𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟔𝟔 ~ 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝟐: 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐔𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫

Pov : Edisen
"Sejak kapan lu pulang Senn.....??" Pagi-pagi aku ditegur Mama begitu melihat aku keluar dari kamarku dengan muka ngantuk.

"Semalam Maaaa....!!! jawabku lirih karena masih ngantuk berat.

"Akhirnya lu tahu pulang juga... hari ini cepat lu pergi mandi baru cepat sarapan... jangan telat ke sekolah... sudah seminggu lebih lu bolos sekolah... tolong jangan terlambat lagi nyampe ke sekolah... jangan bikin malu Mama... cepetan lu mandi jangan malas-malasan begitu... mama tidak suka...!!!

Sepanjang pagi Mama ngomel panjang lebar membuat aku merasa tidak betah. Dengan bergegas aku sarapan seadanya dan segera berangkat ke sekolah. Setiba di sekolah, teman-teman sekelas sedang sibuk belajar dan menghafal pada memandangku aneh seakan aku ini murid baru.

Begitu guru pengawas masuk ke dalam kelas, guru itu menyuruh kami memindahkan tas ransel kami ke depan kelas agar tidak ada kecurangan karena akan dilaksanakan ujian akhir semester. Dalam hati aku mengerutu: celaka betul, mana mungkin aku bisa mengerjakan soal ujian kalau tidak belajar sama sekali.

Sewaktu aku menerima soal ujian, ternyata hari ini ujian pendidikan moral. Semua soalnya berbentuk isi yang berupa hafalan dan aku sama sekali tidak belajar apalagi menghafal. Otakku sedang kosong saat ini. Apa yang mau kujawab dalam kertas jawaban yang kupegang.

Kupaksakan otakku berpikir keras untuk mendapat jawaban yang ku karang sendiri berdasarkan pengetahuanku yang minim. Walaupun beberapa soal berhasil kujawab, masih terdapat banyak pertanyaan yang belum terisi jawaban. Beberapa teman sekelas berusaha curang dengan saling memberi jawaban. Kucoba untuk melakukan hal yang sama, tapi aku malah dicuekin oleh teman sekelasku. Memang aku jarang bergaul dengan mereka, tidak heran waktu ujian mereka tidak mau membantuku. Aku hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Tetapi karena otakku makin lama makin kosong dan tertekan situasi ujian, maka kusudahi saja ujian ini. Tanpa berpikir lebih panjang lagi, kuserahkan kertas jawabanku kepada guru pengawas.

Aku orang pertama menyelesaikan ujian dengan jawaban seadanya. Teman-teman sekelasku berusaha keras menguras otak untuk mendapatkan jawaban yang benar sedangkan aku dengan santai meninggalkan kelas menunggu ujian mata pelajaran berikutnya. Masuk ke ujian mata pelajaran kedua, kondisinya pun tidak jauh berbeda dengan ujian yang pertama.

Meratapi dua ujian yang baru kulalui, kemungkinan besar aku bakal tidak lulus lagi dan tinggal kelas. Andai itu benar terjadi, aku bertekad untuk putus sekolah dan pergi bekerja saja. Kusampaikan rencana dalam pikiranku ini ke Mama, malah aku dimarahi Mama habis-habisan. Aku dianggap bikin malu keluarga karena gagal terus dalam studi. Aku disuruh meniru ci Velin yang rajin belajar dan dapat nilai tinggi, hal itu malah membuat aku kesal teringat kejadian semalam. Aku menggerutu dalam hati kalau Ci Velin bisa dapat nilai tinggi karena dientot sama gurunya, gak murni hasil belajar.

Keesokan harinya sampai hari Kamis, ujian masih terus berlangsung. Namun ujian yang selanjutnya adalah ujian susulan, sehingga diikuti hanya beberapa siswa saja dan orang yang berbeda. Hanya aku sendiri yang selalu hadir mengikuti ujian susulan karena selama aku bolos sekolah, ujian sudah berlangsung. Paling tidak hari demi hari, sedikit lebih baik dari hari kemaren. Setidaknya aku sudah mencoba untuk belajar semampunya berharap hanya dapat nilai minimal untuk sekadar lulus.

Hari Jumat merupakan hari terakhir ujian dan itupun hanya aku sendiri yang mengikuti ujian di kala semua siswa sudah libur. Dalam satu hari itu aku harus menyelesaikan ujian semua mata pelajaran yang tersisa secara sekaligus untuk mengejar keterlambatan. Karena hanya aku sendiri yang ujian, maka proses ujian kukerjakan di kantor guru tanpa pengawas. Paginya ada seorang guru pengawas yang memberikan soal dan lembaran ujian, kemudian guru itu sudah pulang duluan dan aku diberi pesan bila sudah selesai menjawab semua pertanyaan ujian, maka kertas jawaban diletakkan saja di meja guru pengawasnya, dan setelah itu boleh pulang.

Aku berusaha semampunya untuk menyelesaikan seluruh ujian yang tersisa dari pagi hingga siang. Saat aku keluar dari ruang guru, kuperhatikan ada dua orang satpam sekolah sedang berjaga di depan pintu kelas yang letaknya paling dalam. Salah satunya Didit yang paling kukenal karena dia mantan karyawan toko kelontong dan mantan pacar ci Velin, dan yang satu lagi aku tidak tahu namanya.

Seperti biasa, sifatku sangat mudah terbawa rasa penasaran alias Kepo. Aku hendak berjalan menuju kelas itu untuk melihat sedang apa di sana. Sebelum sampai ke kelas itu, dari jauh Didit dengan seragam satpamnya juga berjalan ke arahku.

"Senn, lu mau kemana...?? Ini sudah waktunya pulang sekolah...!!! " tegur Didit itu. Dulu sewaktu masih kerja di toko kelontong Mama, sikapnya masih sopan di depanku. Tapi sejak dia jadi satpam sekolah, sikapnya menjadi arogan terhadapku.

"Gak bang... aku mau lihat ada apa di kelas itu..." kataku.

"Ohh.. kamu gak boleh ke sana karena sedang ada ujian akhir susulan... tidak boleh diganggu..." tegasnya.

"Hah... ujian akhir ?! Ujian akhir susulan untuk kelas berapa, terus... mata pelajaran apa ?? tanyaku tiba-tiba karena muncul banyak pertanyaan dari otakku.

"Itu ujian akhir kelas 2 SMA untuk mata pelajaran biologi...." jelasnya dengan gaya yang arogan.

"Emang ada berapa siswa yang ikut susulan....? tanyaku makin penasaran.

"Hmm...***k banyak... cuma tiga siswa aja yang ikut...." jawabnya dengan senyum sinis seakan menyembunyikan sesuatu dariku.

"Lohh... tiga siswa ?! Terus kenapa cuma tiga siswa yang ikut harus dijaga dua satpam di depan kelas...??? tanyaku menunjukkan sikap ada yang aneh.

"Sudahlahhh.!!! Gak usah banyak tanya lu... cepat kamu pulang sajaaa.... kami sedang menjalankan tugas saja....!!! tegasnya merasa tidak senang karena aku terlalu banyak tanya. Aku didesaknya untuk meninggalkan area sekolah. Terpaksa aku meninggalkan sekolah dengan membawa pergi serta rasa penasaranku.

Tidak kuat menahan rasa penasaran, aku tunggu saja di luar sekolah sampai ujian susulan itu selesai. Menunggu selama hampir 2 jam rasanya belum ada seorang siswa pun yang keluar dari gerbang sekolah. Tidak lama setelah itu, dari jauh aku lihat Didit keluar dari area sekolah menuju ke warang sebelah untuk membeli sebatang rokok.

Kudatangi Didit untuk menanyakan kebenarannya.

"Hei Dittt...!!! Cepat lu beritahu, apa yang terjadi di dalam kelas itu...??? Kudesak agar Didit menjawab yang sebenarnya.

"Kenapa lu masi di sini...?! Cepat lu pulang saja sanaaa...!!! balasnya.

"Gak akan Dittt.... selama lu gak menjawab pertanyaanku... aku gak akan pergi dari sini....!!! desakku membuat dia tidak ada pilihan. Didit menarikku ke tempat yang lebih sepi.

"Ok aku beritahu karena aku pernah dibantu sama keluarga lu.... tapi tolong lu harus tutup mulut dan tetap tenang..." ucapnya pelan dan aku menyanggupinya.

"Di kelas itu Pak Idrus guru biologi SMA sedang ngentot sama anak-anak murid ceweknya... si Fitri, Annisa dan juga cici lu Evelyn.... mereka lagi digilir sama Pak Idrus... kami para satpam disuruh jaga ketat supaya kami kebagian jatah ngentot sama cewek-cewek itu..." bisiknya.

"Ditt...lu koq tega banget biarin cici ku dientot sama orang...?? Padahal lu kan sempat pacaran sama ciciku....?? tanyaku.

"Maaf Sennn... bukannya aku gak mau lagi jalan sama cici elu... tapi aku yang diputusin sama cici lu... sekarang sikap cici lu sudah makin berubah... dia sekarang sudah makin liar..." ujar Didit

"Liar bagaimana maksudnya...??

"Cici lu dan teman-temannya sering pesta ngesek reme-rame di rumah temannya..." ucapnya.

"Heiii..!! Lu jangan ngomong sembarang lu Ditt....!! ancamku.

"Senn... aku gak ngomong sembarangan... wong akunya pernah juga diajak ikutan... seringnya sih pakai rumah Annisa si anak Yatim Piatu atau ke rumah Rizki anak bos bengkel truk itu..." ngakunya dan aku percaya ucapanya, memang dia kelihatan jujur padaku. Akupun merasa akhir-akhir ini sifat ci Velin agak berubah. Sifatnya makin jutek dan keras kepala. Cara dia berpenampilan makin berani.

"Jadi sekarang mereka sudah selesai belom...?? tanyaku kembali ke topik.

"Terakhir tadi sebelum aku ke sini, sudah giliran terakhir si Fitri yang dientot Pak Idrus... setelah itu giliran kami yang ngentot sama cewek-cewek itu...." jelasnya.

"Lohh... itu Pak Idrus...?! Kulihat Pak Idrus buru-buru keluar dari area sekolah mengendarai sepeda motor.

Bergegas pula aku dan Didit masuk ke area sekolah langsung menuju ke kelas yang tadi dijaga ketat mereka.

Astaga, Persis seperti yang dikatakan Didit, siswi itu Fitri, Annisa dan ci Velin sedang telanjang, seragam mereka bertebaran di lantai. Mereka ditidurkan para satpam di atas meja belajar kelas satu siswi satu meja. Para satpam masih mengenakan seragam dan celana mereka sudah diturunkan. Dengan posisi berdiri, para satpam menusuk memek siswi-siswi yang terbaring di meja kelas secara bersamaan.

Mereka semua berdesah-desahan merasakan kontol satpam yang mengosok memek mereka. Diantara desahan cewek-cewek, suara desahan ci Velin yang paling kuat. Kuperhatikan ci Velin sedang digenjot oleh satpam senior yang namanya Parto. Bisa dibilang Parto ini satpam yang paling kekar diantara yang lain. Tidak heran ci Velin dibikinnya sampai mendesah-desah antara keenakan bercampur kesakitan.

Tubuh Ci Velin yang jauh lebih kecil, kini diangkatnya lalu digenjot dengan posisi berdiri. Ci Velin merangkul erat tubuh Parto karena takut jatuh. Namun kulihat salah satu tangan Parto cukup kokoh melingkari pinggul dan tangan satunya menopang pantat ci Velin. Digoncang-goncang tubuh ci Velin yang mungil itu hingga ci Velin menjerit orgasme.

"Aaaaahhh....aaaahhh...enakk betulll memek Amoyyyy.... saya dari dulu sudah incar memek Evelyn... akhirnya kesampaian kugenjot hari ini...." ucap Parto

"Hahahahahaha..!!! Hajarrr banggg memek amoy sampai monyong tuh memekkk..." sahut satpam yang lain sembari menggenjot Annisa.

"Aaaaaahhhh....!!!! Aaaahhh...!!! kedua satpam lain sudah menuntaskan birahi mereka kepada Fitri dan Annisa. Berbeda dengan Parto yang jauh lebih kuat masih konsisten mengoyang ci Velin dalam dekapannya.

"Sialan..!!! Aku juga pengen banggg.... kalau ada yang enak jangan lupa sama kawan ...!!! ucap Didit rada kesal dengan rekannya.

"Salah kau sendiri Dittt.... siapa suruh kau keluar beli rokok....!! balas rekannya.

Didit tampak mengincar Fitri yang masih mengenakan jilbab pinknya. Tidak dibiarkan Fitri turun dari meja belajar, dengan sigap Didit menurunkan celananya lalu melasakkan penisnya ke dalam memek Fitri.

Heii...!!! Napa lu di sini... ?! ucap salah satu satpam yang kaget melihat kehadiranku.

"Tenang bang... ini si Edisen kawan aku... dia adek nya si amoy Evelyn yang lagi digenjot sama ketua..." jelas Didit.

"Bagus kalau begitu... awas kalau sampai kau laporin ke pihak sekolah... bisa-bisa kau kubunuh...!!! ancamnya.

"Aman banggg... cici ku kalian genjot, aku diam-diam aja...." kuyakinkan mereka bahwa aku bukan ancaman.

"Bagusss....bagusss... itu ada satu memek nganggur... lu pake aja dekk biar sama-sama enak kita...." memek yang dimaksud itu punya Annisa yang masih terbaring lemes.

"Ayoo dekk... tunjukkan kejantanan lu sama cewek-cewek ini... jarang-jarang ada kesempatan bisa genjot siswi-siswi cantik begini... hehehe..." ditariknya aku mendekati Annisa yang masih terbaring di meja tepat berhadapan dengan selangkangannya. Pergelangan kaki Annisa dipegang lalu sepasang kakinya direntangkan lebar-lebar oleh si satpam sehingga memeknya yang basah berbulu halus itu berpampang jelas dihadapanku.

"Keluarin kontol kau Dekkk.... cepat kau entot tuh memek segar...!!! ucap satpam lainnya menyemangatiku.

"Jangaaann Pakkk... udah cukuppp.... saya sudah capekkk...." ucap Annisa mengelengkan kepalanya menolak dientot lagi olehku. Biarpun Annisa menolak, rudalku sudah terlanjur keras bersembunyi di balik celanaku menunggu diluncurkan. Semakin Annisa menolak semakin membangkitkan niatku untuk mengenjotnya.

"Tunggu apa lagi kau Dekkkk....cepat kau genjot ajaaa...!!! tanpa menunggu lebih lama lagi, ku keluarkan batang kebanggaanku.

"Waaahh..!!! tidak disangka, ternyata besar juga kontol kau dekk...!!! Kalah kontol kita orang..." puji salah seorang satpam.

"Jangannn Sennn.... jangaaannn..... Aaaaarrrggghhhh....!!!! penolakan Annisa tidak bisa menghentikanku melasakkan batang kejantananku ke dalam memeknya.

"Aaarrrggghh...aaaaagghhh....aaaahhh....!!! Annisa mengerang karena masih beradaptasi dengan gesekan kontolku yang jauh lebih besar daripada kontol yang sebelumnya. Sampai akhirnya suara berubah menjadi desahan nikmat karena memeknya sudah terbiasa dengan kontolku.

"Bagusss dekkk... badan kau kurus tapi kontol lu panjang juga rupanya... tuh liat si Annisa keenakan sama kontol kau... hahahahaha...!!!

