Lanjutan dari Kisah Citra 18 | Lubang Milik Bersama
Perlahan, Seto memajukan tubuh hamil Citra. Membuat wanita cantik itu membungkuk kedepan dan memamerkan lubang anusnya yang berwarna coklat muda.
"Ayo tusukin kontolmu ke bo'ol mbakmu Klis... Buruan...." Ucap Seto sambil gantian meremasi payudara Citra. "Aayooo tusuk sekarang...."
Segera saja Mulis menempatkan kedua pahanya diantara paha Seto. Lalu sambil meludahi kepala penisnya, adik ipar Citra itu mulai memasukkan perlahan-lahan kepala penisnya ke dalam liang anal Citra.
"HUOOOHHH.... KAMU NGAPAIN KLISSS....?" Tanya Citra panik. Seolah tiba-tiba tersadar akan apa yang sedang terjadi pada dirinya, Citra mulai menggeliat.
"AYO BURUAN KLIS... DORONG KONTOLMU.... DOROOONG...." Terak Seto lantang.
CLEEEPPPP....
"HUUUOOOOHHH.... SSSSSHHH... KLIIIISSSSS....." Erang Citra ketika ia merasakan kedua lobang tubuhnya dimasuki oleh dua batang berukuran ekstra besar dalam satu waktu.
Perlahan-lahan, Muklis terus menancapkan tusukan penisnya dalam-dalam ke vagina Citra. Terus, makin dalam hingga akhirnya, separuh batang kejantanannya tertanam diliang anus kakak iparnya itu.
PLEK
"Oooohhh...Ssshhh... Kliiiissss... Seeempiiittt....." Desah Citra, "Kontolmu kegedeeeaaannnn Kliiiisss....." Raung Citra, "KEGEDEAN KLIIIISSSS..... OOOOHHHH....."
"Hhhoohh....? Aku... Aku cabut nih mbak...?" Tanya Muklis panik.
"Jaangaaan.... Kontolmu.... Gedddeeeee.... Taaapi... Ennnaaaaaaakkkkk......"
"Hayo Klis... Sikat...." Perintah Seto, "Hajar itu anus mbakmu dengan kontolmu...."
Tanpa menghiraukan erangan Citra, Muklis segera memegang pundak putih Citra dan menghentakkan batang penisnya keras-keras. Ia tanpa henti terus berusaha membenamkan batang penisnya dalam-dalam ke lubang anus Citra. Membuat wanita hamil itu menggeretakkan giginya sembari terus terusan menggeliat-geliat.
"Sakit mbak...?" Tanya Muklis polos.
"Hoooohhhss... Ssshh....." Jawab Citra sambil menggelengkan kepala.
"Aku terusin ya mbak....Sumpah.... Lubang anusmu enak banget mbak... " Puji Muklis, "Nggak kalah enaknya dengan lubang memekmu... Legit... Sempit... menggigit...."
"AYO KLIS.... Terus kocok yang cepet Klis...." Pinta Seto.
"Hoooooohhh.... Kalian nakaaal baaangeeeettt..... Ooohh... Ooohh..." Kata Citra. "Beraninya maaaennn keroyokaaan.... Hhhmm....Ssshhh...."
"Hehehe... Tapi enak khan mbaaaakkk....?" Ucap Seto sambil meremasi payudara besar Citra yang bergoyang maju mundur seiring sodokan penis kedua lelaki itu pada kedua lubang senggama istri Marwan itu.
"Kontol kalian emang tiada duanya...." Puji Citra sambil memajukan tubuhnya, mengecup bibir Seto yang ada didepannya. Lalu dengan buas mengais-ngais lidah basah Seto dengan ganas, "Cuppp... Muaah.... Muuaaahh....Sluurp...."
"Mbak.. Jangan rebahan mulu.... Inget mbak.... Kamu sedang hamil..." Kata Seto memperingatkan.
"Eh iya.... Hehehe..."
Melihat kakak iparnya sama sekali tak memberikan penolakan, Muklis mulai sedikit memberanikan diri untuk mempercepat goyangan pinggulnya. Mengaduk liang anus Citra dengan lebih kuat lagi.
