Sambungan Dari Kisah Citra part 12 | Permainan di Kolam Nikmat
"Buseeettt Diiiikkk.... Memek gundul Neng ini rasanya sempit beeneeer... " Jerit Kirun ketika mencoba menjebol pertahanan vagina Citra, "Mirip memek perawan... Kontolku jadi susah nembusin memeknya cuiiiyy..."
"Alaaaahhh... Tipu-tipu kamu Run... Memek lonte mah mana ada yang sempit..." Ledek Diki, "Apalagi sampe ada yang mirip memek perawan..."
"Seriusss... Ini liat, kontolku sampe bengkok-bengkok gini nembusinnya.... Sempit abis..." Tambah Kirun lagi. "Memek lonte kelas super ini... Hahahaha..."
"Lonte...Lonte....Ngawur haja aja nyebhut horang seenaknya..." Protes Citra dengan mulut terisi penis Diki. "Aku bukan Lonte...!"
"Iyadeh... Pelacur... Hahahaha... Udaaah udah..... Diem aja kamu Lonte.... Isep aja terus kontolku...." Tambah Diki.
"Iya Neng... Nungging aja yang bener... Biar kontolku bisa ngentotin memekmu... !" Ucap Kirun tak mau kalah.
Merasa agak kesulitan memasukkan penis gemuknya, lelaki berusia 28 tahun itu tiba-tiba mencabut lepas kepala penisnya dan membungkukkan badan, lalu dengan lahap, ia mulai menjilati vagina Citra.
"Memekmu wangi banget Neng... Ada tahi lalatnya pula...." Kata Kirun sambil menciumi vagina Citra. Sesekali ia mengorek-korek lubang birahi Citra dan menjilati kelentitnya. "Pantes nafsunya Neng Lonte cantik ini gedhe banget yak..."
"Ouuuhhh... Sssss... Pelan-pelan mas...." Desah Citra.
"Sttt sttt... Ngapain Run..?" Tanya Projo yang melihat temannya mempermainkan vagina Citra.
"Memeknya Neng ini.... Sluuuppp... Kesempitan Jo... Sluurp... Jadi perlu dijilatin dulu biar kontolku gampang masuknya... Ssluurp... Sluurp... Juuhhh...."
"Lhaaahh...? Khan masih ada pejuhku disitu... Masa masih sempit juga....Harusnya khan udah licin....?"
"Eeeh iya yaaa...? Kampreeet pantesan rasanya agak asin... Puih... Puih...." Celetuk Kirun sambil membersihkan mulutnya dari sperma Projo.
"Hahaha... Gimana rasa pejuh Projo Run...? Pasti enak ya...?"
"Enak gundulmu.... Aku lupa kalo si Munyuk ini baru aja ngecrot di memek Neng ini... Puh Puh... Juih..."
"Uuuhh... Kok Brenti mas...? Ayo isep lagi memekku maaasss...." Pinta Citra sambil menggoyang-goyangkan pantat bulatnya yang semok.
"Hmmm.... Pengen dijilati lagi neng...? " Tanya Kirun.
"Hiyak Mas... Lidahmu enak bener... Khan biar kontolmu bisa cepet-cepet ngentotin memek aku..."
"Tapi khan masih ada pejuh si Projo Neng..."
"Udaah.. Anggep aja bonus Mas... Hihihi... Ayo Mas... Isep lagi... Isep yang kenceng..."
"Ahh peduli amat... Masa bodolah Jo... Yang penting aku pengen makan memek gundul milik Lonte ini....." Kata Kirun singkat.
"Hahahaha.... Yasudah... Isep aja pejuhku sekenyang-kenyangmu Run...Lanjutken ajalah... Aku mau istirahat dulu...." kata Projo sambil terus mengurut-urut penisnya., mencoba untuk cepat-cepat mengembalikan stamina tubuhnya. "Dasar lelaki pecinta memek... Hahahaha..."
"Emang rasa memeknya gimana Run...? Enak banget ya...?" Tanya Diki yang sedari tadi juga penasaran dengan apa yang Kirun lakukan dibelakang sana.
"Hmmmm.... Memeknya enak Dik.... Gurih banget loh.... Hhmmmmmm... Sssluurrpp !" Jawab Kirun.
"Masa sih... Gantian donk...Aku juga pengen nyoba nyicipin...." Kata Diki lagi.
"Ntar aja aahh... Aku lagi nanggung.." Tolak Kirun
"Uuhh sssshhhh.. Enak maaasss..... " Ucap Citra sambil terus mendesah, "Teruuus Maass..."
Rupanya wanita cantik itu tak tahan juga untuk tidak mendesah ketika lidah Kirun menyapu bibir vaginanya. Terlebih ketika jari-jemari Kirunn yang terkadang ikut keluar masuk di lubang anus Citra. Membuat lubang pantatnya otomatis mengejan-kejan keenakan.
"Seksi banget memek ama bo'olmu Neng..." Kata Kirun sambil melumat bagian selangkangan Citra dengan penuh nafsu. Tak jarang, jemari Kirun menyibak pantat Citra lebar-lebar dan menusuk-tusuk lubang anus wanita cantik itu dengan lidahnya.
"Sssshhhh..... Bo'olku jadi gatel mas... Terus sodok Mas.... Sodok dan isep terus Maaas... Jilaaattt... Teruuusss... " Kata Citra yang tak henti-hentinya menengok kebelakang.
"Neng... Neng.... Jangan nengok-nengok mulu donk... Kontolku juga perlu pelampiasan mulutmu niihh..." Protes Diki.
"Eehh.. Ehh... Iya mas maaf... Abisan isepan mas itu enak banget sih.... Hihihi..." Elak Citra, "Sluuurrrpp... Nyap nyap... Cuuupppp...." Sedot Citra sambil mengenyot kepala penis Diki kuat-kuat. Membuat lelaki 30 tahun itu menggelijang keenakan.
"Huuuohhh.... Pelan-pelan Neeeng Lonteee... Jangan keras-keras gitu juga kali Neng ngenyotnya... Bisa cepet moncrot aku kalo dikenyot kaya gitu.... "
"Hahaha... Enak Diiik....?" Celoteh Kirun melihat temannya sampai membungkuk-bungkuk menahan nikmatnya nafsu.
"Huo'ohh nih... Nikmatnya sampai ke ubun-ubun Run..... Kenyotannya mirip vacum cleaner... Kenceng bangeeett... Oooouuuhh.... " Erang diki sambil mengelusi kepala dan rambut panjang citra, " Isep terus kontolku yang kenceng Neng... Ehhmmm... Enaaaakkk..".
"Neng... Aku memeknya aku sodok sekarang yaaaa... " Pinta Kirun sambil mengusap-usap kepala penisnya yang gemuk ke vagina Citra. "Uuuu..... Uuuuuuhhh...."
Tak menjawab, Citra hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju, sambil segera meninggikan posisi pantatnya.
SLEEEPPP
"Hoouuhh... Maass... Nikmaat...." Seru Citra ketika kepala penis Kirun menyeruak masuk kedalam liang senggamanya.
""Gimana rasanya mengenyot kontol gemukku Neng..?" Tanya Kirun.
"Hmmmm... Bhiasha haja Mas.... Mhirip kontol-kontol yang laen..." Jawab Citra
"Eh buset... Biasa aja tuh Run katanya... Hahahaha... " Ledek Diki, "Berarti enakan kontol bengkokku ya Neng...? Pasti bisa bikin memekmu jadi gatal-gatal asik... "
"Sluuurp... Puah.... Enggak tau juga sih Mas... Khan kontolmu belum aku pake... Hihihi..." Canda Citra, "Sodok aja terus mas... Sodok yang dalem..." Pinta Citra pada Kirun.
"Eh Neng... Emang kamu udah nyicipin berapa banyak kontol...?" Tanya Diki penasaran.
"Hhhmmmm... Sluuurrrpp... Nylap nylap... Berapa yaaa...? Hmmm..... Kira-kira aja sendiri deh.... Hihihi..."
"Wah wah wah... Rupanya ga salah tebakanku tadi.... Kamu memang Lonte kelas kakap ya Neng... Istri yang nakal... Hakhakhak... " Kata pak usep yang tau-tau sudah berada disamping citra. "Jadi nggak sabar pengen cepet-cepet ngawinin kamu Neng... Hakhakhakhak...." Tambah Pak Usep lagi sambil meremasi payudara Citra yang bergoyang-goyang seiring sodokan penis Kirun ke vagina Citra.
