Tak terasa sudah satu bulan sejak kejadian tersebut dan sesuai perintahku Mama sudah tidak pernah berurusan atau bertemu dengan 2 bajingan tersebut dan sepertinya ancamanku juga berhasil karena mereka tidak pernah terlihat datang kembali ke rumah hal ini aku ketahui karena hidden cam tetap aku pasang dan tidak aku beritahu ke mama mengenai keberadaan hidden cam tersebut.
Awalnya setelah kejadian tersebut mama terlihat canggung ketika berpapasan atau berbicara kepadaku tetapi karena sikapku yang biasa saja akhirnya sikap mama kembali seperti semula.
Tidak ada perbedaan mencolok sebelum kejadian tersebut dengan keseharian mama. Mama tetap melayani papa dengan sepenuh hati baik melayani keperluan rohani ataupun batin walaupun stamina papa dan kontol papa jauh lebih kecil dibanding 2 bajingan tersebut mama tetap berusaha semaksimal mungkin melayani papa. Hanya saja akhir-akhir ini aku perhatikan mama terlihat lebih sering termenung, uring-uringan dan beberapa kali terekam mama melakukan onani pada malam hari ketika papa sedang tertidur.
Hari ini aku tidak ada jadwal kuliah jadi aku bisa tidur hingga siang hari. Pukul 11 aku terbangun tapi masih enggan untuk turun ke lantai bawah.
Terasa hening hari itu biasanya terdengar mama sibuk berberes-beres. Ada apa nih? Apa jangan-jangan mama selingkuh lagi? Pikirku.
Mulailah aku turun ke bawah pelan-pelan tanpa suara seperti seorang maling aja nih kelakuanku hahaha.
Baik ruang tamu ataupun kamar tamu tidak terlihat mama dan semua terlihat sudah rapi berarti hari ini mama sudah selesai berberes.
‘ooo... berarti mama tidur kli ya kecapean abis beres-beres nih’ pikirku
Saat akan naik ke lantai atas aku mendengar suara aneh di kamar mama.
‘ahhh...ahhh’ walaupun samar-samar tetapi aku yakin itu adalah suara mama.
Cplokkk..cplokkk....srrttt...srtt....
‘Suara apa tuh, apa jangan-jangan mama selingkuh lagi? Ga ada kapoknya nih mama’
Pelan-pelan aku membuka pintu kamar mama mengendap-endap khawatir terdengar oleh mama. Kamar mama cukup terang walaupun hanya diterangi oleh sinar matahari yang masuk melalui sisi-sisi jendela yang terbuka tirainya.
Mama terlihat sedang berbaring memakai earphone dan menatap handphonenya yang dia genggam erat dengan tangan kanannya dengan sangat serius. Seluruh tubuh mama tertutup oleh selimut putih tetapi terlihat gerakan-gerakan kecil di atas selimut tersebut .
‘mama ngapain tuh...’ ingin rasanya aku masuk ke dalam kamar dan menegurnya tetapi kaki ini berat untuk beranjak sepertinya ingin menyaksikan lebih lanjut apa yang dilakukan mama. Aku tetap berjongkok dan mematung di depan pintu kamar utama menyaksikan perbuatan mama.
Gerakan-gerakan kecil terlihat cukup intens di dalam selimut ditambah dengan sedikit lenguhan mama.
‘ooo.. wah... sepertinya mama sedang onani nih seperti yang biasa dilakukan mama..’
Entah karena hawa panas di dalam selimut atau tidak nyaman padahal AC di kamar mama terlihat menyala, mama tiba-tiba membuka selimutnya dan terlihat dildo yang berukuran sedang, sibuk menggeliat didalam liang kenikmatan mama bergerak-gerak dengan lincahnya mengaduk-aduk vagina mama.
Vagina mama terlihat basah kuyup ketika dildo tersebut bergerak-gerak dan dimaju mundurkan dengan cepat oleh mama kedalam vaginanya. Nafas mama semakin memburu ketika dildo tersebut dibenamkannya sepenuhnya kedalam vaginanya dan melenguh ketika dikeluarkan.
Terkadang mama meremas-remas dan memilin-milin putingnya.
‘ahhh.....ahhh....’ dengan suara desahan yang sedikit ditahan mungkin mama khawatir terdengar olehku kalau dia sedang onani padahal saat ini anaknya sedang sibuk mengocok-ocok kontolnya sambil memperhatikan tingkah laku mama.
Padahal cukup sering aku menyaksikan rekaman mama sedang onani ketika malam hari tapi melihat mama onani secara live memiliki pengaruh yang sangat besar bagi diriku. Vagina mama yang tembem dan payudara mama yang besar membuat birahiku menaik tak karuan.