"Kenapa Klis....? Enak ya....?" Tanya Seto disela-sela ciumannya dengan Citra.
"Sssshhh.... Hiya Mas...."
Muklis, Seto dan Citra, makin lama makin terlena dalam kenikmatan masing-masing.
Muklis yang ada diatas tubuh Citra terus tanpa henti menusuk dan mencabut batang penisnya ke dalam liang anal kakak iparnya. Sembari terus menecup punggung putih nan mulus Citra dengan penuh kasih sayang.
Seto yang ada bawah juga tak hentinya menggoyang-goyangkan pantat Citra cepat-cepat guna terus menstimulus vagina Citra yang sibuk menggilas batang penisnya. Sesekali, Seto juga menghentakkan pinggulnya, membuat batang penisnya terus keluar masuk di dalam celah vagina Citra hingga mulai membusa.
Sedang Citra yang berada diantara tubuh Seto dan Muklis, terus-terusan menggeliat, melayani goyangan nafsu tetangga dan adik iparnya, sekaligus mengayuh biduk kenikmatan persetubuhannya.
"Ssssh.... Enak baaangeeet sayaaang...." Ucap Citra tak henti-hentinya mendesah sambil menggerakkan pinggul dan pinggangnya dengan liar. Terlebih karena ia merasakan kenikmatan hisapan mulut dan lidah Seto yang terus menyusu pada payudaranya secara bergantian.
"Ngeeentoooottt... Enak baaangeeet....." Jerit Citra keras, "NGEEENT....OOOHHH... TOOOOTTTT..."
"Gimana Mbak...?" Tanya Muklis," Bo'olnya udah enakan...? Hehehehe...."
"Sssshhhh....Kamu nakal Klis... Nakaaal bangeeettt... Ssshh.... " erang Citra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku khan mbakmu Klis.... Aku istri masmu...."
"Habisan mbak juga sih yang minta.... Hehehe..."
"Hihihi... Ooohh... Ohh... Oh... Ssshhh.... Iya juga sih.... Nggak kebayang apa yang ada di otak masmu Klis... Ehhhmmm... Kalo.... Kalo dia tahu istrinya kamu entotin dengan brutal seperti ini... Ssshh...."
"Hehehe.... Mas pasti bangga mbak.... Bisa liat istrinya menjamu adik iparnya seenak ini..."
"Ihhh... Sumpah... Mesummu nggak ilang-ilang... Mmmmmhhh...."
"Hehehe... Habisan mbak seksi banget sih... Aku jadi nggak tahan buat nggak ngentotin mbak... Ini tuh seperti... Mimpi yang jadi kenyataan..."
"Ckckck.... Dasar keluarga mesum.... " Celetuk Seto melihat percakapan Citra dan Muklis, "Melihat kalian berdua...Bikin aku makin horny aja... Hehehe...."
"Kamu juga Set.... Udah tahu aku sedang hamil muda seperti ini... Masih aja dientotin....Ssshh... "
"Hahaha.... Kaya kamu nggak doyan aja mbak...."
" Habisan kontol-kontol kaian tuh enak sih... Hihihi.... "Tawa Citra manja, "Udah yuk... Cepetin goyangan kalian.. Aku mau keluar lagggi..... Ooohh... Oooh...Ohh...."
Seto dan Muklis secara cepat menyetubuhi tubuh hamil Citra dengan buas dan ganas. Mereka seolah tak menganggap jika wanita yang ada didepannya sedang hamil, terus-terusan menyetubuhi Citra tanpa ampun sedikitpun. Seto yang ada dibawah tak henti-hentinya menyodokkan batang penisnya keras-keras keatas, menumbuk vagina Citra yang semakin basah, sementara Muklis yang menyodok liang anus Citra juga tak mau kalah, menghajar lubang belakang tubuh kakak iparnya kuat-kuat.
Benar-benar persetubuhan yang amat dahsyat. Wanita hamil yang sedang digarap kedua lelaki berpenis besar tanpa henti, tanpa ampun.
