𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝟑𝟐 [ 𝐁𝐋𝐔𝐄𝐒 ]


Di satu menit pertama, rasanya aku ingin berteriak… tak tega melihat istriku seperti ini. Bukan… bukan karena dia sedang striptease dengan gerakan yang erotis, justru sebaliknya! Lidya hanya menaik turunkan bagian depan telapak kakinya yang membuat lututnya maju mundur. Posisi kedua tangannya tetap di samping tubuhnya, lurus menghadap ke bawah. Raut wajahnya seperti sangat terpaksa dan menahan malu yang teramat sangat. Mungkin jika ada orang lain yang melihat apa yang dilakukan istriku saat ini, mereka pasti akan menertawakan gerakan canggung Lidya yang memang tidak pandai menari itu, tapi bagiku rasanya istriku ini sekarang sedang benar-benar dipermalukan.


“Kang, boleh di-pause dulu?…”, tiba-tiba Nando berkata kepadaku. Aku pun segera menekan tombol pause pada stopwatch di ponselku, 00:00:49….. walau aku tak tahu apa yang terjadi.

Aku melihat Nando bangkit berdiri dan melangkah mendekati Lidya, posisi badan Nando kini membelakangiku sehingga aku pun tak bisa melihat Lidya karena terhalang oleh Nando. Aku tak tahu apa yang Nando bicarakan pada istriku, dia berbicara dengan suara pelan atau mungkin berbisik di telinga istriku, karena aku lihat posisi kepala Nando sedikit menunduk, postur tubuh Lidya memang tak setinggi dirinya. Apakah Nando hanya berbisik atau jangan-jangan….?

“Tidak boleh ada sentuhan ya selama striptease, kalau ada ini langsung kuhitung 2….”, ucapku langsung bereaksi melihat apa yang kulihat di depan mataku ini. Aku memperingatkan walau sebenarnya ragu apakah sudah ada sentuhan atau tidak, memang baru dugaanku saja.

Nando menoleh ke arahku kemudian mengatakan, “Tadi perjanjiannya ‘tidak ada penetrasi’… bukan ‘tidak ada sentuhan’ iya kan, Kang?.... lagian saya cuma pengen biar Lidya ga canggung aja…”, jawab Nando santai memberikan alasannya.

Sial aku tak bisa berkutik, memang benar seperti yang diucapkan Nando kalau perjanjiannya tidak seperti yang barusan aku bilang. Kini aku hanya mampu bergumam ketus, “lagian orang ga bisa nari, malah diminta yang macem-macem….”.

Nando kembali menundukan kepala bahkan kali ini tubuhnya pun sedikit membungkuk ke arah Lidya, aku melihat tangan kanan Nando terangkat seperti sedang menyentuh tubuh Lidya. Apa yang mereka lakukan?!?! Aku masih tak bisa melihatnya, mungkin sedang berciuman atau meremas payudara istriku? yang pasti nafasku semakin tak beraturan, marah dan emosi bercampur menjadi satu membuat darah di tubuhku mengalir ke penisku yang membuatnya menegang maksimal.

Tak lama kemudian Nando menegakkan kembali tubuhnya dan berjalan mundur, kini aku lihat raut wajah Lidya merah merona, tampak tak ada ketegangan lagi di wajahnya, bahkan kini Lidya mulai tersenyum meski tampak malu-malu, tentu saja senyumnya itu diarahkan pada Nando.

Nando mengambil dua buah remote yang tergeletak di rak panjang tepat di bawah TV big screen yang tergantung di dinding yang menghadap tempat tidur berukuran King Size. Kemudian ia kembali lagi ke posisi duduknya semula, kakinya kemudian ia naikkan lagi ke atas meja di depannya, tubuhnya pun sudah menyandar di senderan sofa. Dari posisi duduknya aku sudah bisa menebak kalau kali ini Nando akan bersikap santai saat melihat kekakuan gerakan istriku itu.

Tangan Nando sibuk dengan remote-nya sampai kemudian lampu berwarna kuning menyala dari downlight yang terpasang di plafond di setiap sudut ruangan Apartemen ini. Nando pun mematikan lampu utama yang bercahaya putih, kini ruangan benar-benar hanya menggunakan lampu berwarna kuning yang kemudian diatur tingkat pencahayaannya sampai 50%. Ruangan sedikit meremang, namun masih terlihat jelas untuk dipakai melihat. Bahkan cahaya kuning yang meredup ini sangat padu ketika cahayanya beradu dengan kulit putih Lidya yang semakin terlihat menggairahkan. Cahaya kuning hangat ini juga membuat lingerie pale pink transparan yang dipakai Lidya semakin jelas memperlihatkan detail dan lekuk tubuh istriku di balik lingerie-nya, kedua puting payudaranya yang tadi terlihat samar kini malahan menjadi benar-benar tampak jelas seperti siap untuk dihisap.

Nando kini beralih konsentrasi pada remote yang satunya lagi, tak lama kemudian tiba-tiba terdengar alunan musik instrumental ber-genre Smooth Blues yang membuat ruangan ini semakin panas dan bergairah. Aku baru sadar ternyata ruangan ini di beberapa sudutnya terpasang speaker surround yang sepertinya berkualitas tinggi. Suara yang keluar ‘empuk’ dan merata di setiap sudut ruangan, suaranya tidak membuat pekak di telinga dan masih jelas mendengar ucapan orang berbicara, karena itu ketika Nando mengatakan, “dimulai lagi, Kang”, aku mendengarnya dengan jelas dan langsung kuaktifkan lagi stopwatch-nya.

Tanpa ada komando dari siapapun, kini badan Lidya berbalik ke arah tembok, entah apa yang akan dilakukannya, yang pasti lekuk bagian belakang tubuhnya terlihat menggoda. Ah… istriku ini dipandang dari arah manapun sama indahnya. Tanpa menari dan melakukan gerakan yang aneh-aneh saja sudah bisa membuat penis laki-laki menjadi resah.

Dadaku seperti dihantam beban puluhan kilo ketika kemudian melihat kedua tangan Lidya terangkat perlahan, tangan kanannya lurus ke atas, sementara tangan kirinya membengkok di atas kepalanya, mencengkram bagian sikut tangan kanannya. Ia lalu mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya mengikuti beat yang lambat dari alunan musik Blues, pantatnya bergoyang dengan sangat erotis, seolah hendak mengatakan ‘nikmati ini, Nando….’. Seperti sudah mendapatkan pengarahan dari instruktur yang berpengalaman, kini gerakan istriku menjadi tiba-tiba sangat luwes dan menggairahkan… apa maksudnya ini Lidya?!?!?!?!

Kini kedua tangannya diangkat sejajar dan telapaknya menyentuh tembok, tubuh istri yang aku cintai ini kemudian turun perlahan masih dengan menggoyangkan pinggulnya yang terlihat erotis, saat ia turun kedua pahanya direnggangkan, saat ia naik pahanya kembali merapat, dia lakukan gerakan itu entah sampai berapa kali, yang pasti setiap gerakannya membuatku menelan air ludah. Jujur, aku ikut menikmati moment ini.

Sampai di posisi tertentu, ia condongkan tubuhnya ke depan yang membuat pantatnya mundur ke belakang, pantatnya kini menungging seolah menantang. Lidya menoleh dengan tatapan nakal menggairahkan ke arah Nando. Belum cukup waktu bagiku melawan keresahan dari tatapannya yang nakal pada temanku itu, tangan kirinya kini sudah diturunkan dari tembok lalu menyingkap kain belakang lingerie-nya sampai lipatan kain lingerie itu terlipat dan terdiam di atas gundukan pantatnya yang kini terpampang jelas tanpa penutup. Dia lalu mengusap-usap gundukan bokongnya itu dengan ekspresi wajah yang sangat menggoda. Sampai….

PLAAK!!! Ia menampar pantatnya sendiri dan mulutnya berucap pelan sambil mendesah, “aawww, Bang Fer nakaal….”. Ia pun menampar pantatnya lagi, PLAAK!!! lalu mengusap-usap bongkahan indahnya itu sambil berkata pelan dengan suara menggairahkan, “Bang Fer suka ini kaan….?”.

Harus kuakui, aku memang ikut menikmati keadaan ini, fantasiku semakin bergolak ketika setiap gerakan dan apa yang dilakukan oleh istriku di malam ini yang jelas bukan untukku!!! Apalagi setelah aku mendengar langsung kata ‘Bang Fer…’ keluar dari desahan suaranya itu… Oh Lidyaa, kamu nakal sekali malam ini…

Badan istriku berbalik seutuhnya ke arah Nando, kini ia menyandarkan tubunya ke tembok di belakangnya. Wajahnya begitu binal ketika ia mengacak-acak rambutnya sambil menggigit bagian bawah bibirnya. Lalu dengan tangan yang terangkat dan terlipat itu, jelas ia juga sedang memamerkan ketiak putih mulusnya pada Nando, kepalanya ia tolehkan pada salah satu tangannya, ia julurkan lidahnya sampai maksimal, kepalanya turun naik secara perlahan seperti menggerakan lidahnya yang menjilati kulit di sekitar ketiaknya berulang kali.

Lidya tampak terangsang oleh gerakannya sendiri, tampak nafasnya menderu karena aku lihat setiap tarikan nafasnya membuat gerakan naik turun di dadanya semakin hebat, membuat kedua payudara bulatnya itu pun ikut bergerak.

Kini tangan kanannya meremas-remas kedua payudaranya yang masih terhalang oleh kain lingerie-nya secara bergantian, sementara tangan kirinya diarahkan pada bagian vaginanya yang juga masih tertutup g-string dan lingerie. Dia garuk-garuk secara perlahan dan sesekali ia menekan dengan gerakan memutar pada vaginanya itu, mulai terdengar ada desahan kecil dari mulutnya. Wajahnya semakin menampakkan ekspresi terbakar gairah dan sesekali menengadah ke atas dengan mulut sedikit terbuka,

Lidya sudah benar-benar bernafsu!!! Begitu juga aku, entah Nando… karena aku malas untuk meliriknya. Aku justru sedang kebingungan bagaimana caranya melampiaskan hasratku, jika aku buka celana dan memainkan penisku sekarang ini, jelas tak mungkin, bagaimana jika tiba-tiba istriku atau Nando melihat…? aku masih ingin tidak terlihat tampak tolol dan menyedihkan di depan mereka.

Dengan gerakan yang tiba-tiba seperti yang sedang benar-benar sudah bernafsu, kini Lidya memburu ke depan lalu ia hempaskan semua makanan dan minuman yang tersimpan di atas meja itu hingga jatuh berserakan di lantai. Kedua kaki Nando yang tadi ditumpangkan di atas meja pun kini langsung turun ke bawah, sepertinya Nando tidak menduga kalau istri dari temannya itu akan melakukan hal seperti ini. Yang membuatku lebih kaget lagi, ternyata Nando sudah melorotkan celana dan celana dalamnya hingga sebatas lutut. Tampak Nando sedang mengocok penis dengan tangannya sambil tatapannya tak berkedip sedikitpun menatap istriku.

