𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟑 ~ 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐌𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮

 


Di dalam kamar,

Papa: "Udah selesai urusan lu sama itu preman ?! Pokoknya besok aku gak mau liat itu preman masuk2 ke toko. Kalau sempat dia injak kaki ke toko langsung aku usir..!!!"

Mama: "Ya gak tahu laa.. kaki kan kaki dia, mana bisa aku atur2.."

Papa: "Liat aja besok...awas kalau datang lagi...mentang2 kita penghuni baru mau minta2 aja..."
......

Besok nya di toko, semua dalam keadaan aman2 saja. Dari pagi sampai sore menjelang malam hanya ada beberapa pembeli. Pak Imron pun tidak lagi mampir ke toko.

Beberapa hari kemudian,

Siangnya Pak Imron mampir ke toko bersama 5 orang anak buahnya. Aku terkejut ngapain dia bawa orang rame2 ke toko, apakah dia mau menjarah toko kami.

Papa langsung berdiri mau berhadapan dengan Pak Imron yang berjalan di depan.

"Ada apa nih bawa2 orang ke sini?!" kata Papa.

"Tenang dulu ko.. jangan salah paham.." kata Pak Imron. "Ini saya kesini bawa kawan2 mau beli rokok... masa gak bole belanja di sini ko..?! kata Pak Imron.

"Tapi jangan harap saya mau bayar2 yang kemaren2 itu yaa...!!!" tegas Papa.

"Ohh soal itu ko?! Sudah beres itu!!! Semalam saya sudah bicara baik2 sama cici.. iya cik ?! kata Pak Imron sambil melihat ke mama.

Mama hanya tersenyum habis itu kembali sibuk dengan hpnya.

"Asal setiap bulan ko Afuk bayar seiklasnya saja sudah... berapapun saya terima, dapat sedikit asal bisa makan bisa beli rokok...hahaha..."begitu kata Pak Imron tapi tidak terlalu di respon Papa. Mungkin papa masih sulit percaya dengan perkataan Pak Imron.

Lalu Pak Imron beli rokok sebungkus lalu bagi2 ke yang lain.

"Oiiii.. nanti kalian kalau ada perlu belanja ke sini aja ya..bantu koko dan cici ini biar rame tokonya..." kata Pak Imron ke kawan2nya. Lalu kawan2nya pada jawab:" Beres bos..."

"Satu lagi... tolong kalian jangan ganggu ini toko... bilang sama kawan2 yang lain...paham?! tegas Pak Imron lalu semua pada ngangguk2.

"Ko Afuk, semua sudah beres pokoknya... kalau ada apa2 boleh cari saya.. biasa saya suka duduk di kedai tuak depan bengkel truk pengangkutan itu. Sana banyak kawan2 yang bisa bantu bongkar muat barang..." jelas Pak Imron.

Dari tadi Pak Imron terus melirik ke mama tapi mama pura2 sibuk dengan hp nya. "Saya pamit dulu.. permisi..." kata Pak Imron lalu berjalan meninggalkan toko, tapi beberapa kali masi menoleh ke arah mama.

Setelah Pak Imron meninggalkan toko, dengan muka heran Papa bilang: "Aneh, kenapa bisa tiba2 jadi baik begitu.. emang kemaren lu bilang apa ke tuh preman...?"

"Semua bisa dibicarakan baik2 Fuk.. lu sendiri yang ngurus apa2 suka pake emosi.." jawab Mama.

"Aku punya caraku sendiri buat ngurus masalahku... lu gak perlu ngajari aku..." kata Papa dengan kesal. dan mama tidak membalas lagi.

Sekitar pukul 3 sore, Papa mau pergi bertemu teman2nya. Papa bilang temannya ada peluang bisnis yang mau dibagi ke Papa. Jadi di toko tinggal aku dan mama sampai sore.

..............

Pada saat kami menutup toko sampai menyisakan pintu ruko terakhir. Tiba2 Pak Imron sendiri kembali lagi lalu masuk ke dalam toko dan menutup pintu itu. Aku dan Mama yang tadinya mau pulang melalui pintu terakhir itu menjadi tidak bisa keluar.

"Ada apa yang Pakkk..!?" tanya Mama.

"Halooo Aling sayangg...!!! Bapak udah rindu sama lu..." jawab Pak Imron.

"Maksud Bapak apaaa?!" Mama nanya lagi.

"Malam ini ayok kita bersenang2 lagi sama Bapak....hehehehe..." jawab Pak Imron dengan suara yang mesum.

Lalu Pak Imron berkata padaku: "Oi Nakk.. elu kalau mau pulang duluan aja... Sekarang Bapak mau bersenang2 sama mamak lu nih...."

Aku terbawa emosi lalu mendorong Pak Imron tapi tidak jatuh. Pak Imron membalas aku dengan menarik bajuku lalu mendorongku hingga aku terpental ke lantai.

"STOP PAKK..JANGAN SAKITI ANAKKU......"jerit Mama.

Lalu Pak Imron menarik lengan mama ke dalam pelukannya. Mama berusaha keluar dari pelukannya tapi tak berdaya.

Kembali aku berdiri mau melawan Pak Imron. Tiba2 salah satu tangan Pak Imron mengeluarkan sebuah pisau lipat lalu diarahkan kepadaku. Akupun berhenti melangkah karena takut.

