, dia tetap menggoyang dengan penuh tenaga, dan urat-urat vaginanya yang menjepit kontol Ale, membuat rangsangan dan stimulasi dari lubang kenikmatannya itu kemudian menjalar hingga ke otaknya.

“gila.....enak banget Nyong....kau punya kontol memang dahsyat....” bibirnya meracau dan berteriak lirih

Ale sendiri juga merem melek sambil meminum susu yang tidak pernah dingin termakan oleh waktu. Puting buah dada yang agak besar dan tegang itu dilumatnya dengan penuh kenikmatan dan dengan lembut dia memilin puting itu dengan lidahnya, sambil tangannya meremas pantat Tante Berta yang montok.

Dan dengan posisi woman on top sepertyi ini membuat Tante Berta sulit mengontrol dirinya untuk tidak orgasme. Dan semakin dia menekan pantatnya kebawah, semakin nikmatnya mendekatkan ke arah ujung orgasmenya, dan lama-lama lembutnya vagina yang becek ini tidak mapu menahan dosokan cobra hitam liar yang tegang, dan kemudian Tante Berta berteriak kencang

“ah...oh....oh....auh.....Ale.....Tante keluar sayang......” dia memeluk dengan erat kepala Ale dan merepatkannya ke dadanya, dan badannya bergetar hebat mengiringi orgasmenya sore ini, orgasme yang sudah dia tunggu hampir sebulan lamanya, kini pantatnya bergetar, giginya saling menggeram keras, matanya membeliak dan kedutan di memeknya juga tidak henti bergerak seiring dengan hempasan ujung birahinya.

Tante Berta langsung bersandar lemas di badan Ale. Lemes lututnya, dan dengan lembut Ale mencium bibir Tante Berta, sambil menikmati menempelnya buah dada besar di dadanya, tangannya masih meremas pantatnya dengan lembut seolah memberi semangat dan kenyamanan di hati Tante Berta.

“enak banget Nyong....” bisik tante Berta

Ale hanya tersenyum bangga

“sudah berapa lama kita ngga ngewe?”

Ale bengong dan lupa dikit

“kalo ngga salah pas mau bangun kolam belakang..... “

“iya Tan......”

“tanggal 8 April kalo ngga salah....”

Ale bengong lagi

“artinya sudah hampir sebulan kita berdua ngga ngewe.....” bisiknya mesra

“iya Tan.... 24 hari....” sambung Ale

Tante Berta tersenyum manis

“lu ngga kangen.....?”

“kangen dong Tan...”

“boong...buktinya ngga ke rumah Tante lagi...”

“malu Tan....” Ale tertunduk malu

“ih...ngga usah malu.....” towel Tante Berta ke bibir Ale

“ lain kali main kesini....kalo sepi kita tempur....”

“Siap Tante sayang”

Ale memeluk Berta erat

“ya sudah....ayo tuntaskan 24 harimu itu Nyong.......” sambil tersenyum gemas Tante Berta berdiri

Kini dia duduk di sofa kecil buat one seater yang di dekat railing tangga. Sambil setengah tiduran, dia membuka lebar-lebar memeknya yang barusan sudah mendapat orgasme dari sodokan pentungan hansip hitam itu, memek yang megar dan terbuka, membuat kontol Ale kini maksimal tegang, dan siap tempur.

Ale lalu menundukan badannya sedikit, memposisikan batang kemaluannya ke vagina dan gua basah Tante Berta, dan dengan perlahan tapi pasti, dia kemudian menusukan pentungan hansipnya kedalam basahnya memek stw yang masih sekisi dan penuh gairah itu. Nikmatnya langsung terasa ke sekujur batang kemaluannya.

“kangen ngga...?” tanya Tante Berta ditengah desahan dan nikmatnya sodokan Ale

“banget Tante...”

“ouh.... nikmati sayang......nikmati enaknya Tante punya memek....”

“iya Tante sayang......”

Ale lalu dengan penuh semangat menggoyang..... dia seakan ingin menuntaskan kesangeannya yang sudah berhari hari tidak tersalurkan, karena Ci Fany ke Singapore, dan sekarang dia sedang menikmati enaknya jepitan memek basah Tante Berta......

“oh Tante sayang......”

“iya Nyong sayang.....”

“enak tante...?”

“luar biasa Nyong... enak betul.....”

