𝐍𝐀𝐌𝐀𝐊𝐔 𝐊𝐀𝐓𝐑𝐈𝐍 𝐃𝐀𝐍 𝐈𝐍𝐈 𝐊𝐈𝐒𝐀𝐇𝐊𝐔 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟒

Di posisi tidur menyamping ini aku pun bersiap menerima sodokan kontol mereka. Kedua pria ini pun ikut berbaring dengan posisi menyamping menghadapku. Kakek Warjo di depanku dan si Cepak di belakangku. Pria berambut cepak itu menyiapkan kontolnya untuk mempenetrasi lubang pantatku. Kakek Warjo tidak ketinggalan dan segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Di posisi berbaring menyamping begini mereka pun mendorong penisnya memasuki ke dua lubang tubuhku itu.

‘Bles’, kedua kontol panjang pria berkulit gelap ini pun sudah menancap dalam liang vaginaku dan pantatku.

Tanpa menunggu lagi kakek Warjo segera menggenjot vaginaku dengan cepat. Si Cepak pun juga segera memompa penisnya keluar masuk lubang anusku. Terasa nikmatnya gesekan dari batang berurat dua pria yang usianya terpaut jauh dariku ini. Mulutku yang menganggur kini disumpal oleh penis si Plontos yang berlutut di posisi di atas kepalaku. Jadilah tiga lubangku sudah dipenuhi batang kejantanan hitam dari tiga pria yang berbeda ras denganku.

“Mmmhhhh… mmmmhhh.. mmmmhhhh”, suara erangan teredam yang keluar dari mulutku yang sedang menampung penis si Plontos.

Si Plontos kini duduk mengangkang di depan wajahku dari posisi di atas tubuhku. Pria ini terus menyodok-nyodok mulutku dengan penisnya yang panjang. Batang kejantanannya ini ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku yang horny berat ini pun menikmati memblowjob kontolnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku.

Oh, enak juga gaya seks double penetration yang baru kucoba ini. Jika dilihat dari atas pastinya begitu liar persetubuhan 3 vs 1 kami ini. Aku yang wanita chinese berkulit putih sedang dipompa memek, bool dan mulutku oleh kontol pria pribumi yang berwarna coklat kehitaman. Sebuah persetubuhan interracial yang sangat liar yang terjadi di saung dekat pantai ini. Suara-suara tumbukan kulit yang cukup keras membahana di ruangan saung yang sempit.

“Uhhh ni gaya boleh juga ci. Belajar dari mana? Ohh..”, celoteh si Cepak sambil melenguh keenakan.

“Iya loh. Baru tau kakek gaya begini. Ha ha.”, timpal kakek Warjo.

“Dari bokep nghhh jepang pak.. ahh ahhh mmhhhh..”, aku melepaskan kulumanku untuk menjawab pertanyaan si Cepak sebelum aku kembali mengulum penis si Plontos.

Sambil menikmati servis oral sex dariku, si Plontos pun meremasi buah dadaku. Ia juga memilin pentil susuku dan ditarik-tarik gemas. Aku makin keenakan oleh tambahan stimulasi pada tonjolan sensitif payudaraku itu. Aku pun mulai merasakan akan mencapai orgasme setelah digenjot mereka sekitar 10 menitan.

Akhirnya tanpa bisa ditahan lagi klimaks seksualku pun meledak. “Ohhhhh aa aku keluar.. kontol kalian enakkhhhhh Ooohhhhhhhhhhh!!”, jeritku saat badai orgasme yang melandaku.

Tubuhku berkelojotan di antara tubuh kakek Warjo dan si Cepak yang tidak menghentikan genjotan mereka. Dinding vaginaku berkontraksi kuat dan bagai meremas penis si kakek sopir speedboat itu. Tidak lama kakek Warjo pun melenguh keras pertanda ia berejakulasi.

“Aaahh gilaaaa sempit bener ni memek pas lagi ngecrot. Gak tahan lagi kakek.. Ugghhh!”, ceracau kakek Warjo di ambang ejakulasinya.

Lalu kurasakan ada semprotan-semprotan lendir hangat ke dalam rahimku. Aku pun terengah-engah setelah orgasme barusan yang cukup dashyat. Kakek Warjo yang sudah puas ini pun mencabut penisnya dan ia duduk tidak jauh dari kami. Si Plontos yang melihat memekku yang lowong segera melepaskan kulumanku di batangnya.

Ia pun menggantikan kakek Warjo dan segera mempenetrasi vaginaku. Kembali kurasakan liang kewanitaanku terisi batang penis. Si Plontos pun mulai memompa memekku dengan tempo cepat. Si Cepak yang sempat berhenti saat kakek Warjo berejakulasi ini pun memulai menyodok anusku lagi.

“Nghh ahh ahhh iyahhh ahh ahhh terusshhh ahhh ahhh..”, mulutku yang kini bebas pun mendesah-desah merespon kenikmatan seksual yang kudapat dari dua penis yang keluar masuk rongga memek dan pantatku ini.

Sambil menggenjot, si Plontos pun mengisap puting susuku yang sudah begitu tegak ini. Sedangkan si Cepak menciumi leher jenjangku dengan bernafsu selagi terus menyodomiku. Aku makin blingsatan keenakan oleh rangsangan yang kuterima ini. Kuremas-remas kepala botak pria yang sedang asyik menyusu di pucuk payudaraku ini.

Si Cepak lalu menolehkan wajahku ke samping dan ia segera memagut bibirku dengan nafsu. Aku pun menyambut ciumanya itu dengan tidak kalah liar. Segera lidah pria rambut cepak itu pun menjelajahi ke dalam mulutku. Lidah si Cepak itu pun bermain-main dengan lidahku.

‘Mmmmhhh slrrppp mmmmhhhh slrrrpppp’, suara hisapan dan erangan teredamku yang bercampur aduk selagi kami sedang berfrench kiss panas ini.

Tidak lama kudengar geraman si Cepak di belakangku. “Ughhhh uda mau crot gua.. Ni gua sembur bool lu ci. Ooohhh..”. Aku pun merasakan ada semburan lahar putih kental dari kontol pria berkulit coklat gelap ini. Terasa hangat duburku yang terisi sperma si Cepak. Kurasakan lendir kental yang mengalir keluar dari liang anusku dan turun ke pahaku.