"Oooh...Ohhh...Ohhh.... Setooo... Mukliiisss... Aku.... Aku keluar lagi.... Ouuugghhhhhhh
Ssshhh
Aakkkhh.... NGEEENNNTTTOOOOTTTT...." Jerit Citra.
"Mbaaakk... Aku juga mau keluaaar.... " Teriak Seto dan Muklis hampir berbarengan.
Rupanya, Seto dan Muklis tak mampu menahan denyut kenikmatan yang mereka rasakan dari dinding vagina dan anus Citra. Karena tak lama kemudian, Seto dan Muklis mencabut batang-batang penis mereka secara tiba-tiba dan meminta Citra merebahkan badannya.
"Buka mulutmu mbak...." Pinta Seto.
"Aku pengen mejuhim mulutmu...." Sahut Muklis.
"Aaaaaaaa......" Jawab Citra sambil membuka mulutnya lebar-lebar.
CROT... CROT... CROOCOOTT... CROT... CROT... CROCOOOTTT...
Semburan demi semburan muncrat memenuhi rongga mulut Citra. Bukan main, walau tadi mereka berdua baru saja memuntahkan sperma, namun sepertinya bersetubuh dengan istri Marwan itu membuat persediaan sperma mereka tak habis-habis.
Dengan buas Citra lalu menangkap kedua penis jumbo yang berada di depan wajahnya, lalu segera mengenyotnya bergantian
"Wuuuooohh... Mbaaak.... Enak bangeeeet... "Kata Seto.
"Sedotan mulutmu bikin kontolku ngilu mbak... " Sahut Muklis.
"Mbakmu benar-benar lonte sejati ya Klis...?" Ucap Seto,
"Hiya mas.... Lonte banget.... Hhehehe...."
Sambil tersenyum, Citra mempermainkan sperma yang ada didalam mulutnya. Sesekali ia memonyongkan mulutnya, mengeluarkan sedikit sperma hingga meleleh melalui bibir seksinya. Lalu tanpa rasa jijik sedikitpun, ia menelan semua benih kejantanan Seto dan Muklis itu hingga habis tak tersisa.
"Aaahh..... Nyap...Nyap...." Ucap Citra sambil menjilati sekitar bibir mungilnya, mengais semua sperma yang berceceran di wajah cantiknya. "Gurrriiiiihhhh...."
"Busssyeet daaah... Mbaaakkk.... Sumpaaaah... Kamu memang wanita idolaku....." Teriak Muklis yang tiba-tiba menghambur kearah Citra telentang dan menciuminya bertubi-tubi. "Jangan salahin aku ya kalo aku jadi pengen ngentotin mbak terus..."
"Hihihi... Gitu ya Klis...."
"Hiya mbak..... Kamu bikin aku selalu nafsu...."
"Kalo gitu.... Apa sekarang kamu masih pengen ngentotin memek ama anus mbak lagi nggak...?" Tanya Citra yang kembali memposisikan dirinya seperti anjing, bertumpu pada kedua tangan dan lututnya.
Mendengar pertanyaan Citra, Muklis segera meloncat naik dan menempatkan kepala penisnya yang sudah memerah kebiruan itu keselangkangan kakak iparnya, sembari mengelus-elus punggung, pinggul payudara dan perut Citra dari belakang tubuhnya.
"Dedenya....Udah berapa bulan mbak...? " Tanya Muklis.
"Kenapa Klis...?" Tanya Citra
"Udah gedhe ya mbak perutmu..." Jawab Muklis sambil terus mengelusi perut besar Citra.
"Hihihi.... Iya... Sebentar lagi... Kamu bakal jadi paman Klis..."
"Iya mbak... Aku harap anak mbak cewek..."
"Hmmm.... Emang kenapa kalo cewe...?"
"Ya biar kalo besok udah gedhe... Aku bisa ngentotin mbak sekaligus keponakanku sekalian...Hehehe...."
"Hihihi... Kamu paman yang mesum Klis..." Jawab Citra sambil mengarahkan kepala penis Muklis ke lubang anusnya, " Benar-benar mesum... Hihihi...."
"Mbak masih mau dientot di bool lagii...?"