Kini istriku semakin binal, ia naik dan berdiri di atas meja kayu itu. Ia angkat lingerie-nya dengan gerakan yang menggoda secara perlahan.. hingga kini bagian atas tubuhnya sudah tak ada sehelai benang pun yang menghalangi. Sambil terus menggoyangkan tubuhnya ia meremas kedua buah payudaranya yang putingnya sudah benar-benar tegang mencuat.

Tak lama kemudian ia buka celana dalamnya dan melemparkan tepat ke arah wajah Nando, dengan secepat kilat Nando langsung menangkapnya dan menghisapinya sambil terus mengocok penisnya itu. Mungkin hanya beberapa detik saja, Nando lalu menyimpan celana dalam istriku itu di sebelahnya, aku berteriak dalam hati, “Berikan padaku, Do…!!!. Aku juga ingin menghisapinya!!”. Anjg! Aku sudah benar-benar gila dalam kondisi seperti ini, ini baru permulaan, itupun belum usai… bagaimana nasibku nanti selanjutnya?

Tampak wajah Nando semakin maju dan semakin mendekat ke arah vagina Lidya yang ada tepat di depan mukanya. Istriku segera memburu kepala Nando lalu menjambak rambutnya, kemudian ia gerak-gerakan kepala mantan kekasihnya itu secara berputar. Kepala itu tidak mengenai vaginanya, hanya dekat saja… bahkan sangat dekat, sepertinya Lidya memang sengaja membuat jarak seperti itu untuk semakin membakar gairah dan membuat Nando semakin penasaran. Tapi justru istriku yang sepertinya tak tahan hingga akhirnya dia majukan pinggulnya hingga sekarang vaginanya mengenai wajah Nando yang sudah bersiap dengan lidah terjulur.

Ia melakukan gerakan itu hanya tiga kali, dimana dua gerakan pertama ia memajukan pinggulnya dengan sangat cepat, sementara gerakan terakhir ia membenamkan wajah Nando ke arah vaginanya…. sampai kemudian ia mendorong dengan keras kepala Nando hingga membuat Nando terjengkang dan kembali duduk di sofa sambil menyender.

Lidya yang masih di atas meja, kini duduk tepat di hadapan Nando. Istriku itu membuka kakinya lebar-lebar, dengan posisi mengangkang seperti ini kulihat bulu-bulu dan bibir vaginanya berkilauan dengan cairan, entah basah karena barusan terkena sapuan lidah Nando atau basah karena cairan pelumasnya yang sudah melimpah ruah. Yang pasti sekarang celana dalamku pun sudah basah oleh pelumas yang keluar tak henti-henti dari penisku.

Sekarang Lidya mulai memainkan jari di vaginanya, gerakannya semakin cepat bahkan berkali-kali kulihat tampaknya dia memasukkan jarinya itu ke dalam vaginanya. Ekspresi wajah istriku sudah tak terkontrol dengan kenikmatannya, mereka bermasturbasi berhadap-hadapan, dengan jarak hanya sekitar setengah meter.

"Aaaaah... ini buat Bang Feer….. iih sssshh iiiiiih… nanti jilatin ya Sayaang…. mmmhhh….. Bang…. Abaaaaang.... ooooh Bang Fer …..aaaaah”, istriku mengerang sambil terus mempermainkan vaginanya dan semakin tak terkendali di depan temanku.

Aku memang pernah mengatakan kalau ia harus menikmati malam ini, buatlah dirinya nyaman… tapi setelah melihat hal yang seperti ini…. ah, aku tak tahu…. mungkin aku telah salah menyarankan hal itu.

Kedua kaki Lidya kemudian dijulurkan ke depan mencoba menggapai Nando, sepertinya dengan kakinya ia menyibakkan tangan Nando yang sedang memegangi dan mengocok penisnya itu. Kedua telapak kaki Lidya yang kini mengganti tugas tangannya Nando… ya, ia menjepit dan sedikit menggesek penis Nando dengan telapak kakinya. Nando terdengar melenguh, sepertinya nikmat karena jepitan kaki istriku, tampaknya memang benar-benar sangat menikmati sensasi yang dia dapatkan di malam ini.

Istriku langsung bangkit dan duduk di pangkuan Nando. Lidya sepertinya sudah tak tahan, kini tangannya menggenggam penis Nando dan akan segera memasukan penis temanku itu pada vaginanya.

“Hey, berarti sekarang udah masuk yang ke-2!”, teriakku seperti wasit yang memimpin jalannya pertandingan karena aku lihat ada pelanggaran, jelas sekali ada upaya untuk melakukan penetrasi.

“Iya Kang.. sekarang yang.. ke.. dua..”, ucap Nando terengah, sepertinya saat ia mengatakan itu vagina istriku sudah mulai melahap batang penisnya.

Aku langsung meraih ponselku dan mematikan stopwatch di posisi 00:24:58. Anjng! Saking semangatnya aku melihat keliaran istriku, aku sampai tak sadar kalau ternyata pertunjukan itu sudah lewat melewati waktu normal, bahkan lewatnya hampir 10 menit! Wasit Goblog!!!

Kini tubuh Lidya memompa penis Nando dengan begitu liar, namun sesekali temponya melambat lalu mereka saling berbisik, entah apa yang dibicarakannya, yang pasti setelah berbisik mereka saling tersenyum kadang tertawa kecil, sesekali telapak tangan Lidya mengusap lembut wajah pasangannya, entah itu sedang menyeka keringatnya atau justru wujud perasaan cinta. AKU TERBAKAR CEMBURU!!!!!!

Setelah kembali aktif menaik-turunkan pinggulnya, tiba-tiba badan Lidya terangkat dan melepaskan vaginanya dengan sangat terburu-buru, kemudian mereka bertatapan, raut wajah istriku terlihat cemas. Aku berdiri dan sedikit mendekat ke arah mereka, karena menduga secara yakin kalau Nando telah ‘keluar’. Tapi aku lihat Nando menggelengkan kepalanya pada Lidya, lalu mereka tertawa-tawa. Dengan ekspresi yang begitu romantis, bibir istriku memburu bibir temanku, mereka berciuman… disaat aku berdiri di dekat mereka, dengan jarak yang cukup dekat… sekitar 1,5 meter saja, dan mereka sama sekali tak menghiraukanku.

Mmmhh mmmmhhppp srrrpppp mmmmuahh sllllrrrppp

Aku berdiri mematung, melihat dengan jelas kedua tangan istriku membelit di belakang kepala Nando, sementara tangan Nando mengelus dan sedikit meremas kedua payudara Lidya. Seluruh tubuhku gemetar.. melihat istriku berciuman mesra dengan lelaki lain di hadapanku, melihat tubuh istriku dengan bebasnya dijamah lelaki lain. Marah, cemburu, tapi membuatku bernafsu…. Aku kembali duduk di singgasanaku. Singgasana sang pesakitan.

Anjng! Kenapa juga sih harus pake dilama-lamain? Seharusnya yang barusan itu sudah harus keluar, tapi justru istriku yang men-delay-nya. Kalau seperti ini mau sampai kapan selesainya? Penisnya aja sekarang masih belum dimasukkan juga!!

“Sayang-nya aaku… tahan dulu keluarnya ya Sayaaang….”, ucap Lidya dengan suara pelan tapi terdengar jelas di telingaku. Dari kalimat itu jelas bahwa istriku sangat memanjakan temanku di malam ini. Pantaskah kata-kata roman picisan itu terdengar oleh suamimu, Lid?!

“Abis Dya cantik banget malem ini… nafsuin banget”, jawab Nando seolah tidak sadar kalau ucapannya itu terucap di dekat suami perempuan yang ada di pangkuannya.

Aku bisa gila kalau terus berada disini! Tapi bagaimanapun aku harus tetap disini untuk memastikan permainan berjalan sesuai rules. Setiap gerakan erotis sampai penetrasi tadi, itu jelas membuat gairahku tak terkendali. Tapi ketika melihat istriku berciuman dengan mesra, dijamah perlahan, saling menunjukkan ekspresi sayang, termasuk mengucapkan kata-kata yang menunjukan rasa cinta… itu tidak saja membakar nafsu syahwatku, tapi juga mengobarkan api cemburu dan kemarahan yang entah dengan cara apa aku harus melampiaskannya.

“Jilatin dulu Yang….”, ucap Lidya setengah berbisik. Kemudian Lidya berbaring dan kakinya mulai dikangkangkan, Nando langsung dengan liar menjilati vagina Lidya. Sepertinya begitu, karena aku hanya melihat gerakan kepala Nando saja yang sedang sibuk di depan vagina istriku, posisi tubuh Nando memang membelakangiku.

Karena Posisi Lidya sedang berbaring dan Nando posisinya membelakangiku, aku langsung pelorotkan celanaku dan mulai mengocok penisku yang sedari tadi sudah minta untuk dilayani. Meskipun tadi sempat ada rasa perasaan bersalah pada istriku, tak tega sekaligus cemburu, tapi setelah melihat kebinalan istriku seperti ini, maka aku tak ragu lagi untuk melampiaskan hasratku dalam menikmati fantasi ini. Aku sudah benar-benar brengsek, dan aku tak peduli, aku sudah lelah menjadi munafik, aku sudah lelah menyembunyikan hasratku ini, kali ini aku akan jujur mengatakan… ‘MEMANG BENAR BAHWA AKU MENIKMATI SEKALI MELIHAT ISTRIKU DIGAULI DI DEPAN MATAKU LANGSUNG’.

Nasi sudah menjadi bubur, mau disesali pun tidak akan menjadi solusi.. lebih baik dinikmati, karena itulah aku inginnya istriku menikmatinya juga, biar kita sama-sama menikmati. Teruslah binal, istriku!!!

“Apa, Yang…?”, kata Lidya kepada Nando.. sepertinya Lidya tidak mendengar apa yang dibicarakan Nando.

“Kok bisa harum gini sih?”, jawab Nando pelan dan sedikit mengangkat kepalanya lagi. Entah apa maksudnya… mungkinkah harum vagina istriku? Ah masa iya? Seharum-harumnya juga ya tetap saja aroma khas vagina, tapi ga tau juga sih… sampe sekarang aku belum pernah mencium vaginanya Lidya.

“Kan sengaja aku harumin buat Abang…”, balas Lidya. Aku mengocok penisku semakin cepat setelah mendengar jawaban itu. Dari kapan kamu mempersiapkannya Lid? Apa 3 hari waktu pemulihan itu kamu pakai buat merawat vaginamu untuk dipersembahkan pada temanku?

“Oooooh….. ssshhh Maaaah….makaashiih Sayaang….”, desahku pelan sekali agar tak terdengar oleh mereka.

“ahhhhh Baaang.. aaaaahhhh pfffff… aaaaaah mmmhhhhhh... udaaaah.. geliiiiiii…. Yaaaang…. gak kuaat! Uuff... ahhhh... massukkin lagi aaja….. ssshhh”, erang istriku merasakan nikmat saat vaginanya dijilati oleh temanku itu, namun kini dia ingin kembali menikmati batang kemaluan Nando menusuk liang kemaluannya lagi.

Nando kemudian bangkit, setelah membuka bajunya… kini posisi tubuhnya ada di atas istriku, sepertinya sudah kembali memasukan penisnya ke dalam vagina Lidya. Nando langsung melakukannya dengan gerakan yang cepat, tangan istriku mengusap-usap punggung Nando, sementara kakinya membelit di sekitar pinggang mantan kekasihnya itu.

