( ruang uks )
"gimana keadaan randy ?" tanya angel.
"masih belum sadar" ucap salah satu anggota medis atau PMR
"ya udah.. kalian keluar aja, gue yang nungguin randy sadar" pinta angel.
"ya udah. Ada apa-apa panggil ya" ucap salah satu anggota medis.
( mereka pun meninggalkan randy dan angel di UKS )
"kmu bego randyy...." Di kepalnya tangan randy
"kamu tolol belain anak kampungg kayak gitu, harusnya aku... aku... biar kita bisa kyk dulu?" isak tangisnya angel,
( tangisanya pun menjadi-jadi melihat kondisi randy belum sadar. Air matanya mentese mebahasahi tangan randy. )
"ngghhh" angel kaget tanganya randy mengepal tangan angel.
"kamu udah sadar?" di pegangnya kepala randy.
"ngapain disini? Rendra gak cariin?" ucap randy lemas.
"kamu kenapa sikap gini ke aku? Aku masih peduli sama kamu.. aku masih sayang sama kamu,, kenapa kamu bersikap gini.." isak tangis angel keluar lagi sambil meletakan kepalanya di dada randy.
"aku udah jadi pecundang.. belain kamu aja gak bisa, dan kali ini juga gak bisa.." ucap randy lemah.
"aku udah gak ada harapan ke kamu angel, gak kuat rasanya liat kamu mesra sama rendra. Makanya aku gini" sambungnya
***
(vivi selesai makan izin ke wc, tetapi arahnya menuju UKS karena mau liat kondisi randy. Suasana sepi dan pintu tertutup. Vivi pun yang ragu mendekatkan kupingnya untuk mendengar ada orang apa ngak. )
"gak perduli, aku masih perduli sama kamu, aku akan balesin ke anak kampung itu.." ucap angel.
"ini salah aku kok.. mau dia.. " ucap randy
"gak perduli, ini semua gara-gara anak kampung kamu gini.. liat waktunya aja." Sambungnya.
"tapi angel.. "
"aku akan usaha lepas dari rendra, aku janji.. setelah balas dendam ke anak kampung itu" ucapnya angel
"tapi kamu mau apa?"
"itu urusan aku, " jawab singakt angel
"jangan kamu main fisik angel.. bahaya buat kamu," ucap randy kwahtir
"ngak kok.. aku tau kok hukuman yang cocok buat si bocah kampung itu". Ucapnya sambil cium bibir randy
"maafin aku ya,, aku salah nilai kamu. Maaf karena gak bisa pertahanin kamu." Bisiknya randy
"iah aku udah maafin,, aku masih sayang kamu" bibirnya angel kembali berciuman.
( angel dan randy pun berciuman mesra, vivi yang mendengar semua itu merasa shock. Karena dirinya yang menyebabkan randy gitu, langkahnya pun pelan meninggalakn uks)
"bruukkk.." kaki vivi menubruk pintu uks.. dan vivi langsung lari
"Siapaaaaa?" angel lepas ciumannya dan melihat keluar tidak ada orang.
***
"ternyata angel gak sepenuhnya cinta sama rendra" gumam vivi dalam hati.
"tapi apa yang bakal angel lakuin ke gue?" langkahnya gemetar kepikiran pembicaraan mereka.
"vii mau kemana?" teriak reni..
"heeee?" vvii tersontak kaget..
"wew... kenapa lo.. ketakutan gitu?" tepuk pundak reni.
"huh.. gpp ren.. hmm.. " nada nya sambil menenagkan diiri.
"iaaa.. seriuss.." jwabnya singkat
"gue balik dlu yah.. byee.." ucap reni meninggalkan vivi.
( vivi pun segera pulang, sesampainya sedang asik bertelpon ria dengan seseorang. Dan memilih tidak menegurnya dan memilih beganti baju, vivi pun beganti pakian dengan tangtop dan celana pendek )
"gue seneng rendra menang, tapi dia bakal terus kerjain gue..hmm" gumam vivi dalam hati.