Ale tersenyum sedikit liar, dia menikmati sekali melihat wajah sange dan tidak berdayanya Tante Berta yang sedang mengangkangkan kakinya sambil tiduran di atas sofa, dia semakin bersemangat menghantamkan batang kemaluan yang berukuran jumbo itu ke dalam vagina basah Tante Berta.

Pemadangan kontras antara kulit putih mulus dan rambut pirang, sedang ditindih oleh kulit hitam legam nya Ale, membuat pesenggamaan sore ini bak interracial scene yang sangat indah dilihat karena kulit yang kontras, dan wajah cantik MILF yang menggoda sedang dicoblos oleh wajah hitam yang jauh dari ganteng, namun memiliki batang hitam sakti.

“tante sayang....” bisik Ale lembut

“iya sayang....”

“ini untuk tanggal 9 april....” sambil menyodok dengan kencang

“ough......” rintih Tante Berta

“ini untuk tanggal 10 april.....” sodoknya lagi....

Sambil menyodok dengan kencang, Ale menyebut setiap tanggal dimana dia tidak datang menggoyang Tante Berta, mulai tanggal 9 April, hingga seterusnya......dan disambut dengan lenguhan nikmat dari Tante Berta yang menahan nikmatnya disodok sambil berbicara dengan penuh kenikmatan

“ini tanggal 25 April....”

“ini tanggal 26 April...”

Lalu.....

“Ini buat tanggal 30 April......”

“dan ini untuk tanggal 1 Mei......”

Aler lalu berteriak dengan sedikit bergetar suaranya, orgasmenya lalu tiba...

“oh sayang....oh...oh....oh.....aku keluar..........” teriaknya lirih

“keluarin sayang......keluarin.....” pelukan erat dan jepitan memek Berta seakan menstimulasi Ale untuk menumpakna semua cairan bening yang banyak sekali, dan tumpah ruah di vagina Tante Berta yang sduah basah..... orgasme Ale akhirnya muncrat tepat di tanggal 2 Mei......

Sambil menahan senyumannya karena hari ini bersenggamanya dengan gaya dan cara yang sedikit berbeda, lalu Ale pun dengan sedikit gamang bergerak mundur mencabut batang kemaluannya yang mirip cobra hitam, penuh kilap akibat dilumuri sperma mereka berdua

Klontang........

Tante Berta kaget....Ale juga kaget...mendengar bunyi suara di lantai bawah.....

Tante Berat segera menyambar tanktop dan celana pendeknya, dia segera memakai dengan cepat, dan Ale segera menyambar baju dan celananya, dengan masih dalam keadaan bugil dia bergegas masuk ke kamar mandi. Mereka berdua panik mendegar suara benda jatuh dibawah.

Tante Berta segera bergerak ke arah tangga.....

Dan betapa kagetnya dia melihat mertuanya sedang duduk lemas di tangga, ternyata yang jatuh itu tongkatnya, sedangkan mertuanya sedang duduk dianak tangga, tepat dibawah railing dan dekat sofa tempat mereka bercinta barusan.

Tante Berta pucat seketika.....

“I..inang.....” tegurnya pelan dan penuh kegugupan

Mertunya nampak lemas dan memendangnya dengan tatapan aneh

“dari tadi Inang disitu?” tanya Berta lagi sambil turun pelan dari tangga

“iya..... Inangmu dari Tanggal 18 April disini.........”

Tante Berta terkejut seketika....... 18 april?? Dia dengar dong tadi Ale lagi nyebut tanggalan sambil ngewe??

Kena gue dah....pikirnya

“Parumaen, kemana mobilnya Raymon?”

Berta bengong sejenak, tapi seketika juga dia lega.... ternyata disangka mertuanya dia dengan Raymon yang sedang tempur diatas

“oh......itu Nang.....dipake Beny tadi.....sama temannya.....” gelagapan dia menjawab. Untung dia punya alasan kalau Beny anaknya yang pakai mobil. Sampai mertuanya tahu jika diatas bukan Raymon anaknya yang mencoblos menantunya barusan, bisa- bisa pecah pertempuran ini.....

“ya sudah.... kau lanjutlah.....” ujar mertuanya

Sambil jalan kedalam kamarnya dengan tertatih dan memakai tongkatnya, dia lalu sambil tersenyum nyengir berkata ke Berta....

“ Sudah lama inang simatuamu ini tidak merasakan kencing enak......” senyum centilnya muncul di wajah tuanya.... membuat Berta bingung atara kaget, lucu dan rasanya mau mati takut karena disangka mertuanya tahu jika dia sedang dengan cobra hitam diatas......

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com