𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟖

 


(rumah )
( muka vivi basah penuh keringat, karena jalan kaki dari depan perumahan ke dalam cukup jauh. )
" non dah balik... maaf ya non.. tadi itu perintah den rendra, saya di ancam di pecat non." Ucap pak agus saat vivi masuk ker umah.
"iah gpp kok... " jawabny sambil ngos-ngosan.

" vivi kedalem dulu ya..." langkahnya memasuki rumah.

"iah non" jwab singkat pak agus.

" enak gak naik angkot?" ucap rendra di ruang tengah saat vivi mau naik tangga.

"........." tak ada jwaban hanya menatap tajam rendra.

"hahahaaa.... " tawanya puasss.

( vivi pun masuk kamarnya, dan berusaha melupakan keajidan hari ini, malam pun tiba, tapi kali ini vivi makan malam bareng bi inah, om dan tante belum balik, rendra pun tak terlihat. )

"bi.. om sama tante biasa balik jam brp?" ucap vivi.

" tergantung non... kadang jam 12, 9, jam 9 aj paling cepet." Jawabnya

"ouhh.. sibuk banget ya.." ucap vivi manyun.

" iah non.. bibi tinggal ke belakang yah mau berbenah dulu." Bi inah pamit.

( terasa rumah sepi sekali malam hari, rumah sebesar ini cuman di huni 6 orang termasuk vivi. Vivi pun memlih tidur.)

***

( keesokan harinya )

(pagi ini seperti pagi sebelumnya, rendra turun di warung depan sekolah. Pelajaran pertama pun selesai, jam berikut adalah jam olahraga. Vivi dan yang lain pun segera berganti baju olahrga ke wc.)

"ih vi,,, gede juga gunung lo.." ucap reni

"ih apa sih.. hmm" vivi tersipu malu dan menutupi dadanya walau sudah di lapisi kaos, memang baju olaharaganya lumayan ketat.

( para siswa pun melakukan pemanasan mengelilingin lapangan, vivi pun berlari santai dan dari belakang diikuti rendra sambil berlari kencang )

"mingggirrr" teriak rendra menuju arahvivi, di senggolnya sedikit.

"awhh.." vivi terjatuh terduduk.. matanya menyorot tajam ke rendra.

"( sabarr sabarrrr.. arghh..)" gumam vivi dalam hati.

( selanjutnya para siswa cowok bermain bola, vivi dan yang lainya bergantian bermain volley. Vivi tidak ikut bermain karena tidak bisa main, hanya melihat dari pinggir lapangan.)

"oi raka mau taruhan gak..?" ucap rendra

"apa?"

"gue tenang nih bola ke si bocah kampung itu, kalau gak kena kepalanya gue traktir mie ayam. Tapi kalau kena gue traktir juga.. gmn?" tanyanya sambil menaikan alis,

"bego sama aj.. seterah lo aj, tapi kalu pingsan gmn?" jawab raka.

"gak bakal.. termasuk tangguh tuh.. gue kerjain gak pernah nangis." Kakinya sambil memainkan bola.

"seterah dah.." raka dan yang lain lanjut bermain..

"...." Senyum licik rendra dan bersiap nendang bola.

"( rasain nih.. ).. bugg" di tendang bolanya

"vivi awas.." teraik salah satu orang.

"baakkk...." Bola kena kepala belakang vivi.

( vivi yang kaget pun jatuh berlutut, reni langsung mendekati vivid an siswa yang lain melihat apa yang terjadi.)
"sorry... kekecengan." Teriak rendra

"( kali ini gue gentian bales dendam)" gumam vivi dalam hati, dan pura-pura pingsan.

"Vi... bangun.." ucap reni shock.

"mampus lo ren... pingsan tuh anak." Ucap jerry sambil tepuk bahunya.

"upsss..." ucap rendra.

***


"wahh ada apa nih" ucap lelaki entah siapa.

"pingsan kak kena bola" ucap siswi lain.

"sini gua bawa ke uks.." sambil di gotongnya tubuh vivi.

"(nghh.. siapa yang bopong gue?)" vivi pun terus pura-pura pingsan.

"cihhh si randy sok banget jadi penolong, mentang-mentang ketua osis " ucap rendra.