"Nak...Bapak tidak mau ada yang terluka...kalau lu gak mau pulang lu diam2 di sana liat mama lu Bapak entot..." tegas Pak Imron.

Aku gak bisa bertindak apa2, jika aku gegabah bukan hanya aku yang terluka, tapi Mama juga bisa terluka.

Mama masih dalam rangkulan Pak Imron dan terus berusaha untuk melepaskan diri namun tak berdaya. Pak Imron melipat kembali menyimpan pisaunya ke saku celananya, lalu membopong mama seperti mengangkat karung beras dengan paksa dibawa masuk ke dalam kamar. Aku tidak bisa pasrah di sini, aku pun mengikuti mereka dari belakang sampai berdiri di pintu kamar. Kelihatan Pak Imron sudah sangat bernafsu.

Pak Imron melemparkan mama ke atas ranjang lalu menerkam mama seperti singa kelaparan.Posisi Mama berada di antara kedua paha Pak Imron. Mama berusaha mau bangun lalu mendorong Pak Imron, tapi tubuh Pak Imron terlalu besar buat Mama.

Melihat Mama yang tidak ingin diperkosa, aku pun berusaha untuk kembali melangkah ke arah Pak Imron untuk membebaskan Mama. Kembali Pisaunya diarahkan padaku dan langkahku terhenti. Melihat itu Mama juga takut aku terluka.

"Senn.. sudah Sen.. kamu disitu saja...tunggu Mama..." kata Mama. Akupun mundur dan hanya duduk di lantai menyandarkan diri ke dinding sambil melihat aksi Mama ku dengan preman ini. Berharap semoga mama tidak disakti.

Melihat keadaan mama dan aku sudah mulai tenang dan masih dalam posisi yang sama. Pak Imron meletakkan pisaunya di meja tepat di samping ranjang. Mama pun hanya pasrah dan tidak berusaha untuk bangun.

"Linggg... tadi siang lu kok sombong kali Bapak liat.. Bapak panggil tapi gak ditanggapi..." kata Pak Imron.

"Ada suamiku Pakkk..." jawab Mama.

"Persetan sama suami luu...taik sama dia....Awak paling benci sama orang kayak suami lu itu.... orang baru di sini tapi sombong nya bukan main...." kata Pak Imron.

Mama hanya diam, lalu lanjut Pak Imron:" Untung istrinya baik dan cantik... malam ini Bapak bakal puasin lu Ling..." Tangan Pak Imron nyelip ke dalam celana shortpant mama yang berwarna Gray.

"Aaaaahhhh..." Mama mendesah menahan geli. Sepertinya tangan Pak Imron langsung menembus celana dalam mama, sampai jarinya masuk ke lubang memek mama.

"Bapak paling doyan sama amoy2 kayak lu ini...enak dientot..hehehehe..." kata Pak Imron sambil menatap wajah mama yang sedang menahan geli akibat permainan tangannya di memek mama.

Mama memaling2kan wajahnya sambil menutup mata menahan rangsangan yang diberikan Pak Imron.

"Aaaaahhhh....aaaahhhh...hhhmmmm..." Mama mendesah.

........

Beberapa saat kemudian, tangan Pak Imron keluar dari celana mama. Jari2nya penuh dengan cairan cinta mama.

Pak Imron yakin kalau Mama sudah terangsang. Diapun turun dari ranjang berdiri tepat disamping mama lalu melepaskan pakaian dan celana nya menyisahkan celana dalam putihnya yang kumuh dan longgar.

Mama hanya menunggu dengan pasrah lalu Pak Imron menarik tangan Mama hingga Mama duduk di ranjang berhadapan dengan tubuh Pak Imron.

Pak Imron menarik ke atas kaos T-Shirt mama yang berwarna kuning muda sampai melewat kepala lalu. Lalu celana Mama diturunkan dari pantatnya lalu ditarik ke belakang hingga terlapas. Tidak ada perlawanan dari mama. Baju dan celana Mama dibuang Pak Imron ke lantai. Kini mama hanya mengenakan BH dan CD seperti berbikini.

Mama keliatan begitu putih bening bengan BH dan CD hitamnya dihadapan lelaki yang berkulit gelap yang siap mencicipi tubuhnya.

"Linggg...!!! Buka kutang lu...!!!" perintah Pak Imron. Kedua tangan mama pun melapaskan pengait bra lalu melepaskan sendiri. Tapi mama menutup teteknya dengan kedua lengannya karena merasa malu.

"Tetek yang cantikk jangan ditutup..hehehe..." kata Pak Imron dengan mesumnya.

Memang mama mempunyai payudara yang bagus. Dari dulu mama tidak menyusui kami dengan ASI, jadi tetap kelihatan kencang.

Pak Imron membelai2 kepala mama dengan lembut lalu memberi perintah: "Turunkan kolor Bapak Ling...!!" Mama dengan mudah menurunkan celana dalam Pak Imron yang memang sudah longgar.

Keluarlah batang Pak Imron yang hitam perkasa di depan wajah Mama. Terlihat ekspresi Mama sedikit terkejut lalu menoleh ke arah lain.

Kini Mama dan Pak Imron telah talanjang bulat. Mama duduk di ranjang berhadapan dengan Pak Imron yang berdiri di tepi ranjang.

Kedua tangan Pak Imron mengarahkan kepala mama ke k*ntolnya yang masih setengah berdiri lalu memberi perintah: "Isap k*ntol Bapak Linggg...!!!"