"apa gue tantangin tanding juga ya.. masih bisa bela diri kok gak jauh beda kayaknya" vivi berpikir
"gue tendang selangkangan aja kyak preman di kampung aja kali ya langsung beres haha" pikiran semakin yakin tantang rendra
"fiuh... ini kesempatan gue bebas dari kerjaan si rendra, dan juga bisa lepasin angel dari rendra" sambil peluk guling.
"gue harus yakin... fiuh.." vivi meyakinkan dirinya dan bertemu dengan rendra.
***
( halaman belakang )
"renn... renn.. bentar gue mau ngomong" ucap vivi saa rendra sedang asik telp.
"apa sihh....." rendra berbalik dan bengong liat vivi.
"bentar yah aku telp lagi" ucapnya sambil tutup telp.
( rendra menelan ludahnya melihat vivi berpakaian tangtop, matanya tak lepas dari buah dadanya, )
"oiii.." vivi melambai.
"eh.. napa cari gue?" rendrr bersikap sok cool.
"( bener kata si ben, toketnya vivi gede juga anjirrrr.. cocok bodynya pakai tangtop gitu kayak anak kota)" gumam rendra terus pelototin buah dada vivi.
"hmm... anu... gue mau tanding sama lo?" ucapnya
"tanding apa? ( tanding ngentot ayoo )" sikap sok cool, dan libidonya meningkat liat vivi.
"duel kayak randy ke lo" ucap vivi dengan muka tegas.
"taruhannya? Lo gue lepas ke randy?" tanyanya santai.
"ngakk.. kalau gue kalah lo mau apa dari gue?" tanya vivi
"hmm apa ya.. " rendra sambil berpikir.
"Gue mau lo out dari sekolah... dan lo out dari rumah gue? Gimana?". Ucap rendra santai.
"heee???" vivi pun agak kaget, tapi ini kesempatan dia.
"ok.. tapi gue menang. 1.. lo lepasin gue gak bakalan kerjain gue lagi. 2. Lo anggap gue ada, bersikap netral seperti ke orang lain gak anggap gue anak kampung. 3. Kalau gue menang, gue bakal jadi cewek lainya bukan vivi yang suka cari masalah. Gimana?" ucap vivi
"banyak amat.. tapi ok dah.. deal?" ucap rendra sambil ajakin vvi berjabat tangan.
"deal.." vivi pun bersalaman.
"dan lo kalah gue jual lo ke om".. bisiknya.
"ehh... gak bisa.." ucapnya kaget..
"gak bisa lah udah deal.." ucapnya tatap mata vivi.
"kalau gitu gue menang, biar angel milih anatar lo apa randy" ucapnya sambil tahan jabat tangan.
" Beuh... bego,, ya gue lah.. tapi gpp.. deal". Ucapnya.
( persaan vivi sangat kacau, taruhanya adalah masa depannya sendiri. tapi ini kesempatan tak datang 2x kali, pertandingan di mulai setelah UAS selesai dan pas hari sabtu. )
***
( hari uas pun tiba, di sela-sela belajarnya vivi meminjam buku karate dan memperagakannya di kamarnya setiap pulang sekolah, dan belajar membanting lawan itu hal yang paling di suka vivi. Sedangkan rendra tak ada persiapan tertenu hanya bersantai ria. Vivi mencari barang yang bisa di banting dan di temukannya samsak untuk tinju. Diam-diam ia mebawa ke kamarnya. )
"aaaahh.... Iaaaaattt aahh.." vivi berusaha mebanting samsak dengan gaya karate.
"huu.. huu.. huu.." keringatnya mebahasi tangtop nya tiap sebelum makan malam.
"apa gue bisa banting si rendra ya..haa haa." Di lihatnya samsaknya itu.
( malam ini malam terakhir latihan baginya, samsak sudah bisa di banting olehnya. Selelah makan malam vivi pun ke kamarnya untuk mempelancar latihanya.)
***
( kamar )
"uhhhh.. uhhh" suaranya membanting samsak.
"ih ihh.." di tendang kesal.
"tok tok.. vii.. tok tok". Ucap tante nia.
"aaaahhh..... uhh.." di bantingnya lagi..
"kreeekk... vii.." tante nia buka pintu perlahan.
