𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 - 𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟐𝟎 | 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐍𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭 𝟑

TOK TOK TOK
"Karniaaa.. Ayo bangun Sayaang...." Seru Lidya membangunkan putrinya dari luar pintu kamar.
"Uuuuhh.... Iya Maaa.... Bentaraaann..... Hooaaahhmmm...."

CKLEK

"Ayo Karnia Sayang... Buruan bangun aahh....." Ucap Lidya yang kemudian membuka pintu kamar putrinya dan melongokkan kepala. Melihat Karnia yang masih kelosotan dikasur, Lidya langsung masuk kedalam kamar putrinya . "Huuuffff.... Kamarmu kok bau banget sih Sayang...?"

SREEEEEEKKK...

"Biar udara paginya masuk....Udara pagi tuh seger Sayang...." Celetuk Lidya membuka tirai dan jendela kamar Karnia kemudian melangkah mendekat ketempat tidur putrinya.
"Aaaahh.. Mama... Silau niiihhh...." Gerutu Karnia sambil menarik selimutnya menutupi kepala.
"Heeehh... Ayo aaah.. Banguuunn....Udah ditungguin Ayah tuh didepan..." Ucap Lidya sambil menggoyang-goyangkan tubuh Karnia pelan, "Masa anak gadis bangunnya siang-siang mulu siihh..?" Tambah Lidya yang kemudian menarik lepas selimut Karnia dari tubuhnya.
"Aaahh.. Mamaaa... Aku masih ngantuuukkk niiihhh..." Rengek Karnia menahan tarikan selimut ibunya.

"Loohh...? Kok kamu tidurnya nggak pake baju sih...?" Kaget Lidya begitu melihat tubuh Karnia yang sama sekali tak mengenakan pakaian di balik selimut tidurnya.
"Eehh... Loh...? Kok...?" Bingung Karnia ketika mendapati ketelanjangan tubuhnya, " Eh... Iya.. A... Aku kegerahan Maa..." Bohong Karnia sambil berusaha menutupi ketelanjangan tubuhnya dari pandangan Lidya.
"Kegerahan...? Tapi Ini ACnya dingin banget loh Sayang..." Tanya Lidya heran dengan mata yang mengamati banyak tanda kemerahan yang terlihat jelas dibeberapa bagian tubuh putrinya.
"I.. Iya Maa..."
"Hmmm... Terus itu kenapa....? Leher ama tetekmu kok banyak tanda merah-merah...?"
"Ehh.. Anu Ma... Nggg.. Ini.... Bekas digigit serangga..." Bohong Karnia dengan wajah semakin panik.
"Digigit serang...? Tapi kok bentuknya aneh....?" Tanya Ibu kandung Karnia yang saking herannya melihat tanda merah di tubuh putrinya dengan kepala miring, "Kok... sekilas mirip ama cupangan...?"
"Cupangan...?"
"Ahh.... Yaudah.. Lupain aja..." Tutup Lidya mengakhiri pembicaraan, "Udah udah ... Sekarang kamu buruan mandi aja gih Sayang... Udah ditungguin Ayahmu tuh..."
"Ehh.. Iya Maaa..." Jawab Karnia yang buru-buru bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kekamar mandi.

"Tanda merah itu... Pasti cupangan..." Batin Lidya sambil menatap tubuh putrinya yang melangkah pergi dari belakang, "Dan ASTAGA... Itu kenapa pula paha, betis, dan perut Karnia biru-biru seperti itu ya...? Seperti bekas cambukan..."

***

Dalam guyuran air shower disaat mandi paginya, Karnia benar-benar dibuat bingung dengan ucapan ibunya barusan. Kenapa ayah kandungnya tiba-tiba mengajak dirinya berangkat sekolah bareng? Apakah ayahnya masih marah? Apakah ayahnya masih ingin menyiksa dirinya lagi? Apakah ayahnya masih punya emosi yang ia pendam?

Puluhan pertanyaan muncul dibenak Karnia. Membuat gadis cantik yang biasanya ceria itu menjadi termenung bingung.