"Hehehe....Si Bos mau maen keroyokan ya...? Sini'in kontolnya Bos.... Sekalian aja gabung...." Ajak Diki kepada Pak Usep, "Biar dikocokin Neng Citra..."
"Hakhakhak... Kalo dikocokin doang mah.. Nggak level.... "
"Hehehe... Apa si Bos mau make memek neng ini duluan...? Enak banget loh Boosss..." Tanya Kirun mempersilakan.
Sambil mengusap-usap janggutnya, tiba-tiba Pak Usep menyeringai licik. "Nggak apa-apa.... Kalian puas-puasin dulu aja ngentotinnya.....Hakhakhak....Santai saja.... Santaiii..... Yang penting.... Bikin tuh nafsu si Lonte ketagihan ama konyol-kontol kalian.... Hakhakhak.."
"Oke deh Boossss.... " Kata Diki, "Hayuk Run... Kita lanjutin.... Hehehe...."
Buru-buru Kirun langsung mempercepat sodokan penisnya diantara kedua paha Citra sembari meremasi buah pantat nan semok milik wanita cantik itu.
"Wuuoooh Diiikk.... Sempitnyaaaa......" Jerit Kirun sembari mempergencar goyangan pinggulnya.
"Pelan-pelan maaasss..." Erang Citra sambil menahan rasa pedih pada vaginanya.
"Tahan bentar Neeeeng... Ini lagi enak-enaknya...." Kata lelaki gemuk itu sambil berulang kali mendorong dan mencabut kepala penisnya. Berusaha membenamkan penis gemuknya secepat mungkin.
Dengan kecepatan tinggi Kirun terus menghentakkan pinggulnya keras-keras, menghujamkan penis gemuknya sampai mentok, menabrak vagina Citra dalam-dalam.
PLOK
"Aaarrrhhh..." Jerit Citra spontan sambil mencoba merapatkan pahanya.
"Wuuuiiidddiiihhh Diiikk.... Enak baaaangeetttt Cuuiiiyyyy... " Kata Kirun girang.
"Uhhh... Uuuhhh.... Uhh... Uhh... Uhh..." Erang Citra sambil berusaha mengimbangi gerakan tubuh Kirun.
"Enak nggak Nengg...?" Tanya kirun yang terus-terusan memompa vagina Citra dengan kecepatan tinggi.
"Ho'oh mas... Enaaak bangeeett.... Memek aku sekarang berasa penuh..."
"Hehehehe... Rasain nih Neeng.... Rasain..."
"Terus masss.. Sodok memekku yang keras masss... Sodok yang keraaas.."
"Begini Neeeng...? Beginiiii....?"
" Uhh... Uhh... Uhh... Terus maaaass... Kurang kerassss... Kerasin laggiiiii...... Oooouuuuggghh...."
"Ngentot.... Memek Lontemu bener-bener ngempoooot Neeeeng...." Puji Kirun sambil terus-terusan menghajar vagina Citra dengan penis gemuknya. Sodokan demi sodokan ia lakukan dengan brutal, hingga keringat tubuhnya mengucur dengan deras.
"Uhh... Uhh... Uhh... Enak ya maaasss....? Uhh... Uhh..."
"Ngeeeentoooooottttt..... Enak baaaangeeeettt...."
Namun, rupanya penis Kirun tak sehebat nafsu birahinya. Karena beberapa saat kemudian, tubuh lelaki tambun itu mulai gemetar dan kelojotan.
"Aku mau keluar Neng..." Jerit Kirun tiba-tiba
"Cepe amat Masss... Tunggu aku dooong.."
"Aku nggak kuat lagi Neng... Memekmu terlalu enak... Ayo jawab Neng... Keluarin dimana....?"
"Uuuhh... Ooohh... Ohh... Jangan keluar dulu dong Mass... Ayo sodok-sodok lagi... Yang keras Mass... Yang keeraaasss... " Racau Citra keenakan.
"Huuuoooohhhh.... Lonte baweeelll... Ngentoooootttt.... Rasain nih... Semprotan pejuhku Neeeenggg..."
CROT CROOOT COOCOOOTTT...
Jutaan benih hangat Kirun langsung menyerbu masuk kedalam rahim Citra. Saking banyaknya, benih-benih itu sampai tak tertampung didalam liang rahim Citra. Keluar bersama sodokan penis gemuk Kirun ke vagina Citra, dan mengucur membasahi paha putih mulusnya.
Sekali lagi, wanita cantik itu ditinggal orgasme oleh pasangannya.
"Looh... Looh... Looohh... Kok udah keluar sih Mas... Ayo... Entotin memek aku lagi..." Pinta Citra dengan kecewa. Rupanya, rasa kentang karena berkali-kali ditinggal orgasme membuat wanita cantik ini tak mampu mengendalikan emosinya. "Aaarrghhh... Ngentot kamu mas... Ayo sodok memek aku lagi Maaass...Ayooo..."
"Hhhh... Hhhh... Iya-iya sek tho yaa.... Bentaran Nengg... Capek bener pinggangku.... Istirahat bentaran yaaa.... Hhhh... Hhhh...." Rintih Kirun sambi mengatur nafas.
"Yaaah... Kok malah istirahat sih... Aku khan belum keluar dari tadi... Sedih amat nasibku Mas... Dari tadi ditinggal nanggung mulu...."
"Sini-sini Run... Aku gantiin...." Kata Projo tiba-tiba, menggeser tubuh tamun Kirun, dan langsung melesakkan penis besarnya kedalam vagina Citra.
SLEEEPP
"Yah Jo.. Giliran aku dooong..." Protes Diki
"Hehehe... Kamu kelamaan Dik.... Memek seperti ini mah siapa cepet, dia yang dapet. Hahaha... "
"Khan aku juga pengen.."
"Hehehe... Bentar yaaa... Uhh... Uhh... Uhh..." Kata Projo yang segera memaju goyangan pinggulnya cepat-cepat.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
"Ssstt.... Udah-udah... Jangan berebut.. Ntar pasti kebagian jatah satu-satu... Hihihi...." Canda Citra sambil terus menerima sodokan kasar Projo, "Yaudah buruan Masss.. Aku udah nggak tahan nih... Ayo buruan entotin lagi..." Pinta Citra manja.
"Uhh... Uhh... Uhh... Heran deh Neng... Padahal memekmu khan udah disembur banyak pejuh yak...? Kok masih terasa seret aja sih...?" Tanya Projo
"Hehehe... Maklum mas... Memek kalo jarang digaruk ya gini, Orisinil... Hihihi...." Jawab Citra sekenanya.
"Uhh... Uhh... Beruntung banget ya suamimu... Pasti tiap hari minta jatah mulu... "
"Sssstt.... Jangan ngomongin orang ah... Ga baek... Khan kamu juga sekarang jadi seperti suamiku Mas... Lagi dapet jatah ngobok-obok memek aku.. Hihihi... "
"Wuuooohhh.... Omonganmu Neeeng.... Nakal banget... Naaakaaallll.... Uhh... Uhh... Uhh..." Kata Projo sembari meremas-remas pantat putih Citra dan menggerak-gerakkan pinggulnya lebih keras lagi. Maju mundur, maju mundur, maju mundur. Makin lama makin cepat.
"Ssh... Aahh... Ahhh... Ahhh... Naaahh... Gitu donk Mas... Shhhh..... Ayo Mas... sodok yang kenceng... Ayo puasin aku lagi Mas... Puasin aku lagiii...... Ahhh... Ahhh... "
"Hehehe.... Pastinya Neng... Pasti bakal aku buat kamu puaas.... Hehehe...."
PLOK PLOK PLOK PLOK.
PLOK PLOK PLOK PLOK
"Iyahhh.. Iyaah... Gitu mas... Terus... Teruuusss..." Kata Citra kesetanan. Sepertinya gelombang orgasmenya akan segera datang. "Ooooohhh... Enak beneeer mass... Enaaakk... Oh oh... Ngentoott..,"
Namun, ditengah pendakian birahinya, lagi-lagi Citra harus menelan pahitnya rasa keewa. Karena, tak menunggu waktu lama, tubuh Projo kembali bergetar hebat. Otot-otonya menegang, dan mulai mengejan-ejan keenakan.
