Pov: Rizal / Asen
"Banggguuunnn...!!! Ayooo bangggunnn Sennnn.... kita sudah hampir terlambaaattt...!!!"
Lagi enak-enak tidur, aku dibangunkan oleh seorang cewek. Ya, cewek itu ci Sherly.
Apaan sihhh....?! Aku mencoba untuk mempertahankan tidurku. Tubuh rasanya masih capek untuk bangun. Karena merasa ribut banget, aku tidur dengan posisi tidur terlungkup dan menutup kepalaku dengan bantal.
Ci Sherly tidak menyerah, malah dia naik ke ranjang lalu duduk di punggungku dan mengelitik ketiak dan perutku. "Sennnn..!!! Ayo dongggg.... bangunnnn...!!! Bangun gak luuu....bangunnn Sennn.... geli gakkk...baru tahu rasaaaa....ayo bangunn...!!
"Aaaarrrhh... geliiii ciii....ampunn...ampunnnn....!!! erangku. "Kalau sudah ampun bangun dongggg....!!! katanya. Akhirnya aku menyerah saja demi cici pujaan hatiku. Segera dia turun dari tubuh dan ranjang.
"Kita mau kemana sih...? Koq bangunnya pagi amat...??? tanyaku dalam tekanan rasa kantuk.
"Apaan yang pagi amat?! Udah jam 9 tuhhh....!!! Gw masih harus ke bengkel ambil mobil baru masuk kampus untuk nyerahkan tugas kuliah yang deadline nya hari ini..." ngocehnya. Antara percaya gak percaya ku buka tirai kamar tidur ini ternyata benar sudah bangun kesiangan. Sinar matahari menyilaukan mata kantukku.
"Yuk... abis sarapan kita langsung berangkat ya... udah gak keburu nihhh....!!! desaknya setelah aku selesai dari aktifitas pagi di kamar mandi. Baru mataku bisa melihat jelas penampilan casual ci Sherly yang sudah siap berangkat untuk beraktifitas.
Kuantar ci Sherly dengan mobilku ke bengkel langganannya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Kupastikan mobilnya sudah diperbaiki dan siap dikendarai lagi. Lalu kami berpisah, ci Sherly pun melanjutkan aktivitanya, sedangkan aku harus kembali ke rumah tante MeiCen dengan perasaaan ragu setelah pertengkaran kami.
Begitu aku masuk ke area perumahan tante MeiCen, aku melewati sebuah bangunan Club House perumahan ini. Di pekarangannya yang cukup luas, tante MeiCen dan Ci Erika mengendong Jeje sedang ngumpul dengan beberapa ibu-ibu penghuni perumahan ini. Mereka masih mengenakan pakaian olahraga, sepertinya mereka baru selesai melakukan olahraga senam. Kuteruskan saja perjalananku tiba di rumah tante MeiCen.
Tidak lama setelah aku sampai di rumah, tante MeiCen dan Ci Erika tiba dirumah pula. Mendapat tatapan sinis dari tante akupun masuk saja ke dalam kamar biar mereka mereka bisa ngobrol dengan nyaman tanpaku. Walaupun aku tidak di sana, tapi perhatianku tetap mengikuti mereka.
"Maaa... tadi tiga ibu-ibu muda yang itu kan orang Chinese kan...?! gak nyangka lo ternyata di perumahan "Rukun Kencana" ini ada juga penghuninya orang Chinese...tapi katanya perumahan ini pangsa pasarnya orang lokal....?! " kata ci Erika
"Dua cici kita pertama kali ketemu yang namanya Wenny dan Yunita itu memang penghuni lama... tapi suaminya orang Pribumi... yang asli pasangan Chinese itu yang namanya Ivonny yang biasa kita panggil Ivon. Mereka pasangan muda yang baru menikah sekitar enam bulan lalu. Usianya gak jauh beda dengan lu...." jelas tante.
"Oh ya..?! Tapi koq mereka mau ya beli rumah di daerah orang pribumi...?? tanya ci Erika
"Menurut Mama sih karena harganya lebih murah untuk rumah segede begini... kalau rumah kawasan orang Chinese biasanya harganya selangit... karena suami Ivon masih usia merintis usaha, ekonomi mereka masih terbatas, tidak heran mereka beli rumah yang terjangkau oleh keuangan mereka..." jelas tante.
"Tapi ingat ya... biar harganya murah tapi fasilitas dan suasananya gak murahan looo...." tambahnya.
"Bener sih Maaa... aku makin nyaman tinggal di sini...." ucap ci Erika.
"Begini aja Lienn... lu minta aja suami lu beli rumah di perumahan ini... tadi kamu ada lewat satu rumah villa yang gak jauh dari sini... itu masih kosong dan akan di jual... nanti Mama mintakan ke Pak Syamsul kasi harga murah deh buat anak Mama..... pasti gak rugi deh..." tawar tante.
"Selain itu Mama bisa ketemu dengan si Jeje cucu Mama yang ganteng ini kalau lu sedang tinggal di rumah itu...." kata tante menggendong Jeje dari pangkuan ci Erika.
"Boleh juga sih Maaa... nanti aku telepon Richard dulu untuk bicarakan rencana ini...." kata ci Erika.
Sore harinya,
"Tokk...tokk... Sennn... lu di dalam?! Cici mau bicara nih...." sahut ci Erika hendak masuk ke kamarku.
"Ada apa ciii....?? tanyaku
"Sennn... sorry kalau selama beberapa hari di sini sudah merepotkan lu ngantar cici dan Jeje ke rumah Mama aku... terus kadang lu juga bantu cici jaga si Jeje... Thankyou lo Sennn...." ucap ci Erika
"Gak usah sungkan gitu dong ci.... gimana pun juga lu kan cici ku biar beda ibu...." kataku.
"Iya Sennn... tadi cici baru telepon ko Richard... rencananya kami akan beli rumah di blok sebelah perumahan ini... harganya sudah cocok....jadi rencana aku akan tinggal di rumah itu untuk waktu yang belum tahu pasti kapan pulang ke rumah... jadi dari pada kamu nunggu di sini tanpa kejelasan ada baiknya lu pulang aja dulu ke rumah Papa di kampung...." saran ci Erika
"Terus nanti Jeje siapa yang bantu cici jagain....?? tanyaku
"Soal itu nanti rencana aku akan pakai jasa bebysitter... ada kenalan dari mama aku...." jawabnya.
"Oh baiklah... aku juga pengen bilang sorry udah bertengkar dengan Mama lu ci...." kataku.
"Mamaku memang suka begitu... tapi nanti sudah beberapa hari dia baik sendiri... gak usah dipikirkan Senn....." katanya.
"Nanti malam aku jalan dehh...." kataku.
"Eh cepat amat... aku ga niat ngusir lu ya, cuma nyaranin aja... lu boleh kesini kapan aja koq... atau nanti lu boleh juga mampir ke rumah aku yang di blok sebelah itu...." ucap ci Erika takut aku salah paham.