"Udah siap sayang..?" Tanya Tito ketika Karnia keluar kamar. Siap untuk berangkat sekolah.
"Iya Ayah.... " Jawab Karnia pelan
"Yaudah.. Yuk kita berangkat..."
"Looh...? Kalian nggak mau sarapan dulu...?" Tanya Lidya heran melihat suaminya mengajak berangkat lebih pagi dari biasanya.
"Nggg... Bungkusin aja deh Sayang... Aku ada meeting pagi ... Mungkin aku ama Karnia bakal sarapan dijalan...." Ucap Seto sambil memeluk pundak putrinya gemas..
"Yaudah kalo gitu... Tunggu bentaran ya...." Jawab Lidya yang kemudian mempersiapkan bekal untuk dua orang yang dicintanya.

***

Didalam mobil suasana begitu dingin. Karnia yang duduk disamping ayahnya tak mampu berkata atau berbuat banyak. Hanya menatap kearah kaca jendela samping, mengamati kelebatan pohon dan kendaraan di luar sana.

"Semalam tidurnya nyenyak...?" Ucap Tito santai, membukan pembicaraan.
"Eh... Iya Ayah..." Kaget Karnia
"Hmmm baaguuusss.... "
"Sampe nggak berasa udah pagi aja...."
"Bukannya nggak berasa Sayang... Kamunya aja yang tidurnya kaya kebo..." Ucap Tito menjelaskan, "Sampe-sampe ditelanjangi begitu kamu nggak sadar... Hehehe..."
"Loh...? Jadi...?"
"Iya... Karena semalem ayah masih penasaran ama tubuh kamu... Ayah samperin deh... Trus pas ngelihat cara tidurmu yang serampangan gitu... Ayah jadi iseng pengen ngeliat tubuh telanjang LONTE cantik ayah yang cantik ini....Hehehe..." Kekeh Tito mesum
"Astaga Ayaaah..."
"Tapi kamu tenang ajaa... Ayah belum ngambil perawan kamu kok... Hehehe...." Kekeh Tito lagi, "Omong-omong.... Kamu tahu nggak kenapa kamu semalem tidurnya begitu nyenyak...?"

Karnia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu karena sebelum tidur... Kamu mendapat orgasme pertamamu..." Jelas ayah Karnia sambil meraba ujung lutut kanan putrinya.
"Orgasme....?" Bingung Karnia.
"Iya... " Jawab Tito singkat, "Kamu belom pernah dapet orgasme khan...? Itulooohh... Rasa kedut enak yang kamu bilang mirip pipis yang kamu rasain semalem....?"

Karnia lagi-lagi menggelengkan kepala.

"Hmmm.... Pagi ini....Kamu pake celana dalem...?" Tanya Tito meraba selangkangan putrinya dari luar rok.
"I... Iya Yaah...."

Mendengar jawaban Karnia. Muka Tito yang semula ceria, langsung berubah dingin. Lalu Ia segera meminggirkan kendaraannya kesudut jalan yang tertutup tanaman-tanaman rimbun.
"Lepas.... " Ucap Tito tegas.
"Ta.. Tapi khan.... A... Aku mau sekolah Ayah....."
"LEPAS... " Ucap Tito lagi, "Kamu lupa yaaa...?"
"Lupa apa Yah...?"
"Semalam Ayah pesen apa ama kamu...?"
"Pesan...?"
"Iya.. Ayah berpesan tentang pakaian padamu..."
"Nggg... Yang itu...?"
"Iya... kamu Inget...?"

Karnia mengangguk.
"Apa coba..?"
"Aku... Nggg.. Aku nggak boleh pake celana dalem dan beha kalo bareng Ayah...."
"Nah itu inget...." Senyum Tito yang kemudian mulai kembali meraba lutut dan paha kanan Karnia dengan tangannya.

"Atau... Kamu mau dapet cambukan ayah lagi...?"

Karnia menggeleng.

"Yaudah... Kalo gitu... Sini'in celana dalammu... " Pinta Tito menengadahkan tangan. "Cepet lakuin permintaan Ayah..."

Merasa tersudut, Karnia pun menuruti permintaan ayahnya. Ia segera mengangkat bawahan rok sekolahnya dan meraih tepi celana dalamnya. Setelah itu gadis belia itu menarik kain tipis penutup vaginanya itu turun. Melewati paha dan betis mulusnya.

"Ini Ayah..." Ucap Karnia pelan sambil menyodorkan celana dalamnya kepada Tito.
"Bagus.... " Jawab Tito singkat buru-buru menghirup aroma celana dapam putrinya, " Ooohh... Memek LONTE memang semerbak wanginya...."