"Huuuooohhhh... Neeeeennngg...Aku mau keluar laagiiii.... " Teriak Projo lantang.
"Bentar Mas... Sodok dikit lagiii.... Aku juga mau keluar... "
"Aku nggak bisa nahan lagi Neeng... Aku keluaar.... Ooohh... "
CROOT CROOCOOOT CROOTTT
Semprot penis Projo tanpa henti, kembali memenuhi rahim wanita cantik yang ada didepannya.
"Ayo goyang bentar Maaass... Aku juga maaau keluaaarr... Oooohh...." Sahut Citra sambil terus menggoyangkan pinggul semoknya. "Ayo sodok dikit lagi masss.. Ayooo...."
" Hhhh... Hhhh... Udah Mbak.... Remek badanku.... Aku nggak kuat lagi... Remek..." Tolak Projo sambil mengambrukkan dirinya, menimpa tubuh langsing Citra.
"Yaelah Maaasss.... Masa aku nggak pernah dikasih enak sih... Dikasih tanggung mulu..." Omel Citra.
"Habisan.... Salah sendiri punya memek legit..." Kata Projo santai sambil menarik lepas penisnya yang mulai masih menyemburkan sperma.
PLOP...
"Oouuuggghhtt... Kampret kamu Mas... Maunya enak sendiri,..." Ledek Citra.
"Hehehe... Emang enak banget Neeengg... Memekmu enak banget.... Hehehehe..." Tambah lelaki kerempeng itu sambil buru-buru beranjak kedepan, ketempat Diki berada.
"Minggir Dik... Ayo gantian..." Kata Projo yang langsung merebut wajah Citra dari sodokan penis Diki, lalu menjejalkan penisnya dalam-dalam kemulut saudara Prawoto itu.
"Neng Lonte yang cantiknya seperti bidadariiii... Tolong dong bersihin kontolku.... Hehehe..." Kata Projo sambil mengurut-urut batang kebanggaannya. "Ini aku mau keluar lagi.... Hehehe..."
CROT CROOOT.
Lagi-lagi, semburan sperma keluar dari lubang penis Projo. Walau tak sebanyak sebelumnya, namun tetap saja penis lelaki kerempeng itu cukup memberikan noda pada wajah dan leher Citra.
"Hehehehe... Puuuaaasss...." Kekeh Projo keenakan.
"Hebat juga kontol lelaki krempeng ini... Masih bisa moncrotin pejuh..." Puji Citra sambil menyelomoti penis besar Projo. "Uhuk..uhukkk... Uhukk.... Juih.... Juuuih.... Moncrot mulu Mas.... Ga pernah ngasih enak... Uhuk...Uhuk..."
"Hehehe... Yah... Namanya juga khilaf Neng... Jadinya ya gini... Monrot mulu... hehehe..." Elak Projo.
"Kenapa kamu Jo.... Kaya kesetanan gitu...?"
"Aku nggak bisa nahan Diik.... Memek Neng ini wueeenak bangeeet... " Puji Projo sambil mengelus rambut Citra. "Tolong sekalian isepin telornya ya Neng.... Hehehehe.... "
Mendengar pujian Projo, segera saja Citra langsung menyedot kuat-kuat penis yang masih terus menyemburkan isinya itu tanpa memikirkan rasa jijik.
"Hahahaha..... Projo payah.... Gitu aja udah moncrot...." Ledek Diki.
"Gapapa... Yang penting aku udah bisa ngecrotin nih memek dua kali... hahaha... "Balas Projo, "Habisan nih memeknya enak banget Nyet.... Ga tahan..."
"Hakhakhak.... Dasar lelaki-lelaki editansil... Pada kurang pengalaman.... Hakhakhak..." Ejek Pak Usep, "Masa sama Lonte kaya gitu aja udah moncrot Jo...? Hakhakhak."
"Sumpah Bosss.... Memek yang ini bener-bener beda.... Kaya mijit-mijit gitu..."
"Hakhakhak.... Memek mah dimana-mana sama.... Apalagi memek Lonte seperti dia... palingan 15 menit juga dia udah bakal aku buat kelojotan keenakan.... Hakhakhak..."
" Masa sih paaaak...? Yakiiinn bisa bikin aku kelojotan...? " Tanya Citra sambil terus menyelomoti penis Projo yang sudah melemas..."
"Hakhakhak... Kamu nggak percaya Neng...?"
"Hhmmm.... Hihihi... Sepertinya sssiiihhh.... Engak percaya sama sekali..."
"Yaudah... Gini aja Neng... Gimana kalo kita taruhan..."
"Taruhan...? Sluurrp.... Nyap... Nyap..."
"Iya... Kita taruhan..... Kalau misalnya Neng bisa terpuaskan dalam waktu kurang dari 15 menit, aku kasih Neng... Semua uang yang ada didalam tasku..."
"Apa Boss...? Si Bos seriiuuus...?" Tanya Projo tiba-tiba dengan wajah kaget ketika mendengar ucapan Pak Usep. "Iii..itu khan ada 40 juta lebih Boss..."
"Hakhakhak... Orang kaya seperti aku mah biasa ngeluarin duit segitu Jo... Hakhakhak...."
"Hmmm... Gitu ya.... Trus kalau aku kalah gimana pak....?" Tanya Citra.
"Ya jelas... Kamu bakalan aku nikahin hari ini juga... Hakhakhak....."
"Empat puluh juta... Duit segitu cukuplah buat memenuhi semua kebutuhan hidupku..." Batin Citra, "Toh dia cuman orang tua... Pasti tak akan mampu bertahan lama melawan keperetan memekku..."
"Gimana Neng...?" Kata Pak Usep yang mulai mengeluarkan gepokan-gepokan uang seratus ribuan dan mengipas-kipaskan didepan mukanya, "Apa kamu bersedia menerima tantanganku...?"
Sejenak, Citra terdiam lagi. Memikirkan segala macam resilo, "Empat puluh juta rupiah... Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan... Kapan lagi bisa mendapat uang sebanyak itu dengan cara yang sangat mudah...? Apalagi melawan lelaki tua rental... Pasti benar-benar mudah... Hihihi...."
Dengan penuh percaya diri, Citra pun menganggukkan kepalanya
"Hakhakhak... Ayo deh kalau gitu.... Buruan balik badan Neng.. Jangan doggy mulu... Bosen..." Kata Pak Usep yang mulai melepas baju dan ikatan celana kolornya, lalu berjalan kedepan wajahnya. " Jangan nangis kalau kalah ya Neng... Hakhakhak...." Ejek Pak Usep sambil menurunkan penutup auratnya itu hingga mata kaki.
"Astaga... " Teriak Citra lirih sambil menutup mulutnya.
Ternyata Citra salah perhitungan, penis Kepala Desa itu ternyata berukuran cukup besar. Walau tak sebesar penis Prawoto, namun sepertinya penis itu cukup kuat untuk mengaduk-aduk vaginanya.
"Kok diem aja Neng...? Ayo buruan dikulum ini kontolku...." Pinta Pak Usep sambil menepuk-tepukkan penis tegangnya ke pipi Citra.
Dengan pandangan heran, Citra lalu menjulurkan tangannya dan meraih penis Pak Usep yang sudah menegang sempurna.
"Ko... Kontolmu kenapa pak...? Kok bentuknya begitu...?" Tanya Citra sambil mengamati sekujur batang penis kepala desa yang terdapat tonjolan- tonjolan sebesar biji jagung.
"Kenapa emangnya...?"
"Serem amat pak.... Banyak bisulnya..."
"Hakhakhak.... Gausah liat bentuknya Neng.. Yang penting sebentar lagi kamu bakal merasakan kenikmatan yang tak pernah kau rasakan seumur hidupmu..."
"Kontolmu...Mirip buah pare Pak..."
"Hakhakhak....Neng Citra Agustina... Kamu pasti jadi istriku Neng....Siap-siaplah kamu menulis surat gugatan cerai buat suamimu...Hakhakhak...."
"Hihihi... Ga baek Pak mimpi jorok di pagi hari seperti ini... Hihihi..."
"Hakhakhak... Kita lihat saja, siapa diantara kita yang sedang bermimpi.... "Kata Pak Usep sambil terus menepuk-tepukkan penisnya di pipi Citra, "Diki... Buruan genjot memek Neng ini...."