"Gak koq ci... aku bukan orang sensi yang gampang tersinggung.... hari ini kan malam minggu jadi kebetulan nanti malam aku mau keluar bareng teman aku.... jadi sekalian saja aku pamitan... " teman yang aku maksud itu adalah ci Sherly, tapi aku gak mau beritahu ci Erika.
"Ok deh kalo begitu...." respon ci Erika meninggalkan kamarku.
Malam hari setelah waktu magrib aku pamitan untuk meninggalkan rumah tante. Om Syamsul berpesan padaku agar boleh datang kapan saja bahkan boleh main juga ke kantornya. Dengan inisiatifku sendiri aku mohon maaf pada tante MeiCen dan dia hanya balas dengan senyum terpaksa mungkin karena gengsinya. Hanya ci Erika yang mengantarku sampai ke pintu lalu aku berangkat meninggalkannya dengan mengendarai mobilku.
Dengan penuh semangat aku melaju kencang menuju rumah ci Sherly yang sudah menungguku, bahkan beberapa kali sudah meneleponku karena aku sudah telat dari waktu yang kujanjikan.
Setiba di rumah ci Sherly, dia sudah menungguku didepan rumahnya dengan wajah tampak kesal karena keterlambatanku. Dengan segera dia naik ke dalam mobilku duduk di sampingku.
"Sorry ciii gw telat nyampe.... hari ini gw nungguin om Syamsul nyampe rumahnya biar aku bisa pamitan dengannya..." jelasku sambil memutar arah mobil lalu mulai mengendarai mobil di jalan.
"Telat bilang aja telat... kagak usah banyak alasan...!!! ucap ci Sherly ngambek.
"Iya deh.. sorry...sorry gw ngaku salah... gw telattt..." balasku. Ci Sherly hanya diam dan menoleh ke arah jendela mobil melihat ke jalanan.
"Ci..!! Lu gak mau maafin aku...?? bujukku.
"Sebelum lu ngomong, gw udah maafin lu Senn... kalau gw gak maafin lu, gw udah gak mau masuk ke dalam mobil lu...." tegasnya.
"Thankyou Ciii... lu baik banget sama aku...." balasku.
"Gak usah bilang thankyou Senn... mungkin dari awal gw seharusnya gak boleh marah sama lu... karena lu tuh bukan siapa-siapa nya aku.... ya sudah lahhh... maafin aku juga sudah marah sama lu...." ucapnya menyesali.
"Malam ini izinkan aku traktir lu makan sebagai balas budi semalam lu sudah mau mengantarku pulang...." katanya.
"Gak perlu repot-repot begitu ci... aku tulus koq anterin lu pulang jadi gak usah dibalas...aku gak mau dan juga gak suka...." tegasku.
"Kalau lu gak suka, anggap aja kita makan bareng tapi gak usah dianggap balasan...." balasnya.
Suasana perjalanan kami dalam mobil cukup tegang dan dingin, namun tetap harus dijalani karena kami sudah terlanjur janjian. Ci Sherly membawa jalan menuju sebuah cafe lounge music yang cukup mewah di tengah kota.
"Ciii... terus terang saja aku gak punya uang untuk makan di cafe mewah begini....aku cuma anak sekolahan..." ucapku jujur.
"Tenang aja Sennn... biar aku aja yang traktir lu makan... tapi ingat ya kalau ini bukan balas jasa..." katanya.
Kami makan malam berdua sambil menikmati live music lagu-lagu romantis dengan penerangan yang remang-remang. Kebanyakan penggunjungnya adalah pasangan yang sedang memadu kasih. Hampir semua pengunjung tengah ngobrol dengan pasangan mereka dengan tangan yang saling bersentuhan layaknya orang berpacaran. Sedangkan kami kebanyakan hanya duduk diam. Sejak awal ci Sherly memeng sudah kesal dengan keterlambatanku. Ditambah lagi aku yang tidak pinter ngomong, tidak tahu gimana memulai obrolan sehingga memperkeruh suasana.
Selesai kami makan malam, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku satu pertanyaan untuk memancing suasana.
"Ci... mo nanya, kenapa lu milihnya cafe ini dan bukan yang lain....?? tanyaku. Ci Sherly terdiam sejenak lalu menjawabku.
"Pengen mengubur kenangan..." jawabnya singkat.
"Mengubur kenangan ?! Maksudnya apa ci..." tanyaku tidak mengerti.
"Cafe ini punya kenangan buatku... dulunya manis tapi sekarang pahit.... jadi malam ini kenangan itu pengen aku kubur dalam-dalam....." ucapnya dengan tatapan kosong.
"Hmmm... bole tahu gak kenangan dengan siapa...?? tanyaku mencondongkan kepalaku mendekat padanya.
"Seseorang yang kupikir mencintaiku tapi malah menyakiti hatiku..." ucapnya dengan suara datar.
"Apakah dia cowok ?! Apakah dia dulu pacar ci Sherly..?? tanyaku tapi belum dijawabnya.
"Masss...!!! tiba-tiba ci Sherly memanggil salah seorang pramusaji cafe itu yang memesan minuman.
"saya pesan Vodka raspberry ya... terimakasih..." pesan ci Sherly.
"Apa itu yang lu pesan ci...?? tanyaku.
"Lu gak usah tahu... lu masih anak sekolahan...." balasnya ketus.
Sebenarnya aku sudah mulai bosan dengan ledekannya yang terus menerus sebutin aku ini anak sekolahan. Serasa direndahin terus ama dia. Namun dalam situasi begini, ci Sherly sepertinya sedang punya masalah.
Pesanan ci Sherly diantar oleh pramusaji, segelas minuman gelas dengan buah warna merah di toppingnya. Tercium olehku bau alkohol.
"Gila lu cii... lu mo mabuk ya.. ?? Tanyaku.
"Bukan urusan lu Sennn... ini pesanan gw dan gw yang bayar sendiri... " balasnya.
"Sini berikan itu padaku....!! Ku rebut gelas berisi minuman keras itu dari tangan ci Sherly namun dia gak mau lepas.
"Lepasin tangan lu... gak usah sok atur gw mau minum apa...!! Sahutnya memberi perlawanan. Setelah beberapa kali kami tarik menarik gelas itu akhirnya aku berhasil merebut.
"Kembalikan padaku..!!! Serunya tapi tidak kuhiraukan. Dengan nekat kuteguk semua minuman itu tanpa pikir panjang.
Astaga, terasa panas alkohol merasuki seluruh tubuhku. Keras sekali minuman ini. Bagaimana mungkin ci Sherly bisa memesan minuman keras begini. Ini lebih panas dibanding minuman bir yang pernah kuteguk.
"Heii..!! Berani sekali lu minum sekaligus sampai habis... lu jangan gila Sennn... lu nanti mau berkendara bawa mobil... nanti lu mabuk bisa bahaya...!! Marah ci Sherly.
"Kalau itu memang bisa mabuk.. kenapa lu sendiri mau pesan cii...?? Kalau itu bahaya kenapa lu mau minum...?? Tanyaku tegas.
"Gw kan udah bilang.. jangan campuri urusanku...!!! Balasnya memalingkan wajahnya.