Ia pun mencabut penisnya dan segera duduk sambil menonton aku dan si Plontos yang masih bersetubuh. Kini tinggal pria botak ini yang belum keluar. Aku sendiri sudah merasakan gelombang orgasme yang makin dekat. Kini si Plontos mengangkat tubuhku dan mengganti gaya bercinta kami menjadi gaya duduk.

“Ayo ci, gua pengen rasain goyangan ci Katrin sampe crot. He he.”, pinta pria botak ini sambil tersenyum mesum.

Aku pun mengiyakan saja karena aku sendiri sudah mau orgasme juga. Maka aku pun memegang pundaknya dan aku segera memacu tubuhku naik turun di pangkuan si Plontos. Dengan gencar gerakan menumbukku itu membuat penis itu seperti diaduk-aduk oleh vaginaku. Aku dan si Plontos mendesah keenakan dengan aksi liarku ini.

Dan akhirnya tidak sampai 10 menit kami berpacu di gaya duduk ini, aku pun merasakan orgasme itu mendekat. Aku semakin mempercepat goyanganku mencari kenikmatan ekstra sebelum klimaks birahiku. Dan meledaklah orgasme yang begitu dahsyat ini. Kudongakkan kepalaku sambil menjerit penuh kepuasan, “Aahhh iyaahhhh.. Aaaaaaaahhhhhhhhhhh!”.

Tubuhku sampai melengkung ke belakang saat aku sedang diterpa badai orgasmeku. Buah dadaku semakin menonjol akibat tubuhku yang sedang mengarah ke belakang begini. Si Plontos pun mengemut pentil susuku yang begitu dekat dengan wajahnya itu dan digigit gemas. Aku makin keenakan selagi tubuhku menggelinjang dan memekku yang terus mengeluarkan cairan orgasmeku ini.

Setelah selesai orgasme itu, napasku pun seperti habis marathon saja. Memang aku begitu liar menaik turunkan tubuhku tadi seperti sedang berolahraga. Aku yang lemas pun segera menyandarkan badanku ke si Plontos. Ia terus menyodok-nyodok vaginaku dengan tempo cepat mengejar klimaks birahinya sendiri. Lalu ia mengangkatku dan membaringkan tubuhku ke kasur. Jadilah kini ia memompa memekku di posisi misionaris.

Si Plontos terus menggempur memekku dengan kontol panjangnya itu. Dan tiba-tiba pria paruh baya ini pun berkata, “Ughhh udah mau ni. Gua pengen keluarin ke tetek dan mulut lu ci.”.

Ia segera mencabut penisnya dan memposisikan dirinya di atas dadaku. Dipegangnya kedua buah dadaku dari samping dan dijepitkan ke kontolnya yang berada di tengah belahan gunung kembarku. Pria botak ini pun bergoyang maju mundur dengan cepat menjadikan buah dadaku sebagai “liang senggama”. Aku pasrah saja di titfuck oleh pria ini karena memang sudah lemas setelah orgasme barusan.

Tidak lama si Plontos pun menggeram kuat, “Uhhh terima peju gua di tetek dan mulut lu ci..”. Lalu ia mengocok-ngocok kontolnya dan mengarahkannya ke bukit payudaraku. Beberapa semburan pun mengenai buah dadaku yang putih ini dan ia lalu memajukan tubuhnya hingga penisnya mengarah ke wajahku. Semburan-semburan berikut pun ditembakkan ke wajahku yang rajin perawatan ini. Aku menutup mataku selagi sperma itu mengenai wajahku. Jadilah aku pun sudah belepotan oleh peju para pria ini di tubuh atas dan bawahku.

“Wah mantep ci muka, tetek, memek sama bool cici kami pejuin. Hak hak hak.”, ujar si Cepak sambil tertawa norak.

“Anggap aja luluran ci. Ha ha.”, timpal kakek Warjo sambil ikut tertawa mesum.

Selesai sudah pesta seksku dengan para pejantan ini. Lelah juga aku setelah “olahraga ranjang” dengan total 4 pria dan 1 wanita. Udah gitu juga sampe beberapa ronde, hi hi. Setelah beristirahat sekitar 10 menit kuputuskan sudah saatnya pulang ke rumah. Kami pun berpakaian kembali dan mereka meminta no Whatsappku. Aku memberi no Whatsappku yang di HP yang tidak diketahui suamiku. Ya untuk jaga-jaga saja daripada ketahuan oleh suamiku kan. Tidak lupa aku merapikan diriku terutama rambut dan riasan wajahku, untungnya aku selalu membawa make up di tasku.

Kulihat jam juga sudah jam 3:17 sore. Aku pun bilang ke kakek Warjo untuk mengantarku pulang. Setelah itu aku dan kakek Warjo pun berjalan ke arah speedboatnya. Perjalanan pulang untungnya aman-aman saja dan kami berbincang-bincang. Kakek Warjo bilang jika aku ingin bersenang-senang seperti hari ini lagi, tinggal kirim pesan ke dia. Aku mengiyakan saja karena memang kakek Warjo sesuai fetishku, hi hi.

Aku pun sudah tiba di dermaga. Segera aku memesan taksi online untuk pulang ke rumah. Setiba di rumah jam sudah menunjukkan angka 4:38 sore. Aku segera mandi karena memang badanku begitu lengket oleh keringat dan sperma para pria itu.

Jam 6:15 sore, suamiku pun pulang. Ia bertanya apa yang kulakukan hari ini, aku pun bilang jika aku jogging di sekitar sini. Seperti biasa suamiku percaya saja dengan apa yang kukatakan. Malamnya ia mengajakku bercinta, tapi aku bohong ke dia jika aku sedang kurang enak badan, mungkin kecapean. Alasan sebenarnya aku menolak adalah karena ada bekas cupangan di buah dadaku, entah kakek Warjo atau pria mana yang tadi mencupang buntalan susuku ini. Bisa runyam kalau ketahuan suamiku kan jika aku main gila dengan pria lain. Untungnya suamiku percaya saja dan kami pun tidur. Aku tidur dengan nyenyaknya setelah aktivitas pesta seks hari ini yang sangat melelahkan sekaligus memuaskan dahaga birahiku.

