Pagi telah tiba dengan cuaca yang begitu cerah, namun Ana masih meringkuk di atas tempat tidur miliknya dengan begitu lelap dan nyenyak tanpa ada tanda tanda akan bangkit dari tempat itu. Malam sebelumnya adalah malam yang melelahkan baginya karena harus memasak menu makan malam untuk Arban yang sedang lembur dan membawakannya ke kantor lalu menemaninya sebentar sebelum diantar pulang oleh Arban ketika jam hampir menunjukkan pukul 3 malam.
Sebenarnya dia sekalian ingin meminta diajak jalan ke beberapa tempat seperti cafe karena malam itu merupakan malam minggu, namun dirinya mengerti akan kesibukan kekasihnya tersebut yang tidak main-main yang sebenarnya untuk masa depan mereka berdua juga sehingga mau tidak mau Ana harus mengalah terlebih dahulu dan lebih bersabar lagi.
Ketika masih menikmati rasa malas yang menghinggapi dirinya, pintu kamar Ana tiba tiba berbunyi dari luar disertai suara mamahnya yang memanggilnya berkali-kali yaitu Bu Dewi.
"Ana.. Ana!! Ayo bangun, ini udah jam 6 pagi loh. Katanya kamu mau pergi belanja loh Ana."
Teriak Bu Dewi dari balik pintu dengan suara yang cukup keras. Merasa tidak mendapatkan respon apapun setelah berkali-kali mengetuk pintu, Bu Dewi segera mengambil kunci cadangan kamar Ana yang sudah dia simpan dan segera kembali ke depan pintu kamar Ana. Setelah terbuka, Bu Dewi segera menuju ke tempat tidur Ana dan membuka selimut yang menutupi tubuh Ana untuk segera membangunkannya.
Namun Bu Dewi malah menemukan hal yang tidak sama sekali dia duga, ternyata Ana sama sekali tidak menggunakan pakaian apa-apa alias tidur tanpa sehelai benangpun. Selain itu, Bu Dewi menemukan begitu banyak tanda merah di dada, perut, paha, dan leher Ana yang tidak terhitung jumlahnya yang jelas membuatnya cukup syok dan terkejut selama beberapa saat hingga dia berdiri mematung memandangi tanda merah tersebut yang sama sekali tidak terhitung jumlahnya.
Tentu saja Bu Dewi dapat menebak bahwa itu semua adalah ulah perbuatan Arban, karena anaknya yaitu Ana sama sekali tidak dekat dengan laki-laki lain satu orangpun. Selain karena Ana yang begitu setia kepada kekasihnya tersebut, orang-orang juga cukup segan dengan Ana karena pengaruh Arban yang cukup luas sebagai orang yang dikenal memiliki teman yang tidak sedikit dikalangan preman maupun anak-anak nakal yang begitu menghormatinya karena Arban yang awal-awal kuliah begitu berani melawan para seniornya dikampus yang sering menindas para mahasiswa baru maupun para pemalak di lorong tempat tinggalnya dan beberapa faktor yang tidak diketahui oleh Bu Dewi.
Contohnya saja ketika mereka bertiga yaitu Ana, Arban dan dirinya pernah suatu ketika makan di sebuah warung makan yang cukup terkenal tiba-tiba ada segerombolan preman yang datang ke warung makan tersebut untuk menagih iuran yang biasa mereka sebut sebagai uang kemanan, namun sang pemilik warung makan menolak karena merasa muak ketika hampir setiap hari dimintai hingga 100 ribu atau 5 porsi makanan untuk mereka. Ketika keributan dimulai dan suasana cukup tegang karena para preman mulaimengancam menggunakan benda tajam seperti parang dan katana.