"Sayang... " Panggil Tito dengan senyum mengembang, "Kamu khan semalem udah bertingkah seperti LONTE... Naah... Kalo mau jadi lonte beneran... Nakalnya harus sekalian juga... Jangan nanggung nanggung... " Jelas Tito yang kemudian mengantongi celana dalam putrinya.

"Sekarang.. Angkat rokmu tinggi tinggi... Terus buka sekalian pahamu lebar-lebar... " Pinta Tito sambil terus merabai paha mulus putrinya, "Ayah pengen liat memek LONTE gundulmu itu..."

Tak ingin mendapat masalah lagi, Karnia pun menuruti permintaan ayah kandungnya. Gadis manis itu kemudian memutar arah duduknya kekanan. Lalu menaikkan rok dan membuka selangkangannya.

"BAGUS.... Kamu memang LONTE Ayah yang pintar..." Girang Tito mengusap vagina putrinya yang sudah tak bercelana dalam.
"Ssshhh..." Desah Karnia.
"Hmmm.. Memekmu masih kering Sayang... JUH..."Ucap Tito pada putrinya sembari memberi ludah pada tangannya dan mengusapnya ke bibir vagina putrinya yang gundul. Setelah itu ia mulai mengelitik pelan liang senggama putrinya.
"Sssh.... Yaaaaahhhh... Uudah aah.... " Lenguh Karnia menjauhkan tangan Tito dari vaginanya.
"Kenapa...? Kamu nggak suka....?"

"Nanti keliatan orang..." Jawab Karnia.
"Kamu malu ya...?" Tanya Tito lagi sambil terus terus menggelitik liang vagina putrinya.
"Iyaa... Sssshh...." Jawab Karnia dengan tubuh yang kadang menggelijang geli.
"Yaudah kalo malu... Kamu isep kontol Ayah aja deh.. " Pinta Tito yang kemudian membuka ikat pinggang, kancing celana dan resletingnya. Setelah itu Titi menurunkan celananya sebatas lutut dan memamerkan batang penisnya yang sudah mengedut setengah tegang, "Lihat Sayang... Kontol... Ayah udah nggak tahan banget pengen ngentotin mulut kecilmu Sayang..."

TUUIIING

"ASTAGA..." Pekik Karnia kaget.
"Loohh..? Kenapa..? Kamu udah pernah liat kontol Ayah khan...?"
"Iya.... Nggg... Cuman... Ini khan dijalan raya Ayah..." Bingung Karnia melihat kenekatan ayah kandungnya, "Aku takut kita ketahuan orang...."
"Ya kalo gitu... Kamu harus cepet-cepet bikin kontol Ayah ngecrot..." Ucap Tito yang kemudian menarik turun kepala anaknya kearah selangkangannya.
"Tapi Ayah.. Nanti ada yang ngelihat..."
"Enggaaakkk..." Ucap Tito memaksa mulut putrinya melahap batang penisnya yang sudah begitu tegang, "Lagian... Sebagai calon LONTE... Kamu harus membiasakan diri untuk terlihat berbuat mesum ditempat umum... Hehehe..."

HAAAPP

"Naah gituuu....Ohhh.... Sayang... Ssshh... Nikmat sekali mulut kecilmu itu... Iya bener begitu.... Isep kontol Ayah ya Nak.... Iseep yang kenceng... Isseeeppp... Ssshh....."

SLLUUURRPP.. SLUUUPP... CUP SRRUUPPP.. CUUP.. MUAH...
"Iyaahhh Pinter.. Bener begitu...." Lenguh Tito keenakan, "Dikocok-kocok juga Sayang..."

HAP HAP....SLLUUURRPP.. SLUUUPP... CUP SRRUUPPP... CUUP.. MUAH...
TEK TEK TEK....TEK TEK TEK....TEK TEK TEK....
JUH... MUAH... SLLUUURRPP.. SLUUUPP... CUP SRRUUPPP... CUUP.. MUAH...

"Wuuoooohhh.... Enak bener sepongan mulutmu Sayang... Ssshh.. Ooohh...Anak pintar...." Puji Tito yang tak henti-hentinya meremas rambut putrinya, "Peler Ayah juga sayang.... Isep yang kenceng...."

