Tanggungjawab yang diserahkan bagi Ale untuk menjaga toko bangunan ini selama Koh Alvin dan Ci Fany liburan di Singapura, membuat Ale sedikit banyak jadi lebih hati-hati dan sangat menjaga kepercayaan ini. Dia tetap berangkat pagi dan pulang sesuai jam biasanya. Pembantu di rumah juga masih libur, jadi Ale memang sendirian di rumah.
Kebot meski kesal melihat Ale jadi “boss”nya dia beberapa hari ini, namun hanya ikut dan dengar perintah dari Ale saja. Dia tidak bisa protes karena memang Ale yang dipercaya, dan juga Pak Wandi suka menasehatinya, kalau Ale layak dipercaya, karena jujur dan rajin.
“orang malas kayak lu gimana boss mau percaya?” nasehat Babe sambil tertawa
“iya sih….”
“toh Ale juga ngga kurang ajar ama lu…”
Kebot hanya diam mendengar nasehat itu. Memang sih Ale meski disayang Boss dia tetap saja perlakuan dan rajinnya tidak berubah.
Dan karena baru 3 hari di Singapore, artinya masih ada 4 hari lagi mereka disana. Dan Ale seperti biasa melaporkan via WA ke Boss nya yang cewek maupun yang cowok, semua aktifitas di toko dan berapa yang terjual, stok yang sduah mau bias apa saja. Dia tetap menjaga kepercayaan bossnya terhadapnya.
Kesibukan Ale memang jadi double, selain mengawasi penjualan, menghitung di kasir, membantu Pak Wahid dan Kebot menaikkan barang ke truk atau ke colt. Membuat dia jadi suka kagok bolak balik jika ada pembeli yang datang.
Sempat Ci Fany mengirim foto sepetu baru yang dibeli olehnya khusus buat Ale. Ale merasa sangat tersanjung mendapat kado istimewa dari bossnya. Jujur dia sangat rindu dengan Bossnya. Meski dia sudah merasakan Tante Berta, juga si Amel yang cantik itu, tapi bagi dirinya barang milik bossnya Ci Fany yang paling berkesan, masih rapat dibanding milik Tante Berta yang sduah agak longgar dan berumur.
Milik Ci Fany masih empuk dan enaknya lagi hanya dia yang menggoyangnya selama ini, karena pengakuan dari Ci Fany sudah lama Koh Alvin tidak memberi nafkah bathin. Bagi Ale, itu bukan urusannya, urusannya ialah kerja sebaik mungkin, dan jika diajak tempur maka dia siap.
Prinsipnya sama dengan dengan Bang Ruhut Sitompul. Lawyer pantang meminta kasus, tapi jika dapat kasus maka pantang menyerah bertarung. Ale pun demikian, pantang minta jatah, tapi jika diajak tempur Ci Fany, pantang baginya jika boss nya kentang. Harus diservis sebagus mungkin.
Tante Berta sendiri setelah nyaris kegep dia berdua oleh mertuanya Tante Berta, tante seksi itu belum menghubunginya lagi. Mungkin ada suaminya atau mungkin masih sedikit trauma dan ketakutan akibat nyaris ketahuan saat bertempur dengan Ale. Ale sendiri juga ketakutan saat nyaris ketangkap oleh mertuanya Tante Berta, untung Oma itu sudah tidak kuat naik tangga.
Ale lalu fokus dengan pekerjaannya. Ini yang membuat Ale berbeda dengan para pekerja lain yang mendapat kepercayaan dari boss-boss mereka, jika Ale prinsipnya jiak dipercaya maka dia menjaga sekali setiap apa yang diamanati, termasuk masalah uang dan barang yang dititipi.
Dan siang ini meski banyak pelanggan yang heran, karena Ci Fany berani menitipkan tokonya hanya dijaga oleh Ale, namun mereka yang sudah kenal Ale tahu bahwa bocah hitam ramah dan murah senyum ini sangat tekun dan rajin serta jujur, makanya dipercaya dengan baik oleh bossnya.
Dan siang ini, Ale kedatangan pembeli yang sudah beberapa kali datang, namun baru kali ini dilayani langsung oleh Ale. Dan hari ini sepertinya dia akan belanja banyak sekali. Dia turun dari mobil Toyota Rushnya, langsung masuk ke dalam sambil membawa listnya.
Yulia namanya. Wajahnya manis, namun yang membuat dia terlihat makin menarik ialah kumis tipis di atas bibirnya, dan bulu halus di lengan tangannya. Ale melihat Yulia dari dekat seketika paralonnya langsung mulai bereaksi. Baju ketat warna hitam dan celana panjang slim fit jinsnya seakan tidak bisa menyembunyikan semoknya pantat wanita ini.
Ale merasa sedikit beruntung karena Ci Fany tidak ada, maklum sekarang Ci Fany suka marah jika Ale melayani pembeli wanita dengan ramah kayak dulu. Entah kenapa dia sering marah sekarang, padahal Ale merasa tindakannya dia sama saja dulu dengan sekarang, hanya Ci Fany aja yang suka belebihan matahnya ke Ale.