"Bah..?! Udah keluar kau Dittt... parah lu Dittt... masa kalah sama anak SMP... pantasan si non Evelyn putusin lu Ditt...." sindir seorang satpam ke Didit yang sudah keduluan ejakulasi.

"Cok kau liat gimana cara ketua genjot non Evelyn sampe jerit-jerit... kontol harus tahan lama Ditttt... biar puas si Amoy nya...hahahaha....!!!

Sekilas kuperhatikan keadaan ci Velin dengan Parto yang bergerak ganti posisi. Ci Velin ditidurkan Parto ke lantai lalu melanjutkan genjotannya dengan kuat sampai dia ejakulasi ke dalam rahim ci Velin. Aaagggghhh...!!! Terimaaaa peju abanggg Moyyyy.... aaaaaahhhh...!!!!

Beberapa saat kemudian setelah kondisi ci Velin sudah stabil.

"Seeennn... kenapa lu ada di sini...?? tanya ci Velin.

"Tar dulu non... adek kau lagi ngentot tolong jangan diganggu...." ucap salah seorang satpam.

"Liatt non... jago kali adek kau ngentot ternyata... kalau non di rumah memeknya gatal boleh pinjam kontol adek non... biar non ngerasain nikmat kayak dek Annisa... hehehe...."

"Ogah ahhh... masa main sama adek sendiri...?! balas ci Velin. Kurang lebih setengah jam aku melakukan penetrasi sampai ejakulasi ke dalam memek Annisa. "Aaaaahhh..aaaaarrrgghh...!!!

"Mantappp dek Edisen...!!! Abang acungkan jempol buat kau dekkk...!! puji Parto.

Dua satpam diperintahkan Parto keluar memeriksa sekitar kelas untuk memastikan tidak ada orang yang melihat aksi bejat kami.

Sepintas kuperhatikan sikap Annisa terhadapku. Tidak sengaja kami bertemu pandang dan dia melemparkan senyuman padaku. Mungkinkah dia suka padaku ?! Atau bisa jadi aku yang terlalu baper.

"Gimana rasanya main sama adek gw Nisss... hehehe..." sindir ci Velin membuat Annisa tidak malu gak berani menjawab.

"Dulu burung punya Edisen gak segede itu dehhh...." komentar Fitri.

"Oh ya?! Jadi, lu nyesal ditinggal sama adek gw...?! Dulu lu sering dong main sama adek gw sampe tahu ukuran segala..." tuding ci Velin

"Kagak usah sok alim lu Linn... lu dulu waktu masih jalan sama Didit juga sering main sama dia... ngaku aja luu...!!! balas Fitri.

"Ihh... jangan buka kartu dong, orangnya ada di sini tuh... lagian itu kan udah masa lalu kagak usah diungkit lagi... weksss....!!! ucap ci Velin menghindari pembicaraan.

Dua satpam itu kembali dan dipastikan aman, segera kami semua meninggalkan kelas itu dengan muka tak bersalah seakan tidak terjadi apa-apa.

"Cepat kalian pulang... kapan-kapan kita ulangi lagi ya adek-adek manisss....." ucap mesum Parto dan kami pun bubar. Kuajak ci Velin pulang bersamaku tetapi ditolak karena mereka masih punya acara sendiri ngumpul bersama Annisa dan Fitri dan juga teman-teman lain merayakan selesainya ujian akhir di rumah Anissa. Mereka mau acara apa lagi, pikirku.

Pulang ke rumah suasana rasanya agak kaku karena hubungan ku dengan Mama sedang dingin. Selama minggu ujian ini, aku jarang ngomong dengan Mama sejak pertengkaran di hari pertama aku kembali masuk sekolah. Semoga waktu dapat menyelesaikan semua ini.

Hari Sabtu tepatnya keesokkan harinya merupakan hari pengumuman hasil ujian dan pembagian laporan hasil studi sekaligus pengumuman tentang kenaikan tingkat. Seluruh murid sekolah berkumpul di lapangan untuk mendengarkan pidato guru dan pemberikan piala untuk setiap juara kelas.

Ternyata ci Velin mendapat peringkat ke-2 di kelasnya dan Fitri di peringkat ke-3. Ketika nama ci Velin dipanggil, banyak cowo-cowo sekolah menyoraki cici. Terdengar olehku beberapa yang meledek ci Velin dengan kata-kata rasis dan mesum, "Uuuu...si Amoy pulak yang juara...!!! "Oiii ada amoyyy oiii.... hahaha...!!!", "Evelyn bispak.. enak dipake coy...!!!

Selanjutnya, pengumuman urutan peringkat per kelas dan pengumuman kenaikan tingkat diumumkan lewat mading sekolah. Pembagian laporan hasil studi akan dibagikan dalam kelas bersama wali kelas masing-masing kelas.

Kuperhatikan lembaran tabel pengumuman kenaikan kelas yang terpaku di mading, ternyata ada sekitar 5 siswa di urutan terakhir dinyatakan tidak naik kelas. Dari kelima daftar nama yang tinggal kelas, tidak ada namaku. Sekilas aku sedikit lega karena aku tidak masuk di daftar yang tinggal kelas. Kucari lagi namaku di urutan diatasnya, ternyata tidak ada namaku sehingga aku tidak tahu apakah aku naik atau tinggal kelas.

Tiba saatnya pembagian buku laporan studi di kelas. Satu per satu nama teman sekelasku dipanggil dan menerima rapor hasil ujian termasuk yang tinggal kelas. Kata guru wali kelas, laporan hasil ujianku ada ditangan kepala sekolah. Nanti kepala sekolah akan bertemu dengan orangtuaku untuk menyampaikan hasil studiku. Selesai acara, banyak siswa-siswa yang mulai mencorat-coret seragam mereka merayakan kenaikan kelas termasuk ci Velin dan teman sekelasnya. Di saat semua siswa bergembira, aku galau sendiri karena masih dalam ketidakpastian antara naik atau tinggal kelas. Daripada kesal melihat kegembiraan orang, sebaiknya aku pulang saja.
.....

Pulang rumah kuceritakan kondisiku yang penuh ketidakpastian ini kepada Mama. Sekali lagi aku diomelin sama Mama selama hampir satu jam membuat aku kehabisan kesabaran.

"Lu kalau dibilangin selalu gak mau dengar apa kata Mama....!!! Mama sudah suruh lu pulang dari minggu lalu tapi lu gak mau ikuti kata Mama....!!! bentak Mama.

"Sudah Maaaa.... jangan diulang lagii...!!! balasku

"Apa yang jangan diulang ?! Udah salah masih gak mengakui kesalahan...!!! Gara-gara lu bolos sekolah sekarang kamu tinggal kelas lagi....!!!

"Lohhh....?! Kan belum ada pengumuman pasti... kenapa Mama bilang aku tinggal kelas..?!

"Ya iya laaa... teman lu yang belajar aja tinggal kelas... apa lagi lu yang sama sekali gak belajar... terus bolos sekolah seminggu lebih... pasti lu itu tinggal kelas Sennnn.....!!!

"Sebelum ada kepastian, Mama jangan sembarangan nuduh donggg....!!!

"Mama gak nuduh Sennn.... Mama rasa lu pasti tinggal kelas lagi... Mama suruh lu pulang rumah untuk belajar tapi lu gak mau dengerin... Mama nasehati lu gak terima... mau jadi apa lu nanti di masa depan.... lu selalu bikin malu keluarga... kalau Papa sampai tahu lu tinggal kelas bisa-bisa Mama juga yang kena marah... tapi lu dibilangin gak mau dengar... Mama capek ngurusin anak keras kepala kayak lu ini....!!!

Makin lama omelan Mama makin panjang. Kami beradu mulut sampai aku yang menyerah dan cuek dengan ucapan Mama. Kutunjukan sikap cuek ku pada Mama biar dia kesal sendiri agar terdiam dan akhirnya Mama beneran diam sendiri. Hehehe... aku tertawa dalam hati.

"Tokk...tookk..tookk...!! Assalamualaikum....!!! Kubukakan pintu dan ternyata itu Pak Hafiz.

Kupersilakan Pak Hafiz masuk dan mamapun segera menyelesaikan segala urusannya di dapur lalu menyambut Pak Hafiz dengan hangat. Kubiarkan saja Mama ngobrol dengan Pak Hafiz di ruang tamu, sedangkan aku duduk main hape di ruang makan.

Lagi asyiknya main game, tiba-tiba Mama memanggilku untuk bicara dengan Pak Hafiz. Sebenarnya aku males banget ngomong dengan Pak Hafiz. Soalnya beda banget sikapnya di rumah dengan di sekolah. Di hadapan Mama, Pak Hafiz tampak ramah sekali, kalau di sekolah dia sok jaga wibawa. Karena ini berhubungan dengan status kenaikan kelasku, maka kuladeni apa maunya.

"Halo Edisen... bapak mau bicara sama kamu... sebenarnya dari hasil ujianmu, nilai kamu hampir semua tidak lulus... tapi atas permintaan Mama kamu, Bapak akan bantu agar Edisen tetap diluluskan dan naik kelas... tapi lain kali Edisen harus belajar lebih giat... dengarkan nasehat Mama kamu.... ok?!" Ucapan Pak Hafiz sangat bersahabat dan menyerahkan buku laporan studi kepada Mama.

"Ok Pakkk..." jawabku singkat.

"Janji ya.. kamu bakal dengerin nasehat Mama kamu... ingat ya.. semua nasehat Mama itu demi kebaikan kamu... semua demi masa depan Edisen agar punya kehidupan yang lebih baik kalau kamu sekolah baik-baik...!! Tegas Pak Hafiz.

"Iya Pak... " jawabku.

"Lihat Ling... Edisen ini sebenarnya anak yang baik... nanti saya akan bimbing agar nilai nya sewaktu naik SMA bisa semakin baik..." Menurutku ucapan Pak Hafiz sedang cari mau muka dengan Mama.

"Makasih lo Pakkk..... Sennn...Pak Hafiz ini bela-belain ke sini demi menyampaikan kabar baik buat lu.. beliau sudah banyak membantu kamu. Kalau lu masih begini terus Senn, lu itu bener-benar anak gak tahu berterimakasih....terus lihat baik-baik peringkat lu, masih ada sepuluh teman sekelas yang di bawah lu... padahal sebenarnya lu itu urutan yang paling terakhir...." nasehat Mama dengan suara yang sengaja dibuat lebih berwibawa agar kelihatan menjaga imej nya di depan Pak Hafiz.

"Ya sudahlah... lu itu orangnya keras kepala...capek Mama bilangin lu.... jadi Mama mau bicara sebentar dengan Pak Hafiz karena beliau mau memberikan bimbingan khusus orangtua murid... jadi lu sudah boleh masuk ke kamar lu... sebentar lagi sudah boleh tidur... tidak baik kalau tidur kemalaman..." sambung Mama dengan intonasi tenang seakan semua baik-baik saja. Padahal sebelum Pak Hafiz datang, Mama sedang memarahiku. Dasar Mama, maunya kelihatan anggun di depan Pak Hafiz. Munafik!! gerutuku dalam hati.

Huh.. dua-duanya ada yang gak beres. Di sekolah Pak Hafiz sering memarahi aku. Di rumah aku sedang bertengkar dengan Mama. Tapi malam ini mereka sedang bersandiwara agar saling terlihat baik, padahal kenyataannya tidak begitu. Baik Mama maupun Pak Hafiz, menurutku keduanya bersikap tidak wajar didepanku bagai sedang memakai topeng.

Karena aku merasa keberadaanku sudah tidak diperlukan, maka kutinggalkan saja mereka di ruang tamu. Ku tinggalkan beberapa kamera pengintaiku di sudut yang tidak di sadari siapapun. Di kamar aku buka dari laptop untuk mengintai pembicaraan mereka yang menurut Mama itu bimbingan khusus orangtua. Emangnya bimbingan seperti apa yang akan diberikan Pak Hafiz.

Menurut ku Pak Hafiz bukannya memberikan bimbingan, melainkan rayuan yang membuat reaksi Mama memukul-mukul manja tubuh Pak Hafiz. Kini panggilan Mama ke Pak Hafiz berubah menjadi Mas Hafiz yang terkesan lebih mesra. Mereka ngobrol berdua di ruang tamu bagaikan anak muda yang sedang berpacaran. Suara Mama yang tadinya kudengar bagaikan mak lampir saat memarahiku, sekarang berubah menjadi ratu kerajaan saat berbicara dengan Pak Hafiz. Perbincangan mereka berdua diikuti galak tawa menikmati waktu berdua di ruang tamu tanpa gangguan.


Kalau sudah begini, tidak tahu kapan aku bisa memberitahukan kabar bang Anwar kepada Mama. Melihat hubungan Mama dengan Pak Hafiz yang kian makin mesra, masih mungkinkah kusampaikan kabar papa kandungku kepada Mama di kala hubungannya semakin dekat dengan Pak Hafiz?

Masih adakah bang Anwar tersimpan dalam hati Mama yang terdalam atau sudah dilupakan ?


 

Read More

𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟔𝟓 ~ 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝟏: 𝐇𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠

 


Pov : Rizal/ Asen​
"Hmm...." Tercium aroma masakan merasuk ke hidungku. Seseorang sedang memasak sesuatu yang lezat untuk dinikmati pagi ini. Aroma sedap ini menarik tubuhku untuk meninggalkan ranjang empuk ini.

Seorang wanita muda sedang sibuk mempersiapkan makanan untuk sarapan di dapur. Bau harum itu adalah bau panggangan daging sapi. Rupanya ci Sherly sedang ingin membuat sarapan roti sandwich daging ham lengkap dengan telur dan sayuran. Di atas meja sudah terletak dua gelas susu rendah lemak. Sungguh pagi yang istimewa buatku. Ada seorang cewek yang membuatkan aku sarapan yang biasanya dikerjakan oleh Mamaku. Dan yang lebih istimewa lagi, cewek ini semalam sudah memuaskan nafsuku dan pagi ini dia ingin memuaskan rasa laparku dengan hidangan lezat ala barat.

"Heii... baru bangun sayanggg...?! ucap ci Sherly sembari sibuk mempersiapkan sarapan.

"Iya cii....harum banget baunya...jadi laper nihh....." balasku duduk di meja makan menunggu makanan di hidangkan.

"Lu cepat mandi dulu donggg... jorok banget baru bangun udah langsung mo makan....mandi cuci muka atau gosok gigi dulu...." desaknya dan kuikuti apa maunya. Dengan secepatnya aku melakukan aktifitas pagi dalam kamar mandi.

"Koq cepat bangetttt...?! Pasti gak bersihh tuhh...." ledek ci Sherly duduk di meja makan menungguku.

"Bersih koq... coba diperiksa...." kataku pura-pura hendak melepaskan pakaianku, padahal tidak serius. "Ehhh... udah udahhh.... gak usah dibukaaa.... cepat kita makan dulu... gw udah laper nih...." balasnya.

"Nyam..nyammm....nyammm....."

"Gimana...?! Enak gaakkk...??? tanya ci Sherly sambil makan sambil melihatku sedang makan dengan lahap.

"Hmmm... lu kan bisa liat sendiri gw makan nya gimana....nyam...nyammm...." kataku sambil mengunyah makanan.

"Gakkk... gw mau lu bilang kalau enak ya bilang enakkk...kalo gak enak bilang gak enak juga gak apa apa...." ucapnya sedikit ngambek.