"Hiihihi... Hiya Klis... " Kata Citra genit sambil mulai menusukkan penis Muklis masuk kedalam anusnya, "Habisan... Enak banget kontolmu Klis..."
Tak lama, Penis Muklis kembali memasuki liang anus Citra dan segera menganalnya dalam posisi berlutut.
"Eh Klis.... Kalo kamu capek.... Tiduran aja Klis... Biar mbak yang ngegoyang kontolmu dari atas...." Saran Citra singkat, "Kamu rebahan aja ya sayang...." Tambah Citra sambil mengisyaratkan supaya adik iparnya tiduran telentang dengan penis yang masih tetap berada di dalam lubang analnya.
"Mbak pengen maen diatas ya...?"
Citra mengangguk, rupanya ia mengambil inisiatif untuk menggerakan pinggulnya naik-turun hingga penis Muklis bisa keluar masuk dengan bebasnya ke dalam liang analnya.
Disela persetubuhan analnya, Citra memutar tubuhnya membelakangi Muklis. "Set.. Kamu masih kuat nggak....?"
"Emang kenapa mbak....?"
"Bisa sodok memek aku lagi...." Pinta Citra yang kemudian merebahkan punggungnya diatas dada Muklis.
"Hehehe... CITRA AGUSTINA.... LONTEKU TERCINTA.... Nggak pernah ada puas-puasnya...." Kata Seto menurutin permintaan Citra.
"GILAAAA.... " Batin Muklis melihat kebinalan kakak iparnya. "Kami melakukan seks sandwich.... Aku dibawah, mbak Citra ditengah, dan mas Seto diatas..." Tambahnya sambil terus meremas kasar payudara Citra dari bawah.
Tak lama, mereka bertiga sudah kembali tenggelam dalam kenikmatan persetubuhan mereka. Lenguhan dan desahan Citra tak lagi Seto pedulikan. Ia membiarkan saja istri Marwan itu berteriak-teriak sesukanya. Sepuasnya.
"Kamu kenapa Klis....?" Tanya Seto yang melihat Muklis senyum-senyum sendiri dibawah sana, " Kamu masih kuat khan Klis...?".
"Hoo'ooh Massss... Masih Jooosss...." Jawab Muklis sambil terus merasakan kenikmatan jepitan liang dubur Citra dan sensasi berbeda ketika is sedang melakukan seks sandwich itu.
Penis Muklis yang sedang berada di lubang anus Citra sampai bisa merasakan gesekan penis Seto yang sedang mengobok-obok vagina Citra. Kedua penis yang hanya dipisahkan oleh dinding vagina Citra itu terus-terusan saling bersenggolan tanpa henti seiring tusukan dan sodokan kasar Seto dan Muklis.
Hingga tak beberapa lama kemudian, entah kenapa Seto tiba-tiba mencabut penisnya keluar dari vagina Citra lalu berpindah mendekat ke wajah Citra sambil terus mengocoknya dengan cepat. "Hhh... Hhhh... Mbak... Aku nggak kuat lagi mbak... "
Looh Kok dicabut Set...?"
"Aku mau keluar... Mbak..."
"Tunggu Set... Aku juga mau keluar lagi.... Ssshh.... Kata Citra yang tiba-tiba juga bangkit dari atas tubuh Muklis dan segera mengambil alih tangan Seto. Dengan sigap, istri Marwan itu menggenggam penis Seto dan mulai mengocoknya cepat.
"Huuuooohhh.... Mbaaaakkk..." Erang Seto, "Aku nggak kuat lagi mbaaak.. Aku mau keluuuuaarrrr..."
"Keluarin di mulutku Set... Keluarin yang banyaaak... " Kata Citra sambil mencucup kepala penis tetangganya kuat-kuat ke dalam mulutnya.
CROT CROT CRET
Cairan sperma Seto pun kembali muncrat untuk terakhir kalinya. Tak banyak, namun cukup kuat untuk meloncat mengenai wajah dan mulut Citra.
"Sluuurrrp....Pejuh favoritku... Sluurrppp...Muaaaahh..." Ucap Citra yang sama sekali tidak jijik menjilati cairan yang keluar dari penis Seto.
