(rumah )
( vivi pun sampai di rumah, ternyata pak agus yang buka gerbang. Vivi pun turun perlahan di bantu reni dan jerry. )
"non vivi kenapaaaa..." bi inaah teriak sambil berlari kecil.
"pingsan bu." Ucap reni
" yo wess.. bibi antar ke kamar ya. Pak aguss bantuin.." bi inah panic juga.
" vii gue pamit ya sama jerry, mau ke rumah sakit langsung." Ucap reni.
"......" jawab vivi dengan senyum
( vivi pun kekamarnya dengan masih pakian karate, tubuhnya lemas sekali. )
***
( kamar )
"bibi ganti pakian non ya.." ucap bi inah.
"nanti aj bi.. vivi sendiri ja.. aku mau tiduran bentar aja." Jawabnya sambil merem.
( tak lama vivipun tertidur, bi inah diam-diam melepaskan pakianya satu persatu dan menggantinya. Selesai bi inah memandang wajah vivi yang tertdiur pulas )
"non cantikan gini deh.. lebih apa ya.. kyak centil gitu. " ucap bi inah.
( waktu pun berlalu, vivi tertidur cukup lama dan terbangun di sore hari. Tenaganya cukup pulih, berjalan keluar kamar )
***
(Ruang tengah )
"bi inaah.. kalau vivi bangun telp saya ya" ucap tante reni bersiap-siap mau pergi.
"ia bu... " ucap bi inah..
"loh itu vivi mah.." ucap om hen.
"vi dah bangun?" ucap tante nia panggil.
( vivi pun mendekati om dan tante )
"maaf tante,, om.. rendra masuk rumah sakit gara-gara vivi.." ucapnya ragu.
"nanti aj yah jelasinya.. om sama tante mau liat keadaan rendra. Ok" ucap om hen.
( tante nia dan om hen pun buru-buru pergi. Bi inah yang pensaran pun bertanya ke vivi apa yang terjadi, vivi pun menjelaskannya )
"wihh hebat non.. bisa banting gituu.. haha.." puji bi inah..
"oh ia. Makan dulu.. nanti sakit" sambung bi inah.
"iaah bi makasih" jawab vivi senyum.
( vivi merasa senang bisa menang, di sisi lain om hen dan tante nia bakal marah ke dirinya. Vivi pun pasrah apa yang udah terjadi, mala mini vivi kembali istirahat. )
***
( keesokan paginya )
( kondisi vivi sudah kembali bugar walau belum sepenuhnya, tenaganya sudah terkumpul lagi, seetelah mandi vivi pun ke bawah dan ternyata om dan tante hen sudah bangun. Hari ini sudah libur sekolah setelah UAS.)
" vi.. om mau ngomong sama kamu" ucap om hen.
"ia om.." vivi ikuti om hen ke ruang tengah.
"apa yang kamu lakuin ke rendra sampai tulang lengannya geser gitu?" ucap datar om hen.
"haaa geserr? Anu om... vivi cuman banting dia, " ucapnya nunduk,,
"terus? " ucap om hen
" yah vivi sama dia tanding om.. " ucap vivi menjelaskan
( vivi pun menjelaskan apa yang terjadi secara detail ke om hen dan tante nia yang ikut nibrung saat vivi menjelaskan. )
"kamu tau artinya apa dan intinya kamu berkelahi lagi?" ucap om agak serius.
"....." vivi nunduk tanpa jawaban dan suasana hening.
"iah vivi tau kok artinya, vivi udah langgar nasehat om kan.. " ucapnya sadar bahwa gak langsung vivi menyadari dirinya bakal pulang kampung..
" vivi bakal balik ke kampung kok om.." air matanya netes..
"maaf udah repotin tante sama om" sambungnya di ikuti isak tangis..
"udah vi jangan nangis" di peluknya vivi oleh tante nia.
"Vi.. vi.. kamu jangan salah paham. Ancaman yang kemarin waktu itu cuman gertak kamu aja." Ucap om hen
"yang om maksud artinya... ituu.. Kamuuuu hebattttttt... udah bikin kalah" ucap om hen semnagat sambil acungin jempol,
"Heeeee?" tante nia sama vivi kaget besamaan?
"om tau kok, rendra merasa dirinya paling di atas, tapi kamu ajarin bahwa di atas langit masih ada langit." Ucap om dketin vivi sambil elsu rambutnya.
"kamu jangan berpikir pulang ke kampung ok.." senyuman om hen.
"tapi vivi uda bikin rendra kayak gitu.." ucapnya pelan.