"Ehh I... Baek Bos... " Ucap Diki, "Ayo Neng... Naek ke tepi kolam... Tiduran disitu... Buka pahamu lebar-lebar..."
Setelah dirasa siap, segera saja lelaki bertubuh gempal itu membenamkan penisnya kedalam vagina Citra. Dan karena ukuran penis Diki yang tak sebesar Kirun membuat kepala penisnya dapat masuk dengan cukup mudah.
Tusukan demi tusukan nikmat kembali Citra rasakan pada vaginanya. Dan benar seperti apa yang dikata lelaki gempal itu, penis bengkoknya terasa menusuk jauh lebih dalam. Terasa nikmat.
"Udah udah... Ayo buka mulutmu Neng... Jilatin ini aku punya kontol...." Paksa Pak Usep sembari menjejalkan batang bertotolnya ke mulut mungil Citra. Posisi pinggir kolam yang setinggi paha, membuat mulut Citra sejajar dengan penis Pak Usep yang berdiri didalam kolam
"Eeehhmmm... " Erang Citra tanpa mengucapkan kata-kata apapun, yang keluar dari mulut Citra hanyalah desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan wanita cantik itu sangat terangsang.
"Gimana kontolku neng...? Enak....?" Tanya Diki mencoba mencari tahu apakah wanita cantik itu menikmati persetubuhannya atau tidak.
"Ehhh....Henyak...." Kata Citra dengan mulut penuh penis Pak Usep, "Memek haku tak phernah disodok khontol bhengkok sebelumnya Mas.... Kontolmu yang pertama kalinya...."
"Hehehe... Syukurlah kalau Neng suka..." Kata Diki yang segera saja melumat habis puting payudara Citra yang kian mengeras.
"Sodok yang kenceng Mas...Oohhh.. Ohh....ohhhh... Nikmat Mas "
"Memekmu juga nikmat Neng... "
"Hakhakhak... Enak ya Dik...?" Tanya Pak Usep.
"Iya Boss... Bener kata Projo dan Kirun... Memek Neng ini peret abisss... Kontolku berasa dipijit-pijit..."
"Aaaahhhhkk.... Mas terus Mas ....." Erang Citra yang sepertinya sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak keenakan.
"Hakhakhak.... Hebat juga kamu Diki... " Puji pak Usep tiba-tiba, "Hajar terus tuh memek...Biar cepet keluar..." Kata pak Usep sambil terus memilin-pilin puting payudara Citra, membuat wanita itu berulang kali menggeleng-gelengkan kepalanya menahan nikmat.
"Kalo enak... Teriak aja Neng.... Nggak bakal ada yang mengganggu kita kok..." Kata Diki.
"Hakhakhak.... Bener.... Teriak aja kalo kamu suka... Kalau ada aku... Penduduk desa nggak bakal mengganggu kita kok... Istriku sayang.... Hakhakhak...." Kata Pak Usep mesra.
Antara bingung dan malu mengakui kenikmatan yang mulai melanda dirinya, Citra pun melirik kearah Prawoto yang sedari tadi duduk mematung di pinggir kolam tak jauh dari tempat dirinya bersetubuh.
"Kamu malu ama saudaramu Neng...? Dia bakalan ikhlas kok melihat saudaranya dientotin seperti ini... " Kata Pak Usep begitu percaya diri." Iya khan Woto... Kamu suka khan melihat mbakmu aku kontolin....? Hakhakhak...."
Prawoto tak menjawab, ia hanya menunduk malu menatap air kolam yang keruh.
"Hoi Woto....Jawab dooong... " Kata Pak Usep yang tiba-tiba mencipratkan air kearah Prawoto "Kamu suka khan kalo mbakmu aku kontolin...?"
Sekali lagi, tukang sate itu tak menjawab apapun. Ia hanya melirik sekilas lalu kembali melihat kearah pegunungan yang jauh disana.
" Woottoo... Kalo kamu nggak jawab, utang-utangmu bakal aku tambahin loh...."
Merasa tak dapat berbuat apa-apa, Prawoto lalu menarik nafas panjang dan berteriak. "iya Pak... Aku suka...." Jawab Prawoto lantang sambil menatap Pak Usep dengan tatapan bingung.
"Hakhakhak.... Dasar lelaki mandul...." Ejek Pak Usep, "Kamu suka khan melihat saudaramu dientot banyak orang...? Lihat aja kontolmu.... Ngaceng gitu.... Hakhakhak..."
"Eh iya benar... Kontol Bang Woto ngaceng melihatku disetubuhi seperti ini....?" Batin Citra dalam hati.
"Eh Bang Woto... Aku boleh nggak buang pejuh di memek mbakmu..." Kata Diki tiba-tiba, "Sepertinya kontolku nggak kuat lagi nih... Memek mbakmu bener-bener wuuueennnaaaakkk..."
"Serius Dik udah mau moncor...?" Tanya Pak Usep seolah tak percaya.
"Beneran Pak... Lihat aja nih palkon saya.... " Kata Diki yang buru-buru mencabut penisnya dari vagina Citra lalu memperlihatkan kepala penisnya yang sudah memerah dan berkedut-kedut. "Goyangan memek Neng ini bener-bener hebat.."
"Hakhakhak... Dasar kutu kupret.... Begitu aja udah mau moncot...." Tawa Pak Usep,
"Gimana Bang.... ? Mbakmu boleh aku pejuhin ya...?" Tanya Diki lagi.
"Udah udah... Pejuhin aja Dik.... Toh dia nggak bakalan melarang...." Kata Pak Usep santai sambil meneruskan menyetubuhi mulut Citra dalam-dalam.
" Uhh.... Uhh.... Uhh.... Memek enak seperti ini harusnya memang dinikmati banyak orang Neng... Jangan disimpan saja buat suamimu..... Uhh.... Uhh.... Uhh...." Kata Diki yang kemudian menyodok vagina Citra cepat-cepat.
"Ehhmmm... Ehhm... Ohh... Ohhh.. Ooooohhh.. " Erang Citra keenakan.
"Enak khan Sayang...? Dientotin banyak orang seperti ini....? Hakhakhak..."
"Sssshhh.... Uuuoooggghhh.... Hhhh.... HHhmmmm.... " Jawab Citra sambil mendesah-desah keenakan.
"Neng Citraaaa saaayaaanggg....?" Tanya Pak Usep sambil meremas payudaranya keras-keras, membuat wanita cantik itu tiba-tiba berteriak lantang.
"AAAAaaarrrggg.... Sakit paaaakk..."
"Hakhakhak... Makanya.. Jawab dooong..."
"Iya pak.. Iya... Eenak banget kontol-kontol kalian.... Aaku sukaaa.... Aku sukaaaa...."
"Naaah... Gitu khan enak....Hakhakhak...."
"Ngentot kamu Pak.... Ngenttooooottt..." Jerit Citra sambil terus menyelomoti penis Pak Usep sambil sesekali menggoyang pantat bulatnya.
"Hakhakhakkk.... Tinggal bilang enak aja pake malu-malu Sayang.... Hakhakhak..."
"Tua bangka ngentottt.... !" Ucap Citra yang kemudia menyelomoti penis Pak Usep dalam-dalam hingga pangkalnya."
"Wuuuuoooohhh.... Lonte sepertimu pasti bakal jadi Istri yang enak buatku sayang.... Bakal nggak aku bolehin keluar rumah..... "
"Sluuurrrppp.... Hmmm... Trus bolehnya diapain Pak...?" Tanya Diki iseng
"Bolehnya.... Aku entotin terruuusssss... hakhakhak...."
"Wuiiidiiiiihh.... Besok aku boleh minta jatah nggak Bosss...? Hehehe... " Sahut Kirun.
"Aku juga mau Booss..." Pinta Projo tak mau kalah.
"Boooleeeeh.... Atur aja nanti.... Hakhakhak.... "
Mendengar kalimat Pak Usep, Citra mendadak ingat dengan taruhannya barusan. Namun karena gelombang orgasmenya sudah datang mendekat, pikiran Citra menjadi gamang.
"Enak sekali kontol bengkok lelaki satu ini... Garukannya benaaar-benar terasaaaa...." Batin Citra.
"Toh kalo aku orgasme... Tidak masuk hitungan ke taruhannya si Usep cungkring... Khan aku orgasme karena kontol bengkok Diki...Dan lagi... Kalopun sekarang aku orgasme.... Orgasme keduaku nanti pasti akan datang lebih lama.."