"Adekku sayang... Kok kamu diem aja sih...?" Tanya Citra yang tiba-tiba bangkit dan menoleh kearah Muklis yang hanya terdiam dibelakang tubuh Citra, " Udah bosen ya ama tubuh mbak...?"
"Nggg... Nggaklah mbak.... " Jawab Muklis.
"Yaudah Yuk.... Ayo entotin mbak lagi..." Pinta Citra genit.
"Hehehe.. Siaaap mbaaak...." Kata Muklis yang segera saja menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras menghantam pantat Citra.
"Sssshhh.... Ooohhh... Kliisss... Cabut kontolmu dari bo'olku Klis.... Cabut bentaaar... "
"Looh..Kenapa mbak....?"
"Udah.. Cabut aja sayang...."
PLOP
"Uuuuhhh.....Nikmaaattt..... " Ucap Citra spontan, "Naah.. Sekarang.... Kamu entotin memek aku Klis...."
"Hah....? Ngentotin memek mbak... Khann....Khan kontol aku habis dari boo...."
"Sssttt... Udah..." Potong Citra, "Ayo Klis.... Masukin kontolmu kesini...." Perintah Citra sambil menyibakkan liang vaginanya dengan satu tangan.
"Beneran mbak....? Ini kontolku masih belepotan lendir anusmu loh....."
"Sssshhhh...... Uddaaahhh.... Buruan masukin sini Klissss.... Buruaaannn....."
CLEP
"Huooohhh.... Enak bangeeet... Mbaaaak...." Gelijang Muklis ketika merasakan penisnya mendadak tercelup kedalam liang senggama Citra. Sejenak, adik ipar Citra mencoba merasakan pijatan lembut vagina Citra sebelum akhirnya mulai menggenjot batang penisnya lagi.
"Hihihi... Enak khaaan...." Tawa Citra, "Sekarang.... Gantian lagi Klis... Cabut kontolmu dari memek mbak... Lalu masukin ke bool mbak lagi...."
"Haaah....? Pindah lagi mbak....?"
"Ssssh..... Udaaahh... Nurut aja kamu sayang...."
PLOP
Suara penis Muklis ketika tercabut.
CLEEP
"Uuuhhhh.... Enak banget kontolmu Klisssss......" Erang Citra, "Sekarang cabut lagi Klis... Trus tusukin ke memek mbak...."
PLOP
CLEP
PLOP
CLEP
Berulang kali penis Muklis diminta Citra untuk menyodok kedua liang senggamanya secara bergantian. Sehingga membuat kedua lubang bawah Citra memerah dan menganga lebar. Lendir kenikmatan, bercampur sperma tak henti hentinya keluar seiring tusukan penis besar Muklis.
Setelah 7-8 kali Muklis menghujamankan batang penisnya divagina Citra, wanita hamil nan cantik menggoda itu memintanya untuk mencabut penisnya dan berpindah ke anus. Setelah 7-8 kali Muklis mengadukkan anus nan sempit itu, istri Marwan itu memintanya untuk berpindah kembali.
Begitu seterusnya, hingga akhirnya Citra kembali menjerit. Pertanda orgasmenya akan segera datang lagi. "Aaaaggghhh.. Mukliiisss... Mbak mau keluar laaagi.... Ooohhhsss.... Nikmatnyaaahhhhh kontolmu Klissss..... NGENTOOOOTTT.... Ooooogggghhhh
.. Jerit Citra keras dengan badan yang mulai bergetar.
CRET CREET CREEET....
Sejenak, Citra berdiam diri. Nafasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya kelojotan tanpa henti. Sepertinya orgasmenya terlalu hebat bagi dirinya.
"Memek mbak.... Bener-bener... Ngilu.... Klis.... " Kata Citra dengan nafas putus-putus, "Lutut mbak... Udah nggak kuat lagi... Buat berdiri...."
"Kita istirahat dulu aja kali ya mbak....?"
"Sssshhh....Tapi kamu khan... Belum keluar Klis...."
"Nggak apa-apa mbak... Aku mah bisa keluar kapan aja...."