"Hmmm....enakkkk bangettt ciii.... buktinya ini gw udah abisin makanannya.....nyam...nyam....." kataku dengan mulut yang penuh makanan. Sejujurnya roti Ham buat Ci Sherly memang enak sekali.

"Oh yaaa...?! Hahahaha...!!! ci Sherly tertawa mendengar pengakuanku.

"Kenapa ketawa ciii.....??? tanyaku.

"Gak papa koqq.... eh Zalll.... by the way, gw mau nanya lu jujur... lu gak nyesel udah nembak gw semalam jadi pacar lu ....?? kepala ci Sherly mendekat menanti jawabanku.

"Justru gw yang mo nanya elo cii... lu gak nyesel nerima gw jadi pacar lu... padahal gw ini masih bocah sekolahan loo.... emang gak malu apa....?? tanyaku balik.

"Lohh... gw yang nanya duluan koq lu nanya balik sihhh....??

"Kalo gw sih pasti gak nyesal laaa... ci Sherly tuh cantik banget... bodi nya seksi lagiii... jago masak... perfect banget kalau menurut gw... semua cowok juga pasti suka sama elu ci... makanya gw nanya lu gak nyesel nerima gw anak sekolahan jadi pacar lu....??

"Beneran lu gak nyesel pacari gw....? Awas kalau lu nyesel yaaa....!!! ancamnya.

"Ya ngak larrr... lagipula gw ini siapa sihh...?! Ganteng kagak... kayak juga kagak... bisa dapat cewek se sempurna diri ci Sherly itu sudah berkah banget buat gw... sekarang gw nanya lu balik, kenapa lu mo nerima gw jadi pacar luu....???" Sejujurnya gw yang merasa aneh, kenapa cewek secantik ci Sherly mau sama aku padahal di luar sana banyak pilihan cowok yang jauh lebih ganteng, lebih kaya dari pada aku.

"Soal pertanyaan lu itu, gw belum bisa kasi jawaban sekarang... lagipula kita kan baru memulai hubungan... kalau gw udah siap ntar gw baru berikan jawaban gw... ok Zall...?! sepertinya ci Sherly masih ada pertimbangan terhadap diriku. Mungkin dia gak sepenuhnya mau menerima aku sebagai pacarnya.

"Idih... curang bangat lu cii.... giliran gw yang nanya lu malah mangkir dari pertanyaan gw... ga adil donggg...."

"Hehehe... itulah cewek Zalll.... lu harus belajar pahami cewek terutama gw yang udah jadi pacar lu.... dan satu lagi... mulai sekarang lu jangan panggil gw ci ci segala dongg.... gw bukan cici lu lagi... kalau lu rasa gw ini pacar lu... maka panggil nama gw aja...Sherlyy...!!! " tegasnya.

Kami menghabiskan sarapan dan menghabiskan waktu berdua sampai siang hari menjelang sore. Aku mencoba mengajak Sherly untuk bercinta lagi tapi dia agak menolak dan akupun tidak lagi memaksa. Hanya sebatas bermesraan dan berciuman ringan tidak sampai bersetubuh. Kuhargai dia layaknya wanita yang secara usia lebih dewasa dariku.

Menjelang sore, kamipun berpisah karena hari Minggu sore ini Sherly sudah ada janji bertemu temannya di mall untuk belanja bersama dan nongkrong. Sherly berangkat dengan mobilnya menuju ke Mall, sedangkan aku melaju pulang ke rumahku yang ada di kampung. Tidak habis pikir kalau aku sekarang sedang menjalani hubungan pacaran dengan cewek yang lebih tua dariku.

Tapi biarlah, lagipula sebenarnya sudah menginjak 17 tahun, meskipun aku masih kelas SMP 3. Ini gara-gara kebandelanku yang tidak mau mendengar nasehat Mama, akibatnya membuatku dua kali tinggal kelas dan dikeluarkan dari sekolah swasta yang memakai standar aturan super ketat demi reputasi sekolahnya. Ditambah lagi kebangkrutan ekonomi keluarga menyebabkan studiku semakin menjadi terhambat akibat pindah sekolah tanpa membawa ijazah sehingga harus mengulang SMP 3. Memang ini sudah menjadi nasibku. Sebenarnya aku juga sudah bosan sekolah, tapi karena desakan Mama, dengan terpaksa aku melanjutkan sekolah.

Sedangkan, usia Sherly juga gak tua-tua amat. Saat ini ci Sherly sudah menginjak hampir 22 tahun sedang kuliah dan hampir wisuda.

Sore hari menjelang malam aku tiba di rumah. Kulihat ada ci Velin dan dua teman Fitri dan Annisa sedang belajar dipandu seorang Pak guru. Guru itu juga mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelasku namanya Pak Idrus. Penampilan Pak Idrus agak gemuk, bergaya anak muda walaupun secara usia prediksiku sudah sekitar 40 tahun. Itu sebabnya Pak Idrus banyak dekat dengan para siswi termasuk Ci Velin dan temannya.

Mereka semua sibuk sendiri dan tidak mempedulikan kehadiranku maka kutinggalkan saja mereka dan masuk ke kamarku.

Sekitar setengah jam lebih aku keluar dari kamarku, ternyata mereka semua sudah tidak ada di ruang tamu tapi barang dan buku biologi mereka masih di sana. Kudekati kamar ci Velin karena ada suara tertawa cewek. Kutempelkan telingaku jelas kedengaran memang benar kalau mereka semua kumpul di kamar ci Velin.

Kuintip apa yang terjadi di dalam kamar ci Velin dari lubang kunci.

Semua cewek-ceweknya sudah telanjang, hanya Fitri yang mengenakan jilbabnya. Sedangkan Pak Idrus yang masih memakai baju tapi sudah tidak pakai celana. Kontolnya cukup panjang besar membuat ci Velin dan kedua temannya tampak ketakutan namun tertawa geli.

"Ckckckck... kalian bertiga memang anak bapak yang paling cantik di kelas..." puji Pak Idrus membuat mereka semua bangga.

"Terus Pak.. dari kami bertiga siapa yang paling cantik...?? Tantang Fitri.

"Hahahaha... kalian bertiga masing-masing punya kelebihannya...kalau Fitri bapak suka karena lihat wajah kamu anggun apalagi pakai jilbab... tapi kalau Annisa bapak suka karena cantiknya keliatan nakal menggoda hati bapak... nah kalau si Evelin ini cantiknya oriental... bikin nafsu cepat naik... hehehehe..." ucap Pak Idrus mesum.

"Jadi nafsu bapak lagi naik dong kalo gitu... " ucap ci Velin.

"Tahu dari mana lu Linn....?? Tanya Pak Idrus.

"Itu.. anu nya bapak udah tegang banget... iya kann ???! Hihihi... Ucap ci Velin tertawa malu sambil menunjuk penis Pak Idrus.

"Hahaha... Evelin rupanya sudah pinter soal gituan... ini dalam bahasa biologi namanya Penis.. bukan Anu... kalau orang bilang ini namanya Kontol...!! Tegas Pak Idrus.

"Hahahaha... udah tahu Pakkk...!! Jawab Ci Velin dan semua temannya tertawa mendengar jawabannya.

"Pintar kamu Linnnn.... pasti lu udah pernah bersetubuhan sama cowok... betulkan kata bapak...?? Jujur sajaa....!! Tuding Pak Idrus.

"Hmmm... iya memang sudah pernah koq....!! Jawab ketus ci Velin.

"Dasar cewek cina nakal si Evelin ini...!!! Sini bapak mau uji coba dulu sama Vagina nya Evelin....!! perintah Pak Idrus tangannya merangkul bahu ci Velin.

"Loh koq aku duluan... Annisa dan Fitri juga udah pernah gituan sama cowok...!! Bantah ci Velin.

"Ini kan kita lagi praktikum tentang sistem reproduksi manusia... jadi biar nilai praktikum lu paling tinggi kalau duluan... mauu..?! Tawar Pak Idrus tangannya mulai menyentuh payudara ci Velin.

"Idihh kalo gitu kami juga mauu donggg.....!!! Fitri dan Annisa berdua menyela menarik-narik tangan Pak Idrus memelas ingin diduluankan.

"Hahaha... baiklah..baiklah kalo begitu sini kita praktiknya bersamaan...." ajak Pak Idrus.

"Fitri... cepat kamu isap kontol bapakkk.... terus kalian berdua sini tetek nya biar bapak isap bergantian..." perintah Pak Idrus duduk di ranjang ci Velin. Fitri jongkok diantara selangkangan Pak Idrus, sedangkan Annisa dan Ci Velin naik lalu posisi bersujud kiri kanan Pak Idrus sambil membusungkan payudara mereka agar dimainkan guru biologi mereka.

Secara bergantian payudara ci Velin dan Annisa diisap dan diremas Pak Idrus sembari Fitri sibuk menyepong kontolnya.

"Annisa... tolong baju bapak dibuka sayanggg...." suruh Pak Idrus. Annisa bergerak ke belakang Pak Idrus lalu menarik kaos oblongnya ke atas melewati kepalanya. Tampaklah perut Pak Idrus yang cenderung buncit. Kini guru dan ketiga anak didiknya bertelanjang bulat ria di kamar ci Velin.

"Sekarang kita akan mulai praktik reproduksi manusia.. bagi yang vaginanya sudah dimasukkan alat kelamin pria milik bapak, maka akan berikan nilai penuh untuk praktikum pelajaran biologi..." seru Pak Idrus siap menggilir siswinya satu per satu mulai dari Annisa.

Annisa dibaringkan Pak Idrus di ranjang ci Velin lalu batangnya ditusuk ke memeknya. Aduuuhh Paaakk....!!! erang Annisa membuat ci Velin dan Fitri tertawa.

"Enakk bukann waktu kemaluan pria dimasukkan ke alat reproduksi wanita... hehe..." ucap Pak Idrus.

"Kalian sabar dulu menanti giliran enak... nanti kalian juga dapat merasakan enaknya...." tambahnya.

Pada saat Pak Idrus melakukan penetrasi pada Annisa, ci Velin dan Fitri tertawa cekikikan merasa geli sekaligus lucu melihat sahabat mereka digenjot gurunya sampai orgasme.

Selanjutnya, giliran Fitri. Disuruhnya Fitri naik ke ranjang dengan posisi nungging lalu batangnya disodok ke memek Fitri dari belakang. "Aaaahhh Paaakkk.....!!!!" gantian, giliran Fitri yang ditertawakan Ci Velin dan Annisa.

"Fitri... tadinya bapak pikir kamu ini masih perawan karena biasanya gadis berjilbab itu masi suci... ternyata Fitri sudah pernah digenjot orang... bapak lepaskan saja jilbabnya... percuma saja berjilbab kalau sudah gak perawan...." ucap Pak Idrus sembari menyodok Fitri.

"Tapi Paaaakk...aaahh..aaahhh...." sanggah Fitri

"Gak pake tapi...tapi... ikuti saja aturan bapakkk...." ucap Pak Idrus dan langsung menarik jilbab Fitri dari belakang lalu dibuang ke ranjang. Begitu jilbab dilepas, Fitri makin mengerang nikmat merasakan sodokan Pak Idrus hingga dia orgasme.

Pak Idrus mengeser posisinya duduk di tepi ranjang. "Evelyn kamu naik ke atas bapak... terus masukkan penis bapak kedalam vagina kamu....." suruh Pak Idrus.

Ci Velin mengikuti instruksi Pak Idrus. Setelah naik ke pangkuan Pak Idrus, ci Velin mengenggam penisnya, diarahkan ke memeknya dan pelan-pelan penis Pak Idrus ditelan memeknya.

"Ouuuuhh... sesuai dugaan bapakkk.. vagina cina memang enak walaupun sudah gak perawan...." ucap Pak Idrus.

"Bapak koq bisa menduga Velin gak perawan....?? tanya ci Velin

"Hahaha... perawan cina itu susah didapat Linnn... dulu bapak pernah ngajar di sekolah SMA swasta yang banyak murid cina nya... yang cantik-cantik kayak Evelyn gak ada lagi yang perawan... kalau mau yang perawan cari yang mukanya yang jelek.... hahahaha....!!! jelas Pak Idrus.

"Masa sih...Emang aku cantik Pakkk....? tanya ci Velin

"Gak usah banyak nanya lagi... cepat kamu gesek penis bapak pake kemaluannya... rasakan enaknya penis bapak dalam vagina kamu...." suruh Pak Idrus dan ci Velin mulai bergoyang dengan lincahnya.

"Hahahaha... bagusss... bagusss... memang Amoy itu paling jago bergoyang....!!! puji Pak Idrus menyaksikan goyangan dan desahan ci Velin sampai akhirnya orgasme hebat. "Aaaaahhhh....aaaahhhh.....!!! jerit ci Velin orgasme.

"Salah satu ciri khas vagina cina itu kalau orgasme pasti banjir... keluarnya banyakk sekaliii..." jelas Pak Idrus.

Hebatnya Pak Idrus, dia sama sekali belum ejakulasi setelah mengenjot ketiga muridnya. Akhirnya dia mengocok kontolnya sendiri lalu menyemburkan spermanya pada muka ketiga siswinya. Aaaaaaahhh...!!!

Bercak-bercak sperma Pak Idrus yang banyak menempel pada wajah ci Velin dan temannya menjadi canda-candaan mereka. Untung Pak Idrus tidak marah.

"Bapak akan berikan nilai penuh untuk praktikum biologi... nanti bapak akan ajari cara menghitung masa subur pada wanita... setelah itu kita akan praktik sekali lagi waktu masa tidak subur... di situ Bapak akan memasukkan sperma bapak ke dalam rahim kalian tapi tidak usah takut hamil..." jelas Pak Idrus.

Sebelum mereka selesai sebaiknya aku segera meninggalkan lokasi masuk kembali ke kamarku. Aku menunggu sampai mereka semua bubar lalu kutemui ci Velin di ruang tamu sedang membereskan buku-buku pelajaran yang berantakan.

"Ci... mama ke mana...? tanyaku.

"Eh Sennn... lu udah pulang ya...? Mama sejak tadi siang sudah keluar.. katanya sih ikut kelas bimbingan orangtua di sekolah..." jawab ci Velin agak terkejut menyadari kehadiranku.

Hah..?! Hari minggu gak biasanya ada kegiatan begituan... apalagi sampai malam begini... kelas apaan tuh ?!

Ya aku gak tahu larr... aku kan gak ngatur2 Mama...kalau mama mau ke mana ya terserah dia aja... lagipula aku sibuk bangat hari ini..." balas ci Velin ketus.

"Sibuk apa lu hari minggu begini...?! Tanyaku sinis

"Yaaa sibuk praktikum mata pelajaran biologi... ini sudah akhir semester mau masuk ujian naik kelas jadi banyak tugas sekolah...!!! Jawabnya seakan menyembunyikan sesuatu, tapi aku tahu apa yang disembunyikan.

"Ah yang bener ci...?! Hehe....?? Sindirku

"Beneran koqqq.... ya sudah kalo gak percaya... udah deh aku udah capek mo bobok... udah males ngomong sama elu..." dengan bergegas ci Velin bereskan buku-bukunya lalu masuk ke kamarnya dan aku juga masuk ke kamarku.

Sungguh aku curiga dengan Mama. Ini sudah hampir jam 10, gak biasanya Mama belum pulang. Kutunggu Mama agar terungkap kecurigaanku sampai tanpa sadar tertidur karena kelelahan.