Namun, Bu Dewi melihat Arban tetap tenang sambil makan tanpa merasa terganggu sehingga dirinya mengajak Ana agar segera keluar namun ditahan oleh Arban agar tetap duduk dan menikmati makanan yang belum habis setengah. Setelah mengamati beberapa saat, kekasih Ana tersebut segera berdiri dan berjalan ke arah mereka dan nampak berbicara sebentar yang cukup membuat Bu Dewi takut karena para preman yang cukup ramai dan Arban hanya seorang diri.
Namun apa yang terjadi selanjutnya malah membuatnya terkejut karena melihat para preman tersebut meminta maaf sambil menyalami Arban sambil membungkuk satu persatu dan keluar dari warung makan tersebut. Setelahnya Arban kembali makan dan berkata itu adalah teman-temannya yang tinggal tidak jauh dari sini. Melihat hal itu, tentunya Bu Dewi tidak merasa heran bahwa tidak ada laki-laki yang berani menggoda Ana dilingkungan tempat Ana kuliah sehingga Bu Dewi selalu merasa aman dan tenang.
Setelah beberapa saat terdiam, Bu Dewi merasa kebingungan akan melakukan tindakan apa dan memutuskan untuk memeriksa handphone milik Ana yang selama ini sama sekali tidak pernah dia periksa dan dia curigai, namun ternyata handphone milik Ana menggunakan kunci sidik jari.
Setelah dibuka menggunakan jari Ana yang masih tertidur, Bu Dewi segera membuka aplikasi yang dirasa mencurigakan seperti galeri dan whatsapp namun Bu Dewi tidak menemukan hal aneh apapun. Tidak menyerah sama sekali, Bu Dewi segera membuka aplikasi file dan menemukan brankas yang dikunci oleh suatu pin. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya brankas tersebut terbuka dengan kombinasi angka tanggal lahir Ana ditambah tanggal jadian Ana dan Arban.
Setelah brankas file tersebut terbuka, Bu Dewi sudah dibuat terkejut dan membisu bahkan sebelum menekan apapun ketika Bu Dewi dengan jelas melihat terdapat 5.000 lebih file foto dan video yang ternyata adalah file adegan persetubuhan Arban dan Ana selama ini yang membuatnya syok karena ternyata anaknya sudah berkali-kali berhubungan sex dengan seorang laki laki yang juga sudah menggenjot lubang peranakan miliknya sebanyak 2 kali. Karena merasa penasaran, Bu Dewi segera memutar video paling atas yang sepertinya baru saja direkam tadi malam.
Adegan awal terlihat bahwa Arban sedang duduk di kursi kerjanya sambil bekerja memandangi layar laptop dengan cukup fokus namun posisinya nampak memangku Ana yang memeluknya dengan erat dan masih berpakaian lengkap.
Namun jika diteliti dan diperhatikan baik-baik, ternyata Ana duduk dipangkuan Arban sambil bergoyang perlahan di atas kontol milik Arban karena Ana menggunakan rok yang tentunya tidak memperlihatkan pertemuan kontol dan memek milik mereka dalam video, namun dapat ditebak ketika Bu Dewi mellihat dari ekspresi wajah Ana yang begitu kenikmatan dan nampak sangat horny.
Makin lama waktu berlalu, goyangan Ana diatas kontol Arban semakin menggila, liar dan cepat seperti Ana yang berusaha memuaskan memeknya sendiri yang sange berat tanpa ada niat memuaskan Arban sama sekali yang ternyata hanya menggunakan satu tangannya untuk mengelus-elus buah pantat milik Ana dan sesekali menamparnya sehingga membuat Ana hanya bisa mendesis dan mendesah tertahan sambil memasang wajah yang benar-benar sange sambil mengeluarkan lidahnya yang mengakibatkan liurnya meleleh keluar mengenai baju Arban namun dibiarkankan saja oleh Arban itu sendiri.
Dalam video tersebut, nampak Ana yang berkali-kali orgasme diatas tubuh Arban dan berkali kali mengucur cairan deras dan kental ke lantai begitu banyak yang menjelaskan bahwa Ana orgasme ketika itu lebih dari sekali. Video pertama tersebut menampakkan begitu liarnya Ana berusaha mencapai kenikmatan dari kontol perkasa kekasihnya tersebut yang berlangsung sekitar 50 menit di dalam video namun di skip-skip oleh Bu Dewi sendiri.