" kesempatan ya ren..?" ucap raka.

"yoa.. "

( ternyata cowok itu adalah randy ketua osis sekolah ini, di bopongnya sambil berlari sesekali melihat wajahnya vivi. Vivi yang penasaran tak berani mengintip, )
"uhh... berat juga nih anak" gumam randy dalam hati

"sini kak biar reni aja yang urus, terima kasih udah bawa kesini." Ucap reni

"okee no problem," ucapnya sambil tertuju ke bukit kembarnya.

"(wah montok juga tuh melon)" randty terus menatap.

"Yuk dah keluar-keluar" perintah randy keluar uks.

***


"vivi vivi... yang sabar ya.." ucap reni sambil memberi minyakkayu putih ke lehernya.

"renn.. itu siapa yang bopong gue?" ucap vivi sambil bangun.

"eeehhhhh" jerit reni kaget.

"ssstttttt.."

"lo gak pingsan vi?" ucap reni kaget.

"gak lah, baru segitu gak terasa, sakitan ketiban kelapa pas di kampung." Ucap vivi senyum

"terus lo gak pingsan?" tanyanya

"pingsanlah... haha" jawabnya nyengir.

"huh, gue kira gak pingsan.." di toyornya kepala viivi.

"pura-pura dikitlah kerjain tuh rendra.."

"tapi serius gpp kepala lo? Kenceng gitu bolanya tadi" tanya reni masih ragu.

"iah serius, tadi jatuh kaget aja" vivi menjelaskan.

" oh ia gue ambil seragam lo ya, biar langsung ganti pakiannya disini dan sekalian mau liat ekpresi si rendra. Ok." Ucapnya sambil pergi.

( vivi pun tiduran lagi, ranjang uks seperti ranjang rumah sakit. Lumayan empuk, terbayang rendra dan angel melakukan kikuk-kikuk disini. Teringat kembali jeritas histeris angel dari luar ruang uks ini.)

"kreeeK" suara pintu., vivi pun pura-pura menciumi minyak kayu putih

"udah sadar?" tanyanya

"eh hmm.. iaa" jawabnya kaget cowoknya yang tak di kenal masuk

"gue randy, baguslah lah terus lo gpp?" tanya randy

"hmm iah kak, makasih udah tolongin tadi" vivi sadar itu randy ketua osis.

"ohh gpp kok slow, emang kewajiban sesame manusia saling menolongkan?" ucapnya panjang lebar.

"hhehe ia." Jawab vivi singkat.

"upss sory" ucap reni.

"oh iah.. masuk aja teman ini kan?" tanya randy sambil tunjuk kea rah vivi.

"iah kak, sory kak boleh keluar sebentar gak? Vivi mau ganti pakaian." Ucap reni.

"oh ya ya silakan, ya udah gua juga pamit deh, cuman cek keadaan aja, see u" jawabnya cool.

***


( vivi pun segera berganti seragam )

"eh vi,, lo tagu gak pas tau lo pingsan ekpresi si rendra gimana?" ucapnya senang.

"ngggkk.." geleng-geleng.

"kata jerry, si rendra agak shock gitu.. kaget lo bisa pingsan. Haha" tawanya sambil tepuk bahu vivi.

"biarin sesekali rasain tuh. Haha.." jawabnya ikut ketawa.

( vivi pun senang melihat ekpresi rendra sperti itu, dan kembali kekelas. Saat melihat rendra sikapnya seolah-olah tak ada kejadian apa-apa. Waktu pun berlalu jam pulang pun berbunyi. )

***


" pak agus gak jemput, jangan ngarep di jemput " ucap sambil berjalan keluar.

"........" tak ada jawaban dari vivi dan mencerna perkataan rendra.

"hmm ia pak agus gak ada.." ucapnya singakat

( vivi pun putusin naik angkot lagi, dan terlihat rendra dkk lagi ngumpul di warung depan sekolah. Canda tawanya tak merasa bersalah apa yang terjadi. )

"ngggiikkk.." suara rem motor di depannya.

"lo yang tadi pingsan kan?" ucap orang yang ternyata itu randy.

"iaaah siapa ya?" ucap vivi ragu.

"haha... gue randy inget kan?" di bukanya helm.