Begitu aku tersadarkan, waktu sudah hampir jam 12 malam. Akupun keluar dari kamarku memeriksa kamar Mama yang satu lantai dengan kamarku. Kubuka pintu kamar Mama dan ternyata tidak ada Mama di sana.

Tidak mungkin Mama belum pulang, sudah tengah malam begini. Aku turun ke bawah melihat ke luar ada sebuah mobil terparkir di pekarangan rumah. Mobil itu ku kenal, itu mobil Pak Hafiz karena di sekolah hanya Pak Hafiz yang punya mobil.

"Aaaahh....aaahhh...oohh Massss... ooohhh....!!

Kudapati suara itu berasal dari kamar tamu, dengan cepat aku berlari keluar dari pintu belakang berjalan keluar ke samping rumah untuk mengintip dari luar ke dalam kamar tamu melalui jendela. Tempat biasa yang paling strategis untuk menyorot apa yang terjadi.

Aku tidak habis pikir, koq bisa mama bersetubuh dengan Pak Hafiz, kepala sekolah yang paling aku benci. Keduanya sedang telanjang mengadu birahi di kamar tamu.

Mama tampak binal sedang bergoyang diatas Pak Hafiz. Kedua bukit Mama diremas-remas Pak Hafiz.

Aaahhh Masss... remasss susu ku... yangg kuattt...!!! Aaaahhhh....aaahhhh....!!! Desah mama begitu kuat memenuhi kamar tamu.

"Linggg... mas suka dengar desahanmu... berisik sekali bikin mas bernafsu...tapi kamu gak takut kedengaran orang kahhh...??? Tanya Pak Hafiz.

"Gaaakkkk usah takut Massss.... anak-anakku semua sudah tidurr...terusin sajaaaa...aaahhh...aaahhhh....!!!

"Baikkkk Lingggg.... goyangan kamu nikmat sekaliiii sayanggg.... ini yang paling kusuka dari wanita Chinese....aaahhh...aaahhh...."

Memang kelihatan sekali Mama sangat dominan persetubuhan mereka. Pak Hafiz yang kutahu sangat galak di sekolah, ternyata berhadapan Mama di ranjang sangat didominasi oleh Mama.

"Sayaaa gak kuatt lagi sayangggg..... aaahhh....aaaahhhh....." erang Pak Hafiz

"Tahannnn massss...bentarrr lagiiii....aaahhh...aaahhhh.....!!! Mama makin kencang bergoyang.

"Aaaaaaaaahhh sayaaaannngg.....aahhhh.....aaahhhh...!!! Sayaaaa keluarrrr......Oohhhh Masssss aku jugggaaaa.....aaahhh....!!! Mama memeluk tubuh Pak Hafiz dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Kamu puas Linggg....?! tanya Pak Hafiz.

"Puassss masss puassss..... yang penting mas juga puas...." ucap Mama tersenyum.

"Iyaa Linggg yang penting kita sama-sama puas... Mas pribadi sih puas banget..... suamimu beruntung dapat istri seperti dirimu Linggg...." puji Pak Hafiz.

"Gak usah bahas suamiku massss.... lebih baik bahas tentang diri Mas sendiri aja...." ucap Mama agak kesal.

"Oh baik lahhh... biarpun hubungan kita tertutup, tapi sejauh ini saya sangat menikmatinya selama tidak ketahuan siapapun....." ucap Pak Hafiz.

"Koq bisa menikmati... mas kan jelas tahu kalau kita tidak mungkin terus bersama seperti ini.... lebih baik mas cari seorang wanita baik-baik lalu menikah..." saran Mama

"Dulu aku pernah punya hubungan tertutup dengan seorang wanita chinese... dia istri orang dan punya satu anak... kebetulan saya mengajar kursus privat di rumahnya... sejak itu saya dekat dengan Ibu murid saya..." jelasnya.

"Terus... apakah Mas pernah melakukan yang sedang kita lakukan ini....?? tanya Mama penasaran.

"Maksud AiLing hubungan intim kah ??? tanya Pak Hafiz ingin memperjelas.

"Ya begitulahh... berhubungan di ranjang...." jawab Mama agak sungkan berterus terang.

"Sudah Linggg... hampir setiap kali selesai mengajar... kami selalu curi kesempatan untuk berhubungan badan sebelum saya pulang...bahkan kami pernah janji ketemuan di hotel." jelas Pak Hafiz.

"Terus kenapa hubungan kalian gak lanjut....?? tanya Mama makin penasaran.

"Mau lanjut bagaimana... sejak doi pindah ke luar kota bersama anak dan suaminya... di situ hubungan kami berakhir....saya dengar suaminya sudah meninggal dunia tapi saya sudah hilang kontak dengannya, tidak tahu sekarang di mana dia berada...." ucap Pak Hafiz

"Semoga Mas dapat calon istri chinese yang baik... jangan yang seperti saya... nanti mas bisa menyesal loo...." ucap Mama.

"Amin sayanggg... makin lama mas makin suka dengan AiLing dan saya semakin bisa melupakan masa lalu.... maafkan Mas yaaa...." ucap Pak Hafiz.

"Jangan berharap terlalu jauh... saya sudah bersuami ya masss..." tegas Mama

"Iyaaaa Linggg.... saya hanya jujur dengan perasaanku tapi saya masih sadar koq... maafkan saya...." ucap Pak Hafiz mulai beranjak dari ranjang hendak mengenakan kembali pakaiannya. Begitupula dengan Mama mulai menyadari kalau hubungan mereka itu terlarang. Antara orang tua murid dengan kepala sekolah yang melampaui batas norma.

Secara pribadi, aku tidak mendukung hubungan mereka. Apalagi sekarang sudah kutemukan bang Anwar Papa kandungku. Besok aku harus segera memberitahukan kabar ini kepada Mama sebelum hubungan Mama dan Pak Hafiz semakin jauh.

Apa yang terjadi, bagaimana bisa hubungan Mama dengan Pak Hafiz sampai sejauh itu ?
Bagaimana respon Mama saat menerima kabar tentang Bang Anwar ?

Read More

𝐌𝐚𝐲𝐚, 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟏𝟐

 


Peristiwa ‘BELAH DUREN’ yang kulakukan terhadap Frieska benar- benar membuatku percaya akan eksistensi pria sejati. Pria mana juga yang tidak bangga telah memiliki penis yang berhasil ‘MENGGUSUR TAHTA’ wanita dari pertahanannya?

Akulah yang telah membobol keperawanan anus Maya.

Aku juga lah yang telah membobol keperawanan vagina Frieska.

Hebat! Aku bangga sekali dengan penisku! Saking bangganya aku ingin berjalan ke tempat umum, membuka celana, lalu menunjukkan penisku kepada orang-orang yang berlalu lalang dan berteriak penuh makna!

“KALIAN LAH SAKSI HIDUP UNTUH KEGAGAHAN MAHA KARYA INI!!! LIHATLAH!!! PENIS INI TELAH MENJADI KEBANGGAAN UMAT MANUSIA!!!! SEMBAH DIA, WAHAI MANUSIA-MANUSIA JELATA!! SEMBAH PENISKU!!
SEMBAAAAAAAHH!!”​

Tapi kalau dipikir-pikir, lebih baik kuurungkan saja niat itu. Soalnya aku tak mau berakhir dan hidup selamanya di dalam penjara gara-gara tindakan porno aksi dan pencetus sekte sesat penyembah penis.

Ah! Memang susah diungkapkan dengan kata-kata, bahkan malam itu aku pulang sampai jam 2 malam dikarenakan tak cukup sekali aku berhubungan badan dengan Frieska. Dimalam itu juga Frieska akhirnya terbiasa dan mampu mengimbangi sodokan penisku, soalnya lebih dari 3 kali kami melakukannya saat itu.

Aku teringat bagaimana payudara nya yang indah itu berguncang hebat saat kupompa.

Aku teringat betapa manisnya dia saat bertingkah manja sewaktu kusetubuhi.

Aku teringat betapa seksi tubuhnya saat telanjang bulat bermandikan keringat.

Sulit untuk melupakannya.

Dan aku teringat bibirnya yang lembut itu, yang di mana ia gunakan bibirnya yang indah itu untuk salam perpisahan di saat aku mau pergi pulang. Dia memberikan blowjob tepat di ruang tamu di saat aku mau pergi. Seperti sekarang ini. Ya....betapa nikmatnya sensasi mulut wanita saat mengemut penis ku ini. Nikmat tiada duanya.

Eh? Tunggu. Sebentar, sebentar.....‘SEKARANG INI’? Tunggu, kenapa aku bisa merasakan nikmat itu sekarang? Aku kan tidak berada di rumahnya? Dan aku masih mengumpulkan ‘NYAWA’-ku yang ‘BERCECERAN’ di tempat tidur?

Perlahan kubuka mataku, melihat lampu kamar yang menghiasi langit. Kulirikkan mataku ke bawah dan melihat sebuah kepala manusia naik turun tepat di depan selangkanganku. Sepertinya orang ini tidak asing, dan orang asing ini ternyata memang tidak asing. Karena yang asyik mengulum penisku saat tertidur tadi adalah istriku!

“Maya!!” ucapku kaget.

Maya memandangku, mengeluarkan penisku dari mulutnya dan tersenyum kepadaku.

“Pagi, sayang,” ucapnya sambil mengocok penisku.

“Kamu ngapain?”

“Emm,” Maya terlihat berpikir dan tersenyum sambil mengocok penisku, “Mama lagi pengen.”

“Ini kan masih pa....” Oh shit! Belum selesai aku berbicara, Maya sudah melakukan aksinya lagi! Penisku dihisapnya begitu konstan, lincah dan gesit! Aku sampai kelabakan menerimanya, menerima semua nikmat yang tak bisa kuabaikan!

“Ah! Iya, sayang, bagus, di situ,” ucapku sambil memegang kepalanya.

“Mmmmmhhhh!!” kepala Maya begitu semangat naik turun melakukan blowjob ini.

Aku benar-benar takluk dengan semua ini, benar-benar nikmat! Namun...... Maya semakin lihai juga ya menyepong sebuah penis? Terakhir kali dia memberiku servis ini tak pernah seperti ini. Sekarang lidahnya menyapu manja setiap inci batang penisku di dalam mulutnya. Tangannya juga mengalun lembut saat mengocok dan mengulum.

Ada peningkatan servis blow job yang istriku lakukan saat ini.

Apakah ini berkat aksi nakalnya sehingga akhirnya dia sudah terlatih seperti ini? Oh! Tapi sepertinya nanti saja aku mencari jawabannya! Karena sekarang pasukan sperma di markas penisku mulai memberontak!

“S-Sayang! Aku mau keluar!” erangku.

Tapi tidak! Maya tidak mendengarkan ucapanku, malah dia semakin agresif! Serangan ini tak mampu kuhadapi lagi, hingga akhirnya pasukan spermaku mengamuk dan menyembur di dalam mulutnya!!

“Oouuuuuuhhhhhh!!”

Maya juga berhenti dan melihatku, seolah dia menerima saja spermaku ini menyembur dahsyat di dalam mulutnya. Tetes akhir akhirnya keluar dan aku seperti kehabisan nafas menerimanya.

Perlahan demi perlahan Maya menarik kepalanya dan mengulum erat mulutnya sendiri saat memandangku. Maya lalu membuka mulutnya dan menunjukkan air maniku yang tergenang didalam-Nya, setelah itu ia tutup lagi dan menelan habis bibit- bibit calon adiknya Dimas.

Aku terperangah melihat ini, tak pernah Maya melakukan servis seliar ini kepadaku. Belum juga aku berbicara, dia menaiki kasur dan menubrukku.

“Nnggghhhh,” Maya mulai memeluk dan mencium leherku.

“Ma! Sebentar!”

“Ayo, Pa.....” nafas Maya begitu terburu-buru.

“Bentar dulu!”

“Mama udah ga tahan!”

“Iya! Tapi sebentar dulu!” kupindahkan posisi istriku ke samping.

Aku beranjak dari kasur dan menaikkan celanaku dulu. Aku memandangnya dan dia cemberut memandangku.

“Nnnnggg,” Maya melenguh manja.

“Sebentar..... aaa, papa kencing dulu ya?” ucapku.

“Sempat-sempatnya mau kencing,” makin cemberut tuh mukanya.

“Mau bagaimana lagi.”

“Kencing di muka mama aja.”

“Apa?” alisku mengerut.

“Oh!” Maya terlihat salah tingkah, “E-Enggak.....” Maya lalu menumpu kepalanya dengan tangan kirinya, “Yaudah, mama tunggu di sini.”

Aku lalu pergi ke toilet kamar ini dengan perasaan heran. ‘KENCING DI MUKANYA’? Kenapa Maya bisa sampai berkata seperti itu? Imajinasi liar mana yang ia dapatkan supaya ia mau mendapatkan perlakuan tersebut? Di dalam toilet itu aku memikirkannya, kebetulan juga air seniku juga tak tahan untuk keluar. Selagi mengucurkan lubang kloset dengan air kencingku maka aku mulai berpikir tentang masalah tadi.

“Apa karena ke seringan dipakai beramai-ramai otaknya mulai kacau?” pikirku.

Tentu saja aku berpikir seperti itu. Bahkan tadi adalah pengalaman pertamaku di blowjob Maya di saat aku tertidur, kalau aku tidak bangun mungkin bisa saja dia yang memasukkan penisku ke dalam vaginanya sendiri.

Ini sudah cukup gawat.

Eksebisionis saja sudah menjadi malapetaka, dan kalau ini dibiarkan terus, maka Maya akan menjadi sesosok wanita yang Hyper Sex!

Tidak!

Tidak!

Aku tentu saja tidak akan membiarkan Maya sampai sejauh itu. Sepertinya aku harus menolak ajakan seks nya pagi ini, dan..... Aku rasa sudah waktunya. Sudah waktunya bagiku untuk membicarakan hal ini dengannya.

Membicarakan kalau aku sudah mengetahui kalau dia bermain belakang selama ini.

Membicarakan semua kelakuannya di belakangku.

Ya, aku rasa ini sudah saatnya.

Meski dia mengelak, aku mempunyai banyak bukti. Di ponsel dan rekaman CCTV, dia tidak akan bisa mengelak. Aku tahu dia pasti akan ketakutan, dan takut kalau aku akan menceraikannya.

Memang, terlintas dibenak untuk menceraikannya. Namun aku juga ingin itu bukanlah menjadi satu-satunya cara.

Alasan pertama karena Dimas, anak kami. Aku tak ingin anakku mengalami broken home sejak dini.

Dan yang ke 2, masih ada sisa rasa sayangku kepada Maya. Agar dia tidak menjadi wanita seperti itu seterusnya.

Jadi aku pikir, aku bicarakan saja, dan membicarakan masalah ini. Kami adalah 2 manusia dewasa, jadi berbicara adalah langkah pertama yang bisa kulakukan. Dan dari pembicaraan nanti aku akan menyarankan dirinya untuk konsultasi atau rehabilitasi. Karena nafsu sex yang Maya miliki sangat tinggi, buktinya dia bisa melayani 2 pria sekaligus selama ini.

“Baiklah! Aku akan membicarakannya!” pikirku dengan tekat yang bulat.

Dadaku membusung tegak!

Wajahku menunjukkan keseriusan yang berarti!

Langkah kaki mantap saat melangkah!

Aku membuka pintu toilet dan memanggilnya dengan nada suara yang tegas! “Maya!”

Dan aku terdiam, melihat pemandangan di depan mataku.