"Yaudah... Kita istirahat bentaran ya.... " Kata Citra sambil melirik Seto yang sudah mendengkur karena kelelahan di sudut kasur, "Tapi Klis... Kamu masih kuat khan....?"
"Masih mbak...."
" Kamu masih mau khan ngentotin mbak sampai pagi....? Hihihi...."
"Gila... Wanita hamil ini memang tak pernah ada matinya...." Kata Muklis dalam hati.
Semalam suntuk Citra dan Muklis mengaruhi lautan kenikmatan. Berulang kali Muklis diminta Citra untuk menyetubuhi lubang kenikmatannya secara bergantian, anus, vagina, anus vagina, anus, vagina.
dan sudah tak terhitung, sudah berapa puluh kali Citra Agustina ini mendapatkan orgasmenya dari Muklis.
Hingga akhirnya, CROT CREET Crocot Crecet.
Penis muklis berejakulasi tanpa mengeluarkan sperma sama sekali. Yang ada hanya kedut kenikmatan tanpa henti akibat remasan vagina Citra ketika ia orgasme.
"Ampun mbaak.... Aku sudah nggak kuat lagi...." Keluh Muklis.
"Looohh... Tapi kok ini kontolmu masih berasa keras gini Klis....."
"Aaampuuunnnn.... Aku juga nggak ngerti mbak kenapa nih kontolku masih tegang aja...."
"Hihihi... Iya iya.... Kita udahan aja ya Klisss..." Kata Citra sambil mengecup salah satu tangan Muklis yang sedang tak meremasi payudaranya, "Mbak sayang kamu Klis... Cup Cup Cuppp..."
Kedua insan yang masih bersaudara itupun akhirnya tumbang karena kelelahan. Dengan masih terus memeluk tubuh hamil Citra dari belakang, Muklis membiarkan penisnya mengecil didalam vagina Citra.
"Benar malam yang melelahkan... " Kata Muklis sambil terus mengecupi pundak kakak iparnya. "Makasih ya mbak..."
"Hihihi.... Harusnya mbak Kali Klis yang bilang makasih sama kamu...."
"Eh mbak... Kira-kira...Mas Marwan tahu nggak ya kalo mbak ternyata sebinal ini...?"
"Hihihi... Kayaknya enggak deh...Emang kenapa Klis...?"
"Mbak liar banget... Mirip pemain bokep yang ada di film-film porno....."
"Aaaaaahhh kaaamuuuu..."
"Beneran mbak... Apalagi ketika mbak mengajak untuk maen anal... Sumpah... Aku sampe terkaget-kaget..."
"Hihihi... Iya ya...?"
"Iya mbak.... Aku aja nggak ngira mbak... Kalo wanita yang aku impikan selama ini... Ternyata sama dengan apa yang sering aku bayangin....."
"Emang kamu mbayangin apaan....? Waaaah... Jangan-jangan kamu sering ya mbayangin bo'ol mbak...? Atau malah.... Kamu sering ya ngarep buat maen anal ama istri masmu ini....? "
"Hehehe.... "
"Woalaaaahhh..... Kliiis Klisssss.... Dasar otak mesuuummmm.... Hihihihi....."
TIIT TIIIT... TIIT TIIIT... TIIT TIIIT... TIIT TIIIT...
Suara handphone Seto terdengar begitu nyaring hingga membangunkan mereka bertiga. Dan tak terasa, hari ternyata sudah menjelang siang.
"Haaalooo....?" Suara Seto menyapa penelepon dengan malasnya, "Ada apa ya mah....?"
Terdengar suara sewot Anissa yang sedang marah-marah kepada Seto, suaminya.
"Iyaaaa.....Aku ini masih dikantor mah... Tadi malam khan aku udah pamit ama kamu..." Kata Seto.
"Iyaaa.. Beneran aku udah pamit mamah sayaaaang... Tapi kayanya aku nggak kamu gubris.... Wong pas aku pamit kamu sedang peluk-pelukan ama Lik Leman.... " Jelas Seto dengan wajah bete, "Mana seru pula.... sampe cium-ciuman segala.... Khan aku cemburu mah...."