Setelah selesai menontonnya, Bu Dewi memastikan keadaan Ana yang ternyata masih tertidur lelap, sehingga dia memutuskan menonton video selanjutnya sambil duduk di kursi meja belajar.
Pada video kedua, dirinya menemukan adegan dimana Ana berbaring di kamar tempat Ana tertidur sekarang dalam keadaan telanjang dan mengangkang lebar karena tepat di bawahnya terdapat Arban masih berpakaian lengkap yang nampaknya menjilati memek dan selangkangan Ana perlahan-lahan dan cukup erotis.
Ketika melihat hal tersebut, Bu Dewi begitu terkejut karena selama ini dirinya tidak pernah melakukan adegan tersebut dengan suaminya dan seketika membuatnya menjadi sangat sange sehingga nafasnya mulai berat dan memburu.
Dalam video tersebut, Arban nampaknya begitu lihai dan terbiasa menjilati memek milik Ana yang membuat Ana mendesah begitu hebat dan mengerang keras hingga tubuhnya kejang kejang sehingga kedua kakinya langsung mengunci kepala Arban di memeknya dan menggerakkan kepala Arban naik turun dengan liar.
Melihat hal itu kembali, nafas Bu Dewi semakin memburu dan tubuhnya memanas karena dirinya tidak menyangka bahwa Ana benar-benar liar ketika melakukan hubungan sex dengan Arban karena tergila gila akan kontol Arban yang begitu luar biasa. Setelah bebeberapa saat nampak Ana yang merasa lemas, Ana mulai melepas kuncian di kakinya dan membiarkan Arban berhenti.
Setelah itu, Arban mulai berdiri mengambil kamera dan berjalan kembali ke arah Ana yang sedang berbaring lalu mengeluarkan kontolnya yang nampak begitu besar dan tegang. Ketika layar handphone Ana menampilkan hal tersebut, Bu Dewi segera menekan tombol pause pada video dan mengeluarkan handphone miliknya lalu memotret layar handphone milik Ana yang menampilkan kontol perkasa Arban, lalu video tersebut dilanjutkan dengan adegan Arban menangkap adegan ketika dirinya menekan-nekan kepala kontolnya pada memek Ana.
Walaupun hanya kepala kontolnya, hal tersebut sudah cukup untuk membuat Ana merasa kenikmatan dan orgasme hingga 5 kali diiringi desahan dan permohonan dari Ana agar memeknya dimasukkan kontol milik Arban. Setelah merasa puas mempermainkan Ana yang sudah tidak berdaya tersebut, Arban memasukkan kontolnya ke dalam memek Ana dalam satu hentakan yang membuat tubuh Ana menegang dan terdengar Ana yang mengerang panjang.
Tanpa berlama-lama, Arban segera memompa kontol panjangnya di dalam memek Ana yang hanya masuk 3/4 nya walaupun sudah dipaksa sekuat tenaga sambil diiringi oleh desahan Ana yang begitu liar sambil menyebut nama Arban berkali kali hingga Arban orgasme dan menyemprotkan spermanya dalam memek Ana. Video tersebut berdurasi sekitar 2 jam namun di skip skip oleh Bu Dewi untuk mempersingkat waktu, dalam video tersebut Bu Dewi menghitung bahwa Ana orgasme hingga 27 kali banyaknya.
Setelah menonton video kedua, Bu Dewi melihat begitu banyak foto kontol Arban yang difoto oleh Ana sehingga dirinya juga mengambil foto tersebut dengan nafas yang begitu berat dan nampaknya Bu Dewi sangat sange, dengan buru buru Bu Dewi menggunakan handphone miliknya untuk mengambil foto tersebut hingga hampir 100an foto yang menampilkan berbagai gambar tubuh kekar Arban yang atletis, kontol perkasa milik Arban yang panjang dan keras, wajah Arban yang begitu mempesona, dan foto kontol Arban yang sedang memuncratkan sperma.