"Sudahlah.. ayo kita pulang saja sekarang.... !! desakku menarik tangan ci Sherly ke meja kasir. Setelah ci Sherly menyelesaikan pembayaran akupun menarik tangannya menuju ke mobil. Kepalaku sedikit pusing saat berjalan, ini pasti efek dari minuman keras.
"Lu mabuk Sennn... sini gw aja yang nyetir...lu duduk aja di samping...." tawar ci Sherly dan kuterima tawarannya.
Setiba di rumahnya dia mengajak aku masuk dulu ke rumahnya karena aku sedang terkena efek alkohol. Berbahaya bila dalam keadaan begini mengendarai mobil di tengah malam.
Aku duduk senyaman-nyamannya di sofa ruang tamunya dan pejamkan mata agar pulih dari efek minuman keras ini. Tanpa kusadari, ci Sherly duduk di sofa yang lain sedang memegang segelas wine merah sambil memperhatikan aku tanpa bersuara.
"Ci.. lu suka minum yang begituan...? tanyaku
"Emang kenapa kalo gw suka...? Dia nanya balik sambil meneguk wine dalam gelasnya.
"Gak takut mabuk lu....?
"Emang siapa peduli kalo gw mabuk....? balasnya ketus
"Masa gak ada yang peduli....?
"Emang lu peduli ama gw....? tantang ci Sherly
"Gw bukan peduli ama elu ci... tapi gw kuatir ama elu..." tegasku.
"Bacot lu Sennn... cowok itu cuma tahu bacot... gw kapok sama cowok yang banyak bacot...." ucapnya ketus.
"Kalo gw gak kuatir ama elu... ngapain gw teguk semua alkohol yang tadi di cafe...??? Lu pikir gw suka liat lu mabuk-mabukan...??? Tidak tahu dapat keberanian dari mana mendadak gw kesal lalu marahi ci Sherly. Mungkin ini efek alkohol.
Ci Sherly terdiam waktu kumarahi. Dalam sekejap dia habiskan semua wine dalam gelas itu dalam sekali teguk. Kami berdua menjadi diam-diaman dan tidak ada yang mau mulai buka suara sampai aku minta pamit untuk pulang. Rasa pusingku berangsur-angsur menghilang.
"Udah deh kalau cici emang gak suka ada orang yang peduli sama eloo... lebih baik gw pulang dulu dehh..." ucapku lalu berdiri hendak keluar dari rumahnya. Aku baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba ci Sherly memelukku dari belakang.
"Jangan pulang dulu Sennn....maafin aku yaaa....hikss..hikksss..." ucap ci Sherly dengan suara isak tangis. Suara tangisnya membuat hatiku iba dan ingin terus di dekatnya.
"Aku juga kuatir ama lu Sennn... bahaya kalau lu pulang sendiri... malam ini nginap aja di sini lagi ya...." tawarnya. Kubalikkan badanku melihat untuk wajahnya dan matanya yang berkaca-kaca. Hatiku benar-benar tidak tega untuk meninggalkan ci Sherly sendirian.
"Cuuuppp...!!" ci Sherly menempelkan bibirnya pada bibirku selama beberapa detik membuat otakku jadi hampa serasa gak percaya akan apa yang sedang terjadi.
Setelah bibir kami terpisah, ci Sherly dengan mata yang masih berkaca-kaca memberiku senyuman manisnya. Tentu saja kubalas ci Sherly dengan senyuman pula. Mendadak suasana di antara kami yang tadinya dingin dan kaku, kini menjadi cair.
Ci Sherly menarik tanganku, dan kuikuti dia melangkah menuju ke kamar tidurnya.
"Seeennn... aku mo nanya tapi lu jawab jujur ya..." tanyanya.
"Iya Cii... mo nanya apa..??
"Semalam lu masuk ke kamar gw yaaa....?? tanyanya dengan mata membelalak.
"Tahu dari mana luu...??
"Berarti bener kan lu ada masuk ke kamar gw.....jujur luu...!!
"Iya bener... tahu dari mana luu...??? tanyaku penasaran koq dia bisa tahu.
"Seingat gw semalam gw tidur dengan pintu tertutup... kenapa paginya gw bangun pintunya udah terbuka... kalo ulah lu siapa lagi yang ada di rumah ini...." jelasnya.
"Ohh... jadi terus kenapa...??
"Gak kenapa-kenapa sihh... untuk gw gak lu apa-apain....fuihh...."
"Emang nya gw bisa apa kalo masuk kamar luuu....??!?!
"Siapa tahu lu mau perkosa gw... kan bisa ajaaa...!!!
"Maunya sih gitu tapi gak dehh... aku masih anak sekolahan... tunggu tamat sekolah dulu baru cici aku perkosa... hahahahahaha....!!! candaku.
"Lama banget... kenapa gak sekarang ajaaa...?! tantang ci Sherly
"Emang lu mau diperkosa sama anak sekolahan...?! sindirku.
"Hmmmm.... agak males sih sama anak sekolahan... paling bikin kecewa..." keluhnya.
"Apanya yang bikin kecewa....?? tanyaku.
"Kecewa soalnya pasti kurang pengalaman dan lagiii.... pasti gak memuaskan dehh... apalagi lu itu sih gw udah tahuu gimana rasanya....hmmmm...." ucapnya.
"Emang lu tahu dari mana...?? tanyaku
"Ehh..!!! Lu masih ingat kan waktu malam setelah pernikahan ci Erika... kita kannnn....ah masa lu lupaaaaa...?!?! ucapnya terpenggal-penggal. Memang waktu itu kami sempat bersetubuh gara-gara ulah para montir.
"Iyaaa aku ingat... tapi koq rasanya gw kesal kalo ingat masa itu...." kataku
"Samaaa... gw juga kesal sama lu waktu itu.... lemah banget luu... bener-bener anak sekolahann...." sambungnya.
"Sialan lu Ciii.. udah berapa kali lu bilangin gw anak sekolahan... tar abis tahu rasa baru lu nyesel....!!! balasku menatap pada mata Ci Sherly. Tidak mau kalah, ci Sherly pun menatapku dengan tatapan sinis.
"Hmmmm....cuuuppp....cuuuppp.....!!! Kucium paksa bibirnya yang manis dan dia pun merespon. Kami saling berciuman sampai lidah kami saling berputar-putar. Ciuman kami semakin panas dan tanganku ingin melepaskan kancing pakaian ci Sherly. Bahkan ci Sherly membantuku melepaskan pakaian kemejanya sendiri dan langsung melepaskan behanya sekalian.
Mataku langsung melotot melihat bulatan payudaranya yang indah seperti dugaanku. Makin besar dan kencang dibanding dulu. Dalam posisi kami berdiri, aku hendak segera melahap payudaranya tapi di halangi olehnya.
"Tar dulu...buka dulu baju lu Sennnn..." ucapnya membantuku menarik keatas kaos oblongku. Sungguh gemes aku melihat tetek indahnya ci Sherly.
"Hhhhhmmmm.... srrruuuppp hhmmmmm..... " kubuka lebar-lebar mulutku seakan ingin menelan seluruh tetek besarnya. Putingnya kujilati dan kuisap kuat-kuat.