Vagina mama yang bersih tanpa bulu kemaluan terlihat mengkilap dan sedikit basah terkena cairan kenikmatannya. Mama beberapa kali terlihat mempercepat kocokan dildonya.
Plokk...plokkk...plokkk....
Terdengar suara dildo memasuki vagina mama yang basah tetapi hingga 30 menit aku lihat mama tidak dapat mengalami orgasme hal ini jauh berbeda dengan ketika mama sedang disetubuhi oleh 2 bajingan itu.
Kasihan aku melihat mama yang berulangkali mencoba menggapai orgasme tetapi tak dapat diraihnya. Akhirnya dengan langkah nekat aku putuskan untuk membantu mama. Sambil berjongkok aku pelan-pelan memasuki kamar mama dan untungnya mama sedang memakai headset dan melihat handphonenya sehingga tidak menyadari ada aku yang sedang mengendap-endap memasuki kamarnya.
Dengan kaki mengangkang lebar, mama sibuk mengocok-ocok vaginanya dengan cepat. Aku yang sudah berada di ujung kasur beranjak naik keatas kasur dan menggunakan selimut sebagai kamuflase untuk bergerak mendekati vagina mama.
Ketika sudah berada tepat di ujung vagina mama, dengan cepat aku langsung memegang tangan mama dan mengangkat dildonya dan dengan semangat 45 aku langsung menjilat vagina mama merasakan kenikmatan lobang yang dulu pernah melahirkanku dan tidak ketinggalan pula aku hisap dan kulum klitoris mama yang terlihat sudah besar, basah dan menggoda tersebut.
Mama yang terkaget ditambah dengan serangan aku yang mendadak dan cepat dengan refleks melepaskan handphonenya yang menyala dan memperlihatkan video bokep yang sedang ditonton oleh mama.
‘ahh... boyyyy..............jangan nakk’ mama berusaha menutup kemaluannya dan menahan kepala aku menjilati vaginanya.
Tetap saja karena aku sudah berada dekat dan tenagaku lebih kuat tentu saja mama tidak dapat menahan seranganku.
mendapat perlakuan dari diriku walaupun hanya sebentar tiba-tiba dengan deras mama mengalami squirting. Sepertinya cairan ini merupakan kumpulan cairan mama selama satu bulan ini yang tertahan tidak keluar karena sudah tidak berhubungan dengan 2 bajingan tersebut. Berdasarkan hasil rekaman cctv mama memang tidak pernah mengalami squirting baik saat sedang berhubungan papa ataupun ketika sedang onani selama 1 bulan ini, mungkin itu sebabnya beberapa hari ini terlihat mama uring-uringan.
‘ssseeerrr... serrr.....’ banyak sekali cairan mama keluar dan tanpa menyia-nyiakan cairan tersebut kujilat dan kutelan habis.
Mama : ‘boyy,,,, jangannn boyyy....’ mama masih berusaha menahan diriku menjilati vaginanya.
Kuhentikan jilatanku dan langsung memeluk mama dengan erat.
Gw : ‘Mah... boy tau selama sebulan ini mama ga pernah puas kan? Dimana biasanya mama dipuaskan sama 2 bajingan itu sekarang sudah ga pernah, pasti mama ngerasa ada yang kurang’
Gw : ‘Boy sayang mama mulai sekarang biar boy aja yang puasin mama’ kataku
Mama : ‘Jangan boy,,, kita ibu sama anak,, jangan ya sayanggg...’
Aku tidak hiraukan perkataan mama dan sebelum mama mulai menutup dengan erat kemaluannya, jemari tanganku dengan cepat langsung memasuki vagina mama dan mulai mengocok-ngocok dengan ritme cepat.
‘aaahhh..... jangannn....’ mama tetap berusaha menahan tanganku dengan sisa-sisa tenaganya.
Ceplokkk...cepplokkk.... suara vagina mama yang basah saat jari jariku mengocok vaginanya.
‘aggghhh... booyyyy jangaannnnn’
Walaupun mama menahan tangaku, terlihat gairahnya kembali menaik.
Tiba-tiba mama memegang erat tanganku dan tubuhnya bergetar.
‘aggghhh.... boyyyyy....’
Pantat mama menaik-naik seakan-akan menyambut setiap centi jariku agar tetap berada di dalam liang kenikmatannya.
‘serrrrr...........seeerrrr’ cairan mama kembali keluar.
Melihat mama yang sedang terkulai karena lemas ditambah vaginanya yang merekah terpampang jelas di depanku membuat kontolku mengacung tegak turut ingin menikmati dan merasakan kenikmatan vagina mama.