Besoknya suamiku berangkat kerja lagi. Aku mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa. Dan saat aku sedang duduk istirahat sambil minum kopi dan menonton drakor dari layar iPadku, tiba-tiba ada telepon masuk di HPku. Kulihat nomornya yang ternyata kuingat jika itu nomor dari toko kulkas. Si karyawan toko pun bertanya apakah bisa jika kulkasnya diantar hari ini. Aku mengiyakan saja karena memang hari ini aku tidak ada janji.

Hmm, terlintas di pikiranku apakah aku menggoda kurir pengantar kulkas ya. Hihi. Aku pun menyusun rencana untuk membuat kurir ini memperkosaku. Ya, aku ingin kali ini aku berpura-pura supaya aku dalam keadaan diperkosa. Sambil tersenyum nakal aku pun membuka lemariku melihat pakaian yang akan menggoda iman kurir toko kulkas.

Setelah melihat-lihat isi lemariku, aku pun menjatuhkan pilihan pada pakaian yang bisa disebut kurang bahan, hi hi. Ya, aku mengambil 1 tanktop berwarna orange yang belahan dadanya begitu rendah dan juga sangat ketat. Lalu untuk bawahannya kupilih rok mini warna hitam. Dengan semangat aku pun mengganti pakaian yang kukenakan sekarang dengan pakaian untuk memancing nafsu kurir pengantar kulkas.

Kulihat tampilanku di depan cermin. Sungguh begitu seksi. Sepasang buah dadaku yang putih dan montok ini tampak bagai mau tumpah dari celah tanktop ini. Rok mini ini juga hanya menutup sedikit saja pahaku dan paha mulusku terpampang jelas. Aku yakin kurir toko kulkas itu tidak bisa tahan untuk tidak memperkosaku, hi hi.

Sambil menunggu kedatangan kurir kulkas, aku pun duduk di sofa ruang tamuku dan lalu mengecek feed IG dari smarphoneku. Cukup lama juga aku menunggu sampai akhirnya ada telepon masuk dari sebuah nomor. Saat kuangkat ternyata itu adalah kurir kulkas yang bilang jika mereka sudah hampir tiba di rumahku.

Aku pun memberikan arahan patokan ke rumahku. Dan tak sampai 10 menit kemudian kudengar ada bel rumahku berbunyi. Hmm, akhirnya “mangsaku” hari ini tiba juga, hi hi. Aku segera memencet tombol gerbang rumahku yang otomatis membuka. Kulihat ada mobil pickup box dengan iklan kulkas yang lalu memasuki halaman rumahku.

Melihat itu, aku pun berjalan ke pintu depan dan kubuka. Kulihat ada seorang kenek kurir itu yang membantu mengarahkan temannya untuk memarkirkan di dekat pintu rumahku. Si supir pun turun dan kulihat ada dua pria dengan seragam toko yang menatap diriku dengan agak melotot. Jelas saja karena pakaianku yang bisa dibilang sangat minim dan ketat ini. Bahkan salah satu pria itu jakunnya naik turun dan menelan ludah seolah kehausan.

Salah satu kurir ini pun tampak membuka pintu box mobil pickup dan satu lagi berada di sampingnya. Kulihat si supir yang sepertinya sudah berusia sekitar 50an tahun. Dan si kenek kulihat masih agak muda, mungkin baru usia 20an atau 30 awal. Si supir berkulit coklat gelap dan si kenek berkulit sawo matang. Tampang mereka bisa disebut sangar dan mirip preman pasar di film-film. Si supir rambutnya pendek sedangkan si kenek rambutnya agak gondrong.

Setelah mereka siap untuk menurunkan kulkas, si kenek pun bertanya, “Eh maaf ci, kulkasnya mau diturunkan dimana?”.

“Oh di dapur aja ya mas.”, ucapku dan segera berjalan untuk menuntun mereka ke arah dapur.

Kedua kurir toko kulkas ini pun mulai mengangkat kulkas itu dan mengikutiku. Aku yakin mereka berdua dapat melihat gerakan pantatku yang hanya terbalut oleh rok mini ketat ini. Apalagi paha putih mulusku yang hanya tertutup sedikit saja pasti menjadi pemandangan buat mereka. Akhirnya kami pun tiba di dapur dan kutunjuk ke sebuah titik dimana aku mau kulkas itu diletakkan.

Kedua kurir ini segera mengangkat dan berjalan ke arah yang kutunjuk. Tak lama mereka berdua sudah meletakkan kulkas besar itu di titik itu. Uh, kulihat kedua kurir ini celananya agak menggembung. Pastilah mereka sudah ereksi melihat diriku yang berpakaian seksi ini.

Lalu kuminta mereka untuk memposisikan kulkas itu supaya lebih rapat ke tembok. Mereka pun mendorong kulkas itu supaya posisinya sesuai permintaanku. Akhirnya kulkas itu pun sudah seperti keinginanku. Tak lupa aku pun meminta mereka sekalian menginstall kulkas itu sampai dapat berfungsi sambil aku bilang akan aku tambahin tip buat mereka.

Kedua pria itu segera mengerjakan proses instalasi kulkas itu. Sekitar 20 menit kemudian akhirnya sudah selesal mereka memasang kulkas itu. Kubuka pintu kulkas yang sudah tercolok listrik dan ya sudah hidup.

“Nah uda kan ci? Ini tolong tanda tangan di surat jalan ya ci.”, ucap si supir yang berambut pendek dan beruban itu.

“Eh iya uda pak. Ok pak sini.”, jawabku sambil kuraih kertas surat jalan itu. “Umm sebentar ya pak pulpennya di dalam.”, ucapku membuat alasan. Padahal aku akan menjalankan aksiku yang berikutnya. Ya, aku akan semakin menaikkan birahi kedua kurir ini dengan memamerkan lekuk tubuhku lebih vulgar lagi, hi hi.

