𝐌𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 (𝐍𝐨 𝐒𝐚𝐫𝐚) 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏

 


Sita (27 tahun) adalah seorang istri yang baik dan polos, setiap hari di rumah apalagi keluar rumah dia tidak pernah melepaskan hijabnya, namun pakaiannya tetap modis walau dengan hijab, meski berjilbab Sita bukan termasuk golongan wanita bercadar.

Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya.
Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education.
Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.

Kisah ini akan menceritakan tentang terbukanya kotak Pandora seorang wanita baik dan Solehah, Sita seorang istri orang yang polos.

Episode 1. Awal Mula Ditinggal Suami

Hari ini, puasa terakhir di tahun ini, seperti di hari-hari sebelumnya, Danu suami dari Sita pergi bekerja, ya bekerja, sebagai seorang pedagang Fried chicken di alun-alun pasar. Hanya itu yang bisa dikerjakan oleh suaminya Saat ini. Karena suaminya hanya lulusan SMK swasta jurusan pengolahan pangan.

Waktu menjelang berbuka puasa yang diharapkan akan ramai pembeli, nyatanya dagangannya hanya sedikit yang terjual. Mungkin karena hari puasa terakhir banyak orang yang memasak daging di rumahnya masing-masing.
Hal itu membuat Danu merasa sedih, karena dirinya sebelumnya sudah berjanji kepada istri tercintanya, sepulang dirinya dari berjualan ini, dia akan sekalian membelikan pakaian yang didambakan istrinya. Namun sepertinya dia akan mengingkari janjinya kali ini karena uang yang didapat tidak cukup untuk membeli apa yang diinginkan istrinya.

Menjelang Isya, Danu sudah sampai di rumahnya sambil menenteng sisa ayam goreng jualannya, yang masih lumayan banyak.
D: Danu
S:Sita

D: "Assalamualaikum..., Mah, Aku pulang..!"
S: "Waalaikumussalam.." (sapa Sita sambil mencium tangan suaminya).
S: "Kenapa Mas, kok kelihatan murung begitu?"
D: "Anu, a..aku minta maaf sama kamu sayang, sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku padamu. Hari ini tempat jualan benar-benar sepi pengunjung."
S: "Janji apa maksudmu Mas?"
D: "Ya kamu kan kemarin ketika ikut aku jualan pas pulangnya nengok ke butik dekat alun-alun, katanya ada baju yang sangat kamu inginkan. Kemarin malam aku berjanji padamu mau membelikannya sepulang berjualan, tapi ternyata aku gak mampu membelikannya untukmu."
S: "Ya Allah Masss,, sampai segitunya kamu sedihnya. Kirain karena apa. Lagian bajuku masih banyak yang bagus kok, tidak perlu setiap lebaran beli baju baru kan."
D: "Ya tetep aja, aku merasa bersalah sama kamu sayang."
S: "Bagiku, kamu sudah pulang dengan selamat sampai rumah saja aku sudah senang Mas. Kamu gak perlu merasa bersalah begitu."

Meskipun istrinya bilang begitu, namun dalam hati Danu, dia tetap merasa sangat bersalah dan merasa tidak mampu sebagai seorang suami dalam membahagiakan istrinya. Ya, masalah ekonomi masih jadi masalah utama dalam rumah tangga Danu dan Sita selama 3 tahun usia pernikahan mereka.
Danu dan Sita pun hanya tinggal di rumah warisan orangtua Sita yang sederhana.

Ketika tengah malam tiba, suara takbir semakin menggema, Danu berada di teras rumahnya sambil melamun bagaimana cara memperbaiki ekonomi keluarganya. Meski saat ini dia punya usaha jualan dan hasilnya mencukupi untuk biaya sehari-hari dia dan istrinya. Namun Danu merasa itu semua belum cukup, sehingga Danu berencana ingin merantau ke kota ataupun menjadi TKI seusai lebaran tahun ini.

Akhirnya hari Lebaran pun tiba, katanya semua kembali ke fitrah, bersih dan suci. Seperti biasanya, adat di kampung-kampung, semua orang saling bersalaman bermaaf-maafan, terhadap tetangga, saudara, dan orangtua.
Namun karena orangtua Sita yang sudah tiada, maka sehabis bersilaturahmi ke rumah orangtua Danu. Danu dan Sita berziarah kubur ke makam kedua orangtua Sita yang meninggal tahun lalu karena peristiwa longsor di kampungnya.

