𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟐𝟑

 


( hanya suara nafas yang terdengar di kamar rendra, di cabutnya kontolnya di ikuti lelehan sperma yang keluar dari memek vivi. Vivi masih terpejam sambil mengatur nafasnya sedangkan rendra duduk di samping vivi sambil melihat vivi yang masih setengah telanjang dengan seragam sekolah ).


"memek paling enak" gumam rendra dalam hati.

"viii maaf yah tadi" ucap rendra sambil menggeser tubuh vivi ke tengah.

"ihh... jahat ah." Ucap vivi agak manja.

"hehe... abisnya gak kasih tau kalau ada rencana gitu.." ucapnya sambil belai rambutnya.

"ihh.. kalau aku kash tau, km pasti bikin kacau.." ucap vivi sambil liat mata rendra.

"masaa? Itu tadi acting aku sama rere sempurna kan?" ucapnya sambil menaikan alis.

"huu.. enak ya bibir rere sama dada nya?" ucap vivi.

"hmm ituu" jawab rendra ragu.

"gpp kok bilang aja, " di pegangnnya tangan rendra.

"yah masih enakan kamu lah..lebih hot" di ciumnya bibir vivi..

"uhhmm.. maaf ya soal tamparan tadi, dan soal marah tadi itu acting apa beneran" ucap vivi pelan.

"iahh gpp, beneran kok aku baru di tampar sama orang itu kamu, dan marahnya kerjain kamu... haha.. abisnya pelit sihh" di peluknya mesra tubuh vivi.

"uhm... abisnya kamu kan rese kalau di maintain tolong.." ucap vivi manyun.

"gpp lah, kalau gak gini gak bisa kerjain kamu. Enakan di kerjain gini" di peluknya sambil berhadapan muka.

"uhh,, iahh.. aku pipis 2x biasanya kan 1 hehe..." ucap vivi malu-malu.

"hehe.. kalau mau lagi bilang ajah,, muach" di ciumnya bibir vivi.

"ngh ah.. keenakan di kamu nanti... hmm. Aku ke kamar ya, mau bersih-bersih." Di ciuma balik bibir rendra, dan vivi tanpa merapihkan pakiannya langsung keluar kamar.


***

" maaf ya vi, aku udah punya rencana sendiri dan gak bisa libatin kamu. mau damai sama ben, walau martabat gue di injek gak apa-apa selama bukan harga diri kamu yang di injek sama ben vi" ucap ben sambil menatapi langkah vivi keluar kamar.

"mungkin ben gak percaya sama gue, tapi gak ada yang tahu sebelum di coba. Dan rencana ini cuman gue seorang yang langsung ngomong ke ben" ucap rendra memantabkan hati sambil mencari hari yang pas.

( hari pun berlalu, dan tak terasa sudah memasuki hari UAS. Begitu juga vivid an rendra hampir 6 bulan menjalin asmara, dan sudah beberapa kali ML itu pun vivi membatasi antara 1 minggu 1 kali, 2 minggu 1 kali. Dan rendra tak menyia-nyiakan kesempatanya seperti sebelumnya membuat vivi sampai 3 kali keluar dan rendra 1 kali, terkadang rendra 2 kali dan vivi 4 kali dengan catatan di keluarkan di dalam walau vivi sudah pakai spiral tetapi rendra belum mengetahuinya. Dan bila vivi mengizinkannya saat vivi mau di di dalam dengan alasan tidak dalam masa subur. )


***

( hari terakhir UAS, itu rencananya rendra bertemu ben secara baik-baik dan memilih bilang terlebih dahulu ke ben tanpa sepengetahuan siapa pun. )
"ben ben.. si rendra noh ke arah sini" ucap temannya saat mereka semua lagi kumpul di bekalang dekat wc.

"mau apa lo?" ucap ben berdiri.

"gue dsini mau ajak lo ngomong baik-baik. Soal masalah gue sama lo dan vivi.." ucap rendra santai.

"hee? Seorang rendra mau ajak ngomong baik-baik?" ucap ben menangkat bahu.