"Aaaaahhhhhh Seeeennnnn... terussssinnn....aaaahhhh....!!! ci Sherly merespon saat payudaranya dipermainkan nafsuku. Tangannya meremas rambutku menerima sensasi yang kuberikan.
"Bagusss sennn... pinter banget lu mainin tetek gw.... jilat terusss tetek gw Sennnn....aaaahhh...ssshhh....!!! aku semakin dikuasai nafsu dan agersif memainkan payudaranya.
Perlahan Ci Sherly melangkah mundur hingga terduduk dan terbaring di atas ranjangnya. Kususul dia naik ke ranjang dan terus mengejar payudara indahnya.
Sementara itu, jemarinya diam-diam mencari-cari kemaluanku.
"Seeeennnn.... koq gede bangettt...?!!! aku buka yaaa...." ucapnya sambil melepaskan celanaku. Kuturun sejenak dari ranjang untuk mengeluarkan torpedo kebanggaanku. Ci Sherly pun gak sabar mengikutiku dan membantuku menurunkan celana dan kolorku hingga senjataku keluar dari sarangnya.
"Wawwww... Gila Sennn.... gede banget punya luuu... koq beda sama yang dulu yaaa....???
"Oh yaaa...??! coba lu isap dulu kontol aku...." ku sodorkan ke mukanya dan dengan mahir dia mengulum batangku.
"Aaaahhh... gilaaa... jago banget lu isap kontol ciii....!!! pujiku.
"Srrruuuppp...hhhmmm...ssrrruuuuppp.....hmmmmm....!!! Srrrruuuuppp... aaaaaahhh.... udah gede koq makin gede Seeeennn....???? ci Sherly terkejut melihat kontolku yang sudah ereksi maksimal.
"Inikah yang lu bilang mengecewakan itu Ciiii....??? tantangku.
"Gak nyangka Sennn... biasanya kontol cowok cina gak sebesar ini Sennnn... gila banget punya lu Sennn..." ucapnya.
"Makanya ingat apa kata ci Vera... jangan panggil aku Asen lagiii...tapi panggil aku Rizalll....!!! tegasku
"Emang lu tuh cowok pribumi apa...?!?!
"Cepat lu buka memek lu biar buktikan aja sendiri....!!! kubuka kancing dan kutarik celana jeans dan celana dalamnya ci Sherly dan dibantu olehnya, sudah gak sabar ingin merasakan punyaku. Kini pakaian kami semua berceceran di lantai kamarnya.
"Cepattt masukin ke dalamku Seeennnn....!!! pintanya sambil membuka lebar-lebar selangkangannya.
"Bukan Asennn ciii... tapi panggil Izalll saja....!!! balasku sengaja menunda.
"Iyaa Zaaalll...iyaaaa.... cepatan donggggg... udah gak tahan nihhh....!!!
"Hehehehe... dasar cici binalll... !!! ledekku sembari pelan-pelan kumasukkan inci demi inci ke dalam memeknya yang sudah tampak mengkilap karana sudah basah.
"Aaaaarrrgggghhhh.......!!!! Pelann-pelaaaannnn... gede amaaattt punyaaa luuuu....sssshhhhh.....!!! ci Sherly mendesis merasakan sedikit kesakitan kemasukan batangku.
"Ahhh gilaaa Seeennn...ehh Zaaaalll... sesak banget memek akuuu..."
"Sudah siappp Ciiii....??? sini Izalll entotttt yaaaa...."
"Aaaahhh...iyaaaaa....aaahhh...aaaahhhh.... gilaaa Zaaaallll.... ini enakk bangetttt... sumpaaahhh....aaahhhh...!!!
"Uhhh...uhhh....Jadiii ini kontoll apa ciii....??? tanyaku sambil menggenjot
"Ini kontolll pribumi Zaaaalll.... bahkan ini rasanya lebih enakkk laggiii... aaahhh...aaaahhhh...!!!
"Memek lu juga enakkk Ciii... masih sempiittt punyaaa luuu.... aaahhh...aaaahhh.... Izal sukaaa bangettt....!!!
"Aaaapppaaa....?? Lu suka sama memek gw....?? lu gak suka sama gw donggg... cuma memek gw yang lu sukaa....?!?!
"Lu ngomong apaan sihhh....? memek lu sama elu kan nyatu... kalo gw bilang suka memek lu berarti gw juga suka sama eluuu....!!! tegasku sembari terus memberikan penetrasi pada ci Sherly.
"Iyaaa Zaaaalll... aku juga suka kontoll luuu.... sumpahhh enak bangettt...aaahhh...aaahhh....!!!
"Ciiii... mau gak lu jadi pacar Izaaalll....??? Dalam kondisi yang dikuasai nafsu begini, bicaraku sudah tidak berpikir panjang lagi. Setelah ngomong baru aku mikir, koq aku berani sekali menembak ci Sherly.
"Gaaaakkk mauuuuu... aaaahhh...aaahhhh....!!! balasnya.
"Apaaaa...?! Mendadak kuhentikan genjotanku.
"Koq berhenti sihhh...???! rengek ci Sherly
"Kan kata lu gak mau jadi pacar aku berarti lu gak mau dientot juga sama aku... masa lu cuma mau dientot tapi gak mau akunya... kan kontol sama akunya nyatu...?!?! ancamku.
"Aku bilang gak mau kan bukan berarti gak mo jadi pacar lu... maksud aku gak mau nolakkk Izalll loooo....!!! Ayooo donggg entot aku lagggiii...!!! desak ci Sherly.
"Hehehe... aku suka gaya lu ciii.... sini biar Izal entot memek lu ciii... uuuhhh...uuhhh...!!! kembali aku memberikan genjotan ku bahkan lebih kencang dari yang pertama. Aku makin bersemangat mendengar perkataan ci Sherly dan ingin memberikan dia kepuasan yang dia dambakan.
"Aaaaahhhh... terusss Zaaaalll... nikmatttt benerrr kontoll luuu... aaahhh...aaaahhhh.... entot Sherlyy lebih kencangggg lagggiii.....enttttoottt...!!!!
Ci Sherly benar-benar cewek yang binal. Walaupun begitu, ci Sherly ini agak beda dengan cewe lain yang pernah kuentot. Rasanya ci Sherly lebih lama muncratnya. Tapi itu bukan masalah buatku, lagipula kontolku masih kuat untuk menggenjot cewek binal ini. Cowok lemah pasti tidak akan sanggup memuaskan dia.
Sekitar satu jam lebih kuentot ci Sherly dengan penuh gairah. Tidak tahu kenapa malam ini nafsuku mengebu-gebu ingin kuluapkan. Apakah aku sedang dipengaruhi alkohol ? Kuhujam-hujamkan kontolku ke memek ci Sherly hingga dia menjerit-jerit. Memeknya sampai muncrat sehingga membuat ranjang ini basah.
Dan akhirnya kami sama-sama keluar melampiaskan nafsu terpendam kami, spermaku kutembakkan ke dalam rahimnya. Nafas kami sampai tersengal-sengal setelah melepas hasrat birahi kami dan aku tergeletak kelelahan di sebelah ci Sherly. Kami sama-sama menatap ke langit-langit kamarnya dengan suara nafas berat yang beriringan. Dari bawah, tangan ci Sherly mengenggam erat tanganku sebagai tanda bahwa malam ini kami resmi menjalin hubungan pacaran.