"pfffhfhfffh…. aaaaah... Sayaaaang ….. te…ruus… tusukin yang e..nak Sayaang…. iitu emang punya Bang Feeer…. Aayaang keluaarin sekaarang yahhhhh…… iyaaaa….aaha sshhh….. Yaaang…. Bang Ferr Sayaang aakuu mau keluaarr.... ssshhh mmmmh”, desahan Lidya terdengar semakin keras, dan aku sangat menikmati jeritan dan racauannya itu….

“Maah, Papah juga udah mau keluaar….”, ucapku pelan tapi tanganku semakin cepat mengocok penisku.

"BAANG FEEEEEERRRRR.... AKU KEELUAAAAR SAYAAAANG... OOOHHH..... UUUOOGGHH... MMMPFFF…. ENAAAK…..MMMM... BAAAAANG.... KELUAAAAR KELUAAAARIN….. SEKARAAAANG… AAAAKU SAAAAMPEEEE...... OOOHHHHHHHHHH…..AAAH SSSSSH MMMMH SAYAAANGGG", teriak istriku di akhir permainannya.

"Ooough... Abang jugggaa keluaaar…. Sayaaaang….. ooough”, teriak Nando walau tak sekeras teriakan Lidya, pasangan itu telah mencapai klimaksnya di waktu hampir bersamaan, tinggal aku…..

"Aah... ooh… Paapah juga keluar Mammah Sayaang…..”, aku pun memuntahkan spermaku di dalam celana dalamku, ya karena sebelum mencapai klimaks aku sempat menarik kembali celana dalamku, aku berpikir akan memalukan jika sampai mereka tahu jika spermaku berceceran di lantai. Aku pun kini celingak-celinguk salah tingkah, takut mereka melihat apa yang kulakukan barusan.

Sampai beberapa saat, mereka masih mempertahankan posisinya, tubuh mereka masih berdempetan erat.. bahkan kudengar suara ciuman lagi dari mereka. "Abang malam ini banyak banget deh keluarnya… Ayang hebat…”, ucap Lidya pada temanku itu. Nando menjawab tapi aku tak mendengar apa yang dibicarakannya. Kemudian Nando bangkit dan mencari tisu yang sudah jatuh ke lantai, di saat posisi tidak ada yang menghalangi, kulihat di vagina istriku yang masih berkedut dan menggelinjang itu sudah banyak sekali sperma Nando yang berceceran. Hmmm bisa cepet naek lagi ini ‘barang’ku kalau melihat pemandangan begini…. Sampai aku baru sadar tentang rules tentang kondom!!!

“Udah 2 ya, Do.. selanjutnya pake kondom”, ucapku yang merasa khawatir jika mereka tanpa pengaman lagi. Setelah sempat kubaca-baca di beberapa artikel, ternyata dengan 1 testis pun sebenarnya seseorang masih bisa memiliki keturunan walau kemungkinannya lebih kecil karena jumlah sperma yang dihasilkan menjadi sedikit, tapi yang sekarang aku lihat justru sperma Nando cukup banyak seperti kondisi normal pada umumnya.

Nando diam saja tak menjawab pertanyaanku, kini dia sedang duduk di lantai dengan posisi tubuhnya yang dekat dengan kepala istriku yang masih berbaring. Mereka lalu berbisik-bisik.

“Dya aja yang ngomong, nanti disangkanya Abang yang mau…”, ucap Nando kepada istriku. Istriku terlihat mengangkat kedua pundaknya, sepertinya dia tidak mau bicara.

“Katanya dia ga mau pake kondom, Kang…”, kata Nando kini berbicara kepadaku seolah mewakili istriku. Hufft, kenapa istriku ga mau bicara langsung sama aku sih, pake diwakilin segala, memangnya Nando siapanya kamu?!?! Ya udah deh, terserah maunya kalian!!!!

Nando pun bangkit setelah mencium pipi istriku, lalu ia membantu mengangkat tubuh istriku sampai dia berdiri. Setelah berdiri mereka berciuman lagi…. mesra seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.

Mmmhh mmmmhhppp mmmph mmmmuahh sllllrrroouppp aahhhmmmph mmmh

“Ayo Bang, temeenin…”, rengek Lidya manja setelah berciuman. Terlihat Nando malah kembali duduk di sofa.

“Bentar, ngerokok dulu…”, jawab Nando santai.

Lidya pun berjalan melewatiku tanpa melihat atau melirik sedikitpun, cukup sakit hati diperlakukan seperti itu oleh istriku sendiri. Kini dia berbaring di tempat tidur sepertinya untuk beristirahat sejenak.

Lid, kamu benar-benar mendengarkan apa yang aku sarankan. Kini terngiang di telingaku… saat aku sendiri yang pernah mengatakan, “Anggap aja Papah ga ada”. Dan malam ini kamu benar-benar menganggap aku tak ada! Sial!!! Aku salah lagi.​


 


Read More

𝐌𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐨𝐝𝐚 𝐎𝐥𝐞𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐁𝐚𝐠.𝟏𝟎 [ 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓 ]

POV RIAN.

Pagi nya aku pun terbangun dan saat membuka mata Ternyata ibu pipit sudah tak di samping aku lagi begitu juga pak agus yang sudah gak ada di kamar ,
Aku lalu turun dari kasur dan keluar dari kamar kini aku berjalan ke dapur dan melihat rama dan pak agus lagi sarapan sedangkan ibu pipit lagi masak yang gak jauh dari meja makan dan pagi itu ibu pipit hanya memakai baju Tidur dan bawah nya hanya pake celana dalam saja sehingga celana dalam yang berwarna putih terlihat oleh dan Pantat nya ibu Pipit begitu menggoda nafsu aku di pagi hari ini,
Perlahan aku berjalan mendekati ibu pipit dan langsung Memeluk nya dari belakang Membuat ibu pipit kaget ,

Pipit,; aahh aahh km Rian sayang bikin Pipit kaget saja ,; ucapnya sambil melanjutkan masak

Rian,; km pagi pagi bikin aku sange saja dan pantat km ini menggoda banget sih besar dan Montok ,::" ucapnya aku sambil meremes remes susu dan ibu pipit di baju Tidur nya sudah gak memakai bh lagi dan pak agus ataupun rama hanya bisa melihat saat ketika aku berbuat mesum kepada ibu pipit

Pipit,: aahh nanti dulu sayang aahh Pipit lagi masak buat sarapan km dulu tuan Rian aahh nakal ya Tangan nya remes remes susu aku saja ,; ucapnya ibu pipit terus melanjutkan masak nya

Rian,; masaknya Nanti saja sayang , Kontol aku sudah tegang dan berdiri gak bisa di nanti nanti,; ucapnya aku mematikan kompor dan langsung menurunkan celana dalam nya ibu Pipit dan aku posisikan menungging,

Bleeeeeess jleeeeb aahhh Kontol aku langsung masuk Semua kedalam memeknya ibu pipit dan aku langsung menggejot dengan cepat dan aku juga lihat rama mau pun pak agus hanya bisa diam dan melihat saja aku lagi ngentot in memeknya ibu pipit malah meraka sambil makan sesekali melirik aku yang lagi menggejot memeknya ibu pipit,.
Plokk plokk plokk plokk aahh aahh plok aahh plok aah aahh aahh

Pipit,; aahh Rian sayang aahh km nakal iya aahh terus sayang genjot yang cepat aahh Kontol km enak banget aahh ,; desahnya ibu pipit yang sangat keras

Rian,: plok aahh plokk plokk aahh Memek nya km juga enak Banget sayang aahh hayu sayang jalan km menungging menuju anak dan suami km yang lagi makan sarapan aah ,; ucapnya aku kepada ibu pipit,

Sambil terus menggejot memeknya ibu pipit dengan gaya doggy style menungging lalu berjalan menuju meja makan yang ada pak agus dan juga rama yang lagi makan sarapan dan sesampai di meja makan tangan ibu pipit berpegangan ke meja makan sambil mukanya melihat anak dan suami nya itu Sementara aku terus saja menggejot memeknya dengan cepat dan Brutal Banget dari belakang,
Plokk plokk plokk plokk plokk aahhh aahh plokkk plok aahhh aahhh plokk aahh plok plokk aahhhh suara benturan paha aku dan juga bokong montok nya ibu Pipit begitu nyaring keras terdengar dan desahan Ibu pipit Juga tak kalah keras mengiasi pagi itu,

Rian,; aahhh pak agus dan rama aahh kalau lagi makan sarapan lanjutin saja aahhh saya cuman mau ngetotin nih cewek montok dan bohay saja plok aahh plokk plokk,; ucapnya aku Kepada pak agus dan juga rama teman sekolah aku

Pipit,; aahh ya pak gak usah lihat ibu lagi ngentot aahhh makan tinggal makan saja pak aahhh Dan km rama cepet Habisin sarapan km nanti telat ke sekolah nya aahhh aahh terus rian sayang genjot memeknya aku yang cepat aahh aahh mau keluar nih aahh ,; desahnya ibu yang cukup keras ,
Aku masih Terus menggejot memeknya dari belakang dengan cepat banget dan beberapa menit ibu pipit sudah gak tahan pengen Keluar,

Pipit,: aahhh tuan riaan terus yang kencang aahh mau keluar aah gak tahan aahh creett serrr creett creetttt,: desahnya ibu pipit sambil mengeluarankn cairan memek nya

Rian,; aahh plok plokk plokk aahh tahan Pipit aahh aku juga mau keluar aahh gak tahan aahh terima peju aku Pipit aahh crroottttt crroottttt crrot crrot, : desahnya aku sambil mengeluarankn peju nya di dalam memeknya ibu pipit dan setalah peju nya aku keluar Semua aku cabut kontol aku dari Memeknya ibu pipit dan sekarang aku duduk di kursi disamping rama teman aku dan istirahat Karena habis ngentotin memeknya ibu pipit,
,,

POV AGUS.