"Gue bukan rendra yang dulu ben, gue udah mau berubah.. bukan yang semena-mena kayak kemarin." Ucap rendra berusaha menjelaskan.

"haaa? Gak salah denger mau berubah? Power ranger kali berubah hhaaa" ben ketawa keras.

"gue serius ben.. " tatapan rendra tajam ke ben.

" ok... mau kapan?" ucap ben.

" Abis UAS lo tunggu di gudang belakang" ucap rendra.

"dan... cuman empat mata" lanjut rendra.

"hehee.. ok.." ucap ben sambil meninggalkan tempat itu.


***

"lo yakin empat mata sama dia.." ucap temannya.

"gak lah bego.. mana percaya gue si rendra berubah, cuman di depan vivi doank baik.. pasti dia mau hajar gue" ucap ben sesekali melihat rendra.

"wahh tapi kalau beneran berubah?" ucap temannya.

"gak bakall.. gue jamin.. lo lo bantuin gue abis UAS..mau gak?" ucap ben.

"hayoo.... Tapi ngapain?" ucap temannya.

"jaga-jaga aj.. " ucap ben.

"ok siap"

( sungguh ganjil bagi rendra, ben setuju begitu aja tanpa pikir panjang. Tetapi rendra memilih tidak memikirkannya dan berpikir positif dan memilih pulang untuk belajar sebelum uas karena sudah janji kepada vivi)


***

(malam ini ada yang berbeda di rumah seperti biasanya, meja ruang tengah di hiasi buku-buku berantakan, rendra menepati janjinya belajar selama UAS kepada vivid an besok uas terakhir )

"hoiiii... heheh" tegur vivi saat rendra sedang asik belajar di ruang tengah.

"bisa lebih alus gitu?" ucap rendra meregangkang tangannya..

"hehe.. mau bareng gak bejalarnya?" ucap vivi sambil duduk di depan rendra

"boleh... tapi enkan kita belajar posisi lagi aja" rendra menggoda vivi sambil mengangkat alis.

"ihh... gak boleh main sebelum UAS selesai" ucap vivi sambil menyilangkan tangannya.

"hehee udah 2 minggu tau gak boleh pegang kamu.." di senggolnya kaki vivi oleh kaki rendra yang bersila di satu meja yang sama.

"ih kasian deh. Eh besok reni ajak kita makan-makan, ajak raka sama indra ya dan kamu juga" ucap vivi sambil mebuka buku pelajarnnya.

"hmmm ok.. tapi aku mau ke ruang guru" rendra beralasan.

"ouhhmm tumben... jailin anak orang ya?" vivi menatap rendra.

"gk lah.. rendra yang dulu bukan rendra sekarang.. haha" ucapnya sambil nada bernyanyi.

"preeett.. ya udah.. nanti langsung ke kanting ajah.." vivi melanjutkan membaca.

"gak bisa di percepat? Gak tahan nihh liat kayak gituan sexy pula" ucap rendra godain vivi..

"gak.." jawab vivi singkat.

"hmm ya udah.." rendra diam-diam meluruskan kakinya tepat mengenai selangkang vivi, di tekannya pelan..

"ahh.. ihh.. kaki kamu, ngapain.." tegur vivi yang asik belajar.

"pegelll tauu.. ngghh..." ucapnya sambil memainkan jempol kakiknya mengelus memek vivi dari luar celana tidurnya,

"nhhmmm" di tatapnya mata rendra, tapi rendra bertindak seperti tidak terjadi apa-apa.


***

"tak.. tak ... tak.." langkah memasuki ruang tengah,

"wahhh tumben belajar dsini?" ternyata om hen dan tante nia baru pulang.

"hehe.. iah ajarin rendra belajar" ucap vivi sambil liatin rendra.

"boong banget.." jempol kaki terus elus-elus memek vivi.

"nggh.." desah vivi tertahan,

"kamu kenapa vi?" tante nia melihat tingkah aneh dari vivi.

"gpp tante.. pegel aj" ucap vivi sambil meleruskan kakinya dan berusaha mendorong kaki rendra, tetapi tinggi vivi dan rendra beda jauh.