Tapi kepala Mama berusaha untuk menoleh ke arah lain petanda Mama menolak. "Ayokk sayangg...!!!" kata Pak Imron, tapi Mama masih menolak.

"Kenapa sayangg..?" tanya Pak Imron.

"Gak mau Pakk.." jawab Mama

"Kenapa gak mau sayang...?" Pak Imron kembali bertanya tapi Mama tidak bisa menjawab.

"Lu belum pernah nyoba k*ntol lain selain punya suami lu bukan.." kata Pak Imron dan Mama merespon dengan anggukan.

"Sini lu cobain punya Bapak.. punya suami lu yang cina itu payahh... sini cobain k*ntol pribumi Bapak..." kata Pak Imron. Tapi jawab Mama: "Gak mau Pakk.."

"Kenapa gak mau sayang...? Bapak paling gak suka kalau ada wanita yang menolak k*ntol Bapak...ayo bilang kenapa ga mau....!!!" kata Pak Imron.

"Bau Pakk..." jawab Mama.

"HAHAHAHAHAHAHA...." Pak Imron ketawa dengan keras.

"Ini aroma khas lelaki pribumi Lingg...lama2 lu akan terbiasa.. k*ntol Bapak bakal bikin lu keenakan kayak kemaren2 itu...." kata Pak Imron.

Pak Imron mulai mengarahkan kepala Mama ke k*ntolnya lagi. Mama masih ragu2 tapi Pak Imron agak memaksakan dengan menahan kepala mama yang ingin menoleh sambil mengarahkan k*ntolnya ke mulut Mama.

"Buka mulutmu sayang..." perintah Pak Imron tapi Mama masih ragu2 membuka mulutnya.

"BAPAK BILANG BUKA MULUTMU....!!!" Pak Imron perntah dengan suara yang lebih tegas.

Mama pun akhirnya membuka mulutnya lalu k*ntol Pak Imron masuk ke mulut Mama.

"Hmmmmm.... hhhhmmmm... hhhmmmm...." terdengar suara hidung Mama yang sedang mengulum k*ntol Pak Imron.

"Baguss...baggusss.. lagiii Linggg..." puji Pak Imron.

"Amoyy memang betul2 pintar isep k*ntoll..." kata Pak Imron.

K*ntol Pak Imron semakin memanjang sampai mulut Mama gak muat. Kedua tangan Pak Imron terus mendorong kepala Mama untuk mengisap k*ntolnya.

Beberapa saat kemudian tangan Pak Imron lepas dari kepala Mama lalu bergerak ke belakang mengelus punggung mama yang halus. Tapi kepala Mama terus bergerak mengisap k*ntol Pak Imron. Sepertinya Mama sudah mahir mengisap k*ntol.

"Enakkk sekali Linggg... lu emang pintar...." puji Pak Imron.

"Beruntung sekali Ko Afuk punya binik kayak elu Lingg..." lanjutnya.

.........

"Cukupp Ling.....!!! Sini Bapak mau entot memek lu..." perintah Pak Imron

Pak Imron menidurkan Mama lalu melebarkan selangkangan Mama selebar-lebarnya. Kedua tangan mama menutupi memeknya mungkin malu terlihat olehku.

"Awas tangan lu Lingg.." kata Pak Imron. Lalu kedua tangan dicengkram satu tangan Pak Imron lalu mengarahkan k*ntolnya ke dalam memek Mama.

"Pelan2 Pakkk..." kata Mama.

"Bapak udah ga tahan Ling.***k bisa pelan.." kata Pak Imron.

"Punya Bapak besarr......"kata Mama.

"Lama2 juga enak lu..." kata Pak Imron yang lagi masukin k*ntolnya di memek Mama.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh....sakittt Pakk..." jerit Mama saat k*ntol Pak Imron tenggelam ke memeknya.

Pak Imron melakukan penetrasi ke Mama dengan kencang.

"Aahhhh... aaahhh... aaahhhh... aaahhhh.. pelan2 paakkkk... aaahhhh...aaahhh...."

Sepertinya kecepatan Pak Imron gak berkurang justru makin kencang.

"AAAAHHHHHHHH.....AAAAHHHHH....AAAAAHHHHH.....AAAAHHHH..."

"OOOOOHHHHH......AAAAHHHHH.....AAAHHHH...AAHHHH...AAAAHHH..."

"PAAAAKKK...." panggil Mama.

"Appaaa sayannggg...??!?!" tanya Pak Imron.

"Apaaa sayannggg...??!?!" Pak Imron. tanya lagi. Sepertinya Mama mau bilang sesuatu tapi gak bisa terucapkan. Tiba2 Pak Imron melambatkan genjotannya, tapi pantat mama bergerak sendiri diangkat2 seakan tidak mau melambat.

"Kenapa sayanggg..?!" Pak Imron nanya lagi lalu menghentikan gerakan sambil mengatur nafas.

"Kenapa berhanti Pak..?! Mama juga berhenti lalu bertanya mama

"Tadi Aling kenapa panggil Bapak? Bapak nanya berkali2 tapi Aling ga jawab.." kata Pak Imron.

Mama menoleh ke arah lain lalu menjawab: "Gak pa pa Pak..."

"Beneran gak apa..?! kalo gak pa pa Bapak berhenti ya..."kata Pak Imron.