Aku hanya bisa diam saja ketika pagi ini aku melihat istrinya aku Pipit yang lagi masak tiba tiba di entotin sama rian dan yang paling parah Mereka ngentot in sambil berdiri nungging disamping meja makan saat aku dan rama lagi sarapan,,
Selesai sarapan rama Tanpa pamit Kepada ibu nya yang masih tergeltak di lantai langsung pamit berangkat sekolah,,

Rian,; bro km berangkat sekolah iya Dan kasih tahu ke guru kalau aku ijin gak enak badan iyaa ,: teriaknya rian kepada rama teman sekolah nya dan aku gak habis pikir kenapa Rian begitu tega nyakitin teman sekolah itu Dengan ngentotin ibu kandung nya ,

Beberapa menit Pipit berdiri Dan menyiapkan makan sarapan Buat Rian dan juga diri nya selesai menyiapkan makan Pipit pun lalu duduk dipangkuan Rian dan aku yang ada didepan Mereka hanya bisa melihat ke mesuman yang Meraka kepada aku dan Dengen kontolnya aku yang sudah berdiri tegak Dari Balik celana dan lagi lagi aku jadi sange Melihat kedekatan istri aku dan juga rian remaja teman anak aku Sendiri,

Rian,; Pipit sayang suapin dong tapi dari mulut km langsung ke mulut aku ,,; ucapnya rian sambil kedua tangan nya meremas remas payudara susu pipit

Pipit,: ihh manjain pacar aku ini hehehe muuuacchhhh,; ucapnya Pipit sambil mencium mulutnya rian,
,,
Pipit pun lalu mengambil nasi berserta lauknya di masukin ke mulut nya dan sedikit mengunyah lalu Pipit mencium mulut nya rian sambil nasi yang ada di mulut nya berpindah kedalam mulut nya Rian dan rian menelan nasi itu sambil terus berciuman dengan istri aku pipit setalah makan itu habis ditelan , pipit pun melepaskan ciuman nya dan kini rian seakan akan mengejek aku dan tersenyum kearah aku yang ada didepan nya,

rian .: pak agus belum pernah yang iya di suapin sama pipit lewat mulut hahaha dan pasti pak agus sange dan titit sudah berdiri tuh di balik celananya hahaha ,"ucapnya rian sambil tertawa ke arah aku dan emang bener kata rian aku malah makin sange dan kontol aku juga sudah berdiri dari tadi,
lalu pipit pun meneruskan menyuapi rian dengan mulut nya dan setalah rian kenyang kini gantian pipit yang duduk dan rian yang berdiri sambil menyuapi makan lewat mulut nya juga dan aku hanya bisa meliihat saja dan aku juga sudah mengeluarkan kontol sambil terus mengocok kontol aku melihat adegan rian dan pipit yang ada didepan aku,

rian .: enak ya pak agus lihat istri nya aku mesumin dan dinakalin kaya gini hahaha dan terus kocokin tuh kontolnya pak hahaha .: ucapnya rian ke pada aku yang lagi mengocok kontol aku pake tangan sendiri

pipit ,: hahaha dasar suami lemah dan tidak berguna istri sndiri di mesumin sama anak remaja teman anak nya malah sange sambil kocokin kontol hahaha,: "tambah istri aku pipit sambil menghina aku
,
setalah itu Rian terus saja Melakukan menyuapi nasi ke mulut istri aku dengan memakai mulutnya dan aku yang sudah bener bener sange ,nafsu hanya terus mengocok kontol aku saja dan beberapa menit aku pun gak tahan lagi menahan peju sperma aku ,
" aahh clok aahh clok aahh clok aahh ccreertt creeett crett crett aahh .: desahnya aku sambil mengeluarkan cairan sperma ke lantai di bawah meja makan

rian .: hahaha sudah keluar ya pak agus hahaha lemah banget sih jadi laki : ucapnya rian yang merendahkan aku

pipit : gak usah di bilang lagi tuan rian , emang suami pipit lemah banget dari dulu malah hahaha makanya pipit gak pernah puas ngentot sama pak agus ini dan untung nya ada km sekarang jadi pipit bisa merasakan kepuasan dalam urusan bercinta ,: ucapnya pipit dan aku hany diam saja gak bisa berbuat apa apa lagi

rian .: hahaha tuh dengar apa yang di bilang sama istrinya pak agus , harusnya pak agus ini terimakasih dong sama aku yang sudah membuat istrinya merasakan kepuasan dalam bercinta , hayu pak agus bilang apa,: ""ucapnya rian yang menghina sekaligus mempermainkan perasaan aku dan aku hanya diam saja gak menjawab pernyataan nya

pipit ,: bapak ini budeg apa tuli sih di tanya sama tuan rian diem saja , sudah bosen ngocok kontol lagi pak sambil lihat ibu di ngentot sama rian , kalau bapak gak jawab pertanyaan rian jangan harap bapak bisa melihat ibu main seks lagi sama rian .: ancam pipit istri aku kepada aku ,
, dan ini baru pertama kali nya aku mendengar pipit bicara sekasar itu kepada aku suami nya karena dulu pipit ini selain alim dan patuh kepada suami dan gak pernah berbicara kaya gitu , hmmm , dan sisi lain aku juga menikmati rian bercintta sama pipit dan masih ingin terus melihat meraka ngentot dari jarak dekat sambil mengocok kontol aku sendiri,

Agus,; iya ya bu ,, terimakasih iya Rian sudah mau memuasakan istri bapak ibu Pipit dan Tolong puasin terus ibu Pipit dalam urusan bercinta,; ucapnya aku kepada anak remaja yang bernama Rian ini

Rian,; hahaha oke pak agus tenang saja dengan senang hati kok aku bakal ngentotin memeknya istri pak Agus ini dan aku juga akan ibu Pipit itu hamil anak aku pak biar nanti rama punya adik dari benih sperma aku hahaha ,; ucapnya rian yang ingin membuat istrinya aku hamil olehnya

Pipit,; nah gitu dong pak ngomong hehehe dan tuan rian sayang kita mandi bareng yuhh gerah nih habis dientot sama km tadi hehehe,; ucapnya Pipit lagi
,
Lalu Pipit pun menggandeng tangan rian masuk kedalam kamarnya dan Untuk mandi bareng ,
Sedangkan aku yang baru mengeluarkan cairan sperma aku lalu berdiri memasukkan kontol aku lagi dan berjalan ke ruang tamu kini aku hanya duduk bersantai saja diruang tamu,
Beberapa menit kemudian Pipit dan Rian pun datang kali ini Rian sudah rapih menggunakan celana dan baju nya lagi sedangkan istri aku Pipit masih menggunakan haduk yang di lilit kan ditubuhnya saja ,

Pipit,; pak ini tuan rian mu pulang dulu ,,; ucapnya Pipit Kepada aku

Rian,; iya pak aku pulang dulu ya dan pasti besok bakal kesini lagi untuk ngentot istri bapak yang montok bohay ini sampe hamil dan inget pak agus gak Boleh nyentuh tubuh istrinya lagi karena sudah jadi milik aku ,; ucapnya rian dan aku hanya mengangguk saja

Pipit; bapak ini bener bener gak sopan iya kalau di ajak ngomong diam dan mengangguk terus,, jawab pak kaya gak bisa ngomong saja ,; "ucapnya istri aku kepada aku yang hanya duduk di sofa

Agus ,; ya iya bu bapak ngerti kok apa yang di bilang sama rian tadi ,,iya sudah kalau rian mau pulang dulu mh ,; ucapnya aku lagi

Rian,; iya sudah Pipit sayang aku pulang dulu ya muuuacchhhh muaaacchhh srruuppp muuaaacchh,; Ucap nya rian sambil memeluk tubuhnya Pipit dan berciuman sangat panas didepan aku ,
Muuuaacchh muuaaccch muuuacchh srrryuuupppp sruuuppp mu min huaaacchhh
Beberapa menit berciuman lalu rian melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan rumah aku dan setalah rian pergi istri aku Pipit masuk kedalam kamarnya ,

Malam nya aku pun masuk kedalam kamar dan melihat istri aku Pipit hanya Tiduran dikasur dengan memakai tengtop dan celana pendek lalu aku mendekati nya dengan naik ke kasur,

Agus,; ibu , walaupun ibu sudah sering hubungan badan dengan rian kan tapi bapak masih jadi suami ibu yang sah kan bu dan bapak pengen dong Minta jatah malam ini , : ucapnya aku sambil memegang lengannya Pipit

Pipit,; apaan sih pak jatah jatah ,gak ada kayak gitu lagi dan bapak lupa apa Tubuh ibu ini sudah jadi milik Rian sepenuh apa lagi ibu pengen hamil anak nya rian jadi ibu sudah gak mau berhubungan badan sama bapak lagi ,,; ucapnya Pipit Istri aku sambil menyingkir kan tangan aku dari lengan nya

Agus,; iya bu bapak tahu ibu mau hamil oleh rian tapi malam ini bapak lagi kepengen banget nih bu ngentotin memeknya ibu ,: ucapnya aku lagi Kepada pipit dan Tiba tiba pipit membuka celana nya dan melepaskan celana dalam nya

Pipit,; Sudah bapak ngocok saja pakw tangan seperti biasa dan ini ciumin jilatin cd ibu yang bekas masih ada bau memek ibu dan awas ah Jangan Tidur disini kamar ranjang ini kusus rian ,kalau mau tidur di sofa Sana,; ucapnya Pipit yang mendorong tubuh aku hingga jatuh Dari kasur,,
Lalu aku pun mau gak mau mengambil celana dalam istri aku dan keluar dari kamar nya dan aku mengocok kontol aku diruang tamu sampe Peju aku keluar setalah itu aku tidur di sofa ruang tamu,

**********

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN.
Sejak hari itu Rian hampir setiap hari mendatangi rumah aku dan tak jarang rian juga selalu nginep dirumah nya aku dan tentu untuk menyetubuhi Istri aku Pipit dan pipit pun selalu menyambutnya dengan memek yang terbuka lebar bahkan kini pipit sudah hamil oleh rian dan kandungan nya sudah memasuki 7 bulan,
Berita tentang kehamilan Pipit sudah tersebar kemana-mana tetapi orang-orang tidak mengetahui bila yang Pipit kandung adalah anak dari hasil hubungan nya dengan Rian,
Aku tak tahu apa yang harus aku perbuat , karena kebodohan aku ketika merelakan Pipit di entotin Rian kini sudah hamil dan rama pun hanya bisa pasrah saja ketika tahu ibu nya hamil oleh teman nya sendiri,

Setiap hari aku selalu mendenger erangan dan jeritan Pipit dirumah Karena walaupun Pipit sudah hamil besar dan Perut nya Sudah buncit tapi aktifvitas seks meraka tidak berkurang malah makin hot , , Siang dan malam aku dan rama anak aku selalu melihat Pipit di entotin sama Kontol nya rian dan tentu saja aku pun selalu nafsu dan Sange melihat nya jadi aku pun selalu mengocok kontol aku pake tangan aku sendiri sedangakan rama disuruh Rian Untuk merekam adegan seks Mereka,,,
Rian pun selalu membuang pejunya di dalam memeknya Pipit dan mereka lalu Tidur dikamar Sambil berpelukan,
Jadi sekarang jeritan atau desahan Pipit didalam rumah sudah terbiasa aku denger,
,,
Seperti malam ini di kamar Pipit tengah menjerit dan mendesah ketika memeknya disodok oleh kontol Rian dari belakang dengan doggy style,
Walaupun Pipit sedang hamil tua dan di entotin dengan kasar oleh Rian Aku sangat terangsang melihat kebinalannya sehingga aku terus mengocok kontol aku dengan sangat cepat,
Plok plok aahh aahh plok aahh aahhh plok plok aahh suara benturan paha rian dan bokong Pipit yang montok berlemak itu sangat keras mengisi kamar di tambah jeritan Pipit membuat aku semakin menikmati adegan seks Mereka,

Pipit,; aahh owhh aahh tuan Rian sayang aahh terus yang kencang Pipit mau Keluar lagi aaghh,: desahnya Pipit yang menungging di atas kasur

Rian,; ahh plak plak plaak plak aahh memek km tambah sempit pipit aahh mantap banget aahh lihat pak agus istri yang lagi hamil besar di genjot Dengan cepat ashh memek istri pak Bener bener enakk banget aahh pllakk plaak ,; ucapnya rian sambil melihat aku yang Terus mengocok kontol aku dan Rian juga beberapa kali menampar bokong istri aku Hingga memerah,,
Mereka memang sudah bersetubuh berjam-jam sejak siang tadi dan tetapi yang aku heran stamina Rian begitu kuat banget dan Kontol nya selalu berdiri terus kayak gak ada rasa lelah sama sekali,