"tumben ma.. paaa jam segini udah balik.." ucap rendra memainkan kakinya yang di jepit kedua kaki vivi.

"iah.. lagi gak da client.." ucap tante nia.

( om hen dan tante nia pun duduk sejenak di ruang tengah, tanpa mengetahui apa yang terjadi di kolong meja. Dan kaki rendra terus mengelus memeknya vivi, geliat tubuh vivi tak mencurigakan tante nia yang sedang asik nonton tv. )


***

"vivi ke kamar dluan yah tante, besok mau bangun pagi.." ucap vivi sambil merapihkan buku-bukunya dan bergegas ke kamarnya.

"rendra juga ya ma.." dengan terburu-buru rendra segera menyusul vivi yang sudah menaiki tangga.

"hehe kenapa udahan.. basah ya?" goda rendra di belakang vivi.

"ihh gak tuh.. km kali" langkah vivi semakin cepat..

"masaa?" rendra menyusul dan langsung memasukan tangnnya ke dalam celana vivi, di elusnya belahan memek vivi.

"hehe tuh basah.." di tunjukinnya jarinya yang basah.

"ihhh.. di bilangin nanti abis uas aja" ucap vivi manyun..

"iah iah.. awas kamu main sendiri lagi, aku bikin kamu 2x lipa lemesnya" bisiknya dan masuk ke kamanya.

"heee rendra ihh nyebelin..( tapi kok dia tau aku main sendirian hmm)" ucapnya dan memasuki kamar dan berusaha menurunkan libidonya.


***

( hari terakhir uas pun di mulai, rendra sudah bilang akan menemui kalau urusannya selesai, vivi dan kawan-kawan pun langsung ke kantin. Rendra dengan diam-diam ke gudang sekolah tanpa sepengetahuan siapa pun. )

"wah wah... beneran sendirian kesini ya" ucap ben berdiri menyambut rendra
.
"brraakk..." pintu gudang langsung di tutup beberapa teman ben.

"cih... gue cuman mau ngomong sama lo berdua, kenapa yang lain ikutan" ucap rendra sambil matanya mengawasi gerak gerik 4 teman ben.

"kenapa gue harus percaya ucapan lo, dan gak bakalan percaya ucapan lo hehe" ben melangkah mendekat.

"lo masih lupa kejadian dulu kan? Dan nih liat " ben sambil menunjukan beberapa gigi ben yang bolong saat rontok di pukul rendra.

"lo masih inget kan.. rahang gue patah, gigi gue rontok, dan hidung gue juga, tapi gue bisa aja laporin lo kepolisi. Tapi gue pikir gue tunggu balas dendam yang sesuai dan 100 kali lipat dari ini ren.." jelasnya ben mengelilingi rendra.

"soal itu.. makanya gue pengen damai sama lo ben, " ucap rendra

"haaa damai? Apa yang lo lakuin ke gue mau damai? Gak bakal, sebelum lo apa yang guue rasain." Ucap ben sambil memanggil teman-temannya.

"lo bego ren, ajakin ke sarang harimau dan bakalan jadi makanan harimau haha" sambungnya.

"( dugaan gue meleset, harusnya gue gak ceroboh,)" langkah rendra mundur.

" Hajaarrrr...." Teriak ben...

( rendra pun segera berlari menuju pintu gudang, dan berhasil sedikit terbuka, tetapi di tariknya tubuh rendra dan langsung berhadapan dengan 2 orang teman ben. Adu pukul tak terelakan, walau jago karate rendra kualahan menghadapi 2 orang karena sama-sama bisa bela diri, dan kini 3 teman ben turun langsung menghadapi rendra. )

" nih lo hajar pakai kayu.. biar mampus sekalian" ucap ben sambil kasih kayu ke temannya.

"gue gaku ben.. ini kelewatan.. " tolak temannya.

"aahh banci lo.. " ben langsung menuju rendra

( walau kena pukulan cukup banyak rendra masih bisa bertahan, dan mencari ke sempatan kabur. )

"baaakkk..." kaki rendra kena pukulan kayu dari bend an langsung tersungkur dan menerima pukulan telak dari teman-temannya..