Kulihat Maya sudah bertelanjang bulat menyambutku di atas tempat tidur. Mengangkang dari posisinya berbaring dan memainkan vaginanya yang sudah basah dan becek tepat di depan mataku.

“Pa....” Maya menggigit bibir bawahnya, “Ayo.....”

Maya lalu sengaja menggeliat di depanku seperti betina yang mencoba merangsang sang pejantan di depannya. Tapi aku sudah membulatkan tekadku untuk berbicara...ya! Berbicara!

“Sayang....” Maya lalu menungging dan membuka lebar belahan selangkangannya.

Berbicara?
APA ITU ‘BERBICARA’! MEREK MAKANAN ANJING MANA ITU!!

PERSETAN DENGAN BERBICARA!!

KUBUKA BAJU DAN CELANAKU INI DAN AKU MELOMPAT DENGAN GAYA AYAM TERBANG DIKEJAR SAPU MENUJU KASUR!!​

“Aaaaaaaahhhhhh!!” Maya mendesah hebat saat kumasukkan penisku ke dalam vaginanya.

“Maya!! Oh!!” racauku sambil menggenjot dan meremas ke 2 payudaranya.

“Aaaaahhhh, nngghhhh ,ouuuuuuhhh!!”

Sial! Dengan mudahnya tekadku dihancurkan olehnya dengan vagina yang ia miliki! Sebuah vagina yang begitu elastis dan sudah pernah disodok lebih dari 10 jenis penis.

“Saaaayyyaaanngg!! Enaaaaaakkk!! Nngggghhh!!!” kepalanya menyamping dan megap-megap mulutnya.

“Enak banget vaginamu, sayang!” aku memeluk dan mencium lehernya.

“Aaaaaaahhhhhh aaaaaahhhh aahhhhh!!”

Gila! Mungkin perasaanku saja atau bagaimana, vagina istriku sudah terasa longgar bagiku. Apa ini karena sudah terlalu sering dipakai pria-pria lain? Ini sudah vagina, bagaimana dengan anusnya? Ah, coba kulihat.

“Maya, nungging gih,” ucapku meminta.

Maya menurut. Kutarik mundur penisku sejenak dan Maya mulai menungging.

“Astaga......" pikirku karena terperangah.

Aku lalu mendekat dan menancapkan penisku ke dalam vagina nya terlebih dahulu.

“Nnnngghhhhhh,” dan Maya melenguh menerima penetrasi ini.

Aku tidak menggenjotnya. Tapi aku arahkan jempol tanganku ke dalam anusnya. Dan tepat seperti dugaanku. Biasanya jempol tanganku masih sempit untuk masuk ke dalam anusnya waktu aku melakukan gaya seks ini, tapi sekarang?

LONGGAR!! JEMPOLKU TAK PERLU KESUSAHAN UNTUK MASUK!​

Tentu saja ini terjadi karena anusnya itu bukan eksklusif milikku lagi untuk disodok, entah sudah berapa orang yang mencicipi anus istriku saat melakukan gaya seks anal.

“Sayang?” Maya menoleh ke belakang.

Melihat longgarnya anus istriku ini membuatku marah dengan tingkah lakunya kemarin. Karena marah, aku segera menampar keras pantatnya! Menubruk tubuhnya hingga tubuhnya ambruk ke kasur dan dengan kasar aku menggenjot vaginanya!

“AAAAAAAHHHH!!” Maya melengking kesakitan.

Rasakan itu! Itu baru sedikit ekspresi kemarahanku yang kutunjukkan kepadamu!! Kuangkat sedikit tubuhku ke atas dan menampar lagi pantatnya keras-keras saat aku menggenjotnya. Sekarang menolehlah ke belakang dan tunjukkan raut wajah kesakitanmu. Maya benar-benar menoleh ke belakang dan aku akan tersenyum puas melihat raut wajah kesakitannya.

Tapi tidak.

Maya malah tersenyum lebar dan sayu memandangku.

“Lagi....” ucapnya.

“Lagi?” aku tentu saja bingung.

“Tampar pantat mama lagi, Pa, tampar!”

Oh! Jadi kau mau tambah rupanya? Baiklah! Akan kutampar lebih keras dari tadi.

“AAAAAAAHHHHH!!!” Maya lagi-lagi melengking, “LAGIIIII!”

“Apa?” alisku mengerut.

“TAMPAR LAGI PANTAT MAMA! LEBIH KERAAAS!!!” teriaknya.

Aku bingung, tapi tetap kulakukan. Kutampar pantatnya dan dia malah menikmatinya. Terus kutampar dan kutampar sampai-sampai pantatnya memerah bukan main akibat tamparanku.

“IYAAAAAAH! LAGIII, PAAA!!! LEBIH KERAAAASSS!!”

Aku benar-benar terdiam. Maya benar-benar menikmatinya? Bahkan aku memang diam secara harfiah, karena bukan aku yang menggenjot vaginanya, malah dia sendiri yang menggenjot penisku dari posisinya itu. Sial! Kenapa kau jadi seperti ini Maya?! Kutampar lagi pantatnya untuk terakhir kali dan Maya berteriak nikmat. Lalu kupegang ke 2 bongkahan pantatnya dan aku yang terus menggenjotnya.

“OUUUUHHHH SSSSHHHHH!!!” Maya menggoyangkan pantatnya, “Papaaa hebaaaat!!! Nnnggggghhhhh!!”

“Oh ya???” kutarik kasar kedua tangannya ke belakang dan mengentak vaginanya bertubi-tubi dengan keras!

“IYAAAAAA!!! ENAAAAAAAKK!!! AAAAAAHHH AAAHHHHH AAAHHHHH!! PAAAPAAAA ENAAAAAAKK!!”

BERSAMBUNG ...

Read More

𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟔𝟒 ~ 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐌𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐚𝐩𝐚 𝟓: 𝐏𝐞𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐊𝐞𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡

 


 Pov: Rizal / Asen
"Banggguuunnn...!!! Ayooo bangggunnn Sennnn.... kita sudah hampir terlambaaattt...!!!"

Lagi enak-enak tidur, aku dibangunkan oleh seorang cewek. Ya, cewek itu ci Sherly.

Apaan sihhh....?! Aku mencoba untuk mempertahankan tidurku. Tubuh rasanya masih capek untuk bangun. Karena merasa ribut banget, aku tidur dengan posisi tidur terlungkup dan menutup kepalaku dengan bantal.

Ci Sherly tidak menyerah, malah dia naik ke ranjang lalu duduk di punggungku dan mengelitik ketiak dan perutku. "Sennnn..!!! Ayo dongggg.... bangunnnn...!!! Bangun gak luuu....bangunnn Sennn.... geli gakkk...baru tahu rasaaaa....ayo bangunn...!!

"Aaaarrrhh... geliiii ciii....ampunn...ampunnnn....!!! erangku. "Kalau sudah ampun bangun dongggg....!!! katanya. Akhirnya aku menyerah saja demi cici pujaan hatiku. Segera dia turun dari tubuh dan ranjang.

"Kita mau kemana sih...? Koq bangunnya pagi amat...??? tanyaku dalam tekanan rasa kantuk.

"Apaan yang pagi amat?! Udah jam 9 tuhhh....!!! Gw masih harus ke bengkel ambil mobil baru masuk kampus untuk nyerahkan tugas kuliah yang deadline nya hari ini..." ngocehnya. Antara percaya gak percaya ku buka tirai kamar tidur ini ternyata benar sudah bangun kesiangan. Sinar matahari menyilaukan mata kantukku.

"Yuk... abis sarapan kita langsung berangkat ya... udah gak keburu nihhh....!!! desaknya setelah aku selesai dari aktifitas pagi di kamar mandi. Baru mataku bisa melihat jelas penampilan casual ci Sherly yang sudah siap berangkat untuk beraktifitas.

Kuantar ci Sherly dengan mobilku ke bengkel langganannya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Kupastikan mobilnya sudah diperbaiki dan siap dikendarai lagi. Lalu kami berpisah, ci Sherly pun melanjutkan aktivitanya, sedangkan aku harus kembali ke rumah tante MeiCen dengan perasaaan ragu setelah pertengkaran kami.

Begitu aku masuk ke area perumahan tante MeiCen, aku melewati sebuah bangunan Club House perumahan ini. Di pekarangannya yang cukup luas, tante MeiCen dan Ci Erika mengendong Jeje sedang ngumpul dengan beberapa ibu-ibu penghuni perumahan ini. Mereka masih mengenakan pakaian olahraga, sepertinya mereka baru selesai melakukan olahraga senam. Kuteruskan saja perjalananku tiba di rumah tante MeiCen.

Tidak lama setelah aku sampai di rumah, tante MeiCen dan Ci Erika tiba dirumah pula. Mendapat tatapan sinis dari tante akupun masuk saja ke dalam kamar biar mereka mereka bisa ngobrol dengan nyaman tanpaku. Walaupun aku tidak di sana, tapi perhatianku tetap mengikuti mereka.

"Maaa... tadi tiga ibu-ibu muda yang itu kan orang Chinese kan...?! gak nyangka lo ternyata di perumahan "Rukun Kencana" ini ada juga penghuninya orang Chinese...tapi katanya perumahan ini pangsa pasarnya orang lokal....?! " kata ci Erika

"Dua cici kita pertama kali ketemu yang namanya Wenny dan Yunita itu memang penghuni lama... tapi suaminya orang Pribumi... yang asli pasangan Chinese itu yang namanya Ivonny yang biasa kita panggil Ivon. Mereka pasangan muda yang baru menikah sekitar enam bulan lalu. Usianya gak jauh beda dengan lu...." jelas tante.

"Oh ya..?! Tapi koq mereka mau ya beli rumah di daerah orang pribumi...?? tanya ci Erika

"Menurut Mama sih karena harganya lebih murah untuk rumah segede begini... kalau rumah kawasan orang Chinese biasanya harganya selangit... karena suami Ivon masih usia merintis usaha, ekonomi mereka masih terbatas, tidak heran mereka beli rumah yang terjangkau oleh keuangan mereka..." jelas tante.

"Tapi ingat ya... biar harganya murah tapi fasilitas dan suasananya gak murahan looo...." tambahnya.

"Bener sih Maaa... aku makin nyaman tinggal di sini...." ucap ci Erika.

"Begini aja Lienn... lu minta aja suami lu beli rumah di perumahan ini... tadi kamu ada lewat satu rumah villa yang gak jauh dari sini... itu masih kosong dan akan di jual... nanti Mama mintakan ke Pak Syamsul kasi harga murah deh buat anak Mama..... pasti gak rugi deh..." tawar tante.

"Selain itu Mama bisa ketemu dengan si Jeje cucu Mama yang ganteng ini kalau lu sedang tinggal di rumah itu...." kata tante menggendong Jeje dari pangkuan ci Erika.

"Boleh juga sih Maaa... nanti aku telepon Richard dulu untuk bicarakan rencana ini...." kata ci Erika.

Sore harinya,

"Tokk...tokk... Sennn... lu di dalam?! Cici mau bicara nih...." sahut ci Erika hendak masuk ke kamarku.

"Ada apa ciii....?? tanyaku

"Sennn... sorry kalau selama beberapa hari di sini sudah merepotkan lu ngantar cici dan Jeje ke rumah Mama aku... terus kadang lu juga bantu cici jaga si Jeje... Thankyou lo Sennn...." ucap ci Erika

"Gak usah sungkan gitu dong ci.... gimana pun juga lu kan cici ku biar beda ibu...." kataku.

"Iya Sennn... tadi cici baru telepon ko Richard... rencananya kami akan beli rumah di blok sebelah perumahan ini... harganya sudah cocok....jadi rencana aku akan tinggal di rumah itu untuk waktu yang belum tahu pasti kapan pulang ke rumah... jadi dari pada kamu nunggu di sini tanpa kejelasan ada baiknya lu pulang aja dulu ke rumah Papa di kampung...." saran ci Erika

"Terus nanti Jeje siapa yang bantu cici jagain....?? tanyaku

"Soal itu nanti rencana aku akan pakai jasa bebysitter... ada kenalan dari mama aku...." jawabnya.

"Oh baiklah... aku juga pengen bilang sorry udah bertengkar dengan Mama lu ci...." kataku.

"Mamaku memang suka begitu... tapi nanti sudah beberapa hari dia baik sendiri... gak usah dipikirkan Senn....." katanya.

"Nanti malam aku jalan dehh...." kataku.

"Eh cepat amat... aku ga niat ngusir lu ya, cuma nyaranin aja... lu boleh kesini kapan aja koq... atau nanti lu boleh juga mampir ke rumah aku yang di blok sebelah itu...." ucap ci Erika takut aku salah paham.

"Gak koq ci... aku bukan orang sensi yang gampang tersinggung.... hari ini kan malam minggu jadi kebetulan nanti malam aku mau keluar bareng teman aku.... jadi sekalian saja aku pamitan... " teman yang aku maksud itu adalah ci Sherly, tapi aku gak mau beritahu ci Erika.

"Ok deh kalo begitu...." respon ci Erika meninggalkan kamarku.

Malam hari setelah waktu magrib aku pamitan untuk meninggalkan rumah tante. Om Syamsul berpesan padaku agar boleh datang kapan saja bahkan boleh main juga ke kantornya. Dengan inisiatifku sendiri aku mohon maaf pada tante MeiCen dan dia hanya balas dengan senyum terpaksa mungkin karena gengsinya. Hanya ci Erika yang mengantarku sampai ke pintu lalu aku berangkat meninggalkannya dengan mengendarai mobilku.

Dengan penuh semangat aku melaju kencang menuju rumah ci Sherly yang sudah menungguku, bahkan beberapa kali sudah meneleponku karena aku sudah telat dari waktu yang kujanjikan.

Setiba di rumah ci Sherly, dia sudah menungguku didepan rumahnya dengan wajah tampak kesal karena keterlambatanku. Dengan segera dia naik ke dalam mobilku duduk di sampingku.

"Sorry ciii gw telat nyampe.... hari ini gw nungguin om Syamsul nyampe rumahnya biar aku bisa pamitan dengannya..." jelasku sambil memutar arah mobil lalu mulai mengendarai mobil di jalan.

"Telat bilang aja telat... kagak usah banyak alasan...!!! ucap ci Sherly ngambek.

"Iya deh.. sorry...sorry gw ngaku salah... gw telattt..." balasku. Ci Sherly hanya diam dan menoleh ke arah jendela mobil melihat ke jalanan.

"Ci..!! Lu gak mau maafin aku...?? bujukku.

"Sebelum lu ngomong, gw udah maafin lu Senn... kalau gw gak maafin lu, gw udah gak mau masuk ke dalam mobil lu...." tegasnya.

"Thankyou Ciii... lu baik banget sama aku...." balasku.

"Gak usah bilang thankyou Senn... mungkin dari awal gw seharusnya gak boleh marah sama lu... karena lu tuh bukan siapa-siapa nya aku.... ya sudah lahhh... maafin aku juga sudah marah sama lu...." ucapnya menyesali.

"Malam ini izinkan aku traktir lu makan sebagai balas budi semalam lu sudah mau mengantarku pulang...." katanya.

"Gak perlu repot-repot begitu ci... aku tulus koq anterin lu pulang jadi gak usah dibalas...aku gak mau dan juga gak suka...." tegasku.

"Kalau lu gak suka, anggap aja kita makan bareng tapi gak usah dianggap balasan...." balasnya.