Pipit; Ahhh ahhh tuan rian aahhh Pipit keluar lagii aahhh gak tahan aahj creett crettt aahh serrrr serr ,;desah nya pipit sambil mengeluarankan cairan klimaks nya dan aku juga semakin Cepat mengocok Kontol nya Hingga aku juga gak tahan lagi mau Keluar,
" Clok clok aahh clok aah ahhh creetttt cretttt serrrrr serrr,: desahnya aku Sambil mengantarkan sperma aku di lantai

Rian,; aah plok aahh km sudah berapa kali keluar Pipit hari ini ,; ucapnya rian sambil perlahan menggoyangkn pinggul nya

Pipit,; hah hah hah hah Sudah 13 kali rian aahh ,,,: ucapnya Pipit sambil mendesah

Rian,; kalau pak agus sudah berapa kali cret tititnya ,,: ucapnya rian bertanya kepada aku

Agus,: 3 kali rian,; Jawab aku

Rian,; haahaaa sekarang gilaran aku yang crot di dalam memek km Pipit untuk yang 6 kali nya , sekarang balik badan km pipit dan tiduran di kasur,; ucapnya Rian Kepada pipit,
Tanpa menjawab Pipit lalu memposisikan tidur telentang sambil membuka kedua pahanya dan rian memasukan kontol nya lagi ke memek nya Pipit,
Bleeeeeess jleeeeb aahhh aahhhh
Setalah kontol nya masuk Semua lalu Rian mempercepat genjotan nya Sambil mulut nya menghisap susu atau berciuman dengan mulut Pipit dan tak lama Rian sudah gak tahan lagi mau keluar,

Pipit: aahh tuan Rian ahhh Pipit mau Keluar lagi gak tahan aaahh aahh creeet seer serrt creett; desahnya Pipit lagi lagi mengeluarankn cairan organisme nya

Rian,: plok aahh aahh plok aahh aku juga mau keluar Pipit aahhh terima peju aku Pipit aahh crroottttt crroottttt crrot crrot crroottttt,: ucapnya rian Sambil menembak seluruh peju sperma nya di dalam memeknya Pipit dan Setalah puas rian mencabut kontolnya dan tiduran di samping Pipit sambil istirahat dan beberapa menit Meraka tertidur Sambil berpelukan Dan sedangkan aku tidur di bawah Kasur ber alas selimut doang ,,
,
Kini Sudah tiba waktunya istri aku melahirkan dan pipit melahirkan seorang bayi perempuan yang di beri nama Riyani ,iya nama itu yang ngasih Rian ayah biologist bayi itu ,
Dan kehidupan aku sekarang selain kerja juga mengurus bayi Riyani Karena pipit dam Rian Sibuk ngentot tiap hari nya dan aku juga setalah bayi Riyani tertidur dan Rian juga sudah menumpahkan peju nya didalam memeknya Pipit dan sekarang aku yang memasukan kontol aku ke memek Pipit Istri aku ,, ya sekarang rian ngasih aku bonus untuk memasukan kontol aku ke Memek nya pipit Karena aku sudah mengurus bayi nya dan tentu saja setalah rian selesai ngesek Dengan Pipit baru aku yang ngesek Dengan istri aku,

Rian dan pipit Juga berencana mau hamil lagi anak kedua nya dan kini aku Juga menikmati Pipit hamil lagi dan sedangakan rama setalah Lulus sekolah dia kuliah di luar kota hanya beberapa bulan saja rama PULANG kerumah,,

TAMAT


 


Read More

𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝟑𝟏 [ 𝐓𝐈𝐏𝐔𝐀𝐍 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐈𝐍𝐃𝐀𝐇 ]


BACK TO POV ARIEF

Beberapa kali di hari Rabu ini Nando menelepon untuk membicarakan ‘acara’ nanti malam, untuk masalah uang 20 juta, Nando mau menerima dalam bentuk perhiasan karena dia paham aku tak bisa kemana-mana, mungkin lagipula dia takut aku akan melarikan diri.. jadi aku hanya tinggal membayar melalui transfer sebesar 8 juta rupiah setelah ‘permainan’ ini selesai. Dia juga menawarkan orang-orangnya untuk mengantar kami ke Apartemen nanti. Lagi-lagi sepertinya ia takut kalau kami kabur, jelas saja aku tolak. Aku tidak ingin istriku melihat orang-orang berbadan besar itu.

Di hari ini, dari pagi hingga sore, aku merasa lega karena istriku sudah lumayan ada perubahan, walau belum benar-benar pulih 100 persen, sudah tidak ada lagi kecemasan dan ketakutan di dirinya. Namun aku masih sering mendapati dia melamun dan menjadi begitu pendiam, ketika berbincang pun dia hanya menjawab pertanyaanku saja seperlunya, tidak berinisiatif membuka obrolan. Padahal di hari-hari sebelumnya, dia tidak seperti ini, bahkan pada saat trauma-nya begitu hebat di hari Minggu, sikap pendiamnya tidak seperti sekarang.

Apakah dia marah? Memang pantas juga sih dia marah, mungkin hari ini adalah puncak kekesalannya padaku. Yang pasti aku tahu, di hari ini dia beberapa kali menghubungi Vina, tapi telepon Vina selalu tidak aktif. Sepertinya istriku memang benar-benar ingin menghindari ‘kegiatan’ hari ini, atau minimal mengurangi jumlah ‘bermainnya’. Kalau sudah begini, yang timbul di diriku adalah perasaan bersalah yang semakin besar pada istriku. Tapi di sisi lain, dengan tidak bisa dihubunginya Vina justru bagiku adalah berita baik. Aku memang tidak ingin orang lain terutama Koh Freddy dilibatkan dalam masalah ini.

Perasaan bersalahku semakin menjadi-jadi ketika usai istriku mandi menjelang kepergian kita ke Apartemen, kudengar dari balik pintu dia menangis lagi di dalam kamar, walaupun bukan tangisan yang hebat, tapi justru tangisan kecil ini sepertinya lahir dari ungkapan luka hati yang paling dalam. Aku hanya bisa menghela nafas panjang.

Istriku sepertinya ogah-ogahan untuk pergi, bahkan ia tidak berdandan sama sekali, rambut disisir seperlunya, bahkan sapuan bedak, parfum dan menggunakan lipstik saja sepertinya tidak. Dia hanya mengenakan t-shirt putih yang kemudian dilapisi lagi oleh sweater berwarna putih juga, celana jeans, dan tentunya tas, sudah begitu saja. Seperti penampilan yang pernah aku lihat ketika dia sedang buru-buru ketika pergi ke minimarket di depan kompleks, ya seperti itu... cuek.

Jam sudah menunjukan pukul 6.30, aku memutuskan untuk berangkat ke apartemen dan memberitahukan Nando bawah kami akan pergi sekarang, aku segera memesan taxi online, Nando meminta nomor kendaraan taxi online itu agar keberadaan perjalanan kami mudah ia lacak melalui orang-orang suruhannya.

Sambil menunggu Taxi datang, aku memeluk istriku lama sekali, kurasakan kepedihan yang teramat sangat dan tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata bagaimana hancurnya perasaanku saat ini. Sementara itu kurasakan pelukan istriku pada tubuhku juga sangat erat sekali. Sangat jelas sekali kalau sebenarnya kami sama-sama merasakan kepedihan, meskipun tak diucapkan kata-kata.

Dan mungkin untuk yang terakhir kali aku mengatakan hal ini pada istriku, “Mah, apa yang terjadi di malam ini, buatlah diri Mamah nyaman, walaupun pasti berat.. tapi Papah ga mau ini jadi beban pikiran Mamah. Papah mohon dengan sangat, jangan pedulikan Papah…. Anggap Papah ga ada…. Papah janji ga akan marah, apapun yang Mamah lakukan, Papah terima….“.

Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap ke arahku, “Mamah ga bisa…“. Tidak ada senyuman di wajahnya, raut mukanya tampak tegang, aku tahu hatinya pasti remuk walau tak ada tangisan yang kulihat keluar dari matanya yang tak bercahaya, mungkin air matanya sudah mengering. Justru aku yang kini menangis lagi di depannya. Ah, aku jadi mudah menangis akhir-akhir ini.

Taxi datang, kami pun berangkat menuju Apartement N, tapi ketika mobil ini baru sampai gerbang kompleks, aku lihat ada 2 mobil langsung mengikuti taxi yang kami tumpangi. Aku pura-pura tak melihat dan mencoba mengalihkan perhatian istriku pada keadaan di luar sana, untunglah… sepertinya Lidya tidak menyadari kalau kami diikuti.

Kami sudah berada di Apartemen tepat pukul 7 malam. Kami duluan masuk ke kamar setelah mengambil kunci yang sudah dititipkan Nando pada petugas resepsionis. Nando memang mengatakan akan datang sedikit telat, jadi mengizinkan kami untuk masuk duluan.

Begitu aku masuk, aku lihat ruangan 505 ini cukup luas dan lantainya full menggunakan kayu atau parket yang membuat kesan ruangan menjadi hangat, dari pintu masuk di sebelah kiri ada sofa putih yang muat untuk 3 orang dan single seat yang dipisahkan oleh meja kecil. Aku tidak melihat ada dapur di ruangan ini, hanya ada kamar mandi dan balkon, lebih mirip ke kamar hotel. Entahlah ini kamar tipe apa, aku tak tahu. 

Hampir sepanjang jalan menuju Apartemen tadi, hingga kini berada di ruangan, hampir tidak ada pembicaraan diantara kami. Sepertinya kami mengalami hal yang sama, ada rasa gugup, cemas, marah, kesal yang bercampur baur di hati kita masing-masing. Ketika aku sempat berkeliling melihat-lihat ruangan ini, Lidya hanya duduk di sofa panjang, tatapannya kosong, kakinya digerak-gerakan yang menunjukan dia gelisah.. dan gerakannya itu seperti untuk melawan rasa gelisahnya itu. Aku pun kemudian duduk dan meminta Lidya untuk bergeser duduknya ke tengah sofa. Dalam posisi berdampingan bahkan sedikit bersentuhan seperti ini pun kami tidak saling bicara, entah apa yang harus kubicarakan.

Sampai 15 menit kemudian ketukan di pintu terdengar, aku langsung membukanya dengan perasaan tak karuan. Nando datang dengan membawa kantung plastik belanjaan sepertinya dari mini market dan sebuah goody bag.

Tidak seperti pertemuan sebelumnya, kali ini aku berusaha untuk tidak emosi sama sekali, walaupun hati ini sangat ingin marah ketika melihat wajahnya, sementara Nando ketika datang langsung tersenyum mengajak bersalaman dan memelukku erat. Aku langsung lepaskan pelukannya yang entah apa maksudnya dia memelukku begitu. Permintaan maaf kah? Dia pun sangat ramah dan kembali memanggilku dengan sebutan ‘Kang’. “Maaf Kang, sudah lama nunggu ya?”, ucapnya sambil meletakkan barang bawaannya di meja kayu depan sofa.

