𝐓𝐚𝐧𝐭𝐞 𝐊𝐮 𝐲𝐠 𝐇𝐲𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐱



Aku segera menekan bel yang ada pada pintu gerbang. Beberapa saat kemudian pintu gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan super gemuk mengamatiku, lalu menegurku.“Cari siapa mas..?” tanyanya.“Apa betul ini rumah Oom Benny..?” tanyaku balik.

“Ya betul.. Mas ini siapa?” tanyanya lagi.“Saya keponakan Oom Benny dari Jember.”“Kenapa nggak bilang dari tadi, Mas pasti Den Agung, kan..? Tuan sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi nungguin.”Sekejap aku sudah berada di ruangan dalam rumah mewah yang diisi perabotan yang serba lux. 
Tak lama kemudian seorang wanita cantik berkulit putih bersih dan bertubuh seksi muncul dari ruang dalam. 
Kalau kutebak usianya sekitar 30 tahunan, tapi bagaikan seorang gadis yang masih perawan.

Dia tersenyum begitu melihatku, “Kok terlambat Gung..? Tante pikir kamu nggak jadi datang..” ucap wanita seksi itu sambil terus memandangiku.“Iya Tante.. ma’afin Agung ya..” jawabku pendek.“Ya sudah.., kamu datang saja Tante sangat senang.. Pak Syarif.., antarkan Agung ke kamarnya..!” perintah Tante Mesy pada Syarif.Lalu aku mengikuti Pak Syarif menuju sebuah kamar yang ada di bagian bawah tangga. 
Aku cukup senang menempati kamar itu, karena aku langsung tertidur sampai sore hari. Ketika bangun aku segera mandi, lalu berganti pakaian. Setelah itu aku keluar kamar hendak jalan-jalan di halaman belakang yang luas. Ketika sedang asik menghayal, tiba-tiba suara lembut dan manja menegurku. 
Aku agak kaget dan menoleh ke belakang. 

Ternyata tanteku yang sore itu mengenakan kimono dengan rokok Marlboro di tangannya, rupanya ia baru bangun tidur.“Oh Tante..” sapaku kikuk.Tante tersenyum, dan pandangan yang nakal tertuju pada dadaku yang bidang dan berbulu.“Kamu sudah mandi ya, Gung..? Tampan sekali kamu..” kata tanteku memuji.Aku kaget bukan main ketika ia mendekatiku, tangannya langsung mengelu-elus bagian penisku, tentu saja aku jadi salah tingkah.“Saya mau ke kamar dulu Tante..” kataku takut kalau nanti dilihat Oom Benny.“Tunggu sebentar Gung, Tante ingin minta tolong sama kamu.. Agung mau khan mijitin kaki Tante.., soalnya keseleo waktu main bola tadi..” kata Tante Mesy sambil merengek. Lalu dia duduk seenaknya, hingga kimono yang tidak dikancing seluruhnya tersingkap, dan bagian dalam tante terlihat olehku. Gila.., ternyata ia tidak memakai CD, sempat juga kulihat bulu-bulu tipis di sekitar kemaluannya seperti habis dicukur.

ku menahan nafas dan mencoba mengalihkan pandangan, tapi Tante Mesy yang tahu hal itu malah menarik lenganku dan mengangkat kaki kanannya menunjukkan bagian yang sakit. Aku terpaksa melihat betis dan paha tante yang mulus dan padat itu.“Tolong diurut ya Gung.., tapi pelan-pelan aja ya..” ucapnya lembut. Terpaksa aku memijit betis tanteku, meskipun hatiku cemas dan bingung. Apalagi ketika aku mencuri pandang melihat paha dan selangkanganya, sehingga nampak sekilas bagian yang berwarna merah muda itu. 
Tanteku melirik ke arahku sambil tersenyum genit, aku semakin bingung dan malu.Itu pengalamanku di hari pertama di rumah Oom Benny. Sudah tiga Hari Oom Benny belum pulang juga, padahal aku ingin bertemu dengannya, sedangkan tiap malam aku diminta oleh tante untuk menemaninya ngobrol, bahkan tidak jarang disuruh menemani menonton VCD porno. 
Benar-benar gila.Hingga pada suatu malam tanteku merintih kesakitan. Waktu itu tante sedang nonton TV sendirian.

Tiba-tiba wanita itu memekik, “Achh.., aduh.., tolong Gung..!” keluhnya sambil memegangi keningnya.“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget dan khawatir.“Kepala Tante agak pusing.., aduh.. tolong bawa Tante ke kamar Gung..!” keluh tante sambil memegangi kepalanya. Aku jadi kebingungan dan serba salah. “Saya panggil Pak Syarif dulu ya Tante..?” usulku sambil ingin pergi.Tapi dengan cepat tanteku melarangnya, “Nggak usah Gung, lagi pula Pak Syarif Tante suruh ke Palangkaraya ngawal barang.”Aku jadi bertambah bingung. 

Terpaksa kutuntun tanteku untuk naik ke ruang atas. Tante merebahkan kepalanya pada pelukanku, aku jadi gemeteran sambil terus menaiki tangga. Sesampainya di dalam kamar, tante merebahkan tubuhnya yang seksi itu dengan telentang. Aku menarik napas lega dan bermaksud meninggalkan kamar. Baru saja kubalikkan tubuh, suara lembut itu melarangku. “Kamu mau kemana..? Jangan tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante.. Gung..!” Mendengar itu seluruh tubuhku jadi teringat pesan papa agar menuruti perkataan Oom dan Tanteku.