"Janngaann Pakk... " kata Mama sambil merangkul pinggul Pak Imron tidak mau k*ntolnya terlepas dari memeknya.

"Jawab yang jujur.." kata Pak Imron.

"Enak Pak..." jawab Mama tanpa berani menatap mata Pak Imron.

"Apa nya enak?! kata Pak Imron.

"Punya Bapak enak.." kata Mama

"Bapak punya apa enak..? tanyanya lagi.

"Bapak punya penis enak..." kata Mama.

"Punya Bapak ini nama nya bukan penis Ling..tapi K*ntoll..." kata Pak Imron.

"Iyaa Pak.. Kontol Pak Imron enakkk..." tagas Mama.

"Enakkan mana sama punya ko Afuk..Jujur?! tanya Pak Imron.

"Kontol Pak Imron lebih enak dari punya ko Afukk Pakk..."tegas Mama.

"Jadi memek Aling mau Bapak entot lagi pake k*ntol bapak...?! goda Pak Imron

"Mau Pakkk...mauu..." kata Mama lalu mengangkat sendiri pantatnya.

Pak Imron mulai mengenjot mama dengan kecepatan tinggi. Goyangan mama dan Pak Imron semakin seirama.

"Aaaaahhh... aaaaahhh...aaahh...." Desahann Mama

"AAAHHHH....AAAAHHH....AAAAHHH..." Desahan mama semakin kuat.

"PAAAAAKKK..." ucap Mama

"Appaa Syanggg...?!" tanya Pak Imron.

"ENNAAKKK PAAAKKK ENAAAKKK....." kata Mama.

PAAAAKKK...AKUU KELUARRR....!!!

"Baaappaakk jugaaa udah mauuu..."

"LUARRR YA PAAAKKK..."

"Baaapakk mau dalaammm..."

"JANNGAAAN PAAAKKK..."

"Dalaaamm mulutt mu ajjjaaa..."

Pak Imron mengeluarkan k*ntolnya lalu berdiri di samping ranjang menembakkan spermanya ke wajah mama. "ANNNJINNGG....ENNAAAKKK KALII...!!!!" jerit Pak Imron dalam ejakulasi.

"Makasih Lingg...Bapak puas malam ini..." kata Pak Imron tapi Mama hanya diam dan melamun dengan tatapan kosong.

Pak Imron memakai pakaian nya sendiri lalu pamit pergi meninggalkan kami.

Sejenak aku hanya diam menahan nafsuku yang belum bisa tersalurkan melihat aksi Mama dan Pak Imron. Sampai mama yang sudah tersadar dari lamunannya lalu membersihkan wajahnya dari sprema.

"Yuk pulangg... maafin Mama sudah bikin kamu nunggu lama Sen..." kata Mama.

Akupun mengantar mama pulang. Sesampai di rumah sudah pukul 9 bilang malam tapi kami masih belum makan. Aku dan Mama sempat mampir di warung untuk beli nasi goreng lalu makan bersama di rumah. Papa masi belum pulang ke rumah. Mama berterus terang kepadaku kalau Papa jarang bisa memuaskan mama secara seksual. Akupun mengerti kenapa Mama bisa sampai rela dientot oleh Pak Imron.

Setelah selesai makan malam, Mama cuci piring dan meninggalkan Hpnya di meja makan. Kulihat ada pesan WA yang masuk dan itu dari Pak Imron. Kugeser ke atas pesan Pak Imron berisi rayuan2 vulgar ke mama tapi mama tidak terlalu banyak membalas. Tidak sedikut juga video2 bokep yang dikirim Pak Imron tapi tidak dihapus oleh Mama.

Mungkinkah hubungan Pak Imron dengan Mama bisa berlanjut lebih jauh?

Kalau mama memang tidak berniat lebih jauh dengan Pak Imron kenapa mama tidak memblokir saja no Pak Imron ?​
===============
Tidak terasa liburan akan berakhir. Besok aku hari pertamaku masuk sekolah kelas 3 SMP. Dulu aku bersekolah di sekolah swasta, sekarang aku pindah ke sekolah negeri yang tidak jauh dari rumah. Siang ini Papa mengantar ci Evelyn atau Fei-fei pulang dari rumah "Akong-Amah" (panggilan Tionghoa kakek-nenek). Selama liburan ci velyn nginap di sana supaya lebih mudah ketemu teman2nya yang ada di kota. Ci Velyn juga pindah ke sekolah, satu sekolah denganku di kelas 2 SMA. Seharusnya Aku sudh kelas 1 SMA dan Ci Velyn sudah kelas 3 SMA tapi kami gagal naik kelas, akibat Papa bangkrut tidak mampu melunasi uang sekolah serta semua administrasi. Dulu kami sekolah di sekolah favorit sehingga uang sekolahnya sangat mahal. Aturan juga sangat ketat.

Seminggu berlalu....

Setiap hari aku berangkat ke sekolah bersama ci Velyn dengan seperda motor metik yang biasa kupakai mengantar mama ke toko. Menurut pengamatanku, hanya aku dan ci Velyn yang dari keturunan Tionghoa. Sudah seminggu masuk sekolah tapi aku sendiri masih agak kesulitan menemukan teman. Semoga berjalannya waktu aku bisa menemukan teman. Tapi berbeda dengan ci Velyn. Sejak hari pertama masuk sekolah, ci Velyn sudah punya beberapa teman. Kulihat banyak cowo2 yang juga berusaha untuk mendekatinya. Ci Velyn ini orangnya memang supel dan mudah bergaul, tapi kadang ada jutek2nya juga kalau ketemu orang baru.