Suasana perjalanan kami dalam mobil cukup tegang dan dingin, namun tetap harus dijalani karena kami sudah terlanjur janjian. Ci Sherly membawa jalan menuju sebuah cafe lounge music yang cukup mewah di tengah kota.

"Ciii... terus terang saja aku gak punya uang untuk makan di cafe mewah begini....aku cuma anak sekolahan..." ucapku jujur.

"Tenang aja Sennn... biar aku aja yang traktir lu makan... tapi ingat ya kalau ini bukan balas jasa..." katanya.

Kami makan malam berdua sambil menikmati live music lagu-lagu romantis dengan penerangan yang remang-remang. Kebanyakan penggunjungnya adalah pasangan yang sedang memadu kasih. Hampir semua pengunjung tengah ngobrol dengan pasangan mereka dengan tangan yang saling bersentuhan layaknya orang berpacaran. Sedangkan kami kebanyakan hanya duduk diam. Sejak awal ci Sherly memeng sudah kesal dengan keterlambatanku. Ditambah lagi aku yang tidak pinter ngomong, tidak tahu gimana memulai obrolan sehingga memperkeruh suasana.

Selesai kami makan malam, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku satu pertanyaan untuk memancing suasana.

"Ci... mo nanya, kenapa lu milihnya cafe ini dan bukan yang lain....?? tanyaku. Ci Sherly terdiam sejenak lalu menjawabku.

"Pengen mengubur kenangan..." jawabnya singkat.

"Mengubur kenangan ?! Maksudnya apa ci..." tanyaku tidak mengerti.

"Cafe ini punya kenangan buatku... dulunya manis tapi sekarang pahit.... jadi malam ini kenangan itu pengen aku kubur dalam-dalam....." ucapnya dengan tatapan kosong.

"Hmmm... bole tahu gak kenangan dengan siapa...?? tanyaku mencondongkan kepalaku mendekat padanya.

"Seseorang yang kupikir mencintaiku tapi malah menyakiti hatiku..." ucapnya dengan suara datar.

"Apakah dia cowok ?! Apakah dia dulu pacar ci Sherly..?? tanyaku tapi belum dijawabnya.

"Masss...!!! tiba-tiba ci Sherly memanggil salah seorang pramusaji cafe itu yang memesan minuman.

"saya pesan Vodka raspberry ya... terimakasih..." pesan ci Sherly.

"Apa itu yang lu pesan ci...?? tanyaku.

"Lu gak usah tahu... lu masih anak sekolahan...." balasnya ketus.

Sebenarnya aku sudah mulai bosan dengan ledekannya yang terus menerus sebutin aku ini anak sekolahan. Serasa direndahin terus ama dia. Namun dalam situasi begini, ci Sherly sepertinya sedang punya masalah.

Pesanan ci Sherly diantar oleh pramusaji, segelas minuman gelas dengan buah warna merah di toppingnya. Tercium olehku bau alkohol.

"Gila lu cii... lu mo mabuk ya.. ?? Tanyaku.

"Bukan urusan lu Sennn... ini pesanan gw dan gw yang bayar sendiri... " balasnya.

"Sini berikan itu padaku....!! Ku rebut gelas berisi minuman keras itu dari tangan ci Sherly namun dia gak mau lepas.

"Lepasin tangan lu... gak usah sok atur gw mau minum apa...!! Sahutnya memberi perlawanan. Setelah beberapa kali kami tarik menarik gelas itu akhirnya aku berhasil merebut.

"Kembalikan padaku..!!! Serunya tapi tidak kuhiraukan. Dengan nekat kuteguk semua minuman itu tanpa pikir panjang.

Astaga, terasa panas alkohol merasuki seluruh tubuhku. Keras sekali minuman ini. Bagaimana mungkin ci Sherly bisa memesan minuman keras begini. Ini lebih panas dibanding minuman bir yang pernah kuteguk.

"Heii..!! Berani sekali lu minum sekaligus sampai habis... lu jangan gila Sennn... lu nanti mau berkendara bawa mobil... nanti lu mabuk bisa bahaya...!! Marah ci Sherly.

"Kalau itu memang bisa mabuk.. kenapa lu sendiri mau pesan cii...?? Kalau itu bahaya kenapa lu mau minum...?? Tanyaku tegas.

"Gw kan udah bilang.. jangan campuri urusanku...!!! Balasnya memalingkan wajahnya.

"Sudahlah.. ayo kita pulang saja sekarang.... !! desakku menarik tangan ci Sherly ke meja kasir. Setelah ci Sherly menyelesaikan pembayaran akupun menarik tangannya menuju ke mobil. Kepalaku sedikit pusing saat berjalan, ini pasti efek dari minuman keras.

"Lu mabuk Sennn... sini gw aja yang nyetir...lu duduk aja di samping...." tawar ci Sherly dan kuterima tawarannya.

Setiba di rumahnya dia mengajak aku masuk dulu ke rumahnya karena aku sedang terkena efek alkohol. Berbahaya bila dalam keadaan begini mengendarai mobil di tengah malam.

Aku duduk senyaman-nyamannya di sofa ruang tamunya dan pejamkan mata agar pulih dari efek minuman keras ini. Tanpa kusadari, ci Sherly duduk di sofa yang lain sedang memegang segelas wine merah sambil memperhatikan aku tanpa bersuara.

"Ci.. lu suka minum yang begituan...? tanyaku

"Emang kenapa kalo gw suka...? Dia nanya balik sambil meneguk wine dalam gelasnya.

"Gak takut mabuk lu....?

"Emang siapa peduli kalo gw mabuk....? balasnya ketus

"Masa gak ada yang peduli....?

"Emang lu peduli ama gw....? tantang ci Sherly

"Gw bukan peduli ama elu ci... tapi gw kuatir ama elu..." tegasku.

"Bacot lu Sennn... cowok itu cuma tahu bacot... gw kapok sama cowok yang banyak bacot...." ucapnya ketus.

"Kalo gw gak kuatir ama elu... ngapain gw teguk semua alkohol yang tadi di cafe...??? Lu pikir gw suka liat lu mabuk-mabukan...??? Tidak tahu dapat keberanian dari mana mendadak gw kesal lalu marahi ci Sherly. Mungkin ini efek alkohol.

Ci Sherly terdiam waktu kumarahi. Dalam sekejap dia habiskan semua wine dalam gelas itu dalam sekali teguk. Kami berdua menjadi diam-diaman dan tidak ada yang mau mulai buka suara sampai aku minta pamit untuk pulang. Rasa pusingku berangsur-angsur menghilang.

"Udah deh kalau cici emang gak suka ada orang yang peduli sama eloo... lebih baik gw pulang dulu dehh..." ucapku lalu berdiri hendak keluar dari rumahnya. Aku baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba ci Sherly memelukku dari belakang.

"Jangan pulang dulu Sennn....maafin aku yaaa....hikss..hikksss..." ucap ci Sherly dengan suara isak tangis. Suara tangisnya membuat hatiku iba dan ingin terus di dekatnya.

"Aku juga kuatir ama lu Sennn... bahaya kalau lu pulang sendiri... malam ini nginap aja di sini lagi ya...." tawarnya. Kubalikkan badanku melihat untuk wajahnya dan matanya yang berkaca-kaca. Hatiku benar-benar tidak tega untuk meninggalkan ci Sherly sendirian.

"Cuuuppp...!!" ci Sherly menempelkan bibirnya pada bibirku selama beberapa detik membuat otakku jadi hampa serasa gak percaya akan apa yang sedang terjadi.

Setelah bibir kami terpisah, ci Sherly dengan mata yang masih berkaca-kaca memberiku senyuman manisnya. Tentu saja kubalas ci Sherly dengan senyuman pula. Mendadak suasana di antara kami yang tadinya dingin dan kaku, kini menjadi cair.

Ci Sherly menarik tanganku, dan kuikuti dia melangkah menuju ke kamar tidurnya.

"Seeennn... aku mo nanya tapi lu jawab jujur ya..." tanyanya.

"Iya Cii... mo nanya apa..??

"Semalam lu masuk ke kamar gw yaaa....?? tanyanya dengan mata membelalak.

"Tahu dari mana luu...??

"Berarti bener kan lu ada masuk ke kamar gw.....jujur luu...!!

"Iya bener... tahu dari mana luu...??? tanyaku penasaran koq dia bisa tahu.

"Seingat gw semalam gw tidur dengan pintu tertutup... kenapa paginya gw bangun pintunya udah terbuka... kalo ulah lu siapa lagi yang ada di rumah ini...." jelasnya.

"Ohh... jadi terus kenapa...??

"Gak kenapa-kenapa sihh... untuk gw gak lu apa-apain....fuihh...."

"Emang nya gw bisa apa kalo masuk kamar luuu....??!?!

"Siapa tahu lu mau perkosa gw... kan bisa ajaaa...!!!

"Maunya sih gitu tapi gak dehh... aku masih anak sekolahan... tunggu tamat sekolah dulu baru cici aku perkosa... hahahahahaha....!!! candaku.

"Lama banget... kenapa gak sekarang ajaaa...?! tantang ci Sherly

"Emang lu mau diperkosa sama anak sekolahan...?! sindirku.

"Hmmmm.... agak males sih sama anak sekolahan... paling bikin kecewa..." keluhnya.

"Apanya yang bikin kecewa....?? tanyaku.

"Kecewa soalnya pasti kurang pengalaman dan lagiii.... pasti gak memuaskan dehh... apalagi lu itu sih gw udah tahuu gimana rasanya....hmmmm...." ucapnya.

"Emang lu tahu dari mana...?? tanyaku

"Ehh..!!! Lu masih ingat kan waktu malam setelah pernikahan ci Erika... kita kannnn....ah masa lu lupaaaaa...?!?! ucapnya terpenggal-penggal. Memang waktu itu kami sempat bersetubuh gara-gara ulah para montir.

"Iyaaa aku ingat... tapi koq rasanya gw kesal kalo ingat masa itu...." kataku

"Samaaa... gw juga kesal sama lu waktu itu.... lemah banget luu... bener-bener anak sekolahann...." sambungnya.

"Sialan lu Ciii.. udah berapa kali lu bilangin gw anak sekolahan... tar abis tahu rasa baru lu nyesel....!!! balasku menatap pada mata Ci Sherly. Tidak mau kalah, ci Sherly pun menatapku dengan tatapan sinis.

"Hmmmm....cuuuppp....cuuuppp.....!!! Kucium paksa bibirnya yang manis dan dia pun merespon. Kami saling berciuman sampai lidah kami saling berputar-putar. Ciuman kami semakin panas dan tanganku ingin melepaskan kancing pakaian ci Sherly. Bahkan ci Sherly membantuku melepaskan pakaian kemejanya sendiri dan langsung melepaskan behanya sekalian.

Mataku langsung melotot melihat bulatan payudaranya yang indah seperti dugaanku. Makin besar dan kencang dibanding dulu. Dalam posisi kami berdiri, aku hendak segera melahap payudaranya tapi di halangi olehnya.

"Tar dulu...buka dulu baju lu Sennnn..." ucapnya membantuku menarik keatas kaos oblongku. Sungguh gemes aku melihat tetek indahnya ci Sherly.

"Hhhhhmmmm.... srrruuuppp hhmmmmm..... " kubuka lebar-lebar mulutku seakan ingin menelan seluruh tetek besarnya. Putingnya kujilati dan kuisap kuat-kuat.

"Aaaaahhhhhh Seeeennnnn... terussssinnn....aaaahhhh....!!! ci Sherly merespon saat payudaranya dipermainkan nafsuku. Tangannya meremas rambutku menerima sensasi yang kuberikan.

"Bagusss sennn... pinter banget lu mainin tetek gw.... jilat terusss tetek gw Sennnn....aaaahhh...ssshhh....!!! aku semakin dikuasai nafsu dan agersif memainkan payudaranya.

Perlahan Ci Sherly melangkah mundur hingga terduduk dan terbaring di atas ranjangnya. Kususul dia naik ke ranjang dan terus mengejar payudara indahnya.

Sementara itu, jemarinya diam-diam mencari-cari kemaluanku.

"Seeeennnn.... koq gede bangettt...?!!! aku buka yaaa...." ucapnya sambil melepaskan celanaku. Kuturun sejenak dari ranjang untuk mengeluarkan torpedo kebanggaanku. Ci Sherly pun gak sabar mengikutiku dan membantuku menurunkan celana dan kolorku hingga senjataku keluar dari sarangnya.

"Wawwww... Gila Sennn.... gede banget punya luuu... koq beda sama yang dulu yaaa....???

"Oh yaaa...??! coba lu isap dulu kontol aku...." ku sodorkan ke mukanya dan dengan mahir dia mengulum batangku.

"Aaaahhh... gilaaa... jago banget lu isap kontol ciii....!!! pujiku.

"Srrruuuppp...hhhmmm...ssrrruuuuppp.....hmmmmm....!!! Srrrruuuuppp... aaaaaahhh.... udah gede koq makin gede Seeeennn....???? ci Sherly terkejut melihat kontolku yang sudah ereksi maksimal.

"Inikah yang lu bilang mengecewakan itu Ciiii....??? tantangku.

"Gak nyangka Sennn... biasanya kontol cowok cina gak sebesar ini Sennnn... gila banget punya lu Sennn..." ucapnya.

"Makanya ingat apa kata ci Vera... jangan panggil aku Asen lagiii...tapi panggil aku Rizalll....!!! tegasku

"Emang lu tuh cowok pribumi apa...?!?!

"Cepat lu buka memek lu biar buktikan aja sendiri....!!! kubuka kancing dan kutarik celana jeans dan celana dalamnya ci Sherly dan dibantu olehnya, sudah gak sabar ingin merasakan punyaku. Kini pakaian kami semua berceceran di lantai kamarnya.

"Cepattt masukin ke dalamku Seeennnn....!!! pintanya sambil membuka lebar-lebar selangkangannya.

"Bukan Asennn ciii... tapi panggil Izalll saja....!!! balasku sengaja menunda.

"Iyaa Zaaalll...iyaaaa.... cepatan donggggg... udah gak tahan nihhh....!!!

"Hehehehe... dasar cici binalll... !!! ledekku sembari pelan-pelan kumasukkan inci demi inci ke dalam memeknya yang sudah tampak mengkilap karana sudah basah.

"Aaaaarrrgggghhhh.......!!!! Pelann-pelaaaannnn... gede amaaattt punyaaa luuuu....sssshhhhh.....!!! ci Sherly mendesis merasakan sedikit kesakitan kemasukan batangku.

"Ahhh gilaaa Seeennn...ehh Zaaaalll... sesak banget memek akuuu..."

"Sudah siappp Ciiii....??? sini Izalll entotttt yaaaa...."

"Aaaahhh...iyaaaaa....aaahhh...aaaahhhh.... gilaaa Zaaaallll.... ini enakk bangetttt... sumpaaahhh....aaahhhh...!!!

"Uhhh...uhhh....Jadiii ini kontoll apa ciii....??? tanyaku sambil menggenjot

"Ini kontolll pribumi Zaaaalll.... bahkan ini rasanya lebih enakkk laggiii... aaahhh...aaaahhhh...!!!

"Memek lu juga enakkk Ciii... masih sempiittt punyaaa luuu.... aaahhh...aaaahhh.... Izal sukaaa bangettt....!!!

"Aaaapppaaa....?? Lu suka sama memek gw....?? lu gak suka sama gw donggg... cuma memek gw yang lu sukaa....?!?!