SLLUUURRPP.... CUP CUP..... SLUUUPP... CUP.... SRRUUPPP... CUUP.. MUAH...
"Ooohhh... Sssshh.... Pinter banget kamu Sayang... Pinter... Ssshhh...." Puji Tito sambil terus melenguh keenanakn, "Dengan bakatmu seperti ini... Ayah yakin... Kamu bakalan jadi LONTE papan atas...Sshh.... Ooohhh...."

Tak peduli dengan keberadaan mereka yang masih di tepi jalan, Tito terus meminta putri kandungnya untuk melepas nafsu birahinya. Ia meminta Karnia terus menjilat, menyedot hingga menelan batang penisnya dalam-dalam demi bisa mendapat orgasme secepat-cepatnya.

GAG GAG GAG.. SLUURPPP SLUUFRPP.. JUH... GAG GAG GAG GAG..

"Uooohh... Sayaaang.... Telen kontol ayah dalam-dalam Sayaaang.... Ssshhh... Telen semuanya... Ooohhh.. Mulutmu enak bangeeet.... Ssshhhh.."

GAG GAG GAG... GAG GAG GAG GAG.... SLUURPP... GAG GAG GAG... SLUUURRPP...

"Yak... Yaak.. Yaaakk... Oooh... Ngentooott... Ayah mau keluar Sayang.... Oooohhhh... Ayah mau ngecrooottt.... Ooohhh... Buka mulutmu lebar-lebar Sayang... Ayah mau masukin kontol ayah dalem-dalem ke tenggorokanmu... Oohhh... Karniaku Sayaaangg... Ayah mau kehhh... Ooohh... Keluaarrr... Ooohh.. Ooohhh... Ngentooottt....."

"AAAAAAAAAAAHHHH..." Ucap Karnia membuka mulutnya lebar-lebar. Mempersilakan ayah kandungnya untuk menjejalkan seluruh batang penisnya kedalam tenggorokannya.

CRROOTTT... CROOTT CRROCOOTT..CROOOTTT CRROOTT CRROOOTTTT....

Pejuh Tito berhamburan. Masuk kedalam kerongkongan Karnia.
"Uuuooohhhh.... Enak sekali Saayaang.... ENAK SEKAALIII...." lenguh Tito yang terus menekan kepala putrinya keselangkangannya kuat-kuat.

GGGGAAAAGGGG.... GAAGGGHHH..
"Ooohhh... Jangan dibuang pejuh Ayah Sayang... Telan semuanya...Ssshhh..."

SLUURRPP... CUP CUP... GLEEGH... GLEEGH... AAAAHHHH...
Setelah menelan semua persediaan sperma ayahnya, Karnia langsung membuka mulutnya lebar-lebar. Memamerkan lidah dan terongkongannya yang telah menelan habis semua sperma ayah kandungnya yang barusan dibuang dimulutnya.

"Waaahh... Kamu bener telan semua ya...?" Tanya Tito tak percaya dengan kebinalan putrinya.
"Iya Ayah..."
"BAGUSSSSS.... " Ucap Tito bangga, " Sekarang giliranmu ya Sayang...." Tambah Tito yang kemudian merebahkan sandaran punggung kursi mobilnya. Lalu juga mendorong tubuh putrinya mundur. Setelah itu ia menyibakkan rok seragam Karnia setinggi pusar dan buru-buru menjilati selangkangan polosnya dengan buas.

"Hooohhhh.... Oooohhhhhsss... Ayaahh... Ssshhh...." Jerit Karnia kaget.
"Hehehe... Memek calon LONTE... Emang enak ya sayang... Wangi... Juga legit.. "

SLUURP SLUUPP... CUP CUP JUH....

"Ooooohh Aaayyyaaah... Eeemmmhhh... Ssshhh... Ayaaah...."
"Wuiddiiiihhh.... Memekmu udah becek sekali ini Sayang...Sepertinya... Kamu udah bener bener sange ya...?" Tanya Tito yang kali ini mulai memasukkan satu jarinya kedalam liang vagina putrinya. Mengulik-ulik lendir kewanitaannya sembari terus menjilat vagina Karnia dalam-dalam.