Aku hanya menganggukan kepala, sulit rasanya untuk memasang tampang ramah kepadanya walaupun aku sudah mencoba untuk menenangkan diri. Aku duduk di tempat semula, aku lihat Nando mengulurkan tangan pada istriku, tampak sekali istriku agak ragu untuk membalasnya… walaupun akhirnya dia mengulurkan tangannya juga dan ditariknya kembali dengan cepat. Ketika melakukannya, mata istriku pun tak menatap Nando sama sekali, tak ada senyum tersungging di bibirnya. Nando melihat istriku dengan raut wajah yang heran, aku duga bukan kecewa karena sikap Lidya yang dingin, tapi mungkin dia kecewa karena melihat penampilan Lidya yang apa adanya, walaupun menurutku masih tetap terlihat cantik.

Kini Nando duduk di sebelah Lidya. Terasa sekali kalau Lidya duduk dengan sangat tegang, tasnya tak ia lepaskan dan berada di pangkuannya, dia seperti memeluk erat tasnya itu untuk mengusir ketidaknyamanan yang ia rasakan. Posisi duduk istriku terjepit diantara aku dan Nando. Darahku berdesir, baru saja melihat istriku bersalaman dan duduk berdampingan sudah membuatku panas, gerah walaupun AC di ruangan ini cukup dingin. Aaaaargggh!!!

Tak lama kemudian Lidya bangkit dari duduknya tanpa bicara apapun dan memilih untuk duduk di kursi single seat. Sepertinya dia tak ingin duduk berdampingan dengan mantan kekasihnya sekaligus temanku itu.

“Kang, sepertinya ada sedikit kesepakatan yang pengen aku ubah dulu deh..”, ucap Nando santai.

Ingin rasanya aku marah mendengar dia ingin merubah seenak jidatnya tentang kesepakatan yang sudah disepakati, tapi aku menjaga mental istriku, aku tahan marahku.

“Maksudnya gimana ngerubah kesepakatan? Kan kemaren semuanya udah sepakat..”, jawabku mencoba tetap tenang.

“Cuma 1 kok, dari 6x ejakulasi… jadi 5x keluar aja, yang sekali diganti sama striptease….”, tutur Nando tentang keinginan barunya itu.

Aku diam dan berpikir, daripada dia memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, menurutku striptease lebih baik. Tanpa penetrasi sama sekali. Belum juga aku memutuskan, terdengar Lidya memanggilku pelan, aku pun mendatanginya.

Aku merundukan badan karena Lidya yang sedang duduk seperti ingin membisikan sesuatu ke telingaku.

“Pah, aku malu… aku ga bisa kayak gitu…”, bisik Lidya di telingaku.

“Tapi lumayan Mah, ngurangin jatah… ga boleh ada penetrasi juga kalo striptease”, balasku, berbisik bergantian.

“Papah tau sendiri kan aku orangnya ga bisa joget-joget gitu.. apalagi striptease… iiihh…”, bisik Lidya lagi sepertinya dia jijik membayangkan hal itu. Aku tahu betul istriku ini memang sama sekali tidak bisa menari atau berjoget, bergoyang-goyang seperti perempuan-perempuan di aplikasi Tikotok, seumur hidupku aku sama sekali tidak pernah melihatnya begitu.

“Biarin kaku juga, salah sendiri dia mintanya gitu…… gimana? Mau?... tapi semuanya terserah Mamah…”, ucapku walau memberikan alasan tapi aku tidak mau memaksakan kehendak.

Lidya mengangguk walau sangat terlihat itu adalah anggukan yang sangat berat.

“Papah obrolin dulu aturannya ya…”, bisikku lagi dan kemudian aku kembali lagi ke tempat duduk yang sebelumnya.

Nando melihatku dengan tatapan yang sangat berharap agar kami mengabulkan permintaanya itu.

“Ok Do boleh, tapi disamain ya waktunya sama kebiasaan cepetnya lo keluar, 5 menit kan biasanya? Jadi striptease juga cuma 5 menit, terus sama sekali ga ada penetrasi selama striptease….. kalo ada, berarti udah langsung diitung 2 kali”, ucapku kali ini setengah menyindir kemampuan seksnya. Aku tahu tentang sebentarnya Nando mencapai ejakulasi itu dari cerita istriku saat di mobil usai peristiwa Wisma Pelatihan.

“Waduh ngga 5 menit deh kayaknya… 15 menit juga bisa… iya tanpa penetrasi lah, 15 menit aja ya, deal?”, tukas Nando terlihat malu tapi dia mencoba untuk membela kemampuannya di ranjang.

Aku sudah malas untuk berdebat lagi, akhirnya aku menyetujuinya karena sebenarnya tadi di otakku berpikir bahwa Nando akan meminta jatah setengah jam, lumayan lah sudah jauh di bawah perkiraanku.

“Oh iya, ini Lid… pake ini ya striptease nya, ntar di tengah mau dilepas juga ga apa-apa, terserah kamu aja…”, kali ini Nando langsung berkata pada Lidya sambil memajukan badannya karena posisi duduk Lidya terhalang olehku.

Nando membuka sebuah box dari goody bag nya, yang ternyata berisi sebuah lingerie berwarna pale pink. Astagaaaa…. Baru membayangkannya saja aku sudah panas dingin, meskipun aku tidak tahu bagaimana bentuknya lingerie itu, karena masih dalam keadaan terlipat.

Aku lihat Lidya melihat sekilas lingerie yang ada di tangan Nando itu, lalu melemparkan lagi pandangannya ke arah lain. Untuk memecah kekakuan, maksudnya agar acara pembayaran utang ini cepat selesai, aku segera mengambilkan lingerie itu dari Nando dan diserahkan pada Lidya, menurutku ada bagusnya juga pake lingerie, istriku ga harus telanjang.

Lidya pun bangkit ke toilet tanpa pamit atau berucap apapun, sepertinya dia akan bersiap dengan memakai lingerie itu. Hatiku mulai berdebar-debar. Belum apa-apa penisku mengeras!!!

Karena posisi duduk Nando ada di sofa panjang dan sepertinya tidak beranjak, maka aku menduga bahwa pertunjukan striptease akan berlangsung di depan sofa itu. Maka aku pindah tempat dudukku sedikit menjauh yaitu ke single seat yang tadi bekas diduduki oleh Lidya.

Sepuluh menit lebih sudah, Lidya masih belum keluar juga dari toilet. Aku mulai khawatir apabila terjadi apa-apa dengan Lidya atau mungkin dia menangis lagi, kuhampiri toilet dan kuketuk pintunya perlahan..

“Mah, ada masalah?”, tanyaku dari balik pintu toilet.

“eu.. ng… ngga Pah.. ini susah pakenya, talinya…”, jawab Lidya pelan, dia sepertinya sedang kesulitan memakaikan lingerie pemberian Nando. Memang lingerie kayak gimana sih? Tapi aku bersyukur karena ternyata kondisi istriku tidak seperti yang aku khawatirkan.

Aku pun duduk lagi di kursiku, Nando tetap bersikap santai, kali ini ia duduk dengan menopangkan kedua kakinya ke atas meja di depannya sambil menikmati cemilan yang ia bawa. Dia juga menawarkannya beberapa makanan dan minuman itu kepadaku, tapi aku tolak.

Sepuluh menit kemudian, kudengar suara pintu toilet terbuka. Detak jantungku semakin tak beraturan. Beberapa saat kemudian… “Lidya?!? Ada apa dengan kamu, Lid?!?!?”, gumamku dalam hati, saking terkejutnya hampir tubuhku melonjak bangkit berdiri setelah melihat apa yang aku lihat sekarang ini.

Lidya berdiri mematung menatapku di depan lorong menuju toilet, dari posisinya itu hanya aku yang bisa melihat sosoknya, sementara dari posisi Nando tak bisa melihat ke arahnya karena terhalang oleh dinding toilet.

Lidya yang kini kulihat sudah jauh berbeda dengan Lidya yang datang dari rumah dengan dandanan apa adanya. Rambutnya kini tertata dan agak mengembang, riasan wajahnya aku ingat hampir sama dengan riasan yang Lidya lakukan saat hendak mengantar Koh Freddy bermain Squash… riasan wajah yang membuat kecantikannya menjadi begitu sempurna!!! Rupanya tas yang selalu dia bawa sejak tadi itu berisi peralatan make-up-nya. Sepertinya dia sudah merencanakan semua ini!

Seniat itukah kamu melakukan ini semua, Lid? Se-spesial itukah orang yang akan menjamahmu nanti? Inikah caramu menikmati malam ini seperti permintaanku? Atau kamu sengaja kamu lakukan ini untuk melampiaskan kekesalanmu kepadaku? Aku merasa dibohongi oleh Lidya…. merasa tertipu! Sebuah tipuan yang menyesakkan sekaligus indah dipandang mata.

Dari gerakan mulutnya yang tanpa suara kepadaku, sepertinya dia sedang kebingungan dan bertanya mengenai tempatnya untuk melakukan striptease. Kemudian aku menunjuk ke satu titik tepat di depan Nando yang hanya terhalang oleh meja. Ah… mengapa jadi aku yang mengatur tempatnya sih? Seolah-olah aku sudah benar-benar merelakan istriku ini untuk dinikmati oleh temanku itu.

Lidya pun berjalan perlahan dengan sangat elegan namun tidak terkesan murahan. Semakin mendekat aku semakin jelas melihatnya, dengan lingerie pendek berwarna pale pink yang sangat pas di tubuhnya itu dia sudah tidak mengenakkan bra!! Kedua putingnya terlihat di balik kain lingerie yang memang tipis menerawang. Aku tahu Lidya memiliki beberapa koleksi lingerie di lemarinya, tapi dia tidak punya yang seperti ini.

Dari depan, tampak bentuk lingerie berpotongan rendah ini ibarat sebuah bra longgar yang tidak mampu memuat dua payudara Lidya yang putih dan sangat indah itu, namun ‘bra’ ini menyambung ke bawah sebatas paha seperti lingerie pada umumnya.

Ketika Lidya berbelok menuju tempat pertunjukannya, aku mencium dengan sangat jelas aroma wangi parfumnya yang sangat membakar gairahku, parfum yang sama ketika ia hendak menemani Koh Freddy bermain Squash. Parfum ini biasanya hanya ia semprotakan saat akan pergi menghadiri acara-acara khusus, tapi dia memakainya juga di malam ini. Sepenting itukah acara ini bagimu, Lid?!

Dari arah belakang aku lihat lingerie ini hampir sama sekali tidak memiliki kain penutup di bagian punggung bahkan hingga ke bagian sisi tubuhnya. Jika saja dia mengangkat tangannya, maka dari pinggir sudah pasti terlihat bagian sisi gundukan payudaranya. Di punggungnya hanya ada tali tipis dari sisi kain bagian payudaranya lalu menyilang dan mengait di pundaknya. Sementara di bagian bokongnya tertutup kain seperti lingerie pada umumnya, namun karena bahannya yang tipis aku bisa melihat celana dalam G-string berwarna hitam yang Lidya pakai di malam ini, tentunya memperlihatkan jelas kedua bongkahan indah bokongnya itu.