Belasan skenario, tersusun serampangan di pikiran Citra. "Yang jelas... Untuk waktu dekat ini aku ingin merasakan kenikmatan bersetubuh dengan lelaki gempal berpenis bengkok ini.... " Pikir Citra lagi sambil mempercepat goyangan pinggulnya.
"Wuih wuihhh Neeeng.. Pelan-pelan aja ngegoyang pantatnya Neng... Aku ga pengen cepet-cepet ngecrot duluan... Hahaha...." Kata Diki kaget.
"Ngenttooottt Mmaassss... Terus entoootin memek aku.... Eeennnnttoooottt Maaaasss.... " Jerit Citra keenakan.
Entah apa yang terjadi dengan Citra, ia terlihat begitu bernafsu untuk mendapatkan orgasmenya. Terlebih suasana pagi itu sudah semakin sepi membuat peri-peri birahi sudah begitu mendominasi pikiran Citra, teriakan demi teriakan kotor mulai terdengar lantang dari mulutnya.
"Woowww... Kasar juga omonganmu Neng....?" Kaget Diki
"Hakhakhak... Kalo Lonte sejati ya memang begitu Dik.... Ga kebayang kalo suamimu tahu kelakuan bejatmu sayang... Pasti dia bakalan syok... Hakhakhakhak..."
"Ohhhmmm... Ohhh.... Ngeeeentttooootttt.... Bhodho hamat.... Bhiahin aja Mas Mahwan tahu.... Yang phenting hekarang aku bisa hapet hennnnaaaakkk..." Erang Citra lagi dengan mulut yang masih penuh penis Pak Usep..
"Mahwan..? Marwan maksud kamu sayang... Itu nama suami kamu ya...? Hakhakhak...." Canda Kepala Desa itu sambil terus terusan menyodok Mulut Citra. "Mas Marwan.. Istrinya aku pinjem dulu yaaa... Mau aku entotin sampai sore... Eh enggak... Mau aku entotin sampai... Selamanya... Hakhakhakhakh..."
" Ohhh... Ohhh... Sssshhh.... Diaaam... Jangan sebut-sebut nama dia disiniii... Ooooohhh..." Teriak Citra hebat. Dengan goyangan pinggul yang henti-hentinya, wanita cantik itu terus-terusan memutar pinggulnya, mengejar gelombang orgasme yang akan segera datang. "Ayo mas... Entot memekku keras-kerassss.... Aku mau keluaaarrr... Aku maaau keluuuarrr... Uhhh.... Uhhh.... " Kata Citra lagi sambil memperkeras cengkraman vaginanya.
"Wih wih wihhh.... Bentaran dikit Neng... Bentaraann... Tahan goyanganmu Neeeng... Aku belum mau keluaaarrr...." Teriak Diki yang tiba-tiba meremas pantat Citra kuat-kuat. Dengan sekuat tenaga, lelaki gempal itu menahan pantat Citra supaya tak bergerak kesana-kemari diatas batang penisnya.
Namun, ternyata lagi-lagi penis ajudan Pak Usep itu tak sekuat omongannya. Karena ditengah-tengah remasan tangannya menahan goyangan pantat Citra, penis bengkoknya menyemburkan semprotan kenikmatannya.
"Aaanjjiiiiiiinnggg..... Aku keluaaar Nneeengg... Aku keluaarrr OOuuuuhh...." Kata Diki yang tiba-tiba menghujamkan pinggulnya keras-keras. Memompa seluruh persediaan benih kejantanannya masuk kedalam rahim istri Marwan itu.
"Tahan bentaraan maaas.... Kita keluar bareng...."
"Udah Neng... Aku nggak kuat lagggiiii....... " Jerit Diki putus asa, "Woto.... Mbakmu aku hamilin yaak.... Aku udah mau ngecrot niiiiiih..."
"Jangan keluar dulu maas... Aku belum mau sampeee..."
" Uhhh.... Uhhh.... Uhhh.... Terima semprotan pejuh suburku Neng.... Biar kamu cepet hamil...."
COOOTTTT CCRRROOOOOOTT CCROOOOOCOOOOTTT....
"Looh Maass.. Jangan keluar dulu Maaass... Aku mau keluar nih... " Pinta Citra yang masih dalam posisi telentang sambil mengangkangkan kedua kakinya keatas, terus-terusan menggoyangkan pantatnya dengan gerakan maju mundur, " Ayo goyang lagi mas.... Kita keluar bareng... Ayo mas.. Aku mau keluar..."
"Hhh.... Hhh.... Hhhh.. Udah Neng... Udah.... Aku udah nggak kuat lagi...." Ucap Diki sambil terus menubrukkan pinggulnya ke tubuh Citra.
"Aaah.. Ngentottt kamu Mas... Ayo dooong... Goyangin lagi kontolmu.. Dikit lagi aku keluar niiihh...." ucap Citra penuh nafsu sambil mulai menggelitik klitorisnya.
"Uhhh..Uhh... Empotanmu memekmu memang luar biasa Neeeng... Uhh...Uhhhh.." Ucap Diki sambil menyemprotkan sisa-sisa sperma yang masih tersisa di penisnya.
"Aaahkk.... Ngentot kamu Mas... Bisanya ngomong doang..."
"Hakhakhak... Dasar kontol-kontol letoy.. " Tawa Pak Usep kegelian, "Diki... Diki... Kasian dikit dong ama sayangku... Masa dia udah mau keluar, kamu tinggal moncrot duluan...
"Sumpah boos... Tadi saya udah nggak kuat lagi..." kata Diki berusaha membela diri.
"Baru juga belum ada 5 menit Dik... Udah moncrot ajah....."
"Iya nih Bosss... Nggak tau kenapa..."
"Hakhakhak....Yaudahlah Dik kalau gitu, sekarang kamu minggir.... Aku mau nggedel-gedel memek Lonte ini... " Kata Pak Usep sambil memposisikan kepala penisnya tepat di liang vagina Citra
SLEEP...
"Uh.. Uh uh... Rasain kontolku Sayang... Uuuuhhhhhh..." Kata Pak Usep semasuknya kepala penis besarnya ke gerbang vagina Citra, langsung melesakkan kuat-kuat hingga mentok sampai ke pangkal, "Ayo kita lanjutkan pendakian birahimu Sayang... Hakhakhak...."
"Aaarrrggghhh.... Ayo Pak... Tusuuuk yang kencen Paaak... Yang kenceng... Anter aku orgasme... Buat aku ngecrit..."
"Hehehe... Pastinya Neng... Orgasme mah nggak usah ditahan-tahan Neng... Nggak baekk...." Kata Pak Usep sambil terus mempercepat goyangan penisnya yang sudah menancap didalam vagina citra. "Toh kalo kamu orgasme, aku bisa jadi suami syahmu... Hakhakhak..."
DEG.
Tiba-tiba Citra tersadar. Apa yang dikatakan Kepala Desa itu ternyata sangat benar. Jika Citra orgasme, maka ia otomatis kalah taruhan. Dan itu artinya, Citra menjadi istri Kepala Desa mesum itu.
"Haaaaah... Aah ahhh... Curaaang...Ya nggak bisa gitu pak... " Omel Citra yang masih terus terombang-ambing karena tusukan tajam penis Pak Usep.
"Loooh... Kenapa enggak Sayang...? Khan kamu orgasme karena tusukan kontol besarku..."
"Enggak Pak... Enggak... Shhhmmm... Aku mau orgasme karena kontol bengkok tadi...."
"Heeehhh.. Lonte... Liat dong... Emang yang sekarang ada di memekmu kontol siapa....?" Protes Kepala Desa itu sambil mencaplok payudara Citra. Membuat wanita semok itu semakin mengelijang keenakan.
"Eeehhmmmm..... Huuuoohh.....Enggak pak.... Nggak masuk itungan kalo gitu caranya.... Ehhhmm..."
"Bodo amat Sayang.... Kalo kalah ya kalah.... Nggak pake syarat ini itu... Hakhakhak...." Tawa Pak Usep penuh kemenangan.
"Memekmu yang sempit ini... Tubuh yang seksi ini... Dan tetekmu yang super besar ini... Sebentar lagi bakal jadi milikku sepenuhnya Sayaaaang... Uh uh huh... Hakhakhak..."