SLUURP SLUURRPPP.. CUUPP MUAAAHH... SLUURRRP... JUH... SLUURRPP...
"Oooohh Aayyaaah.... Ahhh ahhh... Ssshhh... Aaayaaah...." Lenguh Karnia sambil menggeliat-geliat kegelian.
"Kenapa Sayang...?"
"Jari Ayah... Ooohh... Raasanya... Ohhh ooohhh... Jadi pengen... Ooohhh..." Pekik Karnia yang terus menggelijang keenakan, sampai tak mampu berkata-kata, "Eennaakk..."
"Enak...?"
"Iya Ayah... Ooohh... " Erang Karnia merasakan sensasi kenikmatan aneh yang sama seperti semalam. Antara sakit, geli namun sekaligus nikmat, Aku berasa pengin pipis.... Ssshh ooohhh.... Pengen pipiss...."
"Kalo kamu mau pipis... Keluarin aja Sayang... "
"Iya Ayaaahhh... Ooohhh..... Rasanya... Aku mau pipiisss... Ooohhhh... Ooohhh... Ayaaahhh.... Ayaaahhh.... Ayaaahhh.... HOOOHH... AKU MAU PIPIIIISSS.... AYAAH.... OOOHHH AYAAHHH... HEEEH... HEEEH...OOOHHHSSSS..."

CREET CREET CREECEET CREET CRETTT CREECEEETT....

Selama beberapa menit, tubuh Karnia kelojotan. Badannya menggelepar dan kakinya terhentak-hentak tak terkendali. Tubuhnya melengkung-lengkung dan mengejang kedepan, sebelum pada akhirnya terkapar lemas dan tersenyum puas.

"Oooohhhhhh..... Shhh.... Ayaaaahhh.... Mmmhhhh.... Maafian aku Ayah.... Ssshh... Muka ayah aku pipiisssin lagi..." Ucap Karnia dengan nafas terengah-engah.
"Hehehe... Iya Sayang... Nggak apa-apa..." Balas Tito sambil mengelap mulutnya yang belepotan oleh lendir orgasme dari vagina putri kandungnya.

SLUURRPPP.... MUUUAAAHH... CUPP... CUPP... SLUUUURRPPP.....
"Enak Sayang...?" Kecup Tito sambil menyeruput lendir-lendir vagina Karnia yang terus meleleh keluar dari liang senggamanya.
"Iya Ayah.. Suka banget.... Rasanya Uuuhhhh... Karnia nggak bisa ngegambarinnya.... " Jawab Karnia yang terus tersenyum keenakan, "Pokoknya... Enak banget..."
"Hehehe.... Dasar LONTE kecil Ayah yang pintar... " Ucap Tito yang kemudian mengecup vagina Karnia dan mengusapnya pelan ,"Mulai sekarang.... Memekmu ini... Jadi milik Ayah... CUP....".
"Iya ayah...."

"SELAMANYA...."

Tak beberapa lama kemudian, Tito segera memacu mobilnya menuju sekolah. Mengantarkan putri kesayangannya menuntut ilmu.

"Ini uang saku buatmu Sayang...." Ucap Tito memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu kesaku seraga Karnia.
"Ehh.. Banyak banget Ayah...?"
"Nggak apa-apa Sayang... Toh duit Ayah duit kamu juga..." Kecup Tito mesra ke kening putrinya, "Met sekolah LONTE Sayangnya Ayah...." Ucap Tito memberi salam.
"Iya Ayah... Makasih banyak...." Jawab Karnia dengan senyum lebar.

"Belajar yang bener ya... Jangan nakal disekolah...." Ucap Tito sambil membukakan pintu mobil Karnia dari dalam. Mempersilakan Karnia turun dari mobil.
"Iya Ayah... " Jawab Karnia mengecup pipi Tito.
"Ayah Sayang kamu Nak..." Kecup Tito balik.
"Eh... Tapi Yah...?" Ucap Karnia menghentikan kalimatnya, "Nggg... Jadi aku harus masuk sekolahnya... Nggg... Nggak pake celana dalam gini ya Yah...?"
"Oh Iyaaa.. Hehehe...." Kekeh Tito merogoh kantong celana dalamnya, "Untuk kali ini... Ayah bolehin kamu pake celana dalam.. Tapi... Besok-besok... Selama kamu bareng ama Ayah... "

"Jangan pernah pakai pakaian dalam apapun...." Celetuk Karnia memotong kalimat Tito, "Iya Ayah... Aku ngerti..."
"Hehehe... Bagus.. LONTE pintar...." Kecup Tito lagi sembari menyerahkan celana dalam putrinya. "Sampai ketemu dirumah ya Sayang..." Pamit Tito yang kemudian ia melanjutkan perjalanannya kekantor.