Dengan cepat aku langsung membuka celanaku dan terpampanglah kontol kebangganku mengacung, berdiri tegak, menantang gravitasi bumi dan berada tepat dihadapan mama.
Mama cukup terbelalak dengan kontolku walaupun masih berukuran dibawah Om Ardi, kontolku secara diameter maupun panjang tetap melebihi kontol Om Rahmat.
Dengan sisa-sisa tenaga dan pikiran normalnya mama mencoba menahan diriku untuk menyetubuhinya.
Mama : ‘Boy... jangan nakkk... mama ga mau kalo nanti hamil anak kamu’
Tersentak diriku akan perkataan mama.
aku juga tidak mau memiliki adik atau anak hasil dari benihku. Aku masih belum cukup gila untuk melakukan ini.
****
Gw : ‘mmm... Kalau begitu pakai kondom ya mah, ga masalah kan asal ga jadi anak’ jawabku dengan seenaknya.
Mama : ‘hah??...bukan itu juga boy maksud mama’
Tanpa pikir panjang dan menunggu jawaban mama aku langsung bergegas mengambil kondom yang berada di saku celanaku. Sudah menjadi kebiasaanku untuk menyelipkan kondom di celana ataupun di dompet sebagai persiapan apabila aku ingin menyetubuhi pacarku.
Setelah aku memasang kondom, aku langsung melebarkan kaki mama dan kutekuk ke atas. Vagina mama yang merah mengkilat kembali menjadi sasaran lidahku. Aku jilati dengan rakusnya, bau vagina mama, gurihnya cairan orgasme mama menjadi kenikmatan tersendiri bagiku.
‘ahhh.... boyyyyy.... jangannnn nakkk’ rengek mama.
Klitoris mama juga tidak luput aku jilatin dan setelah cukup lama aku menikmati vagina mama dan terlihat mama kembali mengalami squirting membasahi badanku.
‘ahhhh,,,mmmhhh...’ racau mama.
Kujilat habis cairan orgasme mama hingga vagina mama kembali mengkilat berkat cairan ludahku.
Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kaki mama sehingga vagina mama yang sudah sangat basah itu terlihat semakin terbuka lebar. Pelan-pelan kuarahkan kontolku ke vagina mama dan terasa agak sempit rupanya. Kagum aku dengan vagina mama padahal sudah sering dipakai oleh 3 pria tetapi tetap berasa sempit tidak kalah dibanding dengan vagina pacarku.
‘aaahhhhhhhhh.....’ mama menjerit ketika kumasukkan seluruh batang kontolku hingga terasa mentok sampai ke rahimnya.
‘Boyyy...jangan nakkk... sadar nakk’ ucap mama sambil berusaha menahan gerakanku.
‘Mama sayang nikmatin aja ya, boy sayang mama. Boy pengen supaya mama gembira, boy pengen mama merasa puas’ kataku sambil kutarik dan kumasukkan lagi kontol ku kedalam vagina mama. Lama-lama semakin kupercepat gerakanku memompa vagina mama.
Ougghhh... agghhh.. ahhh... ahh.... ahh...
Mama mengerang tak beraturan dan tangan mama menarik spreai setiap kali kuhujamkan kontolku kedalam vaginanya dan walaupun tidak mengakui secara gamblang terlihat mama menikmati kontolku yang telah memasuki vaginanya. Selimut telah jatuh entah kemana, AC di kamar yang seharusnya dingin serasa tidak berfungsi saat ini, tubuh kami berdua tetap bercucuran dengan keringat.
Bibir mama meracau dan merintih, aku semakin bernafsu melihat pemandangan ini sambil menggenjot mama aku berusaha membuka bajunya tapi mama tetap menahan agar aku tidak membukanya. Ya sudah deh pikirku yang penting saat ini aku bisa nikmatin vagina mama.
Walaupun tidak berhasil membuat mama telanjang bulat, tanganku tetap rajin menjamah payudara mama yang besar membuat mama semakin blingsatan.
‘oouggghhh,... boyyy....’ mama menjerit sambil tangannya memegang spreai. Kurasakan cairan hangat membasahi kontolku ‘serrrrr............serrr...........’ mama kembali mengalami orgasme, walaupun aku memakai kondom tetapi karena mama mengeluarkan cairan yang cukup banyak maka wajar saja aku tetap merasakannya.
Aku lepaskan kontolku dari kemaluan mama kemudian aku balikkan badan mama dan kuarahkan untuk bergaya doggy style. Mungkin karena lelah menolak atau sedang menikmati orgasmenya, tanpa sadar mama mengikuti kemauanku dan memampangkan vaginanya. Perlahan-lahan kembali kumasukkan kontolku kedalam vaginanya hingga amblas seluruhnya. Kugenjot maju dan mundur. Mama walaupun malu-malu terlihat ikut menggoyangkan pinggulnya mengikuti segala gerakanku. Vagina mama seakan-akan menyedot, menghisap dan menantikan setiap hujaman kontolku.