"uhh.. uhh.. rasain lo ren.. uh uh.." di tindih tindihin pakai pantat vivi sambil pukul-pukul
"upss... lagi main ya vii.." tante nia liat vivi seperti lagi naik turun dan samsak itu di anggap vivi sebagai rendra.
"ehh.. tante." Ucapnya kaget sambil langsung berdiri.
"hihii... lagi bayangin rendra ya.." ucapnya pelan,
"nghh ngk ngk tante.. itu tadi.. kesel aja hmm.. " vivi salah tingkah.
"ah masaa?? Iah aj gpp kok.. hihi." Lanjutnya
"iah tante.. beneran.. hmm"
"ywd lanjutin sana... bye byee.. hihi" ucapnya ledek sambil nyegir.
"tante.. ihh.." vivi manyun.
"ihh gara-gara lo nih tante nia salah paham." Di tendangnya lagi.
( vivi pun milih istirahat, tetapi pikiran gak tenang buat besok. )
"hmm kenapa gak bisa tidur.. hmm.. coba manstrubasi aja deh. Siapa tau abis itu tidur" ucapnya bรชte
( vivi pun mulai berani untuk membuka semua pakaiannya, dan memainkan jarinya di tengah gelapnya kamar, lenguh nafasnya semakin menjadi-jadi sampai akhirnya klimaks. )
***
( pagi ini vivi merasa bersemangat dan tidak sabar dan yakin 100% bisa kalahin si rendra, sedangkan rendra seperti biasanya tak menggangap pertandingan nanti serius. )
( sekolah )
"viviviiiiiiii....." teriak renii... di ikuti jerry,
"ih kenapa lo,,," ucap vivi.
"ihh snii..." yuk beb.. di tariknya tangan vivi sama jerry.
"vi... mendingan lo batalin deh pertandingan ini.. gue takut lo KO" ucapnya manyun.
"bener vi.. kata reni.. mendingan lo di kerjain deh.. pasti ada saatnya si rendra bosen kok" rujuk jerry.
"tapi ini kesempatan gue jerrr.. gue pasti bisa." Ucap vivi yakin.
"iah gue tau lo jago berantem di kampung.. tapi ini lawan setengah altit karate tau.." ucap reni.
" gpp kok.. gue yakin hehe.. " ucapnya senyum
( vivi pun mengakhiri perdebatan mereka, vivi masih yakin pertandingannya )
***
" he he he.. liat aj vi pas pulang sekolah, gue bikin malu 2x lipat. Kekalahn lo sama rendra dan kehilangan sesuatu yang berharga" ucap angel mengintip pembicaraan jerry reni dan vivi.
( Uas pun di mulai dan kali ini hanya 1 pelajaran karena UAS terakhir, siswa pun mulai keluar satu per satu. Di lapangan sudah di siapkan untuk pertandingan.)
"wahhh ada duel lagi.. rendra sama siapa ya?" ucap siswa lain
"katanya cewek yang nantang.. " ucap yang lain
( dari mulut ke mulut hampir semua siswa pun tau, vivi bakal yang tanding sama rendra.)
"nih vi.. jerry kasih ke gue tadi" ucap reni.
"hmm apa ini.?" Vivi bingung,
"init uh pakian karate, sama perlengkapan keamanan helm sama rompi." Jelasnya reni.
"ouh... iah makasih ren." Vivi senyum di ikuti hati berdebar-debar
"yuk ke kamar mandi" ajak reni..
( vivi pun ke kamar mandi, dan diam-diam angel pun mengikuti.)
***
(kamar mandi )
"tuh kamar mandinya cuman itu yang gk kekunci, aneh bngt ya vi.." reni curiga
"vivi awssss...... " teriak reni saat vivi mebuka menarik pintu kamar mandi.
"byuuurrrrrr>" vivi ketimpah ember yang berisi permen karet yang sangat lengket..
"vii.. " di tariknya ember, dan reni shock permen karetnya menempel begitu lengket.
"awhh. Apaan ni.." di tariknya 1 persatu permen karet.