"ohh kak randy.. sorry gak tau. Kak" ucap vivi nyengir.

"iah gpp.. balik bareng yuk.. " ajaknya.

" gak kak.. tunggu angkot aja ," jawab vivi.

"lama angkot mah... yuk" ajaknya lagi.

(vivi pun berpikir sejenak, mungkin dengan terima ajakany itu sebagai ucapan terima kasih secara gak langsung. Walau hanya pura-pura pingsan.)

"iaah deh,,, uh." Vivi berusaha naik motor nyang cukup tinggi.

"yukk.. bruumm. Brumm" randy memakai helm nya dan gas tahan motor ninja nya.

"pegangan vi.." pintanya.

"ia.." vivi pun ragu memegang pinggang randy,

( vivi dan randy pun berangkat )

"wah gila tuh ren.. si randy ajak balik si vivi.." ucap raka.

"terus napa? Biarin aja.. gak ada urusan" ucap nya.

"ya bisa-bisa si randy bisa bantuin vivi kalau lo kejain ren.." ucap indra.

" terus kenapa? Mentang-mentang ketua osis gitu> gak ngaruh.." lanjutnya rendra.

"kalau si vivi pacar randy beda urusannya loh" ucap raka

"cih.. mana mau anak kampung. Paling si randy incer memek doank.. itu pun kalau bodynya montok haha ya gak?" ucap renra tertawa.

"tapi emang montok toketnya ren.." ucap ben..

"serius?" lanjut indra.

"iaa.. gw kan pakar soal gini apa lagi soal toket.. haha.." ucanya sambil banggakan diri sendiri.

"tapi gak keliatan gede ah.." lanjut jerry

" ya.. itu bajunya gede, gue gak salah kok.. gedean si vivi daripada angel ahahaa/" ucapnya

"peaaa.." di toyornya kepala ben oleh rendra.

"tapi randy sama lo beda tipis ren.. 11 12.." ucap jerry.

" tapi gue 12, lebih tinggu dari 11 ya gak?" jawabnya nyengir.

"seterah dah... " ucap raka..

( mereka pun tertawa bersama, tak lama rendra pun balik menggunakan mobil jerry ).

***


" vi... rumahnya emang dimana?" ucap randy

"di perumahan xxxxxx" ucap vivi agak teriak karena sambil jalan.

"ohh ( tai... jauh banget.. bersebrangan dari arah rumah gua )" ucap randy dalam hati.

"vi pegangan.." ucap randy, di gas nya kencang motornya.

"aaah.." reflek vivi langsung peluk randy.

"ngggiiitttttt..." di remnya mendadak saat lampu merah.

( vivi pun terpejam karena takut kalau ngebut, dadanya menekan pungung randy, karena tas nya tasnya modelnya tas selendang.)

"( anjirr empuk banget tuh toket.. )" ucapnya dalam hati sambil liat vivi yang lagi benerin duduknya.

(perjalanan pun di lanjutkan, randy dengan sengaja ngebut dan memainkan rem motornya dan vivi pun reflek kembali peluk erat randy. Dadanya kini menekan pungungnya randy, dan tak terasa sudah hampir ke perumahan )

"vii.. dah mau sampe.. kemana nih jalannya? Ucap randy sambil memelankan motornya.

"hmm ia disana lurus belok kiri" vivi pun kasih unjuk arahnya.

" ouh ya..uh pegel jga.." randy sambil mengerakannya pundaknya menggesek halus dada vivi.

"nghh iah.." menyadari dadanya terasa di elus vvi benerin duduknya yang agak menungging karena posisi jok motornya.

"(shit.. sadar dia gue lagi mainin toketnya)" gumam randy dalam hati.

" nahh di depann tuh yang pagarnya hitam" ucapnya senang, sambil pegang pundak randy.

"nah sampai.." ucap randy.

"thx ya kak.. hhee" vivi senyum manis.

" iahh vi,, sama-sama.. dah ya byee.. see u." ucap randy cool.

( randy pun memutar balik motornya, dan menancap gas. Di perjalanan masih terbayangan toketnya vivi. Dan vivi pun agak terangsang saat punggungnya menakan dan tergesek oleh punggungnya randy. Sensasi yang lumayan ).

To Be Continue


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com