Di area pemakaman, tanpa sengaja Danu bertemu dengan teman masa sekolahnya yang terkenal sangat kaya, namanya Ruben, dia yang kini tinggal di Jakarta, sedang pulang kampung untuk berziarah ke makam ibunya.

R: Ruben
D: Danu

R: "Hey Dan, lama tak berjumpa. Sedang ziarah ke kuburan siapa kau ..?"
D: "Ya, lama tak jumpa, makin cakep aja kamu. Sepertinya sudah jadi pengusaha sukses nih.!?
Anu, aku sedang berziarah ke makam orangtua istriku."
R: "Wah ternyata kau sudah menikah kawan, tak kusangka kau lebih cepat laku daripada aku. Mana istrimu?"
D: "Kurang ajar, kamu nganggap aku jelek banget kah sampai bilang tidak menyangka aku sudah laku duluan.?

R: "Bercanda Kawan, santai. Mana istrimu? jangan bilang kamu bohong sudah menikah."
D: "Tuh, dia masih khusyuk berdo'a di atas makam orangtuanya."
D: "Oh iya, kamu ada pekerjaan tidak di perusahaan kamu? Aku sedang membutuhkan pekerjaan yang menghasilkan gaji tetap. Jualan seperti ini selama dua tahun lebih, tidak membuahkan hasil yang signifikan bagi perekonomian keluargaku. Kadang kalau lagi sepi, rugi juga daganganku tidak jadi uang meskipun tetap masih bisa jadi lauk pauk untuk aku makan"
R: "Wadduh, maaf perusahaanku saat ini sedang tidak membuka lowongan. Kamu juga tau kan, restauran yang aku kelola kini tinggal satu, 5 cabang yang sudah susah-susah aku kembangkan harus vailid gara-gara pandemi Covid. Jadi jumlah koki di restauranku ya tidak bisa banyak, kami sudah punya koki kepala dan assisten koki di dapur."

D: "Ya tidak harus jadi koki juga kan Ben, aku juga kurang menguasai masakan-masakan modern, aku cuma bisa bikin fried chicken. Haha..."
R: "Ya masa aku menawarimu sebagai pencuci piring atau OB di restauranku, ketika sekolah kan aku tahu kamu itu murid yang berprestasi paling pintar. Sementara aku cuma murid Badung. Haha.."
D: "Ya jadi OB pun aku mau Ben, apa saja deh, aku benar-benar sedang membutuhkan pekerjaan."
R: "Ya kalau kamu mau, ada sih, ya jadi tukang cuci piring. Tapi jika nanti ada pelayan atau assisten koki ku yang keluar, kamu aku prioritaskan untuk menggantikan posisi itu. Gimana..?"
D: "Iya, aku mau. Boleh Ben. Kapan aku bisa bekerja..?"

R: "Kalau beneran mau, nanti seminggu setelah lebaran, kamu datang saja ke alamat ini." (Ucap Ruben sambil memberikan kartu namanya)
"Ya sudah, aku pulang duluan ya, itu istrimu kasihan nungguin kamu."
D: "Iya Ben, terimakasih banyak. Aku pasti akan tepat waktu kesana. Kalau tidak jadi, nanti aku hubungi kamu lewat nomor yang ada di kartu namamu."

Setelah sampai di rumah.
S: "Mas, tadi siapa? Lama banget kamu ngobrol sama dia!?"
D: "Oh, itu teman sekolahku dulu, Ruben namanya. Dia punya restauran di Jakarta. Tadi aku minta pekerjaan sama dia, tapi yang ada cuma lowongan tukang cuci piring Mah."
S: "Maksudnya kamu mau ninggalin aku buat kerja di kota begitu Mas? (Suara Sita yang lumayan meninggi merasa kaget)
D: "Iya Mah, biar aku punya penghasilan tetap. Nanti enak kan bisa ngirim uang ke kamu tiap bulan. Biar kamu bisa memanjakan diri dan beli apa yang kamu inginkan."
S: "Tapi Mas, nanti aku tinggal sendirian di rumah. Memangnya kamu tega ninggalin aku?"
D: "Ini kan demi keluarga kita, sayang. Agar perekonomian kita lebih maju."
S: "......." (Sita hanya diam seribu bahasa ketika suaminya sudah mulai membahas masalah perekonomian, karena memang dia sadar ekonomi keluarganya pas-pasan).