"wah vi.. rambut lo bisa rusak di tarikin gitu bisa botak lo." Reni ikut panic.
"giman nih ren.. lengket banget.." vivi juga panic.
" wait... gue ke kantin" reni pun berlari ke kantin.
(reni pun bergegas ke kantin, di balik itu senyum puas angel. Ini hukuman angel hal yang beharga yaitu rambut. Angel pun yang sudah puas meninggalkan tempat itu. Dan tak lama reni pun kembali )
"vii sini gue potong dikit-dikit ya, " ucap reni sambil silet rambut vivi yang kena permen karet.
"renn potong semua." Ucap vivi sambil menarik rambutnya menjadi satu.
"wew... serius vi? Rambut lo bakalan pendek" ucap reni ragu.
" cepetan gpp.. gak ada waktu lagi..udah mau mulai" ucap vivi
"iaah,, sorry vi,, kresssss" rambutnya vivi pun tergunting.
( rambut vivi pun tergunting cukup panjang. Rambut vivi parah karena rambutnya di kuncir di atas dan bagian setengah rambut terkena permen karet. Reni pun langsung merapihkan potongan rambutnya kebetulan membawa sisir. Rambut vivi pun tingal sebahu, reni yang mempunyaisedikit skill menata rambut pun merapihkannya.)
Gaya-Rambut-Pendek-Wanita-Korea-bernada-funky.jpg
"seelsai. Vii.. wihh lo cantikan rambut pendek gini vi.." ucap reni
"ih bisa aj.. cakepan panajng kali" vivi sambil memegang rambut barunya
"seriusan, kalau lo pakai pakian mini lebih menggoda vi.. muka nafsuan jadi lo rambt pendek haha" godanya reni.
"ih apaan sih.." vivi pun langsung memakai pakian karate, dan pengamannya.
"yuk" ajak vivi ke tengah lapangan.
( banyak siswa yang mau lihat ternyata, vivi pun menuju tengah lapangan. Terlihat rendra lagi duduk bersila sambil mennguap karena ngantuk. Kaki vivi merasa gemetar menuju lapangan.)
"awhhh.." vivi terjatuh kena kakinya sendiri.
"hahahahahaa" suara semua siswa bersamaan menetertawai vivi,
( vivi merasa down, dan sampai juga ).
"siap? Tidak boleh pukul bagian vital ( selangkangan)" ucap guru eskul karate.
"(waduh.. gimana nih.. gak boleh tendang selangkangan)" vivi mulai bekeringat.
"hehe... kenapa grogi?" ucap rendra
" 1... 2... 3.. mulai " ucap guru eskulnya.
( vivi masih ragu, untuk melakukannya... tanganya serasa gemetar )
***
"yahh 1 x pukul ini mah.." ucap siswa lain.
"iaa gak seru ah.. tampar aj dah jatoh haha" ucap siswa yang lain.
"yah beb.. gimna tuh vivi.. menang gak ya.. terus tega kah rendra pukul si vivi?" reni kwahtir.
"hmmm gak kynya, dah lah doain aj dia gak kenapa-kenapa beb." Di pegang eratnya tangan reni.
( sorak sorai mendukung rendra 100% dan tak ada suara pendukung vivi. )
***
"hiatt... hiatt." Vivi nendang bagian pinggang kiri dan kanan rendra.
"auh auh.. yang keras donk.." ucap rendra pura-pura kesakitan.
( semua serangan vivi seperti tak ada tenaganya, berkebalikan dari keyakinanya )
"brakkk.." tubuh vivi terbanting oleh rendra.
"awh.." vivi sambil pegang pinggangnya.
"Ouhhhhhhh"// teriak semua siswa
"(ayoo vi... jangan gugup.. anggap tuh rendra samsak)" vivi memotivasi dirinya.
"kenapa diem? Nyerah ajah." Rendra mulai hasut.
( vivi pun mulai tenang, serangannya mulai buat rendra kwahlahan walau pun bukan teknik karate, rendra mulai terpojok, rendra pun membalas dengan lumyan tenaga sampai vivi terjatuh, tapi tanpa patah semangat vivi bangkit lagi, staminanya mulai habis. )
"Udah ya vi.. gue selesaiin ya" rendra mengambil ancang"
"vii nyerah ajah,, mampus dah tuh si rendra mau tendang kepalanya" jerry agak teriak.