Aku hampir tidak bisa bernafas melihat pemandangan ini, dadaku sesak terlebih saat ku melirik ke arah Nando yang kini menurunkan kedua kakinya dan posisi duduknya menjadi sedikit maju ke depan tak lagi menyender santai di senderan sofa, dengan mata tak berkedip. Jangankan Nando, aku saja yang hampir 3 tahun terakhir sudah beratus kali melihat Lidya telanjang, baru kali ini merasakan gairah yang sangat hebat melihat penampilannya yang semi nude ini.

Kini Lidya beradu tatap dengan Nando, tapi tatapannya bukan tatapan tajam atau menggoda, seperti tatapan yang kosong dan kebingungan. Di balik ke-eleganan penampilannya saat ini, kini Lidya seperti anak kelas 1 SD yang berdiri mematung di depan kelas ketika disuruh menyanyikan lagu wajib yang tidak dia hafal, tegang dan kaku!

Nando tiba-tiba melihat ke arahku, aku kaget setengah mati karena aku sedang serius menikmati pemandangan dari tubuh istriku sendiri.

“Kang, dimulai saja… Stopwatch-nya di aktifin, 15 menit ya…”, ujar Nando memberi komando untuk segera dimulainya kegiatan di malam ini. Aku benci dengan keadaan ini, aku menekan tombol ‘Start’ di Stopwatch ponselku dengan jari gemetar, seolah-olah aku lah yang mempersilahkan tubuh istriku untuk mulai dinikmati oleh temanku ini.​


Read More

𝐌𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐨𝐝𝐚 𝐎𝐥𝐞𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐁𝐚𝐠.𝟗

 


POV AGUS ,

Aku pun keluar kamar dan berjalan menuju dapur untuK membuat Dua gelas es sirup buat Rian dan juga Pipit Istri aku,, yang ada di dalam kamar sehabis ngentot sesampai di dapur kini aku hanya duduk saja dikursi meja makan sambil memikirkan omongan istri aku Pipit yang terang terang an mau hamil oleh rian remaja teman rama anak sendiri,
Aku gak bisa membayangkan kalau ya Pipit bener Bener hamil oleh rian,, tapi membayangkan saja aku kenapa jadi Sange ya dan saat pipit sama rian lagi ngentot juga meraka silih berganti menggoda nafsu seks aku melihat Mereka ngentot di depan mata aku dan aku sambil mengocok kontol creettt di tangan aku huuuh sensasi Sungguh luar biasa nikmat,

Aku lalu segara Membuat dua gelas es sirup takut nya Pipit atau Rian nungguin aku ,,huuuuhh sudah kaya pembatu saja aku ini Dirumah sendiri,
Selesai Membuat dua gelas es sirup aku lalu berjalan menuju kamar lagi saat aku masuk betapa kagetnya melihat Istri aku Pipit lagi duduk sambil membuka pahanya lebar lebar dan di atas Memeknya atau Tepat nya di Perut nya ada tulisan pake spidol "
" Memek ini khusus buat Kontolnya Rian "

Pipit; ngapain sih pak malah berdiri terus melihat memeknya ibu ehehehe heran iya ,; ucapnya Pipit ke aku

Rian; sudah gak usah heran gitu pak agus,, memek dan seluruh tubuhnya Pipit ini sudah hak milik saya hehe sudah taruh sini minumannya ; Ucap nya rian Kepada aku dan aku menaroh dua gelas di pinggir kasur ,
,
Meraka berdua lalu meminum es sirup nya kerana mungkin kelelahan habis ngentot tadi sementara aku hanya berdiri saja di depan ranjang,

Pipit,; pak gimana tulisan di atas memeknya ibu bagus kan pak dan tolong pak di baca yang keras dong hehehe,; ucapnya Pipit yang menggoda aku

Agus,; hmmm memek ini khusus buat Kontol nya rian,,; ucapnya aku pelan menjawab pertanyaan gila istri aku ini yang sudah bener bener jadi budak seks rian

Rian,: apa pak agus saya gak denger tuh ,bisa bacanya lebih keras gak biar saya denger apa yang pak Agus bilang,; ucapnya rian yang kurang ajar dari tadi kepada aku tapi gak tahu kenapa aku hanya bisa diam diam saja dan justru aku semakin menikmati tingkahlaku remaja ini

Pipit; tahu ini baca pelan banget , yang keras dong pak biar aku dan tuan Rian juga bisa denger; " tambahnya Pipit yang sekarang sudah memanggil Rian dengan sebutan TUAN.

Agus,; MEMEK INI KHUSUS BUAT KONTOL NYA RIAN, ; ucapnya aku lagi dengan suara yang cukup keras dan Rian maupun Pipit hanya tertawa saja

Pipit ,: naahh gitu dong pak , Kan ibu bisa denger apa yang bapak bilang ,, jadi intinya memek nya ibu sekarang punya Kontol rian ya pak dan bapak gak boleh memasukkan Kontol eehh titit bapak ke memek ibu lagi loh,,; ucapnya Pipit Kepada aku,
Aku pun kaget dengan yang di ucapkan oleh Pipit istri aku ini Karena Pipit melarang aku Untuk ngentot in atau memasukkan kontol aku ke memeknya lagi Karena memek dan tubuh nya sepenuhnya Punya Rian dan padahal aku sendiri adalah suami sahnya ,,

Agus ,: Terus kalau bapak lagi pengen masukin kontol bapak ke memek ibu gimana Masa bapak di larang dan gak boleh ngentotin memek ibu lagi sih ,; ucapnya aku kepada istri aku Pipit

Pipit,; lah bapak gak bisa baca nih tulisan nya apa Dan bapak kan tadi sudah baca tulisan ini ,; Ucapnya Pipit istri nya aku

Rian,: sudah lah pak agus gak usah so so pengen ngentot in memeknya Pipit lihat sendiri saja sudah tititnya kecil gampang creet lagi gimana mau puasin Pipit ,, dan Mulai Sekarang sudah di nikmatin saja dan kalau sange tinggal kocokin tuh titit pake tangan sambil lihatin saya ngentotin istri bapak dan kalau masih kurang nih jilatin atau ciuman cd bekas pake nya Pipit ,, ucapnya rian sambil melempar celana dalam bekas Pipit pake tadi ke arah aku dan replek aku tangkap cd itu,.

Bener bener gila apa Yang di bilang sama remaja satu ini yang bernama Rian yang menyuruh aku kalau lagi Sange nafsu untuk mengocok Kontol aku pake tangan sendiri dan menciumi atau menjilati cd bekas pake Pipit istri aku sendiri

Pipit,: Rian kita mulai ronde kedua yuhh memek aku sudah gatel nih pengen di masukin Kontol km lagi loh dan biar cepet cepet aku hamil anak km ,,; ucapnya Pipit kepada Rian

Rian,; duhh istri nakal iya ada suami juga malah pengen di masukin sama kontol teman anaknya hehehe ,,; ucapnya Rian sambil matanya melihat
Ke arah aku

Pipit,; iya ya dong soal cuman sama Kontol km yang besar dan panjang yang bisa memuaskan memekknya aku dan bukan sama suaminya aku kontol kecil cepat keluar lagi mana enak kaya gitu heehee ,; ucapnya Pipit terus Menghina aku suaminya sendiri didepan Rian

Rian,: dasar istri nakal dan binal heehee , pak Agus Kalau masih pengen Lihat aku ngentotin istri pak Agus yang montok ini tolong panggilan rama kesini ,,; ucapnya Rian kepada aku

Agus,; kok rama disuruh ke kamar dan emangnya mau ngapain rama disuruh kesini,, ucapnya aku bertanya kepada Rian

Pipit,: sudah lah pak gak usah banyak tanya lagi dan kalau rian NYURUH itu langsung berangkat ,,, bapak mau melihat ibu di entotin sama rian lagi gak sih dan bapak kan menikmati kalau ibu di entotin sama rian kan,, ; ucapnya Pipit yang menjawab pertanyaan aku nya

Rian,; bapak agus denger kan apa yang di bilang sama istrinya yang Montok bohay ini yang sekarang sudah jadi perek pribadinya saya hehehe sudah sana pak agus cepet panggil rama kesini ,,; ucapnya rian lagi kepada aku
,,
Tanpa menjawab lagi kini aku berjalan keluar kamar dan menuju kamarnya anak aku rama dan sesampainya di depan kamar nya rama lalu aku langsung membuka pintu nya dan melihat rama hanya tiduran saja sambil memainkan hp nya ,,

Agus,; rama km di panggil sama ibu dan rian disuruh ke ke kamar ibu sekarang,; ucapnya aku ke anak aku rama

Rama,; mau ngapain sih pak kok aku disuruh ke kamar ,: ucapnya rama

Agus,; bapak juga gak tahu mau ngapain tapi sudah hayu km kekamar saja sekarang,: ucapnya aku lagi kerama
,
Akhir rama mengiyakan saja dan turun dari ranjangnya langsung kekamar aku saat sudah masuk kedalam kamar dan melihat Pipit sama rian lagi berciuman sangat panas di atas ranjang dan Mereka berhenti ciuman nya saat melihat aku dan juga rama yang sudah ada di kamar,

Rian, ; bro km tahu gak kenapa km disuruh kesini ,; ucapnya rian kepada rama

Rama; gak tahu lah , mau ngapain sih aku disuruh ke kamar ini ,; ucapnya rama ke teman nya itu yang sudah berbuat mesum sampe ngentot sama ibu kandung nya sendiri

Rian,; ini bro , tolong rekamin aku sama ibu km lagi ngentot iya soalnya bapak km itu sibuk Dengan kontol nya , kan bapak km lihat nya sambil kocokin kontol nya Sendiri,; ucapnya rian yang Kurang ajar banget Karena dia dengan sengaja meminta rama untuk merekam adegan ngentot nya bersama ibu kandung nya sendiri

Rama .: hmmm bro aku ngantuk nih mau tidur soalnya tadi latihan di di sekolahan capek banget aku dan hp nya taroh saja di meja saja bro ,: ucapnya rama kepada teman nya itu

rian .: kalau hp nya taroh di meja nanti hasil video bokepnya gak bagus bro dan ini gak lama kok cuman bentar saja .: ucapnya rian lai aga memaksa

pipit.: sudah rama gak usah nolak cepet pegang hp nya dan rekam ibu sama rian lagi ngentot cepetan memeknya ibu sudah gatel nih pengen di genjot sama kontol nya rian lagi ,: ucapnya istri aku kepada rama anaknya sendiri ,

aku bener bener gak menyangka kalau pipit istri aku yang dulu nya sangat alim sekarang berubah sangat binal dan nakal kaya gitu,, rama pun akhirnya mau gak mau mengambil hpnya rian dan mulai merekam ke arah kasur yang di mana disana sudah ada ibu kadungnya bersama teman sekolahnya yang mau bersetubuh,, dan gak tahu kenapa aku juga sudah horni sange lagi dan kontol aku sudah mengeras di balik celana dalam yanng aku pake ,

rian .: bro nanti km kameranya sesekali menyorot bapak km yang lagi coli kocokin kontolnya sendiri pake tangan dan pak agus sudah duduk saja dan nikmati gimana istrinya aku ngentotin dengan panas dan jangan lupa kocokin kontolnya hehehe ,: ucapnya rian sambil ketawa

pipit .: hayu tuan rian sayang entotin memeknya aku didepan anak aku dan suami aku muuaacch .: ucapnya pipit sambil mencium mulut nya rian

rian .: hayu pipit kita tujukan kepada mereka gimana kalau kita lagi ngentot muuaacchh .: ucapnya rian
,
rian langsung mencium mulut nya pipit dengan sangat panas lidah mereka saling menghisap dan tangan rian juga sambil meremes remes susu nya pipit yang montok itu dan tangan nya pipit juga sambil mengocok kontolnya rian yang sudah berdiri tegak .
muuuaacchhh muuaacchh muuaacchh ssrruupp muuaacchh muuaacchh mereka terus saja berciuman dengan panas dan rama yang dari tadi berdiri sambil terus saja merekam pake hp nya rian ke arah meraka dan aku yang dari duduk sudah gak tahan melihatnya sehingga aku melepaskan cd dan langsung mengocok kontol aku ,