Setelah itu Bu Dewi segera keluar dari aplikasi tersebut dan membersihkan riwayat aplikasi yang telah dibukanya lalu mengembalikan handphone milik Ana di posisi semula. Tidak lupa pula Bu Dewi memperbaiki selimut milik Ana yang tadinya dia buka lalu keluar kamar dengan sangat hati hati dan menutup pintu kamar itu kembali ketika keluar.
Tepat ketika Bu Dewi keluar kamar, dirinya mendapati jam telah menunjukkan pukul 8 pagi lewat. Entah apa yang ada di pikiran Bu Dewi sehingga dirinya langsung berganti pakaian karena dirinya telah mandi ketika subuh dan segera keluar rumah mengendarai mobil dengan kecepatan sedang meninggalkan Ana yang masih tertidur.
Setelah beberapa saat berkendara, ternyata Bu Dewi tepar mengarah ke arah perumahan tempat Arban tinggal. Ketika sampai, Bu Dewi segera turun dan merapikan pakaian miliknya. Walaupun sudah cukup berumur, namun Bu Dewi masih sangatlah cantik dan memiliki tubuh yang terawat sehingga tidak heran anaknya juga yakni Ana begitu mempesona.
"Assalamu'alaikum, halo.. Assalamu'alaikum..tok tok." Ucap Bu Dewi yang berusaha memanggil sang empunya rumah agar segera keluar. Hari itu adalah minggu pagi yang tentunya tetangga rumah Arban yang rata-rata adalah sebuah keluarga sedang keluar untuk berlibur sehingga menguntungkan bagi Bu Dewi.
Setelah berkali-kali mengetuk pintu, tidak ada tanda tanda bahwa Arban ada di rumah, namun Bu Dewi sangat yakin bahwa Arban ada dirumah karena motor trail yang biasa di gunakan oleh Arban tepat terdapat di dalam garasi rumah.
Setelah beberapa saat mengetuk pintu, Bu Dewi ingat ketika membaca chat pesan WA antara Arban dan Ana bahwa Arban biasa meninggalkan kunci cadangan untuk Ana sewaktu-waktu bila dibutuhkan di atas ventilasi jendela paling kiri dan ternyata Bu Dewi tepat menemukannya. Setelah pintu terbuka, Bu Dewi segera masuk lalu melangkah masuk kedalam rumah lalu menuju kamar dan menemukan Arban yang tertidur lelap hanya menggunakan celana pendek tanpa baju ditemani kipas angin. Bu Dewi baru sadar bahwa Arban sepertinya tidur ketika subuh karena pekerjaannya.
Setelah memperhatikan Arban beberapa saat, ternyata niat Bu Dewi kesini adalah untuk memuaskan memek miliknya yang sangat sangat gatal dan sange berat setelah menonton video-video di handphone milik Ana dengan menggunakan kontol milik laki-laki yang awalnya dia tolak untuk menggenjot memek miliknya yang selama ini dia jaga. Awalnya Bu Dewi ingin melakukan colmek di rumahnya, namun dirinya berpikir akan merasa nanggung dan akan kurang puas. Sehingga dirinya memutuskan untuk segera kesini walau tanpa mengabari Arban terlebih dahulu.
Bu Dewi segera melepaskan pakaiannya hingga telanjang dengan terburu-buru lalu dirinya segera berjongkok menjilati perut Arban yang begitu sexy dengan sixpack yang sangat kekar diikuti tangan Bu Dewi yang mengelus-elus otot tangan Arban, tidak lama setelahnya lidah Bu Dewi naik ke puting milik Arban yang dilahap oleh Bu Dewi dengan nafas yang memburu secara perlahan lahan lidah liar Bu Dewi semakin naik hingga ke leher Arban yang masih tertidur lelap dan berakhir di wajah Arban yang disapu habis oleh lidah Bu Dewi dengan nafsu menggebu-gebu.