.......
Pov: Ai Ling
Tokkk...tookk...tookk.... Assalamualaikum.....Ci Lindaaa...!!! Seseorang mengutuk pintu rumahku lalu memanggil namaku.
Tokkk...tookk....tokkk... Ci Lindaa...!! Suara ini jelas kukenal maka kubuka pintu rumahku. Sudah kuduga itu Pak Hafiz yang tadi mengetuk dan memanggilku. Setelah pintu ku buka, aku tersentak melihat penampilannya yang sangat rapi mengenakan kemeja dan celana jeans.
"Semalam malam ci Linda...!! sapa Pak Hafiz dengan muka bengong melihatku dengan pakaian rumahan yang sudah biasa kukenakan. Apa ada yang salah dengan penampilanku yang sehari-hari mengenakan tanktop dan celana pendek yang nyaman. Memang belahan dadaku sedikit keliatan karena tanktopku model tali tipis dan ketat.
"Malam juga Pak Hafiz... ada apa ya Pakkk....?? tanyaku ikutan bengong melihatnya yang kayak salah tingkah di depanku.
"Anu Ci.. lagi ngapain ya...?? tanyanya kaku.
"Gakk koq... aku sedang santai aja...mumpung di rumah lagi gak ada orang... semua pada malam mingguan... mari masuk dulu Pakkk...." kupersilakan Pak Hafiz masuk dan duduk di ruang tamu.
"Emm...emmm... Edisen belum pulang ci...?? tanyanya basa basi.
"Belum Pakk... katanya sih dalam waktu dekat mau pulang sihh...." jawabku.
"Oh bagus kalau begitu... untung anak ci Linda masih ingat pulang.... banyak anak yang minggat dari rumah gak mau pulang lagi...." ujar Pak Hafiz.
"Betul tuh Pakk... aku sering baca berita banyak anak remaja pergi dari rumah ntah hilang ke mana... aku jadi kuatir dengan anakku sendiri...." keluh ku
"Jangan banyak kuatir Ci... itu tidak baik untuk kesehatan ci Linda... ada baiknya ci Linda ambil waktu untuk refresing dulu..." sarannya.
"Refreshing..?! Siapa yang ga pengen... sayangnya gak ada orang yang mau ngajak refreshing atau berlibur gitu... gak mungkin juga aku pergi sendiri..."
"Nah... malam ini kan malam minggu... gimana kalau sekarang saya ajak ci Linda referesing sebentar untuk keliling-keliling cari angin sambil lihat pemandangan...?? tawarnya.
"Hah..?! Emang mau keliling kemana sudah malam begini di tengah kampung....?? tanyaku
"Betul ci.. di kampung memang tidak ada tempat yang bagus kalau sudah malam.... tapi saya tahu tempat yang bagus untuk melepas kepenatan... walaupun lokasinya sedikit jauh agak di luar kampung ini tapi saya pikir tempat itu cocok untuk ci Linda... kebetulan di sana ada sejenis cafe yang baru buka jadi tempatnya bersih..." Usulnya kedengarannya menarik, mumpung aku lagi bosan gak tahu mau ngapain di rumah, kuturut ajakan Pak Hafiz.
"Oke deh... Bapak tunggu sebentar ya... aku ganti baju dulu..." kataku lalu berjalan menuju ke kamar ku di lantai atas. Sebelum aku naik ke anak tangga, sempat aku menoleh ke belakang, kudapati mata Pak Hafiz masih tertuju padaku dan tersenyum simpul. Menyadari dia kedapatan melirikku, dengan malu sendiri dia menunduk menggaruk kepalanya. Sebagai wanita, dalam hati aku senang mendapatkan perhatian seorang lelaki.
Setelah berganti pakaian aku segera turun agar Pak Hafiz tidak menunggu terlalu lama.
"Maaf Pakk kalau nunggunya kelamaaan...." ucapku.
"Gak masalah Ci... sepadan dengan penampilan ci Linda yang sangat anggun menawan..." pujinya menatapku dari ujung rambut sampai jari kaki. Malam itu penampilanku memperlihatkan setiap lekuk tubuhku karena mengenakan gaun ketat sebatas paha.
"Anggun menawan apanya Pakk... pinter banget bapak menggombal..." balasku
"Bukan gombal ci.. itu kejujuran... hati saya tertawan melihat keanggunan mu... mulut saya ga mampu menahan kekagumanku..." menurutku tetap aja gambal, tapi aku gak boleh berdebat dengannya karena masa depan anakku di tangannya.
"Iya deh iya deh... terserah apa kata Bapak.. apakah kita jadi berangkat ?? Tanyaku agar segera berangkat agar pulangnya ga kemalaman karana katanya agak jauh.
"Jadi ci.. sangkin kagumnya saya sama ci Linda jadi kelupaan berangkatnya..." lanjut gombalnya tapi kudiamkan saja supaya Pak Hafiz berhenti memuji diriku. Perasaanku bercampur antara senang tapi juga menggelikan mendengar ucapan manisnya.
Pak Hafiz tampak bersemangat mengajakku keluar. Dia membukakan pintu mobil dan mempersilakanku masuk dalam mobilnya yang terkesan mobil keluaran lama namun cukup nyaman diduduki.
Selama di perjalanan Pak Hafiz bersemangat menceritakan latar belakang keluarga dan pendidikannya. Barulah aku tahu kalau Pak Hafiz seorang sarjana Pendidikan di salah satu universitas negeri di kota ini. Dan dia sangat tertarik dan menguasai bidang perkembangan pendidikan karakter anak remaja. Itu sebabnya dia sangat cocok menjadi kepala sekolah SMP dan SMA di sekolah.
Diceritakannya bagaimana perjuangannya mendapatkan gelar sarjana itu dari hasil keringatnya sendiri. Sambil bekerja sambil kuliah hingga akhirnya dia berhasil meraih predikat yang sangat memuaskan.
Katanya dia senang kalau ilmu yang dia peroleh dapat membantu orang khususnya aku yang sedang bermasalah mendidik anakku yang masuk usia remaja.
Setelah menempuh kurang lebih 1 jam perjalanan kami tiba di cafe yang dimaksud Pak Hafiz. Lokasinya di luar kampung kami dan terletak di tepi jalan lintas luar kota.
Tadinya aku berpikir cafe itu sepi dan tenang, tapi ternyata cukup ramai karena ini malam minggu. Tadinya juga aku pikir cafenya bersih karena menurut Pak Hafiz cafe baru dibuka. Memang cafenya baru, tapi pengunjungnya rata-rata orang kampungan yang gak tahu menjaga kebersihan. Selain itu, cafe ini sangat bau rokok karena pengunjung diperbolehkan merokok. Buatku sangat tidak nyaman. Dalam batinku, aku sangat berniat ingin pulang tadi kudiamkan saja demi menjaga perasaan Pak Hafiz.