"aahh... " nafasnya seperti mau habis melihat ben.

"pegangin cepet.." ucap ben suruh temannya pegang rendra yang tak berdaya.

"hehe.. lo belom ngerasain patah tulang kan, lo sekarang banci ren... haha?" ucap ben.

"benn stop.. udah cukup.. ini kelewatan.. " ucap temannya.

"aahh banci lo semua.. " ucap ben teriak sambil sebilah balok kayu lagi.

" gue gak ikut-ikutannn" salah seorang temannya langsung pergi keluar gudang.

( ben pun menuju ke belakang rendra, menepuk-tepuk pahu rendra dengan balok kayu, tanganya rendra masih kepegang temannya dan ben siap-siap mengambil ancang-ancang. )

"baaaakkkkk......" pukulan kerass dari balok kayu..

"aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" teriak rendra kerass memenuhi gudangg."


***

( posisi lain di kanting, vivid an teman-temannya sedang asik makan-makan.)

"trannggggggggg" vivi menjatuhkan gelas ke lantai.

"vi... lo kenapa?" ucap reni.

" hmm gak tau.. perasaan gue jadi gak enak ren.. " bisik vivi sambil membersihkan pecahan gelas.

"cuman persaan aja.." bisik reni dan juga membantu vivi.

"rendra kok belom kesini ya, kok jadi gelisah gini ren.. gue cari rendra ya.." bisik vivi langsung meninggalkan reni.

"wew vivi kemana reni?" ucap jerry.

"hmm itu.. mau cari rendra, soalnya belom kesni-sini.. " ucap reni.

"ouhh,,, ya udah abisin dulu, gue yakin rendra baik-baik aja cuman keruang guru kan?" ucap jerry

"iaahh sayang banget nih banyak gak di abisin" ucap indra mulutnya di penuhi makanan

"abis itu kita ke rendra ok" lanjut raka.

( vivi pun langsung ke ruang guru, persaannya semakin gak enak ketika seorang guru kasih tau dari tadi rendra gak pernah ke ruang guru. Vivi yang panik, langsung berlari menelusuri lorong sekolah. Dan tak sengaja vivi melihat seorang temannya ben, vivi tak pikir panjang langsung menemuinya)

"stoop.. lo temannya ben kan?" ucap vivi ngos-ngosan.

"ia kenapa?" ucapnya santai.

"lo liat ben? Atau rendra?" ucap vivi.

"ittuu." Ucap temannya ragu.

"cepeett.. gue mohon lo kasih tau gue.." ucap vivi yang tak sadar matanya memerah.

"ben sama rendra di gudang belakang.. mendingan lo cepet-cepet. Dan gue ada hubunganya dengan semua itu" ucap temannya.

"iaahh.. iah. Makasih banget.." vivi pun berlari sekuat tenaga ke arah gudang sekolah.

( nafasnya terputus-tepus, berjalan menuju pintu gudang yang terbuka )

"rendra.. semoga lo gak kenapa-kenapa, perasaan gue gak enak banget ren" gumam vivi melangkah ke pintu.


***

"hahahaa.... Tinggal nih gigi belom gue rontokin.." ucap ben sambil menepuk-tepukan balok kayu ke wajah rendra yang berdarah-darah.

"udah lah ren.. dah keok gitu..." ucap temannya.

"belom lah... abis ini selesai kok" ben kembali ambil ancang-ancang..

"Stooooooppppppppppppp.." ucap vivi teriak berada di pintu gudang...

"wew kita ketauan ben" bisik temannya..

"gpp kok.. tunggu aja." Ucap ben berdiri sambil membuang balok kayu,

"buggggggg" tubuh rendra tersungkur dan kepalanya melihat ke arah vivi.

" cepet kaburrrrrrrrrrrrrrr...." Teriak rendra sekuat tenaga.

"gak... ha haa." Ucap vivi sambil menarik nafas.

" wahhh bebeb kesayangann dateng hhehee" ucap ben nyegir..