"gpp kok.. om sama tante yang urus ok, btw rambut kamu cocokan pendek deh vi..." Ucap tante nia.
"hmm biasa aj tante." Jawabny malu-malu
( hari ini adalah hari paling bahgia buat vivi, karena om dan tante nia gak bakal pulangin ke kampung. Masa depan masih menanti.)
" udah kamu siap-siap.. kita ke RS liat rendra". Ucam om hen.
***
( jam 10 pagi., vivi pun berangkat bersama om dan tante. Dan sesampainya vivi pun membawa buah-buahan.)
" vi.. jangan lupa minta maaf ke rendra ya, sama kasih buahnya. Om tunggu di luar aja" bisik om hen.
"ehh om..kenapa sendrian." Vivi grogi.
"udah masuk.... cepet." Bisik tante nia.
( vivi pun dengan membawa buah masuk ke ruangan rendra, terlihat rendra sedang tiduran sambil menonton tv dan tangannya di perban seperti patah tulang. )
"hi renn.. gimana keadaan lo" ucap vivi agak grogi.
"liaat aja sendiri" jawabnya masih jutek.
" maaf ya soal tangan lo.. gue gak tau bakal gini" vivi berdiri samping rendra sambil menaruh buah.
"jangan sok manis di depan gue." Rendra memiringkan badanya membelakangi vivi.
"gue gini gue karena sesuai yang kita sepakatin" ucap vivi berbalik arah ke depan rendra.
"awwhh.." rendra berbalik arah lagi membelakangi vivid an tanganya ke tindihan,
"ren... " ucap vivi pelan.
"DIemm..." bentak rendra.
"iahh " vivi pun duduk di sampingnya dan rendra posisi rebahan.
( vivi dan rendra pun terdiam cukup lama )
***
" ambilin jeruk donk.. " ucap rendra santai.
"Nih.." vivi kasih jeruk
"kupasin. Mana bisa gue kupas 1 tangan" ucapnya.
"iaah" ucap vivi bรชte.
"nih.." vivi kasih jeruk yang udah di kupas.
"suapin bego... mana bisa gue makan pake tangan kiri" ucapnya datar.
"ihh manja amat.. nihh.." vivi suapin rendra jjeruk.
" 1 1 lahh.. lo mau bikin gue mati tersedak?" ucapnya sambil mulutnya di penuhi jeruk.
"iaah bawel. Rrgg" vivi memperhatikan wajahnya yang mengunyah jeruk sampai monyong-monyong.
"ehhhee" tawa vivi kecil liat ekpresi muka rendra kayak bocah kecil makan jeruk.
"napa lo tawa ha?" ucapnya ketus dan sambil mengunyah.
" ngkk.. gpp. Nih lagi." Ucap vivi kasih jeruk.
"puuhhh....." di lemparnya pakai biji muka vivi yang ada di mulutnya.
"hahahaa..... kenaa" ucapnya tawa saat bijinya mengenai wajahnya.
"ihh... jorokk.." ucap vivi bรชte...
"puhhh..puhh..." rendra kembali melempar biji jeruknya.
"aaahh rendra... udah.. jorok banget dihhh.." vivi berdiri berusaha tutup mulutnya dengan tangannya.
"hhaa... rasain." Tawanya.
( vivi pun berdiri dengan lutut di pinggir ranjang rendra dan masih brusaha menutup mulutnya, rendra pun membelakangi vivi. Vivi yang gregetan langsung naik ke ranjang melangkahi kakinya untuk lebih gampang sumpel mulutnya..)
"bukkkk..." vivi menduduki perut bawah rendra, karena rendra berbalik arah lagi menjadri rebahan lagi.
( vivi yang kaget langsung duduk pas perut bawahnya dikit, tanganya bertumpu di samping kiri dan kanan rendra. Vivi dan rendra bertatapan mata cukup lama, memandanginya secara mendalam. )
***
"ehheeemmmm.." ucam tante nia yang udah di samping nya.
"ehm tante.." vvi yang panic langsung bangkit dari ranjang rendra dan berdiri di samping tante nia.
( rendra pun berbalik arah membelekangi vivid an tante nia posisi nyamping. )
"tante.. ini salah paham kok.. serius." Vivi salah tingkah.
" tante tau kok hihi... " tante nia senyum
"tante.." ucap vivi mulutnya di tahan jari tante nia.
"udah gak usah jelasin hihi.. kamu mau pulang apa disini? Pak agus juga mau balik, om sama tante mau nginap disini." Ucap tante nia.
"pulang aja tante,, gak enak juga. Uh,m" jawab vivi sambil nyegir.