Untungnya kami mendapatkan meja yang letaknya di teras dan outdoor menghadap ke jalan raya maka cukup terhindar dari kebisingan dan bau rokok.
Saat kami masuk ke dalam cafe ini, hampir semua mata pengunjung menoleh bahkan menatap ke arah kami seakan ada yang aneh dengan kami berdua. Bahkan setelah kami duduk, beberapa pengunjung di sekitar kami sesekali menoleh ke arah kami.
"Pak... kenapa sih waktu kita masuk mata mereka semua pada liatin kita...?? Emang ada yang aneh dengan kita ?? tanyaku.
"Biarin saja Ci... justru saya bangga diliatin sama mereka..." jawabnya.
"aneh banget bapak ini... diliatin koq bangga bukannya merasa risih...." ucapku
"Saya bangga karena bisa ditemani sama wanita secantik ci Linda....apalagi ci Linda ini kan keturunan Chinese... orang-orang ini mungkin merasa aneh koq ada orang chinese yang mau sama bapak yang pribumi ini..." jelasnya.
"Dimana-mana pasangan beda suku, mau suku apapun memang jarang sih tapi bukan berarti gak ada Pakkk..." jawabku
"Setahu saya wanita chinese jarang mau sama laki Pribumi... kalau sebaliknya mungkin banyak...." menurutnya.
"Emang bapak mau kalau nikah sama wanita chinese...?? tantangku
"Mau sekali saya... apalagi wanita yang model seperti ci Linda begini... langsung saya nikahi..." tegasnya.
"Emangnya bapak belum punya pacar....?? tanyaku penasaran
"Dulu pernah ci... tapi begitu putus aku bertekat mau nyari istri chinese kalau bisa..." ucapnya.
"Kenapa harus istri chinese Pakk....?? tanyaku sangat penasaran
"Hmmm... ada alasan pribadi yang tidak bisa aku katakan ci...." jawab Pak Hafiz tersenyum. Mendapat jawaban yang tidak memuaskan membuatku malas untuk melanjutkan perbicaraan. Lagipula Pak Hafiz orangnya terlalu serius dan agak kaku menurutku, tipikal orang berpendidikan. Aku hanya melihat jalan dan menikmati hembusan angin. Tiba-tiba ada sebuah truk berhenti di depan cafe. Kuperhatikan dari truk itu turun tiga orang berbadan tegap masuk ke cafe ini untuk beristirahat.
Karena tempat duduk yang di dalam sudah penuh, ketiga lelaki itu terpaksa mencari tempat di area teras pula. Kebetulan ada satu meja yang masih kosong dan mereka duduk di sana memesan beberapa botol bir dan sambil merokok. Sama hal nya dengan pengunjung lainnya, mereka beberapa kali juga menoleh ke arah kami. Beberapa kali aku sempat bertemu pandang dengan salah seorang dari ketiga lelaki itu. Wajah mereka tampak sangar dan kasar layaknya para supir truk pengangkutan dan tukang angkat barang.
Salah satu dari ketiga lelaki yang turun dari truk yang sempat bertemu pandang denganku berdiri dari tempat duduknya dan mendatangi Pak Hafiz.
"Halo banggg... di mana abang dapat barang bagus begini....hehehe...?? tanyanya dengan tawa penuh arti.
"Maaf Pak...apa maksud bapak , saya kurang mengerti..." balas Pak Hafiz.
"Oalah bang...banggg.... pura-pura gak ngerti pulak kamu bilang... abang dapat dari mana lonte cina secantik ini...??? aku terkejut mendengar pertanyaannya.
"Bapak hati-hati kalau bicara...!!! tegas Pak Hafiz
"Hahahaha... tenang banggg... saya gak akan rebut lonte bapakkk... cuma mau nanya... atau kalau boleh habis abang pake boleh oper ke kami... soalnya kami belum pernah nyicip memek cina...hahahaha....!!! ucap pria ini sangat tidak sopan.
"Jaga mulut anda Pakkk...!!! bentakku.
"Hahahaha... galak juga ini lonte cina.. abang paling suka cewek cina yang galak begini... makin galak makin pengen abang perkosa....hahahaha.... lu dibayar berapa sama bapak ini....???? tanyanya
"Silakan bapak pergi dari sini....!!! tegas Pak Hafiz mendorong bahu si pria brengsek ini.
"Bruuukkk...!!!! tanpa diduga, Pak Hafiz ditinju pria ini sampai jatuh ke lantai.
"CARI MATI KAU...!!! berani sekali kau usir aku dari sini...!!!! bentak pria itu.
"Bapak berani sekali main pukull...!!! balasku jongkok di samping Pak Hafiz yang terjatuh.
"Hahahaha... diam kau lonte... sini biar bapak kontolin memek cina luuu....!!! ucapnya menangkap lenganku memaksaku berdiri. "Aduh Pakkk...!!! Tanganku sakit dicengkram olehnya.
"LEPASKAN TANGAN ANDA...!!!! Pak Hafiz berdiri menolongku. Pria itu melepaskan tanganku tapi Pak Hafiz dengan mudah didorong hingga terjatuh kembali ke lantai. Aku tahu Pak Hafiz tidak mungkin menang melawan pria bertubuh tegap begini, belum lagi ada dua temannya yang siap membantunya.
"Sudahlahhh Pakkk... ayo kita pergi dari sini...!!! kudesak Pak Hafiz untuk segera menghindar dari mereka.
"Hahahahaha... si lonte ajak pergi udah gak tahu pengen dientot oii..!!! ledek pria itu merasa sudah menang sedangkan kami berdua bergegas masuk ke mobil dan melaju kembali ke kampung kami.
"Maafin saya gak bisa membela ci Linda..." ucapnya.
"Justru aku yang harusnya berterimakasih.. gara-gara membela aku bapak dipukul sama pria berengsek itu..." balasku.
"Tapi saya gak bisa membuat pria itu minta maaf atas ucapanya pada kamu ci...." kata Pak Hafiz menyesal.
"Sudahlah Pak...saya gak butuh itu... pokoknya kita cepat sampai di rumah supaya obati luka bapak...!! kataku
"Terimakasih ci... kamu tidak menyalahkan saya..." ucapnya dan hanya kubalas dengan senyuman agar masalah ini tidak diperpanjang.
Tidak terasa laju mobil sudah memasuki jalan menuju kampung.
"Yang itu rumah saya ci... rumah saya ada banyak obat-obatan...boleh saya mampir ke rumah dulu...?! ajaknya.
"Ya sudah cepatan... biar luka bapak cepat diobati dulu..." kataku.
Kamipun tiba di rumah Pak Hafiz dan setelah masuk ke rumahnya yang terang, kelihatan wajah Pak Hafiz yang luka memar ditonjok pria kasar itu. Untung Pak Hafiz selalu sedia banyak obat, lalu aku bantu olesi obat saleb di kulit wajahnya yang menghitam akibat memar .
"Hafizzzz... kamu sudah pulang nakkk...??? seorang nenek yang keliatan sudah berusia cukup lanjut keluar dari dalam.
"Ohh... iya nekk...saya pulanggg...!! balas Pak Hafiz.
"Malam nenek...!! sapaku.