Maka aku pun ke kamarku dan segera kutanggalkan semua pakaianku termasuk bra dan celana dalamku. Lalu segera kulipat sebuah handuk putih ke tubuh bugilku ini. Sengaja kupakai handuk yang ukurannya kecil ini dan hanya mampu menutupi separuh buah dadaku sampai ke 5 cm di bawah pangkal pahaku. Tampilanku yang seperti ini pastilah akan membuat nafsu dua pejantan itu semakin menggebu-gebu.

Aku pun berjalan keluar dari kamarku dan menemui dua kurir yang sedang menunggu tanda tangan dariku. Mereka tampak kaget sampai mata mereka membelalak menatap diriku yang hanya mengenakan handuk kecil ini. Bahkan si kenek mulutnya sampai agak membuka selagi terus memandangi tubuh ******* ini.

Pria manapun pasti akan tergoda dengan bongkahan payudaraku yang ber cup size 34B ini dan juga pahaku yang putih mulus. Aku pun bilang, “Umm pak, pulpennya ga ketemu ni di kamar. Bentar ya kayanya ada deh di dapur sini.”. Aku pura-pura mencari pulpen itu di sebuah lemari yang masih di area dapur ini. Posisi cabinet lemari yang kubuka ada di atas sehingga aku pun jadi agak berjinjit. Tentunya aku sudah menyiapkan gaya yang akan memamerkan pantat dan pahaku sejelas mungkin kepada mereka. Ya, kini tubuhku yang agak maju ke depan pun membuat pantatku jadi agak menonjol ke belakang.

Kedua kurir ini yang posisinya memang di belakangku pun pasti dapat melihat area selangkanganku. Apalagi kini aku semakin menunggingkan pantatku yang jelas akan membuat handuk ini jadi semakin naik. Ya, pastilah vaginaku sudah tersaji bagi kedua pasang mata kurir toko kulkas ini.

Dan aku pun mencari lagi pulpen yang sebenarnya aku sudah tahu ada dimana. Saat aku berjalan ke arah sebuah cabinet itu si kenek pun bertanya sambil cengengesan, “Cici koq cuma handukan? Mau mandi ya? He he.”.

“Eh iya mas. Mau mandi nih. Gerah soalnya. He he.”, ucapku tersenyum manis menggoda.

“Kalo gerah emang enaknya mandi sih ci.”, kali ini si supir yang ngomong.

Hmm, mulai masuk pancinganku ni. Mereka mulai berani menggodaku, hi hi. Aku lalu membuka sebuah laci di cabinet kecil tidak jauh dari meja. Dan aku pun mengambil pulpen itu lalu aku pura-pura menjatuhkan pulpen itu saat sudah di depan si supir. Di posisi ini jelas gunung kembarku pun dapat disaksikan jelas oleh si supir dan juga si kenek yang berada di dekatnya. Aku agak berlama-lama saat mengambil pulpen itu.

Saat akhirnya aku berhasil meraih pulpen itu aku pun berdiri tegak lagi. Aku melihat ada tonjolan besar di tengah celana si supir. Wah batangnya si supir gede juga nih. Lalu kulirik sekilas ke si kenek yang ternyata tonjolannya juga ga kalah besar dengan rekannya. Asyik deh dapat batang jumbo gini, hi hi.

“Uhh panas gini jadi aus nih ci. Lu haus ga Jang?”, ucap si sopir yang lalu bertanya ke si kenek.

“Iya nih aus banget.”, jawab si kenek sambil matanya tidak lepas dari buah dadaku.

“Oh haus ya kalian. Pada mau minum apa ni?”, tanyaku sambil tersenyum ke mereka.

“Hmmm, pengen susu nih ci.”, ucap si kenek sambil tersenyum mesum.

“Wah iya nih, saya juga jadi pengen minum susu.”, timpal si supir yang berambut pendek ini.

“Ya uda bentar ya aku siapin susunya. Kalian duduk dulu aja di sofa sana. He he.”, ucapku yang lalu berjalan ke arah kitchen set dapurku ini.

Aku pun segera mengambil sebotol susu dan kubuka segelnya. Lalu segera kutuangkan ke dua gelas. Aku pun berjalan ke arah ruang tamu. Kulihat mereka yang sedang duduk di sofa. Aku lalu memberikan gelas berisi susu itu kepada dua kurir ini dengan gaya yang menggoda. Aku menundukkan tubuhku saat meletakkan gelas susu itu yang tentu saja membuat buah dadaku jadi terlihat jelas. Bahkan handuk ini agak sedikit melorot hingga bagian pentil susuku agak mengintip.

Saat aku baru selesai meletakkan gelas itu, tiba-tiba kurasakan ada tangan yang memasuki ke lipatan handuk di bagian dadaku. Tangan itu segera meremas-remas payudaraku yang montok ini. Kutolehkan wajahku dan ternyata itu tangan si supir. Aku pun pura-pura kaget dan mencoba menjauh dari tangannya.

“Eh apa-apaan pak?? Jangan kurang ajar ya!”, ucapku dengan berpura-pura marah.

“He he, kurang ajar gimana. Cici yang kurang ajar tuh pake handuk sekecil itu di depan kami berdua. Cici juga yang mancing-mancing kan.”, ucap si sopir.

“Iya ci, ngaku aja lah kalo emang cici mau kami perkosa. Ha ha.”, sambung si kenek yang tertawa mengejek.

Aku pun masih pura-pura marah dan mundur menjauhi mereka. Tapi mereka yang sudah dikuasai nafsu pun maju mendekat. Dan seperti rencanaku, si kenek pun langsung menarik handukku. Maka kini tubuhku sudah tidak tertutup apapun lagi. Aku berpura-pura kaget sambil menutupi payudaraku dan kemaluanku dengan kedua tanganku.
Dua pria itu pun hanya memandangiku dengan nafas memburu tapi tidak bicara sepatah kata pun. Aku sangat yakin jika mereka berdua pasti sudah tak sabar mau menikmati tubuhku ini. Tapi aku memang ingin jika mereka memaksa memperkosaku saja. Ya, aku mau sesekali coba gimana rasanya diperkosa.