( langkah vivi mendekati rendra, di tutup mulutnya sambil menahan tangis melihat kondisi rendra. )

"gue mohon, udahan... ben..." ucap vivi matanya berkaca-kaca.

"bentar lagi kok.. tinggal gigi aj" ucap ben mendekati wajah vivi.

"stop gue mohon.. udah sampai sini, rendra udah berubah ben, gak kayak dulu.. dia udah lebih baik. Makanya lepasin dia sekarang ben" ucap vivi tegas.

"lo mau dia lepas, dan masalah gue sama rendra selesai?" ben mendekatkan lebih dekat wajahnya ke vivi.

"iaaaa..." ucap vivi dengan tampang datar.

"baikk...gue mau aja.. tapi.." ucapnya.

"tapi apaa?" vivi melirik ke arah rendra.

" jawab dengan jujur pertanyaan gue" ucapnya

"iaa apaa"

"lo masih virgin dan lagi subur gak?" rendra senyum

"masihlah.. ia lagi masa subur kenapa?" ucap vivi datar.

"kalau gituu.. kita ngentot aja hheehe dengan gitu masalah ini terselesaikan.." ucap ben santai.

"haaaaa?" vivi terkejut.

"kenapa.. cuman ngentot aja kok.. " bisiknya ben.

"hmm.. tapi lo janji kan? Gak bakal masalah ke rendra, gue dan kawan-kawan" ucap vivi

"buat lo gue pasti janjjin" ben sambil memegang dagu vivi.

"okk.. gue mau.. tapi lo juga hapus foto rere dan jangan ganggu rere" lanjutnya vivi.

"shitt.. jadi lo yang gagalin waktu itu?" nada ben meninggi.

"iah..." jawab vivi singkat.

"fvkkk... " ucap ben geram.

"( gue ia in, gue gak bahan buat manfaatin.. tapi vivi lagi subur, kalau gue crotin di dalem dan hamil.. haha.. vivi bakal milik gue..)" ben tersenyum sendiri.

"kenapa diem.. gmna?" tegur vivi..

"ok.. deal... oia kita ngentot nya dsini ya,, di depan rendra hehe" bisiknya

"haaa sekarangg?" vivi terkejut lagi..


***

( suasana gudang menjadi hening sesaat)

" vi.. jangan begoo... " ucap rendra mulai setengah sadar.
"( maaf ren.. demi km.. dan demi kita dan teman lain juga)" vivi tak sadar menetesan air mata.

( mata rendra pun tertutup, vivi yang kaget langsung memeriksa keadaan rendra dan masih bernafas hanya pingsan )

"gak bisa besok?, rendra udah kayak gitu." Vivi kwahtir keadaan rendra.

"makanya cepetan makin lo cepet, makin cepet selesai." Ucap ben mempersiapkan alas.

"gue mau tapi gak di liatin..hmm" ucap vivi deketin ben.

"ya ya.. gue siapin dulu, eh rebahin si rendra, dan lo tunggu luar , gue mau perawanin anak orang hehe" ucap ben seneng,

"ok... cepetan.. nanti pada keburu yang liat" ucap temannya berjalan keluar.

"iaahh.. slow" ucap ben

( teman-teman ben pun keluar gudang, rendra yang tergeletak pingsan. Di ajaknya vivi ke matras bekas, ben yang sudah nafsu langsung merebahkan vivid an melumat lehernya.. awal vivi menghindar di cium bibirnya, tak lama bibirnya di lumat sambil tanganya ben meremas kasar buahdada vivi dari luar seragamnya )

"uhmm vi.. jangan terus hindar donk.. lama kelarnya nanti.." bisik ben

"pasrah aja dan serahin ke gue ya.." sambungnya

(dibukanya kancing satu persatu seragam vivi tanpa perlawanan, di angkatnya baju dalam vivi, begitu juga bra yang di pakai, ben pun langsung melumat rakus buahdada vivi. Vivi hanya diam pasrah tetapi libidonya semakin naik, jilatan-jilatan di sekitar buah dadanya membuat vivi mendesah tapi di tahannya..)