Sejak aku masuk sekolah maka aku tidak bisa lagi membantu menjaga toko. Tapi mama bilang nanti ada orang yang akan bantu di toko. Mama bilang orang itu adalah anak laki2 Pak Imron. Usianya 31 tahun, sudah tamat sekolah tapi belum dapat kerja. Pak Imron minta anaknya dipekerjakan di toko dengan gaji harian. Rencananya pagi2 Mama tidak perlu lagi ke toko karena Papa sudah dibantu oleh anak Pak Imron. Di rumah Mama bisa mengurus pekerjaan rumah tangga dan memasak agar aku dan ci Velyn bisa makan siang kalau pulang sekolah.

Keesokan harinya aku pulang sekolah lebih awal dua jam dari biasanya karena guru kelas tidak masuk. Murid2 diizinkan untuk pulang lebih awal. Dalam perjalanan pulang ke rumah aku melewat toko. Memang kulihat ada seorang laki2 yang sedang membantu Papa mengangkat barang. Sudah pasti itu adalah anak Pak Imron karena dari wajah dan postornya agak mirip dengan Pak Imron ayahnya.

Sesampai aku di rumah, aku melihat ada sebuah sepeda motor sedang terparkir di dalam pagar rumah, tepatnya didepan pintu rumahku. Kukenal motor ini adalah milik Pak Imron, untuk apa dia datang ke rumah?

Kubuka pintu rumah langsung berhadapan dengan ruang tamu. Kenapa suasana rumah begitu sepi ?!

Diatas meja ruang tamu kulihat ada sebatang rokok yang belum padam apinya tersangkut di asbak rokok, sepertinya barusan duduk di ruang tamu. Anehnya, kulihat sekeliling tapi tidak kelihatan Pak Imron maupun Mama.

Tiba2 aku mendengar suara tertawa Mama. Suara itu datangnya dari kamar tidur tamu. Kucoba dekati kamar tamu lalu menempelkan telingaku ke pintunya. Ternyata Mama sedang bersama Pak Imron di dalam kamar itu.

Kucoba mengintip dari luar rumah, ada sebuah jendela ayun yang tertutup tirai tapi menyisakan cela karena tidak rapat. Di atas jendela ada lubang ventilasi sehingga kedengaran jelas suara dari dalam.

Terlihat Mama sedang bercumbu dengan Pak Imron duduk diatas ranjang. Sesekali Pak Imron berhenti lalu godain Mama sambil tangannya meraba kemana2. Perbuatan Pak Imron membuat Mama sampai tertawa2 kuat tanpa sadar kedengaran sampai luar.

Disana Mama sedang mengenakan tanktop warna pink gak pake BH dan hotpant bahan katun warna putih. Memang dari dulu kebiasaan Mama kalau di rumah sering gak pake BH. Bukan pemandangan yang jarang di rumah kelihatan Mama berpakaian terlihat putingnya yang tercetak seperti yang sekarang juga. Celana hotpant yang pendek memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

Mama dan Pak Imron sedang bercumbu sambil ngobrol dan tangan Pak Imron terus menggerayangi tubuh Mama.

"Cuuupppp....ccuuuppp...."

Pak Imron: "Andai Aling ini istri Bapak...pasti Bapak cumbu tiap hari...cuuuuppp...."

Mama: "Hahahaha...Masih siang udah mimpi Bapak ini..."

Pak Imron:"Lohh...bapak ini serius lo Lingg..."

Mama: "Gomballl... ngomong aja pinter...hahahahaha..." tertawa lepas Mama.

Pak Imron: "Oh ya Ling...terimakasih ya udah kasi anak Bapak kerja di toko..."

Mama: " Iya, trus kenapa.....?"

Pak Imron: "Bapak mau kasi hadiah terimakasih ke Aling..."

Mama: "Beneran Pakk... mana hadiahnya..?"

Pak Imron: "Aling udah siap nerima hadiah Bapak...?"

Mana: "Siap donggg...mana coba..."

Pak Imron:" Ok sekarang Aling tidur dulu baru tutup mata pake kedua tangannya..."

Mama pun mengikuti perintah Pak Imron tidur di ranjang lalu menutup mata dengan kedua tangannya. Kedua betis Mama mengarah ke bawah merapat ke tepi ranjang sehingga membentuk posisi L.

Pak Imron pun turun dari ranjang lalu langsung menarik celana hotpant Mama berserta celana dalamnya. Dalam sekejap memek Mama yang berbulu itu kelihatan.

Mama: "Aduhh Pak...apa2an sihh..?! Mama terkejut.

Pak Imron langsung melebarkan kedua paha Mama, lalu kepalanya turun ke bawah selangkangannya. Rupanya Pak Imron ingin menjilat memek Mama.

Mama: "AAAAAAAHHHHHH.HHH......" Mama mendesah kuat. "Geli Pakkk...." Mama merasa geli mungkin memeknya disentuh oleh kumisnya Pak Imron. yang lumayan lebat

Pak Imron: "Hmmmm...sruuuppp... nikmati sayangg..." sambil terus menjilat memek Mama.

Mama: "Udah Pak hentikan... jorok tahu... aaaahhhh.....aaaahhhh.....!!!"