"yah kalau kamu disini. Lanjutin deh yang tadi.. hihii" ledeknya tante nia.
"ih tante.. bukan" di stopnya lagi pembicaraan vivi.
"iah.. vivi balik aja.. ren gue balik ya cepet sembuh " ucap vivi pamit.
"......." Tak ada jawaban hanya lambaian tangan seolah mengusir, sambil masih membelakangi vivi.
"kenapa kebayang terus yah wajah si vivi," ucapnya dalam hati sambil berusaha terpejam.
( vivi pun pamit ke tante dan om, dan ikut sama pak agus pulang ke rumah. Di perjalanan vivi pun masih terpayang tatapan rendra, sorotan matanya berbeda. Dan senang kejadian tadi lihat rendra tertawa karena dirinya. )
***
( sudah 3 hari rendra di rawat, dan hari ini rendra bakal pulang. Tante nia dan om hen rela cuti untuk ngurus rendra bergantian, klakson mobil pun berbunyi pertanda rendra udah balik. Vivi yang tau memilih ke daput bikin susu hangat yang kebetulan hujan besar. )
"den rendra udah sembuh?" ucap bi inah menyambut rendra
"udah donk.. cuman segini aj kecil,," ucapnya santai
"bii.. inah. Bawain pakaiannya yan di bagasi belakang " ucap tante nia dan diikuti om hen.
" kamu langsung ke kamar ren.. isitirht lagi" ucap om hen.
"nanti paa.. ke dapur dulu pengen minum yang anget-anget" ucap rendra
( om dan tante nia pun beristirahat sejenak, di ruang tengah. )
***
(dapur )
"woiiiii.." teriak rendra mengkagetkan vivi yang sedang minum.
"brruuuuuuuuuu" vivi menyemburkan susu dari hidungnya dan mulutnya.
"Uhuukk..uhukkk.." di ikuti batuk sambil lihat rendra.
"kayak bocah lo, minum aja blepotan kemana-mana" ucapnya sambil duduk.
"uhuk.. uhk.. pea lo" ucap vivi masih batuk-batuk.
"buatin gue susu coklat oii.." pintanya
"iaa bentar, vivi pun membuat susu coklat hangat lagi.
"nihh.. gimana tangan lo?" ucapnya agak ragu.
"liat aj masih di balut gini." Ucap rendra sambil meniup-meniup gelas.
( ini adalah pertama kali vivid an rendra berbicara santai, senang rasanya di hati viivi )
"gue mau tanya, tapi gak di jawab gpp" ucap vivi nyegir.
"apa?" jawabnya singakt.
"kenapa lo bersikap arogan gitu di sekolah" ucap vivi ragu.
"mau tau?" ucapnya santai?
"....." vivi mengangguk.
***
"ma... bikin kopi susu donk." Ucap om hen.
"ngak susu aja?" ucap tante nia genit.
"mau donk tapi susunya nanti malam aja sama kemasannya" ledek om hen..
"ihh ya udah nanti malam bikinnya.." tante nia manyun,
"hihi,,, iah abis bikin kopi susu. Papa langsung pesen susunya deh di kamar" ucapnya genit om hen..
"ihh iah.. mama ke dapur dlu ya". Jawabnya centil.
( tante nia pun ke dapur, tapi terdiam melihat rendra dan vivi ngobrol )
***
"gue gini karena cari perhatian vi... perhatian orang tua gue sendiri... lo gak ngerasain bertapa pentingnya perhatian bokap nyokap gue buat gue sendiri, dari sd, smp, sampai sekarang. Gue bikin ulah buat cari perhatian mereka, tapi apa??"
"Gak ada respon sama sekali, mereka sibuk kerja,, sedangkan kakak gue sekolah dan kuliah di luar, siapa lagi yang mau perhatiin gue? Malah mereka anggap gue anak bandel, sudah di atur. Gue cuman mau kayak orang normal vi, gue butuh perhatian mereka aja gak lebih kok. Gue cuman mau mereka peduli sama gue. Gue ketemu mereka 1 minggu 1x itu pun kalau masih gak sibuk.. banyak mau yang gue cerita ke mereka, tapi mereka selalu gak punya waktu. Gue berpikir dengan begini gue bisa cari perhatian mereka tapi nyata.. " mata rendra mulai berkaca-kaca.
"lo enak vi,, di kampung.. masih bisa ketemu bokap nyokap lo tiap hari.. dan yang bikin gue kesel sama lo.. lo tau gak?" ucapnya gemetar.
"......." Vivi geleng-geleng.