"uhh gue suka toket lo,, gede, ahmm" ben masih asik. Dan tak lama tanganya turun ke selangkangan vivi di turuninya cd dan di singkapnya roknya ke atas.

"uhh... jembut lo aahh makin lebat yah.." jarinya ben korek-korek memeknya vivi.

"ngghh..." desah vivi tertahan

"jangan di tahan.. lepas aja kalu enak." Ben langsung melumat memek vivi..

( lumatan ben, terasa lebih lihai daripada rendra, membuat vivi mendesah. Ben pun langsung melucuti celananya dan llangsung mengeluar kan kontolnya, di gesek-geseknya perlahan.)

"minta apa syang? Jawab donk.. kalau gak gue lamain nih" ben memainkan kontolnya

",,,,,,," vivi diam dan membuang muka.

"yah diem.. lama loh nanti " goda ben sambil memasukan dan mengeluarkan palkonya.

"nggh,, minta di entot" ucap vivi sambil menitikan air mata.

"ouhhh iaahh.. ok sayang.. nggghh" di tekannya perlahan..

"ouhh yea.. kenapa nangiss.. hahaa" di remasnya buahdada vivi.

( vivi pun berekpesi seperti perawannya hilang, mengerang seolah perawannya hilang saat itu juga. Ekpresi ben pun sangat senang mendapatkan perawannya. Dengan sangat bernafsu ben memompa kontolnya cepet)

"aah vi,,, memek lo ouhh... yeahh" di regangkan kedua kaki vivi.

"ngghh nghh" nafas vivi mulai mengebu,

"uhh,, shiit.. " di tindihnya tubuh vivi, pinggul ben naik turun dengan cepat.

"nggghh" vivi pun lingkarin kakinya dan di susul klimaksnyaaa..

"ouhh shit.. vii memek lo.. ouuhh,,, " ben menghentak-hentakan kontolnya.


***

( cukup menikmati jepitan memek vivi, ben pun langsung cabut kontolnya dan ben pun berbaring)

"masukin donk.. lo yang goyang sekarang.." di tarik pinggul vivi duduki kontolnya.

"sini gue ajarin.. nahh pasin kontol gue. Lo turunin pinggul" ucap ben sambil mengajari vivi..

"aahh yaa gitu sayang. Sekarang goyang.." tangan ben membantu menggerakan pinggul vivi.

( sensasi baru bagi vivi, dan secara tak langsung menikmati gaya ini.. libidonya pun naik lagi membuat vivi menaikan turunin pinggulnya sambil buahdadanya di mainin ben.. )

"ahhh.. aahhh ahh uhh" desah vivi terbawa suasana..

"yeah terus sayang.. uhh aahh... " ben diam-diam hentakin kontolnya

"ahhh... mau pipis benn. Nggh.." wajah vivi sayu memerah..

"ouhh aahh.. sini gue bantuin." Di peluknya vivi dan langsung ubah posisinya rebahan.

( ben pun langsung pompa cepet kontolnya.)

"nggghhh" lenguh vivi di ikuti tubuhnya mengejangg..

"aaahh vii... shitt gue juga..aahh pecunnn anjingg.. aahhh" di tekannya kontol ben dalam-dalam

"crottttttt....crroottt..." semburan kenyang menyebur kencangg..

"aaahhh shitttt auhh vi.. aahh" di remasnya keras buah dada vivi

( tubuh vivi masih terasa mengejang, mata merem melek sambil melirik tubuh rendra yang tak berdaya, tubuhnya lemas tak berdaya, stamina punya ben hampir sama kayak rendra membuat vivi terpuaskan secara tak langsung.)

"ploopppp" ben mencabut kontolnya.

"hehehe.. makasih ya syang.. " ben merapihkan celanannya.

"oh ia.. kalau lo hamil gue mau tanggung jawab kok" bisiknya sambil menghiruupp bau badan vivi dalam.

"......" tak ada jawaban dari vivi dan masih mengatur nafas.

( ben pun melangkah keluar gudang, dan sesekali tendang rendra yang masih pingsan )

To Be Continue

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com