Pak Imron: Tidak sayanggg.. Bapak paling suka memek amoy... sruuuppp....srrruuppp..."

Mama: "Benerkahhh... aaaaahhhh....aahhhhh....aaaahhhh...."

Pak Imron: " Benarrrr.... hmmm...srrruuupp..."

Mama: "Apa gak bau... haaaahhh...hhaaaahhh...."

Pak Imron: "Bau nya enak Linggg...hmmmm....hhmmm..."

Mama: " Masa sihh...apa gak jorokk Pakkk...??""

Pak Imron: "Buaat Alingg gak ada yangg jorok syangg....srruupppppp....hhmmmmm...ssssrrruuppp...!!!"

Mama: AAAAAAHHHHHH...AAAAAHHHHH....ENAKKK PAAAKKK....!!!!! OOOOHHHH PAAAAAKKK...." Kedua tangan Mama menjambak rambut Pak Imron dengan keras.

Pak Imron: "Nikmati sayanggg... srruuppp....srrruuppp..."

Memek Mama dijilat Pak Imron dengan begitu lahapnya.

Pak Imron: "Bapakk suka memek cina Alinggg... hhhmmmm... "

Mama: " TRUSSS PAAKKK.....OOOHHHH....BAAAPAAK HEBAATTT...OOHHHH....!!! AAAAAHHHH.....AAAAAHHHH....AAAAHHH....

Pantat Mama diangkat supaya muka Pak Imron lebih tenggelam ke memek Mama. Satu tangan mama menahan ranjang, satu tangannya menjambak rambut Pak Imron.

Mama: "PAAAAAAKKKK...!!!! AKU MAU KELUARRRR...!!!

Pak Imron: "Keluarin syangg..!!"

Mama: AAAAAAAAAHHHHH.......AAAAAAAAAHHHHHH.... AKU KELUAARRR!!!!!

Mama mencapai orgasme hebat. Muka Pak Imron penuh dengan cairan cinta Mama tapi dia tidak merasa jorok. Pak Imron mengusap wajahnya dengan lengan bajunya lalu bermain2 dengan memek Mama yang basah itu dengan jarinya.

Pak Imron: Gimana hadiah Bapak Ling...??

Mama: "Enakk Pakk.. enakkk..." Mama masih mengatur nafasnya setalah orgasme hebat.

Pak Imron: Aling suka hadiah bapak..?

Mama: "Sukaaaa Pakk.."

Setelah nafas mama sudah cukup normal, mama pun bangun melepaskan tanktopnya sehingga memperlihatkan payudaranya yang mulus.

Setelah itu Pak Imron berdiri menghadap mama yang duduk telanjang dengan paha yang terbuka lebar. Lalu tanpa diperintah, Mama langsung membuka tali pinggang Pak Imron lalu menurunkan celananya. Tangan Mama mencari k*ntol Pak Imron yang bersembunyi di balik celana dalamnya. Dikeluarkan senjata Pak Imron yang besar itu lalu dikocok Mama. Karena merasa celana dalam Pak Imron cukup mengganggu Mama, maka celana dalamnya pun diturunkan Mama. Pak Imron pun melepaskan pakaian kaos oblongnya sendiri. Kini mereka berdua sudah dalam keadaaan bugil.

Pemandangan ini mirip seperti video bokep yang pernah aku tonton. Dimana seorang wanita jepang sedang menjilat k*ntol lelaki negro.

"Besar banget Pakk..." kata Mama sambil menjilat k*ntol Pak Imron dari buah zakar sampai kepalanya.

"Alingg suka..??" tanya Pak Imron sambil menikmati jilatan Mama.

"Suka banget Pakk..hmmm...srruuppp..." Mama menjilat k*ontol Pak Imron seperti makan es lilin.

"Beneran suka ?! kemaren itu lu pernah bilang k*ntol Bapak bau..." ledek Pak Imron.

"sekarang juga bau koq Pak..." jawab Mama.

"Tapi koq mau jilatin k*ntol Bapak yang bau ini...?" tanya Pak Imron.

"Abis Bapak gak merasa jorok ama memek aku... apa salah aku melakukan ini demi bapak..?! jawab Mama.

Keliatan Mama udah gak merasa jijik dengan kontol pribumi Pak Imron. Mama seperti sedang mengisap batang coklat dengan begitu lahap.

"Pak, bole nanya ga Pak..?" tanya Mama

"Enakk saynggg.. lu mau nanya apa Linggg...?" jawab Pak Imron.

"Kenapa ujung penis Pak Imron beda dengan punya ko Afuk..?" tanya Mama

"K*ntol sayang sebutnnya syang..." kata Pak Imron.

"Ehh.. iya k*ntol..." Mama perbaiki sebutannya.

"K*ntol suami lu itu gak disunat Lingg.. makanya ga enak punya dia kalo masuk ke memek lu..." jawab Pak Imron.

"ohh ya..?! Emang punya laki pribumi semua sunat ya Pak...? tanya Mama lagi.

"Iya syang...k*ntol pribumi rata2 disunat biar enak wanitanya kalo kena entot kayak Aling..." jawab Pak Imron.

"..... hhhmmmm.... iyaa Pakkk sruuppp..." jawab Mama sambil menikmati k*ntol pribumi Pak Imron yang sudah berdiri tegak dengan gagahnya. Tangan kanan Mama mengenggam k*ntol Pak Imron sambil mengulum, tangan kirinya mengusap2 memeknya sendiri.