Berdekatan dan melihat daftar panjang belanjaannya dia, membuat Ale dengan sangat jelas bisa melihat dadanya yang montok, pantatnya yang bahenol dan bulu-bulu halus Yulia dari dekat di lengannya. Dan bau harum wanita ini membuat Ale semakin betah dekat dengannya.
“seman berapa satu sak?”
“yang paling murah itu Holchim 62 ribu, sama Semen Padang 60 ribu….”
Yulia terlihat bingung sesaat
“itu yang 40 kg, Ka…..”
“ khan aku beli banyak….bisa kurang ngga?”
Ale berpikir sejenak
“Yang semen pdang saya kasih 58 ribu deh….”
“wah…oke….” wanita dikasih diskon 2000 perak saja sudah senang.
Dan akhirnya semua barang yang mau dibeli ditawar oleh Yulia, dan Ale mengiyakan dan memberi diskon biar hanya seribu atau dua ribu. Sebenarnya memang harganya sudah Ale up sedikit, karena dia dijarin oleh Ci Fany demikian, jadi jika ditawar angka minimal penjualan masih bisa tertutupi dan ada selisih untung dari barang tersebut.
Ale lalu mempersiapkan dengan cekatan bersama Kebot dan Pak Wandi. Yulia sendiri terkagum melihat Ale yang sangat cekatan dan cepat bergerak,serta banyak membantunya memberi masukan dan juga diskon bagi dirinya, dan Yulia ini tipikal mak-mak yang senang dapat diskon dan mendapat potongan harga yang lumayan.
“beberapa barang dipisahin yah…soalnya diantar terpisah….”
Ternyata Yulia sedang membangun rumah, makanya memborong begitu banyak barang siang ini. Dan yang ditruk dia minta dikirim ke lokasi rumah barunya, sedangkan cat dan barang kecil-kecil serta semen 5 sak, dia minta dikirim ke rumahnya dia yang sekarang di tempati.
“ada tukang di sana khan, Ka?”
“ada…”
“tapi dirumah ngga ada, jadi minta tolong diangkat ke belakang sama lantai 2…. karena tukangnya nanti kelar negcor baru ke rumah lama saya….”
Karena Kebot sedang ada antaran ke tempat lain, Pak Wandi pasti tidak bisa diandalkan buat mengangkat, hanya Ale tersisa.
“kalau yang buat ke rumah, nanti sore selesai toko tutup saya antar bisakah?”
Yulia heran
“kenapa ngga sekarang?”
“kasihan Babeh ngga kuat angkat…..kalau nanti sore saya yang antar dan angkat langsung….”
“oh gitu…ya sudah….”
Yulia ikut aja apa yang Ale bilang
“Om pulangnya sore yah?” tanya Ale
“ngga apa-apa saya antar sore?”
Yulia lalu menjawab
“ya ngga apa-apa, sengaja saya minta diantar dan diangkat, karena dirumah ngga ada laki-laki, saya sama anak aja masih pada kecil-kecil juga…..sama Mbak itu pun cuma smapai siang….”
“oh gitu yah Ka…..”
“om khan lagi berlayar”
Ale kaget, ternyata Yulia ini istri pelaut….. pantas uangnya sepertinya tidak ada serinya.
“makanya gue minta kalian angkat sekalian..”
“iya siap Ka….”
Ale ingat cerita tentang pelaut yang gajinya besar, tapi pulangnya suka lama dan berbulan bulan.
“udah berapa lama Ka, si Om berlayar…”
“sudah mau 7 bulan ini….”
Deng……..
Kepala Ale langsung berpikir ngaco dan cabul. 7 bulan? Wah jadi selama 7 bulan itu barang cuma dipakai untuk kecing sajakah?
Pikiran cabulnya dia, ditambah dengan bau wangi, tubuh indah dan tangannya yang berbulu, membuat signal cabul segera terkirim ke isi celana Ale, dan pentungannya dengan tanpa sadar mulai lagi bergerak naik, apalagi dari tadi dia berdiri berdekatan dengan Yulia.
Yulia sendiri memang suka memperhatikan Ale jika belanja kesini. Selain kulitnya yang hitam legam, tampang Ambonnya yang terlihat seram, namun sebenarnya anak ini rajin bekerja dan bergerak tanpa lelah, makanya dia disukai banyak pelanggan yang belanja disini.
Badannya yang kekar, dan kulitnya yang hitam sebenarnya agak seram bagi sebagian orang. Namun bagi Yulia oke-oke saja, apalagi sosok Ale sopan dan baik, dia juga sangat membantu apa yang dibutuhkan oleh Yulia.kulit hitamnya itu justri jadi daya tarik.
Tanpa sadar Yulia melihat ke bongkahan selangkangan Ale. Dengan celana pendek jins yang dipakainya, tidak mampu menyembunyikan tonjolan pentungannya. Dengan jelas apalagi dekat posisinya, dia bisa melihat jika kontol Ale sepertinya sedang berdiri. Meski agak serem melihatnya, namun Yulia suka. Dia merasa aneh sebenarnya, tapi tonjolan itu membuat pikirannya melayang entah kemana.