"wusssshh......" di tendangnya ke arah kepala vivi.
( tendangan rendra meleset kena helm pengaman vivi, dan vivi berhasil hindar, telihatnya tampilan rambut vivi, membuat tetegun rendra dan siswa lain.. )
"anjirr cakepp....." ucap siswa lain.
"waww.."
"vivi potong rambut?" tanya jerry ke reni terpukau.
"Iahh.." jawab reni
( rendra pun terdiam sesaaat )
"ini kesempatan.. anggap aja itu si baron preman kampung yang pernah gue banting" sambil di ikuti langkahnya.
( di tariknya tangan rendra dan sudah posisi membanting rendra sadar posisinya mau terangkat, )
"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh..." teriak vivi di ikut ke angkatnya tubuh rendra.
"Braaak..." tubuh tendra terbanting pas di luar garis arena.
"aaaaaahhhhh.." teriak rendra memegang tangannaya kesakitan..
"aaah.. aah... " vivi mulai sempoyongan.
( di tariknya ke atas tangan vivi oleh guru karate pertanda vivi yang menang, tak ada sorak sorai dari siswa lain)
***
"vivi menanggg... aahh bebeb.. vivi menangg.." teriak senang reni..
( tak lama sorak sorai pun bergemuruh...)
" gilaa.... Rendra kalahh" ucap ben sambil tepuk jidat..
"parahh parahh..." raka dan indra ikut geleng-geleng.
"( gue menang.. gue menangg...)" ucap vivi dalam hati, tubuhnya sempoyongan dan pingsan..
( liat vivi pingsan reni dan jerry pun sigap, rendra masih teriak-teriakan karena tangnya tak bisa di gerakin.. vivi pun di bawa ke pinggir lapangan. Rendra juga. Wajah vivi terlihat pucat pasi di penuhi keringat.)
"aaahhh anjingg sakit banget tangan guaaa.." teriak rendra saat beberapa orang coba urut tanganya.
"vii.. lo menang.. bangun vi.." ucap reni kwahtir,
"giman bu.. keadaanya" tanya jerry ke ibu guru yang tahu tentang kesehatan
" dehidrasi, sama kecapean, mendingan kamu minumin air putih" ucap guru BP
( vivi pun di minumin perlahan, tak lama ambulance datang untuk menjemput rendra. Rendra pun di bawa ke rumah sakit. 30 menit kemudian, tangan vivi mulai bergerak dan mulai sadar.. )
"vii.. syukurlah lo dah sadar" ucap reni sambil seka keringat di lehernya.
"hmm... gue dimana?" ucapnya lemas.
"di uks.." jawab reni.
"rendra?? " ucapnya sambil bangun..
"rendra ke rumah sakit, tangannya entah kenapa kayak kesakitan banget" ucap reni.
"gue menang renn?" ucap vivi pelan..
"iaahh lo menangg..." jawab reni senyuum
"hee.. hhee.. baguslah.." vivi kembali tiduran.
"emang lo taruhan apa?" ucap reni.
"gue cuman minta di mata dia kayak cewek lain bukan dari kampung, " ucapnya sambil menelan ludah.
"cieee... teruss"? reni menggoda.
"gak bakal kerjain gue lagi.. sama gue bakal bersikap manis di depannya bukan vivi yang penuh emosi." Lanjutnya.
" serius vi? Terus kalau lo kalah?" ucap reni.
"hehe.. gue out dari rumahnya, sama sekolah.. sama gue bakal di jual ke om-om" jawab vivi.
"wahh... gilaa.. lo tinggal serumah haa??" reni kaget kalau ternyata vivi tinggal satu rumah sama rendra.
"......." Vivi hanya mengangguk
( vivi pun meceritakannya sedikit ke reni, dan bersitirahat. Kebetulan jerry bawa mobil, vivi pun di antar pulang ke rumah rendra. Sedangkan rendra ke rumah sakit.)
to be continue