Aku pun pura-pura menolak untuk digauli mereka dan segera coba berlari. Aku menuju ke kamar tamu karena memang aku mau mereka ‘memperkosaku’ di kamar tamu saja. Si kenek yang paling dekat denganku segera berlari mengejar dan diikuti si sopir. Aku pun sudah tiba di kamar tamu tapi sebelum aku sempat menutup pintu, si kenek sudah menahan pintu itu. Ya, aku memang berusaha berakting se real mungkin supaya mereka yakin jika aku memang tak mau mereka setubuhi. Aku ingin mereka benar-benar memperkosaku, hi hi.

Si kenek lalu mendorong pintu ini hingga aku pun terdorong mundur. Masuklah dua kurir toko kulkas ke kamar tamu ini. Aku yang posisinya sudah tidak bisa kemana-mana pun mundur hingga aku terdempet ke tembok kamar. Aku pura-pura memohon ke mereka untuk melepaskanku, “Eh to tolong lepasin aku ya mas. Please.. jangan perkosa aku..”.

“Heh enak aja lepasin! Salah cici sendiri bikin kami konak. Pokoknya cici diam aja. Kami gak akan lukai cici. Yang penting cici nurut.”, ujar si sopir menghardik dan mengancamku.

“Iya ci, kan sama-sama bakal ena ena juga kita. He he.”, timpal si kenek sambil terkekeh.

Tiba-tiba tangan si sopir menggerayangi pahaku yang mulus ini. Dan lalu tangan pria bertampang sangar ini meraba naik ke perutku dan terus merayap naik hingga ke payudaraku. Pria paruh baya itu meremas buah dada kananku.

“Behh ni tetek cewe cenes bagus banget ya. Lembut lagi. Baru pertama ni ngerasain tetek semantap ini.”, ucap si sopir.

“Mana mana. Wahh iya loh. Ni toket cungkuok sih pak mangkanya beda. Ni pentil aja merah muda gini kan”, timpal si kenek.

“Iya Jang. Beruntung bener kita hari ini bisa cicipin cewe cenes. Ha ha.”, balas si supir sambil tertawa.

Lalu tangan si kenek pun bergerak turun dan merabai area kewanitaanku yang dihiasi rambut kemaluan yang hitam lebat. Ia pun berkomentar, “Jembut ni cewe lebat banget. Nafsunya pasti gede mangkanya godain kita pak. He he.”.

“Wah iya uda kaya semak belukar aje. Ha ha. Punya cungkuok emang beda ya.”, balas si sopir.

Mereka berdua dengan gencar memainkan seluruh tubuhku yang telanjang bulat ini. Buah dadaku diremas dan puting susuku dipilin-pilin dan ditarik membuatku menggelinjang. Vaginaku juga kini sedang dikobel oleh si kenek dengan begitu liarnya. Aku merintih-rintih karena keenakan bercampur kegelian dengan ada jari keluar masuk di memekku. Kedua kurir ini begitu bersemangat mengerjai diriku.

Aku masih tetap berusaha menolak seolah-olah memang aku sedang diperkosa. Ya, aku masih role play sebagai wanita yang dipaksa melayani nafsu bejat mereka. Sensasinya boleh juga ketika di kondisi seperti diperkosa gini, hi hi. Aku mengeluarkan ucapan memohon ke mereka untuk melepaskanku yang tentu saja hanya kubuat-buat.

“Ehh tolong hentikan mas.. aku mohon.. lepasin aku..”, ucapku sambil pura-pura seperti orang yang terisak-isak.

“Heh uda diam aja ci. Puasin kami.”, ucap si sopir.

“Iya cici diam aja. Salah sendiri bikin kami konak. Ha ha.”, kini giliran si kenek yang bicara.

Aku pun memikirkan untuk mencoba melawan supaya kesan diperkosa semakin kentara. Maka ketika mereka agak lengah aku pun mendorong tubuh si kenek dan segera berlari ke pintu. Si sopir segera mengejarku saat aku sudah hampir berada di pintu kamar ini. Dipeganginya tangan kananku dan ditarik ke arah badannya.

“Wah berani ngelawan ya lu cici cantik! Jadi mau dikasarin aja ya ci? Mau gue hajar lu hah!?”, si sopir dengan begitu marahnya menghardikku sambil mencengkeram erat tangan kananku. Tangannya yang satu tampak dikepalkan seolah mau meninjuku.

“Kalo ngelawan ya jangan salahin kami ya ci kalo kami sakitin cici.”, ucap si kenek mengancamku.

Aku yang pura-pura ketakutan pun berkata dengan nada seperti orang menangis, “Ampun pak. Jangan pukul saya.. hu hu hu.”. Aku berakting cukup meyakinkan seolah aku begitu takut dengan ancaman mereka.

Si sopir pun melemparku ke ranjang sehingga aku terbaring telentang. Lalu mereka berdua mendekat ke ranjang sambil mulai melepaskan pakaian mereka. Tak lama, kedua kurir ini pun sudah bugil. Kulihat dua batang kejantanan para pria ini yang sudah cukup ereksi karena sedari tadi melihat keindahan tubuhku. Mereka pun berjalan ke ranjang dan naik ke atas kasur mengerubungiku.

Si kenek segera menerjang diriku dan mulutnya menyosor ke pentil susuku mengisap dengan rakus. Si sopir memposisikan kepalanya di tengah selangkanganku. Ia lalu segera menjilati bibir memekku dengan gerakan yang cepat. Hebat juga jilatan lidah pria berambut pendek ini. Aku benar-benar keenakan dengan aksi jilmek si sopir ini.

Buah dadaku diremas secara bergantian dan juga dikenyot oleh si kenek. Mulutku masih coba menahan suara desahanku karena aku masih berpura-pura seolah aku tidak terima diperkosa. Tapi tentu saja sulit karena aku begitu horny sekarang akibat rangsangan di dua bagian tubuhku ini.

“Sssshh.. nghhh.. hentikan.. nghhhh.. sshhhh.. stop.. nghh..”, aku terus memohon ke mereka untuk berhenti walau hanya sekedar akting selagi aku terus meredam desahanku.

“Halah bacot aja lu ci. Mulut atas minta berhenti tapi ni mulut bawah banjir gini.”, hardik si sopir yang sedang memainkan vaginaku dengan lidahnya.