Sebagai wanita normal yang bahkan bisa dibilang nafsunya masih membara dan agak besar, Yulia jujur suka melakukan phonesex dengan suaminya jika suaminya dapat signal. Namun tetap saja bagi Yulia itu masih kurang rasanya jika bukan yang aslinya yang masuk dan menggaulinya.
Dan isi pentungan Ale mebuat dadanya berdesir. Gila sebesar apa yah? Demikian dia bertanya tanya. Suaminya berbeda 10 tahun dengannya. Dia berusia 30 tahun, sedangkan suaminya 40 tahun, dan dia yakin isi pentungan Ale pasti monster ukurannya, berbeda dengan suaminya yang katanya pelaut itu hot, namun ukuran batang suaminya malah termasuk mini, dan daya tahannya juga sangat kurang baginya. Bertempur harusnya semalam bisa 2-3 ronde, justru kadang hanya 5 menit sudah tumbang.
Membayangkan lengan Ale yang kekar, kulit hitamnya yang identik dengan kaum negro yang perkasa dan bertitid gede di blue film, membuat Yulia jadi aneh dengan dirinya sendiri, kok bisa-bisanya berpikrian aneh dan agak menyimpang hari ini.
Memang isi celana Ale ini terlihat ngaceng. Apa dia ngaceng karena dekat gue yah? Pikir Yulia agak tersanjung membayangkannya. Ternyata pria lain ngaceng melihatnya juga. Dan badan Ale yang kekar pasti punya kekuatan yang berbeda, aplagai dia pekerja keras yang sering mengangkat barang, pasti performanya berbeda.
Anjrit…kok gue jadi pervert begini yah?? tanya Yulia dalam hatinya.
Dan dia semakin besar kepala saat dia mengetahui Ale sering curi-curi pandang ke dirinya. Mukanya sih parah abis, tapi onderdilnya sepertinya monster punya. Demikian isi kepala Yulia. Daripada ganteng dan mulus putih, tingkah kayak don yuan, tapi begitu tempur peltu, mending yang agak parah tampangnya, tapi isi celananya bikin perempuan sulit jalan karena kegedean paralon yang masuk.
Setelah dapat harga total, Yulia lalu menyerahkan kartunya untuk jadi alat pembayaran. Dan lagi-lagi dia mengangkap basah tatapan Ale ke buah dadanya. Meski sudah punya dua anak, namun dia tidak keluar air susunya, sehingga buah dada nya masih sekel dan naik bentuknya. Bagi Yulia buah dadanya ialah kebanggaaanya dan asetnya.
Rasain lu, ngacneg dah lihat toket gue, bathin Yulia sambil tersenyum.
Dan memang isi celana Ale benar-venar berontak saat dia mendekati Yulia, selain bau khas harumnya, buah dadanya yang kira-kira ukurannya 36B itu membuat pentungannya semakin naik dan tidak mau turun, sehingga dia harus mengatur posisi berdirinya agar pentungannya tidak terpetak dengan jelas di celana pendeknya
Yulia hanya bisa tertawa dalam hati malihat Ale yang slah tingkah dan blingsatan.dia malah seperti segaja membuat Ale semakin ngaceng dan bingung. Perasaaan bahwa dia ternayat bisa biki laki-laki normal dan muda seperti Ale ngaceng, membuat dia merasa jadi wanita yang berbeda, sisi binalnya kini semakin menggodanya.
“nanti kabaran kalau sudah mau jalan ke rumah yah…”
“iya Ka…paling sekitar jam 5 Ka….”
“oke, takutnya aku lagi keluar….”
“siap Ka….sebelum jalan saya wa Kaka dulu…”
Yunita lalu meberi nomor whatsappanya ke Ale.
Kebetulan diatas meja kasir itu ada pisang milik Ale yang belum sempat dimakan. Kesibukannya mengurus toko hari ini membuat tanpa terasa Ale belum makan dari tadi, termasuk buah pisang Ambon yang dibeli tadi belum sempat dia makan.
“ini Ka…” Ale mengembalikan bon sekaligus kartu atmnya Yulia.
“makasih Ale….”
Dan melihat ada pisang Ambon diatas meja, isengnya Yulia muncul..
“wah….pisangnya bagus yah….gede -gede…..” ujar Yulia
Ale dengan polosnya menjawab…
“iya Ka…pisang Ambon….”
“oh pisang Ambon?? besar yah….masih kebungkus kulit aja udah segitu gedenya yah….” sindir Yulia lagi sambil senyum senyum geli.
Seketika Ale mengerti, kalau titit nakalnya yang tidak tahu tempat dan kondisi suka berdiri tanpa dikomando justru yang diledekin oleh Yulia. Setengah menunduk dan malu hati Ale memaki dirinya sendiri dan memaki kontol biadapnya yang suka bangun tanpa disuruh.
“apa rahasianya tuh yah….bisa penuh begitu…..”
Ale dengan setengah malu-malu, lalu menjawab….
“Iya Ka….pisang kalo matang di pohon memang suka begitu…..”
Yulia tertawa kencang mendengar jawaban Ale yang diucapkan pelan dan malu-malu.
BERSAMBUNG ...