=============================
"Sshh... Jadi... Selama beberapa hari itu.... Eehhmmhhh... Om Tito memperlakukanmu bak boneka seks ya Say...?" Tanya Clara yang menyimak cerita Karnia sambil terus mendapatkan gelitikan dildo Karnia pada vaginanya....
"Yaaa begitulah..."
"Eehhmmhh... Trus... Kamu harus nurutin semua kemauan seksnya...? Ooohhh... Sssshh... Semua permintaannya gitu...? Ssshhh...."
"Iya..." Jawab Karnia singkat sambil mempermainkan kecepatan getaran dildonya.

DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....

"Hooohhh... ANJRIIITTT... Jangan kenceng-kenceng Kar... HOOH... NGENTTTOOOTT.... Geli Banget Karniiaaaaa.... Ooohhh..." Lenguh Clara sambil menekan-nekan benda kecil yang terselip di vaginanya. Berusaha mengurangi gelitikan nikmat pada liang kenikmatannya.
"Hehehe... Biar kamu cepet keluar say..."
"Ooohh.. Jangan sekarang Say..... Ssshhh.... Biarin aku dengerin semua ceritamu dulu... Ssshh... Ehhmmhhh.."
"Hihihi... Ketagihan nih yeee..." Ledek Karnia.

DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....DRRTTTT....
"Habis enak banget sih.... hihihi..." Celetuk Clara tersenyum lebar, "Trus Trus... Setelah kejadian-kejadian itu gimana...? Kamu jadi ketagihan nggak...?"
"Hmmm... Gimana nggak ketagihan...? " Tanya Karnia, "Coba kamu bayangin Say...Dari bangun pagi hingga tidur malam... Bokap tak henti-hentinya memperlakukan diriku dengan tak senonoh... Dijimek... Dikobel... Diremes... Sampe dikasih oral seks kapan saja dan dimana saja..."
"Wooowww.. Lemes dong Say....? Ehhmmmhhh...."

"Hmmm... Gimana ya...? Ya lemes bangetlah.... Karena semenjak kejadian itu... Bokap terus minta aku buat ngebantu ngelampiasin nafsu birahinya... Diruang keluarga... Didapur... Dikamar mandi.. Dikamar aku... Diruang tamu... Dihalaman belakang... Sampe didalam mobil pas dijalan pun Bokap sering minta yang aneh-aneh...."
"Trus pas kejadian itu perawanmu ilang...?" Tanya Clara.
"Belom..." Jawab Karnia singkat, "Kebanyakan... Perlakuan mesum Bokap hanya sebatas oral seks.. Cuman ya gitu.. Hal itu nggak pernah ngebuatnya bosan..." Jelas Karnia sambil menyeruput kopinya yang sudah dingin.

"Gila...Nafsu Bokap tuh begitu besar... Masih begitu menggebu-gebu setiap kali Bokap minta aku buat nyepong kontolnya..."
"Om Tito udah KECANTOL ama kenikmatan memekmu kali Say...? Hihihi..." Tebak Clara.
"Nggak tahu juga ya... Yang jelas... Buat ngejaga rahasiaan... Bokap selalu ngasih banyak duit setelah melakukan perbuatan mesumnya padaku...."
"Cieeee.... Jadi orang kaya dong kamu Say...?"
"Hihihi... Bukan orang kaya... Tapi berkecukupan..."
"Berkecukupan lahir dan batin ya Say....?" Celetuk Clara, "Memek puas.. Isi dompet tak terbatas... Hihihihi...."
"Iiihhhsss Claraaaa... Ngecengin mulu iihhss...." Ucap Karnia tersipu malu sambil menekan tombol remote dildo ditangannya. Membuat benda imut mungil di vagina sepupunya itu bergetar dengan kecepatan tinggi.

DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTTDRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... RRTTTT.... DRRTTTTDRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTTDRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT.... DRRTTTT....

"Ooooooohhhhh... Kaaarrniiiaaaa... Ammmpuuuunnn...." Kaget Clara sambil kelojotan nikmat.
"Hehehe.. Rasain...."


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com