“Iya pak. Ni pentil uda mancung keras gini. Uda keenakan si cici. Masih aja bilang berhenti. Munafik nih cicinya. Ha ha.”, ujar si kenek meledek diriku.

Memang tanda-tanda di tubuhku tidak bisa berbohong. Dari buah dadaku yang mengencang disertai puting susuku yang sudah tegak menonjol begini. Dan juga memekku yang begitu becek sedari tadi karena sudah begitu tinggi libidoku. Tapi aku tetap akan stay in character dengan berpura-pura menolak perlakuan mesum mereka padaku.

“Nggh gak gitu mas.. berhenti.. nghh..”, ujarku masih berakting menolak keinginan mereka.

Si kenek lalu membenamkan kepalanya di antara sepasang payudara bulat montokku ini. Ia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya di antara jepitan buah dadaku itu. Terasa sensasi geli saat kumis tipisnya mengenai kulit payudaraku saat ia sedang menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan. Kalo tidak salah ini adalah gerakan motorboat, aku pernah menonton film porno barat dimana

“Muuahhh mmuuuahhhh muuuuahhh”, suara si kenek yang asyik memotor boating buah dadaku.

Sedangkan vaginaku masih terus dijilati oleh si supir dengan begitu beringasnya. Lidahnya terus mengais-ngais dengan cepat seolah sedang menjilati es krim. Aku pun makin menggelinjang karena rasa enak ini walau aku masih berusaha berpura-pura tidak mau menikmati. Terasa memekku yang sudah banjir oleh cairan cintaku.

‘Slrrrupp sllrrrppppp slllrrrrppp’, suara jilatan lidah si sopir bercampur suara kecipak air vaginaku.

Tak lama aku akhirnya takluk pada birahi ini dan mencapai orgasmeku. Kucoba menahan suara desahanku tapi tetap saja ada yang keluar, “Ngghh ohhhhhh..”. Tubuhku berkelojotan ketika liang kewanitaanku berkontraksi mengeluarkan cairan orgasmeku. Sungguh sensasi klimaks seksual barusan benar-benar membuatku melayang di udara. Apalagi dua pria yang berprofesi sebagai kurir toko kulkas itu segera berebut menjilati cairan yang keluar dari lobang memekku ini. Jadilah liang senggamaku kini sedang dijilati dua pria ini dengan semangat. Aku merasakan kegelian bercampur keenakan ketika dua lidah mereka yang mengais ke lubang vaginaku.

Aku yang masih terbuai oleh kenikmatan ini pun mataku jadi setengah merem-melek. Bahkan saking terbuainya, aku pun tidak sadar kalau posisi kurir itu telah berubah sekarang. Si kenek sekarang jongkok tepat di mukaku yang membuat batang penisnya yang coklat gelap itu jadi menodongku. Sedangkan si sopir kini sudah siap menghunjamkan kontol jumbonya itu ke dalam lubang memekku.
“Nah cici kan uda kami bikin keenakan sampe desah-desah. Sekarang gantian ya ci puasin kami pake mulut atas sama bawah cici. He he.”, ucap si kenek sambil terkekeh.

Terasa penis si sopir yang ia gesek-gesekkan di bibir vaginaku seolah sedang menggodaku. Jujur aku masih horny dan ingin si pria ini segera menyodok memekku. Tapi tentu saja aku masih ingin tetap di posisi seolah diperkosa karena sensasinya lumayan seru, hi hi. Jadi aku tetap berusaha menolak mereka dengan berkata, “Ehh berhenti pak.. aku gak mau.. jangan pak.. tolong hentikan ya.. lepasin aku..”. Ketika si kenek mendorongkan penisnya ke mulutku, aku pun mengatupkan rapat-rapat mulutku supaya batangnya itu tidak bisa masuk.

Si kenek pun jadi gusar dan ia segera mencekik leherku membuatku jadi gelagapan tidak bisa bernapas. Oh gila, dia benaran mencekikku dengan kuat. Aku pun segera membuka mulutku dan si pria berkulit sawo matang itu segera menghunjamkan kontolnya ke dalam mulutku. Ia menyudahi aksi mencekiknya setelah mendapatkan yang ia mau yaitu servis mulutku.

“Makanya ci jangan melawan kalo ga mau disakitin! Tau ga?”, hardik si kenek padaku.

Terasa kontol si sopir yang mulai mempenetrasi vaginaku. Cukup sulit tapi setelah beberapa kali percobaan akhirnya batang kejantanannya dapat memasuki liang senggamaku. Jadilah mulutku dijejali penis dan juga vaginaku sudah menampung penis. Kedua pria ini pun segera memulai menyetubuhi dua lubangku itu.

Si kenek memaju mundurkan pinggulnya membuat kontolnya itu keluar masuk di mulutku. Aku hanya pasrah saja karena tahu mereka bisa menyakitiku kalau aku melawan. Si sopir pun mulai memompa vaginaku dengan penisnya begitu cepat. Pria berambut ubanan ini menyodok-nyodok memekku memberikan sensasi nikmat yang dahsyat.

“Mmmhh mmhhh mmmmhhh..”, suara eranganku yang teredam oleh kontol si kenek yang sedang memompa mulutku ini.

Sekitar 5 menit si kenek merubah posisinya menjadi berjongkok di atas dadaku. Ternyata ia ingin menikmati jepitan payudaraku di penisnya. Sepertinya si kenek ini begitu menyukai buah dadaku sampai dari tadi banyak memainkan bongkahan susuku ini. Kontolnya yang coklat gelap ini pun diposisikan tepat di tengah gunung kembarku dan ia mendorongkan kedua payudaraku menghimpit kontolnya itu. Lalu ia segera mulai bergerak maju mundur sehingga penisnya itu bagai menyodok payudaraku. Sambil terus menikmati titfuck ini, si kenek memilin pentil susuku.

Aku yang keenakan pun mulai tak bisa menahan rintihan nikmatku. Suaraku pun mulai meluncur keluar, “Aahh ahhh ahh ahhh…”. Mendengar erangan nikmatku kedua kurir ini pun meledekku.

“Nah kan keenakan juga cici. Tadi nolak padahal sekarang mah uda ah oh ah oh. Ha ha ha.”, ucap si kenek mengejek diriku.