"pas lo dateng kesini, pehatian nyokap dan bokap gue itu semua tertuju ke lo... gue iri sama lo.. pengen dapat perhatian yang lebih.. bukan materiii mater dan materii... " ucapnya kesal,,
"makanya gue pengen lo balik ke kampung karena lo dah rebut perhatian yang harus gue dapetin sejak dulu bukan ke lo tapi ke gue." Ucapnya di iringi netesnya air matanya.
"lo jahat banget vi.. orang yang baru di kenal aja dapat perhatian dari nyokap sama bokap gue kayak gitu, guee ? apa?" lanjutnya...
"teruss lo masih mau gue balik ke kampung?, kalau lo mau gue balik sekarang juga." Ucap vivi yang ternyata ikutan nangis.
"gue minta maaf ren,," isak tangis vivi.
" ngak.. gue gak lo balik.. lo udah menang taruhannya, gue bakalan ikutin kemauan lo yang kemarin." Ucapnya sambil tarik inguss panjangg..
"tapi vi.. berkat lo juga.. lo tau gak apa yang gue dapat pas di rumah sakit?" ucapnya
"...." Vivi geleng-geleng sambil lap air matanya.
"gue ngerasaain apa yang harus gue rasain sejak sd.. di suapin sama nyokap guee.." ucapnya sambil tunjuk diri sendiri."gue ngerasa masa kecil gue yang terlewat kembali saat itu juga, perhatian yang harus gue dapatin.." ucapnya berusaha senyum.
" perhatian yang menyuapi gue, yang memakaikan baju gue, perhatian yang memeluk dan membelai rambut gue, gue ngerasa saat itu gue ngerasa yang harusnya gue dapetin akhirnya gue dapetin saat itu juga.. " ucapnya berusaha senyum.
( tante nia yang mendengarkan semuanya pun terisak tangis, sambil meninggalkan dapur air mata tante nia bercucuran, rendra pun menceritakan semuanya perasaannya kini lega dan meninggalkan dapur. )
***
( ruang tengah )
"loh ma kenapa nangis?" ucap hen langsung berdiri.
"gak jadi bkin kopi susu?" tanyanya
"ih papa jahat, tadi mama ngumping rendra ngobrol sama vivi." Ucapnya sambil menarik ingus.
"terus?" ucap om hen sambil ajak dudukk tante nia.
" rendra cerita kenapa dia kayak gini paa..." ucap tante nia.
"cerita apa.. papa mau denger" om hen penasaran.
( tante nia pun menceritakan kenapa rendra seperti ini dari awal sampai akhir. Om hen pun terdiam dan terunduk lesu. Dan berpikir kenapa anak pertamanya milih kuliah di luar negeri.)
***
"kita emang terlalu sibuk ma, apa kita gagal didik anak yah ma." Ucap lesu om hen.
"entah pa.. " tante nia pun ikut terdiam.
"pa.. itu rendra.." ucap tante nia.
"rendraaaa...." Panggil tante nia.
"sinniii bentar..." lanjutnya.
"yaaaa... kenapa ma? Kok masih pada disini?" ucap rendra dengan mata masih merah.
"Maafin mama ya selama ini.... " di peluknya rendra eratt...
"kenapa ma.." ucap rendra kaget.
" maaf karena mama sama papa terlalu sibukk selama ini " air mata tante nia pun jatuh lagi.
"papa juga renn.. maaf ya.." om hen ikutan peluk.
"maa... paa.." ucap rendra sambil menahan nangis,
"rendra... juga minta maaf ma.. pa.. buat sikap rendra" di peluknya kedua orang tua rendra.
( tak terasa air mata rendra, tante nia dan om hen pun menetes mengalir...)
***
( vivi pun tak yang mau menuju kamar terdiam sesaat melihat mereka ber3 , )
"terharu bibi non liat kayak gitu..." ucap bi inah tiba-tiba iktu berdiri.
"iah bi... jadi kok vivi ikutan mau nangis ya bi.. " ucap nya
"iah non. Bibi juga.. perih rasanya nih mata.." ucap bi inah.
"ih bibi mah... pantesan nangis.. ngapain bawa bawang di mangkok disni " ucap vivi sambil menarik nafas.
"iah non.. lupa non.. mau masak, penasaran sih ada apa, ya udah non bibi mau lanjut masak." Ucapnya sambil menuju dapur sambil lap mata nya.
( vivi pun segera kembali ke kamarnya, sesampainya vivi pun rebahan dan memikiran ucapan rendra yang tadi di dapur. Vivi tersenyum liat sikap rendra dan merasa senang ).
to be continue