"Haaa...? Kenapa mah....? Mbak Citra teriak-teriak....? Masa sih dia selingkuh ....? Khan suaminya sedang keluar kota...."
"Enggak kok... Aku nggak dirumah mbak Citra... Kamu salah denger kali... ?" Tambah Seto sambil meremasi payudara Citra yang mulai menegang, " Mana mungkin aku selingkuh ama dia mah....." Tawa Seto terkekeh-kekeh sambil menutup mulutnya, "Mana mungkin mbak Citra mau sama kontol aku mah...."
"Iya deh... Iya iya... Kamu pergi aja ama Lik kesayanganmu itu... Nanti mas pulang bawa makanan deh..."
"Iya maaah.... Sayang jugaaa...."
KLIK
"Mbak..." Panggil Seto sambil menggoyang-goyangkan payudara besar Citra.
"Hmmmm...." Jawab Citra sambil mencoba mengumpulkan semua kesadarannya.
"Aku pulang duluan ya mbak... Mumpung si Anissa sedang keluar ama pamannya...."
"Eeeh... Beneran kamu mau pulang Set....?" Tanya Citra dengan nada mengantuk, "Bukannya kalo bini kamu pergi... Kita jadi makin gampang seneng-senengnya.....?"
"Hehehe... Ntar lagi aja deh mbak....Aku bener-bener harus pulang dulu...."
Tanpa mengenakan pakaiannya secara lengkap, Seto segera berlari kebelakang rumah. Karena rumah kontrakan Seto dan Citra memiliki pintu koneksi di halaman belakang, Seto dapat dengan mudah berpindah rumah tanpa harus diketahui oleh tetangga sekitarnya.
Hingga akhirnya, kedua kakak beradik itu kembali ditinggalkan Seto dalam sunyi.
"Makasih ya Klis... Kamu Sudah mbantuin mbak...." Kata Citra membuka percakapan.
"Iya mbak..... Aku juga makasih mbak... Mbak sudah mau ngajarin hal yang sama sekali baru bagiku...."
"Hihihi... Iya Klis... Sama-sama.... " Jawab Citra, "Eh Klis....Mandi yuk Klis.... Badan mbak lengket banget ini abis kena pejuh-pejuh kalian berdua...."
"Be... Beneran boleh mbak...?"
"Hihihi...Iya beneran... Mbak kali ini ajak kamu mandi..."
"Hehehe..... Kirain mbak mau ngerjain aku lagi...."
"Hahahaha... Buat apaan Klis...? Khan kamu udah ngerasain tubuh mbak.... Jadi buat apa mbak ngerjain kamu lagi....?"
"Hehehe.... Bener juga ya.... sekal lagi makasih ya mbak...."
"Iyeee baweeeeellll..... Udah-udah yuk kita mandi... Udah makin siang ini..."
"Tapi... Kalo misal ntar pas kita mandi tiba-tiba aku pengen..... Aku boleh minta lagi nggak mbak...?"
"Minta apaan Klis...?"
"Nggg....Minta.... Ngggg... Anu... Minta ngentotin memek mbak..." Ucap Muklis lirih.
"Hheeeeaaaalah... Yaudah yuk... Dikamar mandi aja yaaa... Ama skalian kita mandi bareng... Hihihi...."
"Beneran mbak....?
"Iyeeeee....Yuk ah...."
"Sodok bo'ol juga....?"
"Iiiiiiiyyyeeeeee.... Adik iparku yang paling mesum seeduuuniiiiiaaa.... Mulai saat ini... Kamu bisa deh puas-puasin buat nikmatin tubuh istri masmu iniii..... Dasar otak mesum.... Hihihi...."
Tak lama, kedua insan yang masih punya hubungan saudara inipun kembali meraih kenikmatan-kenikmatan birahinya. Sambil saling menyabuni tubuh lawan mainnya, mereka berdua kembali menyempatkan bermain beberapa ronde di bawah guyuran segarnya air.
Sambil terus tersenyum, Citra merasa, keceriaannya yang telah lama hilang seakan kembali lagi.