"Curang kamu pak... Curaaang...." Jerit Citra sambil terus-terusan mencoba mendorong tubuh kurus pak Usep dengan tangannya. "Bang Woto... Tolong akuuu..."
"Hakhakhak... Percuma Sayang.... Dia nggak bakalan bisa mbantuin kamu... Sekalinya dia bergerak, aku bakal tambahin utang-utangnya.... Hakhakhak..."
Benar saja. Prawoto tak bergeming, tukang sate itu hanya menatap Citra yang sedang digumuli oleh empat orang lelaki mesum itu dari dekat. Tak mampu melakukan apa-apa.
"Ooohhh... Sshhh... Baaang... Toloooong aku Baang.... Ooouuhh...." Pinta Citra lagi sambil terus-terusan mendesah keenakan, "Tolong Baaang... Aku udah nggak kuat lagi Baaang.... Aku mau keluaar Baang.... Oouugghh...."
"Hakhakhak... Percuma Sayang... Percuma.... Dia ga bakal ngebantuin... Hakhakhak..."
"Sshh... Eehhmmmff.... Baaang... Sini Bang... Tolongin akuuu... Aku nggak mau jadi bini Kades mesum ini Baaang... Uuuhh.. Uhh... Uhh... Aku mau keluar Baang.... Aku mau ngecrooot...."
"Hakhakhak.... Sayang.... Daripada kamu minta tolong ama Banci, mending kamu minta tolong ama Projo, Diki atau Kirun aja deh.... Pasti makin puas.... PLAK..." Saran Pak Usep sambil menampar keras payudara Citra.
"Aaahh... Ngeeentooott... Kamu Paaakk... Ngeenttoooottt.." Jerit Citra sambil mulai menendangi tubuh Pak Usep supaya menjauh dari vagina Citra.
"Oooohhh... Kamu minta dientot ama mereka-mereka juga ya...? Hakhakhak.... Projo... Kirun... Diki.... Ayo bantu aku meganging ini Lonte... " Perintah Pak Usep kepada ajudannya sambil terus menggempur liang kenikmatan Citra, "Kalo mau ngentotin tubuh molek Neng Citra ini juga boleh kok.... "
"Waaaaaah... Siaaaap boooosss...." Teriak mereka bertiga hampir berbarengan. "Bang Woto... Permisi yang Bang... Kami mau ngentotin saudaramu lagi... Hehehehe..."
Segera saja, ketiga ajudan Kepala Desa itu menyerbu ke tubuh Citra. Diki dan Kirun memegangi kaki Citra, dan Projo memegangi kedua tangan Citra dari belakang tubuhnya.
"Ooohhh... Churhang hamu Paaakhh... Churhang ngentoooott..." Kata Citra sambil terus meronta-ronta, berusaha membebaskan diri dari cengkraman lelaki-lelaki mesum itu.
Namun sepertinya segala usaha Citra sia-sia. Sekeras apapun usahanya, ia tetaplah seorang wanita. Wanita lemah yang sedang diperkosa oleh empat orang lelaki. Terlebih, karena desahan dan teriakan Citra, ketiga orang ajudan Pak Usep itu sekarang jadi semakin bernafsu.
"Kalo meronta... Neng jadi keliatan seksi loh.... Hahaha..." Kekeh Projo sambil kembali meremasi payudara besar Citra kuat-kuat.
"Aaarrggghh... Lepasin aku Bangsaaat... Lepasiinn... Ngentoooottt kalian semua...."
"Hehehe... Wuiihh... Woto... Ganas bener Mbakmu satu ini... Beringas.. Hahaha...." Kata Kirun yang kemudian melumat jemari kaki Citra. Membuat wanita cantik yang sedang disetubuhi bosnya semakin menggelijang kegelian.
"Wuuoohh... Bangsaaat kalian... Ngentoooottt.... Ooohh... Shhhh.. Ooouuuhhhh...."
"Hakhakhak.... Puas-puasin deh ngentotnya Sayang...... Sekalian kasih liat ke sodaramu itu gimana binalnya dirimu.." Kata Pak Usep yang semakin mempercepat goyangan pinggulnya.
CLOK CLOK CLOK
Suara persetubuhan Citra dan Pak Usep semakin nyaring. Terdengar begitu jelas.
"Diki... Kirun.. Coba lihat memek ini deh.. Ada tahi lalatnya...." Kata Pak Usep sambil memamerkan tahi lalat kecil berwarna hitam di samping kanan bibir vagina Citra kepada kedua ajudannya yang berada disampingnya. " Artinya... Calon istriku ini bener-bener suka dientotin.. Hakhakhak.."
"Hahaha... Bener Pak.. Lihat aja tuh lendir..." Celetuk Diki.
" Banyak beneeerrr.... Hahahaha..." Sahut Kirun.
"Hoo'ohhh....Benar-benar legit..." Kata Pak Usep lagi sambil terus menggenjot penisnya. Walau sudah disetubuhi oleh tiga orang pria, tetap saja vagina Citra terasa begitu sempit. Bibir vagina itu berulang kali tertarik keluar dan terdorong masuk seiring cabutan dan tusukan penis bertotol Pak Usep.
"Ngeeentooottt.... Lepasin aku Paaakk.. Kamu curaaaannngg.. Oooh... Ohh.. Ohh.." Erang Citra yang tak henti-hentinya meronta.
"Bang Wotoo...Aku mau keluar Baaaang..." Jerit Citra sekencang-kencangnya. Tak peduli jika mereka sedang berada di tempat umum. "Aku mau keluar Baaang.."
"Hakhakhak... Keluar aja Sayang... Keluar yaaang banyaaaakk... Kita keluar bareng yaaaa....." Kata Pak Usep yang mendengar kalimat Citra, segera saja menggenjot penisnya jauh lebih cepat dari sebelumnya, "Bakal aku puasin nafsu birahimu Sayaaang.... Uhh... Uhh... Uhh..."
CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK
Suara persetubuhan Citra dan Pak Usep terdengar keras. Sekeras sodokan penis pak usep menggaruk-garuk vagina Citra.
CLOK CLOK CLOK CLOK
"Enak khan Sayang kontol pareku...? Tonjolannya pasti membuatmu mabuk birahi...."
"Eemmpppfff...." Tak menjawab, Citra hanya meronta sejadi-jadinya. "Ngeeentoott... Ampuun Paaak... Ampuunn... Baang Wotooo... Aku mau keluar Baang...."
"Hakhakhak... Wong enak gini kok minta ampunn...?" Ledek Pak Usep, "Keluar bareng yuk Sayang... Aku udah mau dapet juga nih.."
Namun, karena saking bernafsunya Pak Usep menggedel vagina sempit sodara Prawoto itu, tiba-tiba penis bertotolnya terlepas dari jepitan liang senggama Citra. Menjelepat keatas.
"Uppss.. Lepas..." Kata Pak Usep singkat sambil buru-buru menusukkan kembali penisnya ke vagina Citra. "Maklum Sayang... Aku bernafsu sekali... Hakhakhak.... Uhhhhhhh...." Sambung Pak Usep sambil mendorong tubuh kurusnya maju, melesakkan penis gemuknya kuat-kuat.
"AAAAAAARRRRRRRGGGGGGHHHHHHHHH......"
Tiba-tiba, Citra berteriak keras-keras. Saking kerasnya, tubuh jelita wanita cantik itu sampai mengejang keras. Matanya melotot, dan mulutnya menganga lebar.
"Bangsaaat.....Saaaakittttt baangeeeettt Paaaak... Saaaakiiitttt...." Kata Citra sambil menitikkan air mata.
Rupanya, sewaktu Pak Usep kembali melesakkan penisnya ke tubuh Citra, ia memasuki lubang yang salah. Penis Pak Usep masuk kelubang anus Citra.
"Cabut Paaak... Cabuuuttt..." Jerit Citra sejadi-jadinya.
"Wuuuoohhh.... Salah lobang kali boosss..." Tanya Projo yang terus terusan meremasi payudara besar Citra.
"HUUUOOOOOKKKK.... Pelan-pelaaan bangsaaaaattt..."
"Wuuih wuiiih... Binal bener nih cewe Booos..."
"Hakhakhak.. Pantesan rasanya kok beda... Aku pikir memek nih cewe terasa jauh lebih menggigit... Eh ternyata kontolku masuk ke lubang bo'olnya....Hakhakhak...." Kekeh Pak Usep sambil mulai menggoyang penis besarnya. "Tapi... Jujur Jo.... Rasanya jauh lebih wueenaaaaak looohhh..... Hakhakhak..."