“Bener Jang, uda keenakan dia. Dari gaya pakaiannya aja uda kaya lonte ni amoy. Gak heran dientot gini uda keluar sifat asli yang binalnya. Ha ha.”, timpal si sopir yang ikut menghinaku.

Dihina begini harusnya aku marah tapi entahlah aku malah semakin terbakar birahinya. Memekku makin banjir oleh cairan cintaku seiring birahiku yang terus naik ini. Dan aku kini sudah tidak lagi pura-pura menolak disetubuhi mereka dan kuluapkan rasa nikmat seksual ini dengan mendesah keras.

“Ngghh ahhh ahhh sshhh ohh ahhh ahhh ahhh!”, suara erangan erotisku melampiaskan kenikmatan yang kuterima dari genjotan kontol si sopir di memekku. Aku pun merasakan semakin dekat klimaks birahiku.

Saat aku sudah begitu dekat dengan orgasme, tiba-tiba si kenek pun berkata pada si sopir, “Pak, saya mau ngentotin ni amoy. Bosen cuma mulut sama teteknya. He he.”.

“Ya udah, lu boolnya aja gimana Jang?”, ujar si sopir menawarkan lubang pantatku pada rekan kerjanya.

“Oke pak boleh.”, jawab si kenek yang lalu beranjak dari atas dadaku.

Aku sebenarnya mau protes karena sedikit lagi sudah orgasme tapi di satu sisi aku masih agak gengsi karena kan sudah dari awal pura-pura menolak. Jadi aku diam saja walau dalam hatiku sebenarnya jengkel juga batal orgasme begini. Si sopir pun berbaring telentang di kasur dengan kontolnya yang tegak mengacung. Lalu aku pun diangkat si kenek dan diatur menaiki penis pria berambut pendek ini. Aku yang memang masih nanggung gagal orgasme segera memposisikan memekku untuk tepat menelan penis si sopir. Setelah kurasa pas, aku pun menurunkan tubuhku dengan batang kejantanan berwarna hitam ini mulai masuk ke dalam vaginaku.

Setelah kontol si sopir sudah tertancap di liang kewanitaanku, si kenek pun mendorongku hingga tubuhku menempel ke tubuh si sopir. Tampak bulu-bulu di dada si sopir yang bergesekan dengan payudaraku menimbulkan sensasi geli. Sambil menunggu proses penetrasi rekannya itu, si sopir pun meremas buah dadaku sambil menjilati leherku.

Aku diam saja sambil menunggu seks double penetration yang memang begitu kusukai ini. Kurasakan bibir duburku yang digesekkan oleh penis si kenek. Ia pun meludahi penisnya sebagai pelumas sebelum dihunjam ke dalam lubang anusku. Setelah sudah basah penisnya si kenek pun mulai mempenetrasi lobang pantatku.

‘Bles’, kurasakan bagaimana batang kejantanan si kenek yang sudah tertanam ke dalam lubang anusku yang sempit. Terasa cukup sesak anusku yang dipaksa menerima kontol milik pria berambut gondrong ini. Setelah mendiamkan penisnya sekitar beberapa detik untuk menikmati sempitnya lubang pantatku, si kenek lalu mulai menggerakkan pinggulnya menggenjot liang anusku.

Si sopir juga ikut mulai menggenjot memekku dengan menghentakkan penisnya ke atas. Pria berkulit coklat gelap ini terus menyodok-nyodok memekku nyaris seirama dengan rekannya yang memompa lubang anusku. Rasa penuh sesak pada tubuh bagian bawahku yang dibarengi dengan rasa nikmat ini mengaliri ke sekujur tubuhku. Kuarahkan pandangaku ke cermin kamar tamu ini dimana tampak kontras aku yang putih mulus ini sedang dalam himpitan tubuh gelap dua pria. Apalagi kondisi dimana aku disandwich oleh kedua pria yang hanyalah kurir toko kulkas ini yang bahkan aku belum tahu namanya.

“Uhhh enak juga ya ngentot bareng gini Jang. Terasa memeknya makin peret aja. Ohh..”, komentar si sopir yang tampak keenakan dengan semakin menjepitnya lubang memekku.

“Iya pak.. asoy bener dah.. boolnya juga sempit bener ini uhhh..” timpal si kenek.

“Ahhh.. aahh.. ahhh ahhhh..”, erangan nikmatku yang sedang disandwich dua kurir ini.

“Gimana ci dientot dua kontol kami gini?”, tanya si sopir padaku.

Aku yang tak mau lagi pura-pura pun dengan binalnya menjawab, “Enakhh pakh.. ahh aku suka.. ahh ahhh ahhh.. terusshh entot aku pakhh.. ahh ahhh!”.

“Nah gua bilang juga apa. Emang lonte kan si cici ini. Tadi mah pura-pura aja nolak. Padahal dari awal emang mancing nafsu kita Jang.”, celoteh si sopir yang menghinaku.

“Iya pak. Ha ha. Cici emang lonte kan? Ayo ngaku lu ci!”, ucap si kenek dan lalu ia menepuk keras bokongku.

‘Plak!’, suara tepukan kerasnya di kulit pantatku yang mulus ini.

Aku tidak peduli dengan ucapan mereka yang merendahkan diriku dan malah aku dengan liarnya menimpalinya, “Ahh iyahh pakhh aku lonte.. entot aku sepuas kalian pakh.. ahh ahhh iyahh terus sodok yang kencang.. ahh ahhh!”.

“Cici emang nakal. Pantas dihukum gini pantatnya.”, sambung si kenek. Ia lalu kembali menepuk keras pantatku.

‘Plak! Plak! Plak! Plak!’, beberapa kali si kenek menepuk-nepuk pantatku dengan kuat menimbulkan suara keras ini.

Aku makin blingsatan setelah direndahkan dan juga menerima pukulan di pantatku ini. “Ahh iyaa aku emang nakal mas.. hukum terus aku mas.. tepuk terus pantatku.. ahh ahhh ahhh iyahhh hukum aku si lonte nakal ini., ohh ohhh ohh!”, ceracauku yang sudah begitu binal bagaikan pelacur benaran.