"Paakkk... ayo cepatan masukinn kesini..." kata Mama sambil mengusap2 bibir kemaluannya.

"Kenapa harus cepat2 sayangg..?" tanya Pak Imron.

"Nanti anakku udah mau pulang sekolah loohh..." kata Mama.

"Biarin aja kan anak laki lu kan pernah liat lu kena entot sama Bapak..." jawab Pak Imron

"Gak Pak... Aku ga nyaman juga kalo diliatin sama anakku sendiri..." kata Mama.

Mendengar pernyataan Mama itu membuatku bertanya dalam hati. Apa maksud perkataan Mama itu? Apa yang gak nyaman? Emangnya kenapa kalau aku lihat ?

"Gak nyaman gimana Ling...?" tanya Pak Imron.

"Aku ga bebas jadi diri aku sendiri Pakk..." kata Mama.

"Sekarang anak lagi gak ada, jadi lu mau bebas gimana coba..?" tanya Pak Imron.

Mama berdiri berhadapan dengan Pak Imron dengan tatapan penuh gairah. Lalu Mama memeluk dan mencium bibir Pak Imron sambil jinjit karena tubuhnya yang lebih pendek. Mereka sedang beradu lidah dengan penuh nafsu. Sepertinya Mama semakin bernafsu.

Sambil berciuman mereka bergerak memutar posisi 180 derajat sehingga Pak Imron yang membelakangi ranjang. Tiba2 Mama menghentikan ciumannya lalu mendorong Pak Imron dengan lambat untuk duduk di ranjang.

Lalu Mama menaiki Pak Imron lalu berusaha memasukkan sendiri kontol Pak Imron ke memeknya dengan perlahan2. Pak Imron hanya santai menyaksikan apa yang akan Mama lakukan terhadapnya.

"Aaaaaaaahhhhhhhh......." Mama mendesah ketika kontol Pak Imron yang besar tenggelam dalam memeknya.

Mama lalu mulai bergoyang diatas pangkuan sambil memeluk kepala Pak Imron. Kini mereka saling berpelukan kuat sambil menikmati goyangan yang semakin lama semakin kencang. Tubuh Mama yang putih mulus kini telah menyatu dengan tubuh Pak Imron yang gelap.

"Aaaaaahhhh...aaaaahhhh.....aaaahhhh....aaaahhhhh...." suara desahan Mama dan Pak Imron terdengar sangat serasi. Seakan mereka saling bersahut2an dalam bahasa desahan.

"Ooooohhh...aaaaahhhh....ooooohhhh...aaaaahhhh...." mereka tidak berbicara lagi dengan kata2, keduanya hanya saling desah desahan karena larut dalam lautan kenikmatan.

"Aaaaaaahhhhh...aaahhhh....hhhmmm...srurruppp cuuppp...cuuuppp...." Mama mendesah tetapi Pak Imron menyumbat mulut Mama dengan ciumannya. Mereka saling berciuman panas sambil bergoyang dengan irama yang stabil.

"AAAAAAAHHHHH.....AAAAAAHHHHH......AAAAAHHHHH....." Mama melepaskan cium lalu mendesah kuat, sepertinya Mama sudah keluar. Goyangan Mama pelan2 melambat tapi pelukan nya semakin kuat sambil menjambak rambut Pak Imron.

"Betul2 kayak amoy lonte elu Lingggg...." kata Pak Imron tapi Mama tidak menjawab karena sedang menikmati klimaksnya sambil mengambil nafas.

"Anak lu gak ada elu bebas berubah jadi lonte...hehe..." kata Pak Imron.

"Emang Pak Imron gak suka Aling bgitu..?" tanya Mama.

"Hahahaha...Bapak suka sekali Ling... Bapak memang suka bikin amoy jadi lonte Linggg... hahahaha..." kata Pak Imron.

"Biarinnnn... kan gak ada yang liat cuma Bapak yang tahu Ling jadi lonte.. wekkksss..." ledek Mama.

"Lagi ya Pakkk.. Aku belum mau lagii....." tambah Mama.

"Anjinggg...betul2 amoy lonte... hahahaha...sini Moy gantian Bapak yang puasin lu..." kata Pak Imron.

Pak Imron berdiri sambil mengangkat Mama yang masih memeluknya. Kontolnya masi tertancam di memek mama. Lalu menidurkan Mama ke atas ranjang lalu mulai genjot Mama dari pelan sampai kencang.

"Aaaaaahhh.....aaaahhhh.....aaahhhhh...." Mama kembali mendesah. Payudara Mama bergoncang naik turun akibat di genjot.

"Iyaaaaahhh Paaakk...puasssin akuuu....aaahhhh...aaaaahhhh..." ucap Mama.

"Beresss amoyy lonteee...." kata Pak Imron.

Sepertinya Mama tidak tersinggung dibilang lonte sama Pak Imron. Sebaliknya Mama semakin bernafsu walaupun direndahkan.

"Aaaaahhhh...aaaaahhhh....ooohhhh enaaakkkk....." ucap Mama.

"Apaaaa yang bikinn enakkk Lingggg.." ucap Pak Imron.

"Punyaaa Bapakkk...!!!" ucap Mama

"Bapaak punyaaa apaaaa Lingggg..." ucap Pak Imron

"Kontollll...!!!! jerit Mama.