DUA HARI SETELAH LEBARAN
Pada hari Jum'at pagi, Danu memutuskan untuk lebih cepat memulai rencananya menuju Jakarta, tujuannya agar bisa sampai sebelum hari kerja di restauran Ruben.
Setelah berkemas dari semalam, sehabis melakukan malam Sunnah, malem jum'atan bersama Sita istri tercintanya. Pagi sebelum matahari terbit Danu sudah berpamitan dengan istrinya untuk segera berangkat dari Cianjur menuju Jakarta.
Namun mendengar info kemacetan parah dari arah Jonggol dan Puncak, maka Danu memutuskan untuk ke Jakarta lewat jalan Tol dari arah Bandung, karena dari info yang diterima , arah ke Bandung tidak terlalu macet.

Beberapa Jam setelah sampai di daerah terminal di Bandung, Danu iseng-iseng meminta foto kepada Sita, istri solehahnya itu lewat WA nya. Sambil menunggu Bis yang akan ditumpanginya datang.
D : P (pesan WA)
S : "Iya Mas, ada apa? Kamu sudah sampai mana? Kamu baik-baik saja kan?"
D : "Enggak sayang, aku oke. Anu, aku boleh minta foto kamu gak buat di HP aku. Baru sebentar berpisah aku sudah kangen aja."
S : "Hemmmm.. kamu, makanya kalo gak sanggup jauh dari aku jangan pergi kerja jauh-jauh. hehe"
(Lalu Sita pun langsung mengirim foto selfie dirinya kepada Danu, foto dirinya saat ini, dengan jilbab yang selalu dikenakannya).
D : "iihh.. kamu ya. Masa ngirim fotonya yg biasa."
S : "Terus,,, kamu pengen foto kaya gimana donk?"
D : "ya, foto yang hot dong. Biar aku disini gak melirik cewek lain. Kalo kangen tinggal lihat fotomu. Minimal buka jilbab kek."
S : "aku kan belum pernah foto gak pake jilbab Mas."
D : "Ya udah kalau gak mau, jangan salahin aku kalo aku ngelirik cewek di luaran sana."
S : "eh kok gitu sich Mas."

(Danu pun tidak membalas pesan istrinya itu)
S : "Mas, hello..." "Kok gak bales lagi Mas.."
"Jangan marah dong, iya iya, aku foto sekarang."
(Sita pun membuka kerudungnya dan selfie tanpa berhijab, lalu mengirimkannya kepada suaminya)
S : "Tuh udah Mas fotonya, bales dong. Kok malah merajuk begitu."
D : "Ya elah sayang, foto begitu mah masih biasa, ini Deket aku aja di Terminal banyak cewek yang lebih hot dari itu sekarang."
S : "Ehh kamu ya, belum sampai ke Jakarta aja dan baru pisah bentar aja udah berani lirik cewek lain."
D : "Salah kamu, gak mau kirimin foto hot buat aku.."
S : "ya udah, ya udah.. bentar aku ganti baju dulu pake baju dines yang kamu kasih sebelum puasa."

SEMENTARA ITU, di Terminal, Danu yang sedang asyik chatting, tiba-tiba saja HP yang sedang dia pegang dijambret oleh seorang pemuda. Danu pun lekas memburu mengejar jambret tersebut, hingga beberapa menit berlari jambret tersebut berhasil dia tangkap di daerah yang cukup sepi. HP nya berhasil dia rebut kembali, meski akhirnya jambretnya berhasil meloloskan diri.

Namun ketika dia berbalik kembali ke arah terminal sambil ngos-ngosan, baru saja berbalik tiba-tiba...
DuuuUUAAAAARRRRRrrrr........ Dia tertabrak oleh mobil sedan yang kecepatannya lumayan kencang, mobil itu pun kabur dan Danu tergeletak bersimbah darah di jalanan aspal.

Tidak berselang lama, ada sebuah mobil mewah melintas, sang pengemudi melihat Danu tergeletak tidak ada yang menolong, dia pun lekas membawa Danu ke rumah sakit terdekat. Dia juga mengamankan Tas yang dipakai Danu, juga Handphone yang masih melekat di tangan Danu.
Ketika orang itu mengambil HP nya, ada notif pesan yang masuk ke HP Danu. "Tiinnnggg...."

Dia pun membuka pesan tersebut, karena ternyata HP Danu tidak memakai kunci layar, dengan mudah dia membuka pesan tersebut. Ketika dibuka, ternyata seseorang mengirimkan sebuah foto seksi perempuan. Ya foto itu adalah foto Sita, istri Danu.

Lelaki yang menolong Danu pun segera memasukkan Handphone itu ke sakunya, dan membawa Danu dengan mobilnya ke arah rumah sakit.

BERSAMBUNG...

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com