“Gua mau netek dulu ah.”, ujar si sopir yang lalu mengisap pentil susuku yang memang di depan wajahnya itu.

‘Slrrpp sllrpppp sllrrppp slrrppp’, suara hisapan bibir tebal pria paruh baya ini di putingku yang merah muda ini.

Kurasakan gelombang orgasmeku mulai mendekat tanpa bisa dikutahan. “Ngghh ahh ahhh.. ayo kalian sodok yang kencang.. iyahhh begitu.. yang kencang.. dikit lagi ahh ahhh aku keluar.. ahh ahhh ahhh”, aku menceracau dengan liarnya.

Akhirnya tak sampai semenit kemudian, aku pun mencapai orgasme. Aku menjerit keras selagi klimaks seksual ini, “Nghh ahhh.. yessshhh.. ahh ahhh.. aku keluarrrhhh… Oooooohhhhhhhhh!!!”. Otot memekku berkontraksi, membuat vagina dan anusku makin menjepit penis si sopir dan si kenek. Tubuhku mengejang-ngejang beberapa kali saat tubuhku sedang diterpa badai orgasme yang dashyat ini. Pandanganku jadi agak kabur saat orgamse ini. Liang kewanitaanku menyemburkan cairan orgasmeku beberapa kali membasahi kontol si sopir dan juga sprei kasur.

Aku pun ambruk ke tubuh si sopir dengan ngos-ngosan setelah orgasme yang super nikmat barusan. Kedua kurir ini kembali memompa kontol mereka tanpa ampun walaupun aku yang masih lemas setelah baru saja orgasme ini. Aku pasrah saja digenjot dua kontol mereka di dua lubangku.

‘Plok Plak Plok Plak Plok!’, begitu cepatnya pompaan penis dua kurir ini sampai menimbulkan suara keras peraduan kulit kami.

Masih di posisi disandwich ini, dengan tempo cepat si sopir dan kenek toko kulkas ini menggempur memek dan boolku. Aku pun kembali horny lagi karena rasa nikmat gesekan kelamin kami ini. Kudengar suara geraman si kenek yang sepertinya sudah akan orgasme.

Dan benar saja, beberapa detik kemudian pria berambut gondrong ini pun menggeram keras, “Uhhh mau crot dah.. gua pejuin bool lu ci.. Ohh!”.

Kurasakan semburan beberapa kali di lubang anusku. Begitu banyak sampai meluber keluar ketika si kenek mencabut kontolnya dari lobang pantatku. Ia pun beranjak dari posisinya itu dan keluar dari kamar. “Behh puas banget gua bisa ngewek amoy bool sempit gini.. asoy..”, celotehnya sambil berjalan pergi.

Tubuhku sudah bersimbah peluh karena dari tadi bersetubuh dengan mereka berdua. Melihatku yang keringatan si sopir pun berkata, “Wah kasian cici sampe keringatan gini. Panas ya ci? He he.”.

“Nghhh iyahh pakh.. ahh ahhh ahhh..”, ucapku yang masih terus disodok oleh si sopir di posisi Woman On Top ini.

“Ya udah bapak ada ide. Kita ngeweknya hadap kulkas yang baru cici beli dari toko kami ya. Ha ha.”, timpal si sopir ini memberi ide gila.

“Nghhh terserah bapak aja.. sshh..”, ucapku yang memang masih horny dan sudah pasrah dengan kegilaan apa yang ingin dilakukan si pria paruh baya ini.

Si sopir ini pun berjalan ke luar diikuti olehku yang digandeng olehnya. Lalu ia membuka pintu kulkas baruku yang tadi dipasang oleh mereka. Si sopir pun memposisikan diriku berdiri menghadap ke kulkas yang terbuka pintunya ini. Terasa hawa dingin dari kulkas yang mengenai kulitku. Pentil susuku yang sensitif ini pun semakin mengeras terkena dinginnya hawa es kulkas baru ini.

Pria paruh baya ini segera menghunjamkan kontolnya ke memekku dari belakangku. Jadilah kini ia menyodok-nyodok diriku di posisi berdiri menghadap kulkas. Aku berpegangan pada bagian sisi kulkas selagi terus menerima genjotan kontol si pria berambut ubanan ini. Hawa dingin kulkas memberi sensasi unik ketika menerpa tubuh telanjangku ini. Putingku yang sudah mancung pun terasa makin menonjol saja terkena dinginnya angin es dari kulkas.

‘Plok Plak Plok Plak!’, di posisi ini sodokan batang kejantanan si sopir begitu cepat menimbulkan suara peraduan kulit kami yang cukup keras.

“Aahh ahhh ahhh iyahhh terus sodok yang kuat pakhh ahh ahhh!”, ceracauku yang merasakan enak disetubuhi pria paruh baya ini.

Si sopir meremasi buah dadaku sambil terus menggenjot vaginaku. Dimainkannya puting susuku yang pink ini dengan begitu gemasnya. Ditarik-tarik dan dipilinnya tonjolan pucuk payudaraku itu. Aku pun makin mendesah keras, “Sshhh ahhh enakkh pakhh ohh ohh iyahh entot terushh ahh ahhh!”.

Seks di depan kulkas terbuka begini memberi suatu sensasi berbeda karena tubuhku yang panas oleh nafsu birahi dari persetubuhan yang liar ini diterpa angin dingin kulkas. Remasan tangan kiri si sopir di payudaraku begitu memanjakanku. Apalagi kini ditambah si sopir yang kini tangan kanannya memainkan bibir vaginaku. Digesek-gesek cepat membuatku makin blingsatan keenakan.

Saat kami masih asyik-asyiknya ngeseks ini, tiba-tiba si kenek mendekati kami dan berkata, “Ci, ini ada dua orang PLN datang pas saya lagi rokok di luar”.

“Eh!?”, ucapku yang terkejut mendengar ucapan si kenek.

“Ni mereka uda aku kasi masuk. Cici kan demen keroyokan. He he.”, ucap si kenek yang tersenyum mesum menatapku.

Aku pun menoleh ke arah si kenek dan betapa kagetnya karena ada dua pria berseragam PLN yang ikut masuk ke dapur ini..


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com