"Malam nakk... ini siapa ya nakk....?? tanya nenek itu pada Pak Hafiz
"Kenalin nekkk... ini teman saya namanya Linda... dan ini nenek saja ci...usianya sudah hampir 90 tahun... tapi masih sehat..." ujar Pak Hafiz memperkenalkan aku dengan neneknya.
"Salam kenal nekkk...."salamku, lalu si nenek anggukan kepala dan masuk kembali ke dalam. Kehadiran si nenek mengingatkan aku pada sesuatu.
"Pakkk....maafkan saya...." ucapku membuat Pak Hafiz ane dengan ucapanku.
"Maaf kenapa ci...??? tanyanya heran.
"Dari awal aku sudah membohongi bapak... sebenarnya anak saya tidak ke rumah neneknya....sebenarnya aku tidak tahu Edisen sedang di mana..... maafkan aku sudah membohongi bapak...." kataku menyesal dan kepalaku tertunduk.
Pak Hafiz terdiam dan berdiri dekatku tepatnya di depanku.
"Ci Linda... tidak masalah soal itu... saya paham semua itu ci Linda lakukan demi kebaikan anaknya... tidak ada niat jahat dibalik itu... saya sangat memaklumi situasi ci Linda sebagai seorang ibu..." ucapnya lembut. Kuberanikan diri menggangkat kepalaku menatap wajahnya yang tersenyum penuh pengertian padaku.
"Saya tahu ci Linda sebagai seorang ibu sudah kelelahan karena sendirian dalam mendidik anak tanpa peran suaminya... dari sinar matanya saya tahu bahwa sebenarnya ci Linda sedang kesepian...." ucapannya benar sekali.
"Benar Pakkk...aku memang merasa kesepain...kenapa Pak Hafiz begitu memahamiku...?? tanyaku terharu.
"Cuuuppp..." Pak Hafiz menjatuhkan satu ciuman pada keningku. Sesuatu yang sangat jarang kurasakan. Sejak pacaran sampai menikah, suamiku tidak pernah mencium keningku. Di hadapan Pak Hafiz, aku serasa wanita yang sedang dicintai.
"Mulai sekarang jangan panggil aku Pak... tapi panggil aku "Mas" saja... supaya lebih dekat...." pintanya, karena Pak Hafiz pernah bilang bahwa dia aslinya dari pulau Jawa. Tiada kuduga lelaki pribumi yang setahu aku selalu kasar, ternyata ada juga yang romantis.
"Iya Massss.... iya mas Hafizzz...." ucapku tersenyum.
Mendapat respon senyumku, wajahnya pelan-pelan mendekat padaku. Akupun siap dan tidak akan menghindar jika dia ingin menciumku.
"Cuuuppp...hhhmmm...cuuuupppp....." kami berciuman mesra ikuti pelukan erat bagai sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Aroma parfum di tubuhnya yang maskulin membuatku semakin terbuai dalam pelukannya. Karena tubuh mas Hafiz sedikit lebih tinggi dariku terpaksa aku memeluknya sambil mengangkat tumit. Kami berciuman saling beradu bibir memberi kecupan-kecupan ringan dan manis.
Makin lama kurasakan lidah Mas Hafiz mulai menjulur keluar ingin menembus kedalam mulutku. Di saat ujung lidahnya menyentuh lidahku, aku mulai tersadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan ini.
"Hmmm...cuuupp....hmmmm...cukupp Massss...." aku mencoba menyudahi ini semua. Ini sudah terlalu jauh. Malam ini, meskipun hatiku terpikat oleh kelembutannya, tapi gimanapun juga hubungan kami hanya sebatas teman, gak mungkin lebih. Untak apa dilanjutkan kalau begitu?!
"Hmmm...cuuupp....hhhmmm...hentikan massss....mmm....!!! mas Hafiz semakin kuat memeluk dan ciumannya makin liar. Tangannya menjalar meraba ke seputar punggung sampai turun pantatku. Pikiranku menolak tapi tubuhku aku sungguh merindukan pelukan hangat ini. Walaupun aku dipaksa namun tubuhku tak ingin menolak paksaan ini. Malah aku terpancing menjulurkan lidahku sehingga kami saling berpagutan dan melumat bibir.
Setelah kami marasa sama-sama puas berciuman, perlahan kami melepaskan ciuman kami dengan nafas tidak teratur. Dengan cepat dia narik tanganku dan aku mengikuti langkahnya menuju ke kamarnya. Suasana kamarnya sangat rapi dan bersih.
"Ci Lindaaa....!!! Aku tahuuu ci Linda kesepian tanpa suaminya... izinkan mas gantikan posisi suami ci Linda malam ini..." ucapnya dan terdiam tidak mampu menjawabnya. Sekalipun tanpa menjawab, aku yakin dia tahu jawabanku. Sekali lagi dia ingin memulai dengan memberiku ciuman pada bibirku, tapi kutahan tubuhnya.
"Masss... jangan panggil aku ci Linda, panggil saja aku AiLing..." tegasku.
"Baiklah Linggg..." ucapnya lalu kubiarkan dia menyibak rambutku kemudian memberiku cumbuan pada leherku dengan lembut.
"Turunkan relseltingku masss...." pintaku, maka jemari mas Hafiz kebelakang punggungku mencari-cari relsleting gaunku sembari terus mencumbu bahu dan pundakku. Setelah ketemu langusng diturunkan sampai ke bawah, tanpa permisi dia menurunkan gaunku sehingga langsung kelihatan payudaraku yang menonjol.
"AiLing gak pakai Beha..?? tanya mas Hafiz terkejut.
"Lagi gak pengen pake...kenapa ?! Mas gak suka kalau aku gak pake...?? " tanyaku menantangnya.
"Gaa..***kkk koqqq...justru saya suka sekali....suka sekaliii...." jawab mas Hafiz tampak sedikit grogi. Kulihatin mas Hafiz dengan tergesa-gesa dia melepaskan kancing kemejanya sendiri sekaligus menurunkan celana panjangnya. Kini kami sama-sama hanya mengenakan celana dalam.
"Kenapa gak diturunkan sekalian celana dalamnya...?! godaku, dan dia menurunkan celana dalamnya dengan tergesa-gesa pula. Ternyata penis Mas Hafiz sudah berdiri dan sangat bersih sudah tidak berbulu.
Aku duduk di ranjang dengan berpangku tangan menatap pada Mas Hafiz. "Masss... buka punya ku sekalian donggg..." ucapku manja. Mas Hafiz mendekatiku dan kubiarkan dia menarik celana dalamku.
"Ayo Linggg... buka lebar-lebar pahanya..." ucap Mas Hafiz dan kuturuti kemauannya.
"Santai masss... jangan tegang gitu donggg... aku kan gak lari kemana-mana...." ucapku menenangkan Mas Hafiz yang tampak gak sabaran ingin memasukkan penisnya ke vaginaku.
"Aaahhhhh...nikmat sekali vagina AiLingggg...." puji Mas Hafiz setelah penisnya masuk kandas ke dalamku. Memang penis Mas Hafiz tidak terlalu besar, namun tidak kecil juga. Masih lebih nikmat daripada milik suamiku.