Tanpa menunggu lebih lama setelahnya, Bu Dewi segera menarik lepas celana luar dan celana dalam Arban sehingga kontol Arban pun nampak oleh Bu Dewi dengan mata sayu dan nafas yang tidak teratur lagi. Walaupun masih dalam keadaan belum ereksi sama sekali, Bu Dewi ragu dan kagum apakah kontol tersebut akan longgar dalam memek miliknya yang jarang dijamah oleh kontol sang suami yang juga berukuran mungil.
Setelahnya Bu Dewi tanpa ragu segera menggenggam kontol Arban lalu mengocoknya beberapa saat dengan telaten dan memberikan ludahnya sebagai pelumas. Walaupun belum masuk kedalam memeknya, Bu Dewi dapat merasakan hangat dan kerasnya kontol Arban menggunakan tangannya sehingga memeknya miliknya mengalami orgasme hebat dan tanpa berlama-lama lagi dirinya segera berdiri lalu turun mengangkangi kontol Arban dengan sekali hentakan yang masuk kedalam memeknya yang membuat dirinya menggigit bibir agar Arban tidak terbangun.
Dengan perlahan-lahan, Bu Dewi segera memompa kontol milik Arban setengahnya dengan begitu erotis dan berbagai gaya goyangan dia lakukan agar memeknya tersebut puas. Walaupun dirinya dengan sekuat tenaga menahan suara desahan miliknya, Bu Dewi benar-benar tidak mampu menahan kenikmatan yang diberikan oleh kontol Arban sehingga dirinya kelepasan mendesah begitu kencang dan bernafsu yang mengakibatkan Arban terbangun dalam keadaan lemas karena masih mengantuk dengan mata yang berat.
"Loh, ngapain tante??" Tanya Arban yamg cukup terkejut mendapati Bu Dewi sedang bergoyang diatas tubuhnya sambil memompa kontol miliknya. Awalnya Arban mengira bahwa itu adalah Ana, namun memek Ana tidak terasa agak longgar dan berisi seperti itu.
"Nghhhh, ahhh ah shhh tante butuh kontol kamu mphhh please tante lagi sange berat ngh aah ah ah ah ah enak banget kontol kamuu memek tante gakuat." Desah Bu Dewi dengan wajah yang tidak bisa diartikan lagi dan kepalanya turun memeluk dada milik Arban yang bidang.
Melihat hal itu, Arban segera meremas payudara Bu Dewi yang membuatnya mengerang.
"Aww, ngh aaaah pelan pelan aja, shhh ah ah ah tete tante sakit ngh mphh ouuhh tante keluaaar." Erang Bu Dewi yang terkejut dengan perlakuan Arban diikuti dengan orgasmenya yang begitu hebat.
"Udah lama tante make kontol aku nih?? Hahaha." Tanya Arban yang lebih kearah mengejek Bu Dewi setelah orgasmenya selesai.
"Shhh kontol kontol tante suka kontol kamu tante sange berat ah ah ah nghhh shhh mphhh." Nampaknya Bu Dewi tidak lagi mampu untuk mengontrol nafsu miliknya dan dirinya tanpa malu lagi mencumbu bibir milik Arban yang disambut hangat oleh Arban.
Kedua buah pantat Bu Dewi nampak terus menerus naik turun memompa kontol Arban dengan irama yang begitu liar di iringi oleh desahan Bu Dewi yang sangat erotis tanpa henti sambil sesekali menjilati tubuh Arban dengan nafsunya yang menggil. Ketika disela-sela kegiatan tersebut, terdengar handphone Arban berbunyi yang ternyata itu adalah Ana.