CLEPEK CLPEK CLPEEK
"Ampun Paaak... Ampuuun.... Sakit bangeeet..." Erang Citra sambil terus meronta.
"Wuuoohh.. Sakit apanya Sayang.... Wong ini enak kok.. Enak banget malah... hakhakhak.."
Walau semalam tadi Citra baru merasakan nikmatnya senggama anal bersama Prawoto, entah kenapa kali ini ia sangat tak menyukainya. Alih-alih bisa mendapatkan orgasmenya, wanita cantik itu malah merasakan jijik yang amat sangat. Dan segera saja, gelombang orgasmenya berangsur-angsur hilang.
"Kok rasanya beda ya..?" Pikir Citra. "Walau kontol Pak Kades ini lebih geli, tapi rasanya aneh..."
"Kok diem aja Sayang...? " Tanya Pak Usep tiba-tiba. "Masih sakit apa udah enakan...?"
"Emmmppp.... Eeeehheeeeeehhmmm...." Jawab Citra sambil menggigit bibir bawahnya. Rahangnya mengeras dan alisnya bertautan.
"Neng...? Kamu kenapa...? Badanmu sampe gemeteran gini neng...?" Tanya Diki. "Kamu kesakitan atau keenakan...?"
"Hehehe... Jangan-jangan... Kamu udah ngecrit yak Neng...?" Tebak Projo penuh percaya diri. "Bilang aja kalo kamu sebenernya menikmati dientot di lubang bo'ol Neng... Hehehe..."
"Eeeehheeeeeehhmmm.... Emmmppp.... " Jawab Citra lagi sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sakiit...."
"Hakhakhak....Tahan bentar ya Neng cantikku Sayang... Bentar lagi juga garukan nikmat kontolku pasti bakal berasa... Uuuuhhhh... Wuuueeenaaaakkk..." Kata Pak Usep dengan mata merem melek menahan nikmat.
"Ngentot kamu Pak... Ngeeentooot..."
"Sumpah... Bo'olmu juga berasa enak Sayang... Ga beda jauh dari kenyotan memekmu.." Puji Pak Usep,
"Emang lubang bo'ol si Neng ini bisa ngempot juga ya Bosss...?" Tanya Projo iseng sambil terus meremasi dan memelintir puting payudara Citra.
"Untungnya sih enggak...Kalo bisa ngempot, bisa-bisa aku moncrot duluan... Hakhakhak...."
Sebuah ide, tiba-tiba muncul di benak Citra. Dengan buru-buru, wanita cantik itu lalu melingkarkan kakinya ke pinggang kerempeng Pak Usep, lalu menguncinya erat-erat. Setelah itu Citra ia kembali menggerakkan otot selangkangannya dengan buas, membuat lubang anusnya menjepit penis Pak Usep kuat-kuat.
"Huuuooohhh... Eh.. eh.. eeehh.... Apa yang kau lakukan....? Kenapa kakimu melingkar gini Sayang...?"
"Aku mau keluaar Paakk... " Erang Citra yang tiba-tiba menggoyangkan pinggulnya kuat-kuat, "Aku maaau keeluuaaarrr.... Bang Wotooo... Maafin aku ya Baang..."
"Hakhakhaak... Serius sayang kamu mau keluar...?" Tanya Pak Usep dengan tampang gembira, "Kalo kamu keluar... Artinya kamu bakal jadi istriku loh..."
"Iyyaaa... Aku mau keluuaar Paaak.... Terus entotin Bo'olku.... Terus Pak... Teruuuss... Wuuoohhh... Ngeentoooott...." Jerit Citra
"Hakhakhakk... Akhirnya kamu menyerah juga Sayang... Okelah kalo begitu... kita keluar bareng yaaa..." Teriak Pak Usep yang turut mempercepat goyangan pinggulnya. Menyodok-nyodok lubang pembuangan Citra sekeras mungkin.
CLEPEK CLPEK CLPEEK
"Iya Pak... Iya... Terus seperti itu paaak... Sodok yang keraaas.... Sodok yang kenceeeng...!" Teriak Citra kesetanan, "Ayo kalian juga... Ayo kesiniin kontol-kontol kalian... Entotin memekku...entotin mulutku... Ayo semua...Sini..."Remas juga tetekku keras-keras... "
"Pesta ini kita Bos.... Hehehe..." Celetuk Projo yang dengan sigap menurunkan tubuuh Citra kebelakang, membuat tubuh wanita cantik itu telentang dihadapan penisnya yang mulai kembali tegang. Lalu tanpa basa-basi, ia mulai mengocok penisnya lagi.
"Aku pejuhin muka kamu ya Neng...?" Tanya Diki dan Kirun yang juga ada didekat kepala Citra.
"Iya Mas... Kita keluar bareng..." Kata Citra kepada ketiga lelaki yang mengerubuti wajahnya. "Kita keluar bareng ya Pak... Pejuhin aku wajahku Mas... Pejuhin juga Bo'olku Pak..."
"Sumpah... Kamu adalah wanita ternakal dan terbinal yang pernah aku temuin Sayang.... Ga bakal aku melepasmu... aku sayang padamu Neng Citra Agustinaa.... Aku sayang padamuuu...." Teriak Pak Usep yang dengan membabi buta menyodok lubang anus Citra tanpa henti.
"Iya paaak... Aku juga suka dientotin olehmu.... "Kata Citra, "Kontol berasa nikmat banget... Enaknya tak terkiraaaaa..... Terus pak.. Terus entot akuuuuu...."
"Aku mau keluar nih sayang..... Aku udah mau sampeee..."
"Aku juga Paaakk Kadesku saaayaaang... Aku juga maaau keluuuaarr...... "
""Hooouuuuuuoooohhhh... Aku keluar Neeeeng.... " Teriak Diki, Kirun dan Projo hampir bersamaan.
"Hiyaahh... hiyaaa.. Hiyaaaahhh.... Kita keluaaar baareeengg.. Bang Wootoooo.... Maafin aku Baaang... Aku keluuaaar Baaaang... Aku keluuuaaar...."
CROT CROOCOOT CROT CROT CROOTT CROOCOOTTT CRROT CROT
Seketika cipratan-cipratan sperma menyembur tubuh Citra. Rambut, wajah, leher, payudara hingga perutnya, Habis terciprat oleh benih-benih hangat milik ketiga ajudan Pak Usep. Begitupun dengan anus Citra yang sekarang penuh terisi oleh benih milik si Kepala Desa.
CROT CROOCOOT CROT CROT CROOTT
Citra Agustina, tubuhmu bergelimang pejuh
"Uhhhh... Uuhhhhhh.... Sayangku.... Istriku.... Aku puaasss...." Bisik Pak Usep yang langsung ambruk menimpa tubuh putih Citra. "Aku benar-benar puuuaasss....." Tambahnya lagi sambil mengecupi manja payudara Citra.
"Kami juga Neng.... Kami semua terpuaskan olehmu..."
"HAHAHAHAHA....." Tiba-tiba Citra tertawa keras.
"Sayang...? Kamu kenapa..?" Tanya Pak Usep keheranan.
" HAHAHAHAHA..... HAHAHAHAHA....." Citra makin keras tertawa. "Kamu kalah pak....Kamu kalah... Hahahahaha...."
"Looh...? Kok bisa....?" Tanya Pak Usep bingung.
"Ya bisa donnng.... Khan aku belum keluar.... Hahahahaha... Tadi itu aku pura-pura aja..."
"Ah nggak mungkin.... Kamu udah keluar Sayang... Wong aku bisa tahu tanda-tanda wanita keluar itu seperti apa... Kamu nggak bisa bohongin aku...."
"Emang tanda-tandanya seperti apa...?"
"Ya gitu... Memeknya berkedut-kedut... " Jelas Pak Usep.
"Seperti ini Pak...?" Tanya Citra sambil memainkan otot kelaminnya, membuat vaginanya berkedut hebat.
"I....Iya..." Jawab Pak Usep.
"Kalo ngedutin seperti ini... Aku mah udah bisa dari kecil kali Pak... Hahahaha...."
"Tapi khan memek kamu ngecrit Sayaang...."
"Hehehe....Itu pejuh ajudan-ajudan kamu Paaak... Liat aja memek aku... Masih kenceng khan...? belum ada tanda-tanda lemes...?"