Lalu Rian lalu menidurkan tubuhnya istri aku pipit sambil terus mulut nya berciuman dan jilatan lidah nya rian turun ke lehernya pipit dan langsung menghisap kedua puting susu pipit secara bergantian sambil tangan nya terus meremes remes susu nya,

pipit .: aahh terus rian sayang hisap susu aku iya enak aahh aahh .: desahnya pipit sambil menekan kepala rian yang ada di dada nya agar terus menghisap putingnya

Rian .: ssrruuupp muuaacchh rama ibu mu susu nya montok banget dan masih kencang lagi mantap banget lah ssrruupp ssrruuuuppp.: ucapnya rian disela sela kenyotan nya pada puting pipit dan menghadap ke arah rama yang terus merakam nya,
,
puas dengan jilatan pada kedua susu istri aku pipit sekarang lidahnya rian turun lagi ke perut dan membuka kedua pahanya pipit lebar lebar,

Rian .: bro coba sini sorot memeknya ibu km yang sempit ini dan sekarang memek ini sepenuh nya sudah jadi milik aku bro , : ucapnya rian kepada rama dan rama pun yang berdiri saja lalu berjalan ke arah selangkangan ibu nya lalu menyorot memeknya ibu nya itu ,karena rama sudah gak ada pilihan lagi selain menuruti perkataan rian teman nya itu ataupun perkataan ibu nya saja ,

rian pun langsung menghisap dan menjilati memeknya pipit dengan bernafsu dan kedua jari sambil mengocok memeknya pipit,
ssrruuupp muuaacchh clok clok clok ssruuuupp muaachh ssruupppp muuaachh sruupppp muaacchh clok clok clok beberapa menit rian memainkan memeknya dan pipit sudah gak tahan lagi mau keluar

Pipit,: aahh Rian enak banget memeknya aku aahh mah keluar aahhh gak tahan aahh creettt creetttt cretttt serrrrr serrr,: desahnya Pipit sambil mengeluarankan cairan memeknya yang di hisap oleh mulut nya rian dan ada juga yang membasahi mukanya

Rian ,; gimana sayang Mantap kan memeknya mengeluarankan cairan organisme nya dan sampe banyak gini membasahi muka aku tahu ,; ucapnya Rian kepada istri aku dan pipit pun lalu duduk sambil Memegang kedua Pipi nya rian

Pipit,: duhh maaf tuan Rian sampe basah kayak gini kena cairan aku dan sini aku bersihin ,: ucapnya Pipit sambil lidahnya menjilati seluruh mukanya rian dan Setalah Bersih lalu mendorong tubuh nya rian Hingga tidur di Kasur

Pipit,: sekarang gantian aku yang aku puasin km tuan Rian dan km rama sorot kamera nya ke arah muka nya ibu dan gimana ibu akan puasin teman km ini yang sudah menjandi tuan nya ibu dan kusus buat km pak nikmatin saja colinya iya kocokin tuh kontol nya yang cepet heehee ,,; ucapnya Pipit yang berkata senakal dan sebinal itu kepada aku suaminya dan juga rama anaknya sendiri,
,
Aku dan juga rama hanya bisa terdiam saja , rama terus saja Memegang hp Sambil Merekam persetubuhan teman nya dan juga ibu kadungnya sendiri sedangakn aku Suami nya hanya bisa melihat persetubuhan istri aku sama remeja teman anak sendiri sambil terus mengocok kontol pake tangan aku sendiri,
Pipit Lalu merangkak naik ke tubuhnya rian meraka berciuman dengan sangat panas muuuacchhh muuàaachh setalah itu lidah Pipit keputing susunya rian secara bergantian di hisap atau di jilatin nya hingga kini lidah Pipit menjilati batang kontolnya rian dan seluruh biji kontolnya juga tak luput dari lidah nya dan lalu memasukan Kontol nya rian ke mulut nya dan menghisap nya dengan kuat,
Muuuaaccchh srruuupppl muuaaccppl sssrrruupplll aahhhh srruuuppp muuuaaccchh sruuuppp muuàaahh

Rian,;ahh mantap Pipit terus sedot Kontol aku aaahh enak aahh rama km sorot kamera nya ke arah mulut ibu km yang lagi menghisap Kontol aku bro aah aahh,: ucapnya rian kepada rama,

Aku yang dari duduk Sambil coli dengan cepat mengocok kontol aku pake tangan Sambil mata aku melihat istrinya aku lagi menghisap kontol nya Rian dengan bernafsu ,
"Aaahhh gak tahaan mau Keluar aag creetttt cretttt serrrrr serrr creett,; desahnya aku yang mengeluarankan cairan peju aku yang aga ecer jatuh ke lantai

Rian,; bro sorot tuh bapak km yang sudah crett pejunya haaha lemah banget tuh ,; ucapnya rian kepada rama dan kali ini kamera hp yang di pegang rama malah menyorot ke arah aku yang lagi duduk sambil mengurut kontol aku yang baru saja mengeluarankn cairan peju,

Pipit,; rama sayang sini ke ibu lagi video kameranya Soal ibu sudah siap mau ngentot nih ,; ucapnya Pipit Kepada rama dan rama lalu mengarahkan video kameranya ke ibu nya itu,,
Lalu pipit menaiki tubuhnya Rian dan lalu berjongkok Sambil Memegang kontol nya rian dan di arahkan kedalam memeknya dan ketika Kontol nya pas di bibir memeknya , , Pipit pun langsung menurunkan Tubuh nya,
Bleeeeeess jleeeeb aahh Kontol Rian pun masuk semua kedalam memeknya istri aku ,,

Pipit,; aahh Kontol Tuan Rian enak banget aahh masuknya dalam banget ini aahh ,; ucapnya istri aku Pipit sambil perlahan Mulai menggoyangkn pinggul nya naik turun

Rian,; yaa Pipit aahh Memek km juga sempit banget enaak aahh goyangin tubuh km yang cepat aahh sayang,; ucapnya rian sambil kedua tangan meremes remes susu nya pipit,
,,
Pipit langsung menurunkan Tubuh nya naik Turun dengan cepat kadang juga menggoyangkn pinggul nya maju mundur atau kekiri kekanan Dan rama yang di samping ranjang Terus merekam video yang di lakukan teman nya dan ibu nya dan Sementara aku yang duduk Perlahan mulai bangkit lagi nafsu nya sehingga Kontol aku sudah kembali mengaras dan aku kocok pake tangan aku,

Pipit,; Tuan Rian aahh aahh gak tahan mau keluar lagi aahh enak banget Kontol km aahh creetttt cretttt serrrrr serrrrr,; desahnya Pipit yang mengeluarankn cairan organisme nya dan Tubuh nya ambruk menimpa Rian dan mulut Mereka lalu berciuman dengan panas

Rian,; muuaacchhh sekarang km turun dari ranjang lalu nungging Pipit sayang dan aku mau menggejot memeknya km dari belakang ,; ucapnya rian kepada Pipit Istri aku,
,,
Pipit pun tanpa disuruh dua kali lalu mengakat tubuh nya sehingga Kontol nya rian terlepas dan lalu turun dari ranjang dan pipit pun menungging tangan nya berpegangan kasur dan bokongnya yang mulus putih menghadap ke arah aku ,
Rian pun sudah ada di belakang nya istri aku Pipit dan bersiap siap memasukkan kontol nya lagi ke memek istri aku ,

Rian,; plak plaakk plakkk plakk plakk bro bokong mamah km selain besar putih dan mulus banget bri dan asal km tahu pantat ini yang sudah Membuat aku gak tahan pengen ngentotin memeknya km bro plak plak plak plak : ucapnya Rian Kepada rama sambil menampar bokong nya pipit

Pipit,; aahh Rian sayang langsung masukin saja Kontol km gak tahaan,: ucapnya Pipit Kepada Rian
Bleeeeeess jleeeebbb aahhh
Dan sekali hentakan Kontol nya rian masuk semua kedalam memeknya Pipit dan langsung menggejot nya Dengan sangat Cepat Banget,
Plokk plokk plokk plokk plokk plokk aahh aahh plok plok aahh plokk aahh plok plokk suara benturan pahanya rian dan bokong montok nya istri aku Pipit begitu keras mengisi kamar ,,

Puas melakukan doggystyle atau gaya menungging kini rian menidurkan tubuhnya pipit dan membuka paha nya pipit lebar lebar dan langsung memasukan kontol nya lagi tanpa aba aba lagi rian menggejot memeknya Pipit dengan sangat cepat banget ,
Plok plok aahh plokk plokk plokk sambil menggejot memeknya Pipit kini rian sambil meremas remas susu nya pipit dan aku yang melihat pemandangan itu mempercepat kocokan kontol aku dengan cepat dan beberapa menit aku gak tahan dan crett creetttt cretttt peju aku keluar lagi dan jatuh kelantai,

Pipit,; aahh rian aku gak tahan mau keluar aaah terus genjot yang Cepat aahh enak banget Kontol km aahh aku keluar tuan riaan creet serrr serr ,,; desahnya Pipit sambil mengeluarankan cairan klimaks nya

Rian,; plok plok aahh plokk plokk aahh aahh aku juga may keluar Pipit aah terima peju aku aahh biar km hamil aahh aahh crroottttt crroottttt crroottttt crrot crrot,; desahnya rian sambil membenamkan Kontol di dalam memeknya Pipit sambil mengeluarankan peju nya disana ,

Rian,: aahh bro sini sorot Memek ibu km yang berceceran peju aku ,,; ucapnya rian sambil mencabut kontolnya dari memeknya Pipit dan rama pun langsung menyorot kamera hp nya kearah memek ibu nya sendiri,
Beberapa menit rama lalu menaroh hpnya dan tanpa kata lagi langsung pergi meninggalkan kamar aku,

Rian: hahaha kenapa tuh anak langsung pergi saja ,; ucapnya Rian Sambil mematikan Kamera hp nya ,

Rian,; pak agus saya capek mau Tidur dan pak agus kalau mau tidur di bawah kasur saja iyaa ,, Pipit sayang sini peluk kita bobo sambil berpelukan ,; ucapnya rian kepada aku

Pipit,; nih pak bantalnya dan tidur di bawah kasur iya,; ucapnya Pipit sambil melemparkan batal ke arah aku,,
,,
Kini rian dan pipit lulu tiduran di kasur sambil berpelukan dan sedangakan aku hanya diam dan lalu aku memuntuskan keluar kamar dan tidur di sofa ruang tamu ,,

BERSAMBUNG ..


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com