Perlahan kubalikkan badan, ternyata tanteku telah melepas kimononya. Dan kini hanya tinggal CD saja. Tubuhnya yang masih padat membuat nafsuku naik, payudara yang masih montok dan menantang itu membuat penisku mulai tegang, karena aku belum pernah melihat keindahan tubuh wanita dalam keadaan telanjang seperti ini, apalagi tanteku menggeliat perlahan. Desahan bibirnya yang tipis mengundang nafsu dan birahiku, dan penisku semakin dibuatnya tegang. Kuberanikan diri melangkah menuju ranjang.



Begitu sampai, tanteku yang pura-pura pusing itu tiba-tiba bangkit, lalu memelukku dan mencium bibirku dengan penuh nafsu. Wanita yang hypersex itu dengan cepat melucuti seluruh pakaianku. “Jangan Tante.., jangan, saya takut..” pintaku sambil mau memakai pakaianku kembali.“Kalo kamu menolak, Tante akan teriak dan mengatakan pada semua orang bahwa kamu mau memperkosa Tante..” ancam tanteku.

Aku hanya terdiam dan pasrah. Wanita itu kembali mencumbuku, diciuminya dan dijilatinya tubuhku. 
Begitu tangan halusnya mengenggam penisku, aku langsung membalas ciumannya dan mulai menjilati payudaranya, lalu kukulum putingnya yang berwarna merah agak kecoklatan itu. 
Tanteku mendesah perlahan.Selanjutnya kami memainkan posisi 69, sehingga penisku dihisap dan dikemutnya. Nikmat sekali, kurenggangkan kedua pahanya sambil kujilat-jilat kemaluannya yang mulai basah itu.“Ahh.., ayo terus jilat Gung..! Jangan berhenti..!” erang tanteku keenakan. Rupanya tanteku mengeluarkan cairan dari dalam liang kewanitaannya. 
Cairan itu memuncrat di wajahku, lalu kuhisap dan kutelan semua. Aku semakin terangsang, kujilati lagi kali ini lebih dalam, bahkan sampai ke duburnya. 
Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku berdiri dan tante jongkok sambil mengulum penisku yang sudah sangat tegang.

Ternyata tanteku pandai sekali menjilat penis, tidak sampai 30 menit aku sudah keluar.“Ahh.., ayo Tante.., terus jilat sayang.., ahh..ahh…!” desahku sambil kudorong keluar masuk di mulutnya penisku ini.“Tante.. Agung mau keluar nih.., ahh..!” erangku sambil kumuncratkan maniku di mulutnya.Tante menelan semua maniku, bahkan masih mengocoknya berharap masih ada sisanya.
Setelah beberapa saat penisku mulai bangun kembali. Setelah tegang dibimbingnya penisku masuk ke liang kewanitaannya. 
Kali ini aku di atas dan tante di bawah. Agak susah sih, mungkin sudah lama tidak diservice oleh Oom Benny. 
Setelah kepalanya masuk, kudorong perlahan hingga masuk semuanya ke dalam. “Ayo Gung..! Masukin dong Sayang..!” pinta tanteku sambil menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah karena ia sekarang berada di bawah. Akhirnya kudorong keluar masuk penisku dengan gerakan yang cepat, sehingga semakin keras erangan tanteku.

Beberapa saat kemudian aku sudah ingin keluar, “Aahh..! Tante.., Agung udah mau keluar.., ahh..!” kataku. “Sabar Sayang.., Tante sebentar lagi nih..! Hmpp… ohh.. ahh..,  Ngentotinn aku Gungg..! Kita barengan ya Sayang..? Oh.. yeah..!”Rupanya tanteku juga hampir orgasme. Rasanya seperti ada yang memijat-mijat penisku dan kakinya dilingkarkan ke pantatku. 
Tante bergetar hebat dan memelukku sambil kemaluannya mengeluarkan cairan yang menyemprot penisku. Tidak lama aku juga mengeluarkan air mani dan spermaku di dalam vaginanya. 
Terasa begitu nikmatnya dunia ini. Akhirnya kami berdua terkapar lemas.“Hebat bener kamu Gung.., Tante nggak nyangka baru kali ini Tante merasakan kenikmatan yang luar biasa..!” tuturnya dengan nafas terengah-engah. 
Aku diam tak menjawab, tapi dalam hati aku merasa bersalah telah berhubungan dengan tanteku dan takut ketahuan Oom Benny. Tante turun dari ranjang tanpa busana, lalu dia menyalakan sebatang rokok.

“Bagaimana kalau Oom Benny sampai tahu, Tante..? Saya takut.., saya merasa berdosa..” kataku lemah. Tapi tanteku malah tersenyum dan memelukku dengan mesra. “Asal kamu tidak memberitahu orang lain, perbuatan kita aman. Lagi pula Oommu itu udah nggak bisa melakukan hubungan badan sejak lama. Dia itu impotent, Gung..!” tutur wanita tanpa busana yang penuh daya tarik itu. “Jadi semua ini Tante lakukan karena Oom Benny tidak bisa menggauli Tante lagi, ya..?” tanyaku. “Ya. Bukan sekali ini saja Tante melakukan hal seperti ini.., sebelum sama kamu, Tante pernah melakukannya dengan beberapa teman tante. Terus terang Tante nggak tahan kalau 1 hari tidak disentuh atau dipeluk laki-laki..” tutur Tante.

Aku jadi geleng kepala mendengar penjelasan tanteku. Lalu aku bergerak mau pergi, tapi dengan cepat tante menahanku dan mengusap-usap dadaku yang berbulu. “Gung.., kamu harus bersihkan badanmu dulu.., mandilah supaya segar..!” ucapnya lembut. Aku tak menjawab hanya menarik nafas panjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Tubuhku terasa letih namun puas juga.
 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com