"Halo sayang, kenapa??" Tanya Arban kepada Ana diseberang telepon. Mendengar kalimat sayang, Bu Dewi segera tau bahwa itu adalah Ana dan dirinya menghentakkan memek miliknya dengan sangat kuat dalam sekali hentakan agar mentok lalu berhenti memompa kontol Arban.
Setelahnya, Bu Dewi berusaha menenangkan nafasnya yang tidak teratur akibat persetubuhan pagi tersebut sambil memeluk dada Arban kembali dengan erat seperti sepasang kekasih.
"Aku capek banget baru bangun. Kamu mau nemenin aku ke swalayan nggak sayang??" Ucap Ana yang ternyata di speaker oleh Arban.
"Semalam katanya mau pergi sama mamah kamu, emangnya nggak jadi sayang??" Ucap Arban kembali sambil salah satu jari tangannya digesekkan di bibir Bu Dewi yang langsung disambut Bu Dewi dengan mengemut jari Arban tersebut seperti mengulum sebuah kontol dengan liar untuk menggantikan kontol di memeknya.
"Pas aku bangun tuh mamah udah nggak ada nggak tau kemana, kesel banget. Terus aku telpon juga HPnya nggak aktif." Keluh Ana kepada Arban yang nampaknya begitu kesal.
"Hmm gitu ya, yaudah kamu mau berangkat jam berapa sayang?? Nanti aku jemput kok." Tawar Arban sambil tangannya mempermainkan payudara milik Bu Dewi dengan begitu lembut yang membuat Bu Dewi orgasme kembali sambil menahan erangan miliknya.
"Hmm, kamu yakin?? Kamu nggak kecapeankan?? Kita naik mobil kamu aja yah, bawa motor kan capek sayang." Ucap Ana yang masih perhatian kepada Arban tanpa mengetahui apa yang sedang dilakukan Arban.
"Aku kan suka motor sayang, males banget bawa mobil." Ucap Arban sambil berdiri dan mencabut kontol miliknya. Hal itu tentu membuat Bu Dewi terkejut dan memeknya terasa sangat kosong setelah 30 menit dirinya memakai kontol Arban yang membuatnya orgasme hampir 10 kali.
"Kamu emangnya lagi dimana??" Tanya Ana diseberang telepon dan mendapat jawaban cukup lama dari Arban yang ternyata sedang memposisikan Bu Dewi agar menungging dan memompa memeknya kembali dari belakang.
"Lagi dikantor, nanti aku jemput kok sayang." Jawab Arban sambil terus memompa memek Bu Dewi dengan kecepatan penuh yang membuat Bu Dewi berusaha sekuat tenaga menahan desahannya agar tidak terdengar oleh Ana.
"Abis dari swalayan aku mau dong dapat jatah." Pinta Ana meminta agar dirinya diberi jatah ngentot kembali setelah dari swalayan.
"Semalamkan udah sayang, kamu ampe keluar berkali kali. Terus kamu minum sperma aku aja ampe 2 kali, sama masuk ke memek kamu sekali." Jawab Arban sekalian berusaha memanas manasi Bu Dewi yang tanpa diketahuinya sebenarnya Bu Dewi sudah menonton video persetubuhan mereka tersebut.
"Iish, akukan mau lagiiiloh sayang." Manja Ana kepada Arban yang nampaknya sedang menutupi kesalnya akibat kepergian Bu Dewi yang tidak diketahuinya. Mendengar hal tersebut, Arban segera menghentikan genjotan nya di memek Bu Dewi.
"Hahaha, semalam emang kurang??" Tanya Arban berusaha memancing Ana agar Bu Dewi mendengarnya. Namun, tampaknya Bu Dewi tidak peduli sama sekali dan berusaha memuaskan memeknya sendiri dengan memompa memeknya naik turun untuk memompa kontol Arban sambil menggigit bibir.
"Ngh kurang bangeeet tau." Jawab Ana tanpa merasa curiga sama sekali.