"KAAAAAMMMPPPPPRREEEEEETTTTTT...."
Seketika, emosi Pak Usep meledak-ledak.
DASAR LONTE LAKNAT.... LONTE TAK TAHU DIRI.... PELACUR MURAHAN.... BERANI-BERANINYA YA KAMU MENIPUKU..
"Habis Bapak maennya curang sih...."
"NGGAK PAKE ALESAN.... YANG JELAS KAMU UDAH MENIPUKU... LONTE SIALAN PEREK JAHANAM... SUNDEL MURAHAN...."
"Hehehe... Sekarang... Mana bayarannya pak.... Aku udah menang khaann..."
"NGGAK BAKALAN AKU MAU BAYAR LONTE SEPERTIMU... TARUHAN KITA TADI BAAATAAALL...."
"Yeee... Nggak bisa gitu dong Pak... Kalo kalah ya kalah... Jadi bapak harus bayar..."
"BERANI-BERANINYA KAMU MINTA UANG DARIKU LONTE LAKNAT... UDAH UNTUNG BISA NGERASAIN KONTOLKU.... TIDAK ADA... TAK ADA UANG SAMA SEKALI..."
"Kontol nggak enak gitu dibanggain Pak... Ga enak sama sekali.." Kata Citra.
"BAAAANGGSSAAAAAATTTT...." Teriak Pak Usep dengan tangan mengepal, "DASAR SUUUNDELL.... LONTTTEEEE BAAAJINGAAANNNN....NNGEEENNNTOOOOTTT....."
Dengan amarah super tinggi, Pak Usep langsung mengarahkan pukulan tangannya kearah wajah Citra.
HAP
"Bayar Pak...." Kata Prawoto sambil menangkap lengan Kepala Desa itu. "Kalo kalah ya kalah..." Tambah tukang sate itu dengan tatapan mata yang sangat dingin. Penuh amarah dan kebencian.
"APA MAUMU WOT.... MAU IKUT CAMPUR...?" Bentak Pak Usep. "DIKI... KIRUN PROJO... HAJAR TUKANG SATE INI... BERI DIA PELAJARAN SUPAYA JANGAN SUKA IKUT URUSAN ORANG LAEN...!" Tambahnya, "BIAR AKU HAJAR INI LONTE... BIAR NGENTOTNYA LEBIH BENER...." Kata Pak Usep yang buru-buru mencabut penisnya dari lubang anus Citra dan melesakkannya dalam-dalam ke vagina Citra.
"Aaaaahhh... Paaaaakkkk.... Pelan-pelan.."
"RASAAAIINN.... RAASAAAAIINN..." Genjot Pak Usep Kasar.
Sementara Pak Usep kembali sibuk memberi pelajaran pada vagina Citra, ketiga ajudannya pun sibuk menghabisi Prawoto.
BUK BAK BUKK DUG BUK....
Baku hantam pun terjadi di kolam pemandian itu. Air bergejolak, bercipratan kesana kemari karena pergulatan keempat orang lelaki itu demi mempertahankan harga dirinya.
BUK BAK BUKK DUG BUK....
Namun, tak seperti apa yang Pak Usep kira, ketiga ajudannya kalah telak menghadapi tukang sate itu. Mungkin karena sudah terlalu lelah menyetubuhi Citra, ketiga ajudan Pak Usep itupun sudah tak bertenaga lagi menghadapi Prawoto.
"Cabut kontol burikmu dari tubuh mbakku Pak..." Teriak Prawoto lantang, "CABUUUTT...."
"Ehh ehhh... Sabar dulu Wot... Sabar...." Kata Pak Usep ketakutan, "Ayo kita obrolin dulu.." Tambah Pak usep sambil mencabut penis bertotolnya dari vagina Citra.
PLOP
"Loohh Paak mau kemanaa...? Bapak mau ninggalin aku...?" Sela Citra yang masih telentang didepan tubuh Pak Usep, "Gimana ini... Masih mau terus ngentotin memek aku nggak....?"
"Bentar Neng... Sepertinya aku masih ada urusan..."
"Ayolah Paakk... ditunda dulu urusannya... Katanya mau muasin aku...? Kok cuman segitu aja sih kemampuannya....? Hihihi...?"
Tak menjawab, Pak Kades itu hanya terdiam sambil mulai mengenakan pakaiannya.
"Eh Pak... Omong-omong... Bapak mau tahu nggak kontol yang besar itu seperti apa...?" Tanya Citra yang pelan-pelan mendekat kearah Prawoto berdiri.
"Seperti apa Neng...?"
"Kontol besar itu... Seperti ini niiiihhh Paaakk...Gedhe... Panjang... Berotot daaan KUAAATT.... Hihihi... " Ucap Citra singkat sambil mempelorot celana kolor tukang sate itu. Dengan jemari lentiknya, wanita cantik itu kemudian mengocok-kocok batang penis Prawoto hingga semakin membesar.
"Masa kontol segedhe ini dikata kecil sih Paakk..." Tanya Citra, "Pak Kades salah dengar kali Paakk..."
Mata Pak Usep melotot. Ia sama sekali tak mengira jika lelaki yang sedari dulu ia hina karena penisnya yang kecil ternyata memiliki ukuran kelamin yang jauh lebih besar daripada miliknya.
"Nggak mungkin... Suwanti bilang sendiri kok... " Kata Pak Usep bingung, "Suwanti bilang kalo kontol suaminya itu kecil... Impoten... Dan tak pernah bisa membuatnya hamil..."
"Hihihihi... Berarti... Ketahuan khaaan.. Siapa yang bohooong... " Cibir Citra sambil terus mengocok penis Prawoto.
"Maaf ya Pak Kades, Mas Diki, Mas Kirun dan Mas Projo.. " Kata Citra, "...Walau sedari tadi bapak dan Mas-mas bilang kontol Bang Woto kecil, tapi kontol seperti inilah yang bisa membuat nafau birahiku terpuaskan berkali-kali...." Jelas Citra.
"Yaaah... Biarpun aku baru disetubuhi Bang Woto tadi malam, ia sudah mampu memberikan kenikmatan orgasme puluhan kali lebih banyak daripada kontol besar bapak dan Mas-mas sekalian..." Tambahnya
"Liat nih... Kontol 'kecil' begini nih yang sanggup menggelitik liang rahimku sampai mentok... Hihihi..." Kata Citra sambil mulai mengecupi penis tukang sate itu.
"Ehhmmm... Mbak... Kita lanjut dirumah aja yuk... Matahari udah mulai tinggi nih... "
"Hihihi... Iya bang... Yuk... " Kata Citra yang kemudian beranjak mengambil kain sarungnya dan melilitkan ditubuh rampingnya.
"Nah kalau bapak sudah tahu selra saya... Saya mohon pamit dulu ya pak... Saya pengen nerusin ngentotnya dirumah Abang saya aja... Hihihi... " Ucap Citra sambil tertawa renyah, "Eh iya... Ini duitnya aku langsung bawa aja ya Paak... Makasih banyak looh... Suamiku pasti senang melihat uang sebanyak ini... Hihihi...." Tambah Citra sambil mengecup dahi Pak Usep.
"Sampai jumpa semuaaaa.... Hihihi..." Pamit Citra sambil kemudian mengecup pipi Diki, Kirun dan Projo bergantian
"Jangan sedih yaa... Kontol kalian tetap bakal aku ingat selalu kok... " Ucap Citra genit, "Terutama kontol Bertotolmu Pak... Ini kontol yang akan selalu aku kangenin....Muuuaaahhh..." Tutup Citra sambil mengecup kepala penis Pak Usep yang sudah lemas tertidur.
"Yuk Mbak..." Ajak Prawoto yang juga telah berpakaian.
"Ayoo Bang... Ssshh... Jalannya pelan-pelan ya..." Jawab Citra.
"Kenapa Mbak...? Kakinya keseleo lagi...?"
"Enggak... Ini memekku... Enak-enak ngilu gitu... Hihihi... "
Sambil melenggang ringan, Prawoto lalu menggandeng lengan Citra. Memapahnya pelan sambil terus merangkul tubuh ramping Citra. Walau dengan jalan yang agak terseok-seok karena baru saja disetubuhi secara kasar oleh empat orang pria, wanita cantik itu merasa jika hari ini adalah hari terindah dalam hidupnya.