Kupercepat genjotanku didalam vagina mama ‘aghhhh....agghhh...’ mama kembali mengalami orgasme untuk kesekian kalinya. Payudara mama yang bergoyang-goyang dan menggantung indah turut kuremas-remas dimana pada saat ini akhirnya mama pasrah agar kubuka bajunya sehingga kini mama sudah telanjang bulat dihadapku.
Kontolku kubenamkan sekuat tenaga dan sedalam-dalamnya ke vagina mama membuat mama merasakan kenikmatan tiada tara hingga mendongakkan badannya kebelakang dan payudara yang menonjol kedepan. Melihat payudara mama yang sangat menggoda dan indah tersebut dengan secepat mungkin aku genggam dan remas payudara dari belakang. Puting mama pun tak luput dari seranganku, kumainkan puting mama secara bersamaan agar semakin menambah kenikmatan yang mama terima. Setelah beberapa lama akhirnya aku mengalami orgasme dan tentu saja kontolku aku cabut dari vagina mama.
Walaupun aku memakai kondom aku tidak ingin mengambil resiko kalau mama akan hamil oleh diriku.
‘croott... crott.. crott..maahhhh aku keluarrr’
Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Ranjang yang basah terkena cairan kenikmatan mama, spreai, selimut yang telah berhamburan entah kemana dan dildo yang bergetar di lantai menjadi saksi bisu atas persetubuhan kami siang itu.
Aku berbaring di sebelah mama, kulihat mama yang terengah-engah setelah pertempuran tersebut dengan berpeluh keringat dan sisa tenaganya Mama dengan berlinang air mata menangis sejadi-jadinya.
Mama : ‘Kenapa harus begini sih boy....’
Reflek aku pun langsung memeluk tubuh bugil mama dengan erat.
Gw : ‘Boy sayang mama, boy ga pengen ada laki-laki lain yang manfaatin mama. Boy pengen mama bahagia’ kataku tegas.
Mama : ‘Kan ga harus begini juga boy...’ jawab mama sesenggukan
Gw : ‘Boy pengen mama seneng. Jadi biarin Boy berusaha untuk senengin Mama. Boy sayang Mama’
‘Boy ga mau mama direbut laki-laki lain’
Mama : ‘.....’
Mama pun terdiam dengan jawabanku.
Cukup lama aku memeluk mama, kubelai-belai rambut hitam dan panjang mama, dan kugenggam erat tubuh mama.
Setelah cukup lama akhirnya mama bisa lebih tenang tangisnya telah berhenti, tidak ada satu suarapun yang keluar dari mulut kami. Kami hanya memeluk dengan erat tubuh masing-masing, terdiam dan menikmati momen ini.
Melihat tubuh mama yang bugil di dekapanku dan payudaranya yang besar yang menggesek-gesek dadaku, perlahan namun pasti membuat libidoku kembali naik.
‘Mahh...’ kataku
Pelan-pelan aku menaikkan kepala mama dan mencium pipi mama
‘mmhhh’ erang mama
Turun ke leher
‘mmm.... boyyy’
Dan berlabuh ke bibir
‘mmmhhh... mmmhhh..’
Cukup lama bibir kami berpagutan dengan mesranya.
Tanganku tak tinggal diam dan mulai memilin-milin puting mama secara bergantian akhirnya mama dapat menikmati segala sentuhanku dengan lebih tenang.
‘agghhh.. boyyyy’ racau mama ketika kuremas-remas payudara mama.
‘Mahhh.....’ kataku dengan tatapan tajam dan tanpa berkata apa-apa lagi, aku mulai membaringkan tubuh mama.
Kali ini tanpa perlawanan apapun mama dapat menerimaku sepenuhnya dan selanjutnya kami pun meneruskan persetubuhan tersebut hingga malam hari tepat sebelum Papa pulang.
Sejak kejadian tersebut aku mulai rajin menyetubuhi mama tiap hari setelah pulang kuliah bahkan terkadang mama sendiri yang datang kepadaku meminta untuk dipuaskan.
Persetubuhan itu hanya mau mama lakukan dengan syarat selalu menggunakan kondom dan tidak di kamar utama. Menurut mama, kejadian awal di kamar utama merupakan kesalahan besar dan hanya boleh terjadi satu kali saja karena kamar utama merupakan kamar suami istri yang seharusnya hanya boleh dinikmati oleh mama dan papa saja.