"Goyanggin Massss....cepettt...." Mas Hafiz mulai mengenjotku dengan sikap yang agak terburu-buru.
"Uuuhh...uuuhhh....uhhh..."
"Ahhh..santai mass... jangan buru-buru gituu...."
"Iyaaa Lingggg....saya sudah gak tahannn....aahhh...aaahhh....."
"Sudah...sudahhh.... gantian aku aja yang di atass...." kami berbalik posisi, kini aku yang diatas tubuh Mas Hafiz.
"Hmmmm...hmmmm....aahh...aaahhh...." aku mendesah dengan menutup mulutku agar tidak terdengar oleh neneknya.
"Kenapa AiLing tutup mulut sayanggg....??? tanya Mas Hafiz.
"Kalo kedengaran nenek mas kan gawat...." jawabku.
"Tenang aja Lingggg... pendengaran nenekku sudah tuli... lagipula jam segini nenek sudah tidur... jadi gak akan kedengaran siapapun...." Kalau tahu gitu, aku gak tidak perlu kuatir kedengaran siapapun.
"Aaaaaahhhh.....aaaaahhhhh....aaaaahhhh....!!! aku mengoyang tubuhku dengan perasaan bebas mendesah merasakan sensasi nikmat penis Mas Hafiz menggosok rongga vaginaku.
"Aaahhh....Lingggg... kamu hebat sekaliiii...aaahhh...sungguh nikmattt Linggg....!!!
"Aaahhh...aaaahhh....benarkahhh...???
"Aaahhhhh....aaahhhh....Benar sekaliii... inilah alasan kenapa saya pengen punya pacar Chinese Linggggg...."
"Pacarrr chinese kenapaaa emanggg....??
"Wanita chinese pintar goyangggg... nafsunya besarrrr kayak AiLinggg ini....aaahhh...aaaahh.....nikmattt sayangggg...."Mendengar pernyataannya aku makin semangat meraut kenikmatan dari Mas Hafiz. Goyanganku semakin menjadi-jadi hingga nyaris lupa diri kalau lelaki ini adalah kepala sekolah anakku.
"Aaaahhhh Linggggg..... saya keluarrr.... aaaahhhhh.....aaaahhhh.....!!! mas Hafiz ejakulasi.
Beberapa saat setelah kami mulai stabil setelah persetubuhan ini.
"Maaf Lingggg.... saya gak keburu bilangin sudah mau keluarr.... jadi masuk ke dalam kamu..." ucapnya tampak menyesal.
"Gak masalah massss... aku rutin minum pil KB jadi gak akan hamil...." ucapku menenangkan dia.
"Oh bagus kalau begitu..." ucapnya lega.
"Yukkk mas antar AiLing pulang... sudah larut malam nihh....." Mas Hafiz bangun
"Masss... di rumah aku kesepian... bolehkan malam ini aku di sini saja..? tanyaku lalu kami memulai satu babak lagi sebelum kami berdua ketiduran sampai pagi. Di persetubuhan berikutnya, Mas Hafiz sudah lebih tenang dalam mengauli tubuhku dan akupun merasa lebih nyaman dalam pelukan hangatnya.
Suasana begini mengingatku pada bang Anwar yang telah lama pergi dari hidupku, maka malam ini aku jatuh dalam pelukan hangat mas Hafiz. Hatiku mengucapkan salam rindu buat bang Anwar. Semoga abang baik-baik di alam sana. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk merawat anakmu saat di pulang ke rumah nanti.
Pov: Rizal/ Asen
"Sruuuppp.....srruuuppp....mmmm..."
Ah, nikmat sekali rasanya seperti mimpi. Semakin kusadari kalau ini bukan mimpi. Ternyata aku sudah ketiduran namun kini terjaga. Di bawah seseorang sedang memainkan kelaminku. Kesadaranku mulai pulih dan ketika kubuka mata, ci Sherly sedang nungging di bawah sambil menyepong batangku. Nikmatnya bukan main, pintar sekali ci Sherly memanjakan kontolku.
"Bangun Izal sayangggg...." panggil ci Sherly lembut dan menatapku dengan tatapan nakal.
"Aaahh...Enaaakkk bangett ciii..."ucapku dengan suara yang masih serak.
"Hmmmm.....sssrrruuupppp......aaaahhhh.... kontoll lu udah bangun nihhh... lu juga bangunnn dongggg...." godanya. Rasa kantuk masih belum beranjak dari tubuhku, efek alkohol masih membuat tubuhku terasa berat. Tapi tidak untuk kontolku. Semakin dipermainkan semakin menunjukkan kegagahannya.
Dalam setengah terjaga aku saksikan gelagat ci Sherly yang asyik bermain sendiri dengan kontolku yang sudah memikat hatinya dan birahinya.
Tanpa meminta persetujuanku, ci Sherly langsung naik ke atasku dengan inisiatif melasakkan kontolku kedalam memeknya, naman posisinya membelakangiku. Dalam pandanganku hanya tampak punggungnya yang mulus.
Ah gila, nikmat benar kontolku bersarang di dalam memeknya. Goyangnya tampak santai tidak diburu waktu seakan kontolku itu sudah menjadi miliknya.
Ahh...ahhh......aahhh.....!!! Suara desahan Ci Sherly juga enak di dengar. Suara desah melengking begini rasanya tidak asing di telingaku. Baruku teringat kalau desahan begini mirip dengan artis bokep jepang favoritku.
Baruku sadari bahwa di depan ranjang ini ada meja rias ci Sherly yang cerminnya cukup besar. Dari sana aku bisa melihat ekspresi wajah keenakan ci Sherly yang sedang merasakan sensasi kontolku mengosok memeknya. Tatapan matanya yang tampak sayu dan lidahnya sedikit terjulur seakan membayangkan sesuatu. Dari tatapannya seakan kosong atau melamun memikirkan sesuatu yang mendalam. Menurutku ci Sherly sedang berimajinasi sambil memainkan kontolku dalam kemaluannya.
Kedua tangannya sibuk meremas payudaranya sendiri semakin dikuasai nafsu tak tertahankan. Meskipun kesadaran diriku semakin meningkat, sengaja kubiarkan saja ci Sherly asyik sendiri mengekplorasi birahi dalam tubuhnya sendiri di atasku.
Lama kelamaan goyangan pinggulnya makin cepat. Kedua tangannya kini berpindah ke kepalanya menjambak rambutnya sendiri sampai akhirnya memeknya meledakkan banyak cairan.
Ouuughh...Oooohhh....!!!! Ci Sherly meraung-raung mengapai puncak birahinya. Setelah birahinya tersalurkan, dengan manja ci Sherly membaringkan tubuhnya ke dalam pelukanku. Sebagai lelaki, aku bangga bisa memberikan ci Sherly kepuasan.
Sepanjang tidurku malam ini, terbayang jelas ekpresi wajah ci Sherly yang tampak sedang membayangkan sesuatu. Sebagai cowok aku suka berimajinasi, tapi apakah mungkin ci Sherly juga suka berimajinasi atau punya fantasi tertentu ?