"Yaudah nanti kita ke hotel ya sayang." Tawar Arban sambil menampar pantat Bu Dewi dengan cukup kencang, beruntung suara tamparan tersebut tertutupi oleh suara kipas angin yang cukup kencang.
"Yaudah, udah dulu ya sayang." Ucap Ana akan mengakhiri telepon.
"Okeee." Jawab Arban menanggapi ucapan Ana.
Setelah mematikan telepon, Arban segera menggapai payudara Bu Dewi dan memompa memek Bu Dewi dengan sangat kencang.
"Dasar lonte, enak ya dapat kontol pagi pagi gini??" Ucap Arban sambil menampar pantat Bu Dewi.
"Nghh yesss shhh iyaaa enak bangeeet ah ah ah mphhhhs shhhh ah ah kontoool." Erang Bu Dewi yang ternyata selama percakapan Arban dengan Ana dirinya sampai orgasme hingga 7 kali.
"Ini tuh kontol punya anak tante, bukan punya tante. Dasar lonte." Ejek Arban berusaha memanasi Bu Dewi.
"Shhh aahh ngh ah ah ah, memek tante bisa puasin kontol kamu please shhh ah ah tante keluar lagi." Mohon Bu Dewi yang sudah tidak mampu apa apa lagi selain memompa memeknya.
"Aaah aku keluar tante, aku keluarin di dalam ya biar tante hamil sekalian." Tanpa aba aba, Arban segera menyemprotkan spermanya yang begitu banyak kedalam memek Bu Dewi.
"Oouuuhhh kontolll spermaaaa ah ah ah ah shhhh mphhh uuhhhh makasih kontoool." Erang Bu Dewi lemas tak berdaya dengan memeknya yang mengeluarkan banyak lendir dan memuntahkan sebagian lahar panas milik Arban.
"Lonte, tante balik sana. Aku mau mandi terus jemput Ana, gausah bersihin memek tante sampe besok pagi." Perintah Arban kepada Bu Dewi tanpa membiarkannya istirahat sama sekali.
"Ah ah ah shhhh mphhhh, tante lemas banget. Cabut kontol kamu aah ngh." Mohon Bu Dewi yang benar benar sudah tidak berdaya.
"Hah?? Kok tante nyuruh nyuruh akusih." Tanya Arban sambil memompa kontolnya kembali.
"Ah ah ah shhhh agh ngh mphhhh shhh iyaaa aaah maaaf maaf tante mohon maaf ampuun ampuun memek tante ngiluuu shhh ah ah." Erang Bu Dewi memohon kepada Arban agar mencabut kontolnya tersebut.
"Tadi pagi tante mohon mohon buat dipuasin, sekarang mohon mohon minta dicabut." Ucap Arban sambil terus memompa memek Bu Dewi tanpa ampun.
"Aaah shhhh shhh ah ah mphhh kontol kamu kegedean ah ah ah enak banget shhh." Ucap Bu Dewi yang nampaknya kembali menikmati persetubuhan tersebut.
"Hahaha, lonte beneran inimah. Udah ah, aku mau keluar dulu sama Ana tante sekalian ngentotin anak tante yang binal itu." Ucap Arban sambil mencabut kontolnya dari memek Bu Dewi yang kembali banjir akan lendir cinta milik Bu Dewi itu sendiri. Setelah dicabut, Bu Dewi segera berbalik dan mencumbu bibir Arban.
"Ngh mpphhhh shhh mphhhh." Mendapati serangan tersebut, Arban segera melepas ciuman Bu Dewi dan menampar pantat Bu Dewi. Setelahnya Bu Dewi segera berbaring dan tertidur.
Setelah mandi, Arban segera menjemput Ana dan meninggalkan Bu Dewi yang tertidur sendirian di rumahnya setelah hampir 1 jam lebih mereka ngentot dengan liar. Dirinya tidak ingin menunggu Bu Dewi bangun karena takut Ana akan curiga dan menyusulnya kerumah, sehingga dia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan Bu Dewi sendirian.
BERSAMBUNG