"Lu ngomong apaan sihhh....? memek lu sama elu kan nyatu... kalo gw bilang suka memek lu berarti gw juga suka sama eluuu....!!! tegasku sembari terus memberikan penetrasi pada ci Sherly.

"Iyaaa Zaaaalll... aku juga suka kontoll luuu.... sumpahhh enak bangettt...aaahhh...aaahhh....!!!

"Ciiii... mau gak lu jadi pacar Izaaalll....??? Dalam kondisi yang dikuasai nafsu begini, bicaraku sudah tidak berpikir panjang lagi. Setelah ngomong baru aku mikir, koq aku berani sekali menembak ci Sherly.

"Gaaaakkk mauuuuu... aaaahhh...aaahhhh....!!! balasnya.

"Apaaaa...?! Mendadak kuhentikan genjotanku.

"Koq berhenti sihhh...???! rengek ci Sherly

"Kan kata lu gak mau jadi pacar aku berarti lu gak mau dientot juga sama aku... masa lu cuma mau dientot tapi gak mau akunya... kan kontol sama akunya nyatu...?!?! ancamku.

"Aku bilang gak mau kan bukan berarti gak mo jadi pacar lu... maksud aku gak mau nolakkk Izalll loooo....!!! Ayooo donggg entot aku lagggiii...!!! desak ci Sherly.

"Hehehe... aku suka gaya lu ciii.... sini biar Izal entot memek lu ciii... uuuhhh...uuhhh...!!! kembali aku memberikan genjotan ku bahkan lebih kencang dari yang pertama. Aku makin bersemangat mendengar perkataan ci Sherly dan ingin memberikan dia kepuasan yang dia dambakan.

"Aaaaahhhh... terusss Zaaaalll... nikmatttt benerrr kontoll luuu... aaahhh...aaaahhhh.... entot Sherlyy lebih kencangggg lagggiii.....enttttoottt...!!!!

Ci Sherly benar-benar cewek yang binal. Walaupun begitu, ci Sherly ini agak beda dengan cewe lain yang pernah kuentot. Rasanya ci Sherly lebih lama muncratnya. Tapi itu bukan masalah buatku, lagipula kontolku masih kuat untuk menggenjot cewek binal ini. Cowok lemah pasti tidak akan sanggup memuaskan dia.

Sekitar satu jam lebih kuentot ci Sherly dengan penuh gairah. Tidak tahu kenapa malam ini nafsuku mengebu-gebu ingin kuluapkan. Apakah aku sedang dipengaruhi alkohol ? Kuhujam-hujamkan kontolku ke memek ci Sherly hingga dia menjerit-jerit. Memeknya sampai muncrat sehingga membuat ranjang ini basah.

Dan akhirnya kami sama-sama keluar melampiaskan nafsu terpendam kami, spermaku kutembakkan ke dalam rahimnya. Nafas kami sampai tersengal-sengal setelah melepas hasrat birahi kami dan aku tergeletak kelelahan di sebelah ci Sherly. Kami sama-sama menatap ke langit-langit kamarnya dengan suara nafas berat yang beriringan. Dari bawah, tangan ci Sherly mengenggam erat tanganku sebagai tanda bahwa malam ini kami resmi menjalin hubungan pacaran.

.......
Pov: Ai Ling
Tokkk...tookk...tookk.... Assalamualaikum.....Ci Lindaaa...!!! Seseorang mengutuk pintu rumahku lalu memanggil namaku.

Tokkk...tookk....tokkk... Ci Lindaa...!! Suara ini jelas kukenal maka kubuka pintu rumahku. Sudah kuduga itu Pak Hafiz yang tadi mengetuk dan memanggilku. Setelah pintu ku buka, aku tersentak melihat penampilannya yang sangat rapi mengenakan kemeja dan celana jeans.

"Semalam malam ci Linda...!! sapa Pak Hafiz dengan muka bengong melihatku dengan pakaian rumahan yang sudah biasa kukenakan. Apa ada yang salah dengan penampilanku yang sehari-hari mengenakan tanktop dan celana pendek yang nyaman. Memang belahan dadaku sedikit keliatan karena tanktopku model tali tipis dan ketat.

"Malam juga Pak Hafiz... ada apa ya Pakkk....?? tanyaku ikutan bengong melihatnya yang kayak salah tingkah di depanku.

"Anu Ci.. lagi ngapain ya...?? tanyanya kaku.

"Gakk koq... aku sedang santai aja...mumpung di rumah lagi gak ada orang... semua pada malam mingguan... mari masuk dulu Pakkk...." kupersilakan Pak Hafiz masuk dan duduk di ruang tamu.

"Emm...emmm... Edisen belum pulang ci...?? tanyanya basa basi.

"Belum Pakk... katanya sih dalam waktu dekat mau pulang sihh...." jawabku.

"Oh bagus kalau begitu... untung anak ci Linda masih ingat pulang.... banyak anak yang minggat dari rumah gak mau pulang lagi...." ujar Pak Hafiz.

"Betul tuh Pakk... aku sering baca berita banyak anak remaja pergi dari rumah ntah hilang ke mana... aku jadi kuatir dengan anakku sendiri...." keluh ku

"Jangan banyak kuatir Ci... itu tidak baik untuk kesehatan ci Linda... ada baiknya ci Linda ambil waktu untuk refresing dulu..." sarannya.

"Refreshing..?! Siapa yang ga pengen... sayangnya gak ada orang yang mau ngajak refreshing atau berlibur gitu... gak mungkin juga aku pergi sendiri..."

"Nah... malam ini kan malam minggu... gimana kalau sekarang saya ajak ci Linda referesing sebentar untuk keliling-keliling cari angin sambil lihat pemandangan...?? tawarnya.

"Hah..?! Emang mau keliling kemana sudah malam begini di tengah kampung....?? tanyaku

"Betul ci.. di kampung memang tidak ada tempat yang bagus kalau sudah malam.... tapi saya tahu tempat yang bagus untuk melepas kepenatan... walaupun lokasinya sedikit jauh agak di luar kampung ini tapi saya pikir tempat itu cocok untuk ci Linda... kebetulan di sana ada sejenis cafe yang baru buka jadi tempatnya bersih..." Usulnya kedengarannya menarik, mumpung aku lagi bosan gak tahu mau ngapain di rumah, kuturut ajakan Pak Hafiz.

"Oke deh... Bapak tunggu sebentar ya... aku ganti baju dulu..." kataku lalu berjalan menuju ke kamar ku di lantai atas. Sebelum aku naik ke anak tangga, sempat aku menoleh ke belakang, kudapati mata Pak Hafiz masih tertuju padaku dan tersenyum simpul. Menyadari dia kedapatan melirikku, dengan malu sendiri dia menunduk menggaruk kepalanya. Sebagai wanita, dalam hati aku senang mendapatkan perhatian seorang lelaki.

Setelah berganti pakaian aku segera turun agar Pak Hafiz tidak menunggu terlalu lama.

"Maaf Pakk kalau nunggunya kelamaaan...." ucapku.

"Gak masalah Ci... sepadan dengan penampilan ci Linda yang sangat anggun menawan..." pujinya menatapku dari ujung rambut sampai jari kaki. Malam itu penampilanku memperlihatkan setiap lekuk tubuhku karena mengenakan gaun ketat sebatas paha.

"Anggun menawan apanya Pakk... pinter banget bapak menggombal..." balasku

"Bukan gombal ci.. itu kejujuran... hati saya tertawan melihat keanggunan mu... mulut saya ga mampu menahan kekagumanku..." menurutku tetap aja gambal, tapi aku gak boleh berdebat dengannya karena masa depan anakku di tangannya.

"Iya deh iya deh... terserah apa kata Bapak.. apakah kita jadi berangkat ?? Tanyaku agar segera berangkat agar pulangnya ga kemalaman karana katanya agak jauh.

"Jadi ci.. sangkin kagumnya saya sama ci Linda jadi kelupaan berangkatnya..." lanjut gombalnya tapi kudiamkan saja supaya Pak Hafiz berhenti memuji diriku. Perasaanku bercampur antara senang tapi juga menggelikan mendengar ucapan manisnya.

Pak Hafiz tampak bersemangat mengajakku keluar. Dia membukakan pintu mobil dan mempersilakanku masuk dalam mobilnya yang terkesan mobil keluaran lama namun cukup nyaman diduduki.

Selama di perjalanan Pak Hafiz bersemangat menceritakan latar belakang keluarga dan pendidikannya. Barulah aku tahu kalau Pak Hafiz seorang sarjana Pendidikan di salah satu universitas negeri di kota ini. Dan dia sangat tertarik dan menguasai bidang perkembangan pendidikan karakter anak remaja. Itu sebabnya dia sangat cocok menjadi kepala sekolah SMP dan SMA di sekolah.

Diceritakannya bagaimana perjuangannya mendapatkan gelar sarjana itu dari hasil keringatnya sendiri. Sambil bekerja sambil kuliah hingga akhirnya dia berhasil meraih predikat yang sangat memuaskan.

Katanya dia senang kalau ilmu yang dia peroleh dapat membantu orang khususnya aku yang sedang bermasalah mendidik anakku yang masuk usia remaja.

Setelah menempuh kurang lebih 1 jam perjalanan kami tiba di cafe yang dimaksud Pak Hafiz. Lokasinya di luar kampung kami dan terletak di tepi jalan lintas luar kota.

Tadinya aku berpikir cafe itu sepi dan tenang, tapi ternyata cukup ramai karena ini malam minggu. Tadinya juga aku pikir cafenya bersih karena menurut Pak Hafiz cafe baru dibuka. Memang cafenya baru, tapi pengunjungnya rata-rata orang kampungan yang gak tahu menjaga kebersihan. Selain itu, cafe ini sangat bau rokok karena pengunjung diperbolehkan merokok. Buatku sangat tidak nyaman. Dalam batinku, aku sangat berniat ingin pulang tadi kudiamkan saja demi menjaga perasaan Pak Hafiz.

Untungnya kami mendapatkan meja yang letaknya di teras dan outdoor menghadap ke jalan raya maka cukup terhindar dari kebisingan dan bau rokok.

Saat kami masuk ke dalam cafe ini, hampir semua mata pengunjung menoleh bahkan menatap ke arah kami seakan ada yang aneh dengan kami berdua. Bahkan setelah kami duduk, beberapa pengunjung di sekitar kami sesekali menoleh ke arah kami.

"Pak... kenapa sih waktu kita masuk mata mereka semua pada liatin kita...?? Emang ada yang aneh dengan kita ?? tanyaku.

"Biarin saja Ci... justru saya bangga diliatin sama mereka..." jawabnya.

"aneh banget bapak ini... diliatin koq bangga bukannya merasa risih...." ucapku

"Saya bangga karena bisa ditemani sama wanita secantik ci Linda....apalagi ci Linda ini kan keturunan Chinese... orang-orang ini mungkin merasa aneh koq ada orang chinese yang mau sama bapak yang pribumi ini..." jelasnya.

"Dimana-mana pasangan beda suku, mau suku apapun memang jarang sih tapi bukan berarti gak ada Pakkk..." jawabku

"Setahu saya wanita chinese jarang mau sama laki Pribumi... kalau sebaliknya mungkin banyak...." menurutnya.

"Emang bapak mau kalau nikah sama wanita chinese...?? tantangku

"Mau sekali saya... apalagi wanita yang model seperti ci Linda begini... langsung saya nikahi..." tegasnya.

"Emangnya bapak belum punya pacar....?? tanyaku penasaran

"Dulu pernah ci... tapi begitu putus aku bertekat mau nyari istri chinese kalau bisa..." ucapnya.

"Kenapa harus istri chinese Pakk....?? tanyaku sangat penasaran

"Hmmm... ada alasan pribadi yang tidak bisa aku katakan ci...." jawab Pak Hafiz tersenyum. Mendapat jawaban yang tidak memuaskan membuatku malas untuk melanjutkan perbicaraan. Lagipula Pak Hafiz orangnya terlalu serius dan agak kaku menurutku, tipikal orang berpendidikan. Aku hanya melihat jalan dan menikmati hembusan angin. Tiba-tiba ada sebuah truk berhenti di depan cafe. Kuperhatikan dari truk itu turun tiga orang berbadan tegap masuk ke cafe ini untuk beristirahat.

Karena tempat duduk yang di dalam sudah penuh, ketiga lelaki itu terpaksa mencari tempat di area teras pula. Kebetulan ada satu meja yang masih kosong dan mereka duduk di sana memesan beberapa botol bir dan sambil merokok. Sama hal nya dengan pengunjung lainnya, mereka beberapa kali juga menoleh ke arah kami. Beberapa kali aku sempat bertemu pandang dengan salah seorang dari ketiga lelaki itu. Wajah mereka tampak sangar dan kasar layaknya para supir truk pengangkutan dan tukang angkat barang.

Salah satu dari ketiga lelaki yang turun dari truk yang sempat bertemu pandang denganku berdiri dari tempat duduknya dan mendatangi Pak Hafiz.

"Halo banggg... di mana abang dapat barang bagus begini....hehehe...?? tanyanya dengan tawa penuh arti.

"Maaf Pak...apa maksud bapak , saya kurang mengerti..." balas Pak Hafiz.

"Oalah bang...banggg.... pura-pura gak ngerti pulak kamu bilang... abang dapat dari mana lonte cina secantik ini...??? aku terkejut mendengar pertanyaannya.

"Bapak hati-hati kalau bicara...!!! tegas Pak Hafiz

"Hahahaha... tenang banggg... saya gak akan rebut lonte bapakkk... cuma mau nanya... atau kalau boleh habis abang pake boleh oper ke kami... soalnya kami belum pernah nyicip memek cina...hahahaha....!!! ucap pria ini sangat tidak sopan.

"Jaga mulut anda Pakkk...!!! bentakku.

"Hahahaha... galak juga ini lonte cina.. abang paling suka cewek cina yang galak begini... makin galak makin pengen abang perkosa....hahahaha.... lu dibayar berapa sama bapak ini....???? tanyanya

"Silakan bapak pergi dari sini....!!! tegas Pak Hafiz mendorong bahu si pria brengsek ini.

"Bruuukkk...!!!! tanpa diduga, Pak Hafiz ditinju pria ini sampai jatuh ke lantai.

"CARI MATI KAU...!!! berani sekali kau usir aku dari sini...!!!! bentak pria itu.

"Bapak berani sekali main pukull...!!! balasku jongkok di samping Pak Hafiz yang terjatuh.

"Hahahaha... diam kau lonte... sini biar bapak kontolin memek cina luuu....!!! ucapnya menangkap lenganku memaksaku berdiri. "Aduh Pakkk...!!! Tanganku sakit dicengkram olehnya.

"LEPASKAN TANGAN ANDA...!!!! Pak Hafiz berdiri menolongku. Pria itu melepaskan tanganku tapi Pak Hafiz dengan mudah didorong hingga terjatuh kembali ke lantai. Aku tahu Pak Hafiz tidak mungkin menang melawan pria bertubuh tegap begini, belum lagi ada dua temannya yang siap membantunya.

"Sudahlahhh Pakkk... ayo kita pergi dari sini...!!! kudesak Pak Hafiz untuk segera menghindar dari mereka.

"Hahahahaha... si lonte ajak pergi udah gak tahu pengen dientot oii..!!! ledek pria itu merasa sudah menang sedangkan kami berdua bergegas masuk ke mobil dan melaju kembali ke kampung kami.

"Maafin saya gak bisa membela ci Linda..." ucapnya.