"PAAAKKK AKU MAU KELUARRRR....!!!" ucap Mama

"Iyaaaa sama2 ya Linggg...aaahh aaaahh aaaahhh..." kata Pak Imron.

"AKUUU KELUAAARRRR...!!! jerit Mama.

"Bapaaakk jugaaa mauuu...." ucap Pak Imron lalu mau melepaskan kontolnya dari memek Mama.

"Jangggaannn Pakkk...dalammm aajjjjaaa... aaahhhhh....aaahhh...." ucap Mama.

"Iyaaaa sayanngggg.... AAAAAHHHHH.....AAAAHHHHH.....AAAAHHHH... ANNNJINGGG...." Pak Imron nembak ke memek Mama. Aaaaaahhhh.....aaaaahhhhh....aaaaahhh...." Mama juga mendesah.

Lalu Pak Imron membaringkan dirinya di samping mama lalu mama tidur di atas dada Pak Imron lalu tangan Pak Imron juga memeluk Mama seakan istrinya.

"Hebat kamu Pakkk.." kata Mama.

"Lu juga hebat Ling... Bapak puas sama pelayanan lu..." kata Pak Imron.

"PELAYANAN...?! Emang aku lonte...?! bales Mama

"Lohh tadi Aling bilang sendiri mau jadi lonte..." bales Pak Imron.

"Iyaaa sih tapi aku kan jadi malu dibilang gitu Pakk..." jawab Mama.

"Gapapa Ling...elu itu cuma lontenya Bapak yang paling cantikk..." goda Pak Imron.

"HAHAHA... bisa aja kamu ini Pakkk..." Mama tertawa lalu kembali tidur dalam pelukan Imron.

"Ehhh... Udahan yuk Pak... anakku udah mau pulang nihh..." kata Mama.

Lalu mereka sibuk mengenakan pakaian mereka sendiri lalu keluar dari ruang itu. Akupun dengan cepat kembali masuk dari pintu depan seakan2 baru sampai ke rumah.

"Lohh..Sen, kamu baru nyampe..? " tanya Mama dengan wajah terkejut melihat ku tapi berusaha merapikan pakaiannya yang kelihatan kusut. Suaranya dibuat tegas seakan tidak terjadi apa2.

"Iya Maa...baru pulang..." jawabku. "Siang Om...tumben om mampir ke rumah." aku menyapa Pak Imron sambil basa basi.

"Iya Nakk... Om lagi pengen entot lu punya mamak..." jawab Pak Imron dengan ketus. Lalu mama mencubit lengan Pak Imron dan Pak Imron pura2 sakit.

"Apa2an sih bilang2 gitu ke anakku..." kata Mama.

"Biarin saja.. dia udah mulai besar udah paham juga suka ngentot.. hahaha..." kata Pak Imron.

Abis bilang gitu Pak Imron pamit minta pulang.

Setelah Pak Imron pulang aku coba bertanya ke mama.

Aku: "Ma..beneran Ma, emang tadi Mama main sama Pak Imron..?

Mama: "Iya sih Sen... biasa deh tadi Mama juga dipaksa..."

Aku: "Masa sihh...?!"

Mama: "Iya Sennn...udahlah kalau kamu ga percaya..mama mau mandi dulu..." Mama menjawab tanpa berani menatapku karena sebenarnya dia berbohong padaku.

Setelah Mama pergi mandi, aku coba masuk ke ruang tempat Mama dan Pak Imron bersetubuh. Ranjangnya sudah cukup rapi tetapi masih kutemukan sisa2 pertempuran. Masih ada noda2 lendir di sprei dan terlihat kusut, aromanya kamar itu juga terasa agak bau keringat.

Kulihat di meja Mama meninggalkan Hp nya lalu kucoba buka. Diam2 aku tahu password pattern Mama karena cukup mudah terbaca. Mataku lihai melihat gerakan jari mama ketika dia buka hpnya. Lalu aku buka WA Mama dan melihat record percakapan Mama dengan Pak Imron.

Isinya benar2 vulgar. Terakhir aku buka WA itu, mama masih belum begitu merespon chat nakal Pak Imron. Tapi kali ini aku lihat kalau mama juga membalas dengan kata2 yang jorok. Dari chat itu juga terlampir foto2 seksi Mama yang kelihatan memek dan payudaranya. Pak Imron juga sering mengirimkan foto kontolnya. Percakapan terakhirnya, ternyata Mama yang pertama kali bilang ke Pak Imron kalau di rumah sedang aman jadi boleh datang.

Mama benar2 munafik, ngomong aja terpaksa padahal Mama tadi benar2 seperti lonte. Sekarang aku tahu kalau Mama sudah jadi lonte Pak Imron. Di depanku Mama menunjukkan wibawanya tapi kalau di ranjang ternyata mamaku seperti wanita jalang.

.......

Gak seberapa lama, tiba2 ada sepeda motor sampe di depan pagar.

Oh tidakkk!!! Aku lupa menjemput ci Velyn pulang dari sekolah.

Rupanya ci Velyn diantar pulang oleh seorang cowok teman sekolahnya dan sepertinya aku kenal. Mereka sempat ngobrol2 sambil bercanda di depan pagar lalu cowok itu pergi.

Apakah cowok itu mau mengejar ci Velyn ?

Sudah sejauh mana hubungan mereka?​

BERSAMBUNG .....

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com