"Justru aku yang harusnya berterimakasih.. gara-gara membela aku bapak dipukul sama pria berengsek itu..." balasku.

"Tapi saya gak bisa membuat pria itu minta maaf atas ucapanya pada kamu ci...." kata Pak Hafiz menyesal.

"Sudahlah Pak...saya gak butuh itu... pokoknya kita cepat sampai di rumah supaya obati luka bapak...!! kataku

"Terimakasih ci... kamu tidak menyalahkan saya..." ucapnya dan hanya kubalas dengan senyuman agar masalah ini tidak diperpanjang.

Tidak terasa laju mobil sudah memasuki jalan menuju kampung.

"Yang itu rumah saya ci... rumah saya ada banyak obat-obatan...boleh saya mampir ke rumah dulu...?! ajaknya.

"Ya sudah cepatan... biar luka bapak cepat diobati dulu..." kataku.

Kamipun tiba di rumah Pak Hafiz dan setelah masuk ke rumahnya yang terang, kelihatan wajah Pak Hafiz yang luka memar ditonjok pria kasar itu. Untung Pak Hafiz selalu sedia banyak obat, lalu aku bantu olesi obat saleb di kulit wajahnya yang menghitam akibat memar .

"Hafizzzz... kamu sudah pulang nakkk...??? seorang nenek yang keliatan sudah berusia cukup lanjut keluar dari dalam.

"Ohh... iya nekk...saya pulanggg...!! balas Pak Hafiz.

"Malam nenek...!! sapaku.

"Malam nakk... ini siapa ya nakk....?? tanya nenek itu pada Pak Hafiz

"Kenalin nekkk... ini teman saya namanya Linda... dan ini nenek saja ci...usianya sudah hampir 90 tahun... tapi masih sehat..." ujar Pak Hafiz memperkenalkan aku dengan neneknya.

"Salam kenal nekkk...."salamku, lalu si nenek anggukan kepala dan masuk kembali ke dalam. Kehadiran si nenek mengingatkan aku pada sesuatu.

"Pakkk....maafkan saya...." ucapku membuat Pak Hafiz ane dengan ucapanku.

"Maaf kenapa ci...??? tanyanya heran.

"Dari awal aku sudah membohongi bapak... sebenarnya anak saya tidak ke rumah neneknya....sebenarnya aku tidak tahu Edisen sedang di mana..... maafkan aku sudah membohongi bapak...." kataku menyesal dan kepalaku tertunduk.

Pak Hafiz terdiam dan berdiri dekatku tepatnya di depanku.

"Ci Linda... tidak masalah soal itu... saya paham semua itu ci Linda lakukan demi kebaikan anaknya... tidak ada niat jahat dibalik itu... saya sangat memaklumi situasi ci Linda sebagai seorang ibu..." ucapnya lembut. Kuberanikan diri menggangkat kepalaku menatap wajahnya yang tersenyum penuh pengertian padaku.

"Saya tahu ci Linda sebagai seorang ibu sudah kelelahan karena sendirian dalam mendidik anak tanpa peran suaminya... dari sinar matanya saya tahu bahwa sebenarnya ci Linda sedang kesepian...." ucapannya benar sekali.

"Benar Pakkk...aku memang merasa kesepain...kenapa Pak Hafiz begitu memahamiku...?? tanyaku terharu.

"Cuuuppp..." Pak Hafiz menjatuhkan satu ciuman pada keningku. Sesuatu yang sangat jarang kurasakan. Sejak pacaran sampai menikah, suamiku tidak pernah mencium keningku. Di hadapan Pak Hafiz, aku serasa wanita yang sedang dicintai.

"Mulai sekarang jangan panggil aku Pak... tapi panggil aku "Mas" saja... supaya lebih dekat...." pintanya, karena Pak Hafiz pernah bilang bahwa dia aslinya dari pulau Jawa. Tiada kuduga lelaki pribumi yang setahu aku selalu kasar, ternyata ada juga yang romantis.

"Iya Massss.... iya mas Hafizzz...." ucapku tersenyum.

Mendapat respon senyumku, wajahnya pelan-pelan mendekat padaku. Akupun siap dan tidak akan menghindar jika dia ingin menciumku.

"Cuuuppp...hhhmmm...cuuuupppp....." kami berciuman mesra ikuti pelukan erat bagai sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Aroma parfum di tubuhnya yang maskulin membuatku semakin terbuai dalam pelukannya. Karena tubuh mas Hafiz sedikit lebih tinggi dariku terpaksa aku memeluknya sambil mengangkat tumit. Kami berciuman saling beradu bibir memberi kecupan-kecupan ringan dan manis.

Makin lama kurasakan lidah Mas Hafiz mulai menjulur keluar ingin menembus kedalam mulutku. Di saat ujung lidahnya menyentuh lidahku, aku mulai tersadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan ini.

"Hmmm...cuuupp....hmmmm...cukupp Massss...." aku mencoba menyudahi ini semua. Ini sudah terlalu jauh. Malam ini, meskipun hatiku terpikat oleh kelembutannya, tapi gimanapun juga hubungan kami hanya sebatas teman, gak mungkin lebih. Untak apa dilanjutkan kalau begitu?!

"Hmmm...cuuupp....hhhmmm...hentikan massss....mmm....!!! mas Hafiz semakin kuat memeluk dan ciumannya makin liar. Tangannya menjalar meraba ke seputar punggung sampai turun pantatku. Pikiranku menolak tapi tubuhku aku sungguh merindukan pelukan hangat ini. Walaupun aku dipaksa namun tubuhku tak ingin menolak paksaan ini. Malah aku terpancing menjulurkan lidahku sehingga kami saling berpagutan dan melumat bibir.

Setelah kami marasa sama-sama puas berciuman, perlahan kami melepaskan ciuman kami dengan nafas tidak teratur. Dengan cepat dia narik tanganku dan aku mengikuti langkahnya menuju ke kamarnya. Suasana kamarnya sangat rapi dan bersih.

"Ci Lindaaa....!!! Aku tahuuu ci Linda kesepian tanpa suaminya... izinkan mas gantikan posisi suami ci Linda malam ini..." ucapnya dan terdiam tidak mampu menjawabnya. Sekalipun tanpa menjawab, aku yakin dia tahu jawabanku. Sekali lagi dia ingin memulai dengan memberiku ciuman pada bibirku, tapi kutahan tubuhnya.

"Masss... jangan panggil aku ci Linda, panggil saja aku AiLing..." tegasku.

"Baiklah Linggg..." ucapnya lalu kubiarkan dia menyibak rambutku kemudian memberiku cumbuan pada leherku dengan lembut.

"Turunkan relseltingku masss...." pintaku, maka jemari mas Hafiz kebelakang punggungku mencari-cari relsleting gaunku sembari terus mencumbu bahu dan pundakku. Setelah ketemu langusng diturunkan sampai ke bawah, tanpa permisi dia menurunkan gaunku sehingga langsung kelihatan payudaraku yang menonjol.

"AiLing gak pakai Beha..?? tanya mas Hafiz terkejut.

"Lagi gak pengen pake...kenapa ?! Mas gak suka kalau aku gak pake...?? " tanyaku menantangnya.

"Gaa..***kkk koqqq...justru saya suka sekali....suka sekaliii...." jawab mas Hafiz tampak sedikit grogi. Kulihatin mas Hafiz dengan tergesa-gesa dia melepaskan kancing kemejanya sendiri sekaligus menurunkan celana panjangnya. Kini kami sama-sama hanya mengenakan celana dalam.

"Kenapa gak diturunkan sekalian celana dalamnya...?! godaku, dan dia menurunkan celana dalamnya dengan tergesa-gesa pula. Ternyata penis Mas Hafiz sudah berdiri dan sangat bersih sudah tidak berbulu.

Aku duduk di ranjang dengan berpangku tangan menatap pada Mas Hafiz. "Masss... buka punya ku sekalian donggg..." ucapku manja. Mas Hafiz mendekatiku dan kubiarkan dia menarik celana dalamku.

"Ayo Linggg... buka lebar-lebar pahanya..." ucap Mas Hafiz dan kuturuti kemauannya.

"Santai masss... jangan tegang gitu donggg... aku kan gak lari kemana-mana...." ucapku menenangkan Mas Hafiz yang tampak gak sabaran ingin memasukkan penisnya ke vaginaku.

"Aaahhhhh...nikmat sekali vagina AiLingggg...." puji Mas Hafiz setelah penisnya masuk kandas ke dalamku. Memang penis Mas Hafiz tidak terlalu besar, namun tidak kecil juga. Masih lebih nikmat daripada milik suamiku.

"Goyanggin Massss....cepettt...." Mas Hafiz mulai mengenjotku dengan sikap yang agak terburu-buru.

"Uuuhh...uuuhhh....uhhh..."

"Ahhh..santai mass... jangan buru-buru gituu...."

"Iyaaa Lingggg....saya sudah gak tahannn....aahhh...aaahhh....."

"Sudah...sudahhh.... gantian aku aja yang di atass...." kami berbalik posisi, kini aku yang diatas tubuh Mas Hafiz.

"Hmmmm...hmmmm....aahh...aaahhh...." aku mendesah dengan menutup mulutku agar tidak terdengar oleh neneknya.

"Kenapa AiLing tutup mulut sayanggg....??? tanya Mas Hafiz.

"Kalo kedengaran nenek mas kan gawat...." jawabku.

"Tenang aja Lingggg... pendengaran nenekku sudah tuli... lagipula jam segini nenek sudah tidur... jadi gak akan kedengaran siapapun...." Kalau tahu gitu, aku gak tidak perlu kuatir kedengaran siapapun.

"Aaaaaahhhh.....aaaaahhhhh....aaaaahhhh....!!! aku mengoyang tubuhku dengan perasaan bebas mendesah merasakan sensasi nikmat penis Mas Hafiz menggosok rongga vaginaku.

"Aaahhh....Lingggg... kamu hebat sekaliiii...aaahhh...sungguh nikmattt Linggg....!!!

"Aaahhh...aaaahhh....benarkahhh...???

"Aaahhhhh....aaahhhh....Benar sekaliii... inilah alasan kenapa saya pengen punya pacar Chinese Linggggg...."

"Pacarrr chinese kenapaaa emanggg....??

"Wanita chinese pintar goyangggg... nafsunya besarrrr kayak AiLinggg ini....aaahhh...aaaahh.....nikmattt sayangggg...."Mendengar pernyataannya aku makin semangat meraut kenikmatan dari Mas Hafiz. Goyanganku semakin menjadi-jadi hingga nyaris lupa diri kalau lelaki ini adalah kepala sekolah anakku.

"Aaaahhhh Linggggg..... saya keluarrr.... aaaahhhhh.....aaaahhhh.....!!! mas Hafiz ejakulasi.

Beberapa saat setelah kami mulai stabil setelah persetubuhan ini.

"Maaf Lingggg.... saya gak keburu bilangin sudah mau keluarr.... jadi masuk ke dalam kamu..." ucapnya tampak menyesal.

"Gak masalah massss... aku rutin minum pil KB jadi gak akan hamil...." ucapku menenangkan dia.

"Oh bagus kalau begitu..." ucapnya lega.

"Yukkk mas antar AiLing pulang... sudah larut malam nihh....." Mas Hafiz bangun

"Masss... di rumah aku kesepian... bolehkan malam ini aku di sini saja..? tanyaku lalu kami memulai satu babak lagi sebelum kami berdua ketiduran sampai pagi. Di persetubuhan berikutnya, Mas Hafiz sudah lebih tenang dalam mengauli tubuhku dan akupun merasa lebih nyaman dalam pelukan hangatnya.

Suasana begini mengingatku pada bang Anwar yang telah lama pergi dari hidupku, maka malam ini aku jatuh dalam pelukan hangat mas Hafiz. Hatiku mengucapkan salam rindu buat bang Anwar. Semoga abang baik-baik di alam sana. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk merawat anakmu saat di pulang ke rumah nanti.

Pov: Rizal/ Asen

"Sruuuppp.....srruuuppp....mmmm..."

Ah, nikmat sekali rasanya seperti mimpi. Semakin kusadari kalau ini bukan mimpi. Ternyata aku sudah ketiduran namun kini terjaga. Di bawah seseorang sedang memainkan kelaminku. Kesadaranku mulai pulih dan ketika kubuka mata, ci Sherly sedang nungging di bawah sambil menyepong batangku. Nikmatnya bukan main, pintar sekali ci Sherly memanjakan kontolku.

"Bangun Izal sayangggg...." panggil ci Sherly lembut dan menatapku dengan tatapan nakal.

"Aaahh...Enaaakkk bangett ciii..."ucapku dengan suara yang masih serak.

"Hmmmm.....sssrrruuupppp......aaaahhhh.... kontoll lu udah bangun nihhh... lu juga bangunnn dongggg...." godanya. Rasa kantuk masih belum beranjak dari tubuhku, efek alkohol masih membuat tubuhku terasa berat. Tapi tidak untuk kontolku. Semakin dipermainkan semakin menunjukkan kegagahannya.

Dalam setengah terjaga aku saksikan gelagat ci Sherly yang asyik bermain sendiri dengan kontolku yang sudah memikat hatinya dan birahinya.

Tanpa meminta persetujuanku, ci Sherly langsung naik ke atasku dengan inisiatif melasakkan kontolku kedalam memeknya, naman posisinya membelakangiku. Dalam pandanganku hanya tampak punggungnya yang mulus.

Ah gila, nikmat benar kontolku bersarang di dalam memeknya. Goyangnya tampak santai tidak diburu waktu seakan kontolku itu sudah menjadi miliknya.

Ahh...ahhh......aahhh.....!!! Suara desahan Ci Sherly juga enak di dengar. Suara desah melengking begini rasanya tidak asing di telingaku. Baruku teringat kalau desahan begini mirip dengan artis bokep jepang favoritku.

Baruku sadari bahwa di depan ranjang ini ada meja rias ci Sherly yang cerminnya cukup besar. Dari sana aku bisa melihat ekspresi wajah keenakan ci Sherly yang sedang merasakan sensasi kontolku mengosok memeknya. Tatapan matanya yang tampak sayu dan lidahnya sedikit terjulur seakan membayangkan sesuatu. Dari tatapannya seakan kosong atau melamun memikirkan sesuatu yang mendalam. Menurutku ci Sherly sedang berimajinasi sambil memainkan kontolku dalam kemaluannya.

Kedua tangannya sibuk meremas payudaranya sendiri semakin dikuasai nafsu tak tertahankan. Meskipun kesadaran diriku semakin meningkat, sengaja kubiarkan saja ci Sherly asyik sendiri mengekplorasi birahi dalam tubuhnya sendiri di atasku.

Lama kelamaan goyangan pinggulnya makin cepat. Kedua tangannya kini berpindah ke kepalanya menjambak rambutnya sendiri sampai akhirnya memeknya meledakkan banyak cairan.

Ouuughh...Oooohhh....!!!! Ci Sherly meraung-raung mengapai puncak birahinya. Setelah birahinya tersalurkan, dengan manja ci Sherly membaringkan tubuhnya ke dalam pelukanku. Sebagai lelaki, aku bangga bisa memberikan ci Sherly kepuasan.

Sepanjang tidurku malam ini, terbayang jelas ekpresi wajah ci Sherly yang tampak sedang membayangkan sesuatu. Sebagai cowok aku suka berimajinasi, tapi apakah mungkin ci Sherly juga suka berimajinasi atau punya fantasi tertentu ?

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com